• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-syarat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-syarat berikut : penduduk tetap, wilayah yang tertentu; pemerintah; kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain.1

Unsur wilayah adalah merupakan unsur negara dengan syarat bahwa kekuasaan negara yang bersangkutan harus secara efektif di seluruh wilayah negara yang bersangkutan. Hal ini berarti didalam wilayah tersebut tidak boleh ada kekuasaan lain selain kekusaan negara yang bersangkut.2

Pengakuan merupakan pernyataan dari suatu negara yang mengakui suatu negara lain sebagai subjek hukum internasional. Pengakuan berarti bahwa selanjutnya antara negara yang mengakui dan negara yang diakui terdapat hubungan sederajat dan dapat mengadakan segala macam hubungan kerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan nasional masing-masing yang diatur oleh ketentuan-ketentuan Hukum Internasional. Pengakuan juga berarti menerima suatu negara baru ke dalam masyarakat Internasional.3

Suatu negara tidak dapat ada sebagai subyek hukum tanpa adanya pengakuan. Pengakuan ini memungkinkan negara baru untuk mengadakan

1

J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, edisi kesepuluh, (Jakarta : Sinar Grafika, 2003), hal.127.

2 Max Boli Sabon, Ilmu Negara, (Jakarta : Gramedia, 1994), hal.16

3 Boer Mauna, Hukum Internasional : Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

(2)

hubungan-hubungan resmi dengan negara-negara lain, dan dengan subyek Hukum Internasional lainnya.4

Sebuah negara menggunakan media diplomasi sebagai alat untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang berbeda – beda, dalam pencapaian kepentingan tersebut terkadang menimbulkan konflik antara dua negara. Media diplomasi dapat digunakan untuk meredakan konflik yang terjadi antara negara – negara yang sedang berselisih, yakni dengan menggunakan sarana lobbying dan bargaining. Namun apabila cara tersebut tidak berhasil maka dibutuhkan manajemen perubahan, melalui alternatif– alternatif lain yang tujuannya untuk mencapai kepentingan nasional.5

pada tatanan dunia yang selalu berubah. Oleh karena itu sarana diplomasi yang digunakan negara juga ikut mengalami transformasi untuk mewujudkan kepentingan nasional. Berdasarkan kondisi nyata dan globalisasi, pelaksanaan diplomasi disesuaikan dengan tuntutan Internasional merupakan keharusan sebagai upaya agar dapat menyesuaikan diri dengan segala perubahan baik perubahan politik dan isu – isu Internasional. Dengan adanya kepiawaian seorang diplomat dalam mengelola dan memahami perubahan situasi global secara kekinian, maka akan memudahkan pencapaian tujuan dan kepentingan nasional negaranya.

Hal terpenting dalam hubungan suatu negara dengan negara lain tergantung

6

Dari pernyataan tersebut menggambarkan bahwa media diplomasi dapat mengalami perubahan yang disesuaikan oleh kebutuhan suatu negara, yakni dari diplomasi dengan cara damai dapat berubah menggunakan kekerasan, seperti halnya

4 Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, edisi revisi, (Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 69

5 Ibid

(3)

ancaman dan tindakan tegas untuk menekan negara lain. Adanya perubahan sarana diplomasi dikarenakan antara dua negara yang berselisih tidak memiliki trust (kepercayaan), respect ( rasa saling menghormati ) dan keselarasan, sehingga sarana diplomasi melalui alternatif tindakan tegas dan ancaman dapat dipakai untuk membuat kesepahaman bersama.

Salah satu bentuk dari penggunaan tindakan tegas dan ancaman yaitu dengan melakukan penangguhan hubungan diplomatik antara negara satu dengan negara lain. Itu dilakukan karena dua negara bersikeras untuk mempertahankan argumennya. Penangguhan hubungan diplomatik biasanya terjadi akibat penolakan untuk memberikan pengakuan yang sah terhadap wilayah suatu Negara.7

Apabila terjadi penangguhan hubungan diplomatik, komunikasi diantara dua negara yang berkonflik tetap perlu dipertahankan, karena merupakan kebutuhan untuk meminimalisir akibat dari menurunnya hubungan diplomatik atau jalur untuk memulihkan hubungan dua negara agar kembali normal.8

Taiwan merupakan bagian dari wilayah China yang tidak boleh dipisahkan. Dalam aspek topografi, semasa zaman kuno, Pulau Taiwan menyambung dengan Tanah Besar China. Kemudian, disebabkan pergerakan bumi, bagian penyambung Terkadang adanya keselarasan kepentingan diantara dua Negara yakni Cina dan Taiwan, dapat mengakibatkan terjadinya konflik. Ini terjadi karena dua negara memiliki kepentingan yang sama, dimana keduanya bersikeras dan berupaya dengan berbagai cara untuk mendapatkan kepentingan mereka yang bertujuan memberi kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyatnya, seperti dalam kasus Taiwan.

7 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi antara Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2008,hal 86

8

(4)

itu turun dan berubah menjadi selat, maka Taiwan pun menjadi pulau. Terdapat banyak benda budaya yang digali di berbagai tempat Taiwan diantaranya alat batu, keramik hitam dan keramik berwarna membuktikan kebudayaan Taiwan sebelum catatan sejarah sama dengan kebudayaan di Tanah Besar China. Berdasarkan catatan dokumen zaman kuno, pada tahun 230, Raja Negara Wu Sun Quan pernah menugaskan Jeneral Wei Wen dan Zhuge Zhi mengetuai 10 ribu laskar marinir tiba di Taiwan. Ini merupakan permulaan penduduk Tanah Besar China menggunakan pengetahuan maju. Pada akhir Abad ke-6 dan awal Abad ke-7 yaitu Dinasti Sui, Raja Yangdi pernah 3 kali mengantar pegawainya ke Taiwan untuk mengadakan kajian dan membantu penduduk setempat. Dalam waktu kira-kira 600 tahun berikutnya yaitu semasa Dinasti Tang dan Song, untuk menghindari diri dari peperangan dan kematian dalam tentera, terdapat keramaian penduduk yang tinggal di pantai Tanah Besar China khususnya di kawasan sekitar bandar Quanzhou dan Zhangzhou, Provinsi Fujian lari ke Kepulauan Penghu atau pindah ke Pulau Taiwan. Pada tahun 1355, Dinasti Yuan secara resmi menubuhkan “Jabatan Penghu” di Kepulauan Penghu untuk menangani pentadbiran Penghu dan Taiwan. Ini juga merupakan permulaan kerajaan Tanah Besar China menubuhkan jabatan pentadbiran khas di Taiwan. Setelah Dinasti Ming, pertukaran antara rakyat Tanah Besar China dengan Pulau Taiwan semakin sering terjadi. Ahli pelayar Zheng He semasa mengetuai pasukan kapal besar melihat berbagai negara Asia Tenggara, pernah singgah di Taiwan dan memberi barang serta hasil pertanian kepada penduduk setempat. Pada tahun 1628, bencana kering terjadi di Provinsi Fujian sehingga rakyat jelata mengalami penderitaan besar. Penduduk Fujian, Zheng Zhilong mengetuai puluhan ribu orang massa pindah ke Taiwan untuk mengadakan penyerangan secara

(5)

besar-besaran. Sejak pertengahan abad ke-16, Pulau Taiwan yang indah dan kaya sumbernya mulai dirampas penjajah barat. Berbagai negara asing termasuk Spanyol dan Portugal berturut-turut menyerang Taiwan, atau merampas sumber, atau secara terpaksa menyebar ajaran agama, atau secara langsung mengadakan penaklukan. Pada tahun 1642, Belanda mengalahkan Sepanyol dan menduduki bahagian utara Pulau Taiwan, dan Taiwan turut menjadi tempat penjajahan Belanda. Penjajah Belanda mengadakan ekploitasi yang kejam terhadap rakyat Taiwan semasa penjajahannya. Rakyat Taiwan selalu menggalakkan perjuangan antiBelanda. Pada tahun 1662, berdasarkan bantuan rakyat Taiwan, pahlawan nasional China Zheng Chenggong berhasil mengalahkan penjajah Belanda dan mengambil kembali Taiwan. Pada masa tidak lama kemudian, Zheng Chenggong terkena penyakit dan meninggal dunia. Anaknya Zheng Jing dan Zheng Keshuang menangani pentadbiran di Taiwan selama 22 tahun. Semasa 3 genegrasi ZhengChenggong menangani pentadbiran di Taiwan, mereka melaksanakan banyak tindakan untuk menjaga perkembangan ekonomi dan kebudayaan Taiwan antaranya menggalakkan pembuatan gula dan garam, mengembangkan industri dan perniagaan, meningkatkan perdagangan, mendirikan sekolah dan memperbaiki cara pengeluaran pertanian etnik Gaoshan. Ini dikenal sebagai “Zaman Mingzheng” dalam sejarah pembangunan Pulau Taiwan.

Belum diakuinya Taiwan sebagai sebuah Negara oleh sebagian besar Negara lain di dunia merupakan kendala besar bagi Taiwan untuk menjalin hubungan diplomatik dan hubungan kerjasama yang lebih luas. Bahkan, PBB sebagai suatu organisasi Internasional yang menaungi seluruh Negara tidak mengakui Taiwan sebagai anggotanya. Hal ini membuat banyak Negara di berbagai belahan dunia

(6)

hanya melakukan hubungan kerjasama dalam perdagangan, perekonomian, dan ketenagakerjaan dengan Taiwan termasuk Indonesia. Indonesia sendiri telah memiliki hubungan kerjasama dengan Taiwan sejak tahun 1960. Namun Indonesia selalu berpegang teguh dengan prinsip One China Policy atau kebijakan satu China. Artinya, secara de jure Indonesia hanya menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China (RRC). Indonesia tidak mengakui Taiwan sebagai sebuah Negara yang berdaulat dan merdeka dari China. Namun bukan berarti antara Indonesia dan Taiwan tidak terjalin hubungan kerjasama. Hubungan antara Indonesia dengan Taiwan hanya sebatas hubungan kerjasama perdagangan dan ekonomi. Hal ini dikarenakan Indonesia ingin tetap menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah RRC baik hubungan diplomatik maupun hubungan kerjasama ekonomi.

Taiwan merupakan mitra dagang Indonesia yang cukup diperhitungkan. Banyak sekali hubungan kerjasama perdagangan yang telah dijalin dengan Taiwan di berbagai bidang kehidupan. Mulai dari bidang perdagangan dan perekonomian, investasi - investasi perusahaan Taiwan, ketenagakerjaan, pendidikan dan kepariwisataan. Kesemua aspek tersebut sangat menguntungkan baik bagi Indonesia maupun bagi Taiwan.

Wilayah Taiwan yang sekarang secara de facto merupakan wilayah Republik Cina pernah menjadi protektorat dari negara Jepang setelah peperangan antara Cina dengan Jepang pada akhir abad ke-19 (1894-1895) yang berbuah pada kekalahan Cina dan perjanjian Shimonoseki berakhirnya masa Perang Dunia II dan Taiwan diambil alih oleh pemerintahan Kuomintang (saat itu, Cina masih berada di bawah Dinasti Qing dari Manchuria, 1895).

(7)

Sejarah pemisahan Taiwan dan Cina dimulai dari perang saudara di tahun 1949. Republik Cina yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek yang berhaluan nasionalis kalah dari perang saudara dengan Partai Komunis Cina (Zhongguo Gongchandang) pimpinan Mao Zedong dan mundur ke Taiwan. Mao Zedong kemudian memproklamirkan berdirinya negara baru Republik Rakyat Cina di Beiping, yang kemudian diubah namanya menjadi Beijing dan selanjutnya ditetapkan sebagai ibukota negara baru tersebut. Mao Zedong mendeklarasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.

Sejak Oktober 1949, Taiwan terus berusaha memisahkan diri dari Cina. Usaha yang dilakukan oleh Taiwan yaitu Pragmatic Diplomacy yang dijalankan Taiwan memperlihatkan keinginan untuk melepaskan diri dari Cina. Taiwan giat membuka hubungan diplomatik dengan berbagai negara di Afrika ataupun memberi bantuan dana kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterjemahkan oleh Beijing sebagai keinginan untuk mendirikan negara terpisah.

Taiwan selanjutnya mencoba kembali untuk menjadi anggota PBB, akan tetapi gagal setiap kali mencoba karena Cina menghalanginya. Cina berusaha mengedepankan Dasar Satu Cina yang dipromosikan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok di Cina Daratan disamping melakukan tekanan ekonomi dan diplomatik kepada Taiwan. Kebanyakan negara dunia mengubah arah diplomatiknya ke pemerintahan Republik Rakyat di daratan pada tahun 1970-an dan kini, Republik Cina di Taiwan hanya diakui 25 negara saja.

Demikianlah, maka perlu dilakukan suatu telaah terhadap masalah yang menyangkut pelaksanaan hubungan diplomatik dengan mengambil judul:

(8)

“Hubungan Diplomatik Taiwan dengan Negara Lain Dalam Statusnya Sebagai

Subjek Hukum Internasional”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya perumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-hal diluar permasalahan.

Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan Subjek Hukum Internasional? 2. Bagaimana membentuk hubungan diplomatik antar Negara?

3. Bagaimana hubungan diplomatik Taiwan sebagai Subjek Hukum Internasional?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan skripsi ini secara umum adalah untuk menempatkan Studi Analisa Hubungan Diplomatik sebagai bidang yang menarik dalam ilmu Hukum Internasional. Suatu penulisan biasanya dilakukan untuk memberikan gambaran obyektif terhadap fenomena tertentu. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

a. Memberikan gambaran tentang hubungan diplomatik Taiwan sebagai subjek Hukum Internasional.

b. Mengetahui bagaimana hubungan diplomatik antar negara.

c. Mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan selama proses belajar di perkuliahan.

(9)

d. Penulisan ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana S1 pada Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat penulisan

Adapun manfaat penulisan skripsi yang dilakukan adalah:

a. Penulisan ini sangat penting untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai bahan penyusunan skripsi dan bahan pembinaan serta memperkaya khasanah perbendaharaan ilmu hukum khususnya Hukum Internasional.

b. Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber kajian bagi yang berkepentingan.

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah hubungan diplomatik Taiwan dengan Negara lain dalam statusnya sebagai subjek hukum internasional. Judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama, sehingga tulisan ini asli, atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan mahasiswa fakultas hukum USU. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Suatu menjadi pendapat umum bahwa hakekat manusia itu adalah sebagai kepribadian dan masyarakat. Dua unsur eksistensi ini merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila kita substitusikan kepada masyarakat Internasional maka Negara dapat dikatakan sebagai kepribadian, sementara

(10)

kumpulan dari Negara-negara tersebut dapat dikatakan sebagai masyarakat internasional (international society).9

Konsepsi di atas membawakan hubungan-hubungan dalam mana kepentingan yang beraneka ragam saling menjalin secara berkelanjutan yang semakin hari semakin meluas. Interpedansi antar mereka dalam memenuhi kepentingan-kepentingan mereka sudah menjadi suatu keharusan. Dengan perkataan lain, Negara-negara di dunia sekarang ini erat kaitannya satu sama lain, sehingga apapun yang terjadi misalnya di bidang politik, ekonomi, dan sosial di suatu bagian dunia pasti akan mempengaruhi bagian dunia lainnya.

10

Sejak permulaan sejarah umat manusia, hubungan individu, kelompok, dan antar bangsa sudah mengenal kaedah-kaedah yang mengatur dan menata perilaku semestinya dalam hubungan itu sendiri. Kaedah-kaedah tersebut ditujukan sebagai suatu keabsahan yuridis untuk mengatur perilaku Negara-negara didalam melakukan hubungan-hubungan di antara mereka. Inilah yang disebut dengan hukum diplomatik. Dalam rangka mempererat hubungan antar bangsa serta kerjasama dan persahabatan maka Negara-negara mengirimkan perwakilannya ke Negara lain. Pengiriman perwakilan Negara ke Negara lain dikenal dengan pertukaran misi diplomatik yang sudah dilakukan sejak dahulu. Perwakilan diplomatik dianggap sebagai wakil dari Negara yang diwakilinya dan kedudukannya dipersamakan dengan kedudukan seorang kepala Negara pengirim di Negara penerima.

11

Definisi diplomat yaitu sebagai orang yang melakukan diplomasi. Kata diplomat berasal dari bahasa Yunani yaitu “diploma” yang artinya adalah “a letter

9

Buana, Mirza, Hukum Internasional Teori dan Praktek, Nusamedia, Bandung, 2007, hal 16

10 Ibid

11 Setyo Widagdo & Hanig Nur Widhiyanti. Hukum Diplomatik dan Konsuler, Bayumedia

(11)

folded double” atau surat yang dilipat ganda, kemudian diterjemahkan sebagai

utusan negara yang mengemban tugas ganda. Sehingga dalam kaitannya dengan hubungan antar negara, diplomat dapat dikatakan sebagai duta negara atau utusan negara yang ditugaskan ke negara lain sebagai representatif atau untuk merepresentasikan negara yang telah mengutusnya. Maka dalam menjalankan fungsinya, seorang diplomat harus bekerja sesuai dengan aturan diplomatik yang telah berkembang di kalangan negara-negara dunia.12

Definisi mengenai diplomasi sangatlah beragam. Para pakar memberi definisi yang berbeda. Menurut Wikipedia Indonesia pengertian diplomasi adalah “seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi”. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi Internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus.

13

Menurut the Chamber's Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the

art of negotiation, especially of treaties between states; political skill”. (seni

berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik). Syahrimin mengatakan bahwa diplomasi, yang sangat erat dihubungkan dengan

The Oxford English Dictionary memberi konotasi sebagai berikut:

“manajemen hubungan intemasional melalui negosiasi; yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para diplomat”.

12

Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hal 20

13 Suryono,Edy, Hukum Diplomatik Kekebalan dan Keistimewaannya, Bandung: Angkasa,

(12)

hubungan antar negara sebagai : Seni mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya.14

Definisi hubungan diplomatik adalah salah satu cara yang dipergunakan dalam hubungan internasional, dengan memakai metode diplomasi atau negosiasi. Secara tradisional, fungsi perwakilan diplomatik atau agen diplomatik yang dikirimkan ke negara asing merupakan penyambung lidah pemerintahnya dan sebagai jalur komunikasi resmi antar negara pengirimnya dengan negara dimana diplomat tersebut ditempatkan. Selain itu, diplomat tersebut memberikan laporan-laporan kepada pemerintahnya mengenai kondisi dan perkembangan situasi yang terjadi di negara penerima, melindungi bangsanya yang berdiam di negara penerima serta meningkatkan hubungan persahabatan antara negaranya dengan negara penerima. Selanjutnya diplomat tersebut bertugas memupuk kerjasama dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan anjuran dan ketentuan-ketentuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.15

Fungsi perwakilan diplomatik pada dasarnya hanya berhubungan dengan persoalan politik, tetapi pada saat ini sulit bagi kita untuk memisahkan antara politik dengan aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena itulah fungsi perwakilan diplomatik lama kelamaan juga berubah, bukan hanya menyelenggarakan hubungan politik saja, tetapi sudah jauh masuk ke bidang

14 Op.Cit, hal 21

15

(13)

perdagangan, keuangan, perindustrian dan lain sebagainya, yang sebenarnya merupakan wewenang konsuler.16

Hukum Internasional tidak pernah luput dari pelanggaran-pelanggaran ataupun pembangkangan dari negara-negara yang melanggar hukum tersebut. Pelanggaran sering terjadi dalam masalah-masalah politik dan keamanan yang dianggap vital bagi negara yang bersangkutan. Namun, setiap kali terjadi pelanggaran, negara pelanggar selalu berusaha menjelaskan bahwa tindakkannya tidak bertentangan dengan hukum internasional. Dalam sengketa-sengketa yang terjadi, negara selalu berlindung dibawah prinsip penegakkan hukum dalam membenarkan tindakannya dan tidak pernah berdasarkan ketidakadaan hukum. Oleh karena itu, hukum internasional bertugas mengatur berbagai macam interaksi antar negara dan subyek-subyek hukum lainnya yang memiliki ruang lingkup yang luas dan kompleks serta dituntut untuk berperan aktif demi terlaksananya hubungan dan kerjasama yang baik serta dapat memelihara perdamaian dan keamanan dunia.17

16

Sihbudi, M. Riza, dkk, Konflik dan Diplomasi, PT Eresco, Bandung, 1993, hal 27

17Ambarwati, dkk, Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan

Internasiona,Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hal 66.

Pada akhir Perang Dunia II jumlah negara-negara yang baru merdeka sangatlah terbatas dan karena dunia terus mengalami perkembangan jumlah negara-negara yang diakui kemerdekaannya oleh negara lainnya juga bertambah. Negara menjadi sangat penting keberadaannya karena negara merupakan subyek yang paling utama dalam hukum internasional. Negara juga berperan sebagai pemegang hak dan segala kewajiban yang ditanggungnya. Oleh karena itu, pembentukan suatu negara yang

(14)

merupakan subyek hukum internasional harus memiliki unsur-unsur konstitutif sebagai syarat sahnya terbentuknya suatu negara.18

Bentuk perwujudan khusus atau dalam kata lain, apa saja yg menjadi kekhususan pembahasan hukum internasional. PBB memberikan ruang khusus terhadap Hukum Internasional19

Perdamaian dan keamanan, batas wilayah, kegiatan kemanusiaan dan HAM merupakan pokok pembahasan PBB. Dimana pembahasan tersebut diatas digolongkan ke delam nama atau kelompok-kelompok hukum : Hukum humaniter, hukum udara, hukum angkasa, hukum diplomatik, hukum lingkungan internasional, hukum laut internasional, hukum pengelesaian sengketa, hukum pidana internasional, hukum ekonomi internasional. Kelompok hukum tersebut diajarkan pada bagian hukum internasional dengan tujuan agar, mahasiswa dapat mengerti dan memahami mekanisme PBB dan Hukum Internasional itu sendiri.

. Semua ketentuan internasional dikeluarkan oleh PBB melalui suatu rapat Majelis Umum yang dihadiri oleh Negara-negara anggota. Dari pertemuan tersebut, lahirah aturan-aturan formal internasional yang dikenal dengan Hukum Internasional.

20

Jika diperhatikan peristiwa setahun terakhir di dunia internasional, berbagai peristiwa hukum internasional setahun terakhir dapat memberikan gambaran mengenai bidang-bindang kekhususan dari hukum internasional. Peristiwa di Libya. Kekuatan rakyat yang hendak menggulingkan kekuasaan Khadafi, presiden Libya yang sudah menjabat selama lebih dari 30 tahun. Melalui resolusi Dewan Keamanan, PBB mengirimkan tentara keamanan internasional atau yg dikenal

18 Op.Cit, hal 29

19 Djamili, Mizwar, Mengenal PBB dan 170 Negara di Dunia, PT Kreasi Jaya Utama,

Jakarta, 1995, hal 57.

20

(15)

dengan casque bleu, yaitu tentara gabungan dari berbagai Negara, yang bersifat netral, tidak memihak.21

Hubungan bilateral dalam hubungan internasional selalu berada dalam dua konteks, yaitu kerjasama dan konflik. Kedua konteks hubungan internasional ini berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan dinamika hubungan internasional itu sendiri. Hubungan bilateral yang dilakukan oleh Malaysia – Indonesia sejak 1973 merupakan konteks kerjasama yang semakin membaik dan membuat hubungan keduanya menjadi lebih erat. Konsep Hubungan Bilateral menurut Didi Krisna dalam kamus politik internasionalnya mengatakan Hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.22

Hubungan bilateral yang terjalin dengan baik tak lepas dari adanya kepentingan nasional dari kedua negara tersebut yang berusaha dicapai dalam hubungan kerjasama diantara keduanya. Hans J. Morgenthau menyampaikan pandangan tentang konsep kepentingan nasional sebagai berikut: “The concept of the

national interest, then, contains two elements, one that is logically required and in that sense necessary, and one that is variable and determined by circumstances.23”

Konsep kepentingan nasional, maka, mengandung dua elemen, salah satu yang logis yang diperlukan dan dalam arti yang diperlukan, dan satu yang variabel dan ditentukan oleh keadaan.24

21 Siswanto, Eds. Demokratisasi di Timur Tengah pasca Politisasi, (Jakarta : PPP LIPI,

2010), hal 34

22 Didi Krisna, Kamus Politik Internasional, Jakarta: Grasindo1 2003 hal. 18

23 Hans J. Morgenthau, “Another “Great Debate”: The National Interest of the United

States,”in Classics of International Relation, 3rd ed, ed. John A. Vasquest (New Jersey: Prentice Hall,

24

(16)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat deskriptif analisis, yaitu menjelaskan dan menganalisis permasalahan berdasarkan data daninformasi yang dikumpulkan

Dalam penulisan ilmiah terdapat beraneka ragam jenis penelitian. Dariberbagai jenis penelitian, khususnya penelitian hukum yang paling popular dikenal adalah :

1. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan dilakukan dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau hanya menggunakan data sekunder belaka. 2. Penelitian hukum empiris yang dilakukan dengan cara terutama meneliti data

primer yang diperoleh di lapangan selain juga meneliti data sekunder dari perpustakaan.

Pilihan metode suatu penelitian hukum tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Sesuai dengan tujuan skripsi ini, maka penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum normatif atau disebut juga dengan studi kepustakaan (library research) dengan perolehan data sekunder yang bersumber sari majalah, buku-buku, jurnal, surat kabar, website online, dan dokumen pustaka lainnya.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi

(17)

Penulisan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG SUBJEK HUKUM

INTERNASIONAL. Dalam bab ini berisi tentang definisi subjek

hukum internasional, perkembangan subjek hukum internasional, macam-macam subjek hukum internasional dan kedudukan negara sebagai subjek utama dalam hukum internasional.

BAB III : HUBUNGAN DIPLOMATIK ANTAR NEGARA. Bab ini

berisikan tentang sejarah perkembangan hubungan diplomatik, pembukaan hubungan diplomatik, berakhirnya misi diplomatik dan syarat-syarat pembentukan hubungan diplomatik.

BAB IV : HUBUNGAN DIPLOMATIK TAIWAN SEBAGAI SUBJEK

HUKUM INTERNASIONAL. Bab ini berisi tentang status Taiwan

dalam perspektif hukum internasional, hubungan diplomatik antara Taiwan dengan Indonesia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Merupakan bab penutup dari seluruh

rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Contoh 2 yang telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, apabila dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun

Meskipun upaya mem-branding UMKM di Kecamatan Sumpiuh sudah dilaksanakan dengan seringnya pemberitaan lewat media massa, beroperasinya stasiun radio Komunitas Peduli Sumpiuh

Lalu masyarakat sebagai pihak yang dianggap paling dekat dengan dengan dampak langsung akibat dari kebakaran hutan diharapkan mampu untuk membuka suatu gagasan

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa F hitung yang dihasilkan dari uji hipotesis secara simultan atau uji F untuk pengaruh variabel komunikasi, budaya organisasi

Keberpengaruhan Cost Recovery (Y 1 ) secara parsial terhadap Government Take (X 2 ) menunjuk- kan bahwa pada kondisi Pendapatan Perusahan yang sama, Cost Recovery yang

Salinan putusan ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. Bahwa setelah sampai

difokuskan untuk mendorong penerapan penanganan pascapanen yang tepat sehingga dapat mengamankan potensi kehilangan hasil (susut) produksi pada saat panen/

Jadi dapat disimpulkan bahwa burnout pada perawat kesehatan Rumah Sakit Jiwa adalah suatu fenomena yang dialami individu dalam kondisi internal negatif yang disertai dengan