• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh:"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI SEDIAAN LOTION MINYAK ATSIRI KEMANGI

(Ocimum basilicum L.) DENGAN KOMBINASI KARBOPOL 934

DAN ASAM STEARAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

TERHADAP Staphylococcus aureus

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh:

AULIYA RAHMA RIZKI K 100 120 057

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

FORMULASI SEDIAAN LOTION MINYAK ATSIRI KEMANGI

(Ocimum basilicum L.) DENGAN KOMBINASI KARBOPOL 934

DAN ASAM STEARAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

TERHADAP Staphylococcus aureus

PUBLIKASI ILMIAH

oleh :

AULIYA RAHMA RIZKI K 100 120 057

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pemimbing

Pembimbing Utama

(Dr. TN Saifullah S., M.Si, Apt) NIP. 19720327199702101

Pembimbing Pendamping

(Ratna Yuliani, M.Biotech.St.) NIK. 957

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

FORMULASI SEDIAAN LOTION MINYAK ATSIRI KEMANGI

(Ocimum basilicum L.) DENGAN KOMBINASI KARBOPOL 934

DAN ASAM STEARAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

TERHADAP Staphylococcus aureus

OLEH

AULIYA RAHMA RIZKI K 000 120 057

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 21 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Suprapto, M.Sc., Apt. (………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ika Trisharyanti D Kusumowati, M.Farm., Apt. (……….) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. TN Saifullah S., M.Si, Apt (……….) (Anggota II Dewan Penguji)

4. Ratna Yuliani, M.Biotech.St. (……….) (Anggota III Dewan Penguji)

Dekan,

Azis Saifudin, Ph.D., Apt. NIK. 956

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 15 Juni 2016 Penulis

AULIYA RAHMA RIZKI K 100 120 057

(5)

FORMULASI SEDIAAN LOTION MINYAK ATSIRI KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DENGAN KOMBINASI KARBOPOL 934 DAN ASAM STEARAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

TERHADAP Staphylococcus aureus Abstrak

Minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.) yang mengandung linalool memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Minyak kemangi dapat dipermudah penggunaannya dengan cara diformulasikan, salah satunya dalam bentuk lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengental (karbopol 934) dan emulsifier (asam stearat) terhadap sifat fisik, stabilitas, dan aktivitas antibakteri lotion minyak atsiri kemangi terhadap Staphylococcus aureus. Sediaan lotion dibuat 4 formula dengan konsentrasi karbopol 934 dan asam stearat yang berbeda yaitu 0,62:12,38 (F1), 0,48:9,52 (F2), 0,33:6,66 (F3), 0,19:3,81 (F4). Pengujian lotion secara fisik dan stabilitas dilakukan setiap bulan selama 3 bulan meliputi uji organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, ukuran globul, uji freeze-thaw cycling selama 6 siklus, serta uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan metode difusi sumuran. Teknik analisis digunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis test yang kemudian dilanjutkan dengan Mann-Whithney test atau analisis parametrik one way anova dengan LSD. Peningkatan konsentrasi karbopol 934 dan asam stearat menyebabkan peningkatan yang signifikan pada viskositas dan daya lekat lotion, serta penurunan yang signifikan pada daya sebar. Uji stabilitas lotion menunjukkan perubahan yang signifikan pada viskositas dan daya sebar selama penyimpanan 91 hari. Uji freeze-thaw cycling berupa viskositas, ukuran globul, dan organoleptis selama 6 siklus menunjukkan perubahan yang signifikan. Uji freeze-thaw cycling (6 siklus) terdiri dari viskositas, ukuran globul, dan organoleptis menunjukkan perubahan signifikan dalam siklus 2. Aktivitas antibakteri lotion menurun tidak signifikan selama penyimpanan 91 hari.

Kata kunci : Kemangi, lotion, karbopol 934, asam stearat, Staphylococcus aureus

Abstract

Volatile oil of basil (Ocimum basilicum L.) containing linalool has antibacterial activity. Basil oil can be formulated in the form of lotion. The research aimed to know the influence of a thickener (carbopol 934) and anemulsifier (stearic acid) to the character properties physical, stability, and antibacterial activity of lotion containing volatile oil of basil againts Staphylococcus aureus. Four formulas of lotion with concentrations of carbopol 934 and stearic acid were prepared with ratio of 0.62:12.38 (F1), 0.48:9.52 (F2), 0.33:6.66 (F3), 0.19:3.81 (F4). Tests of properties physically and stability of lotion were done every month for 91 days include organoleptic test, viscosity, dispersive power, adhesion, pH, the size of the globules. Freeze-thaw cycling tests for 6 cycles were done to check organoleptic test, viscosity, and the size of the globules. Antibacterial activity against Staphylococcus aureus were conducted using well diffusion method. The analysis techniques used were non-parametric tests Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whithney test or analysis of parametric one way ANOVA with LSD. Increasing concentrations of carbopol 934 and stearic acid increased the viscosity and adhesiveness of lotions significantly, but decreased dispersiveness significantly. The tests of lotion stability showed significant changes in the viscosity and dispersiveness during 3 months storage.

(6)

Freeze-thaw cycling test (6 cycles) comprised the viscosity, globule size, and organoleptic showed significant changes in cycle 2. Lotion antibacterial activity decreased insignificantly during 91 days storage.

Keywords: basil, lotion, carbopol, stearic acid, Staphylococcus aureus

1. PENDAHULUAN

Minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.) dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, spektrometri massa, dan perbandingan antara standar dengan waktu retensi menunjukkan linalool merupakan kandungan utama minyak atsiri kemangi (Marotti et al., 1996). Minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan konsentrasi 7,5% memiliki zona hambat sebesar 9,8 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus (Muthmainnah et al., 2014). Menurut Guenther (1987) minyak atsiri memiliki sifat yang mudah menguap dan apabila diaplikasikan secara langsung pada kulit kurang efektif, maka minyak atsiri daun kemangi diformulasikan dalam sediaan lotion untuk memudahkan konsumen dalam mengaplikasikan minyak atsiri kemangi sebagai antibakteri dan

untuk menjaga kestabilan minyak atsiri dalam penyimpanan. Lotion adalah sediaan topikal berupa

emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Menurut Lachman (1994) lotion merupakan sediaan yang berbentuk emulsi cair terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya.

Permasalahan dalam memformulasikan lotion adalah perbedaan fase dalam pembuatan, yaitu fase cair dan minyak yang tidak dapat bercampur begitu saja. Sehingga pembuatan lotion dapat terbentuk dengan bantuan emulgator yang tepat. Lotion digunakan untuk pemakaian topikal sebagai pelindung kulit (Lachman, 1994). Penambahan salah satu fase seperti penambahan konsentrasi minyak atsiri dalam sediaan mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas sediaan (Depkes, 1979).

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi pengental dan emulsifier yaitu karbopol 934 dan asam stearat terhadap sifat fisik, aktivitas antibakteri, dan kestabilan lotion dalam penyimpanan selama 3 bulan.

2. METODE

Alat yang digunakan untuk percobaan adalah timbangan analitik (Ohaus, Jerman), alat-alat gelas (Pyrex), mortir, stemper, pH stick, viskostester (VT-06E RION), stopwatch, water bath (H-BW-3F-27L), lemari pendingin, Laminar air flow (LAF) (CV. Srikandi Laboratory), inkubator (Memmert), inkubator shaker (New Brunwick Scientific), mikroskop (Olympus), alat uji daya menyebar, alat uji daya melekat, cawan petri, spreader glass, cork borer nomer 6 ukuran 12 mm, standar 0,5 McFarland, mikropipet (Socorex Acura 825), autoklaf (Hirayama HVE-50) jarum ose, lampu spiritus, dan oven (Memmert).

(7)

Bahan yang digunakan yaitu minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) yang diproduksi oleh Young Living Essential Oil dari Amerika Serikat, disodium EDTA, karbopol 934, gliserin, propilen glikol, nipasol, nipagin, dimetikon, 3omogeny cair, asam stearat, setil 3omogen, akuades, bakteri Staphyococcus aureus yang diperoleh dari Laboraturium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, media Mueller Hinton (MH), media Brain Heart Infusion (BHI) cair, dimetilsulfoksida (DMSO), dan etanol 70%.

2.1 Jalannya Penelitian

2.1.1 Uji Bobot Jenis dan Indeks Bias Minyak Atsiri Kemangi

Uji bobot jenis dan indeks bias minyak atsiri kemangi dilakukan di LPPT UGM. Pengujian bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer bersih yang diisi air suling suhu 12°C dan suhu dinaikkan perlahan-lahan hingga 15°C. Piknometer dipindahkan dari penangas air dan didiamkan selama 30 menit, kemudian ditimbang. Bobot air ekivalen didapatkan dari pengurangan bobot piknometer kosong ditambah isinya dengan bobot piknometer kosong. Piknometer dibasuh dengan alkohol dan dilap hingga kering. Minyak dimasukkan dalam piknometer dan percobaan dilakukan seperti pada air hingga didapatkan bobot minyak ekivalen. Bobot minyak adalah hasil dari bobot air ekuivalen dibagi dengan bobot minyak ekuivalen. Uji Indeks bias menggunakan refraktometer minyak yang harus dijaga dari cuaca dan udara lembab. Minyak dialirkan menuju alat pada suhu 20 ºC, diatur prisma dan dimasukkan sampel dalam prisma.

2.1.2 Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus

Koloni bakteri yang tumbuh diambil sebanyak 3-6 koloni tunggal dan disuspensikan dalam 5 mL BHI cair kemudian diinkubasi shaker selama 2-3 jam dengan suhu 37°C hingga keruh. Kekeruhan bakteri dibandingkan dengan standar 0,5 McFarland. Jika bakteri lebih keruh maka ditambahkan salin steril hingga kekeruhannya sama dengan standar 0,5 McFarland (Septianingrum, 2012).

2.1.3 Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kemangi

Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kemangi dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji dilakukan dengan menggunakan metode sumuran. Media MH dituang pada cawan petri hingga ketinggian 4 mm kemudian dibiarkan hingga memadat. Suspensi bakteri yang telah dibuat diambil 150 µL dan diinokulasikan ke dalam media MH dan diratakan dengan speader glass dan ditunggu 15 menit. Lubang sumuran dibuat dengan sterile cork borer dengan diameter 12 mm sebanyak 5 sumuran. Setiap sumuran diisi dengan minyak atsiri dengan konsentrasi 3,12%; 6,25%; 12,50%; 25,00% sebanyak 40 µL. Pada lubang kelima diisikan DMSO sebagai kontrol pelarut sebanyak 40 µL. Cawan petri diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37°C. Zona hambat yang terbentuk kemudan diukur.

(8)

2.1.4 Pembuatan Lotion Antibakteri

Tabel 1. Konsentrasi formula sediaan lotion minyak atsiri kemangi

Bagian Bahan Formula (%)

F I F II F III F IV A Disodium EDTA 0,05 0,05 0,05 0,05 Karbopol 934 0,62 0,48 0,33 0,19 Gliserin 10 10 10 10 Propilen Glikol 15 15 15 15 Nipasol 0,1 0,1 0,1 0,1 Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1 B Dimetikon 15 15 15 15 Parafin cair 5 5 5 5 Asam Stearat 12,38 9,52 6,67 3,81 Setil Alkohol 4 4 4 4

Minyak Atsiri Kemangi 12,5 12,5 12,5 12,5

Akuades hingga 100 100 100 100

Formula dibuat dengan mencampurkan 2 bagian (A dan B) yang sudah dibuat secara terpisah dalam satu bagian. Bagian A dibuat dengan menaburkan karbopol 934 pada akuades secukupnya sehingga terbentuk gel yang kemudian pH disesuaikan 6,5 – 7 dengan penambahan NaOH. Disodium EDTA di tempat yang lain dilarutkan dengan akuades secukupnya kemudian ditambahkan gliserin, propilen glikol, nipasol, dan nipagin. Kedua campuran ini kemudian dicampurkan dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian B dibuat dengan mencampurkan dimetikon, parafin cair, asam stearat, setil alkohol dalam satu wadah dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian A dan B dicampur dan diaduk hingga homogen dengan penambahan akuades yang tersisa dalam suhu ruangan 15°C-30°C. Pengadukan dilakukan hingga terbentuk lotion yang diinginkan. Minyak atsiri ditambahkan setelah sediaan sesuai dengan suhu ruang. Sediaan lotion kemudian dievaluasi sifat fisik, stabilitas lotion, dan uji aktivitas antibakterinya.

2.2 Evaluasi Sediaan Lotion Minyak Atsiri Kemangi

Evaluasi sediaan lotion minyak atsiri kemangi dilakukan pada hari ke 31, 62, dan 91. Selama 91 hari sediaan lotion disimpan dalam suhu ruang. Pengujian meliputi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, ukuran globul, dan aktivitas antibakteri. Selain itu dilakukan uji freeze-thaw cycling selama 6 siklus.

Pengamatan organoleptis meliputi pengamatan perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau yang terjadi pada tiap rentang waktu tertentu selama 91 hari.

Uji viskositas menggunakan viskometer RION nomor 2. Viskometer ditempatkan di tengah-tengah wadah yang berisi lotion, kemudian alat dihidupkan agar rotor dapat berputar. Viskositas

(9)

dilihat pada skala pada alat setelah tercapai kestabilan, jarum yang stabil menunjukkan skala besarnya viskositas dari lotion. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap formulasi lotion.

Uji daya sebar lotion menggunakan cawan petri. Sebanyak 0,5 mL lotion diletakkan di tengah bagian luar cawan petri dengan diameter 15 cm, kaca yang satu diletakkan di atasnya dibiarkan selama 1 menit. Selanjutnya diameter lotion yang menyebar diukur, ditambahkan 50 gram beban, didiamkan selama 1 menit, dan diukur diameter lotion yang menyebar. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap formulasi lotion (Fajriyah et al., 2010).

Uji daya lekat lotion menggunakan plat kaca yang ditarik dengan beban. Sebanyak 0,5 g lotion minyak atsiri yang akan diuji diletakkan pada sebuah plat kaca. Plat kaca yang satunya diletakkan diatasnya sampai menyatu, kemudian ditekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit. Setelah 5 menit beban dilepas, plat kaca dijepit lalu diberi beban pelepasan seberat 80 g. Lama waktu terlepasnya kedua plat tersebut dicatat dan direplikasi sebanyak 3 kali untuk setiap formula lotion (Fajriyah et al., 2010).

Pengukuran pH menggunakan alat pH stick. pH stick dicelupkan ke dalam sediaan lotion kemudian didiamkan sesaat dan warna yang timbul disesuaikan dengan warna pada alat (Jufri et al., 2006).

Uji ukuran globul lotion dilakukan dengan menghitung globul yang muncul pada mikroskop. Sediaan lotion dioleskan pada gelas obyek, kemudian diamati hingga sediaan lotion menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar. Pengujian ini dilihat dengan mikroskop, diulangi masing-masing 3 kali replikasi untuk setiap formula lotion yang diperiksa.

Stabilitas lotion dievaluasi dengan penyimpanan selama 91 hari yang dilakukan uji organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, dan ukuran globul pada hari ke 31, 61, dan 91. Uji stabilitas juga menggunakan metode freeze-thaw cycling test sebanyak 6 siklus. Sampel lotion disimpan pada suhu 4 ºC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven dengan suhu 40 ± 2 ºC selama 24 jam. Freeze-thaw cycling test meliputi uji organoleptis, viskositas, dan ukuran globul. Pengujian diulangi masing-masing 3 kali replikasi untuk setiap formula lotion.

Uji aktivitas antibakteri lotion minyak kemangi dilakukan dengan metode difusi agar. Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus. Media MH dituang ke dalam cawan petri hingga ketinggian 4 mm dan ditunggu hingga memadat. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 150 µL diinokulasikan ke dalam cawan petri dan diratakan dengan speader glass. Lubang sumuran dibuat sebanyak 5 lubang dengan cork borer berdiameter 12 mm. Masing-masing sumuran diisi dengan sediaan lotion, basis sediaan, dan kontrol positif (Caladine Lotion) sebanyak 320 mg setiap lubang. Cawan petri diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC. Diameter zona hambat yang terbentuk kemudian diukur.

(10)

2.3 Teknik Analisis

Analisis data menggunakan SPSS versi 16. Keseluruhan uji diawali dengan menggunakan uji normalitas yang kemudian dilanjutkan menggunakan Kruskal-Wallis test, Mann-Withney test, atau one way anova. Hasil uji viskositas, daya lekat, dan freeze-thaw cycling dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis test karena hasil p-value< 0,05. Jika nilai p-value< 0,05 maka dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Withney test. Hasil uji daya sebar dianalisis menggunakan one way anova dan LSD.

3. HASILDANPEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil bobot jenis dan indeks bias minyak atsiri kemangi

Hasil pengujian yang dilakukan di LPPT UGM diperoleh berat jenis minyak atsiri 0,964 gram sedangkan pengukuran indeks bias diperoleh hasil 1,5125. Menurut EOA (Essential Oil Association), indeks bias dari minyak atsiri kemangi adalah 1,512-1,519 dan bobot jenis 0,952-0,973 (Hadipoentyanti and Wahyuni, 2008). Hasil yang diperoleh memiliki nilai yang masuk dalam rentang EOA.

Uji aktivitas antibakteri penting dilakukan sebagai bukti bahwa minyak atsiri kemangi mampu memberikan efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran yang menghasilkan zona hambat masing-masing dari minyak atsiri kemaangi.

Tabel 3. Hubungan konsentrasi minyak atsiri dengan diameter zona hambat

Konsentrasi Diameter Zona Hambat (mm) ± SD 25,00% 16,25 ± 0,35 12,50% 16,00 ± 1,21 6,25% 15,75 ± 0,35 3,12% 15,75 ± 0,35 Keterangan : diameter zona hambat termasuk diameter lubang sumuran (12 mm).

Konsentrasi yang digunakan adalah 25,00%, 12,50%, 6,25%, dan 3,12%. Minyak atsiri dalam konsentrasi tersebut memiliki zona hambat yang berarti keempat konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan dalam formulasi yaitu konsentrasi minyak atsiri tengah yang memberikan efek antibakteri yaitu 12,50%. Konsentrasi 3,12% dan 6,25% memiliki zona hambat yang sama, maka dalam formulasi digunakan konsentrasi diatas 6,25% untuk menanggulangi minyak atsiri yang akan berinteraksi dengan basis formula.

Parameter Uji Hasil EOA

Bobot Jenis (g) 0,964 0,952-0,973 Indeks Bias 1,52324 1,512-1,519

(11)

Pada pengujian organoleptis (Tabel 4) dilakukan dengan melihat konsistensi, bau, warna, dan pemisahan. Formula 1 hingga 4 memiliki persamaan warna putih tulang, bau minyak atsiri kemangi yang khas, dan tidak terjadi pemisahan. Perbedaan terjadi pada konsistensi sediaan lotion, semakin sedikitnya penggunaan karbopol dan asam stearat maka konsistensi semakin lembut.

Tabel 4. Hasil uji organoleptis lotion minyak atsiri

Formula Konsistensi Warna Bau Pemisahan

I Kaku Putih tulang Minyak atsiri Tidak terpisah II Agak kaku Putih tulang Minyak atsiri Tidah terpisah III Lembut Putih tulang Minyak atsiri Tidak terpisah IV Lebih lembut Putih tulang Minyak atsiri Tidak terpisah Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Viskositas sediaan lotion minyak atsiri kemangi (Gambar 1) menunjukkan hasil penurunan yang signifikan.

Gambar 1. Histogram hubungan formula dengan viskositas lotion (dPa.s) Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Formula 1 hingga 4 menunjukkan hasil viskositas yang semakin menurun. Penurunan ini terjadi karena perbedaan konsentrasi karbopol dan asam stearat yang digunakan dalam setiap fomulasinya. Formula 1 menunjukkan viskositas yang paling besar karena memiliki konsentrasi karbopol dan asam stearat yang besar dan konsistensi yang kaku.

Uji derajat keasaman menggunakan ukuran pH. pH body lotion menurut Lubrizol Advance Materials (2015) adalah 6-7. Hasil sediaan lotion minyak atsiri kemangi menunjukkan pH yang sama dari formula 1 hingga 4, yaitu pH 6. Hal ini menunjukkan penggunaan karbopol dan asam stearat dengan konsentrasi yang berbeda tidak mempengaruhi hasil pH sediaan.

Uji daya lekat (Gambar 2) antar formulasi menunjukkan hasil penurunan dari formula 1 hingga formula 4. Hasil daya lekat dipengaruhi juga oleh hasil viskositas sediaan lotion. Waktu daya

0 50 100 150 200 1 2 3 4 V is k o si tas (d P a. s) FORMULA

(12)

lekat diperoleh sangat kecil. Pada formulasi 1 dengan viskositas paling tinggi menunjukkan daya lekat yang paling lama. Pada formula 4 dengan konsentasi karbopol dan asam stearat paling rendah menunjukkan daya lakt yang paling kecil. Perbedaan konsentrasi karbopol dan asam stearat berpengaruh terhadap daya lekat sediaan lotion.

Daya sebar sediaan lotion minyak atsiri kemangi menunjukkan perbedaan tidak signifikan secara statistik. Pada (Gambar 2) luas penyebaran sediaan lotion dari formula 1 hingga 4 semakin besar. Penggunaan karbopol dan asam stearat yang semakin sedikit pada formula 1 hingga 4 menunjukkan hasil luas penyebaran yang semakin kecil. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan karbopol dan asam stearat berpengaruh dan berbanding terbalik dengan hasil luas penyebaran.

Gambar 2. Histogram hubungan formula dengan daya lekat (a) daya sebar (b) Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Pengujian stabilitas lotion selama penyimpanan 91 hari dilakukan beberapa uji, yaitu organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, dan ukuran globul. Pengujian organoleptis sediaan minyak atsiri kemangi yang dilakukan selama penyimpanan 91 hari dapat dikatakan stabil. Pada (Tabel 5) menunjukkan tidak adanya perubahan secara organoleptis sediaan lotion minyak atsiri kemangi selama penyimpanan 3 bulan.

Selama 91 hari penyimpanan, sediaan lotion minyak atsiri masih memiliki bau khas minyak atsiri kemangi dengan warna putih tulang dan tidak terjadinya pemisahan. Konsistensi setiap bulannya tetap sama tanpa mengalami perubahan.

Ukuran globul (Gambar 3) dalam penyimpanan 91 hari mengalami perubahan. Setiap bulannya ukuran globul semakin besar dipengaruhi oleh penggunaan perbedaan konsentrasi karbopol dan asam stearat. Faktor pencampuran dan pengadukan berpengaruh pula terhadap ukuran globul sediaan lotion. 0,00 0,50 1,00 1,50 1 2 3 4 D ay a Le ka t (d e ti k) FORMULA a 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 1 2 3 4 D ay a Se b a r (c m ²) FORMULA b

(13)

Tabel 5. Hasil uji organoleptis selama 91 hari

Bulan Organoleptis F 1 F2 F3 F4

1

Konsistensi Kaku Agak kaku Lembut Lebih lembut

Bau Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Warna Putih tulang Putih tulang Putih tulang Putih tulang

Pemisahan - - - -

2

Konsistensi Kaku Agak kaku Lembut Lebih lembut

Bau Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Warna Putih tulang Putih tulang Putih tulang Putih tulang

Pemisahan - - - -

3

Konsistensi Kaku Agak kaku Lembut Lebih lembut

Bau Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Minyak kemangi Warna Putih tulang Putih tulang Putih tulang Putih tulang

Pemisahan - - - -

Gambar 3. Histogram hubungan globul dengan lama penyimpanan Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Viskositas mengalami penurunan setiap bulannya dalam penyimpanan 3 bulan. Gambar 4 menunjukkan hasil viskositas yang tinggi dengan konsentrasi karbopol dan asam stearat yang paling besar.

Secara statistik formula 1 dan 3 memiliki nilai p-value> 0,05 yang berarti perubahan yang terjadi pada formula 1 dan 3 selama 3 bulan mengalami perubahan yang tidak signifikan. Sedangkan pada formula 2 dan 4 memiliki nilai p-value < 0,05. Pada formula 2 di bulan 1 ke 2 nampak perubahan yang signifikan dengan nilai p-value 0,08. Pada formula 4 nampak bulan 1 ke 3 dan 2 ke 3 mengalami perubahan yang signifikan, dengan p-value 0,08 dan 0,04.

Daya lekat sediaan lotion mengalami penurunan selama penyimpanan 91 hari. Daya lekat dengan konsentrasi karbopol dan asam stearat paling besar memiliki daya lekat yang paling besar

0 10 20 30 40 50 60 70 F I F II F III F IV U ku ra n g lo b u l ( µ m ) FORMULA Hari ke 62 Hari ke 91

(14)

0 50 100 150 200 Hari ke 0 Hari ke 31 Hari ke 62 Hari ke 91 V is ko si ta s (d P a. s) a F1 F2 F3 F4 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 Hari ke 0 Hari ke 31 Hari ke 62 Hari ke 91 D ay a L e ka t (d e ti k) b F1 F2 F3 F4 pula. Secara statistik seluruh formula mengalami perubahan yang tidak signifikan dengan nilai p-value > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka daya lekat lotion tidak stabil.

Gambar 4. Grafik hubungan lama penyimpanan dengan viskositas (a) dan daya lekat (b) Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Daya sebar digunakan untuk mengetahui perubahan sediaan lotion dalam penyimpanan 91 hari. Dalam penyimpanan selama 91 hari diperoleh hasil seperti Gambar 4. Seluruh formula tidak mengalami perubahan yang signifikan dari hari pertama hingga hari terakhir. Hal tersebut menunjukkan bahwa karbopol dan asam stearat berpengaruh terhadap luas sebaran selama penyimpanan 91 hari. Secara statistika seluruh formula mengalami perubahan yang tidak signifikan.

Gambar 5. Grafik hubungan daya sebar dengan lama penyimpanan Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Hari ke 0 Hari ke 31 Hari ke 62 Hari ke 91 Lu a s P e n ye b a ra n (c m ²) F1 F2 F3 F4

(15)

Hasil pengujian pH menunjukkan tidak adanya perubahan nilai pH selama penyimpanan 91 hari. Seluruh formula menunjukkan pH yang stabil yaitu 6. Penyimpanan selama 91 hari tidak mempengaruhi perubahan pH sediaan lotion minyak atsiri kemangi.

Hasil percobaan uji freeze thaw selama 6 siklus diperoleh hasil pada siklus pertama sediaan lotion langsung mengalami perubahan, yaitu berupa pemisahan pada formula 4. Pada siklus ke 2 dan seterusnya tidak begitu mengalami perubahan. Secara organoleptis bau, bentuk, dan warna keempat formula menunjukkan perubahan yang tidak signifikan.

Hasil uji viskositas pada formula 1 yang memiliki konsentrasi karbopol dan asam stearat yang besar menunjukkan viskositas yang paling besar. Formula 1, 2, dan 3 menunjukkan viskositas yang kurang stabil di setiap siklusnya. Secara hasil statistik diperoleh p-value > 0,05 maka data menunjukkan tidak signifikan.

Hasil uji globul dari siklus 1 hingga siklus 6 nampak terlihat berbeda, pada semua formula dari siklus ke siklus menunjukkan ukuran globul yang semakin besar.

Gambar 6. Grafik hubungan viskositas dan siklus Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat)

Uji aktivitas sediaan lotion antibakteri yang dibuat dengan menggunakan minyak atsiri kemangi sebanyak 12,50% yang sesuai dengan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kemangi yang dilakukan. Formula 1 higga 4 mempunyai zona hambat yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena pengaruh bentuk sediaan yang dibuat untuk mengikat dengan minyak atsiri kemangi sebagai zat aktif. Formula 4 menunjukkan zona hambat yang paling kecil. Hal ini terjadi karena basis yang digunakan formula 4 memiliki konsentrasi karbopol dan asam stearat yang paling kecil. Maka, interaksi dengan minyak atsiri kemangi berkurang sehingga menyebabkan minyak atsiri kemangi menguap dan tidak bisa memberi efek antibakteri.

0 20 40 60 80 100

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Siklus 4 Siklus 5 Siklus 6

V is ko si ta s Formula I Formula II Formula III Formula IV

(16)

Penggujian aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitas minyak atsiri kemangi yang terkandung dalam lotion sebagai zat aktif pembunuh bakteri.Pengujian dilakukan pada bulan pertama dan bulan ketiga dari pembuatan lotion antibakteri tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan metode sumuran yang sama halnya dilakukan pada uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kemangi, namun pengujian ini menggunakan lotion yang sudah diformulasikan.

Lotion minyak atsiri kemangi memiliki aktivitas membunuh bakteri dengan adanya kandungan eugenol dalam minyak atsiri kemangi yang berfungsi sebagai antibakteri. Hasil dari percobaan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 7. Histogram hubungan lama penyimpanan dengan diameter zona hambat (mm) Keterangan :

F I : Formula I 13% (0,62 % karbopol 934, 12,38% asam stearat) F II : Formula II 10% (0,48% karbopol 934, 9,52% asam stearat) F III : Formula III 7% (0,33% karbopol 934, 6,66% asam stearat) F IV : Formula IV 4% (0,19% karbopol 934, 3,81% asam stearat) Kontol positif : Caladine Lotion

Hasil pengujian aktivitas antibakteri lotion minyak atsiri kemangi menunjukkan semakin kecilnya konsentrasi karbopol 934 dan asam stearat yang dibuat maka semakin kecil pula zona hambat yang diperoleh. Formula I yaitu formula dengan konsentrasi pengental dan emulsifier yang besar memiliki zona hambat yang besar. Hal ini membuktikan bahwa komponen pembuatan lotion berupa pengental dan emulsifier yang digunakan berpengaruh terhadap pelepasan minyak atsiri kemangi setiap formula memiliki konsentrasi minyak atsiri yang sama. Penyimpanan pada bulan pertama memiliki zona hambat yang lebih besar dari pada penyimpanan pada hari ke 91. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan berpengaruh juga terhadap aktivias antibakteri dari minyak atsiri dalam lotion. Kontrol positif yang digunakan adalah Caladine Lotion yang mengandung calamine, zinc oxide, dan diphenhydramine HCl yang memberikan aktivitas antibakteri yang baik dengan zona hambat yang besar.

0 5 10 15 20 25 30 F I F II F III F IV Kontrol + D ia m e te r zo n a h am b at (m m ) FORMULA Hari ke 31 Hari ke 62

(17)

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan karbopol 934 dan asam stearat dapat menaikkan konsistensi pada uji organoleptis, viskositas dan daya lekat sediaan lotion serta menurunkan daya sebar sediaan lotion, namun tidak berpengaruh pada pH. Peningkatan karbopol 934 dan asam stearat sediaan lotion minyak atsiri kemangi meningkatkan zona hambat. Peningkatan konsentrasi karbopol 934 dan asam stearat selama penyimpanan 91 hari tidak mempengaruhi kestabilan sediaan lotion.

5. DAFTARPUSTAKA

Depkes R., 1979, Farmakope Indonesia, Dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia., Jakarta, p. 19.

Guenther E., 1987, Minyak Atsiri, Jilid I. Ketaren, S., ed., Universitas Indonesia Press., Jakarta. Hadipoentyanti E. and Wahyuni S., 2008, Keseragaman Ocimum Spp. Berdasarkan Karakter

Morfologi, Produksi dan Mutu Herba, Jurnal Litri, 141–148.

Marotti M., Piccaglia R. and Giovanelli E., 1996, Differences in Essential Oil Composition of Basil (Ocimum basilicum L.) Italian Cultivars Related to Corphological characteristics, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 44 (12), 3926–3929.

Medicin D., 1938, Gram’s staining, Medical microbiology resource, 1882, 1–4.

Lachman L. A., 1994, Teori dan praktek Farmasi Industri, III. Suyatmi, ed., Universitas Indonesia Press., Yogyakarta.

Septianingrum R.U.D., 2012, Aktivitas Antibakteri dan Bioautografi Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Daun Sirsak (AnnonamuricataL.) terhadap Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus epidermidis, Skripsi, FakultasFarmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Gambar

Tabel 1. Konsentrasi formula sediaan lotion minyak atsiri kemangi
Tabel 2. Hasil bobot jenis dan indeks bias minyak atsiri kemangi
Gambar 1. Histogram hubungan formula dengan viskositas lotion (dPa.s)
Gambar 2. Histogram hubungan formula dengan daya lekat (a) daya sebar (b)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pa.bk.ls Pangkal batu kali langsung Pa.bk.sm Pangkal batu kali sumuran Pa.bet.T Pangkal beton telapak Pa.bet.sm Pangkal beton sumuran Pa.bet.tp Pangkal beton tiang pancang

Hut, MP yang telah memberikan tugas penyusunan artikel ilmiah dengan materi pilihan dari beberapa tesis dimana penulis memilih topik hasil tesis tentang inventarisasi

Pada tahap pra tindakan membuk- tikan bahwa rendahnya hasil belajar IPA pesera didik kelas IVA SDN-3 Langkai Palangka Raya bersumber dari peserta didik dan guru

Pelaksanaan Permainan Memancing Label Angka Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini di TK Wasilatul Huda ...72.. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak

IN WITNESS WHEREOF, the Borrower, Beneficiary and the United States of America, each acting through its res- pective duly authorized representative, have caused

Darah dari 37 ekor sapi pedaging berasal dari empat bangsa di BET Cipelang diambil sebagai pembanding, yaitu Simmental (13), Limousin (14), Brahman (5), dan Angus (5)..

Tujuan penelitian ini mengetahui kinerja Apoteker terhadap waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan pasien Jamkesmas rawat jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Perumusan Masalah ... Manfaat Penelitian ... Tinjauan Pustaka ... Sistematika Skripsi ... PENDUDUKAN JEPANG DI JAWA ... Proses