• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Antioksidan. Macam-macam Antioksidan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengertian Antioksidan. Macam-macam Antioksidan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Antioksidan

Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses

oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang

mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan

sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen

reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal darimetabolisme tubuh

maupun faktor eksternal lainnya.

Antioksidan adalah substansi yang menetralkan radikal bebas karena

senyawa-senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel yang lainnya dapat

terhindar dari radikal bebas ataupun melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen

reaktif jika hal itu berkenaan dengan penyakit dimana radikal bebas itu sendiri dapat berasal

dari hasil metabolisme tubuh ataupun faktor eksternal lainnya.

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat

memberikan elektronnya dengan cuma-cumakapada molekul radikal bebas tanpa terganggu

sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas.

Macam-macam Antioksidan

1) Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim antara lain superoksida

dismutase, glutathione peroxidase, perxidasi dan katalase.

2) Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan yaitu tokoferol, vitamin

C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik.

3) Antioksidan sintetik,yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu Butylated Hroxyanisole

(BHA), BHT, TBHQ, PG dan NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah

kerusakan lemak.

Atas dasar fungsinya antioksidan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu :

a)

Antioksidan Primer

Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal

bebas baru karena ia dapat merubah radikal bebas yangada menjadi molekul yang berkurang

dampak negatifnya yaitu sebelum sempat bereaksi. Antioksidan primer yang ada dalam tubuh

yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase. Enzim ini sangat penting sekali

karena dapat melinduhngi hancrnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas.

Bekerjanya enzim ini sangat idpengaruhi oleh mineral-mineral seperti mangan, seng, tembaga

dan selenium yang harus terdapat dalam makanan dan minuman.

b)

Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi

menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksiberantai sehingga tidak terjadi

keursakan yang lebih besar. Contoh yang populer, antioksidan sekunder adalah vitamin E,

vitamin C, dan betakaroten yang dapat diperoleh dari buah-buahan.

(2)

c)

Antioksidan Tersier

Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel

dan jaringan yang rusak karena serangan radikalbebas. Biasanya yang termasuk kelompok ini

adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang dapatmemperbaiki DNA

dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker.

d)

Oxygen Scavanger

Antioksidan yang termasuk oxygen scavanger mengikat oksigen

sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi, misalnyavitamin C.E. Chelators/Sequesstrants

Mengikat logam yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi misalnya asam sitrat dan asam

amino.Tubuh dapat menghasilkan antioksdan yang berupa enzim yang aktif bila didukung

oleh nutrisi pendukung atau mineralyang disebut juga ko-faktor.

Sumber antioksidan

Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan

sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami

(antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).

-

Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk makanan

dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil

hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ) dan tokoferol.

Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi

secara sintetis untuk tujuan komersial.

-

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa antioksidan yang

sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksidan yang

terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan yang

diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan

pangan (Pratt, 1992).

Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal dari tumbuhan.

Kingdom tumbuhan,

Angiosperm

memiliki kira-kira 250.000 sampai 300.000 spesies dan dari

jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia.

Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak

selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian

tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari

(Pratt,1992).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik

yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan

(3)

asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan

meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam

sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.

Mekanisme kerja antioksidan

Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi

utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang

mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini

dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau

mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut

memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.

Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju

autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi

dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil (Gordon,1990).

Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat

menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut

dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi (Gambar 1).

Radikal-radikal antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak

mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain membentuk radikal

lipida baru (Gordon, 1990).

Inisiasi : R* + AH ———-> RH + A*

Radikal lipida

Propagasi : ROO* + AH ——-> ROOH + A*

Gambar 1. Reaksi Penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida

Sumber antioksidan

Makanan nabati merupakan sumber makanan yang kaya akan antioksidan. Antioksidan paling

banyak ditemui buah-buahan dan sayuran, dan juga pada makanan lain seperti

kacang-kacangan, biji-bijian, dan daging, unggas dan ikan.

Secara khusus, sumber antioksidan terbaik antara lain:

Antosianin - terong, anggur dan beri

Beta-karoten - labu, mangga, aprikot, wortel, bayam dan peterseli (mirip seledri)

Katekin - anggur merah dan teh

(4)

Kriptosantin - capsicum merah, labu dan mangga

Flavonoid - teh, teh hijau, jeruk, anggur merah, bawang merah dan apel

Indoles - brokoli, kubis dan kembang kol

Sulfur allium - daun bawang, bawang merah dan bawang putih

Selenium - makanan laut, jeroan, daging tanpa lemak dan biji-bijian

Lignan - biji wijen, dedak, wholegrain dan sayuran

Seng - makanan laut, daging tanpa lemak, susu dan kacang-kacangan

Lutein - sayuran berdaun hijau seperti bayam, dan jagung

Likopen - tomat, jeruk dan semangka

Isoflavonoid - kedelai, tahu, kacang polong dan susu

Mangan - makanan laut, daging tanpa lemak, susu dan kacang-kacangan

Polifenol - thyme dan oregano

Vitamin A - hati, ubi jalar, wortel, susu, dan kuning telur

Vitamin C - jeruk, blackcurrant (mirip buah anggur), kiwi, mangga, brokoli, bayam,

paprika dan stroberi

Vitamin E - minyak nabati (seperti minyak gandum), alpukat, kacang-kacangan,

biji-bijian dan wholegrain

Zoochemical - daging merah, jeroan dan ikan.

MANFAAT ANTIOKSIDAN

 antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralisir radikal beban dan melindungi tubuh dari beragam penyakit, termasuk penyakit degenerative pada usia lanjut seperti

arteriosklerosis, demensu penyakit Alzheimer serta membantu menekan proses tua. Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan, mendapat pasangan elektron sehingga tidak liar lagi. Peran positif dari antioksidan adalah membantu system pertahanan tubuh bila ada unsur pembangkit penyakit memasuki dan menyerang tubuh.

(5)

 Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam

makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam penyimpanan dan pengolahan makanan. Antioksidan tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri makanan,industri petroleum, industri karet dll (Kuncahyo dan Sunardi, 2007).

PENGERTIAN ANTIOKSIDAN

Menurut Maulida dan Naufal (2010), di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang

disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim

SOD (Superoksida Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat

diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan

betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber

antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan,

sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya.

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain. Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang berlebihan, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Kekhawatiran terhadap efek samping antioksidan sintetik maka antioksidan alami menjadi alternatif yang terpilih (Sunarni et

al, 2007).

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih electron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternative yang sangat dibutuhkan (Kuncahyo dan Sunardi, 2007). Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi pada makanan atau obat yang dapat mengakibatkan

ketengikan (rancidity) pada makanan maupun kerusakan atau degradasi obat (Astuti, 2009).

B. MANFAAT ANTIOKSIDAN

Menurut Maulida dan Naufal (2010),

antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralisir radikal beban dan melindungi tubuh dari beragam penyakit, termasuk penyakit degenerative pada usia lanjut seperti arteriosklerosis, demensu penyakit Alzheimer serta membantu menekan proses tua. Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan, mendapat pasangan elektron sehingga tidak liar lagi.

(6)

Peran positif dari antioksidan adalah membantu system pertahanan tubuh bila ada unsur pembangkit penyakit memasuki dan menyerang tubuh.

Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam penyimpanan dan pengolahan makanan. Antioksidan tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri makanan,industri petroleum, industri karet dll (Kuncahyo dan Sunardi, 2007).

C. TUJUAN ANTIOKSIDAN

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan anti oksidan akan

menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang bgelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel; lemak harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolahmenjadi makanan, pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan ketengikan, misalnya biscuit yang manis akan lebih tahan tahan daripada yang tidak bergula. Adanya antioksidan dalam bentuk lemak akan mengurangi kecfepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati dan kadang-kadang sengaja ditambahkan. Adadua macam antioksidan yaitu antioksidan primer dan antioksidan sekunder (Winarno, 2004).

Kerusakan oksidatif atau kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada

dasarnya dapat diatasi oleh antioksidan endogen seperti enzim catalase, glutathione peroxidase,

superoxide dismutase, dan glutathione S-transferase. Namun jikasenyawa radikal bebas

terdapat berlebih dalam tubuh atau melebihi batas kemampuanproteksi antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atauantioksidan eksogen untuk menetralkan radikal yang terbentuk (Pratimasari, 2009)

D. SUMBER ANTIOKSIDAN

Menurut Barus (2009), tanaman yang berkhasiat sebagai bahan pengawet dan antioksidan menurut Hernani dan Mono Raharjo (2002) dikelompokkan atas 4 golongan

yaitu:

1. Kelompok tanaman sayuran

Brokoli, kubis, lobak, wortel, tomat, bayam, cabai, buncis, pare, mentimun, dan sebagainya.

2. Kelompok tanaman buah

Anggur, alpukat, jeruk, semangka, markisah, apel, belimbing, pepaya, kelapa, dll.

3. Kelompok tanaman rempah

(7)

temu ireng, lada, cengkeh, pala, asam jawa. 4. Kelompok tanaman lain

Teh, ubi jalar, kedelai, kentang, labu kuning, pete cina, dll.

Dari segi kimia komponen yang dikandung oleh sumber-sumber antibiotik tersebut adalah:

Sejenis polifenol

Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai

antioksidan. Antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik, farmasi, dan plastik. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Senyawa polifenol banyak ditemukan pada buah, sayuran, kacang-kacangan, teh dan anggur.

Bioflavanoid (flavon, flavonol, flavanon, katekin, antosianidan, isoflavon).

Kelompok ini terdiri dari kumpulan senyawa polifenol dengan aktivitas antioksidan cukup tinggi. Senyawa flavanoid mempunyai ikatan gula yang disebut sebagai glikosida. Senyawa induk atau senyawa utamanya disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhidrolisis atau mudah terlepas dari gugus gulanya. Di samping itu senyawa ini mempunyai sifat antibakteri dan antiviral.

Vitamin C

Vitamin C mempunyai efek multifungsi, tergantung pada kondisinya. Vitamin C ini dapat berfungsi sebagai antioksidan, proantioksidan, pengikat logam, pereduksi dan penangkap oksigen. Dalam bentuk larutan yang mengandung logam vitamin C bersifat sebagai

proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi katalis aktif untuk oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila tidak ada logam, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada

konsentrasi tinggi. Tubuh sangat memerlukan vitamin C, karena kekurangan vitamin C dalam darah dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti: asma, kanker, diabetes, dan penyakit hati. Selain daripada itu vitamin C dapat memperkecil terbentuknya penyakit katarak dan penyakit mata.

Vitamin E

Vitamin E merupakan antioksidan yang cukup kuat dan memproteksi sel-sel membran serta LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol dari kerusakan radikal bebas. Vitamin E dapat juga membantu memperlambat proses penuaan pada arteri dan melindungi tubuh dari

kerusakan sel-sel yang akan menyebabkan penyakit kanker, penyakit hati dan katarak. Vitamin E dapat bekerja sama dengan antioksidan lain seperti vitamin C untuk mencegah

penyakit-penyakit kronik lainnya, namun dalam mengkonsumsi vitamin ini dianjurkan jangan terlalu berlebihan karena akan menekan vitamin A yang masuk ke dalam tubuh.

Karotenoid

Beta karotein adalah salah satu dari kelompok senyawa yang disebut karotenoid. Dalam tubuh senyawa ini akan dikonversi menjadi vitamin A. Kekurangan beta-karotein dapat menyebabkan tubuh terserang kanker servik. Kanker ini banyak menyerang kaum wanita yang mempunyai kadar beta-karotein, vitamin E dan vitamin C rendah dalam darah. Untuk kaum

(8)

laki-laki vitamin E sangat efektif mencegah penyakit kanker prostat. Golongan senyawa karotenoid antara lain: alfa-karotein, zeaxanthin, lutin dan likopen.

Katekin

Katekin termasuk dalam senyawa golongan polifenol dari gugusan flavanoid yang banyak terdapat pada teh hijau. Dalam ekstrak the terkandung 30-40% katekin. Epigallokatekin

merupakan katekin yang sangat penting dari teh hijau karena mempunyai daya antioksidan yang cukup tinggi, serta berperan dalam pencegahan penyakit jantung dan kanker. Dalam daun kering, teh hijau terdapat sekitar 30-50 mg flavanoid.

Menurut Kuncahyo dan Sunardi (2007), antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C) yang banyak didapatkan dari tanaman dan hewan.

Menurut Astuti (2009), untuk mencegah atau memperlambat oksidasi dari makanan, antioksidan telah secara luas digunakan sebagai pengawet pada lemak dan minyak dan pada pemrosesan makanan.

1. Antioksidan sintetik.

Beberapa dari antioksidan yang popular digunakan adalah komponen fenol seperti butylated hydroxyanisol (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), tersier butylhydroquinone (TBHQ), dan ester dari asam galat, contohnya propil galat (PG). Antioksidan sintetik telah sepenuhnya diuji reaksi toksisitasnya, tapi beberapa menjadi toksik setelah penggunaan dalam waktu lama, data toksikologi menentukan beberapa peringatan dalam penggunaannya. Dalam hal ini produk alami tampak lebih sehat dan aman daripada antioksidan sintetik.

2. Antioksidan alami.

Antioksidan alami ditemukan pada sebagian besar tanaman, mikroorganisme, jamur dan jaringan binatang. Sebagian besar antioksidan alami adalah komponen fenolik dan kelompok yang paling penting dari antioksidan alami adalah tokoferol, flavonoid, dan asam fenol

E. MEKANISME ANTIOKSIDAN

Menurut Barus (2009), antioksidan dalam bahan makanan berlemak berperan sebagai inhibitor atau pemecah peroksida. Mekanisme oksidasi pada lemak/minyak pada prinsipnya merupakan proses pemecahan yang terjadi di sekitar ikatan rangkap dalam molekul gliserida. Proses oksidasi ini terjadi dalam satu seri tahap reaksi yaitu tahap inisiasi, diikuti oleh tahap propagasi dan tahap terminasi sebagai berikut:

Inisiasi : RH R• + H+

Propagasi : R• + O2 ROO

ROO• + RH ROOH + R

Terminasi : ROO• + OOR + O2 ROOR + ROO

ROO• + R ROOR

(9)

Mekanisme oksidasi pada minyak/lemak penting dalam perencanaan operasi dan optimasi proses. Adanya logam walaupun dalam jumlah kecil (trace) mempunyai peran sebagai prooksidan karena menambah radikal bebas akibat perannya sebagai pemecah peroksida.

Antioksidan dapat menghambat atau menurunkan oksidasi dengan dua cara, yaitu dengan menangkap radikal bebas, disebut antioksidan primer dan tidak melibatkan penangkapan radikal bebas secara langsung, disebut antioksidan sekunder. Antioksidan primer termasuk komponen fenolik seperti vitamin E (_-tokoferol). Antioksidan sekunder mempunyai mekanisme yang bervariasi seperti pengikatan ion logam, menangkap oksigen, mengubah hidroperoksida menjadi spesies non radikal, mengabsorbsi radiasi UV atau deaktivasi oksigen singlet. Biasanya

antioksidan sekunder hanya menunjukkan aktivitas antioksidan ketika komponen minor muncul (Astuti, 2009).

F. PENGGUNAAN ANTIOKSIDAN

Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat peroksidae lipid pada makanan. Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadi beberapa tahun terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam struktur molekulnya (Kuncahyo dan Sunardi, 2007).

Penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang baik untuk makanan maupun untuk pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas. Stres oksidatif merupakan keadaan yang tidak seimbang antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh. Senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor yang

digunakan untuk menghambat autooksidasi. Efek antioksidan senyawa fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam menetralisasi radikal bebas (Rahayu et al., 2011).

Menurut Indrayana (2008), tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini. Vitamin C dan vitamin E telah digunakan secara luas sebagai antioksidan karena lebih aman dan efek samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik seperti BHA (butil hidroksi anisol) dan BHT (butil hidroksitoluen) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E (Han et al., 2004), tetapi antioksidan sintesis ini dapat menimbulkan karsinogenesis (Kikuzaki et al., 2002). Antioksidan dari tumbuhan dapat menghalangi kerusakan oksidatif melalui reduksi dengan radikal bebas, membentuk kelat dengan senyawa logam katalitik, dan menangkap oksigen. Oleh karena itu diperlukan eksplorasi antioksidan alami untuk mendapatkan antioksidan dengan tingkat keamanan dan aktivitas yang tinggi. Daun salam (Syzygium polyanthum[Wight.] Walp.) mengandung minyak

atsiri (sitral dan eugenol), tanin dan flavonoid). Komponen fenolik yang terdapat dalam tumbuhan memiliki kemampuan mereduksi yang berperan penting dalam menyerap dan menetralkan radikal bebas, dan dekomposisi peroksid. Secara empiris daun salam digunakan

(10)

oleh masyarakat untuk pengobatan pada penyakit kolesterol tinggi, kencing manis, hipertensi, gastritis dan diare.

Referensi

Dokumen terkait

megközelítést (aminek része a hallgatók mentális egészsége is) vezette be, amely le- het ő vé tette, hogy az európai fels ő oktatási in- tézmények mintegy kétharmada

[r]

Penyajian pola-pola template menggunakan database, sehingga pola-pola template dapat di-update (ditambah atau dihapus).. Signal Processing, Image Processing and Pattern

Seharusnya para pengajar bukan hanya mementingkan kualitas permainan saja, tetapi juga harus memperhatikan model yang digunakan saat memberikan materi, supaya siswa dapat

Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk mengetahui tahapan proses pembekuan dan teknik pembekuan dengan berbagai metode serta mengetahui faktor-faktor yang

Pada skizofrenia, penggunaan kombinasi TEK dengan obat antipsikotik untuk pasien yang mempunyai respon yang baik terhadap TEK adalah lebih unggul untuk pengobatan

Pemeriksaanfungsi hati dapat dilakukan dengan Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) dimana sampel direaksikan dengan reagen dari kit, lalu diukur absorbansi

Setelah membuat bottom-up slicing tree form maka langkah berikutnya adalah mendapatkan bentuk tata letak mesin pada area tata letak fasilitas yang disebut dengan solusi tata