I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Hutan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terluas di dunia, yaitu mencapai 25% dari total luas hutan mangrove dunia. Ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat penting secara ekologi dan ekonomi, baik untuk masyarakat lokal, regional, nasional maupun global. Namun demikian, hutan mangrove mendapatkan tekanan yang sangat tinggi akibat perkembangan infrastuktur, pemukiman, pertanian, perikanan, dan industri. Salah satu tekanan yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove di Indonesia adalah proyek reklamasi pantai demi pemenuhan kebutuhan manusia dimana hampir 60% penduduk Indonesia bermukim di wilayah pantai. Selanjutnya, diperkirakan sekitar 200.000 ha mangrove di Indonesia telah mengalami kerusakan setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil perhitungan Peta Penafsiran Citra Landsat 7 Etm + Band 542 path 121 Row 60 Liputan tanggal 10 Nopember 2006 dengan striping tanggal 16 Maret 2006 dan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Barat (SK. Menhut Nomor 259/Kpts-II/2000) luas Kawasan Hutan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya adalah ± 60.793,73 Ha, terdiri dari :
a. Didalam Kawasan ± 55.439,84 Ha ((91 %). b. Diluar Kawasan ± 5.533,88 Ha ((9 %).
Dari seluruh luasan kawasan Hutan Mangrove di Kubu Raya terdapat areal yang mengalami kerusakan (kritis) sejumlah ± 3.981 Ha. Kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh tindakan manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam wilayah pantai dengan tidak memperhatikan aspek kelestarian, seperti penebangan kayu bakau untuk
kepentingan penggunaan lahan lainnya seperti tambak, pemukiman dan industri.
Rehabilitasi Hutan Magrove di Kabupaten Kubu Raya adalah upaya untuk mengembalikan fungsi hutan dan meningkatkan ekosistem hutan bakau sepanjang pantai dan pulau-pulau yang berada di 4 Kecamatan seluas ± 800 ha atau 20,09 % dari luas kerusakan Hutan Bakau seluas 3.981 Ha atau sebesar 1,31 % dari luas kawasan mangrove di Kabupaten Kubu Raya ± 60.973,73 Ha.
B. Dasar Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi penghijauan/rehabilitasi Hutan Bakau di Kabupaten Kubu Raya pada prinsipnya didasarkan pada kriteria:
1. Tingkat abrasi pantai yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang intensif
2. Banyaknya lahan yang kritis dan tidak produktif
3. Letaknya cukup strategis sebagai daerah penahan gelombang
C. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dilakukan Rehabilitasi hutan mangrove adalah mengembalikan fungsi hutan mangrove yang mengalami degradasi kepada kondisi yang dianggap baik dan mampu memberikan manfaat baik manfaat dari segi ekologis, segi fisik maupun segi ekonomis dan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat baik masa kini maupun bagi generasi yang akan datang.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove.
4. Membina masyarakat agar menjadi pelestari sumber daya alam dan lingkungan
5. Menyebarluaskan teknologi konservasi tanah dan Rehabilitasi Hutan Bakau sehingga diperoleh dampak yang luas dan positif.
II. RISALAH UMUM
A. Kondisi Fisik Lokasi 1. Letak Lokasi
a. Kecamatan : Batu Ampar, Kubu, Teluk Pakedai dan Kakap b. Dinas Perkebunan, Kehutanan
dan Pertambangan : Kubu Raya
c. Kabupaten : Kubu Raya
d. Propinsi : Kalimantan Barat 2. Luas Penanaman : 800 Ha
3. Iklim
a. Tipe Iklim : Tipe A (Schimedt dan Ferguson)
b. Curah hujan : 2.600 – 3.500 mm/tahun c. Bulan basah : Sepanjang Tahun (9 bulan) d. Bulan Kering : tidak memiliki bulan kering B. Sosial Ekonomi
a. Jumlah penduduk : 182.199 orang
b. Mata Pencaharian : sebagai petani dan nelayan c. Tenaga kerja dan tariff : Potensi tenaga kerja cukup d. Upah dan Buruh
- Laki-laki : Rp. 30.000,-/hari - Perempuan : Rp. 30.000,-/hari e. Partisipasi dan aktifitas petani
- Lingkup lokasi : baik - Luar lokasi : baik f. Kebutuhan bibit
Kebutuhan bibit per hektar termasuk sulaman adalah 10.000 batang Sehingga jumlah total keutuhan bibit termasuk sulaman adalah 8.800.000 batang, secara rinci sebagai berikut :
1. Bibit tanaman bakau = 80 % 2. Bibit tanaman api-api = 10 % 3. Nipah = 10 %
g. Sarana dan Prasarana
1. Gubuk kerja : 16 buah 2. Papan Nama : 32 buah h. Rencana lokasi penanaman
Lokasi penanaman direncanakan pada lokasi Kecamatan Batu Ampar, Kubu kecamatan teluk pakedai dan kecamatan kakap Kabupaten Kubu Raya seluas 800 Hektar.
i. Pola Tanam
Berdasarkan lokasi lahan maka pola tanam Rehabilitasi / penghijauan seluas 800 Ha adalah penanaman pada lokasi yang sebagian besar merupakan daerah terbuka dengan sedikit pepohonan.
III. RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN
A. Lokasi
a. Blok (kecamatan) : Batu Ampar, Kubu, Teluk pakedai Kakap
b. Kabupaten : Kubu Raya
B. Luas
Luas : 800 hektar C. Jenis Bibit yang akan ditanam
Janis bakau, api-api dan nipah
D. Syarat dan spesifikasi bibit tanaman 1. Umur : 4-6 bulan di persemaian 2. Tinggi bibit : 50-75 cm
3. Kemasan : Polibag ukuran 40-50 cm 4. Keadaan bibit : Sehat, segar, tidak terserang hama/penyakit
5. Bentuk Bibit : Bibit siap tanam
E. Jarak Tanam
Jarak tanam yang dipakai di lapangan adalah 1 x 1 m dan atau tidak ditentukan karena lokasi tergantung batas air laut surut.
F. Waktu Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan pengelolaan dialokasikan selama 4 (empat) tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
G. Tahapan Pelaksanaan
1. Tahun 2011
- Penyusunan Rancangan 800 hektar - Pengadaan Bibit 4.000.000 batang - Penanaman 400 hektar
2. Tahun 2012
- Pengadaan Bibit 4.400.000 batang - Penanaman 400 hektar
- Pemeliharaan Tanaman tahun I 400 hektar 3. Tahun 2013
- Pengadaan Bibit 400.000 batang - Pemeliharaan Tahun I 400 hektar - Pemeliharaan Tahun II 400 hektar 4. Tahun 2014
- Pemeliharaan Tahun II 400 hektar
IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Biaya yang dibutuhkan untuk Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penghijauan Hutan Bakau (Mangrove) yang berlokasi pada Kecamatan Batu Ampar ,Kabupaten Kubu Raya Propinsi Kalimantan Barat yang rencananya menggunakan Dana Reboisasi diperkirakan sebesar :
Rp. 12.418.200.000,00 (Dua Belas Milyar Empat Ratus Delapan Belas Juta Dua Ratus Ribu Rupiah), dengan rincian :
1. Penyusunan Rancangan Teknis Rehabilitasi Hutan Bakau : Rp. 276.600.000,00
2. Rehabilitasi Hutan Mangrove : Rp 12.141.600.000,00
Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Kegiatan Anggaran (Rp)Rencana Keterangan
1 2 3 4
I
Penyusunan Rancangan Teknis Rehabilitasi Hutan Mangrove
276.600.000, 00
A. Gaji dan Upah 25.200.000,00
1. Upah pengelolaan dan analisa data 14.000.000,00 2. Upah pembantu survey lapangan 5.600.000,00 3. Upah pembuatan peta rancangan 5.600.000,00
B. Bahan-Bahan 4.400.000,00
1. Pengadaan alat tulis, bahan peta dan
perlengkapan lapangan 2.400.000,00
2. Pengadaan patok batas 2.000.000,00
C. Perjalanan Dinas 52.000.000,00
1. Perjalanan dinas dalam rangka survey dan
konsultasi 41.600.000,00
2. Perjalan dinas dalam rangka konsultasi ke pusat 10.400.000,00
D. Lain-Lain 195.000.000,00
Mangrove
4. Transport Tim 4.000.000,00
1 2 3 4
II Rehabilitasi Hutan Mangrove 12.141.600.000,00
A. Gaji dan Upah 819.840.000,00
1. Pembuatan arah larikan 112.000.000,00
2. Pemancangan ajir 66.080.000,00
3. Pembuatan papan nama 3.360.000,00
4. Pembuatan gubuk kerja 5.600.000,00
5. Pengnagkutan bibit 231.000.000,00 6. Penanaman 154.000.000,00 7. Penyulaman 46.200.000,00 8. Pengawasan 201.600.000,00 B. Bahan-Bahan 11.321.760.000,00 1. Pengadaan bibit 10.000.000.000,00 2. Pengadaan patok arah larikan 10.560.000,00
3. Pengadaan ajir 400.000.000,00
4. Pengadaan papan nama 3.200.000,00
5. Pengadaan gubuk kerja 48.000.000,00 6. Pengadaan pelindung tanaman 800.000.000,00
7. Sewa perahu 60.000.000,00
V. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Persiapan Lahan
1. Perencanaan lapangan
Lapangan/lahan yang telah ditetapkan dalam rancangan, sebelum pelaksanaan kegiatan pembuatan tanaman, terlebih dahulu hendaknya dilaksanakan pengecekan terhadap patok batas lokasi yang telah dipasang, sehingga mudah dalam pengawasan dan pelaksanaannya.
2. Pembuatan Gubuk Kerja
Gubuk kerja dikerjakan setiap 50 ha dengan ukuran 2 x 4 meter. Gubuk Kerja terdiri dari kayu dengan atap dari Rumbia/alang-alang/plastic hitam. Gubuk kerja berfungsi sebagai tempat istirahat bagi para pekerja. Pembuatan gubuk kerja ini sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang strategis yang berada di lokasi blok/petak.
3. Papan Nama Lokasi Kegiatan
Papan nama lokasi kegiatan dibuat setiap 50 Ha pada setiap blok/petak penanaman. Ukuran papan nama dibuat 120 x 90 cm dan tinggi dari permukaan tanah 250 cm, ditanam 50 cm. Pada papan nama diuraikan tentang kegiatan yang dilaksanakan.
B. Pelaksanaan
Lahan yang akan digunakan dilakukan pembersihan untuk memudahkan pada saat penanaman maka bersihan lahan harus dihindari rusaknya tanaman produktif yang telah ada.
2. Penentuan Arah Larikan dan Pemancangan Ajir
Arah larikan ditentukan dengan berpedoman pada kontur, selanjutnya dilakukan pemancangan ajir yang diperlukan untuk menentukan lubang tanaman. Untuk ukuran air dibuat diameter + 1,5 – 3 cm dengan panjang 1,5 meter terbuat dari kayu atau bambu yang mudah diperoleh dilokasi. Tipikal ajir dapat dilihat seperti terlampir.
3. Pola Tanam
Pola tanam mengikuti air surut laut. Tipikal pola tanam dapat dilihat seperti terlampir.
4. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit kelapangan diusahakan seaman dan sebaik mungkin, sebelum diangkut ke dalam truk/longboat hendaknya bibit disiram terlebih dahulu dan dalam pengangkutan ditutup untuk menghindari kerusakan akibat terpaan angina dan lain-lain.
Untuk menyusun bibit di dalam truk/longboat hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga bibit tidak rusak akibat muatan yang berlebihan. Idealnya satu truk/longboat memuat sebanyak 4.000 – 5.000 batang bibit dan dalam memuat ataupun membongkar hendaknya bibit dipegang pada polibag/kantongnya dan tidak dijinjing.
Setibanya bibit di lapangan harus diupayakan agar ditempatkan lokasi yang sangat strategis sehingga mudah untuk didistribusikan keseluru areal penanaman dan harus diperhatikan pada lokasi penumpukan sementara yang tidak terlalu terkena terik matahari guna menghindari terjadinya kekeringan pada bibit. Bibit harus disiram selama belum ditanam setiap hari. Cara mengangkut/memegang bibit yang benar dapat
Bibit yang ditanam harus bibit yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Penanaman bibit dilakukan dengan cara manual setelah turun hujan merata dan dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Polibag yang berisi bibit terlebih dahulu dibuka/dipotong bagian bawahnya dengan hati-hati dan tidak merusak akarnya. Akar yang keluar hendaknya dipotong terlebih dahulu kecuali akar tunggang. b. Bibit yang dimasukan ke dalam lobang yang tersedia sedalam leher
akar dan ditutup kembali dengan memasukan tanah gajian/Lumpur pantai dan dipadatkan dengan menginjak-injak tanah/Lumpur pantai sekitar leher akar agar bibit tegak dan tidak goyang.
c. Diupayakan agar pada waktu menanam sedemikian rupa akar tidak bengkok.
d. Sisa/bekas polibag dipasang pada air sebagai tanda bahwa bibit sudah ditanam. Untuk memudahkan dalam pemeliharaan. Penentuan bibit yang harus ditanam dan cara penanamannya disajikan sebagai terlampir.
6. Pemeliharaan Tanam
Kegiatan Pemeliharaan tanam meliputi pemeliharaan tanam tahun pertama, kedua, dan ketiga adalah penanaman.
Pemeliharaan tanaman tahun pertama lebih ditekankan pada penyulaman atau mengganti tanaman yang mati setahun setelah penanaman. Sedangkan untuk pemeliharaan tahun ke II lebih dititik beratkan pada pemeliharaan tegakan tanaman tumbuh.