• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PENYESUAIAN DIRI WANITA PADA KEHAMILAN PERTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PENYESUAIAN DIRI WANITA PADA KEHAMILAN PERTAMA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

PENGARUH BODY IMAGE

TERHADAP PENYESUAIAN DIRI WANITA

PADA KEHAMILAN PERTAMA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

SRI HAYUNINGTYAS SARI

051301071

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2009/2010

(2)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2009

Sri Hayuningtyas Sari NIM 051301071

(3)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi ini. Penulisan laporan penelitian skripsi ini dilakuka n dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul dari skripsi ini adalah : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada kehamilan Pertama.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan hati tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

2. Ade Rahmawati Siregar, M.Psi., psikolog. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan waktu kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Fillia Dina, M.Pd selaku dosen pembimbing akademis yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada saya selama masa perkuliahan

4. Ika Sari Dewi, S.Psi., psikolog dan Debby Anggraini Daulay, M.Psi., psikolog selaku dosen penguji seminar, terimakasih atas masukan yang diberikan kepada saya

(4)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada saya

6. Pak Is, Pak As, Kak Ari, Kak Devi, Kak Ade, Kak Ulfa dan seluruh pegawai di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam proses administrasi

7. Keluarga tercinta (Mama, Bapak, “The Sisters”: Ierma, Evie, and Piendie) serta Keluarga di Pondok Mertua Indah (Ayah, Ibu, Wiendra, Rio, and Sitah) yang telah dengan tulus ikhlas senantiasa memberikan bantuan baik moral maupun material, dorongan semangat tiada henti, doa dan kasih sayang yang tidak tergantikan.

8. Keluarga kecilku tersayang (suamiku: Destri Syahputra, SH. Dan putri kecilku Rayhani Qeyla Azzahra) terimakasih atas kesempatan untuk bisa mencapai cita-cita.

9. Sahabat-sahabat tersayang, Pristi Apri G, S. Psi. atas bantuannya selama proses pengolahan data, Putri dan Eka terima kasih atas doa dan support

selama penyusunan skripsi, Uni Rahayu Syahputri, S.Psi; akhirnya aku menyusulmu uni. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan persahabatan tulus yang selama ini diberikan. Bersama-sama kita telah menjalani pengalaman-pengalaman berharga dan tidak terlupakan. Semoga persahabatan kita akan terus terjalin

10.Seluruh teman-teman angkatan 2005, selama 4 tahun menjalani masa perkuliahan bersama dengan segala cerita suka dan duka yang telah kita jalani. Semoga pertemanan kita akan terus terjalin

(5)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

11.dr. Sugianto, Sp.OG. yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di klinik Life Fertility Centre Binjai.

12.Seluruh staf yang bekerja di klinik Life Fertility Centre Binjai (K Titin, K Ocha, K Mai, Manda) yang mau meluangkan waktunya di sela-sela kesibukan bekerja untuk membantu saya dalam proses penyebaran skala dan pada seluruh pasien yang membantu pengisian skala.

13.Dan semua orang yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh-Nya dan semoga kita selalu dilimpahkan rahmat-dan hidayah-Nya. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi rekan-rekan semua.

Medan, Desember 2009

Penulis,

(6)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi iv Daftar Tabel vi

Daftar Grafik vii

Daftar Lampiran vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 10

C. Tujuan Penelitian 10

D. Manfaat Penelitian 10

E. Sistematika Penulisan 11

BAB II : LANDASAN TEORI A. Body Image

1. Pengertian Body Image 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image 13

3. Aspek-aspek Body Image 15

4. Dimensi-dimensi Body Image 16

5. Gambaran Body Image Selama Kehamilan 16 B. Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri 18

2. Proses Penyesuaian Diri 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri 21

4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri 23

C. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan 25

2. Tanda-tanda Kehamilan 26

3. Kondisi Psikologis pada Masa Kehamilan 26 D. Pengaruh Body Image terhadap Penyesuaian Diri

Wanita Pada Kehamilan Pertama 28

E. Hipotesa Penelitian 30

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel 31

B. Definisi Operasional 31

1. Body Image 31

2. Penyesuaian Diri 32

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 33

D. Lokasi Penelitian 35

E. Instrumen/Alat Ukur yang Digunakan 35

1. Skala Body Image 36

(7)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

F. Uji Coba Alat Ukur 40

1. Validitas, Reliabilitas, dan Daya Beda Aitem 41

2. Hasil Uji Coba Alat Ukur 43

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 46

1. Tahap Persiapan Penelitian 46

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 48

3. Tahap Pengolahan Data 48

H. Metode Analisa Data 48

1. Uji Normalitas Sebaran 48

2. Uji Linearitas Hubungan 49

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 50

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia 50 2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pekerjaan 51 3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Kandungan 51 4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan 52

B. Hasil Penelitian 52

1. Uji Asumsi 53

2. Hasil Utama Penelitian 55

3. Hasil Analisa Tambahan 60

C. Pembahasan 64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 68

B. Saran 69

Daftar Pustaka 71

Lampiran

(8)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Blue Print Skala Body Image 37

Tabel 2 : Blue Print Skala Penyesuaian Diri 39 Tabel 3 : Distribusi Aitem-Aitem Skala Body Image Setelah Uji Coba 43 Tabel 4 : Blue Print Skala Penelitian Body Image 44 Tabel 5 : Distribusi Aitem-Aitem Skala Penyesuaian Diri

Setelah Uji Coba 45

Tabel 6 : Blue Print Skala Penelitian Penyesuaian Diri 45 Tabel 7 : Gambaran Subjek Berdasarkan Usia 50 Tabel 8 : Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pekerjaan 51 Tabel 9 : Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Kandungan 51 Tabel 10 : Gambaran Subjek Pernikahan Berdasarkan Status Pernikahan 52 Tabel 11 : Normalitas Sebaran Variabel Body Image dan

Penyesuaian Diri 53

Tabel 12 : Linearitas Hubungan Body Image dan Penyesuaian Diri 54 Tabel 13 : Hasil Model Summary Pada Analisa Regresi 55 Tabel 14 : Skor Empirik dan Skor Hipotetik Body Image 57 Tabel 15 : Kategorisasi Body Image Berdasarkan Mean Hipotetik 57 Tabel 16 : Kategorisasi Body Image Berdasarkan Mean Empirik 58 Tabel 17 : Skor Empirik dan Skor Hipotetik Penyesuaian Diri 58 Tabel 18 : Kategorisasi Penyesuaian Diri Berdasarkan Mean Hipotetik 59 Tabel 19 : Kategorisasi Penyesuaian Diri Berdasarkan Mean Empirik 59 Tabel 20 : Matriks Hubungan Antar Variabel Dalam Bentuk Kategori 60 Tabel 21 : Gambaran Body Image dan Penyesuaian Diri Berdasarkan Usia 61 Tabel 22 : Pengaruh Body Image Terhadap

Penyesuaian Diri Berdasarkan Usia 61 Tabel 23 : Gambaran Body Image dan

Penyesuaian Diri Berdasarkan Status Pekerjaan 62 Tabel 24 : Pengaruh Body Image Terhadap

Penyesuaian Diri Berdasarkan Status Pekerjaan 63 Tabel 25 : Gambaran Body Image dan

Penyesuaian Diri Berdasarkan Usia Kandungan 63 Tabel 26 : Pengaruh Body Image Terhadap

(9)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

DAFTAR GRAFIK

(10)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Mentah Try Out Body Image

Data Mentah Try Out Penyesuaian Diri Reliabilitas Try Out Skala Body Image

Reliabilitas Try Out Skala Penyesuaian Diri Lampiran 2 : Data Mentah Penelitian Body Image

Data Mentah Penelitian Penyesuaian Diri Reliabilitas Penelitian Skala Body Image

Reliabilitas Penelitian Skala Penyesuaian Diri Uji Normalitas Sebaran

Uji Linearitas Hubungan Hasil Utama Penelitian Hasil Analisa Tambahan

(11)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama

Sri Hayuningtyas Sari dan Ade Rahmawati Siregar

ABSTRAK

Kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar. Selain itu, wanita pada kehamilan pertama belum pernah mengalami perubahan fisik yang berhubungan dengan kehamilan dan mengembangkan kemampuan kognitif yang terkait dengan perkembangan identitas keibuan. Selama kehamilan, wanita mengalami perubahan yang khas dalam segi fisik. Perubahan fisik selama kehamilan akan mempengaruhi perubahan body image wanita Body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Body image akan mempengaruhi penyesuaian diri seseorangPenyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu berada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah Body Image berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama. Subjek pada penelitian ini adalah 60 orang wanita hamil pertama yang memeriksakan kandungan di klinik Life Fertility Centre Binjai dan analisa data yang dilakukan adalah analisa regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa body image berpengaruh secara signifikan (p = 0.000) terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama. Body image

memberikan sumbangan efektif sebesar 19.5% terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama. Dari hasil tambahan diperoleh hasil bahwa body image

berpengaruh secara signifikan pada subjek berusia 26-30 tahun; subjek yang bekerja; dan subjek dengan usia kandungan berada pada trimester III.

(12)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

The Effect of Body Image Towards Self Adjustment of First Pregnant Women Sri Hayuningtyas Sari dan Ade Rahmawati Siregar

ABSTRACT

First pregnancy is an experience that creates life to a great social and psychological changes. In the other hand, first time pregnant women have also never experienced physical changes related to pregnancy and haven’t developed a cognitive ability about being a mother. During the pregnancy, women experienced great physical changes. These physival changes during pregnancy will changes their body image. Body image is attitude towards ones own body which can be positive or negative. Body image will effect self adjustmen of someone. Self adjustment is a process include mentally responses and behavior to overcome internal need, conflict, strain, and frustration also balance the need of the person and the environtment.The aim of this research is to see whether body image effects significantly self adjustment of first pregnant women. Subjects of this research are 60 first pregnant women who examined their pregnancy in Life Fertility Centre Clinic in Binjai and data was analyzed by regression. The result shows that body image effects self adjustment of first pregnant women significantly (p = 0.000). Body image effectively effects about 19.5% in first pregnant women’s adjustment. As additional results, body image effects significantly self adjustment of subjects ages 26-30; subjects who work and subjects with pregnancy in third trimester.

(13)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan adalah salah satu tugas perkembangan yang didambakan oleh sebagian besar perempuan yang telah memasuki kehidupan berumah tangga. Menurut Kartono (1995) wanita yang sedang hamil merasa bangga akan kesuburan, dan bergairah menyambut bayinya yang akan lahir. Biasanya calon ibu akan mengembangkan mekanisme kepuasan dan kebanggaan jika kehamilan tersebut merupakan yang pertama kali baginya, karena ia bisa memenuhi tugas kewajiban sebagai wanita dan sebagai penerus generasi. Rasa bahagia juga timbul karena sebagian wanita menganggap kehamilan merupakan kebanggaan sebagai wujud kesempurnaan.

Kehamilan memang membawa kebahagiaan tersendiri bagi para wanita. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa proses untuk menjadi seorang ibu adalah peristiwa yang mendebarkan dan penuh tantangan (Effendi & Tjahjono, 1999). Perempuan yang paling berbahagia dengan kehamilannya pun mengalami kekhawatiran, yang disebabkan oleh keraguan akan kemampuan untuk melewati berbagai perubahan yang terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan dan peran baru sebagai ibu yang akan diterimanya (Astuti, Santosa, & Utami, 2000). Selain itu, kehamilan juga merupakan suatu babak baru dalam kehidupan seorang wanita yang umumnya memberikan arti emosional yang sangat besar bagi setiap wanita. Pengalaman ini menimbulkan berbagai perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kecemasan tentang apa yang akan dialaminya

(14)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

selama kehamilan, khususnya pada kehamilan pertama (Effendi & Tjahjono, 1999).

Lanzelius (dalam Rubin, 2005) menyatakan bahwa kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar. Selain itu, wanita pada kehamilan pertama belum pernah mengalami perubahan fisik yang berhubungan dengan kehamilan dan mengembangkan kemampuan kognitif yang terkait dengan perkembangan identitas keibuan. Menurut Newman dan Newman (2006), beberapa wanita merasa sangat senang dan bersemangat menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami simptom kecemasan dan depresi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Thompson dan Tantleff-dunn (dalam Rubin, 2005) yang menemukan bahwa kebanyakan wanita yang hamil untuk pertama kalinya hanya tahu sedikit saja mengenai proses yang terjadi pada dirinya. Pengetahuan yang kurang akan apa yang dihadapi mengakibatkan rasa cemas dan takut, sehingga masa kehamilan kurang menyenangkan.

Masa kehamilan merupakan masa dengan berbagai perubahan dalam diri seorang wanita, karena kehamilan akan merubah hampir semua sistem tubuh seorang wanita (Kartono, 1995). Selama kehamilan wanita mengalami perubahan yang khas dalam segi fisik. Alexander dan Carlson (dalam Matlin, 2004) menyatakan bahwa perubahan fisik selama kehamilan meliputi payudara yang mengencang, sering buang air kecil, dan merasa lelah. Selain itu, sebagian besar wanita menyatakan adanya kenaikan berat badan dan pembesaran pada bagian perut atau abdomen.

(15)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Matlin (2004) menyatakan bahwa perubahan fisik ini juga berhubungan dengan bertambahnya ketidakpuasan terhadap tubuh pada wanita. Hal ini dikarenakan kehamilan membawa perubahan pada ukuran dan bentuk tubuh yang mempengaruhi kondisi fisik yang tampak dari luar pada diri seorang ibu hamil hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fairburn dan Welch (dalam Robertson-Frey, 2005) yang menemukan bahwa perubahan pada tubuh selama kehamilan tidak selalu dipandang positif dan wanita yang paling khawatir dengan bentuk tubuh mereka sebelum hamil, juga cenderung tidak menyukai perubahan tubuh mereka ketika hamil. Lederman (1984) juga menemukan bahwa tidak ada wanita hamil yang mengekspresikan rasa bangga terhadap ukuran tubuhnya selama trimester kedua dan ketiga.

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa ada beberapa wanita hamil yang mengeluhkan perubahan berat dan bentuk tubuh mereka. Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di salah satu klinik dokter spesialis kandungan di Binjai menunjukkan bahwa perubahan berat dan bentuk tubuh selama kehamilan juga memiliki dampak terhadap bagaimana wanita memandang kehamilannya. Seperti hasil wawancara dengan salah satu wanita hamil berinisial DA, usia 23 tahun, berikut ini:

“Yang namanya lagi hamil pasti ada masalah la mbak…salah satunya ya…ini badan yang tambah berat, tambah bulat, susah gerak… pokoknya beda kali sama waktu belum hamil. Dulu kan kita langsing, singset, pake baju apa aja oke, sekarang…badan bulat gini ya gak bisa neko-neko. Kadang gak pede juga kalo mo pergi-pergi undangan, ketemu ma temen ato sodara, abis badan kayak badut gini…hehehe.” (Komunikasi Personal, 9 Juni 2009)

(16)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Sikap terhadap berat dan bentuk tubuh selama kehamilan memiliki dampak yang penting terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan dan kesehatan mental ibu setelah melahirkan (Rubin, 2005). Sebagaimana diketahui bahwa kenaikan berat badan yang ideal pada wanita selama kehamilan adalah sekitar 6,5 – 16,5 kilogram. Kenaikan berat badan di bawah ataupun di atas rentang tersebut akan menimbulkan masalah pada kesehatan ibu dan janin (Mochtar, 1998). Selain itu, kekhawatiran tentang berat badan dan bentuk tubuh selama kehamilan juga berhubungan dengan distres postpartum (Abraham & Walker dalam Rubin, 2005) dan simptom depresi (US Fed News Service, 2008).

Kekhawatiran tentang perubahan bentuk tubuh selama kehamilan sebenarnya dapat diatasi dengan tetap aktif bekerja dan berpikir positif. Penelitian terbaru US Fed News Service (2008) menunjukan kalau wanita yang tetap aktif bekerja dan berpikir lebih positif tentang perubahan bentuk tubuh mereka dapat mencegah depresi baik selama maupun setelah kehamilan. Selain itu, perilaku berolah raga selama kehamilan juga berpengaruh terhadap pengurangan simptom depresi selama kehamilan.

Bagi banyak wanita, kehamilan merupakan masa khusus dimana diri mereka dipandang melalui bagaimana fungsi tubuh mereka dan bukan bagaimana penampilan tubuh mereka di mata orang lain. Hal ini akan meningkatkan perasaan puas terhadap tubuh selama kehamilan (Bailey & Rubin dalam Rubin, 2005). Hal ini sejalan dengan penelitian Mc Connel dan Daston (dalam Lederman, 1984) yang menemukan adanya hubungan antara bagaimana cara wanita memandang tubuhnya dengan sikapnya terhadap kehamilan. Pada umumnya, wanita yang

(17)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

dapat menerima kehamilan mereka hanya akan sedikit terganggu oleh perubahan kondisi mereka.

Perubahan fisik selama kehamilan akan mempengaruhi perubahan body image wanita (Newman & Newman, 2006). Body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif (Cash & Pruzinsky dalam Thompson, 1999). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fox dan Yamaguchi (dalam Robertson-Frey, 2005) yang melakukan penelitian terhadap 76 wanita yang sedang hamil 30 minggu, untuk mengetahui perasaan mereka terhadap penampilan dan bentuk tubuh mereka. Hasilnya 67% dari sampel yang sebelum hamil memiliki berat badan normal, menyatakan adanya perubahan negatif terhadap body image mereka.

Body image merupakan aspek yang penting selama kehamilan karena

body image yang positif diantara wanita selama kehamilan berhubungan dengan perasaan positif terhadap kehamilan secara umum (Da Pietro dalam Rubin, 2005). Da Pietro juga menambahkan bahwa terdapat perbedaan body image antara wanita yang mengalami kehamilan pertama dengan wanita pada kehamilan berikutnya. Wanita pada kehamilan pertama lebih cemas terhadap body image dari pada wanita pada kehamilan kedua atau ketiga. Hal ini dikarenakan wanita yang hamil pertama kalinya belum memiliki pengalaman tentang perubahan yang terjadi selama kehamilan.

Body image merupakan aspek dari harga diri dan merupakan indikator sikap terhadap kehamilan (Iffrig dkk. dalam Lederman, 1984). Hal ini dikarenakan penampilan fisik merupakan prediktor harga diri yang paling kuat

(18)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

pada wanita (Kwa dalam Matlin, 2004) dan hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh Santrock (2001) bahwa penampilan fisik merupakan penyumbang yang kuat pada harga diri seseorang.

Ukuran kecantikan perempuan Indonesia adalah sesuatu yang subjektif dan berbeda dari orang ke orang, namun dapat dikatakan bahwa laki-laki Indonesia umumnya akan mengatakan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang memiliki warna kulit kuning langsat atau putih, berbadan langsing dan tinggi, hidung mancung, dan rambut panjang (Utomo, 2007). Sehingga, konsep tubuh yang ideal pada wanita adalah tubuh langsing dan wanita sering dinilai dari seberapa menarik mereka di mata orang lain. Kedua hal ini tidak dimiliki oleh wanita hamil karena mereka tidak mungkin memiliki tubuh yang langsing seperti sebelum mereka hamil dan mereka tidak akan dinilai menarik. Hal ini menyebabkan banyak wanita sering mengatakan bahwa mereka merasa gemuk dan jelek selama hamil (Matlin, 2004). Seperti pernyataan yang dikutip dari buku Newman dan Newman (2006) berikut ini:

“saya tidak suka hamil. Saya seperti badut gendut. Saya seorang penari dan terbiasa dengan tubuh langsing. Sekarang saya tidak tahan melihat tubuh saya. Bahkan saya benci untuk bercermin.” (Newman & Newman, 2006, 324)

Salah satu wanita yang sedang hamil pertama JI, 22 tahun, yang diwawancarai saat memeriksakan kandungan di klinik dokter spesialis kandungan juga menyatakan hal yang sama.

“saya kan sudah hamil 7 bulan ni...ya yang selama ini saya rasakan waktu hamil..ya kayak gini lah. Badan tambah besar, perut makin buncit, terus muka saya ini gak pernah abis-abis jerawatnya...bikin saya makin minder.

(19)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Perasaan orang lain kalo hamil tambah cantik..tambah seksi..eh saya kok tambah jelek...” (Komunikasi Personal, 9 Juni 2009).

Body image yang baik akan menjadikan seseorang memiliki konsep diri yang positif (Dacey & Kenny, 2001). Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kepuasan body image diharapkan juga memiliki konsep diri yang positif, dengan konsep diri yang positif, maka seseorang akan mudah menjalani hidupnya, tampil lebih percaya diri, dan lebih asertif (Baron & Byrne, 2000). Bagi wanita, konsep diri secara khusus didasarkan pada body image dan sebagai konsekuensinya, hal ini mempengaruhi fungsi sosial dan hubungan interpersonal mereka (Rubin, 2005).

Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) menyatakan bahwa body image

akan mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu berada. Masa kehamilan mengandung berbagai perubahan fisik dan psikologis, yang sesungguhnya adalah peristiwa yang normal (Astuti dkk., 2000). Namun, menurut Robertson-Frey (2005), banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima perubahan pada tubuh mereka selama hamil, walaupun perubahan fisik pada wanita hamil dapat dianggap sebagai bagian yang alami dari sebuah kehamilan. Berdasarkan hal tersebut, maka kehamilan perlu dihadapi secara khusus melalui penyesuaian diri yang tepat agar kondisi psikis maupun kesehatan fisik wanita hamil dan janin dapat terpelihara.

(20)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Pengalaman baru dalam kehamilan pertama juga menimbulkan tuntutan untuk melakukan berbagai penyesuaian diri dengan kondisi fisik maupun kondisi psikis yang mengalami perubahan. Kondisi fisik ini sering menimbulkan rasa tegang, cemas dan konflik-konflik batin (Effendi & Tjahjono, 1999). Newman dan Newman (dalam Astuti dkk., 2000) menyatakan kalau penyesuaian diri secara fisik pada kehamilan pertama berkaitan dengan perubahan yang secara beruntun terjadi dalam periode sembilan bulan.

Berbagai perubahan psikososial juga dialami oleh wanita hamil yang mengharuskan wanita tersebut melakukan berbagai penyesuaian terhadap perubahan yang dialaminya. Beberapa stressor psikososial, baik dari internal maupun eksternal mempengaruhi adaptasi wanita terhadap perubahan tersebut. Faktor internal muncul dari dalam diri wanita itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan biologis mereka, seperti harapan mereka terhadap kehamilan dan bagaimana mereka memandang kehamilan tersebut. Sementara sebab-sebab lain yang merupakan faktor eksternal seperti kesulitan keuangan, tuntutan memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya atau masalah-masalah yang berhubungan dengan harmonisasi hubungan perkawinan juga mempengaruhi adaptasi psikososial dan kognitif yang dialami seorang wanita ketika menjalani kehamilannya (Afiyanti, 2004).

Salah satu faktor yang dapat mendukung penyesuaian diri yang baik dari wanita hamil adalah dukungan sosial, baik dari suami, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar (Effendi & Tjahjono, 1999). Dukungan yang diperoleh dari suami akan menimbulkan ketenangan hati dan perasaan senang dalam diri istri

(21)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

(Dagun dalam Afiyanti, 2004). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Grosman dkk (dalam Effendi & Tjahjono, 1999) bahwa semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejolak emosi dan fisik.

Inti penyesuaian diri pada kehamilan pertama adalah kemampuan seseorang calon ibu dalam menghadapi tekanan maupun konflik yang terjadi akibat perubahan fisik maupun psikologis selama periode kehamilan dan kemampuan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan. Penyesuaian diri ini ditandai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang sesuai serta kemampuan dalam mengambil tindakan yang efektif, efisien, bermanfaat dan memberi kepuasan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi (Astuti dkk., 2000).

Usaha untuk menyesuaikan diri selama masa kehamilan diharapkan akan mempermudah dalam mengatasi berbagai masalah dan tekanan atau tuntutan emosional yang berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan (Effendi & Tjahjono, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan Rubin (2005) yang menyatakan bahwa sangatlah penting untuk mengembangkan pemahaman tentang bagaimana wanita menyesuaikan diri dengan perubahan yang signifikan pada berat badan, ukuran dan bentuk tubuh yang berhubungan dengan kondisi hamil. Hal ini dikarenakan sikap wanita terhadap perubahan berat dan bentuk tubuh selama kehamilan memiliki dampak yang penting baik bagi perkembangan janin dan kesehatan mental ibu setelah melahirkan, juga karena semua wanita akan mengalami satu atau lebih masa kehamilan dalam hidup mereka.

(22)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti adalah apakah body image berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

Selain itu, dalam penelitian ini juga akan diteliti beberapa data tambahan yaitu bagaimana gambaran body image dan penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama berdasarkan usia, status pekerjaan, dan usia kandungan serta bagaimana pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama berdasarkan usia, status pekerjaan, dan usia kandungan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi bidang psikologi perkembangan yang berkaitan dengan pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

b. Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat yang berarti berupa pengetahuan dan pengalaman praktis tentang pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

(23)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi subjek penelitian : hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan untuk dapat memperhatikan pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita, khususnya pada kehamilan pertama yang nantinya akan berdampak terhadap kondisi fisik dan psikologis wanita saat kehamilan.

b. Bagi keluarga : hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan tentang pentingnya pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama. Sehingga keluarga dapat memahami kondisi wanita hamil terkait dengan body image dan penyesuaian diri selama kehamilan pertama.

c. Bagi masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan penelitian ini terdiri dari tiga bab. Masing-masing bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab. Dimana sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Bab pendahuluan ini terdiri dari beberapa subbab yaitu latar belakang penulis mengambil judul “Pengaruh Body image terhadap Penyesuaian Diri Wanita pada Kehamilan Pertama”, perumusan masalah, tujuan

(24)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

diadakannya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini terdiri dari beberapa subbab yaitu pengertian body image, pengertian penyesuaian diri, kehamilan, pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama, dan hipotesis penelitian. BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini terdiri dari beberapa subbab yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian dan teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisa data.

(25)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

BAB II

LANDASAN TEORI A. BODY IMAGE

1. Pengertian Body Image

Cash dan Pruzinsky (dalam Thompson, 1999) menyebutkan bahwa body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Definisi lain dari body image adalah sebagai suatu gambaran dan evaluasi mengenai penampilan seseorang (Papalia, Olds, & Feldman, 2004). Dacey dan Kenny (2001) menyatakan bahwa body image

berhubungan dengan keyakinan seseorang akan penampilan mereka di hadapan orang lain. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Basow (1992) tentang

body image yaitu bagaimana seseorang menerima dan merasakan tentang tubuhnya. Body image merupakan komponen yang penting pada konsep diri.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa body image adalah evaluasi atau sikap yang dimiliki seseorang secara subjektif terhadap tubuhnya. Evaluasi atau sikap tersebut bisa berupa perasaan suka, puas atau positif yang ditunjukkan dengan penerimaan terhadap tubuhnya atau bisa berupa perasaan tidak suka, tidak puas, atau negatif seseorang terhadap atribut-atribut fisik pada tubuhnya seperti ukuran tubuh, berat badan, dan bentuk tubuh.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image

Body image tersusun dari faktor internal psikologis, pengaruh budaya, konsep tubuh ideal, dan persepsi individu tentang penampilan dan kemampuan

(26)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

fungsional tubuhnya (Horrocks dalam Indriana & Yanti, 2008). Individu yang memiliki perasan negatif terhadap tubuh akan merasa dirinya tidak menarik. Hal ini menimbulkan perasaan tidak berdaya, artinya individu mempersepsikan adanya kekurangan dalam diri dari segi fisik, tampilan yang tidak menyenangkan, dan secara sosial tidak adekuat sehingga akan membuat individu tersebut menarik diri dari lingkungan (Schneiders dalam Ali & Anshori, 2004).

Kepuasan body image yang dimiliki individu merupakan hasil dari beberapa faktor (Cash & Pruzinsky, 2002):

a. Media massa

Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa media massa yang ada dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi body image seseorang. b. Keluarga

Menurut teori Social Learning, orang tua merupakan model yang penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi body image anak-anaknya melalui modelling, feedback, dan instruksi.

c. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan feedback yang diterima ini mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Rosen (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan

(27)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan menganai tubuh.

3. Aspek-aspek Body Image

Botta (dalam Indriana & Yanti, 2008) mengemukakan bahwa aspek body image terdiri dari:

a. Perception

Perception berhubungan dengan bagaimana seseorang menggambarkan ukuran dan bentuk tubuhnya. Persepsi seseorang pada tubuhnya berhubungan erat dengan persepsi seseorang pada dirinya secara keseluruhan.

b. Attitudinal

Aspek ini berhubungan dengan apa yang seseorang pikirkan dan rasakan tentang tubuhnya dan seberapa besar komitmen seseorang untuk mencapai tubuh yang ideal. Secara umum seseorang yang puas dengan tubuhnya cenderung mempunyai harga diri yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak menyukai tubuhnya.

c. Behavioral

Aspek ini merupakan manifestasi perilaku yang berhubungan dengan body image, diantaranya menahan makan dan minum, mengkonsumsi obat pencahar, olah raga yang berlebihan, dan diet (apabila body image-nya negatif).

(28)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

4. Dimensi-dimensi Body Image

Adapun dimensi-dimensi dari body image menurut Cash (1999) adalah: a. Evaluasi penampilan, yaitu perasaan menarik, kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap penampilan.

b. Orientasi penampilan, yaitu derajat perhatian individu terhadap penampilannya.

c. Kepuasan area tubuh, yaitu kepuasan individu terhadap apek-aspek tertentu dari penampilannya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan secara keseluruhan.

d. Kecemasan menjadi gemuk, yaitu menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan akan berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

e. Persepsi terhadap ukuran tubuh, yaitu menggambarkan bagaimana seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat gemuk sampai dengan sangat kurus.

5. Gambaran Body Image Selama Kehamilan

Selama kehamilan, body image merupakan hal yang sangat dikhawatirkan oleh banyak wanita. Beberapa wanita menerima kondisi tubuh mereka saat hamil, sedangkan ada beberapa wanita yang tidak dapat menerima hal ini sehingga merasa malu dan tidak dapat mengontrol diri (Robertson-frey, 2005) Penelitian

(29)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

menemukan bahwa wanita hamil dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu wanita yang menerima kondisi tubuh mereka saat hamil dan wanita yang tidak dapat menerima kondisi tersebut (Rubin, 2005).

Body image merupakan aspek yang penting selama kehamilan karena

body image yang positif diantara wanita selama kehamilan berhubungan dengan perasaan positif terhadap kehamilan secara umum (Da Pietro dalam Rubin, 2005). Da Pietro juga menambahkan bahwa terdapat perbedaan body image antara wanita yang mengalami kehamilan pertama dengan wanita pada kehamilan berikutnya. Wanita pada kehamilan pertama lebih cemas terhadap body image dari pada wanita pada kehamilan kedua atau ketiga. Hal ini dikarenakan wanita yang hamil pertama kalinya belum memiliki pengalaman tentang perubahan yang terjadi selama kehamilan.

Bagi banyak wanita, body image akan mempengaruhi konsep diri mereka dan sebagai konsekuensinya hal ini mempengaruhi fungsi sosial dan hubungan interpersonal mereka (Rubin, 2005). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Schneider (dalam Ali & Anshori, 2004) bahwa body image mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu berada.

Masa kehamilan mengandung berbagai perubahan fisik dan psikologis, yang sesungguhnya adalah peristiwa yang normal (Astuti, dkk., 2000). Namun,

(30)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

menurut Robertson-Frey (2005), banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima perubahan pada tubuh mereka selama hamil, walaupun perubahan fisik pada wanita hamil dapat dianggap sebagai bagian yang alami dari sebuah kehamilan.

B. PENYESUAIAN DIRI 1. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian didefinisikan sebagai perjuangan individu untuk bertahan di dalam lingkungan sosial dan fisiknya (Lazarus, 1976). Tidjan (dalam Kristiyani dkk., 2001) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mengubah tingkah laku agar terjadi hubungan yang lebih baik antara dirinya dengan lingkungan. Haber dan runyon (1984) mendefinisikan penyesuaian diri adalah proses yang terus berlanjut sepanjang kehidupan seseorang. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan situasi hidup yang menuntut seseorang untuk berubah. Penyesuaian diri juga merupakan tingkah laku yang ditunjukkan seseorang yang disesuaikan dengan tuntuan situasi yang dialami.

Hurlock (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2004) menyataan bahwa subjek yang mampu menyesuaikan diri kepada umum atau kelompoknya dan orang tersebut memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenangkan, berarti orang tersebut diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Menurut Gunarsa (2003) penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Seseorang berusaha menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan mampu berhubungan debgan orang lain.

(31)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Menurut Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu berada.

Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu:

a. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi, namun dalam adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, dan biologis.

b. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity)

Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, maka seorang individu mampu menghindari terhadap suatu tekanan dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.

c. Penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery)

Hal ini diartikan sebagai kemampuan individu untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustasi tidak terjadi.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi tuntutan kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustrasi yang dialami dalam dirinya secara

(32)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

matang, bermanfaat, efisien, efektif, dan memuaskan yang disesuaikan dengan tuntutan situasi yang dialami individu.

2. Proses Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders (1964), proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu:

a. Motivasi

Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi, merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan pada organisme. Ketegangan dan ketidakseimbangan memberikan pengaruh pada kekacauan perasaan yang patologis dan emosi yang berlebihan dan kegagalan dalam mengenal pemuasan kebutuhan secara sehat karena mengalami frustrasi dan konflik.

Respon penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara keseimbangan yang lebih wajar. Kualitas respon yang baik itu sehat, efisien, merusak atau patologis ditentukan oleh kualitas motivasi, disamping hubungan individu dengan lingkungan.

b. Sikap terhadap realitas

Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu bereaksi terhadap manusia di sekitarnya, benda-benda, dan kualitas hubungan yang ada. Beberapa perilaku seperti sikap anti sosial, kurang

(33)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan, kenakalan, dan sikap semaunya sendiri, semua itu dianggap sangat mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.

Berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan, aturan dan norma menuntut individu untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal yang dimanifestasikan ke dalam bentuk sikap dengan tuntutan ekternal dari situasi konflik. Tekanan dan frustrasi akan muncul jika individu tidak tahan terhadap tuntutan-tuntutan tersebut.

c. Pola dasar penyesuaian diri

Terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri dalam penyesuaian diri individu sehari-hari. Individu berusaha mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi aau terhambatnya kebutuhan individu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Partosuwido, 1993) adalah:

a. Kondisi fisik

Kondisi fisik adalah termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan syaraf, kelenjar, otot, kesehatan dan penyakit. Kondisi fisik yang baik akan mendorong penyesuaian diri yang lebih baik. Persepsi seseorang terhadap

(34)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

bentuk tubuh dan nilai estetika tubuhnya juga mempengaruhi penyesuaian diri individu.

b. Perkembangan dan kematangan

Perkembangan dan kematangan adalah kematangan intelektual, social, moral, dan emosional.

c. Faktor psikologis

Termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penetuan diri, frustasi, dan konflik.

d. Kondisi lingkungan

Kondisi yang ada pada lingkungan seperti kondisi keluarga, ekonomi, kondisi rumah, dan sebagainya, juga mempengaruhi penyesuaian diri individu.

e. Aspek budaya dan agama.

Budaya, adat istiadat dan agama juga turut mempengaruhi penyesuaian diri individu.

Pemahaman tentang faktor-faktor ini sangat penting dan bagaimana fungsinya dalam penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian, karena penyesuaian muncul di antara faktor-faktor ini dan tuntutan individu. Selain itu, semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan (Schneiders dalam Partosuwido, 1993).

(35)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004), penyesuaian diri yang baik adalah ketika individu dapat memberi respon yang matang, bermanfaat, efisien dan memuaskan. Penyesuaian diri yang normal dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

a. Mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan.

Penyesuaian diri yang baik dapat ditandai dengan tidak adanya emosi yang relatif berlebihan atau tidak dapat gangguan emosi yang merusak. Individu yang mampu menanggapi situasi atau masalah yang dihadapinya dengan cara yang normal akan merasa tenang dan tidak panik sehingga dapat menentukan penyelesaian masalah yang dibebankan kepadanya.

b. Mampu mengatasi mekanisme psikologis.

Kejujuran dan keterusterangan terhadap adanya masalah atau konflik yang dihadapi individu akan lebih terlihat sebagai reaksi yang normal dari pada suatu reaksi yang diikuti dengan mekanisme-mekanisme pertahanan diri seperti rasionalisasi, proyeksi, ataupun kompensasi. Individu mampu menghadapi masalah dengan pertimbangan yang rasional dan mengarah langsung pada masalah.

c. Mampu mengatasi perasaan frustrasi pribadi.

Adanya perasaan frustrasi akan membuat individu sulit atau bahkan tidak mungkin bereaksi secara normal terhadap situasi atau masalah yang

(36)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

dihadapinya. Individu harus mampu menghadapi masalah secara wajar, tidak menjadi cemas dan frustrasi.

d. Kemampuan untuk belajar.

Mampu untuk mempelajari pengetahuan yang mendukung apa yang dihadapi sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat dipergunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

e. Kemampuan memanfaatkan pengalaman.

Adanya kemampuan individu untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman merupakan hal yang penting bagi penyesuaian diri yang normal. Dalam menghadapi masalah, individu harus mampu membandingkan pengalaman diri sendiri dengan pengalaman orang lain sehingga pengalaman-pengalaman yang diperoleh dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

f. Memiliki sikap yang realistis dan objektif.

Karakteristik ini berhubungan erat dengan orientasi seseorang terhadap realitas yang dihadapinya. Individu mampu mengatasi masalah dengan segera, apa adanya, dan tidak ditunda-tunda.

(37)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

C. KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang telah matang dari indung telur. Sperma masuk dan bertemu dengan sel telur ketika telur yang matang berada pada saluran telur. Keduanya akan menyatu membentuk sel yang akan mengalami pertumbuhan. Sel telur yang dibuahi membentuk sel pertama yang disebut zigot. Zigot membelah dari satu sel menjadi dua sel lalu membelah menjadi empat sel dan seterusnya berkembang sambil bergerak menuju rahim. Hasil konsepsi tersebut akan menanamkan diri pada dinding rahim (uterus). Sel yang tertanam disebut embrio. Embrio yang bertahan hingga dua bulan untuk selanjutnya akan disebut janin (fetus) sampai pada saat bayi dilahirkan (“Kehamilan”, 2004).

Menurut Schiffmann dan Bello (1986), kehamilan terjadi ketika ovum dan sperma bertemu dalam tuba fallopi, kemudian masuk ke dalam uterus dan mulai membelah menjadi embrio. Sel yang tertanam (embrio) merupakan materi genetik, yaitu setengah berasal dari ayah dan setengah dari ibu.

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara wakt terakhir dan hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0 (Notoatmodjo, 2003).

(38)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

2. Tanda-tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut (“Kehamilan”, 2004): a. tidak datang haid

b. pusing dan muntah pada pagi hari c. payudara membesar

d. daerah sekitar puting susu menjadi agak gelap e. perut membesar

Sedangkan menurut Schiffmann dan Bello (1986), ciri-ciri lain dari kehamilan antara lain mual-mual, perubahan fisiologis payudara, timbulnya rasa tidak enak badan, atau berat badan bertambah.

3. Kondisi Psikologis pada Masa Kehamilan

Dalam masyarakat, definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode perkembangan janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggi (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awa alami atau kelahiran dipaksakan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Prawirohardjo (2002), kondisi psikologis wanita yang sedang hamil berbeda setiap tahapnya sebagai berikut:

(39)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

a. Kehamilan triwulan I

Reaksi psikologis dan emosional pertama terhadap kehamilan dan segala akibatnya pada beberapa wanita berupa kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan perasaan panik. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan kehamilan dimanifestasikan dengan rasa mual, muntah, dan pusing yang merupakan gejala hamil muda dalam mengahdapi perubahan fisik, hormonal, dan psikis. Pada keadaan yang berat, ada penolakan terhadap kehamilan dan mencoba menggugur kannya. Mereka berpikir bahwa kehamilan merupakan ancaman bahaya, menakutkan, dan membahayakan bagi diri mereka. Ada yang mencoba bunuh diri pada kasus yang lebih parah. Kecemasan pada masa triwulan pertama ini akan berkurang dengan semakin bertambahnya usia kehamilan dan penyesuaian diri yang dilakukan calon ibu.

b. Kehamilan triwulan II

Identifikasi kehamilan sebagai konsep abstrak berubah menjadi identifikasi nyata dalam kehamilan triwulan kedua. Ketika perut menjadi lebih besar, ibu merasakan gerakan janin dan dokter atau bidan dapat mendengar denyut jantung janin. Wanita hamil dalam masa ini sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan dan sudah dapat menerima perubahan yang terjadi.

c. Kehamilan triwulan III

Kehidupan psikologis-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan segera dihadapi dan tanggung jawab

(40)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

sebagai ibu yang mengurus anaknya setelah melahirkan. Pada masa ini, terjadi sindrom persalinan (childbirth syndrome) dimana ada rasa takut, cemas, khawatir, dan stres serta bosan ingin segera mengakhiri kehamilan. Kartono (1995) menambahkan bahwa kecemasan yang dialami wanita

selama masa kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan. Kecemasan tersebut antara lain disebabkan oleh kecemasan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, yaitu masalah rumah tangga, pekerjaan suami, bentuk tubuh setelah melahirkan, takut tidak didampingi suami, takut beban hidup semakin berat, dan takut akan tanggung jawab seorang ibu.

D. PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PENYESUAIAN DIRI WANITA PADA KEHAMILAN PERTAMA

Cash dan Pruzinsky (dalam Thompson, 1999) menyebutkan bahwa body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Body image tersusun dari faktor internal psikologis, pengaruh budaya, konsep tubuh ideal, dan persepsi individu tentang penampilan dan kemampuan fungsional tubuhnya (Horrocks dalam Indriana & Yanti, 2008). Individu yang memiliki perasan negatif terhadap tubuh akan merasa dirinya tidak menarik. Hal ini menimbulkan perasaan tidak berdaya, artinya individu mempersepsikan adanya kekurangan dalam diri dari segi fisik, tampilan yang tidak menyenangkan, dan secara sosial tidak adekuat sehingga akan membuat individu tersebut menarik diri dari lingkungan (Schne ider dalam Ali & Anshori, 2004).

(41)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Botta (dalam Indriana & Yanti, 2008) mengemukakan bahwa aspek body image terdiri dari persepsi, sikap dan tingkah laku. Sedangkan dimensi-dimensi dari body image menurut Cash (1999) adalah evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh. Selama kehamilan, body image merupakan hal yang sangat dikhawatirkan oleh banyak wanita. Beberapa wanita menerima kondisi tubuh mereka saat hamil, sedangkan ada beberapa wanita yang tidak dapat menerima hal ini sehingga merasa malu dan tidak dapat mengontrol diri (Robertson-frey, 2005).

Body image merupakan aspek yang penting selama kehamilan karena body image yang positif diantara wanita selama kehamilan berhubungan dengan perasaan positif terhadap kehamilan secara umum (Da Pietro dalam Rubin, 2005). Bagi banyak wanita, body image akan mempengaruhi konsep diri mereka dan sebagai konsekuensinya hal ini mempengaruhi fungsi sosial dan hubungan interpersonal mereka (Rubin, 2005). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) bahwa body image mempengaruhi penyesuaian diri seseorang.

Menurut Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal, konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu berada. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Partosuwido, 1993) adalah kondisi

(42)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

fisik, perkembangan dan kematangan, faktor psikologis, faktor lingkungan, dan faktor budaya dan agama.

Adapun aspek-aspek penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) adalah mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu mengatasi perasaan frustrasi pribadi, kemampuan untuk belajar, kemampuan memanfaatkan pengalaman, dan memiliki sikap yang realistis dan objektif.

Masa kehamilan mengandung berbagai perubahan fisik dan psikologis, yang sesungguhnya adalah peristiwa yang normal (Astuti, dkk., 2000). Namun, menurut Robertson-Frey (2005), banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima perubahan pada tubuh mereka selama hamil, walaupun perubahan fisik pada wanita hamil dapat dianggap sebagai bagian yang alami dari sebuah kehamilan. Berdasarkan hal tersebut, maka kehamilan perlu dihadapi secara khusus melalui penyesuaian diri yang tepat agar kondisi psikis maupun kesehatan fisik wanita hamil dan janin dapat terpelihara (Astuti dkk., 2000).

Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas maka peneliti ingin mengatahui apakah body image berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

E. HIPOTESA PENELITIAN

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah body image berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama.

(43)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisa data (Hadi, 2000). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh body image

terhadap penyesuaian diri wanita pada kehamilan pertama

A. Identifikasi Variabel

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas atau independent variable (IV): Body Image Variabel terikat atau dependent variable (DV): Penyesuaian Diri.

B. Definisi Operasional 1. Body Image

Body image adalah evaluasi atau sikap yang dimiliki seseorang secara subjektif terhadap tubuhnya. Evaluasi atau sikap tersebut bisa berupa perasaan

(44)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

suka, puas atau positif yang ditunjukkan dengan penerimaan terhadap tubuhnya atau bisa berupa perasaan tidak suka, tidak puas, atau negatif seseorang terhadap atribut-atribut fisik pada tubuhnya seperti ukuran tubuh, berat badan, dan bentuk tubuh. Dalam penelitian ini, body image diukur dengan menggunakan skala body image yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi-dimensi body image

menurut Cash (1999) yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh. Semakin tinggi skor subjek penelitian dalam skala body image, maka akan semakin baik baik pula body image yang dimiliki oleh subjek.

2. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi tuntutan kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustrasi yang dialami dalam dirinya secara matang, bermanfaat, efisien, efektif, dan memuaskan yang disesuaikan dengan tuntutan situasi yang dialami individu. Dalam penelitian ini, penyesuaian diridiukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan karakteristik penyesuaian diri menurut Schneiders (1964) yaitu:

a. Mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan. b. Mampu mengatasi mekanisme psikologis.

c. Mampu mengatasi perasaan frustrasi pribadi. d. Kemampuan untuk belajar.

(45)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

e. Kemampuan memanfaatkan pengalaman. f. Memiliki sikap yang realistis dan objektif.

Semakin tinggi skor subjek penelitian dalam skala penyesuaian diri, maka akan semakin baik baik pula penyesuaian diri yang dimiliki oleh subjek.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Azwar (1999) populasi merupakan kumpulan atau keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita hamil pertama yang memeriksakan kandungan di klinik Life Fertility Centre Kota Binjai.

Menurut Hadi (2000) sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk menentukan sifat-sifat dan ciri-ciri yang dikendalikan dari populasi. Sampel harus memiliki setidaknya satu sifat sama. Penelitian sampel adalah penelitian ilmiah yang tidak menyelidiki semua objek, seluruh situasi, atau semua peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari objek-objek, situasi-situasi, atau peristiwa-peristiwa itu (Hadi, 2000). Penelitian sampel dilakukan untuk menggeneralisasikan sampel dan menarik kesimpulan penelitian sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Azwar, 1999).

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling yang termasuk ke dalam non-random probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan hanya menyelidiki individu-individu atau grup-grup yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja (Hadi, 2000). Artinya, setiap populasi dipilih secara tidak acak dan populasi tidak memiliki kesempatan yang sama

(46)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

dalam pengambilan data. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada populasi.

Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sesuai dengan kriteria berikut:

1. Wanita berusia antara 20-35 tahun. Menurut Aryono dkk (dalam Effendi & Tjahjono, 1999) rentang usia 20 sampai 35 tahun adalah rentang usia yang paling baik untuk hamil pertama baik dari segi fisik maupun mental.

2. Memiliki suami. Grossman dkk (dalam Effendi & Tjahjono, 1999) menyatakan bahwa wanita yang diperhatikan oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejolak emosi dan fisik.

3. Sedang hamil anak pertama dan tidak memiliki riwayat keguguran. 4. Merupakan pasien di klinik Life Fertility Centre yang ada di Kota

Binjai.

Menurut Azwar (1999), secara tradisional jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 orang wanita yang sedang hamil pertama dan untuk uji coba (try out) digunakan 90 orang wanita yang sedang hamil.

(47)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

D. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di salah satu klinik pemeriksan kandungan yang ada di Kota Binjai. Klinik tersebut bernama Life Fertility Centre, berada di Jalan Perintis Kemerdekaan No 21 Kelurahan Pahlawan Kota Binjai. Klinik ini merupakan klinik praktek dr. Sugianto, SpOG, seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan. Klinik tersebut juga mempekerjakan 1 orang bidan, 1 orang analis kesehatan dan 3 perawat. Setiap harinya klinik ini menerima pasien rata-rata 30 orang, baik untuk memeriksakan kandungan ataupun untuk pemeriksaan kesehatan lainnya.

E. INSTRUMEN/ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala, yaitu suatu prosedur pengambilan data yang bertujuan untuk mengungkap konstruk atau konsep psikologis secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 1999).

Hadi (2000) menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2. Hal-hal yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

(48)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.

Kelebihan penggunaan skala adalah administrasinya sederhana, dapat diberikan kepada sejumlah responden secara serentak, dan proses kuantifikasi dari atribut psikologis yang diukur hasilnya berupa angka-angka sehingga memberi gambaran yang mudah dimengerti oleh hampir semua orang. Sedangkan kelemahan dari penggunaan skala adalah prosedur pengkonstruksian skala psikologi cukup rumit dan harus dilakukan dengan penuh perencanaan serta mengikuti langkah-langkah metodologis sehingga sumber error yang mungkin ada dapat ditekan sesedikit mungkin. Permasalahan validitas pengukuran juga sudah harus diperhitungkan dan diusahakan sejak awal sampai langkah konstruksi terakhir (Hadi, 2000).

Penelitian ini menggunakan dua buah skala yaitu skala body image dan skala penyesuaian diri.

1. Skala Body Image

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur body image adalah skala body image yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala body image tersebut disusun berdasarkan dimensi-dimensi body image menurut Cash (1999) yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh. Skala berisi 50 item; 25 item yang mendukung (favorable) dan 25 item yang tidak mendukung (nonfavorable). Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu:

(49)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

a. Sangat sesuai (SS) b. Sesuai (S)

c. Tidak sesuai (TS)

d. Sangat tidak sesuai (STS)

Penilaian skala ini bergerak dari angka 1 hingga 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu SS=1, S=2, TS=3, dan STS=4. Total penilaian berkisar dari 50-200.

Adapun distribusi aitem-aitem sebelum uji coba skala body image adalah sebagai berikut:

TABEL. 1

No

Blue Print Skala Body Image

Komponen Aitem Total

Favorable Unfavorable 1 Evaluasi penampilan 1, 2, 3, 8, 23, 39, 40 4, 6, 26, 47, 50 12 2 Orientasi penampilan 9, 13, 24, 36, 41 5, 7, 20, 25, 43 10 3 Kepuasan area tubuh 10, 11, 18,

22, 37 17, 19, 27 8 4 Kecemasan menjadi gemuk 12, 14,21, 38, 48 28, 29, 30, 32, 33, 45, 46 12 5 Persepsi terhadap ukuran tubuh 15, 31, 42 16, 34, 35, 44, 49 8 TOTAL 25 25 50

Subyek dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan mean hipotetik.

Mean hipotetik digunakan untuk melihat bagaimana posisi subjek berdasarkan norma skor ideal. Subyek dikategorikan menjadi 3 kategori (Azwar, 1999) yaitu :

(50)

Sri Hayuningtyas Sari : Pengaruh Body Image Terhadap Penyesuaian Diri Wanita Pada Kehamilan Pertama, 2010.

Body image tinggi x ≤μ + 1 (SD)

Body image sedang μ – 1 (SD) ≤ x < μ + 1 (SD)

Body image rendah x < μ -1 (SD)

Dimana :

x = skor compliance SD = standar deviasi

μ = mean empirik

2. Skala Penyesuaian Diri

Alat yang digunakan untuk mengukur penyesuaian diri juga berbentuk skala yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) yaitu mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan, Mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu mengatasi perasaan frustrasi pribadi, kemampuan untuk belajar, kemampuan memanfaatkan pengalaman, dan memiliki sikap yang realistis dan objektif. Skala berisi 48 aitem; 26 aitem favorable dan 22 aitem nonfavorable. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan empat pilihan jawaban yakni:

a. Sangat sesuai (SS) b. Sesuai (S)

c. Tidak sesuai (TS)

d. Sangat tidak sesuai (STS)

Penilaian skala ini bergerak dari angka 1 hingga 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Bobot penilaian untuk

Gambar

Grafik 1 : Scatter Plot Body Image dan  Penyesuaian Diri    54
TABEL 7  Usia
TABEL 9  TINGKAT PENDIDIKAN
TABEL 14  Variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kategorisasi hipotetik data penelitian variabel body image pada subjek penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 11 orang (11%) subjek memiliki tingkat body image yang

Hasil uji prasyarat analisis dari uji linearitas yang digunakan untuk menge- tahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat merupakan

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh kematangan emosi terhadap penyesuaian perkawinan pada rumah tangga usia dini. Variabel terikat adalah

2 Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel dalam penelitian atau data yang diperoleh memiliki hubungan yang linier atau tidak sesuai dengan

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut yakni variabel Pengetahuan Komunikasi (X1) dengan Unjuk Kerja

Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah data suatu variabel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik perametik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara body image dan penyesuaian diri mahasiswi

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan uji hipotesis parsial atau uji t dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : Green Marketing X tidak