Badan Koordinasi Penanaman Modal
© 2016 by Indonesia Investment Coordina6ng Board. All rights reserved
Direktorat Deregulasi
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal
Jakarta, 23 Mei 2017
Regulasi dan Deregulasi Perizinan dalam
Mendukung Peningkatan Investasi
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
2
Faktor Pendorong Masuknya Investasi ke Suatu Negara
Peningkatan Ekonomi
Ø
Investor memiliki sasaran strategis yang berbeda yang ingin dicapai dalam
melakukan investasi atau meningkatkan investasinya disuatu negara.
Ø
keputusan untuk berinvestasi mempertimbangkan faktor manfaat, risiko,
dan biaya.
Sasaran Strategis
Model kerja yang berpengaruh
Standar dan Kualitas
Layanan
Pertumbuhan yang
menguntungkan
dan efisiensi
penggunaan modal
Pengurangan Biaya
Faktor Pendorong Utama
*Pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Manfaat*
Resiko*
Biaya*
Jangkauan Pasar
Sumber Daya Manusia
Kegiatan Operasional
Properti
aksesibilitas
Ekonomi
Politik
Lingkungan
Keamanan
Biaya Tenaga Kerja
Perpajakan
Paket Insentif
Biaya Properti
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
3
Permasalahan Investasi di Indonesia
Ekonomi Indonesia
Ø
Investasi sebagai mesin pertumbuhan terhadap pertumbuhan
perkekonomian, perlu peningkatan pelaku usaha khususnya PMDN.
Ø
42.000 regulasi (12.000 di tingkat Pusat dan 30.000 di tingkat daerah)
Ø
Tingkatan regulasi yang mengatur investasi berada di level Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri PerDirjen dan
Perda.
Ø
Tumpang tindihnya pengaturan jenis perizinan yang diatur berdasarkan
Undang-Undang :
q
Izin Usaha yang diatur Undang-Undang sektor
q
Perizinan Tata Ruang, Pemanfaatan pesisir dan perairan, Izin Lokasi
q
Perizinan Lingkungan mengacu tata ruang dan pengelolaan lingkungan.
q
Perizinan bagunan
q
Jaminan sosial ; BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia 4
Faktor Eksternal
Perlambatan
ekonomi
global
Penurunan
harga
komoditas
Penguatan
mata uang
dollar Amerika.
Faktor Internal
Perizinan dan
Nonperizinan
Penanaman Modal
(Perizinan yang masih tumpang tindih dan memerlukan waktu yang lama)
Pengadaan tanah
(Pembebasan lahan yang sulit karena menyangkut tanah adat dan hak ulayat)
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
(terbatasnya sarana dan prasarana seperti jalan, pelabuhan,
telekomunikasi, air bersih, sarana kesehatan, sarana pendidikan, listrik, dll)
Permasalahan Tenaga Kerja
dan Produktivitas
(Percepatan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kerja Terampil/skilled labor)
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Penyediaan energi listrik
Penyediaan
Bahan Baku Gas
untuk Industri
dan Pembangkit
Listrik
Insentif Penanaman
Modal
Pembiayaan
Kendala Investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 5
1
2015
2016
2017
2018
2019
Total
FDI
343.7 386.4
429.0 538.5 569.9
2,267.5
DDI
175.8 208.4
249.8 324.5 363.0
1,321.5
Total
519.5 594.8
678.8 863.0 933.0 3,589.0
Growth
12.2% 14.5% 14.1% 27.1% 8.1%
(IDR triliun) @dak termasuk sektor keuangan dan hulu migas
Renstra 2015-2019
Target Investasi
Total target investasi
pada tahun 2015-2019
119
%
Dari periode tahun 2010-2014
naik
(Rp. 1,632.8 triliun)
Rp.
3,589
triliun
63.2
% rata-rata
Dari total target investasi
pada 2015-2019
PMA
2015-2019
PMDN
2015-2019
36.8
Dari total target investasi
% rata-rata
pada 2015-2019
15.2
%
Rata-rata pertumbuhan
Ditargetkan pada periode 2015-2019
Sumber: BKPM, 2016
Rp 1.629 Trn
Rp 3.589 Trn
+115%
Pertumbuhan selama 5 tahunThe Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
6
Capaian Realisasi terhadap Rencana Investasi per Provinsi
Capaian Realisasi terhadap Rencana
Investasi
§
Top 10 Provinsi berkontribusi
90% dari Total Rencana
Investasi-masih belum
merata
§
Potensi investasi di daerah
besar, namun realisasi masih
rendah
§
Belum terdapat unit lintas
stakeholder
yang khusus
melakukan
debo<lenecking
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
7
NO LOKASI INVESTASI (US$ Juta) PROYEK
1 Jawa Barat 5.470,9 5.369 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 3.398,2 6.751 3 Banten 2.912,1 2.161 4 Sumatera Selatan 2.793,5 251 5 Jawa Timur 1.941,0 1.473 6 Sulawesi Tengah 1.600,3 252 7 Papua 1.168,4 169 8 Kalimantan Timur 1.139,6 466 9 Jawa Tengah 1.030,8 1.054 10 Sumatera Utara 1.014,7 688 11 Riau 869,1 394 12 Kalimantan Barat 630,7 569 13 Kepulauan Riau 519,1 880 14 Papua Barat 514,5 126 15 Bali 450,6 1.371 16 Nusa Tenggara Barat 439,0 636 17 Maluku Utara 438,9 67 18 Kalimantan Tengah 408,2 341 19 Sulawesi Utara 382,8 209 20 Sulawesi Tenggara 376,1 210 21 Sulawesi Selatan 372,5 309 22 Kalimantan Selatan 249,4 189 23 Kalimantan Utara 160,8 65 24 Aceh 134,5 111 25 Maluku 102,6 50 26 Lampung 85,7 129 27 Sumatera Barat 79,3 198 28 Jambi 61,0 161 29 Nusa Tenggara Timur 58,2 164 30 Bengkulu 55,7 59 31 Kepulauan Bangka Belitung 52,7 93 32 Sulawesi Barat 20,6 28 33 Daerah Istimewa Yogyakarta 19,6 252 34 Gorontalo 12,7 76 TOTAL 28.964,1 25.321
PMA
PMDN
NO LOKASI INVESTASI (Rp Miliar) PROYEK
1 Jawa Timur 46.331,6 1.119 2 Jawa Barat 30.360,2 1.169 3 Jawa Tengah 24.070,4 984 4 Banten 12.426,3 496 5 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12.216,9 463 6 Kalimantan Barat 9.015,5 289 7 Sumatera Selatan 8.534,1 165 8 Kalimantan Tengah 8.179,1 121 9 Kalimantan Timur 6.885,1 239 10 Riau 6.613,7 289 11 Kalimantan Selatan 6.163,0 127 12 Lampung 6.031,8 72 13 Sulawesi Utara 5.069,6 74 14 Sumatera Utara 4.864,2 228 15 Jambi 3.884,4 108 16 Sumatera Barat 3.795,6 197 17 Kalimantan Utara 3.345,7 56 18 Sulawesi Selatan 3.334,6 365 19 Aceh 2.456,1 135 20 Gorontalo 2.202,5 20 21 Kepulauan Bangka Belitung 2.202,0 60 22 Sulawesi Tenggara 1.794,2 109 23 Nusa Tenggara Barat 1.342,8 33 24 Sulawesi Tengah 1.081,2 105 25 Bengkulu 949,1 31 26 Daerah Istimewa Yogyakarta 948,6 105 27 Nusa Tenggara Timur 822,2 29 28 Kepulauan Riau 492,5 130 29 Bali 482,3 94 30 Papua 220,5 65 31 Sulawesi Barat 84,1 14 32 Maluku 11,4 8 33 Papua Barat 10,6 6 34 Maluku Utara 8,8 6 TOTAL 216.230,8 7.511
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
8
Kebijakan Pro Investasi
Source: Bank Indonesia, May 2016
Sistem Upah
Terprediksi
!
"
"
"
"
Relaksasi Kebijakan
Entry Visa
Insen8f Pajak untuk
Industri Padat Karya
Dwelling 0me
Op8masi
À
$
$
#
Da?ar Nega8f
Investasi yang lebih
terbuka
%
Insen8f Pajak untuk
Industri Transportasi
&
Akselerasi
pengembangan
infrastruktur dan
energi
À
$
Layanan Izin
3 Jam di BKPM
'
Pengurangan biaya
energi untuk industri
(
Insen8f Pajak untuk
Proper8
$
Akselerasi izin
pertanahan
EoDB
Kemudahan
Berusaha
(
%
Perumahan untuk
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
(MBR)
e-commerce
Insen8f untuk
investasi di area
e-commerce
Paket Kebijakan Ekonomi
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
9
INFRASTRUKTUR
Pembangkit Listrik
35.000 MW
24 Pelabuhan
PERTANIAN
Food Estate
Jagung
Sapi
INDUSTRI
Padat Karya
Tekstil
Makanan &
Minuman
Furnitur
Alas Kaki
Substitusi
Impor
Kimia & Farmasi
Besi & Baja
Komponen
Substitusi
Ekspor
Elektronik
Produk Turunan
Kelapa Sawit &
Produk Kayu
Kertas dan
Bubur Kertas
Otomotif
Permesinan
Produk Karet
Ikan dan Produk
Turunan
Udang
Hilirisasi
Kakao
Gula
Smelter
MARITIM
Perkapalan
Perikanan
Cold Storage
PARIWISATA DAN KAWASAN
10 KEK Pariwisata
8 KEK Existing
7 KEK Baru
15 Kawasan
Industri
Pengembangan Sektor Prioritas
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
Toba Lake
Tanjung Kelayang
Kepulauan Seribu
A. KEK Tanjung Lesung
Borobudur
Bromo Tengger Semeru
B. KEK
Mandalika
Komodo
Wakatobi
C. KEK Morotai
Investasi Pariwisata
10 Kawasan
Pengembangan
Pariwisata Baru
One-Stop
Service
(PTSP)
di BKPM
22
kementerian
/lembaga
Layanan
3 jam
KLIK
Kemudahan
investasi
langsung
konstruksi
91%
PTSP daerah telah
terbentuk. 61%
PTSP daerah telah
melaksanakan
e-licensing.
Industri,
ketenagalist
rikan,
migas,
pariwisata
Di satu tempat
Semua
sektor
167 izin
didelegasikan
ke BKPM
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP)
Pusat di BKPM
Reformasi Pelayanan Investasi
TEROBOSAN
KEBIJAKAN
BKPM
•
Tiba
di
BKPM langsung
dari Bandara Soeta/Halim
P.
•
Konsultasi
dengan
Direktur Pelayanan BKPM.
•
Menyampaikan
data diri
dan rencana kegiatan usaha
Layanan 3 Jam
Minimum
KRITERIA
investasi
Rp. 100 M
(+/- USD 8 million)
dan/atau
mempekerjakan
1,000 orang
tenaga kerja
9
produk (8+1)
• Izin Investasi
• Akta Pendirian + SK KumHAM
• NPWP
• TDP
• APIP
• NIK
• RPTKA
• IMTA
• Informasi Blocking Tanah
Menunggu
di Lounge
pada saat semua
produk di proses oleh
BKPM, Notaris, pejabat
K/L di PTSP
Menerima
8 produk
perizinan dan
1 produk
informasi blocking tanah
dalam waktu 3 jam dan
investor siap melakukan
usaha di Indonesia
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Hingga Februari 2017, 284
perusahaan telah memperoleh
layanan izin investasi 3 jam
dengan total investasi Rp. 869
Triliun
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
•
Direktur Perusahaan
HADIR
di kantor PTSP Pusat
.
•
SERAHKAN
dokumen
persyaratan.
TERIMA
produk perizinan yang dimohonkan.
BKPM
9 Jenis Perizinan
dapat diterbitkan melalui
Layanan ESDM3J
PERSYARATAN
Layanan
ESDM3J
diberikan bila
telah memenuhi daftar
persyaratan (
checklist
) meliputi
persyaratan administratif dan
teknis sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Menteri ESDM
No.15/2016
JENIS PERIZINAN
LAYANAN REGULER
1.
Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara
20 Hari Kerja
2.
Izin Usaha Sementara Penyimpanan Minyak Bumi/
BBM/LPG
32 Hari Kerja
3.
Izin Usaha Sementara Penyimpanan Hasil Olahan/
CNG
32 Hari Kerja u/ Hasil
Olahan
40 Hari Kerja u/ CNG
4.
Izin Usaha Sementara Penyimpanan LNG
32 Hari Kerja
5.
Izin Usaha Sementara Pengolahan Minyak Bumi
32 Hari Kerja
6.
Izin Usaha Sementara Pengolahan Hasil Olahan
32 Hari Kerja
7.
Izin Usaha Sementara Pengolahan Gas Bumi
32 Hari Kerja
8.
Izin Usaha Sementara Niaga Umum Minyak Bumi/
BBM
40 Hari Kerja
9.
Izin Usaha Sementara Niaga Umum Hasil Olahan
40 Hari Kerja
MENUNGGU
di Ruang Tunggu Prioritas.
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kemudahan Investasi
Langsung Konstruksi (KLIK)
•
Tidak ada minimal besar investasi dan jumlah
Tanpa Persyaratan
tenaga kerja yang diserap.
•
Berlaku untuk 14 kawasan industri tertentu
.
•
IMB dapat diperoleh bersamaan dengan proses
konstruksi
Investor dapat langsung melakukan konstruksi proyek sambil
secara paralel mengurus izin mendirikan bangunan untuk
kawasan industri. Layanan ini merupakan kerjasama dan
koordinast antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Memperoleh
izin investasi
dari PTSP Pusat maupun
Daerah
•
Survei
ketersediaan
lahan pada kawasan
industri tertentu
•
Memesan dan
Memperoleh
lahan di
kawasan industri.
•
Memulai konstruksi proyek.
Tidak terdapat perizinan yang
dibutuhkan.
•
Mengajukan
IMB serta UKL/UPL,
secara paralel dengan proses
konstruksi.
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
15
Prov. Banten
(3 KI, Lahan tersedia
3.150 ha)
1.
Modern Cikande Industrial Estate/
MCIE (1.800 ha)
2.
Wilmar Integrated Industrial Park/
WIIP (800 ha)
3.
Krakatau Industrial Estate Cilegon/
KIEC (570 ha)
Prov. Jawa Barat
(11 KI, Lahan tersedia
3.021,1 ha)
1.
Bekasi Fajar Industrial Estate/BFIE
(300 ha)
2.
Delta Silicon 8 (158 ha)
3.
Karawang Internasional Industrial
City/KIIC (293 ha)
4.
Suryacipta City of Industry/SCI (300
ha)
5.
GT Tech Park @ Karawang (100 ha)
6.
Artha Industrial Hill (315,1 ha)
7.
KI Greenland International
Industrial Center (GIIC)/Deltamas
(400 ha)
8.
KI Jababeka Tahap III (45 ha)
9.
KI Kota Bukit Indah Ind. City (510 ha)
10.
KI Indotaisei Kota Bukit Indah (300
ha)
11.
KI Marunda Center (300 ha)
Prov. Jawa Tengah
(4 KI, Total Lahan 1.125,7 ha)
1.
Kendal Industrial Park/KIP
(700 ha)
2.
Bukit Semarang Baru/BSB (40
ha)
3.
Wijayakusuma Industrial
Estate/KIW (100 ha)
4.
KI Jatengland Industrial Park
Sayung (285,7 ha)
Prov. Jawa Timur
(3 KI, Total Lahan 2.102 ha)
1.
KI
Java Integrated Industrial
and Port Estate
/JIIPE (1.761
ha)
2.
KI Maspion (151 ha)
3.
KI Tuban (190 ha)
Prov. Sumatera Utara
(1 KI, Lahan tersedia 100 ha)
Kawasan Industri Medan/KIM
(100 ha)
Prov. Sulawesi Selatan
(1 KI, Total Lahan 3.000 ha)
Bantaeng Industrial Park (BIP)
(3.000 ha)
1
6
5
8
7
9
Berdasarkan Wilayah
23 Lokasi di P. Jawa
(9.471,8 ha)
9 Lokasi di Luar P. Jawa
(4.044,7 ha)
13 Lokasi di KBI (7.460,5
ha)
2 Lokasi di KTI (3.133,8 ha)
Ditetapkan melalui SK Ka. BKPM No. 24/2016 dan SK Ka. BKPM No. 17/2017
Prov. Kep. Riau
(5 KI, Total Lahan tersedia
556 ha)
1.
KI Batamindo Industrial
Park (61,4 ha)
2.
KI Bintang Industrial Park II
(20 ha)
3.
KI Kabil Integrated
Industrial Estate (142,5 ha)
4.
KI Bintan Inti Industrial
Estate (229,6 ha)
5.
KI Westpoint Maritim
Industrial Park (102,5 ha)
2
Prov. Riau
(1 KI, Total Lahan tersedia
198,9 ha)
KI Dumai (198,9 ha)
3
Prov. DKI Jakarta
(2 KI, Total Lahan 129 ha)
1.
Kawasan Berikat
Nusantara/KBN (118,6 ha)
2.
KI Jakarta Industrial Estate
Pulogadung/JIEP (10,4 ha)
4
KI Kariangau (133,8 ha)
10
Prov. Kalimantan Timur
(1 KI, Total Lahan 133,8 ha)
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
16
Progress Implementasi KLIK di 14 KI
WWW.KERJANYATA.ID
Jumlah Proyek yang memanfaatkan fasilitas KLIK (per Februari 2017) yakni
83 Proyek
, nilai
investasi
Rp 122,2 Triliun
,
memanfaatkan lahan
1.126 ha
, berlokasi di
11 Kawasan Industri (KI).
Catatan:
Terdapat 26 proyek dalam status NDA (
Non Disclosure Agreement
) yang akan memanfaatkan fasilitas
KLIK berlokasi di 6 KI. Apabila sudah diperbolehkan para pihak, segera akan dilakukan verifikasi lebih
lanjut.
Nilai Investasi Rp 113,05
Trn, luas lahan 866,26 ha,
berlokasi di 9 KI
Nilai Investasi Rp 6,08 Trn,
luas lahan 218,34 ha,
berlokasi di 9 KI
Nilai Investasi Rp 3,04 Trn,
luas lahan 41,41 ha,
berlokasi di 5 KI
15
Proyek
22
Proyek
46
Proyek
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
17
PROSES
JALUR MERAH
JALUR HIJAU
Pemutakhiran
profiling
perusahaan
Perusahaan baru
dikategorikan sebagai jalur
merah. Untuk mengupdate
profiling perusahaan
menjadi jalur hijau bea
cukai biasanya melakukan
penilaian pada perusahaan
berdasarkan skoring
aktivitas impor. Minimal
dibutuhkan 9 bulan
Dengan rekomendasi
BKPM, pemutakhiran
profiling perusahaan
menjadi jalur hijau akan
berlangsung lebih
cepat
Cek Fisik di
lokasi
Wajib pemeriksaan fisik
dan penelitian dokumen
sebelum penerbitan (Surat
Persetujuan Pengeluaran
Barang) SPPB
Tidak dilakukan
pemeriksaan fisik,
cukup penelitian
dokumen setelah
penerbitan Surat
Persetujuan
Pengeluaran Barang
(SPPB).
Lama waktu
proses
pengeluaran
barang impor
3-5 hari setelah kesiapan
barang untuk diperiksa
Proses dapat selesai
dalam 30 menit
KRITERIA
1.
Mengajukan permohonan ke BKPM untuk
ditetapkan Dirjen Bea dan Cukai
2.
Melampirkan permohonan : Data Perusahaan, Izin
Prinzip, LKPM, Rencana Pembangunan, Izin terkait
lain
3.
Membuat surat pernyataan :
a.
Perusahaan Tahap Konstruksi
b.
Impor atas nama perusahaan sendiri
c.
Jenis, tipe dan spesifikasi barang sesuai
dokumen impor
d.
Konsekuensi ditanggung perusahaan
Proses Pengajuan Fasilitas
1.
Mengajukan permohonan ke BKPM dengan
melengkapi persyaratan
2.
BKPM melakukan pengkajian terhadap profil
perusahaan
3.
BKPM memberikan rekomendasi pada Direktorat
Jenderal Bea Cukai untuk percepatan jalur hijau
atau pemeriksaan barang di lokasi proyek
4.
Direktorat Jenderal Bea Cukai memberikan
persetujuan dan berkoordinasi dengan petugas
bea cukai setempat untuk implementasi
kemudahan importasi barang
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
18
Perbaikan Iklim Investasi
Stimulus Ekonomi untuk
Kawasan Ekonomi Khusus
Sei Mangkei
Industri kelapa sawit,
karet, pupuk, logis6k,
pariwisata
Tanjung Api-api
Industri kelapa sawit,
karet, petrokimia
Tanjung Lesung
Pariwisata
Mandalika
Pariwisata
Maloy Batuta
Industri kelapa sawit,
batubara, mineral
Bitung
Industri perikanan,
pertanian, logis6k
Palu
Industri hasil tambang,
pertanian, logis6k
Morotai
Pariwisata,
industri manufaktur, logis6k
Insen8f
Pajak
20-100% potongan
pajak untuk periode
hingga 25 tahun.
Bebas PPN untuk impor
bahan baku.
Fasilitas
Kepemilikan proper6 &
izin 6nggal untuk WNA.
Kemudahan perizinan
investasi, lahan, imigrasi
& kerja yang terintegrasi
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
19
Lebih Terbuka untuk Penanaman Modal
Asing namun tetap melindungi UMKM
Kemudahan dalam proses investasi
Perlindungan Lebih terhadap Investor
Lebih Mudah dipahami
Daftar Negatif List
Investasi 2016
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016
KEBIJAKAN
4
DAFTAR NEGATIF INVESTASI
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia 20
Terbuka 100% PMA
Distributor
Berafiliasi dengan
produksi
67% Asing untuk
distributor yang 1dak
berafiliasi dengan
produksi
Terbuka 100% PMA
Bahan mentah untuk
Farmasi
Sebelumnya terbuka
85% untuk Asing
Terbuka 100% PMA
E-Commerce
Kemitraan dengan UKM
Sebelumnya tertutup
untuk Asing
Terbuka 100% PMA
Marketplace
Dengan minimal
investasi Rp 100 miliar
(USD 8 juta). Terbuka
49% Asing untuk
investasi
< Rp 100 miliar
Terbuka 100% PMA
Industri Film
Produksi, Pasca
Produksi, Distribusi,
Eksibisi/Cinema
Terbuka 100% PMA
Pariwisata
Gelanggang Olahraga,
restoran, bar, kafe
Terbuka 67% PMA
Infrastruktur
Transportasi&
layanan pendukung
Termasuk penanganan
kargo, transportasi
udara, sewa-menyewa
Indonesia Lebih Terbuka Terhadap
Penanaman Modal
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
21
Pengurangan Biaya Logistik
100% PMA
Distributor
Terafiliasi dengan
Produksi
67% PMA untuk distributor
yang 1dak terafiliasi dengan
produksi
67% PMA
Infrastruktur
Transportasi
& Jasa Penunjang
Termasuk penanganan kargo,
angkutan udara, Penyewaan
dan leasing
2010
2014
Laut
Penumpang
(Juta)
37
44
Barang
(Juta ton)
856
1,040
Darat
Penumpang
(Juta)
203
278
Barang
(Juta ton)
19
33
Udara
Penumpang
(Juta)
58
85
Barang
(Juta ton)
0.6
0.8
[Sumber : BPS, 2016]
100% PMA
Cold
storage
Sebelumnya
terbuka 33% untuk
PMA
67% PMA
Pergudangan
Sebelumnya
terbuka 33% untuk
PMA
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
22
Peningkatan Produksi
Obat
Pasar yang Besar dan Terus Tumbuh
•
Pasar Farmasi di Indonesia bernilai USD 6.5 Milliar
pada tahun 2015.
•
Industri ini tumbuh dengan rata-rata 12,5% per tahun.
•
Anggaran Belanja Negara terkait Layanan kesehatan
per kapita meningkat dari USD 61 (2008) ke USD108
(2012).
•
masih lebih rendah dari Thailand (USD 215) dan
Malaysia (USD 410).
Program Jaminan Kesehatan Baru
•
Permintaan obat generik akan meningkat dalam
3-5 tahun sejak program jaminan kesehatan
baru mencapai setengah dari populasi.
•
Produsen lokal beroperasi pada kapasitas penuh
untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
[Sumber : pharmtech.com, 2016]
100% PMA
Bahan baku
Farmasi
Dari sebelumnya
terbuka 85% untuk
PMA
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
23
Memacu ekonomi digital
100% PMA
E-Commerce
Yang bermitra
dengan UMKMK
Sebelumnya tertutup
untuk PMA
100% PMA
Marketplace
Untuk Minimal
Investasi Rp 100 Milliar
(8 Juta USD).
Terbuka 49% untuk
PMA dengan nilai
investasi
< Rp 100 Milliar
Pertumbuhan Ekonomi Digital
•
Pembeli Online melonjak dari 4.6 juta menjadi 5.9 Juta
tahun lalu.
•
Penjualan online sebesar USD 18 milliar, tumbuh
sebesar 40% tahun lalu.
Media Sosial
•
88.1 juta pengguna ak1f internet dengan
pertumbuhan mencapai 15% dari tahun ke tahun.
•
Pengguna Facebook ke 4 terbesar dan pengguna
twi<er terbesar ke 5 di dunia.
Dukungan Pemerintah
•
Mobile broadband akan mencakup 100% penduduk
perkotaan dan 52% penduduk pedesaan pada tahun
2019.
•
Pemerintah akan mendorong tumbuhnya 1000 digital
techno-preneurs (dengan nilai bisnis USD 10 Milliar).
[Sumber: OBG, 2015. Kementerian Komunikasi dan Informa6ka RI, 2016.]
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
24
Stimulasi Bisnis Retail
67% PMA
dengan Luas Lantai
Penjualan 400-2,000 m
2
Dari yang sebelumnya
tertutup untuk PMA
Persyaratan:
Izin Khusus dari Kementerian
Perdagangan dengan
persyaratan:
1.
Bertempat di dalam mal dan
tidak stand alone;
2.
Penambahan outlet store
berdasarkan ekspor
performance (
pay
performance
)
Pasar yang Besar dan Terus Tumbuh
•
Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan 41%
dari keseluruhan Populasi (618 Juta) dan 34%
dari 190 juta populasi pendapatan kelas
menengah.
•
Pada tahun 2030, akan ada 135 juta lebih
konsumer di Indonesia.
•
Ini menawarkan USD1.3 triliun dari peluang
pasar di layanan konsumen.
[Sumber : McKInsey, 2012. BCG, 2015.]
Department
Store
100% PMA
dengan Luas Lantai
Penjualan >2,000 m
2
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
25
Mendorong Energi yang lebih bersih
Potensi Besar
•
Cadangan panas bumi terbesar di dunia.
•
Situs-ke 3 untuk terbesar produksi energi
panas bumi (1.197 MWe).
Peluang Besar
•
Ramah Lingkungan.
•
Biaya Produksi yang lebih rendah,
dibandingkan dengan penggunaan bahan
bakar fosil.
•
Pasar yang terus tumbuh di dunia.
Dukungan Pemerintah
•
35GW pembangkit listrik baru dan energy
campuran.
•
Peningkatan Skema PPP.
[Source: Interna6onal Geothermal Associa6on, 2015]
95% PMA
Pembangkit Tenaga Listrik
Energi Panas
Bumi
Terbuka 67% dengan
kapasitas
≤ 10 MW
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
26
Memajukan Industri Film
Pasar yang besar dan terus tumbuh
•
Pada tahun 2030, 135 Juta konsumer menawarkan pasar yang bernilai USD 105 untuk
entertainment.
•
Pasar box office meningkat, yang terbesar ke-16 di dunia (USD300 juta).
Peluang Besar
•
0,4 bioskop per 100.000 penduduk, dibandingkan dengan China (1,8) dan India (0,9).
•
Bioskop 1dak terdistribusi dengan baik, 87% dari bioskop yang ada terletak di Pulau Jawa.
Talenta yang menjanjikan
•
Lebih dari 50 Perusahaan dibidang pembuatan film dan 30 Perusahaan bergerak di bidang
animasi.
•
Semakin Banyaknya Film Indonesia yang mendapatkan pengakuan global dan menarik jutaan
pemirsa.
[Sumber : McKinsey, 2012. MPAA, 2015.]
100% PMA
Industri Film
Produksi,
Pasca-produksi, Distribusi,
dan Eksebisi
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
27
Mendorong Pariwisata
67% FDI
•
Museum Swasta
•
Peninggalan Sejarah yang
dikelola oleh Swasta
•
Biro Perjalanan Swasta
•
Catering
•
Hotel bintang 1 & 2 dan
hotel non bintang
•
Billiard, bowling, golf
•
Jasa Impresariat Seni
•
Karaoke
•
Mee1ngs, Incen1ves,
Conferencing, Exhibi1ons
(MICE)
•
Pengusaha Objek Wisata
alam diluar Kawasan
Konservasi
100% PMA
•
Hotel Bintang 3 atau
lebih
•
Restoran, bar, cafe
•
Sport center
•
Kolam Renang
*) Proyeksi. [Sumber: Kementerian PariwisataRI, 2016]
2014
2015
2019*
Kontribusi terhadap GDP 9.3%
10%
15%
Wisatawan Asing
(perjalanan)
9.4jt
10.4jt
20jt
Wisatawan Lokal
(perjalanan)
251jt
255jt
275jt
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
28
IFC/WORLD BANK
•
Pada laporan DB 2017 Indonesia
menjadi negara
Top
Reformer
dalam peningkatan kemudahan berusaha
dengan perbaikan di 7 indikator
(Memulai Usaha, Penyambungan Listrik, Pendaftaran Properti, Akses
Perkreditan, Pembayaran Pajak, Perdagangan Lintas Negara dan
Penegakan Kontrak)
•
Peringkat Indonesia meningkat tajam
menjadi 91 dari
sebelumnya di DB2016 peringkat 109 (atau 106 setelah
penyesuaian data)
Ekonomi Indonesia
LAPORAN
EASE OF DOING BUSINESS
IFC/WORLD BANK
Source: Ease of Doing Business, IFC report 2017
No.
10 Indikator
Ease of Doing Business
*
2012
2013
2014
2015
2016
2016*
)
2017
Peringkat Total Indonesia
129
128
120
114
109
106
91
1
Memulai Usaha (Star6ng a Business)
155
166
175
155
173
167
151
2
Perizinan Terkait Pendirian Bangunan
(Dealing with Construc6on Permits)
71
75
88
153
107
113
116
3
Penyambungan Listrik (Geing
Electricity)
161
147
121
78
46
61
49
4
Pendajaran Proper6 (Registering
Property)
99
98
101
117
131
123
118
5
Akses Perkreditan (Geing Credit)
126
129
86
71
70
70
62
6
Perlindungan Terhadap Investor
Minoritas (Protec6ng Minority Investor)
46
49
52
43
88
69
70
7
Pembayaran Pajak (Paying Taxes)
131
131
137
160
148
115
104
8
Perdagangan Lintas Negara (Trading
Across Borders)
39
37
54
62
170
113
108
9
Penegakkan Kontrak (Enforcing
Contracts)
156
144
147
172
105
171
166
10
Penyelesaian Perkara Kepailitan
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia
29
1.
Diperlukan kebijakan daerah yang lebih pro investasi untuk
memberikan nilai tambah produk di daerah.
2.
Dukungan daerah dilakukan antara lain dengan menghapus
perda yang tidak pro investasi dan menyusun
perda-perda sebagai implementasi kebijakan yang sudah
ditetapkan oleh Pemerintah.
The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia 30