• Tidak ada hasil yang ditemukan

defisit perawatan diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "defisit perawatan diri"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Jiwa

Asuhan Keperawatan Jiwa

Defisit Perawatan Diri

Defisit Perawatan Diri

O O L L E E H H

Anisa Putri

Anisa Putri

PO.71.20.1.09.002

PO.71.20.1.09.002

Tingkat 2.A

Tingkat 2.A

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(2)

DEFISIT PERAWATAN DIRI DEFISIT PERAWATAN DIRI

A.

A. PePengngerertitianan

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar dasar manusiamanusiadalamdalam memenuhimemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatankesehatan dan kesejahteraandan kesejahteraan sesuai

sesuaidengandengan kondisi kesehatannya,kondisi kesehatannya, klienklien dinyatakan terganggudinyatakan terganggu keperawatankeperawatan dirinyadirinya  jika tidak 

 jika tidak dapatdapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan dirimelakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah

adalah gangguan gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,  berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

 berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakantindakan untuk untuk  memelihara kebersihan dan

memelihara kebersihan dan kesehatankesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan  perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

 perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

B. Jenis–Jenis Perawatan Diri B. Jenis–Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan 1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan gangguankemampuan untuk melakukankemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. 2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan gangguankemampuankemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. 3. Kurang perawatan diri : Makan

3. Kurang perawatan diri : Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan gangguan kemampuan untuk kemampuan untuk  menunjukkan aktivitas makan.

menunjukkan aktivitas makan. 4. Kurang perawatan diri : Toileting 4. Kurang perawatan diri : Toileting

(3)

Kurang perawatan diri (toileting) adalah

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan gangguankemampuan untuk kemampuan untuk  melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

C. Etiologi C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000)

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab Penyebab kurang perawatan diri adalahkurang perawatan diri adalah sebagai berikut : sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik  1. Kelelahan fisik  2. Penurunan kesadaran 2. Penurunan kesadaran Menurut Dep Kes (2000: 20),

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab penyebab kurang perawatan diri adalah :kurang perawatan diri adalah : 1. Faktor prediposisi

1. Faktor prediposisi a. Perkembangan:

a. Perkembangan: Keluarga Keluargaterlalu melindungi dan memanjakanterlalu melindungi dan memanjakan klienklien sehinggasehingga  perkembangan inisiatif terganggu.

 perkembangan inisiatif terganggu.  b. Biologis:

 b. Biologis: Penyakit  Penyakit kroniskronisyangyang menyebabkanmenyebabkan klienklien tidak mampu melakukantidak mampu melakukan  perawatan diri.

 perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun:

c. Kemampuan realitas turun: Klien Klien dengandengangangguangangguan jiwa jiwadengandengankemampuankemampuan realitas

realitasyangyang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk   perawatan diri.

 perawatan diri.

d. Sosial: Kurang dukungan dan latihan

d. Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalamdalam perawatan diri.perawatan diri. 2. Faktor presipitasi

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang  penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,

 penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemascemas, lelah/lemah, lelah/lemah yangyang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan  perawatan diri.

(4)

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – f

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personalaktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

hygiene adalah:

1. Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan 1. Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya

diri misalnya dengan adanya perubahan perubahanfisik sehingga individu tidak peduli denganfisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

kebersihan dirinya. 2. Praktik Sosial: Pada

2. Praktik Sosial: Pada anak anak – – anak anak selalu dimanjaselalu dimanjadalamdalam kebersihan diri, makakebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi

kemungkinan akan terjadi perubahan perubahan pola pola personal hygiene.personal hygiene.

3. Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, 3. Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,  pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk   pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk 

menyediakannya. menyediakannya.

4. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat

4. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuanpenting karena pengetahuan yang baik 

yang baik dapatdapat meningkatkanmeningkatkankesehatankesehatan. Misalnya pada. Misalnya pada pasien pasien penderitapenderita diabetesdiabetes mellitus

mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.ia harus menjaga kebersihan kakinya. 5. Budaya: Di sebagian

5. Budaya: Di sebagian masyarakat masyarakat jika individu sakit tertentu tidak bolehjika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan

6. Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentuorang yang menggunakan produk tertentu dalam

dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat 7. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. 1. Dampak fisik: Banyak gangguan

1. Dampak fisik: Banyak gangguan kesehatankesehatan yang diderita seseorang karena tidak yang diderita seseorang karena tidak  terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas

adalah : Gangguan integritas kulit kulit , gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata

matadandan telingatelinga dan gangguan fisik pada kuku.dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial: Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene 2. Dampak psikososial: Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

adalah gangguan kebutuhankebutuhan rasarasa nyaman,nyaman, kebutuhankebutuhan dicintai dan mencintai,dicintai dan mencintai, kebutuhan

(5)

D. Tanda dan Gejala D. Tanda dan Gejala

Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala

Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klienklien dengan defisit perawatan diri adalah:dengan defisit perawatan diri adalah: a) Fisik 

a) Fisik 

Badan bau, pakaian kotor. Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan

Rambut dan kulit kulit kotor.kotor. Kuku panjang dan kotor  Kuku panjang dan kotor  Gigi kotor disertai mulut bau

Gigi kotor disertai mulut bau Penampilan tidak rapi

Penampilan tidak rapi

 b) Psikologis  b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri.

isolasi diri. Merasa tak berdaya, rendah diri dan

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

merasa hina. c) Sosial c) Sosial

Interaksi kurang, kegiatan kuran, tidak mampu berperilaku sesuai norma. Interaksi kurang, kegiatan kuran, tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah : Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah : 1. Data subyektif 

1. Data subyektif 

a. Pasien merasa lemah a. Pasien merasa lemah  b. Malas untuk beraktivitas  b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya. c. Merasa tidak berdaya. 2. Data obyektif 

2. Data obyektif 

a. Rambut kotor, acak – acakan a. Rambut kotor, acak – acakan  b. Badan dan pakaian kotor dan bau  b. Badan dan pakaian kotor dan bau

(6)

c. Mulut dan gigi bau. c. Mulut dan gigi bau. d.

d. Kulit  Kulit kusam dan kotor kusam dan kotor 

e. Kuku panjang dan tidak terawatt e. Kuku panjang dan tidak terawatt

E. Mekanisme Koping E. Mekanisme Koping a. Regresi a. Regresi  b. Penyangkalan  b. Penyangkalan

c. Isolasi diri, menarik diri c. Isolasi diri, menarik diri d. Intelektualisasi

d. Intelektualisasi

F. Rentang

F. Rentang Respon ResponKognitif Kognitif  Asuhan yang

Asuhan yang dapatdapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diridilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :

sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri 1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri a) Bina hubungan saling percaya.

a) Bina hubungan saling percaya.

 b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.  b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan. c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri. c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri. 2. Membimbing dan menolong klien merawat diri. a) Bantu klien merawat diri

a) Bantu klien merawat diri

 b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap  b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

(7)

3. Ciptakan lingkungan yang

3. Ciptakan lingkungan yang mendukungmendukung

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.untuk mandi.

 b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

 b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c. Sediakan lingkungan yang

c. Sediakan lingkungan yang amanaman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandidan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi

yang dekat dan tertutup.

yang dekat dan tertutup.

G. Pohon Masalah

G. Pohon Masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri, isolasi sosial

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri, isolasi sosial

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.

H.

H. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Defisit perawatan diri.

2. Defisit perawatan diri.

3. Isolasi Sosial.

3. Isolasi Sosial.

I.Intervensi

I.Intervensi  Diagnosa

 Diagnosakeperawatankeperawatan: 1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.: 1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri. Tujuan

TujuanUmumUmum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk 

memperhatikan kebersihan diri.

memperhatikan kebersihan diri. Tujuan

(8)

 Kriteria

 Kriteria evaluasievaluasi: Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada: Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada  perawat

 perawat

a. Wajah cerah, tersenyum a. Wajah cerah, tersenyum  b. Mau berkenalan

 b. Mau berkenalan c. Ada kontak  c. Ada kontak matamata d. Menerima kehadiran

d. Menerima kehadiran perawat perawat

e. Bersedia menceritakan perasaannya e. Bersedia menceritakan perasaannya Intervensi

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.  b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan  b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan  pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

 pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri. c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri. d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali

d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap halpengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

yang berhubungan dengan kebersihan diri.

e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.

diri.

f. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, f. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

 Diagnosa

 Diagnosakeperawatankeperawatan: 2. Defisit perawatan diri.: 2. Defisit perawatan diri.

Tujuan umum: Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat. Tujuan umum: Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat. Tujuan khusus:

(9)

Kriteria evaluasi: Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi Kriteria evaluasi: Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi  pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–   pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari– 

hari, dan merapikan penampilan. hari, dan merapikan penampilan. Intervensi

Intervensi

a. Motivasi klien untuk mandi. a. Motivasi klien untuk mandi.

 b. Beri kesempatan untuk mandi, beri

 b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikankesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

cara memelihara kebersihan diri yang benar.

c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari. c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari. d. Kaji keinginan klien

d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan

odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.sandal. g. Ciptakan lingkungan nyaman untuk klien makan

g. Ciptakan lingkungan nyaman untuk klien makan

h. Capai kemandirian toileting dengan praktik kontinu dan tanpa bantuan. h. Capai kemandirian toileting dengan praktik kontinu dan tanpa bantuan.

Diagnosa keperawatan: 3. Isolasi sosial Diagnosa keperawatan: 3. Isolasi sosial

Tujuan Umum: Keberadaan klien bisa diterima oleh orang sekitar  Tujuan Umum: Keberadaan klien bisa diterima oleh orang sekitar  Tujuan khusus: Klien bisa beradaptasi dengan

Tujuan khusus: Klien bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar lingkungan sekitar 

Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dengan orang sekitar, klien tampak nyaman Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dengan orang sekitar, klien tampak nyaman Intervensi:

Intervensi: a.

a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannyaDorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

 b. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri.  b. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri.

(10)

c.

c. Ciptakan lingkungan yang mendukungCiptakan lingkungan yang mendukung

d. Ajak klien berpartisipasi dalam kegiatan sosial d. Ajak klien berpartisipasi dalam kegiatan sosial

. .

(11)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :. Edisi 8. Jakarta : EGC.

EGC.

Depkes. 2000.

Depkes. 2000. Standar Standar Pedoman PerawatanPedoman Perawatan jiwa jiwa.. Ka

Ka plan plan Sadoch. 1998. SinopsisSadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC. Edisi 7. Jakarta : EGC Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa JiwaUI . Jakarta : EGCUI . Jakarta : EGC Keliat. B.A. 2006.

Keliat. B.A. 2006. Proses ProsesKeperawatanKeperawatan Jiwa Jiwa. Jakarta : EGC. Jakarta : EGC  Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Ga

 Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguanngguan Jiwa Jiwa.. Yogyakarta : Momedia

Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Rasmun S. Kep. M 2004. Seres

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon MasalahKopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC Santosa, Budi. 2005. Panduan

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa DiagnosaKeperawatanKeperawatan Nanda Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.

Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah. 2000.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Kebutuhan Dasar  Dasar ManusiaManusia. Jakarta.. Jakarta. Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada PerawatanPerawatan  Psikiatri

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari korelasi kontribusi pengadaan koleksi sirkulasi terhadap peningkatan frekuensi peminjaman bahan pustaka di Perpustakaan SMAN 3 Cimahi ini terlaksana dengan

Dengan adanya kejadian tindakan anarkis tersebut, dialog antar umat beragama (Islam dan Kristen) sebagai refleksi perwujudan rasionalitas komunikatif merupakan tindakan

Dari ukuran panjang tubuh sampel ikan, baik untuk bulan Oktober maupun November, dapat dikategorikan ikan tenggiri yang ditangkap di perairan Semarang berukuran

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi yang menerapkan Inferensi Fuzzy untuk menentukan suhu ruangan yang optimal pada pendingin ruangan (AC) pada sebuah

Tänä päivänä sen voidaan jopa nähdä siirtyneen kasvavassa määrin edustukselliselta foorumilta talouden areenalle (Lahtinen 2009, 260 – 270). Tutkielma etenee

Pada gambar 3.7, nilai CAPE yang terbentuk di daerah pesisir selatan lebih tinggi daripada nilai CAPE yang terbentuk di pesisir utara sehingga dari gambar tersebut dapat

Seiring berjalannya waktu, ketiga komunitas ini bukan hanya beranggotakan mahasiswa Telkom yang berbahasa asli atau berlatar belakang Sunda saja, tapi juga dari

menampilkan data dari sebuah tabel fisik pada basis data melalui ADO dan mengijinkan komponen- komponen visual untuk memanipulasi data yang ada dengan cara menghubungkan