Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
238
PERANCANGAN MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN
KUALITAS SISTEM PAKAR Munirah Muslimin
Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352)481124, 487662, Fax(0352)461796
*Email: nama_peneliti@PTM.ac.id Email : munirah.mt@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya dengan menerapkan hasil penelitian sebelumnya berupa himpunan metrik penilaian kualitas ke sebuah sistem berbasis pendukung keputusan. Diawali dengan pembentukan beberapa parameter berdasarkan atribut yang ada pada ISO 9126, lalu penentuan pembobotan pada setiap parameter dengan melakukan penyebaran angket terhadap para responden secara acak. Setelah itu baik parameter maupun pembobotannya ditransformasikan ke dalam sistem pendukung keputusan. Alternatif kandidat dicari untuk tahap uji coba terhadap sistem. Pengujian dilakukan setelah mengekstrak data dari beberapa alternatif kandidat yang sudah dipilih untuk dimasukkan ke dalam sistem. Hasil dari penelitian ini berupa perangkingan terhadap beberapa alternatif kandidat yang telah diuji dengan yang tertinggi merupakan alternatif kandidat yang paling baik kualitasnya berdasarkan metrik yang dihasilkan.
Kata Kunci : Evaluasi, Kualitas, Sistem Pakar, Metrik, Sistem Pendukung Keputusan
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Sistem Pakar merupakan suatu sistem yang didesain dan diprogram ke dalam komputer yang dapat digunakan untuk mewakili pengetahuan dari manusia dalam bentuk logikal heuristic. Heuristic merupakan suatu aturan praktis atau aturan dugaan. Pada dasarnya, konsep dikembangkannya Sistem Pakar dengan asumsi bahwa pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki oleh sang ahli tersebut dapat dikumpulkan dan disimpan ke dalam komputer, kemudian dapat diterapkan oleh orang lain saat dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah khusus dalam suatu bidang keahlian tertentu.
Dalam perkembangan perancangan suatu sistem, tentu dilihat pula dari sisi optimalitas kinerja terhadap sistem yang dibangun tersebut. Misalkan dalam sebuah sistem informasi, telah banyak dikembangkan model- model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa apakah kualitas sistem yang dibuat itu baik atau tidak, optimal atau belum, sampai pada penerapannya sukses atau tidak terutama bagi para penggunanya (end user). Sementara dalam menganalisa suatu sistem, tentunya membutuhkan pula suatu model sistem sebagai tool (alat bantu) yang digunakan untuk melakukan kegiatan analisa, evaluasi maupun penilaian untuk pencapaian tujuan tertentu.
1.2.Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari AI dimana dalam dunia komersial disebut dengan sistem yang dapat secara efektif dan efisien melaksanakan tugas yang tidak terlalu memerlukan pakar. Sistem Pakar dikenal juga dengan sistem penasihat, sistem pengetahuan, sistem bantuan kerja cerdas atau sistem operasional (Turban, 2005). Sistem Pakar adalah program pemberi advis/nasehat yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan masalah yang lebih spesifik (Irfan Subakti, 2006).
Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003).
Sistem Pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk sesuatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang. Sistem Pakar mencoba
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
239
mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu Sistem Pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Bidang ini digunakan lebih banyak daripada penggunaan bidang-bidang kecerdasan buatan lainnya. Sistem Pakar menarik minat yang besar dalam suatu organisasi disebabkan kemampuannya dalam meningkatkan produktifitas dan dalam meningkatkan gugus kerja di berbagai bidang tertentu dimana pakar manusia akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan mempertahankan kemampuan itu.
1.3.Tinjauan Sistem Tentang Evaluasi Kualitas
Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya baik dalam membangun maupun mengembangkan konsep maupun metode yang disusun kedalam metrik pengukuran yang kemudian dibentuklah menjadi model-model evaluasi sistem, salah satunya pada sistem pakar. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh O Hauge (2006), membangun konsep metrik yang dapat digunakan sebagai paramater yang ditinjau dari aspek domain konsep dan rule yang ada pada sistem pakar.
Sementara itu, Sharil bin Shariff (2007) melakukan riset dengan menawarkan sebuah model untuk keperluan mengevaluasi sistem pakar dengan melakukan identifikasi beberapa kriteria atau parameter ke dalam sebuah metrik, dengan hasil akhir model evaluasi ini berupa pengklasifikasian atau pengelompokkan tingkatan performa sistem pakar dengan menguji sampel dua project sistem pakar yang nantinya akan dinilai. 1.4.Tinjauan Tentang Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Suryadi dkk (2002) Sistem pendukung keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta penentu yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang paling tepat. Menurut Daihani (2001), Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
240
2. METODE PERANCANGAN SISTEM
Untuk mekanisme prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara keseluruhan bisa dilihat pada gambar 1. dibawah ini :
Gambar 1. Mekanisme Prosedur Kerja Penelitian
Setelah himpunan parameter-parameter metrik telah dirancang, maka selanjutnya akan dilakukan perancangan implementasi penelitian yang dapat dilihat pada skema gambar 2. dibawah ini :
Gambar 2. Rancangan Skema Implementasi
Prosedur kerja pada penelitian yang akan dilakukan nanti dimulai dengan proses pengumpulan data dengan mengambil atau mengekstrak rule-rule dalam basis pengetahuan yang ada pada dokumentasi sistem pakar yang menjadi sampel untuk nanti dilakukan pengujian terhadap dokumentasi tersebut. Setelah data-data terkumpul, maka dilanjutkan dengan melakukan proses kalkulasi atau perhitungan pada himpunan metrik yang telah dirancang sebelumnya. Setelah proses tersebut, maka dilanjutkan dengan proses evaluasi dari keseluruhan sampel data yang telah dikalkulasi.
1.2.Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari AI dimana dalam dunia komersial disebut dengan sistem yang dapat secara efektif dan efisien melaksanakan tugas yang tidak terlalu memerlukan pakar. Sistem Pakar dikenal juga dengan sistem penasihat, sistem pengetahuan, sistem bantuan kerja cerdas atau sistem operasional (Turban, 2005). Sistem Pakar adalah program pemberi advis/nasehat yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan masalah yang lebih spesifik (Irfan Subakti, 2006).
Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003).
Sistem Pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk sesuatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang. Sistem Pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu Sistem Pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Bidang ini digunakan lebih banyak daripada penggunaan bidang-bidang kecerdasan buatan lainnya. Sistem Pakar menarik minat yang besar dalam suatu organisasi disebabkan kemampuannya dalam meningkatkan produktifitas dan dalam meningkatkan gugus kerja di berbagai bidang tertentu dimana pakar manusia akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan mempertahankan kemampuan itu.
1.3.Tinjauan Tentang Evaluasi Kualitas Sistem
Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya baik dalam membangun maupun mengembangkan konsep maupun metode yang disusun kedalam metrik pengukuran yang kemudian dibentuklah menjadi model-model evaluasi sistem, salah satunya pada sistem pakar. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh O Hauge (2006), membangun konsep metrik yang dapat digunakan sebagai paramater yang ditinjau dari aspek domain konsep dan rule yang ada pada sistem pakar.
Sementara itu, Sharil bin Shariff (2007) melakukan riset dengan menawarkan sebuah
model untuk keperluan mengevaluasi sistem pakar dengan melakukan identifikasi beberapa kriteria atau parameter ke dalam sebuah metrik, dengan hasil akhir model evaluasi ini berupa pengklasifikasian atau pengelompokkan tingkatan performa sistem pakar dengan menguji sampel dua project sistem pakar yang nantinya akan dinilai. 1.4.Tinjauan Tentang Sistem Pendukung
Keputusan
Menurut Suryadi dkk (2002) Sistem pendukung keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta penentu yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang paling tepat. Menurut Daihani (2001), Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
2. METODE PERANCANGAN SISTEM
Untuk mekanisme prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara keseluruhan bisa dilihat pada gambar 1. dibawah ini :
Gambar 1. Mekanisme Prosedur Kerja Penelitian I Tahap Pem be ntu ka n H im punan M etrik II Tahap Pengu m p ula n D a ta Proses Ek sp lora si S tu di Lite ratur Proses E kstraksi D o kum e nta si III Tahap U ji Eva lua si Him punan M etrik
D ata P roses Ka lkula si D ata H asil E va luasi M ulai S elesa i
Setelah himpunan parameter-parameter metrik telah dirancang, maka selanjutnya akan dilakukan perancangan implementasi penelitian yang dapat dilihat pada skema gambar 2. dibawah ini :
Gambar 2. Rancangan Skema Implementasi
Prosedur kerja pada penelitian yang akan dilakukan nanti dimulai dengan proses pengumpulan data dengan mengambil atau mengekstrak rule-rule dalam basis pengetahuan yang ada pada dokumentasi sistem pakar yang menjadi sampel untuk nanti dilakukan pengujian terhadap dokumentasi tersebut. Setelah data-data terkumpul, maka dilanjutkan dengan melakukan proses kalkulasi atau perhitungan pada himpunan metrik yang telah dirancang sebelumnya. Setelah proses tersebut, maka dilanjutkan dengan proses evaluasi dari keseluruhan sampel data yang telah dikalkulasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai rangkaian algoritma yang dapat dilihat pada gambar 3. sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian Proses Evaluasi Sumber : Pearson Education Limited 2004 & cah,
UoN 2008
Berdasarkan skema di atas, penerapan ISO 9126 dapat dirumuskan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menguraikan ISO 9126 dalam parameter-parameter (atribut).
Kualitas pada sebuah perangkat lunak dapat dinyatakan dalam delapan atribut atau parameter yaitu :
a. Functional suitability (kesesuaian
fungsional)
b. Performance efficiency (efisiensi
kinerja) c. Compatibility (kompatibilitas) d. Usability (kegunaan) e. Reliability (kehandalan) f. Security (keamanan) g. Maintainability (keterpeliharaan
atau kemudahan pemelihaaraan) 2. Memilih parameter yang hendak
diterjemahkan sub parameter-sub parameter menjadi metrik-metrik yang menyatakan ukuran setiap parameter. Atribut atau parameter yang dipilih adalah Performance Efficiency (efisiensi kinerja) dan Usability (kegunaan).
3. Menguraikan parameter terpilih ke dalam sub parameter-sub parameter. Ada beberapa sub parameter yang dapat dibuat untuk mengukur efisiensi kinerja sebuah sistem pakar.
Untuk Performance Efficiency yang diukur dari sistem pakar yaitu :
a. Efisiensi pada naskah kode, metrik yang dihasilkan { jbk, jkk,
jkp. jkl}
b. Efisiensi pada basis pengetahuan, metrik yang dihasilkan { jrule,
rpa, jrs, jra}
Sementara untuk Usability yang diukur dari sistem pakar yaitu :
a. Kemampuan user memahami sistem, metrik yang dihasilkan {jws}
b. Kemampuan user
mengoperasikan sistem, metrik yang dihasilkan {jos}
4. Menyatakan setiap metrik sebagai sebuah kriteria.
Metrik-metrik yang dihasilkan, dinyatakan sebagai kriteria-kriteria penilaian efisiensi dalam himpunan kriteria { jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa,
jrs, jra, jws, jos}. M u la i D o k u m e n t a s i S is p a k P r o s e s E k s tr a k s i R u le P r o s e s M e n g h it u n g M e t r ik P r o s e s E v a lu a s i S e l e s a i P r o s e s K o le k s i D a ta
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
241
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai rangkaian algoritma yang dapat dilihat pada gambar 3. sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian Proses Evaluasi
Sumber : Pearson Education Limited 2004 & cah, UoN 2008
Berdasarkan skema di atas, penerapan ISO 9126 dapat dirumuskan dalam langkah- langkah sebagai berikut:
1) Menguraikan ISO 9126 dalam parameter-parameter (atribut). Kualitas pada sebuah perangkat lunak dapat dinyatakan dalam delapan atribut atau parameter yaitu:
a. Functional suitability (kesesuaian fungsional).
b. Performance efficiency (efisiensi kinerja).
c. Compatibility (kompatibilitas).
d. Usability (kegunaan).
e. Reliability (kehandalan).
f. Security (keamanan).
g. Maintainability (keterpeliharaan atau kemudahan pemelihaaraan).
2) Memilih parameter yang hendak diterjemahkan sub parameter-sub parameter menjadi metrik-metrik yang menyatakan ukuran setiap parameter. Atribut atau parameter yang dipilih adalah Performance Efficiency (efisiensi kinerja) dan Usability (kegunaan).
3) Menguraikan parameter terpilih ke dalam sub parameter-sub parameter. Ada beberapa sub parameter yang dapat dibuat untuk mengukur efisiensi kinerja sebuah sistem pakar. Untuk Performance Efficiency yang diukur dari sistem pakar yaitu:
a. Efisiensi pada naskah kode, metrik yang dihasilkan {jbk, jkk, jkp. jkl}.
b. Efisiensi pada basis pengetahuan, metrik yang dihasilkan {jrule, rpa, jrs, jra}. Sementara untuk Usability yang diukur dari sistem pakar yaitu:
a. Kemampuan user memahami sistem, metrik yang dihasilkan {jws}. b. Kemampuan user mengoperasikan sistem, metrik yang dihasilkan {jos}.
4) Menyatakan setiap metrik sebagai sebuah kriteria. Metrik-metrik yang dihasilkan, dinyatakan sebagai kriteria-kriteria penilaian efisiensi dalam himpunan kriteria { jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa, jrs, jra, jws, jos}.
5) Memberikan bobot penilaian terhadap masing kriteria dan nilai pada masing-masing kriteria, seperti terlihat pada tabel berikut:
Setelah himpunan parameter-parameter metrik telah dirancang, maka selanjutnya akan dilakukan perancangan implementasi penelitian yang dapat dilihat pada skema gambar 2. dibawah ini :
Gambar 2. Rancangan Skema Implementasi
Prosedur kerja pada penelitian yang akan dilakukan nanti dimulai dengan proses pengumpulan data dengan mengambil atau mengekstrak rule-rule dalam basis pengetahuan yang ada pada dokumentasi sistem pakar yang menjadi sampel untuk nanti dilakukan pengujian terhadap dokumentasi tersebut. Setelah data-data terkumpul, maka dilanjutkan dengan melakukan proses kalkulasi atau perhitungan pada himpunan metrik yang telah dirancang sebelumnya. Setelah proses tersebut, maka dilanjutkan dengan proses evaluasi dari keseluruhan sampel data yang telah dikalkulasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai rangkaian algoritma yang dapat dilihat pada gambar 3. sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian Proses Evaluasi Sumber : Pearson Education Limited 2004 & cah,
UoN 2008
Berdasarkan skema di atas, penerapan ISO 9126 dapat dirumuskan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menguraikan ISO 9126 dalam parameter-parameter (atribut).
Kualitas pada sebuah perangkat lunak dapat dinyatakan dalam delapan atribut atau parameter yaitu :
a. Functional suitability (kesesuaian
fungsional)
b. Performance efficiency (efisiensi
kinerja) c. Compatibility (kompatibilitas) d. Usability (kegunaan) e. Reliability (kehandalan) f. Security (keamanan) g. Maintainability (keterpeliharaan
atau kemudahan pemelihaaraan) 2. Memilih parameter yang hendak
diterjemahkan sub parameter-sub parameter menjadi metrik-metrik yang menyatakan ukuran setiap parameter. Atribut atau parameter yang dipilih adalah Performance Efficiency (efisiensi kinerja) dan Usability (kegunaan).
3. Menguraikan parameter terpilih ke dalam sub parameter-sub parameter. Ada beberapa sub parameter yang dapat dibuat untuk mengukur efisiensi kinerja sebuah sistem pakar.
Untuk Performance Efficiency yang diukur dari sistem pakar yaitu :
a. Efisiensi pada naskah kode, metrik yang dihasilkan { jbk, jkk,
jkp. jkl}
b. Efisiensi pada basis pengetahuan, metrik yang dihasilkan { jrule,
rpa, jrs, jra}
Sementara untuk Usability yang diukur dari sistem pakar yaitu :
a. Kemampuan user memahami sistem, metrik yang dihasilkan {jws}
b. Kemampuan user
mengoperasikan sistem, metrik yang dihasilkan {jos}
4. Menyatakan setiap metrik sebagai sebuah kriteria.
Metrik-metrik yang dihasilkan, dinyatakan sebagai kriteria-kriteria penilaian efisiensi dalam himpunan kriteria { jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa,
jrs, jra, jws, jos}. M u la i D o k u m e n ta s i S is p a k P r o s e s E k s tr a k s i R u le P r o s e s M e n g h itu n g M e tr ik P r o s e s E v a lu a s i S e l e s a i P r o s e s K o le k s i D a ta
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
242
Tabel 1. Pemetaan Bobot, Nilai dan Kriteria
6) Menyatakan setiap alternatif sebagai sistem pakar – sistem pakar. Evaluasi dengan menerapkan ISO 9126 dilakukan dengan menggunakan permodelan multiple criteria
decison making (MCDM) dimana dinyatakan bahwa untuk setiap alternatif dalam
permodelan MCDM adalah sebuah sistem pakar.
7) Membangun sebuah model uji berdasarkan Multiple Criteria Decison Making (MCDM) menggunakan himpunan kriteria dan himpunan alternatif yang ada, seperti pada tabel 2.
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
243
Tabel 2. Model Matriks Pengujian MCDM
8) Memilih model perangkingan untuk mengukur kualitas sistem pakar dibanding sistem pakar yang lain. Perhitungan perangkingan menggunakan metode TOPSIS (Technique for
Order of Preference by Similarity to Ideal Solution) berdasarkan performance efficiency
dan usability dari sistem pakar.
9) Pengujian evaluasi dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan untuk mendemostrasikan evaluasi sampai menemukan hasil evaluasi dari sampling sistem pakar yang dipilih, seperti pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Hasil perangkingan
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
a. Pada dasarnya model penilaian yang dibangun dengan menerapkan beberapa atribut ISO 9126 yaitu performanceefficiency (efisiensi kinerja) dan usability (kegunaan). b. Penjabaran atribut efisiensi kinerja ini dilakukan secara khusus terhadap perangkat
lunak jenis sistem pakar. Dengan meninjau pada dua sisi sistem pakar yaitu sisi naskah kode dengan asumsi naskah kode adalah bersifat open source dan sisi basis pengetahuan sistem pakar dengan asumsi juga bahwa basis pengetahuan dapat ditinjau atau terdokumentasi dengan baik.
c. Metrik-metrik yang diperoleh dari penjabaran itu adalah jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa,
jrs, jra, jws dan jos yang penjelasnya dan sifat-sifatya dikemukakan pada isi penelitian
ini.
d. Alat bantu evaluasi yang dibuat dari penelitian ini diakhiri dengan sebuah sistem pendukung keputusan yang meletakkan seluruh metrik sebagai kriteria-kriteria dan seluruh sistem pakar sebagai alternatif-alternatif dari susunan matriks MADM dengan perhitungan metode TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution).
5. Memberikan bobot penilaian terhadap masing-masing kriteria dan nilai pada masing-masing kriteria, seperti terlihat pada tabel berikut :
6. Menyatakan setiap alternatif sebagai sistem pakar – sistem pakar.
Evaluasi dengan menerapkan ISO 9126 dilakukan dengan menggunakan permodelan multiple criteria decison
making (MCDM) dimana dinyatakan
bahwa untuk setiap alternatif dalam permodelan MCDM adalah sebuah sistem pakar.
7. Membangun sebuah model uji berdasarkan Multiple Criteria Decison
Making (MCDM) menggunakan
himpunan kriteria dan himpunan alternatif yang ada, seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Model Matriks Pengujian MCDM Metrik yang dihasilkan Sistem pakar Analisa Kerusakan Handphone Sistem pakar Analisa Kerusakan Motor Sistem pakar Analisa Kerusakan Printer Jbk 80 70 50 Jkk 30 70 60 Jkp 80 60 30 Jkl 90 90 60 Jrule 50 90 60 Rpa 70 70 30 Jrs 70 50 30 Jra 50 70 30 Jws 50 70 50 Jos 50 70 50
8. Memilih model perangkingan untuk mengukur kualitas sistem pakar dibanding sistem pakar yang lain. Perhitungan perangkingan menggunakan metode TOPSIS
(Technique for Order of Preference by
Similarity to Ideal Solution)
berdasarkan performance efficiency
dan usability dari sistem pakar.
9. Pengujian evaluasi dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan untuk mendemostrasikan evaluasi sampai menemukan hasil evaluasi dari sampling sistem pakar yang dipilih, seperti pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Hasil perangkingan
Sistem Pakar Nilai Rangking
Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Printer 0.90302210492702 Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Motor 0.37904305792759 Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Handphone 0.32055595248269
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
a. Pada dasarnya model penilaian yang dibangun dengan menerapkan beberapa atribut ISO 9126 yaitu performance
efficiency (efisiensi kinerja) dan usability
(kegunaan)..
b. Penjabaran atribut efisiensi kinerja ini dilakukan secara khusus terhadap perangkat lunak jenis sistem pakar. 5. Memberikan bobot penilaian terhadap
masing-masing kriteria dan nilai pada masing-masing kriteria, seperti terlihat pada tabel berikut :
6. Menyatakan setiap alternatif sebagai sistem pakar – sistem pakar.
Evaluasi dengan menerapkan ISO 9126 dilakukan dengan menggunakan permodelan multiple criteria decison
making (MCDM) dimana dinyatakan
bahwa untuk setiap alternatif dalam permodelan MCDM adalah sebuah sistem pakar.
7. Membangun sebuah model uji berdasarkan Multiple Criteria Decison
Making (MCDM) menggunakan
himpunan kriteria dan himpunan alternatif yang ada, seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Model Matriks Pengujian MCDM
Metrik yang dihasilkan Sistem pakar Analisa Kerusakan Handphone Sistem pakar Analisa Kerusakan Motor Sistem pakar Analisa Kerusakan Printer Jbk 80 70 50 Jkk 30 70 60 Jkp 80 60 30 Jkl 90 90 60 Jrule 50 90 60 Rpa 70 70 30 Jrs 70 50 30 Jra 50 70 30 Jws 50 70 50 Jos 50 70 50
8. Memilih model perangkingan untuk mengukur kualitas sistem pakar dibanding sistem pakar yang lain. Perhitungan perangkingan menggunakan metode TOPSIS
(Technique for Order of Preference by
Similarity to Ideal Solution)
berdasarkan performance efficiency
dan usability dari sistem pakar.
9. Pengujian evaluasi dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan untuk mendemostrasikan evaluasi sampai menemukan hasil evaluasi dari sampling sistem pakar yang dipilih, seperti pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Hasil perangkingan
Sistem Pakar Nilai Rangking
Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Printer 0.90302210492702 Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Motor 0.37904305792759 Sistem Pakar Analisa
Kerusakan Handphone 0.32055595248269
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
a. Pada dasarnya model penilaian yang dibangun dengan menerapkan beberapa atribut ISO 9126 yaitu performance
efficiency (efisiensi kinerja) dan usability
(kegunaan)..
b. Penjabaran atribut efisiensi kinerja ini dilakukan secara khusus terhadap perangkat lunak jenis sistem pakar.
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339-028X
244 4.2.Saran
a. Diharapkan pada penelitian yang lebih lanjut, model evaluasi tidak saja dibangun berdasarkan atribut-atribut lain dari ISO 9126 selain 2 atribut parameter tersebut. b. Diharapkan untuk model evaluasi sistem pakar ini, untuk sisi antarmuka juga
diturunkan sub parameter – sub parameter yang khusus mengukur efisiensi antarmuka sistem pakar, dengan menggunakan model state dari interaksi dengan antarmuka. c. Diharapkan pada penelitian lebih lanjut, sub parameter kompleksitas pada naskah
kode diperluas untuk mengurai jenis kompleksitas polinomial dan logaritmik secara lebih rinci.
5. REFERENSI
Abdelhamid, Y., Hassan, H., and Rafea, A., (1997), A Proposed Methodology For Expert
System Engineering, IEEE Transaction on Software Engineering.
Galin., (2008), Software Quality Metrics, Pearson Education Limited 2004 & cah, UoN. Grogono, P.D., Preece, A.D., Shinghal R., and Suen, C.Y., (1993), A Review of Expert
Systems Evaluation Techniques, AAAI Technical Report WS-93-05.
Hauge, O., Britos, P., and Martinez, R.G., (2006), Metrics for Expert Systems Conceptualization, Proceedings VIbero- American Symposium on Software
Engineering, Puebla (Mexico), pp. 209- 216.
Kusumadewi, Sri., (2003), Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta.
Shariff, S., (2007), Proposing a Model in Evaluate Expert System, Universiti Teknologi Mara, Malaysia.
Subakti, I., (2006), Sistem Berbasis Pengetahuan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.
Turban, E., (2005), Decision Suport Systems and Intelligent System, Pearson Education, Andi offset, Yogyakarta.