• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi Bermain Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terapi Bermain Pada Anak"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPI BERMAIN PADA ANAK

A. PENGERTIAN BERMAIN

Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari..

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan.(Foster,1989)

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock)

Jadimkesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN 1. Bermain aktif

Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri. Contoh : bermain sepak bola.

2. Bermain pasif

Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat) Contoh : memberikan support.

C. CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda 2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis 4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI 1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

(2)

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.

2. Paralel play

Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung,

biasanya dilakukan oleh anak preischool Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen

E. FUNGSI BERMAIN

Anak dapat melangsungkan perkembangannya 1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil. 2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan) 3. KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok. 4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.

5. KESADARAN DIRI(SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain. 6. PERKEMBANGAN MORAL

(3)

kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran. 7. TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya : marah,takut,benci.

8. KOMUNIKASI

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN 1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan

2. Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif terganggu 3. Jenis kelamin

4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur.

5. Alat permainan → senang dapat menggunakan 6. Intelegensia dan status social ekonomi

G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN 1. Tahap eksplorasi

Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain 2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan. 3. Tahap bermin sungguhan

Anak sudah ikut dalam perminan. 4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya. H. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN 1 BULAN

VISUAL : Lihat dengan jarak dekat

Gantungkan benda yang terang dan menyolok

AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan

KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong 2-3 BULAN

VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok Bawa bayi ke ruangan lain

Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar

AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan keluarga. TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan

(4)

lotion/bedak

KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air 4-6 BULAN

VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV Beri mainan dengan warna terang

AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama, Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.

TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

6-9 BULAN

VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”. Beri kertas untuk dirobek-robek.

AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh, Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana. TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir Berenang

KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya. 9-12 BULAN

VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.

AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan suara binatang

TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang Kenalkan dingin,panas dan hangat.

KINETIK : Beri mainan

Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan • Blockies warna-warni jumlah,ukuran.

• Buku dengan gambar menarik • Balon,cangkir dan sendok • Boneka bayi

• Mainan yang dapat didorong dan ditarik TODLER ( 2-3 TAHUN )

• Mulai berjalan,memanjat,lari

• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya • Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu

(5)

• Perhatiannya singkat

• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….” • Karakteristik bermain “Paralel Play”

• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu • Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler

• Mainan yang dapat ditarik dan didorong • Alat masak

• Malam,lilin

• Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul, krayon,kertas.

PRE-SCHOOL

• Cross motor and fine motors

• Dapat melompat,bermain dan bersepeda. • Sangat energik dan imaginative

• Mulai terbentuk perkembangan moral

• Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok • Karakteristik bermain

• Assosiative play • Dramatic play • Skill play

• Laki-laki aktif bermain di luar • Perempuan didalam rumah Mainan untuk Pre-school • Peralatan rumah tangga • Sepeda roda Tiga • Papan tulis/kapur • Lilin,boneka,kertas

• Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk USIA SEKOLAH

Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin Dapat belajar dengan aturan kelompok

Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain. Karakteristik “Cooperative Play”

Laki-laki : Mechanical Perrempuan : Mother Role

(6)

Mainan untuk Usia Sekolah 6-8 TAHUN

Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda. 8-12 TAHUN

Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan, kartu,olah raga bersama,sepeda,sepatu roda.

BERMAIN DI RUMAH SAKIT

TUJUAN

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat 3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

PRINSIP

1. Tidak banyak energi,singkat dan sederhana 2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang 3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orang tua.

UPAYA PERAWATAN DLM PELAKSANAAN BERMAIN 1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Alat bermain

2. Tempat bermain

PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH : 1. Faktor pendukung

Pengetahuan perawat,fasilitas kebijakan RS,kerjasama Tim dan keluarga 2. Faktor penghambat

(7)
(8)
(9)
(10)

Contoh SAP Terapi Bermain Anak

Terapi Bermain Anak

Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan

a. Menyiapkan ruangan.

b. Menyiapkan alat-alat.

c. Menyiapkan anak dan keluarga

15 menit

2 Proses :

a. Membuka proses terapi bermain

dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan pada anak dan

keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.

c. Mengajak anak bermain .

d. Mengevaluasi respon anak dan

keluarga. 2 menit 5 menit 20 menit 3 menit Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya

3 Penutup (1 menit).

Menyimpulkan, mengucapkan salam

1 menit Memperhatikan dan menawab salam

MATERI TERAPI BERMAIN PENDAHULUAN:

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan

merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan,

(11)

perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan

kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

KEUNTUNGAN BERMAIN

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain: 1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan

organ-organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

MACAM BERMAIN 1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. c. Bermain drama (Dramatic Play)

(12)

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain. 2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif

bermain.

2. Tidak ada variasi dari alat permainan.

3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

4. Tidak mempunyai teman bermain.

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau

merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.

Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang

benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.

Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan

anak, keluarga dan masyarakat

Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN 1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

(13)

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada

keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

BENTUK- BENTUK PERMAINAN 1. Usia 0 – 12 bulan

Tujuannya adalah :

a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.

b. Melatih kerjasama mata dan tangan.

c. Melatih kerjasama mata dan telinga.

d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

e. Melatih mengenal sumber asal suara.

f. Melatih kepekaan perabaan.

g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan Tujuannya adalah :

a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

b. Memperkenalkan sumber suara.

c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

d. Melatih imajinasinya.

e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang

menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah

pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

(14)

3. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya adalah ;

a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.

c. Melatih motorik halus dan kasar.

d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan

membedakan warna).

e. Melatih kerjasama mata dan tangan.

f. Melatih daya imajinansi.

g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat-alat untuk menggambar.

b. Lilin yang dapat dibentuk

c. Pasel (puzzel) sederhana.

d. Manik-manik ukuran besar.

e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.

f. Bola.

4. Usia 32 – 72 bulan Tujuannya adalah :

a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.

c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.

d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).

e. Membedakan benda dengan permukaan.

f. Menumbuhkan sportivitas.

g. Mengembangkan kepercayaan diri.

h. Mengembangkan kreativitas.

i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).

j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.

k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.

l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian

mengenai terapung dan tenggelam.

m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar &

tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.

(15)

6. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat olah raga.

b. Alat masak

c. Alat menghitung

d. Sepeda roda tiga

e. Benda berbagai macam ukuran.

f. Boneka tangan.

g. Mobil.

h. Kapal terbang.

i. Kapal laut dsb

7. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan : a. Pada anak laki-laki : mekanik.

b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

8. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

9. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP Tujuan kegiatan :

1. Memberi informasi.

2. Memicu normalisasi.

3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

4. Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

1. Mendesain tanda selamat datang.

2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.

3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.

4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

5. Proaktif melakukan permainan.

(16)

Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh internal dan eksternal, fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya.

Kegiatan :

1. Belajar tentang bagian tubuh luar.

2. Belajar tentang bagian tubuh dalam.

3. Belajar tentang fungsi tubuh.

4. Belajar menerima tubuh.

Mainan anak dan terapi bermain

Contoh kurikulum untuk terapi bermain

Setiap sesi permainan harus meliputi kegiatan berbahasa, bergerak dan bermain.

Kegiatan berbahasa

Ajari anak lagu setempat. Ajak anak untuk tertawa, berbicara dan menjelaskan apa yang sedang dilakukannya.

Kegiatan bergerak/motorik

Selalu semangati anak untuk menampilkan kegiatan motorik yang sesuai.

Kegiatan bermain

Gelangan tali (mulai umur 6 bulan)

Gulungan benang dan barang-barang kecil lain (misalnya potongan leher botol plastik) dijadikan gelang. Ikat gelang dalam satu tali, dengan menyisakan panjang ujung tali sebagai gantungan.

Permainan Balok (mulai umur 9 bulan)

Balok-balok kecil dari kayu. Haluskan permukaan balok dengan ampelas dan warnai dengan warna cerah, jika memungkinkan.

(17)

Mainan masuk-masukan (mulai umur 9 bulan)

Potong bagian dasar dua buah botol yang berbentuk sama, tapi berbeda ukuran. Botol yang berukuran kecil harus dapat dimasukkan ke dalam botol yang lebih besar.

Mainan keluar-masuk (mulai umur 9 bulan)

Berbagai plastik atau karton dan barang kecil (jangan terlalu kecil, hingga dapat tertelan anak).

Bunyi-bunyian (mulai umur 12 bulan)

Potongan panjang bekas botol plastik berbagai warna dimasukkan ke dalam botol transparan yang ditutup erat.

Tetabuhan (mulai umur 12 bulan)

Aneka kaleng logam dengan tutup yang erat.

Boneka (mulai umur 12 bulan)

Gunting 2 lembar kain menyerupai boneka dan jahit kedua ujungnya menjadi satu dengan meninggalkan sedikit lubang. Tarik bagian dalam boneka ke arah luar dan isi dalamnya dengan kain bekas. Jahit bagian yang masih terbuka dan gambarkan wajah pada kepala boneka tersebut.

Botol Penyimpanan (mulai umur 12 bulan)

Satu botol plastik transparan berukuran besar dengan leher yang kecil dan benda-benda kecil panjang yang dapat masuk melalui leher botol tersebut (jangan terlalu kecil hingga tertelan anak).

(18)

Mainan dorongan (mulai umur 12 bulan)

Buat lubang di tengah dari dasar dan tutup kaleng, Rentangkan sepotong kawat (kira-kira sepanjang 60 cm) melalui tiap lubang dan ikat ujungnya di dalam

kaleng. Letakkan beberapa tutup botol dari logam ke kaleng dan tutup erat. Kaleng dapat didorong seperti kereta.

Mainan tarikan (mulai umur 12 bulan)

Sama seperti diatas, hanya gunakan benang sebagai pengganti kawat. Kaleng di tarik.

Tumpukan tutup botol (mulai umur 12 bulan)

Potong sedikitnya tiga botol plastik dengan

bentuk yang sama menjadi dua bagian dan tumpuk.

Cermin (mulai umur 18 bulan)

Tutup kaleng tanpa tepi yang tajam.

Permainan susun gambar (mulai umur 18 bulan)

Gambar suatu bentuk (misalnya boneka) menggunakan krayon pada sepotong karton persegi. Potong gambar tersebut menjadi dua atau empat bagian.

Buku (mulai umur 18 bulan)

Gunting 3 potongan karton berbentuk persegi dan berukuran sama. Tempel dan rekatkan atau buatlah gambar di kedua sisi masing-masing potongan. Buatlah 2 buah lubang pada satu sisi potongan dan jahitkan tali di tepinya untuk membuatnya serupa buku.

(19)

DOSIS OBAT

Bagian ini menjelaskan dosis obat-obatan yang telah disebutkan dalam buku pedoman ini. Untuk memberi kemudahan dan menghindari melakukan penghitungan, pemberian dosis disesuaikan dengan berat badan anak.

Kesalahan dalam menghitung dosis obat merupakan hal umum yang terjadi dalam praktik rumah sakit di seluruh dunia, karenanya penghitungan sebaiknya dihindari, sebisa mungkin.

Beberapa dosis obat diberikan sesuai dengan berat badan anak mulai dari berat 3 kg hingga 29 kg.

Tabel obat untuk bayi umur < 2 bulan terdapat pada tautan di akhir halaman ini. Namun demikian untuk beberapa obat (misalnya, anti-retroviral), sebaiknya dilakukan

penghitungan TEPAT dan PASTI dari dosis obat perorangan berdasarkan berat badan anak, bila memungkinkan. Obat jenis ini dan obat lain yang dosis tepatnya benar-benar penting untuk kepastian efek terapi atau untuk menghindari toksisitas, misalnya: digoksin, kloramfenikol, aminofilin dan obat antiretroviral.

Pada beberapa obat antiretroviral, dosis yang direkomendasikan sering diberikan berdasarkan keadaan luas permukaan tubuh anak. Tabel yang menggambarkan perkiraan luas permukaan tubuh anak untuk berbagai katagori berat diberikan di bawah ini untuk membantu penghitungan. Selanjutnya dosis pada tabel dapat digunakan untuk memeriksa apakah dosis yang telah dihitung sudah tepat (dan untuk memeriksa pula apakah ada kesalahan penghitungan).

Dengan demikian anak yang mempunyai berat 10 kg dan tinggi 72 cm memiliki luas permukaan tubuh sebesar:

(20)

Catatan kaki:

Contoh: Jika dosis yang direkomendasikan adalah 400mg/m2 dua kali per hari, maka pada anak dengan berat antara 15 – 19 kg dosis tersebut adalah:

(21)

CAIRAN INFUS

Tabel berikut menggambarkan komposisi cairan infus yang tersedia di pasaran dan umum digunakan pada neonatus, bayi dan anak-anak. Sebagai pertimbangan cairan mana yang digunakan dalam kondisi tertentu, lihat uraian pada tiap bab sebelumnya, misalnya untuk syok

(bagan 8), untuk neonatus (bagian 3.9.2), untuk anak dengan gizi buruk (bagian 7.4.3), untuk

prosedur bedah (bagian 9.1.3), dan untuk terapi penunjang umum (bagian 10.2). Perhatikan bahwa tidak ada cairan yang mengandung kalori yang cukup untuk dukungan nutrisi jangka panjang bagi anak, namun beberapa cairan mengandung kalori lebih sedikit dari yang lainnya. Lebih baik melakukan pemberian makanan dan cairan lewat mulut atau menggunakan pipa nasogastrik bila telah memungkinkan.

(22)

MELAKUKAN PENILAIAN STATUS

GIZI ANAK

Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit dll), tidak didasarkan pada Berat Badan anak menurut Umur (BB/U). Pemeriksaan BB/U dilakukan untuk memantau berat badan anak, sekaligus untuk melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk). Pemantauan berat badan anak dapat dilakukan di masyarakat (misalnya posyandu) atau di sarana pelayanan kesehatan (misalnya puskesmas dan Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit), dalam bentuk kegiatan pemantauan Tumbuh Kembang Anak dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.

Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB); sedangkan anak umur ≥ 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Anak didiagnosis gizi buruk apabila secara klinis “Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh” dan atau jika BB/PB atau BB/TB < - 3 SD atau 70% median. Sedangkan anak didiagnosis gizi kurang jika “BB/PB atau BB/TB < - 2 SD atau 80% median”

(23)

BALLARD SCORE

Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.1

a. Maturitas Fisik1

Penjelasan :

1. Kulit

Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh karena itu, mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin mengembangkan ruam sebagai

(24)

pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah pada janin individu tergantung di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum

pengembangan epidermis dengan perusahaan stratum korneum, kulit transparan dan mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan menghasilkan pelumas, dengan vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan.

Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,

menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian kasar, penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit bayi yang paling dekat harus dipilih.

2. Lanugo

Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan ekstrim, kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh janin maju ke posisinya matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar dari daerah lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian belakang adalah sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi. 3. Garis Telapak Kaki

Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi hitam biasanya

mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu, biasanya tidak ada over-atau di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan ini bayi, mengukur panjang kaki atau tumit-jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita

pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).

(25)

4. Payudara

Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan oleh papila berkembang dari

Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat

mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin. 5. Mata / Telinga

Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan yang pinna dilipat terkunci kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous.

Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator tambahan

pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat

memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa. temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi yang luas dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.

6. Genitalia Pria

Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan biasanya memasuki skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas untuk menurunkan kanal inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum mengental dan

mengembangkan rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan muncul dibedakan seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi terjumbai dan benar-benar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang. Catatan: Dalam kriptorkismus benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni, hipoplasia dan dengan rugae

(26)

terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk kehamilan tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak gol, atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria kematangan lain harus diberikan.

7. Genitalia Wanita

Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik, yaitu, sekitar 45 ° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan berlebihan dapat menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol, sedangkan adduksi dapat menyebabkan labia majora untuk menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki. Sebagai pematangan berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan, sedangkan di bawah-Lebih-gizi, seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin atau pasca-jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris relatif menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini dalam kronis stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada neuro-otot item tertentu.

(27)

Penjelasan :

1. Postur

Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan berlangsung, janin meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur terutama pameran dilawan nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati menunjukkan nada fleksor semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang (jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi, lembut (fleksi jika diperpanjang,

memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil penculikan di posisi katak-kaki seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip diiringi penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4. Sosok yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.

2. Jendela pergelangan tangan

Pergelangan fleksibilitas dan / atau resistensi terhadap ekstensor peregangan bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan tangan.

Pemeriksa meluruskan jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jari-jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °. Alun-alun yang tepat pada lembar skor dipilih.

3. Gerakan lengan membalik

Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur sudut mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk dukungan. Mengambil tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum melepaskan tangan. Sudut mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-alun yang sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada kontak antara kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka panjang dan bayi pasca. Perawatan harus diambil untuk tidak memegang lengan dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama, karena hal ini menyebabkan kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah karena untuk mundur fleksor miskin.

(28)

Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan berbaring telentang bayi, dan dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam kaki di sisi dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan diambil tidak untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu fungsi mereka. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi dihargai. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.

Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.

5. Scarf Sign (Tanda selendang)

Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukung tangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi. Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada dada yang siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan dicatat. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan adalah: jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris (0); baris puting kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral baris (4).

6. Tumit ke Telinga

Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi ditempatkan terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di kasur bersama bagasi bayi.

Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke arah telinga ipsilateral.

Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul korset posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang signifikan adalah dihargai. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika tumit pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan femoralis lipatan (4).

(29)

Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.

(30)

Memeriksa status imunisasi

JADWAL

IMUNISASI

UMUR

JENIS VAKSIN

TEMPAT

Bayi lahir dirumah 0-7 hari

1 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

9 bulan

HB 0

BCG, POLIO 1

DPT/HB 1, POLIO2

DPT/HB 2, POLIO3

DPT/HB 3, POLIO4

CAMPAK

Rumah

Posyandu

Posyandu

Posyandu

Posyandu

Posyandu

Bayi lahir di

RS/RB/BIDAN

0 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

9 bulan

HB 0, BCG, POLIO 1

DPT/HB 1, POLIO 2

DPT/HB 2, POLIO 3

DPT/HB 3, POLIO 4

CAMPAK

RS/RB/Bidan

RS/RB/Bidan/Posyandu

RS/RB/Bidan/Posyandu

RS/RB/Bidan/Posyandu

RS/RB/Bidan/Posyandu

(31)

Gambar

Gambar suatu bentuk (misalnya boneka) menggunakan  krayon pada sepotong karton persegi
Tabel berikut menggambarkan komposisi cairan infus yang tersedia di pasaran dan umum  digunakan pada neonatus, bayi dan anak-anak

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa penggunaan batik berbasis pemakai berdasarkan inventaris variabel yang sesuai dengan usia dan warna kulit pemakai

Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok

Menentukan Status Pertumbuhan Anak Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan

Transmitter adalah rangkaian pengirim data yang mengirimkan data ke receiver , dimana pada alat ini difungsikan sebagai pengirim data dari PC sebagai input pengendali

Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara

Kedua faktor tersebut adalah alasan rasional yang menyebabkan wilayah Laut Cina Selatan dan Kepulauan Spartly menjadi sengketa antara 4 (empat) negara ASEAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah Nya sehingga penulisan Tesis dengan judul ”Pengaruh pengeluaran modal dan

Untuk pengambilan sampel specimen dilakukan dengan cara memungut langsung pada daun, batang dan buah kakao yang terdapat insekta parasitdan dengan memasang