• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC (Californian Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda Yosua Fikapril P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC (Californian Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda Yosua Fikapril P"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2014

Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC (Californian Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda

Yosua Fikapril P

eJournal Administrasi Bisnis Volume 2, Nomor 2, 2014

(2)

Artikel eJournal dengan identitas sebagai berikut :

Judul : Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda. Pengarang : Yosua Fikapril P

NIM : 0902095011

Program : S1 Administrasi Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman telah diperiksa dan disetujui untuk disetujui untuk di-online-kan die Journal Program S1 Administrasi Bisnis Fisip Unmul.

Samarinda, 10 Mei 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. M. Zaini, M.Si Adietya Arie H, S.Sos., M.AB

NIP. 19670601 200312 1 001 NIP. 19591023 198803 1 001

Bagian bawah ini diisi

DIISI OLEH BAGIAN PERPUSTAKAAN S1 ADMINISTRASI BISNIS Identitas terbitan untuk artikel diatas

Nama Terbitan : eJournal Administrasi Bisnis Volume : 2 Nomor : 2 Tahun : 2014 Halaman : 160-172 Bagian Perpustakaan S1 AB

Adietya Arie H, S.Sos., M.AB NIP. 19591023 198803 1 001

(3)

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 160-172 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014

Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC

(California Fried Chicken) RSUD AWS

Samarinda

Yosua Fikapril P1

Abstrak

Penelitian ini adalah untuk mengetahui produk manakah yang menghasilkan volume penjualan dan laba yang paling besar di CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda periode bulan Januari sampai bulan Maret 2012.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat diketahui bahwa produk yang menghasilkan volume penjualan dan laba terbesar dari tiap jenis makanan dan minuman adalah Dada penjualan 5.597 pcs (Rp 73,779,654) dengan 8,18% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 14.795.254. Friench Fries penjualan 4.586 porsi (Rp 66,703,370) dengan 7,4% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 13.384.460, dan Rice penjualan 10.098 porsi (Rp 59,669,082) dengan 6,63% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 11.991.752. Sedangkan volume penjualan terbesar dari jenis minuman adalah Milk Shake Choco penjualan 1.680 porsi (Rp 24,435,600) dengan 2,71% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 4.919.693, Pepsi Medium penjualan 2.436 porsi (Rp 24,360,000) dengan 2,7% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 4.883.519 dan Ice Cream Vanila penjualan 5.056 porsi (Rp 22,979,520)dengan 2,54% memberikan kontribusi laba sebesar Rp 4.594.125.

Kata kunci: Volume Penjualan, Laba

Pendahuluan

Pada saat ini terjadinya modernisasi dalam masyarakat yang menyebabkan perubahan dalam gaya hidup. Perubahan tersebut terlihat dari pola konsumsi masyarakat yang serba ingin cepat dan praktis. Mobilitas masyarakat kota yang semakin meningkat menyebabkan terbatasnya waktu untuk memasak dan mengolah makanan sendiri sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih makan di luar rumah. Dan bagi masyarakat sekarang ini mengkonsumsi makanan di restoran bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja akan tetapi ada

1 Mahasiswa S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unversitas Mulawarman, Email : yotzoa_jpn@yahoo.co.id

(4)

motivasi lain yaitu untuk berkumpul, beristirahat, bertemu dengan relasi bisnis dan hal tersebut menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat kita.

Kini usaha makanan cepat saji sangatlah berkembang dengan pesat, terbukti dengan banyaknya restoran asing yang berdiri di kota Samarinda, seperti KFC, McDonald’s, dan TEXAS. Hal ini menunjukan bahwa persaingan dalam bisnis restoran semakin kuat dan mendorong para usahawan untuk selalu mengembangkan usahanya.

Mengingat persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk berani menghadapi dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Kebijakan di bidang investasi perusahaan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan untuk tetap unggul dalam persaingan. Salah satu cara agar perusahaan dapat tetap berdiri ialah dengan memperoleh laba yang maksimal. Karena dengan hasil laba tersebut perusahaan bisa menjalankan operasi perusahaan untuk meraih kesuksesan dan untuk mengembangkan perusahaan agar terus berkelanjutan.Untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan tentunya menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain. Disamping itu, perusahaan juga melakukan berbagai hal seperti pengefesiensian biaya serta meningkatkan hasil penjualan yang dapat dilakukan dengan cara meguasai pasar, walaupun di setiap kegiatan memiliki berbagai macam resiko.

Manajemen perusahaan yang semula hanya memusatkan perhatiannya pada bidang produksi, haruslah mulai memperluas perhatiannya pada kebijakan investasi pada tiap produk. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus memperhatikan kegiatan penjualan, kapan produk perusahaan dapat dijual serta bagaimana menggerakkan pelaku perusahaan agar terhindar dari inefisiensi biaya.

Tujuan utama dari kebijakan investasi adalah berusaha untuk meningkatkan jumlah penjualan agar dapat menghasilkan laba yang diinginkan dengan cara menawarkan produk kepada konsumen dalam jangka panjang, maka dengan meningkatkan omset penjualan dapat memperoleh laba yang diinginkan, dan sudah seharusnya perusahaan baik kecil maupun besar memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan penjualan.

Dalam rangka mencapai laba yang maksimal, maka pihak perusahaan harus memperhatikan dua faktor penting, yaitu jumlah penjualan dan biaya-biaya yang harus dikorbankan untuk mencapai penjualan tersebut.

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan motor penggerak dalam setiap aktivitas perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan senantiasa mengorbankan biaya guna kelancaran operasi.

Manajemen dapat mengambil tindakan atau kebijakan bagi produk yang kurang menguntungkan, sedangkan untuk produk yang memberikan keuntungan yang besar dipertahankan dan ditingkatkan yakni dengan diketahui penjualan produk yang ada di perusahaan.

California Fried Chicken (CFC) RSUD AWS Samarinda merupakan salah satu cabang perusahaan yang bergerak di bidang kuliner, antaralain produk unggulan penjualannya merupakan hasil murni dari olahan berbahan dasar ayam yang akan dijual kepada konsumen.

(5)

Selama ini CFC RSUD AWS Samarinda mengukur kemampuan menghasilkan laba hanya dengan memperhitungkan laba atau rugi secara keseluruhan saja, tanpa memperhitungkan dan menganalisa laba dari volume penjualan masing-masing produk CFC yang dijual.

Memperhitungkan kontribusi volume penjualanlan dari masing-masing laba produk CFC sangat diperlukan, agar memudahkan pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan kebijakan investasi terhadap masing-masing produk CFC. Sekiranya ada produk yang kurang mampu menghasilkan laba yang besar bagi perusahaan tentu memerlukan kebijakan investasi tersendri. Setelah memperoleh hasil laporan perhitungan dan analisa produk yang dominan, barulah bisa melihat produk mana yang memberikan laba paling besar yang dijual oleh CFC RSUD AWS Samarinda.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kontribusi Volume Penjualan Pada Laba Produk CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Produk manakah yang menghasilkan volume penjualan dan laba yang paling besar di CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda.

Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui volume penjualan dan kontribusi laba tiap produk yang paling besar di CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS Samarinda periode bulan Januari sampai bulan Maret 2012. Kerangka Dasar Teori

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi keuangan yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai bahasa bisnis .Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan.

Akutansi dalam dunia usaha memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan operasi perusahaan tersebut, apabila ilmu akuntansi pada perusahaan diterapkan dengan baik, maka perusahaan dapat lebih profesional dan bijaksana dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar menunjang keberhasilan usaha.

Akutansi menjelaskan bahwa setiap perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan akutansi yang berdiri sendri dan terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber atau kekayaan perusahaan. Karena dengan adanya pemisah ini akan memberikan informasi yang jelas kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai pertanggungjawaban keuangan perusahaan.

(6)

Akutansi sering dikaitkan sebagai suatu teori dalam pencatatan baik berupa pengidentifikasian, peringkasan dan penafsiran terhadap suatu informasi akutansi yang tujuan akhirnya adalah suatu laporan akhir. Laporan akhir dari seni pencatatan informasi ini akan berupa gambaran mengenai posisi keuangan suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan pengertian akutansi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :

Sugiarto dan Suwardjono (1999 : 4) mengemukakan bahwa akuntansi dapat didefinisikan dari dua segi yaitu pertama dari segi ilmu akuntansi yang berarti keseluruhan pengetahuan yang bersangkutan dengan fungsi menghasilkan informasi keuangan suatu unit organisasi kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Kedua dari segi proses atau kegiatannya akuntansi dapat diartikan sebagai kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikhtisaran, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara tertentu.

Jusuf (2004 : 1) mengartikan akutansi adalah proses pencatatan, penggologan, peringkasaan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.” Definisi ini menunjukan bahwa kegiatan akutansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan.

Mardiasmo (2000 : 1) mengemukakan bahwa akutansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis serta penafsiran terhadap hasilnya.

Horgren dan Harisson (2007 : 4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memroses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

American Institutte of Certified Public Accountabble ( AICPA ) dalam Statement of The Accounting Prinple Board No. 4 yang dikutip Smith dkk (1998 : 2) menjelaskan bahwa Accounting is servis activity, it’s function to provide quantitative information primarily financial in nature, about in making reasoned choices among alternative courses of action. Yang berarti bahwa akutansi adalah suatu aktivitas jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomis yang dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menerapkan pilihan-pilihan yang logis diantara alternative tindakan.

Peran Akuntansi

Sejak ilmu pembukuan di temukan dan di perkenalkan oleh seseorang yang berkebangsaan italia yang bernama Luca Pacioli, maka ilmu akutansi tidak bisa lagi di lepaskan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu disadari ataupun tidak disadari, misalnya dalam kehidupan perseorangan. Hal ini akan secara nampak bahwa akutansi itu sangat di perlukan bagi perusahaan dan itu akan disadari akan pentingnya hal tersebut bagi suatu perusahaan. Begitu pentingnya peranan akutansi sehingga tiap organisasi atau perusahaan haruslah mempunyai fungsi akutansi dalam struktur organisasinya. Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan didasarkan pada kitab Undang-Undang Hukum

(7)

Dagang (KUHD) pasal 6 yang berbunyi : Tiap-tiap orang yang melakukan atau menjalankan perusahaan atau menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui segala hak dan kewajibannya.

Kegiatan perusahaan meliputi suatu arus perputaran dana, yang mana dana itu di peroleh dari pemilik dan kreditur untuk digunakan melakukan usaha yang bisa menghasilkan laba yang pada akhirnya diterima dalam bentuk transaksi dan kejadian-kejadianyang perlu dicatat serta dilaporkan. Disinilah akuntansi mempunyai peranan penting dalam proses pencatatan pelaporan.

Akuntasi Manajemen

Akutansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

Akuntansi manajemen menurut Rudianto (2006 : 4) merupakan sistem alat, yakni jenis informasi yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sundjaja dan Barlian (2001 : 47), menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.

Neraca

Neraca menurut Yusuf (2003 : 21) adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva kekayaan, kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan Baridwan (2004 : 18) memberikan pengertian neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pertanggal tertentu.

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.

Baridwan (2004 : 18) mengemukakan pendapatanya mengenai laporan laba rugi sebagai suatu laporan yang menunjukkan penghasilan-penghasilan dan biaya dari satu unit usaha periode tertentu, selisih antara penghasilan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan

Laporan Perubahan Modal

Menurut Baridwan (2004 : 18), yang dimaksud dengan laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah awal periode menjadi jumlah modal akhir periode. Sedangkan Dunia (2000 : 19) menjelaskan laporan perubahan modal adalah merupakan ikhtisar dari perubahan-perubahan dalam equitas atau modal yang terjadi selama periode waktu

(8)

tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ini hanya disusun untuk bentuk usaha perseorangan. Laporan ini berkaitan dengan neraca dan laporan laba rugi.

Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Adapun yang dimaksud dengan laporan perubahan posisi keuangan yang dijelaskan oleh Dunia (2000 : 19) adalah laporan perubahan posisi keuangan atau laporan arus kas merupakan ikhtisar dari penerimaan dan pengeluaran kas periode waktu atau masa tertentu, misalnya sebulan atau setahun.Sedangkan menurut Bardiwan (2004 : 18) laporan perubahan posisi keuangan adalah laporan yang menunjukkan arus dana perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan (FASB dalam SFAS Nomor 95 menentukan laporan ini diganti dengan laporan arus kas.

Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah agar memudahkan para investor dan kreditor (stakeholder) yang berkepentingan pada perusahaan tersebut dalam hal pengambilan keputusan ekonomi yang di butuhkan dan diperlukan oleh iklim perusahaan.

Fungsi laporan keuanagan adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan atau pihak pemakai dalam membuat keputusan ekonomi, seperti keputusan investasi, pembelian kredit, atau keputusan lainya mengenai kegiatan operasi perusahaan. Selain itu juga berfungsi sebagai penaksiran waktu dan ketidakpastian penerimaan uang dimasa yang akan datang dengan membandingkan hasil operasi perusahaan diwaktu yang lalu. sedangkan fungsi laporan keuangan lainya adalah untuk menunjukkan sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, kejadian dan keadaan yang mempengaruhi hal tersebut.

Pengertian Biaya

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan)

untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber daya non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sebagai contoh ketika perusaahaan membeli keperluan perusahaan secara tunai atau kredit, jumlah pembayaran untuk keperluan tersebut merupakan biaya perolehan keperluan perusahaan. Sebaliknya, walaupun pembayaran deviden kepada para pemegang saham juga merupakan sebuah bentuk pembayaran, namun pembayaran itu bukanlah biaya karena pembayaran deviden tidak menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Biaya menurut Baridwan (2005 ; 17) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Honrgren (2000 : 28) memberikan definisi tentang biaya yaitu : “ Cost is resources sacrified or forgone to achieve a specific objektif. It is usually meansured as the monetary amout that must be paid to goods and sevice”. Pendapat tersebut berarti bahwa biaya adalah sumber daya yang dikorbankan

(9)

untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya sebagai jumlah moneter yang harus dibayar untuk mendapatkan barang dan jasa.

Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya perlu dilakukan oleh perusahaan, hal ini dilakukan dengan maksud agar sistem akutansi biaya dapat dilaksanakan secara teratur dan berguna sebagai bahan informasi sesuai dengan keperluan manajemen perusahaan.

Menurut Mulyadi (2002 : 14) ada lima penggolongan biaya sebagai berikut :

a. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran. 1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai. 4. Penggolongan biaya menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Volume Penjualan

Volume penjualan dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Volume penjualan menunjukan produktifitas suatu perusahaan dan juga keberhasilan dalam penjualan. Semakin besar volume penjualan maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapat keuntungan atau mengalami pertumbuhan laba perusahaan. Keberhasilan usaha penjualan dapat dilihat dari volume penjualan yang didapat. Dengan kata lain apakah usaha tersebut mendapatkan laba atau tidak, sangat bergantung pada keberhasilan penjualan itu.

Pengertian volume penjualan menurut Anorga (1993 :213) menyatakan bahwa volume penjualan adalah jumlah yang dipandang dari hubungan biaya dalam perusahaan dapat memperkirakan target unit penjualan untuk memperoleh laba yang ditentukan.

Kontribusi Laba

Kontribusi laba merupakan kelebihan pendapatan dari tiap laba produk, informasi kontribusi laba memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba, semakin besar kontribusi laba tiap produk semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba.

Menurut Kotler (1993:34) kontribusi laba merupakan bagian-bagian tiap laba produk dari hasil total keseluruhan laba. Kontribusi laba dapat dihitung dengan cara mengurangi pendapatan dari harga pokok penjualan dan biaya-biaya variabel. maka selisihnya merupakan laba dan sebaliknya seandainya jumlah penjualan lebih kecil dari biaya maka selisihnya merupakan kerugian.

Konsep Laba

Telah diketahui bahwa tujuan umum perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga kondisi perkembangan perusahaan dapat terjamin pada masa yang akan datang pad tingkat laba tertentu. Kondisi atau tingkat laba suatu perusahaan dapat terlihat pada saat laporan keuangan disusun khususnya pada laporan rugi laba.

(10)

Baridwan (2004 : 29) menyatakan bahwa laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Pengukuran Laba

Selain untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup suatu usaha, laba yang telah dihasilkan juga digunakan untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti yang diungkapkan oleh Hansen (2001 : 542) bahwa perusahaan-perusahaan tertarik untuk mengukur laba. Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan diklasifikasikan sesuai dengan apakah laba menjadi tujuan utama atau tidak, mereka merupakan entitas yang mencari laba atau yang tidak mencari laba. Terdapat banyak alasan untuk mengukur keuntungan. Termaksuk dalam hal ini adalah menentukan kelangsungan hidup perusahaan, mengukur kinerja manajerial, menentukan apakah perusahaan menaati atau tidak peraturan pemerintah, dan member tanta pada pasar tentang kesempatan bagi pihak lain untuk menghasilkan laba.

Pemilik perusahaan ingin mengetahui jika perusahaan dapat bertahan dalam jangka pendek/panjang, tetap berada dalam usaha tidak hanya merupakan cara untuk sebuah tujuan tapi merupakan tujuan itu sendri. Untuk dapat mengetahui seberapa lama kelangsungan hidup suatu usaha dapat bertahan, maka dilakukan pengamatan terhadap kecendrungan laba yang dihasilkan oleh perusahaan dalam beberapa periode akutansi.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif yang berusaha menggambarkan objek secara nyata dan apa adanya untuk mengetahui nilai suatu variabel.

Definisi Operasional

1. Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk. Laba yang dimaksud dalam penulisan ini adalah laba operasi (laba sebelum bunga dan pajak), yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi pada bulan Januari sampai bulan Maret 2012.

2. Harga pokok penjualan seluruh biaya baik langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang merupakan operasi utama perusahaan dalam suatu periode tertentu. Adapun unsur-unsur harga pokok adalah sebagai berikut :

a. Biaya Produksi, terdiri dari : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya perawatan alat pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.

b. Biaya Administrasi, terdiri dari : Gaji karyawan, biaya alat tulis, biaya foto copy, dan biaya perlengkapan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012.

(11)

c. Biaya Perawatan Gedung, terdiri dari : Biaya perawatan gedung pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012.

d. Biaya Umum, terdiri dari : Biaya seluruh operasional pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.

3. Harga pokok penjualan merupakan dasar jumlah tertentu yang akan dibayarkan oleh konsumen terhadap barang atau jasa yang diterima. Penetapan harga jual dapat ditentukan berdasrkan biaya produksi, tingkat margin, keuntungan dan faktor lain yang mempengaruhinya.

4. Kontribusi laba merupakan hasil dari harga penjualan dikurangi jumlah biaya-biaya. Setelah kontribusi laba msing-masing produk diketahui kemudian dikomparatifkan untuk mengetahui produk manakah yang memberikan kontribusi laba yang paling signifikan.

Rincian Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum store CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS di Samarinda.

2. Struktur organisasi store CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS di Samarinda.

3. Realisasi volume penjualan masing-masing jenis produk selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.

4. Harga jual masing-masing jenis produk selama periode Januari sampai dengan bulan Maret 2012.

5. Data-data lain yang mendukung penulisan ini.

Teknik Pegumpulan Data

Proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mewujudkan penulisan laporan ini, dilakukan penulisan dengan dua metode, yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library research), penelitian kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari serta mengumpulkan data melalui laporan-laporan dan lain-lain yang relvan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field work research), penelitian lapangan adalah data yang diperoleh dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap objek yang diteliti, dengan cara mengumpulakan data-data pada CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS di Samarinda dengan mengunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dilapangan untuk mencatat gejala-gejala yang ditemui pada objek yang di teliti.

b. Wawancara (interview), yaitu melakukan pengumpulan data pada CFC (California Fried Chicken) di Samarinda dengan cara wawancara langsung dengan Manajer secara sistematis guna mendukung penelitian penulisan skripsi ini.

(12)

Teknik Analisis Data

1. Seluruh unsur biaya-biaya operasional selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012 sehingga diketahui total keseluruhan. 2. Total biaya operasional kemudian dialokasikan atas dasar penjualan pada

seluruh produk.

3. Menghitung laba tiap produk yang memberikan kontribusi laba terbesar dan langsung dapat disusun melalui laporan laba rugi.

Hasil Penelitian

Seperti yang telah dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah, untuk mencari produk mana yang memberikan kontribusi laba yang paling besar berdasarkan volume penjualan pada CFC (California Fried Chicken) RSUD AWS di Samarinda periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2012.

Berdasarkan data hasil volume penjualan, penulis menghitung dasar alokasi masing-masing produk yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu produk makanan dan minuman yang bisa dilihat jelas pada produk makanan total keseluruhan hasil penjualan tiap produk makanannya sebesar Rp 698,873,436 dengan dasar alokasi 77,53%. Tiga volume penjualan produk makanan terbanyak diposisi pertama ada pada produk Dada penjualan sebanyak 5.597 pcs sebesar Rp 73,779,654 dengan 8,18%. Diposisi kedua produk Friench Fries penjualan sebanyak 4,586 porsi sebesar Rp 66,703,370 dengan 7,4%. Diposisi ketiga produk Rice dengan sebanyak 10.098 porsi sebesar Rp 59,669,082 dengan 6,63%. Alasan produk Dada menempati posisi pertama dalam volume penjualan produk makanan yang terbanyak karena produk tersebut memiliki rasa yang original dan dari segi bentuk lebih besar mempunyai banyak daging dari produk ayam original lain dan harga masih terjangkau buat konsumen. Kemudian alasan pada produk Friench Fries yang menempati posisi kedua dalam volume penjualan makanan karena produk tersebut bisa menjadi pengganti nasi bagi kosumen yang tidak mengkonsumsi nasi dan dari segi rasanya renyah. Dan produk Rice yang menempati posisi ketiga dalam volume penjualan makanan dikarenakan produk tersebut merupakan makan pokok bagi orang Indonesia.

Penjualan produk terendah pada jenis makanan ada pada Banplit penjualan sebanyak 3 porsi sebesar Rp 30,000 dengan 0.003% akan tetapi produk tersebut tidak berpengaruh penting pada perusahaan, karna produk tersebut dibuat sengaja untuk kesejahtraan para karywan CFC.

Dari total hasil volume penjualan tiap produk minuman sebesar Rp 202,531,263 dengan 22,47%. Tiga volume penjualan produk minuman terbanyak diposisi pertama ada pada produk Milk Shake Choco penjualan sebanyak 1.680 porsi sebesar Rp 24,435,600 dengan 2,71%. Diposisi kedua ada pada produk Pepsi Medium penjualan sebanyak 2.436 porsi sebesar Rp 24,360,000 dengan 2,7%. Diposisi ketiga ada pada Produk Ice cream vanilla penjualan sebanyak 5.056 porsi sebesar Rp 22,979,520 dengan 2.54%. Alasan produk Milk Shake Choco menempati posisi pertama dalam volume penjualan produk minuman karena produk tersebut dari segi rasa enak dan disukai disemua kalangan mulai dari

(13)

anak-ana, remaja dan orang dewasa. Kemudian alasan pada produk Pepsi medium yang menempati posisi kedua dalam volume penjualan minuman karena produk tersebut merupakan salah satu minuman yang pas apabila dikosumsi dengan makanan fast food seperti produk yang ada di CFC. Dan produk Ice Cream Vanilla yang menempati posisi ketiga dalam volume penjualan Minuman dikarenakan produk tersebut murah dan rasanya enak disukai disemua kalangan, akan tetapi porsinya tidak terlalu banyak atau besar seperti produk minuman lainya.

Penjualan produk paling sedikit ada pada produk Mirinda regular penjualan sebanyak 36 porsi sebesar Rp 327,276 dengan 0.03%. Hal yang membuat penjualan produk Mirinda sedikit dikarenakan konsumen tidak banyak yang menyukai rasanya dan lebih memilih Pepsi.

Dari total keseluruhan harga pokok penjualan sebesar Rp 586.903.524 dengan mengunakan dasar alokasi penulis dapat meghitung masing-masing harga pokok penjualan tiap produknya yang dibedakan menjadi dua, yaitu produk makanan dan minuman. Pada produk makanan total harga pokok penjualan tiap produknya sebesar Rp 455,206,302 dengan 77.53%. Sedangkan pada produk minuman total harga pokok penjualan tiap produknya sebesar Rp 131,877,222 dengan 22.47%.

Selanjutnya penulis akan membahas hasil perhitungan kontribusi laba dari jenis produk makanan dan minuman yang dapat dilihat pada perhitungan kontribusi laba. Kemudian dialokasikan pada tiap jenis produk makanan dan minuman.

Untuk jenis produk makanan total keseluruhan laba tiap produk makanan sebesar Rp 140,229,344 dengan 77.53%. Dapat dilihat pada tiga laba produk makanan terbesar ada pada produk Dada kontribusi laba sebesar Rp 14.795.254 dengan 8.18%. Produk Friench Fries kontribusi laba sebesar Rp 13,384,460 dengan 7,4%. Dan produk Rice dengan kontribusi laba sebesar Rp 11,991,752 dengan dasar alokasi 6,63%. Sedangkan laba yang terendah ada pada produk Up Size Pepsi kontribusi laba sebesar Rp 18,087 dengan 0.01%.

Untuk jenis produk minuman total keseluruhan laba tiap produk minuman sebesar Rp 40,641,731 dengan 22.47%. Dan dapat dilihat pada tiga laba produk minuman yang tebanyak ada pada produk Milk Shake Choco kontribusi laba sebesar Rp 4.919.693 dengan 2.71%. Produk Pepsi Medium kontribusi laba sebesar Rp 4,883,519 dengan 2,7%. Dan produk Ice Cream Vanila kontribusi laba sebesar Rp 4,594,125 dengan 2,54%. Sedangkan laba yang terendah ada pada produk Mirinda Reguler sebesar Rp 54,261 dengan 0.03%.

Selanjutnya penulis akan membahas hasil perhitungan kontribusi laba per pcs atau per paket dengan persentase laba terhadap harga jual terbesar dari jenis produk makanan dan minuman. Pada perhitungan laba jenis makanan per pcs atau per paket yang terbesar ada pada paket Astaga 4 dengan laba per paket Rp 7,303 dan persentase laba terhadap harga jual sebesar 0,200831%. Sedangkan laba per pcs atau per porsi yang terkecil ada pada Up Size Pepsi dengan laba per cup Rp 127 dan persentase laba terhadap harga jual sebesar 0,140125%. Akan tetapi

(14)

persentase laba terhadap harga jual yang paling besar ada pada produk Cal Roll sebesar 0,217182%.

Pada perhitungan laba jenis minuman per pcs atau per porsi yang terbesar ada pada Strawberry Jelly dengan laba per cup Rp 3,076 dan persentase laba terhadap harga jual sebesar 0.199032%. Sedangkan laba per pcs atau per porsi yang terkecil ada pada Ice Cream Vanilla dengan laba per cone Rp 909 dan persentase laba terhadap harga jual sebesar 0,199923%. Akan tetapi persentase laba terhadap harga jual yang paling besar ada pada produk Pepsi Reguler sebesar 0,218367%.

PENUTUP

Volume penjualan tiap produk jenis makanan yang terbesar adalahDiposisi pertama produk Dada, diposisi kedua produk Friench Fries, diposisi ketiga produk Rice. Sedangkan volume penjualan tiap produk jenis minuman yang terbesar adalah diposisi pertama produk Milk Shake Choco, diposisi kedua produk Pepsi Medium, diposisi ketiga produk Ice Cream Vanila.

Kontribusi laba tiap produk jenis makanan yang terbesar adalah sebagai diposisi pertama produk Dada, diposisi kedua produk Friench Fries, diposisi ketiga produk Rice. Sedangkan kontribusi laba tiap produk jenis minuman yang terbesar adalah diposisi pertama produk Milk Shake Choco, diposisi kedua produk Pepsi Medium, diposisi ketiga produk Ice Cream Vanila.

Sebaiknya perusahaan menambah stok dan meningkatkan produksi jenis makanan dan minuman. Dari produk makanan seperti Dada, Friench Fries dan Rice. Sedangkan dari produk minuman seperti Milk Shake Choco, Pepsi Medium, dan Ice Cream Vanila. Karena produk tersebut banyak diminati oleh konsumen dan sering mengalami kehabisan stok. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis produk tersebut memberikan kotribusi laba yang paling besar bagi perusahaan.

Sebaiknya perusahaan meningkatkan juga penjualan produk yang harga pokok produksinya rendah akan tetapi memberikan kontribusi laba yang besar seperti produk Cal Roll dari jenis makanan dan Pepsi Reguler dari jenis minuman. Sebaiknya bagi produk yang kurang penjualannya dan kurang memberikan kontribusi laba diberi kebijakan khusus dari perusahaan dengan cara lebih menawarkan lagi kepada konsumen, penginovasian produk seperti paket murah , promosi, atau bisa juga mengganti dengan produk baru yang bisa berpeluang menghasilkan laba yang lebih baik bagi perusahaan.

Daftar Pustaka

Baridwan Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Demit Rico, 1997, Pengantar Akuntansi Biaya, Harvarindo, Jakarta.

Firdaus A. Dunia. 2000. Modul Pengantar Akuntansi 1. Edisi Keempat. LPFE Universitas Indonesia. Jakarta.

(15)

Garisson dan Noreen, 2000, Intermediate Accounting Comprehensive Volume, Terjemahan Nugroho widjajanto, Jilid Satu, Edisi Kedelapan, Cetakan Kedua, Erlangga, Jakarta.

Halim Abdul dan Supomo Bambang, 2005, Akuntansi Manajemen, Cetakan Kesebelas, BPFE, Yogyakarta.

Harisson T Walter, 2007, Cost Accounting Planning and Control, Eight Edition, South Westren-Publishing Co, Ohio.

Harnanto, 2003, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Cetakan Keenam, Rajawali Pers, Jakarta.

Honrgren T. Charles, George Foster and Srikant M. Datar, 2000, Cost Accounting; A Managerial Emphasis, Tent Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc.

Jusup Al Haryono, 2003, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid Pertama, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, STIE YKKPN, Yogyakarta.

Kotler dan Amstrong, 2001, Akuntansi Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mardiasmo, 2000, Akuntansi Keuangan Dasar 1, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama BPFE Universitas gadjah Mada, Yogyakarta.

Marwan, 1991, Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Perseda, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Kesembilan, Aditya Media Yogyakarta.

Murti Sumarni dan Soeprihanto Jhon, 2000, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi kelima, Cetakan Ketiga, Liberty Yogyakarta. __________, 2000, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat & Rekayasa,

Edisi kedua, Cetakan Keempat, STIE-YKPN, Yogyakarta.

S. Munawir, 2000, Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keenam. Liberty. Yoygyakarta

Soemita, 2003, Akuntansi Biaya, Edisi 3, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Sugiarto dan Suwardjono, 1999, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi

Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Ketiga, Liberty Yogyakarta.

Sundjaja dan Barlian, 2001, Analisis Laporan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kesebelas, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, R. A. 2000. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta : BPFE

__________. 2002. Accounting, Twentieth Edition, By South-Western Publishing Co, Cincinnati.

Woefel J. Charles.2000. Financial Statement Analysis : Memantau Kesehatan Perusahaan Melalui Laporan Keuangan. Alih Bahasa Susanto Limin. Penerbit Abadi Tandur. Jakarta.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi CBR di bidang psikologi klinis dan kedokteran dapat digunakan untuk mendukung diagnosis gangguan kepribadian pada masa dewasa dengan didasarkan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang suku kata pertama dan kata-kata atau frasa lainnya yang diucapkan oleh Muhammad Zaini dari usia 3

Mengacu pada pengertian remunerasi dan unsur-unsur yang meliputi didalamnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Sistem remunerasi adalah pemberian imbalan

[r]

Adapun maksud dan tujuan kepindahan saya adalah guna mendekatkan diri dengan keluarga yang berdomisili di ……….. Sebagai bahan pertmbangan, bersama ini saya lampirkan

H1 : Peningkatan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual yang memanfaatkan media CD interaktif lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar siswa

Dengan termotivasinya peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang menarik, peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar mereka, sehingga akan memberikan dampak yang

Pada diagram ini terdapat 2 pengguna yaitu operator dan anggota yang merupakan turunan dari panitia hal ini juga menyebabkan menghasilkan 2 sub sistem untuk operator