• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN RIZKY KATHERINE K KELOMPOK I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN RIZKY KATHERINE K KELOMPOK I"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GETARAN

RIZKY KATHERINE K11110126 KELOMPOK I

BAGIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikum.

Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang dibuat setelah melakukan praktikum mengenai Pengukuran Getaran. Laporan ini dibuat dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini.

Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Penulis menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu , penulis akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah penulis susun ini .

Makassar, Mei 2013

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Praktikum ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Getaran ... 6

B. Jenis-Jenis Getaran ... 8

C. Penyebab Getaran... 10

D. Efek Getaran terhadap Kesehatan ... 10

E. Nilai Ambang Batas Getaran ... 17

F. Upaya Pencegahan Efek Getaran ... 19

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN A. Waktu ... 21

B. Tempat... 21

C. Alat ... 21

D. Prinsip Kerja ... 22

E. Cara Kerja ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengukuran ... 25

B. Pembahasan ... 29

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

(4)

iv DAFTAR PUSTAKA

Budi Nugroho, Sapto.2010.Raynaud's Phenomenon (Fenomena Raynaud's / Jari Tangan Menjadi Putih) - Occupationally Health Hazard (Risiko Bahaya di Tempat Kerja). [Online]. http://saptobudinugroho.blogspot .com/2010/11/raynauds-phenomenon-fenomena.html.diakses tanggal 07 Mei 2013.

Hatining,Dian.2013.Laporan Getaran Full. [Online].http://www.scribd.com/doc/ 101536504/ Laporan-Getaran-Full. diakses tanggal 07 Mei 2013

Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNo. 49 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Getaran. [Online].http://www.safetydo.com/2010/12/ keputusan-menteri-lingkungan-hidup-49.html.diakses tanggal 08 Mei 2013

Keputusan Menteri Tenaga KerjaNomor : kep–51/men/i999 Tentang Nilai ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja.[Online]http://kartu- kuning.blogspot.com/2009/06/kepmen-no-kep51men1999-tentang-nilai.html diakses tanggal 08 Mei 2013

Ketut Ngurah Putraka.2010.Analisa Getaran Ruang Kamar Mesin Pada Kapal Meratus Sumbawa I. [Jurnal] .http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17278-4204100063-Paper.pdf.Department Of Marine Engineering, Ocean Engineering Faculty, ITS, Surabaya.diakses tanggal 07 Mei 2013.

Novia. 2012. Getaran.[Online].http://noviakl10jambi.wordpress.com/ 2012/02/16 /getaran/. diakes pada tanggal 07 Mei 2013.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor per.13/men/x/2011 tahun 2011 Tentang Nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja.[Online]. http://xa.yimg. com/kq /groups/1051902/1362821294/name/PERMENA. diakses tanggal 07 Mei 2013

Qodir.2009. Penyakit Akibat Getaran.[Online]. http://qodirnet.blogspot.com /2009/10/penyakit-akibat-getaran.html, diakses tanggal 07 Mei 2013.

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Proses industrialisasi dan modernisasi kehidupan disertai dengan semakin meluasnya aplikasi teknologi maju yang antara lain bertambah dengan cepat penggunaan beragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran. Getaran dapat diartikan sebagai gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan (Menakertrans, 2011). Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama terpapar, tetapi kadang-kadang gejala ini timbul dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Gangguan yang muncul berupa penyempitan pembuluh darah biasanya timbul kurang dari 10 tahun atau lebih (Hidayat, 2012).

Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. Getaran yang terjadi di lingkungan dapat berdampak pada kehidupan manusia. Dalam surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 ditetapkan tingkat baku getaran berdasar tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam kategori menganggu, tidak nyaman dan menyakitkan. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan (Novia, 2012).

(6)

2 Didalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan yang berasal dari aspek kimiawi, fisika, biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan kerja dapat berupa kebisingan, suhu yang ekstrim, radiasi bahan kimiawi, getaran, dan lain-lain. Selain itu, pekerja akan berhadapan dengan iklim kerja. Iklim kerja sangat erat kaitannya dengan masalah suhu di tempat kerja. Seorang pekerja dapat bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan kerja nyaman. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan lingkungan kerja diantaranya adalah getaran.

Getaran merupakan fenomena yang banyak terjadi didalam dimensi kehidupan manusia dengan alam. Getaran objek dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang sedang dan akan terjadi pada objek tersebut dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Dengan melakukan analisa getaran yang dihasilkan suatu sistem manusia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Aplikasi dari analisa getaran terjadi pada sebagian besar disiplin ilmu dengan objek getaran yang sangat variatif medium, besar, pola dan jenisnya.

Kontak dengan getaran mekanis dari mesin dan peralatan dapat mempengaruhi tubuh manusia. Getaran mekanis mempengaruhi kenyamanan, performa kerja, dan kesehatan pada manusia. Getaran yang berlebihan dapat menyebabkan sakit pada otot, sendi, dan organ internal menyebabkan trauma pada tangan dan kaki. Seperti karakteristik lingkungan dan fisik lainnya di lingkungan kerja, getaran mekanis harus dikendalikan untuk mencapai kenyamanan dan menghindari penurunan performa.

(7)

3 Dari semua alat badan, mata yang paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada intensitas sampai dengan 4 Hz, mata masih dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk intensitas selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya. Amplitudo getaran juga berpengaruh terhadap kemampuan ini. Pada intensitas tinggi, penglihatan juga terganggu, manakala amplitudo lebih besar dari jarak dua kali dari retina (Suma’mur dalam Widowati, 2011).

Baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan ditetapkan bahwa Jika getaran yang mengenai tubuh manusia melebihi ambang batas penerimaan tubuh manusia yang terkena getaran tertentu secara berulang-ulang dalam waktu yang lama akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Getaran yang mengenai tubuh dapat bersumber dari permukaan yang bergetar, peralatan kerja, mesin, alat transportasi, alam dan sumber lainnya. Baku tingkat getaran adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.

Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain: angioneurosis jari-jari tangan, gangguan tulang, sendi, dan otot, neuropati, dan carpal tunnel syndrome. Getaran pada mesin yang digunakan dengan bantuan tangan untuk mengoperasikan dapat dapat menyebabkan penyakit carpal

tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada syaraf yang disebabkan karena

(8)

4 nervus medianus yang melewati terowongan karpal. Gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu panjang secara berulang (Grifin dalam Rusdi dan Koesyanto, 2010).

Fadhil mengungkapkan dalam Koran Tempo hari senin tanggal 14 februari 2005 bahwa sekarang jumlah pasien CTS semakin bertambah. Ia mencontohkan di Amerika Serikat terdapat 17 penderita CTS berusia 25-34 tahun setiap 10 ribu pekerja pabrik. Di Indonesia, khususnya di Klinik Neurologi RSCM Jakarta pada 2001 terdapat 238 pasien, pada 2002 sempat turun menjadi 149 pasien. Dari 46 pasien yang diteliti Fadhil mendapatkan 36 penderita CTS yang dapat memenuhi kriteria penelitian setelah dilakukan proses tanya jawab, pemeriksaan laboratorium, dan kecepatan hantar syaraf (EMG). Dari 36 pasien, 20 orang merasakan nyeri pada tangan kanan, 6 orang pada tangan kirinya, serta 10 orang pada kedua tangannya (Fadli dalam Rusdi dan Koesyanto, 2010).

Sekitar 374 wanita di negara Swedia terdiagnosis mengalami gejala yang disebabkan oleh getaran pada tangan dan lengan pada tenaga kerja teknisi gigi. Penelitian menurut Novi Afiriani yang dilakukan di Jakarta pada 240 responden sopir bajaj bahwa 80 orang (22,6%) mengalami sindrome getaran tangan dan lengan antara stadium 1 hingga 3 berdasarkan kriteria Stockholm. Informasi pada teknisi gigi yang terkena tangan/lengan getaran saat bekerja dengan berbagai peralatan dan alat-alat menyebutkan bahwa paparan jangka panjang dapat mengakibatkan sindrom jari putih (white fingers) (Hidayat, 2012).

(9)

5 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melaukan praktikum mengenai pengukuran intensitas getaran. Pada praktikum ini dilakukan pengukuran pada getaran seluruh badan dan tangan/lengan dengan menggunakan alat pengukur getaran vibration meter.

B.Tujuan Praktikum

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, adapun yang menjadi tuajuan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui cara penggunaan alat pengukur getaran yaitu Vibration Meter, 2. Mengetahui besarnya intensitas getaran pada alat-alat seperti vacuum

(10)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Definisi Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari bendaatau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Menurut Budiono, getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (Harrington dalam Hatining, 2013).

Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes dalam Hatining, 2013).

Menurut Salim (2002), getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat Getaran menyatakan bahwa getaran adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melaluikeadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. Dalam Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika, getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.

(11)

7 Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum terbagi atas:

1. getaran seluruh badan, 2. getaran tangan-lengan.

Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan dalam satuan meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5-4,0 Hz dan tangan-lengan 8-1000 Hz (Harrington dan Gill dalam Novia, 2012).

Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat dibedakan dalam 2 bentuk:

1. vibrasi atau getaran, karena getaran udara yang pengaruh utamanya pada akustik.

2. vibrasi atau getaran karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut bergetarnya alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis pula.

Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan benda yang bergerak, sentuhan ini melalui daerah yang terlokasi (tool

hand vibration) atau seluruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool

hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam pekerjaan (Gabroel

(12)

8 Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh (Novia, 2012):

1.9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut.

2.10 Hz : dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung,pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.

3.10 Hz : leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

4.13-15 Hz : tenggorokan akan mengalami resonansi.

5.< 20 Hz : tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. B.Jenis-Jenis Getaran

Menurut Novia (2012), getaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu getaran pada seluruh tubuh (whole body vibration) dan getaran pada bagian tubuh tertentu (segmental vibration) yaitu pada tangan dan lengan.

1. Getaran Seluruh Tubuh

Getaran seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan; traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti:

a. 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut), b. 20-30 Hz untuk bagian kepala,

(13)

9 Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang.

2. Getaran Tangan Lengan

Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan pada:

a. operator gergaji rantai,

b. tukang semprot, potong rumput, c. gerinda,

d. penempa palu.

Menurut buku saku K3 Sucofindo, efek getaran pada tangan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. kelainan pada peredaran darah dan persyarafan (vibration white finger), b. kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.

Efek getaran pada tangan lengan ini lebih mudah dijelaskan daripada menguraikan patofisiologisnya. Efek ini disebut sebagai sindroma getaran tangan lengan (Hand Vibration Arm Syndrome / HVAS) yang terdiri dari:

a. Efek vaskuler, yaitu pemucatan episodik pada buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (Fenomena Raynaud),

b. Efek neurologi, yaitu buku jari ujung mengalami kesemutan total dan baal.

(14)

10 C.Penyebab Getaran

Getaran pada seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, misalnya truk, alat pengangkut pada industry, traktor-traktor pertanian, dsb. Disamping itu, getaaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan ke seuruh tubuh lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran yang penting adalah getaran dari tempat duduk dan topangan kaki, karena diteruskan ke tubuh. Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap getaran (Qodir, 2009).

Selain pada seluruh tubuh, efek lain yang timbul adalah pada bagian tertentu dalam tubuh. Hal ini terjadi pada pekerja yang bekerja dala industri, pertambangan, maupun kehutanan, yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus-menerus. Cotohnya, dalam pertambangan adanya penggunaan gerinda pada pabrik atau pada pekerjaan di kehutanan yaitu dengan menggunakan geregaji listrik. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan gangguan-gangguan kelainan akibat getaran mekanis pada lengan (Qodir, 2009).

D.Efek Getaran terhadap Kesehatan 1. Fenomena Raynaud’s (Sapto, 2010).

a. Pengertian Fenomena Raynaud’s

Fenomena Raynaud’s, kadang-kadang disebut sindrom Raynaud’s, adalah gangguan sirkulasi darah di jari tangan dan kaki (dan sedikit yang umumnya dari telinga dan hidung). Kondisi ini diperburuk dengan paparan dingin. Paparan dingin secara abnormal mengurangi sirkulasi

(15)

11 darah menyebabkan kulit menjadi pucat, lilin-putih atau ungu. Kelainan ini kadang-kadang disebut "jari putih", "jari lilin" atau "jari mati."

Fenomena Raynaud’s memiliki penyebab yang berbeda, termasuk paparan di tempat kerja. Hal ini sering berkaitan dengan aktivitas di tempat kerja.Sering juga disebut dengan "sindrom getaran tangan-lengan", tetapi juga terlibat dalam penyakit kerja lainnya. Hal ini penting untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala dari Fenomena Raynaud’s dan bahaya tempat kerja yang menyebabkannya. Kesadaran karyawan dapat membantu mencegah gangguan dari terjadinya atau menuju ke tahap serius. Jika tidak terdeteksi pada tahap awal, gangguan secara permanen dapat mengganggu sirkulasi darah di jari.

b. Tanda dan Gejala Fenomena Raynaud’s

Adanya sirkulasi darah yang kurang di jari adalah gejala yang dapat dikenali dari Fenomena Raynaud’s. Serangan ini muncul ketika tangan atau seluruh tubuh dingin baik ketika bekerja maupun di rumah. Paparan dingin termasuk ketika mencuci mobil, ketika mengendarai mobil (tangan memegang setir mobil) atau sedang mengendarai motor.

Gejala biasanya meliputi:

1) kesemutan dan kehilangan sedikit rasa atau mati rasa jari kaki, jari tangan, hidun atau telinga.

pemutihan dari jari, biasanya tanpa mempengaruhi jempol. 2) jari menjadi biru terasa dingin dan mati rasa.

(16)

12 3) kesemutan, terasa nyeri atau sakit menyengat, kadang-kadang dengan

kemerahan.

4) urutan perubahan warna pada kulit bisa berkembang dari putih menjadi biru menjadi merah.

c. Penyebab Fenomena Raynaud’s

Penyebab pasti Fenomena Raynaud tidak diketahui. Fenomena Raynaud mempengaruhi perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Beberapa orang memiliki Fenomena untuk alasan yang tidak dapat ditentukan. Hal ini disebut "Fenomena Raynaud’s utama," penyakit Raynaud atau "jari putih konstitusional." Hal ini biasanya mempengaruhi kedua tangan sama.

Orang juga bisa mendapatkan Fenomena Raynaud karena penyakit tertentu yang mendasari (misalnya skleroderma, rheumatoid arthritis atau lupus) atau cedera. Bentuk seperti ini dikenal sebagai "Fenomena Raynaud’s sekunder."

Dalam lingkungan kerja, beberapa risiko bahaya dapat menyebabkan Fenomena Raynaud sekunder. Paparan getaran dari alat-alat listrik sejauh ini menjadi perhatian terbesar. Mesin atau alat-alat yang dioperasikan langsung menggunakan jari-jari tangan seperti gergaji rantai, pengebor batu pneumatik dan chipper dapat menyebabkan "sindrom getaran tangan-lengan. "Gangguan ini juga dikenal sebagai "getaran penyebab jari menjadi putih”, “kumpulan gejala jari lengan karena getaran", atau "Fenomena Raynaud’s asal kerja." Fenomena

(17)

13 Raynaud’s, bagaimanapun juga adalah hanya salah satu aspek dari sindrom getaran tangan-lengan. Getaran juga merusak saraf, otot, tulang dan sendi dari tangan dan lengan.

Fenomena Raynaud’s juga terlihat pada juru ketik dan pianis profesional karena stres jari yang berulang, serta dokter gigi dan teknisi gigi. Cedera karena frostbite dengan kerusakan pembuluh darah juga bisa menyebabkan Fenomena Raynaud’s. Sebuah laporan studi melaporan bahwa pekerja di pabrik ikan juga mengalami Fenomena Raynaud’s setelah terus menerus terpapar dingin dan mencoba menghangatkan kembali tangan mereka beberapa kali sehari selama periode beberapa tahun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alat yang dicengkeram tangan terlalu ketat dapat menyebabkan Fenomena Raynaud’s. Studi lain mengidentifikasi terjadinya Fenomena Raynaud’s pada pekerja yang terluka tangannya karena digunakan untuk memalu, mendorong atau memutar benda berat. Dalam kasus ini, Fenomena Raynaud’s adalah bagian dari gangguan disebut Sindrom Hipotenar Palu.

d. Lama Terjadinya Fenomena Raynaud’s

Waktu antara kontak pertama dengan kondisi berbahaya dan munculnya fenomena Raynaud dikenal sebagai periode laten. Ini bervariasi menurut jenis bahaya, jumlah eksposur dan pekerja individu. Beberapa orang lebih rentan daripada yang lain. Periode laten untuk paparan getaran bisa sesingkat satu tahun. Sebagai aturan umum, paparan

(18)

14 parah mengurangi periode laten. Jika periode laten bagi sekelompok pekerja pendek, gangguan tersebut cenderung muncul lebih sering. Juga, pada individu dengan periode laten yang singkat, fenomena Raynaud’s cenderung maju ke tahap maju lebih cepat.

e. Pekerja yang Berisiko Terkena Fenomena Raynaud’s

Fenomena Raynaud terutama menjadi perhatian bagi pekerja yang menangani alat bergetar atau peralatan seperti bor pneumatik, jack

hammers, palu chipping, alat memukul, kunci pas, gergaji rantai bensin

bertenaga, peralatan listrik dan roda gerinda, terutama di kaki asah. Setiap alat getar yang menyebabkan Anda merasa kesemutan atau mati rasa di jari anda setelah 5 menit terus digunakan, bisa menyebabkan Fenomena Raynaud’s. Fenomena Raynaud’s juga terlihat pada juru ketik dan pianis profesional dari stres jari berulang.

f. Hasil Umum Terjadinya Fenomena Raynaud’s

Studi menunjukkan bahwa 45 persen dari 58 pengebor batu mengalami serangan jari putih; 25 persen pekerja dengan kurang dari lima tahun pengalaman, tetapi 80 persen dari mereka dengan lebih dari 16 tahun pengalaman terkena Fenomena Raynaud’s.

g. Tes yang Tersedia untuk Fenomena Raynaud’s

Beberapa tes laboratorium dapat membantu menentukan apakah seseorang memiliki Fenomena Raynaud’s. Beberapa tes mengukur sensitivitas kulit atau aliran darah di jari, terutama pada kondisi pendinginan. Sampai saat ini, bagaimanapun juga tidak ada dari tes ini

(19)

15 yang diterima secara universal untuk mendeteksi Fenomena Raynaud’s. Tes ini bersama-sama dengan analisis yang cermat dari riwayat pekerjaan individu dan riwayat medis secara rinci termasuk tanda-tanda dan gejala, sangat berguna dalam menilai jika seseorang memiliki Fenomena Raynaud. Tes darah sering dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain yang mungkin mendasarinya.

h. Pengobatan yang Tepat untuk Penderita Fenomena Raynaud’s

Pekerja dengan kasus ringan yang disebabkan getaran, Fenomena Raynaud’s mungkin pulih jika bahaya yang menyebabkannya dihindari. Untuk kasus yang parah, obat resep dari dokter dapat mengurangi serangan jari putih. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi jumlah dan beratnya serangan dan untuk mencegah kerusakan pada jari tangan dan kaki. Terapi yang paling efektif adalah dengan menghindari paparan lebih lanjut dari situasi yang dapat memicu serangan. Pakaian ekstra untuk mempertahankan suhu tubuh termasuk kaus kaki hangat dan sarung tangan sangat penting untuk menjaga kaki dan tangan hangat. Hal ini juga penting untuk menemukan cara untuk mengurangi stres sebagai gangguan emosional yang dapat memicu serangan.

Tindakan pencegahan dapat diambil untuk mengurangi jumlah dan intensitas serangan jari putih. Tindakan pencegahan ini meliputi:

1) melindungi tubuh dari suhu dingin.

2) memakai pakaian yang tepat untuk cuaca dingin dengan memakai lapisan, sarung tangan, mantel, topi dan syal.

(20)

16 3) hindari cuaca dingin ekstrim dengan memakai sarung tangan pakai

saat bekerja di air dingin atau mencapai ke dalam freezer. 4) melindungi tangan dan kaki dari cedera.

5) hindari tembakau dan kafein. Nikotin dan kafein dapat mengurangi sirkulasi darah.

6) hindari stres dan kecemasan.

7) berolahraga secara teratur dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

2. Kerusakan Sendi dan Tulang

Ada pekerjaan-pekerjaan dalam industri, pertambangan maupun kehutanan yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus-menerus. Misalnya pengebor kempa di pertambangan, gerinda pada pabrik baju, atau gergaji listrik pada pekerjaan di kehutanan. Itu semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan akibat getaran mekanis pada lengan.

Gangguan-gangguan tersebut antara lain kelainan dalam peredaran darah dan persarafan, serta kerusakan pada persendian dan tulang. Gejala kelainan pada peredaran darah dan persarafan sangat mirip dengan fenomena Raynaud.Gejala-gejala awal adalah pucat dan kekakuan pada ujung-ujung jari yang terjadi berulang secara tidak teratur.

Gangguan mula-mula pada sebelah tangan, kemudian dapat meluas pada kedua tangan secara asimetris. Serangan berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam, dengan tingkatan yang berbeda dalam hal intensitas nyeri, kehilangan daya pegang dan pengendalian otot.

(21)

17 3. Gangguan Penglihatan

Getaran pada seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, misalnya truk, alat-alat pengangkut pada industri, traktor-traktor pertanian dan sebagainya. Di samping itu, getaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan ke seluruh tubuh lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran yang penting adalah getaran dari tempat duduk dan topangan kaki, karena diteruskan ke tubuh.

Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang berbeda dengan arah getaran, penghantaran getaran dapat berbeda-beda. Isi perut pada segala sikap tubuh dapat dianggap sebagai satu kesatuan terhadap getaran sampai dengan 9 Hz. Namun pada frekuensi yang lebih besar, alat-alat yang ada akan mengikuti getarannya sendiri-sendiri.

E.Nilai Ambang Batas Getaran

Nilai Ambang batas getaran adalah batas maksimal tingkat getaran yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan. Penetapan baku tingkat getaran ini telah diatur dalam suatu Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- 49/MENLH/11/1996 sebagai berikut:

(22)

18 Tabel 1

Nilai Ambang Batas Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan

Frekuensi (Hz)

Nilai Tingkat Getaran (10-6 meter) dalam micron Tidak

Mengganggu Mengganggu Tidak Nyaman Menyakitkan 4 < 100 100-500 > 500-1000 > 1000 5 < 80 80-350 > 350-1000 > 1000 6,3 < 70 70-275 > 275-1000 > 1000 8 < 50 50-160 > 160-500 > 500 10 < 37 37-120 >120-300 > 300 12,5 < 32 32-90 > 90-220 > 220 16 < 25 25-60 > 60-120 > 120 20 < 20 20-40 > 40-85 > 85 25 < 7 17-30 > 30-50 > 50 31,5 < 2 12-20 > 20-30 > 30 40 < 9 9-15 > 15-20 > 20 50 < 8 8-12 >12-15 > 15 63 < 6 6-9 >9-12 > 12 Sumber :Menlh, 1996

Untuk nilai ambang batas getaran pada lengan tangan menurut Canadian

Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited

Maintenance pada mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak

baru, jika getran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik

(Velocity) maka mesin tersebut perlu di lakukan pengecekkan. Jika getaran

yang di timbulkan telah melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (Velocity), maka kondisi mesin harus diperbarui. Saat ini di Indonesia di pakai nilai ambang batas getaran berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/13/X/2011 tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja.

(23)

19 Tabel 2.

Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan dan Tangan Jumlah waktu pemaparan

Per hari kerja

Nilai percepatan pada frekuensi dominan Meter per detik kuadrat

(m/det2) Gravitasi

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22

Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det2 Sumber : Menakertrans, 2011 F. Upaya Pencegahan Efek Getaran

Pengendalian getaran pada industri ada beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut (Suhardi, 2008):

1. Pengendalian Teknis

a. Memakai peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan peredam)

b. Menambah peredam diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet.

c. Merawat peralatan dengan teratur dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberi pelumasan.

d. Meletakkan peralatan dengan teratur alat yang diletakkan di atas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya. e. Menggunakan remote control, tenaga kerja tidak terkena paparan

(24)

20 2. Pengendalian Administrasi

Dengan cara mengatur waktu kerja, misalnya:

a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seorang, tetapi bergantian, dari A, B, dan C.

A B C A B C A B C

b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku 3. Pengendalian Medis

Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Sedangkan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2 – 3 tahun sekali.

4. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa).

(25)

21 BAB III

METODOLOGI PENGUKURAN A.Waktu

Pengukuran dilakukan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2013 pukul 11.00 WITA.

B.Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu:

1. Pengukuran menggunakan alat Segmental Vibration dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Indonesia Timur (Lantai 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin).

2. Praktikum menggunakan alat Whole Body Vibration dilaksanakan disekitar Area Lingkungan Kerja Fisik Universitas Hasanuddin.

C.Alat

Dalam praktikum ini, terdapat beberapa alat yang dilakukan untuk mengukur intensitas getaran, antara lain:

(26)

22

2. Whole Body Vibrationmeter type VB 3233

3. VB pick up type VB 3238 4. Timer/Stopwatch 5. Vacuum Cleaner 6. Alat Pijat 7. Angkutan Umum (8) D.Prinsip Kerja

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.

Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk

(27)

23 memonitor "trend getaran" dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap. E.Cara Kerja

Dalam penggunaan alat ini, terdapat beberapa langkah kerja yang digunakan dalam pengukuranya. Langkah-langkah kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Segmental Vibration

a. alat Vibration meter dinyalakan dengan cara menekan tombol ON. b. kemudian ujung dari kabel Vibration meter di letakkan pada alat yang

akan diukur yaitu pada tempat pegangan alat Vacuum cleaner dan alat pemijat.

c. operasikan Vacuum cleaner dan alat pemijat yang akan diukur getarannya.

d. tekan tombol Hold pada Vibration meter setiap detik ke 20, maka hasil pengukuran akan terlihat di layar.

e. catatlah hasil tingkat getaran yang tertera pada layar alat Vibration meter.

f. lakukanlah kembali percobaan ini sebanyak 5 kali, masing-masing dalam hitungan 20 detik.

2. Whole Body Vibration

(28)

24

b. vibration meter diletakkan pada lantai kendaraan, diantar pedal gas, rem,

dan kopling kendaraan yang akan di operasionalkan.

c. jalankan kendaraan yang akan digunakan (angkutan umum 08).

d. tekan tombol Hold pada Vibration meter setiap 30 detik kendaraan berjalan.

e. kemudian catatlah hasil tingkat getaran yang tertera pada layar alat

Vibration meter.

f. lakukan kembali percobaan ini sebanyak 5 kali, masing-masing dalam hitungan 30 detik.

g. selain itu terdapat 5 titik pengukuran yang harus diukur menggunakan alat yang sama yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Sastra, BTP, Pintu I, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

(29)

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengukuran

Dalam praktikum ini, intensitas getaraan yang diukur adalah intensitas getaran yang terpajan pada bagian tubuh tertentu (segmental vibration) dan seluruh tubuh (whole body vibration). Pengukuran segmental vibration bertujuan untuk mengukur percepatan getaran pada area tangan dan lengan. Sumber getarannya adalah getaran dari alat pijat dan vacuum cleaner. Sedangkan untuk pengukuran whole body vibration, dilakukan pada sopir angkutan kota (08).

1. Segmental Vibration

Berdasarkan hasil pengukuran, getaran pada vacuum cleaner diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran ke III dan V yaitu 3.3 m/s2 dan hasil terendah pada pengukuran I yaitu 1.4 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 2.28 m/s2. Dalam pengukuran ini

Tabel 4.

Pengukuran Getaran Menggunakan Vacuum Cleaner

PERCOBAAN I 20 detik

I II III IV V Jumlah

1.4 1.7 3.3 1.7 3.3 11.4

(30)

26 Pada pengukuran tersebu, rentang nilai intensitas getarannya sebesar 0.9 m/s2. Tidak terdapat rentangan yang jauh pada nilai intensitas getaraan dari sumber tersebut. Hal ini akan menyebabbkan efek yang konstan pada bagian tubuh yang terkena paparannya.

Berdasarkan hasil pengukuran getaran pada alat pemijat dengan kecepatan rendah diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran I yaitu 0.3 m/s2 dan hasil terendah pada pengukuran V yaitu 0.1 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 0.2 m/s2 .

Tabel 5.

Pengukuran Getaran Menggunakan Alat Pijat dalam Tingkat Rendah

PERCOBAAN II 20 detik

I II III IV V Jumlah

0.3 0.2 0.2 0.2 0.1 0.2

Sumber :Data Primer, 2013

Pada pengukuran kali ini, rentangan nilai intensitas getaran dapat dikatakan kecil, sebesar 0.2 m/s2. Hal ini tdak akan memberikan efek yang jauh beda pada setiap penggunaannya.

Berdasarkan hasil pengukuran getaran pada alat pemijat dengan kecepatan tinggi diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran V yaitu 0.6 m/s2 dan hasil terendah pada pengukuran II yaitu 0.1 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 0.2 m/s2 .

(31)

27 Tabel 6.

Pengukuran Getaran Menggunakan Alat Pemijat dalam Tingkat Tinggi

PERCOBAAN III 20 detik

I II III IV V Rata-rata

0.2 0.2 0.2 0.2 0.6 0.26

Sumber :Data Primer, 2013

Pada pengukuran ini, rentangan nilai intensitas getarannya lebih besar dari rentangan nilai pada saat perlakuan yang diberikan pada alat pijat saat low. Rentangan nilai intensitas pada pegukuran ini sebesar 0.4 m/s2. Hal ini diperkirakan terjadi karena pada saat pengukuran alat pijat digerakkan sehingga getaran semakin meningkat.

2. Whole Body Vibration

Berdasarkan hasil pengukuran getaran pada angkutan umum (08) dengan periode selama beberapa titik diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran IV yaitu 32.8 dB dan hasil terendah pada pengukuran I yaitu 32.5 dB. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 30 detik adalah 32.58 dB.

Tabel 7.

Pengukuran Getaran Menggunakan Angkutan Umum 08 PERCOBAAN

Selama 30 detik

I II III IV V Jumlah

32.5 32.6 32.7 32.8 32.3 162.9

(32)

28 Pada pengukuran ini, rentangan nilai intensitas getarannya hanya sebesar 0.5 m/s2. Hal ini dikarenakan jalan yang dilalui pada saat jalan lurus dan jalan yang dilalui sudah di asapal dengan baik.

Berdasarkan hasil pengukuran getaran pada angkutan umum (08) pada beberapa titik diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran V yaitu 34.4 dB dan hasil terendah pada pengukuran IV yaitu 32.3 dB. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 30 detik adalah 33.06 dB.

Tabel 8.

Pengukuran Getaran Menggunakan Angkutan Umum 08 pada Titik Tertentu

PERCOBAAN Pada Titik Tertentu

I II III IV V Jumlah

33.5 32.5 32.6 32.3 34.4 165.3

Sumber: Data Primer, 2013. Keterangan Titik Pengukuran

Titik I : Fakultas Kedokteran Titik II : RS. Wahidin

Titik III : BTP Titik IV : Pintu I Titik V : FKM

Rentangan nilai intensitas getaran pada beberapa titik tersebut sebesar 1.1 m/s2. Hal ini dikarenakan dari kontur jalan yang dilalui. Kontur jalan yang urang baik akan berefek pada peningkatan intensitas getaran.

(33)

29 B.Pembahasan

Dari kedua alat yang di operasikan pada pengukuran segmental

vibration, dan pengukuran getaran dengan menggunakan alat whole body

vibration pada angkutan umum 08 maka didapatkan hasil:

1. Vacum Cleaner

Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran segmental vibration. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran getaran Vacuum

Cleaner, diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran III dan V yaitu 3.3

m/s2 dan hasil terendah pada pengukuran I yaitu 1.4 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 2.28 m/s2.

Berdasarkan standar yang ditetapkan Permenakertrans No.13/MEN/X/2011, waktu pemaparan per hari kerja yang sesuai dengan hasil pengukuran yang didapat yaitu 4 jam dan kurang dari 8 jam. Angka yang di dapatkan dari hasil pengukuran masih dapat dikatakan nomal.

Meski demikian, getaran yang ditimbulkan oleh vacuum cleaner pada saat dilakukan praktikum menyebabkan kelelahan pada tangan dan lengan. Hal ini terjadi karena getaran yang diberikan bersifat konstan. Jika paparan yang terjadi lebih dari waktu kerja normal, hal ini akan memberikan efek yang lebih parah lagi. Hal yang dapat dilakukan yaitu dnegan mengatur waktu penggunaan alat vacuum cleaner tersebut. Selain itu getaran juga dapat diredam dengan menggunakan sarung tangan atau pelindung tangan yang lebih tebal, contohnya sarung tangan kain atau handuk kecil.

(34)

30 2. Alat Pemijat

Pengukuran getaran pada alat pemijat yang dilakukan di laboratorium terpadu menghasilkan efek getaran yang masih di bawah nilai ambang batas, pada pengukuran ini di gunakan dua level kecepatan pada satu alat. Yakni pengukuran tingkat rendah (low), dan tingkat tinggi (high).

Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran segmental vibration. Untuk alat pemijat dengan level rendah (low), diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran I yaitu 0.3 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 0.2 m/s2. Angka ini masih aman karena masih berada di bawah nilai ambang batas. Getaran yang ditimbulkan ketika menggunakan alat pemijat dengan level low ini tidak menyebabkan kelelahan pada tangan dan lengan, namun getarannya sangat terasa.

Untuk alat pemijat dengan level tinggi (high) diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran V yaitu 0.6 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukurantiap 20 detik adalah 0.26 m/s2.Angka ini masih aman karena masih berada di bawah nilai ambang batas. Meskipun ada peningkatan getaran dari level low ke level high tidak menyebabkan kelelahan pada tangan dan lengan karena waktu yang di pakai hanya selama 20 detik. Namun, tingkat getaran yang dirasakan oleh tangan semakin bergetar.

Meskipun intensitas getaran alat tersebut masih berada di bawah nilai amabang batas yang telah ditentukan, namun efek getaran yang terasa pada

(35)

31 tangan dapat menyebabkan rasa kelelahan bila penggunaan alat tersebut lebih dari 8 jam dalam sehari. Selain itu, pada perlakuan dengan kecepatan alat high hamper mendekati NAB dengan kisaran waktu penggunaan dalam sehari selama 4 sampai kurang dari 8 jam. Hal ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan hasil, bahwa alat pemijat tersebut sudah masuk dalam kategori NAB yang di tentukan.

Dalam penggunaan alat ini, diusahakan untuk tidak menggunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama, agar tidak menimbulkan efek kelelahan akibat akumulasi getaran apabila terlalu lama di tangan. Dalam mengendalikan efek getarannya, hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan sarung tangan yang lebih tebal atau kain tebal saat memegang alat. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan berganti-ganti tangan ketika merasa kelelahan paa tangan. Hal ini dimaksudkan agar efek paparan pada satu daerah tidak terakumulasi tinggi dan dapat terbagi menjadi lebih rendah.

3. Angkutan Umum

Pengukuran ini termasuk pengukuran whole body vibration. Berdasarkan hasil pengukuran pada angkutan umum (08) yang beroperasi di seputaran kampus Universitas Hasanuddin, dengan alat vibration pick up yang diletakkan di dekat kaki sopir disamping rem dengan sumbu Y searah dengan arah sopir, diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran 30 detik yaitu 32.8 dB. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima pengukuran tiap 30 detik adalah 32.58 dB. Sedangkan pengukuran getaran pada mobil

(36)

32 angkutan umum (08) diperoleh hasil tertinggi pada titik pengukuran tertentu yaitu sebesar 34.4 dB (depan FKM. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima titik pengukuran adalah 33.06 dB.

Meskipun hasil pengukuran masih berada di bawah nilai ambang batas, apabila terpapar secara terus menerus efek getaran akan terakumulasi dan dampaknya lama kelamaan akan kelihatan. Efek yang mungkin bisa ditimbulkan seperti kelelahan, sulit tidur, sakit kepala. Berdasarkan hasil pengamatan selama di dalam mobil angkutan umum, intensitas getaran semakin besar ketika kondisi permukaan jalan tidak rata atau berbatu-batu.

Dari hasil pengukuran tersebut, hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan efek getaran adalah dengan memberlakukan sift kerja yang baik dan teratur pada seluruh supir angukatan kota tersebut. Selain itu, perbaikan mesin dan kondisi mesin mobil yang baik akan meminimalisir efek yang dapat ditimbulkan dari getaran angutan tersebut. Hal lain yang perlu diperhataikan adalah dengan menggunakan jalan yang lebih baik lagi, sehingga pihak-pihak yang terkait perlu mengadakan perbaikan jalan pada area-area tertentu.

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan sepertinya kurang akurat. Hal ini terjadi karena kondisi alat pengukur atau

vibration meter yang kurang memadai seperti tidak sensitifnya magnet atau

detektor yang dilekatkan pada sumber getaran, serta genggaman yang terlalu kuat pada alat detektor sehingga hasil pengukuran tidak maksimal dan akurat

(37)

33 BAB V

PENUTUP A.Kesimpulan

1. Dalam mengoperasikan vibration meter, hal yang perlu diperhatika adalah pada penempatan sensor yang mengambil getaran pada sumbernya. Jika pada tanggan, sensor digenggam bersamaan dengan alat yang menjadi sumber getaran. Untuk pengukuran pada whole body vibration, sensor atau

vibration pick up diletakkan di dekat kaki supir angkutan yang arah sumbu

Y searah dengan pengglihatan supir.

2. Hasil pengukuran segmental vibration pada alat pemijat diperoleh nilai rerata sebesar 0.2 m/s2 pada kecepatan low dan 0.26 m/s2 pada kecepatan high, sedangkan pada alat vacuum cleaner nilai reratanya adalah 2.28 m/s2. Pada pengukuran whole body vibration, nilai rerata yang dihasilkan pada pengukuran 30 detik adalah 32.58 dB dan 33.06 dB pada penguran di beberapa titik tertentu. Nilai tetinggi didapatkan pada saat angkutan berada di depan jalan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

B.Saran

Setelah melakukan praktikum ini, beberapa hal yang dapat dijadikan saran dari penulis terhadap pengaplikasian K3 mengenai efek getaran pada pekerja adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Alat pelindung diri (APD), yaitu bisa berupa peredam atau sarung tangan dari karet/kulit untuk mengurangi intensitas getaran dan keterpaparan langsung getaran ke tangan pekerja.

(38)

34 2. Pengaturan waktu kerja serta istirahat untuk mengurangi waktu pemaparan

getaran terhadap pekerja.

3. Untuk sopir angkutan umum hendaknya memberikan busa yang lebih tebal pada jok tempat duduknya untuk meredam getaran.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala perpustakaan, Petugas bimbingan konseling, Pengawas, Kepala Dinas, Penilik dan Kepala Sekolah adalah beberapa posisi yang mempunyai kemampuan untuk

Pro8es Pro8esionali ionalitas tas dalam dalam penug penugasan asan audit auditing ing untuk men/apai mutu pelaporan audit, karenanya memerlukan keberterimaan dalam untuk

Pada pra penelitian yang dilakukan sebelum menyusun skripsi, penulis mendapati bahwa dalam pembelajaran bahasa Jepang, sakubun merupakan salah satu mata kuliah

Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang

Ketika seorang K-Popers tidak berkumpul dengan anggota lain atau teman sesama fandom , simbol yang ditunjukkan seperti cara berpakaian hampir sama dengan yang dikenakan

Matriks perbandingan criteria menggunakan skala intensitas kepentingan ANP dengan memperhatikan hubungan pengaruh atau ketergantungan antara keriteria, Data nilai

Transformasi Fourier cepat adalah suatu algoritma untuk menghitung transformasi Fourier diskrit (DFT=Discrete Fourier Transform) dengan cepat dan efisien..

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya dengan sikap atau pendapat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran