• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH PROVINSI JAMBI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI

Nomor 1 Tahun 2009

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI,

Menimbang : a. bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab

bersama Pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu retribusi penyelenggaraan

rumah sakit pemerintah daerah perlu dipikul bersama oleh pemerintah daerah dan

masyarakat dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan kondisi sosial

ekonomi masyarakat;

b.

bahwa Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun 2001 tentang Tarif

Pelayanan dan Perawatan di Rumah Sakit Daerah Propinsi Jambi, dipandang sudah

tidak sesuai dengan perkembangan dan keadaan pada saat ini;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,

perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Raden Mattaher Jambi.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagai mana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Nomor

19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I

Sumatera Barat, Jambi, dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1646);

2. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan lembaran Negara Republik

Indonesia 3495);

3.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah

dengan Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

4.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

(2)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4139);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593) ;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan

pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/MENKES/PER/II/88 tentang Rumah

Sakit;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 582/MENKES/SK/VI/1997, tentang Pola Tarif

Rumah Sakit Pemerintah;

13. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Inspektorat, Bappeda, dan Lembaga

Tehnis Daerah Provinsi Jambi (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2008 Nomor

15, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jambi Nomor 15).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAMBI

dan

GUBERNUR JAMBI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Daerah Provinsi Jambi.

2.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaran

pemerintahan daerah.

3.

Gubernur adalah Gubernur Jambi

4.

Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi yang selanjutnya disebut

RSUD Raden Mattaher.

5.

Direktur Utama adalah Direktur Utama RSUD Raden Mattaher Jambi.

6.

Retibusi pelayanan kesehatan adalah pungutan yang bebankan kepada subyek retribusi sebagai

imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit.

(3)

8.

Pelayanan Medik adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan oleh tenaga medik, para

medik berupa pemeriksaan, konsultasi, dan tindakan medik.

9.

Pelayanan Non Medik adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dan pihak lain di Rumah sakit

yang secara tidak langsung berkaitan dengan Pelayanan Medik meliputi pelayanan Pendidikan dan

Pelatihan, Pelayanan Administrasi, Pelayanan laundry dan lain lain pelayanan yang terkait dengan

pelayanan kesehatan.

10. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,

rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap.

11. Pelayanan Rawat Darurat adalah Pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk

mencegah/menanggulangi resiko kematian atau cacat.

12. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk obsesrvasi, perawatan, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur.

13. Pelayanan Rawat Intensif adalah Pelayanan yang diberikan kepada Pasien dalam keadaan kritis yang

memerlukan pemantauan ketat dan intensif pada ruangan khusus dengan sarana khusus dan tenaga

yang terampil.

14. Pelayanan Rawat Isolasi adalah Pelayanan yang diberikan kepada Pasien pada ruangan khusus yang

merawat Pasien dengan penyakit infeksi menular atau yang perlu penatalaksanaan khusus.

15. Pelayanan Rawat Sehari/One day Care di Rumah Sakit adalah pelayanan kepada pasien untuk

obsesvasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, tindakan medik, rehabilitasi medik dan atau pelayanan

kesehatan lain dan menempati tidur kurang dari 24 jam .

16. Pelayanan Rawat Siang Hari/Day care adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lain dan menempati tempat

tidur kurang dari 12 jam .

17. Rawat Rumah/Home Care adalah pelayanan pasien di rumah untuk observasi, pengobatan,

rehabilitasi medik pasca rawat inap.

18. Ambulance Care Unit adalah pelayanan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, kepada

pasien dengan menjemput dengan menggunakan kendaraan ambulans dengan segala fasilitasnya.

19. Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan kepada pasien untuk membantu penegakan

diagnosis dan terapi.

20. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah pelayanan yang diberikan di rumah sakit yang secara tidak

langsung berkaitan dengan pelayanan medik.

21. Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Rehabilitasi Mental adalah pelayanan yang diberikan oleh Instalasi

rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara,

ortotik/prostetik, bimbingan sosial medis dan jasa psikologi serta rehabilitasi lainnya.

22. Pelayanan konsultasi khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi antar

Spesialis, Gizi, psikologi dan Konsultasi lainnya.

23. Pelayanan medikolegal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum.

24. Tindakan medik operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum dan

local.

25. Tindakan medik non operatif adalah tindakan tanpa pembedahan.

26. Cyto adalah tindakan pelayanan kesehatan yang bersifat segera untuk menghindari seseorang dari

kematian/cacat.

27. Pemulasaran/Perawatan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi Perawatan Jenazah, Konservatif yang

dilakukan oleh Rumah Sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan

proses peradilan.

28. Pola tarif adalah pedoman dasar dalam pengaturan dan perhitungan besaran tarif rumah sakit.

29. Tarif adalah besaran biaya yang digunakan dalam kegiatan pelayanan kesehatan yang dibebankan

kepada subyek retribusi sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya.

30. Jasa adalah pelayanan dan/atau kemudahan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada seseorang atau

badan dalam rangka pelayanan kesehatan.

31. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan

kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik

dan atau pelayanan terkait lainnya.

(4)

32. Jasa Visite/konsultasi medis spesialis adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana Pelayanan

(Dokter Spesialis ) atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka pencegahan, observasi,

pengobatan dan konsultasi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan terkait lainnya.

33. Jasa Visite/konsultasi Dokter umum adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana Pelayanan (Dokter

umum) atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka pencegahan, observasi, pengobatan dan

konsultasi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan lainnya

34. Jasa Keperawatan adalah Imbalan yang diterima oleh tenaga perawat atas jasa yang diberikan kepada

pasien selama perawatan.

35. Jasa Medikal Intervensi adalah Imbalan yang diterima oleh tenaga medis/perawat dalam melakukan

tindakan medik.

36. Jasa Perawat Bedah adalah Imbalan yang diterima oleh tenaga perawat atas jasa yang diberikan

kepada Pasien selama tindakan operasi.

37. Jasa Sarana adalah Imbalan yang diterima oleh Rumah Sakit atas pemakaian sarana, fasilitas Rumah

Sakit, bahan, obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung

dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi dan pemakaian sarana non

operasional.

38. Penjamin adalah instasi/lembaga/Badan Hukum/seseorang sebagai penanggungjawab atas retribusi

pelayanan kesehatan terhadap seseorang yang menggunakan/mendapat pelayanan di Rumah Sakit.

39. Penerimaan RSUD Raden Mattaher Jambi terdiri dari dua komponen yaitu penerimaan fungsional dan

penerimaan non fungsional.

40. Penerimaan Fungsional Rumah Sakit adalah penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan atas

pelayanan baik berupa barang dan atau jasa yang diberikan oleh Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher

dalam menjalankan fungsinya melayani kepentingan masyarakat atau Instansi lainnya.

41. Penerimaan non fungsional adalah penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan atas usaha/kerja

unit-unit antara lain : parkir, penyewaan sarana Rumah Sakit dan kemungkinan-kemungkinan usaha-usaha

lain kedepannya yang berada di lingkungan RSUD Raden Mattaher Jambi.

42. Bahan dan/atau alat adalah bahan dan/ atau alat medis habis pakai berupa obat-obatan, bahan kimia,

alat kesehatan dan bahan medis yang digunakan secara langsung dalam rangka pencegahan,

observase, diagnosis, pengobatan dan konsultasi, visite, rehabilitasi medik dan atau pelayanan terkait

lainnya.

43. Tempat Tidur Rumah Sakit adalah tempat tidur yang tercatat dan tersedia di ruang rawat inap.

44. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap termasuk makan dan minum di rumah sakit.

BAB II

NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 2

Nama retribusi adalah retribusi pelayanan kesehatan.

Pasal 3

(1) Obyek retribusi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit.

(2) Pengecualian objek retribusi antara lain yaitu: pendaftaran, pelayanan kesehatan, kegiatan-kegiatan

dalam rangka bakti sosial, dan kegiatan P3K

(3) Subyek retribusi adalah orang pribadi dan/atau badan yang mendapat pelayanan kesehatan dari

Rumah Sakit.

Pasal 4

Retibusi pelayanan kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

BAB III

RUANG LINGKUP PELAYANAN

Pasal 5

(1) Rumah Sakit merupakan pusat rujukan dari seluruh sarana kesehatan yang ada di Provinsi Jambi.

(2) Pelayanan Rumah Sakit meliputi :

(5)

b.

Rawat Jalan;

c.

Rawat Inap;

d.

Rawat Darurat;

e.

Rawat sehari;

f.

Rawat Khusus (ICU/Isolasi/HCU/Perinatoligi);

g.

Pelayanan Medik;

h.

Pelayanan Penunjang Medik;

i.

Pelayanan Kebidanan dan Kandungan

j.

Pelayanan Penunjang Non Medik;

k.

Pelayanan Rehabilitasi Medik & Mental;

l.

Pelayanan Konsultasi Khusus;

m.

Visite Dokter;

n.

Pelayanan Kefarmasian;

o.

Pemulasaran atau Perawatan Jenazah;

p.

Visum Et Repertum;

q.

Pemeriksaan Kesehatan;

r.

Pelayanan Keperawatan;

s.

Pelayanan Mobil Ambulan/Ambulan Care Unit/Mobil Jenazah;

t.

Pelayanan Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai;

BAB IV

KLASIFIKASI RUANG PERAWATAN

Pasal 6

(1) Klasifikasi ruang perawatan di Rumah Sakit ditetapkan sebagai berikut :

a.

kelas Super VIP;

b.

kelas VIP;

c.

kelas Utama 1;

d.

kelas Utama 2;

e.

kelas I;

f.

kelas II;

g.

kelas III;

h.

kelas Khusus (ICU/CVCU/Isolasi/HCU/Perinatologi).

(2)

Standarisasi ruangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN RETRIBUSI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 7

(1) Pembiayaan pelayanan kesehatan dipikul bersama oleh Pemerintah dan masyarakat dengan

memperhatikan kemampuan Keuangan Daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

(2) Retribusi Pelayanan Kesehatan ditetapkan untuk mengganti sebagian biaya penyelenggaraan Rumah

Sakit.

(3) Retribusi pelayanan kesehatan diperhitungkan atas dasar satuan retribusi dari setiap jenis pelayanan

dan kelas perawatan.

(6)

Bagian Kedua

Kerja Sama Dengan Pihak Penjamin

Pasal 8

Retribusi Pelayanan kesehatan untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak

penjamin atau badan ditambahkan 25 % dari tarif retribusi yang terlampir.

Bagian Ketiga

Komponen Tarif

Pasal 9

(1) Retribusi Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit meliputi komponen Jasa Pelayanan, Jasa Sarana dan

Bahan habis pakai meliputi komponen :

a. jasa sarana dan bahan habis pakai sebesar 56 %

b. Jasa pelayanan sebesar 44 %

(2) Dalam hal pelayanan cyto dikenakan tambahan sebesar 25% dari jasa pelayanan.

Bagian Keempat

Rawat Jalan

Pasal 10

(1) Retribusi Rawat Jalan dinyatakan dalam besaran tarif pelayanan kesehatan rawat jalan dan berlaku

untuk 1 (satu) kali kunjungan.

(2) Retribusi Rawat Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jasa rumah sakit dan jasa

pelayanan poliklinik rawat jalan yang dituju dan tidak termasuk obat, tindakan, pemeriksaan

penunjang medik dan bahan/alat.

(3) Retribusi rawat jalan, pemeriksaan Pelayanan Medis, Penunjang Medis, Radio Diagnostik,

diagnostik elektromedik, Pelayanan konsultasi Gizi serta Rehabilitasi Medis, dibayar terpisah oleh

pasien sesuai dengan tarif pemeriksaan/tindakan sejenis pasien rawat jalan sekurang-kurangnya sama

dengan tindakan atau pelayanan sejenisnya pada pasien rawat inap pada kelas II.

(4) Retribusi Rawat Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kelima

Rawat Darurat

Pasal 11

(1) Besarnya retribusi pelayanan rawat darurat ditetapkan maksimal 2x (dua kali) tarif konsultasi pasien

rawat jalan.

(2) Jasa pelayanan medik operatif ditetapkan sama dengan tarif tindakan medik operatif yang sejenis

sebesar tarif rawat inap kelas I ditambah 25%.

(3) Tarif tindakan medik dan penunjang medik ditetapkan sebesar tarif rawat inap kelas II (dua) serta

disesuaikan dengan kemampan pasien.

(4) Retribusi tindakan di instalasi gawat darurat di luar lampiran tarif tindakan di Instalasi Rawat Darurat

disesuaikan dengan retribusi tindakan sejenis bagi pasien dirawat inap dan rawat jalan dengan

penambahan 25%.

(5) Retribusi Rawat Darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran

I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Keenam

Rawat Inap

Pasal 12

(1) Pasien yang perlu dirawat inapkan dapat menggunakan kelas perawatan pada ruangan perawatan di

rumah sakit.

(7)

(3) Pasien rawat gabung antara bayi dan ibu, tarif rawat inap bayi dikenakan sebesar 50 % dari tarif

dimana ibu dirawat.

(4) Jasa pelayanan rawatan bersama pada rawat inap, jasa pelayanannya dihitung sesuai dengan kelas

perawatannya.

(5) Retribusi rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tercantum pada lampiran II.

Pasal 13

(1)

Pasien masuk pada ruang rawat, kemudian dirawat di Intensive Care Unit/Intensive Coronary Care

Unit /ICU/CVCU tarifnya disesuaikan dengan tarif Intensive Care Unit /ICU yang berlaku.

(2)

Pasien yang langsung masuk ICU atau CVCU baik dari IRD/Rawat Jalan, kemudian pulang atau

meninggal maka tarifnya sesuai dengan tarif ICU yang berlaku.

(3)

Retribusi tindakan di ICU atau CVCU di luar lampiran tarif tindakan pada lampiran III disesuaikan

dengan retribusi tindakan sejenis bagi pasien dirawat inap kelas I.

(4)

Retribusi Rawat Inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Ketujuh

Pelayanan Rawat Sehari

Pasal 14

(1) Tarif Rawat Sehari/One Day Care ditetapkan sesuai degan pola tarif yang berlaku,

sekurang-kurangnya sama dengan rawat inap kelas II (dua).

(2) Tindakan yang dilakukan pada pelayanan sehari adalah tindakan di luar dan di dalam kamar operasi.

(3) Besarnya Retribusi Rawat sehari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam

Lampiran VII sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kedelapan

Pelayanan Medik Operatif

Pasal 15

(1) Jenis pelayanan medik operatif di dalam dan di luar kamar operasi adalah :

a.

kecil;

b.

sedang;

c.

besar;

d.

khusus;

e.

paket khusus.

(2) Jasa pelayanan tindakan medik operatif terdiri dari Jasa Medik dan Jasa Medik Anastesi Operatif.

(3) Tindakan operasi kecil dengan anastesi umum atau lumbal, retribusi tarif ditambahkan dengan 25%

dari jenis tindakan pada lampiran IV

(4) Besarnya tarif tindakan medik dan terapi tidak terencana (Cyto) ditetapkan sebesar tarif tindakan

terencana ditambah jasa pelayanan 25% .

(5) Besarnya Retribusi Pelayanan Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran IV sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 16

(1) Jenis tindakan medik non operatif (Intervensi Medis) meliputi :

a.

tindakan medik non operatif kecil;

b.

tindakan medik non operatif sedang;

c.

tindakan medik non operatif besar;

d.

tindakan medik non operatif khusus.

(2) Tarif pelayanan tindakan medik non operatif rawat jalan, sekurang-kurangnya setara dengan retribusi

rawat inap kelas II (dua).

(3) Besarnya retribusi tindakan medik non operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran V sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kesembilan

Pelayanan Penunjang Medik

(8)

Pasal 17

(1) Pelayanan Penunjang Medik meliputi :

a. Patologi Klinik:

1. sederhana,

2. sedang 1, sedang 2

3. canggih 1, canggih 2

4. khusus 1, khusus 2, khusus 3

b. Patologi Anatomi :

1. sitologi ;

2. histopalogi ;

3. tindakan ;

c.

Pemeriksaan Radio Diagnostik:

1.

non kontras;

2.

kontras ;

3.

CT. Scan tanpa kontras ;

4.

CT. Scan dengan kontras ;

5.

USG.

d.

Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik:

(2) Besarnya Retribusi Pelayanan Penunjang Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran VI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kesepuluh

Tindakan Keperawatan

Pasal 18

(1) Jenis Tindakan Keperawatan:

a.

tindakan keperawatan kecil;

b.

tindakan keperawatan sedang;

c.

tindakan keperawatan besar;

d.

tindakan keperawatan khusus.

(2) Besarnya retribusi tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran VII sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kesebelas

Rehabilitasi Medik

Pasal 19

(1) Jenis pelayanan Rehabilitasi Medik :

a.

pelayanan rehabilitasi medik :

1.

sederhana;

2.

sedang dan ;

3.

canggih.

b.

pelayanan orthotik / Prosthetic :

1.

sederhana;

2.

sedang dan;

3.

canggih.

c.

pelayanan terapi fisik terdiri dari fisioterapi, terapi wicara, okupasi.

(2) Tarif pelayanan rehabilitasi medik rawat jalan, sekurang-kurangnya sama dengan tarif retribusi sejenis

rawat inap kelas II (dua).

(9)

(3) Besarnya retribusi Rehabilitasi Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran VIII sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

BAB VI

PELAYANAN, PENGGANTIAN OBAT-OBATAN DAN BHP

Pasal 20

(1) Pengantian obat-obatan dan BHP untuk rawat inap ditetapkan berdasarkan jumlah dan jenis obat dan

harga obat yang berlaku.

(2) Harga satuan jenis obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).ditetapkan tidak melebihi harga eceran

tertinggi.

(3) Pengadaan/penggunaan obat berpedoman pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan

formularium Rumah Sakit.

(4) Pengadaan obat di luar DOEN dan formularium Rumah Sakit harus atas persetujuan Direktur Utama.

(5) Daftar obat dan BHP tertentu yang dapat disediakan oleh Rumah Sakit ditetapkan oleh Direktur

Utama.

BAB VII

KONSULTASI OBAT-OBATAN DAN KONSULTASI GIZI

Pasal 21

(1)

Pelayanan konsultasi Gizi dan Obat-obatan dilakukan oleh tenaga ahli.

(2)

Retribusi Pelayanan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam

Lampiran IX sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

BAB VIII

PEMULASARAN DAN VISUM ET REPERTUM

Bagian Pertama

Pemulasaran Jenazah

Pasal 22

(1) Pasien yang meninggal dunia lebih dari dua jam tidak diambil oleh keluarganya, jenazah yang dibawa

ke Rumah Sakit oleh Kepolisian, Pemasyarakatan dan masyarakat umum segera dimasukkan ke ruang

khusus jenazah.

(2) Perawatan jenazah yang disebabkan oleh penyebab tertentu dan memerlukan perawatan khusus yang

dilakukan Rumah Sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan lingkungan dan persiapan

pemakaman dilakukan secara khusus.

(3) Pelayanan pemulasaran/perawatan jenazah meliputi:

a.

Pemulasaran/perawatan jenazah

b.

Konservasi (pengawetan jenazah)

c.

Bedah mayat untuk mendapatkan surat keterangan sebab kematian

d.

Penyimpanan jenazah

e.

Penggalian jenazah dan otopsi

(4) Jenazah yang tidak dikenal identitasya maka retribusi perawatan jenazah dibebankan pada Rumah

Sakit dan/atau Instansi Sosial terkait lainnya.

(5) Retribusi pemulasaran/perawatan jenazah ditetapkan sebagaimana tercantum pada Lampiran X

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kedua

Visum Et Repertum

Pasal 23

(1) Pembuatan visum et repertum dilakukan atas permintaan Penyidik Polri.

(2) Pembuatan visum et repertum yang tidak ada penanggung jawabnya, maka retribusi dibebankan pada

anggaran APBD.

(3) Retribusi pemulasaran/perawatan jenazah ditetapkan sebagaimana tercantum pada Lampiran X

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

(10)

BAB IX

PELAYANAN MOBIL AMBULAN, MOBIL AMBULAN KHUSUS/DARURAT DAN MOBIL

JENAZAH

Pasal 24

(1) Mobil ambulan termasuk mobil ambulan khusus/darurat disediakan untuk pegangkutan. :

a.

orang sakit atau orang yang mendapat kecelakaan

b.

wanita yang akan bersalin

c.

tenaga medis atau paramedis dalam tugas pelayanan medis/perawatan

d.

petugas kesehatan, medik dan atau paramedik dalam kegiatan tertentu.

(2) Mobil jenazah disediakan khusus untuk keperluan pengangkutan jenazah dari tempat yang

bersangkutan ke rumah sakit atau sebaliknya.

(3) Besarnya tarif pemakaian luar kota ditetapkan atas dasar penggunaan jarak dihitung per Km dari

Rumah Sakit sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Daerah ini.

(4) Besarnya tarif ambulan khusus gawat darurat (118)/ ambulan care unit sesuai dengan yang tercantum

pada Lampiran XI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

BAB X

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN

Pasal 25

(1) Pemeriksaan pegujian kesehatan meliputi :

a.

pemeriksaan kesehatan atas diri seseorang yang memerlukan Surat Keterangan Kesehatan dan

tidak buta warna

b.

General Medical Cheek Up yang jenis dan macam pemeriksaanya sesuai dengan permintaan.

(2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Besarnya retribusi pemeriksaan dan pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran XII sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

BAB XI

PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN PESERTA

PT. ASKES INDONESIA

Pasal 26

(1) Pasien peserta PT.ASKES Indonesia yang sakit dan memerlukan rawat inap, rawat jalan dan

pemeriksaan penunjang, kemudian memanfaatkan fasilitas satu tingkat diatas haknya dan atau

memanfaatkan lebih dari jenis pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. ASKES maka yang

bersangkutan harus membayar selisih antara tarif retribusi yang harus dibayar dengan besarnya klaim

/ tagihan yang dibayar PT. Askes.

(2) Paket pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh PT. ASKES dibebankan pada pasien peserta

ASKES.

(3) Selisih antara tarif rawat inap, rawat jalan dan pemeriksaan penunjang sebagaimana tercantum dalam

lampiran Peraturan Daerah ini dengan tarif / retribusi yang dimaksud dalam Surat Keputusan Bersama

(SKB) dibebankan kepada peserta ASKES (Cost Sharing).

BAB XII

KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 27

(1) Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan XII dapat

diberikan keringanan atau pembebasan terhadap:

(11)

a.

pasien yang tidak/kurang mampu dan terlantar;

b.

pasien terkena penyakit wabah dan kejadian luar biasa (KLB) sesuai degan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

c.

keringanan atau pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menyerahkan Surat

Keterangan atau tanda bukti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Keringanan atau pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan atas pertimbangan

Direktur Utama.

BAB XIII

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 28

(1) Tarif tidak dapat diborongkan.

(2) Setiap pemungutan/penerimaan retribusi diberikan tanda terima/bukti pembayaran yang sah.

(3) Hasil pemungutan/penerimaan retribusi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit seluruhnya disetorkan

ke Kas Daerah Propinsi Jambi setiap hari kerja.

BAB XIV

PENGELOLAAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT

Pasal 29

(1) Penerimaan fungsional dan non fungsional seluruhnya disetorkan ke Kas Daerah Propinsi Jambi,

setiap hari kerja.

(2) Setiap awal Tahun Anggaran Direktur Utama mengajukan Rencana Kerja Anggaran (RKA) atau

nama lain atas recana penerimaan dan penggunaan biaya jasa sarana, jasa pelayanan serta bahan dan

alat kepada Gubernur dengan proporsi sebagai berikut :

a.

Biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 50 %

b.

Biaya pengembangan sumber daya manusia sebesar 5 %

c.

Biaya untuk jasa pelayanan sebesar 44 %

d.

Biaya kegiatan pembinaan manajemen sebesar 1 %

(3) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh RSUD Raden Mattaher sesuai

dengan proporsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang ditetapkan dalam APBD pada tahun yang

berjalan.

(4) Penerimaan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c. dikelola oleh Direktur Utama yang tujuannya

untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan Pegawai Rumah Sakit, untuk jasa pelayanan

dengan proporsi pembagiannya diatur oleh tim bersama Direktur Utama.

(5) Penerimaan untuk pengembangan SDM dikelola oleh Direktur Utama.

(6) Dalam hal pembiayaan operasional dan pembangunan Rumah Sakit yang tidak mencukupi dari

penerimaan RSUD Raden Mataher Jambi, ditanggulangi oleh pemerintah daerah atas usulan Direktur

Utama .

BAB XV

PEMBINAAN

Pasal 30

(1) Dalam rangka pembinaan Rumah Sakit dilakukan oleh Tim Pembina Daerah yang ditetapkan dengan

Keputusan Gubernur.

(2) Tim Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) berfungsi untuk mengawasi, mengkoordinasi serta

melaksanakan pembinaan atas pelaksanaan Rumah Sakit

BAB XVI

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 31

(12)

Dalam hal wajib retribusi tidak dapat melunasi tepat pada waktunya atau terdapat kekurangan dalam

pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua perseratus) setiap bulan dari

retribusi yang terutang.

BAB XVII

PENUTUP

Pasal 32

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Tingkat I Jambi Nomor 10 Tahun

2001 tentang Biaya Pelayanan dan Perawatan Kesehatan pada Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher

Jambi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Hal hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya,

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jambi.

Ditetapkan di Jambi

pada tanggal 23 Januari 2009

GUBERNUR JAMBI,

H. ZULKIFLI NURDIN

Diundangkan di Jambi

pada tanggal 23 Januari 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAMBI,

ASISTEN PEMERINTAHAN

A.M. FIRDAUS

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 1

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI

NOMOR : 1 TAHUN 2008

T E N T A N G

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATAHER JAMBI

(13)

Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik harus dilakukan

secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan, upaya kesehatan yang semulanya menitikberatkan

kepada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan

upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu kebijakan pembangunan kesehatan yang

menyangkut upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif harus dilaksanakan secara terpadu dan

berkesinambungan oleh Pemerintah dan masyarakat.

Keberhasilan pembangunan diberbagai bidang dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

telah berdampak terhadap taraf kesejahteraan masyarakat dan kesadaran hidup sehat di Provinsi

Jambi. Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi salah satu unit pelaksanaan teknis dibidang

kesehatan secara langsung mendapat tantangan dan tugas berat baik dari pemerintah maupun dari

masyarakat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan secara paripurna.

Untuk menjawab tantangan yang dimaksud akan berpengaruh pada peningkatan kebutuhan anggaran

kesehatan, sumber daya manusia, sarana dan prasaran yang sesuai standar, salah satu yang akan

ditempuh adalah melakukan peninjauan ulang Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun

2001 tentang Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Daerah Raden Mataher Jambi.

Dalam rangka tinjauan ulang Perda Tarif dimaksud diatas perlu disadari bahwa penyesuaian

biaya pelayanan kesehatan dan perawatan yang bertujuan untuk mendorong percepatan perbaikan

mutu pelayanan sesuai standar agar Rumah Sakit dapat menjalani fungsi sosialnya terutama bagi

masyarakat serta rumah sakit dapat tumbuh dan berkembang. Rumah Sakit yang dikelola atas

manajemen tentu akan memerlukan pedoman operasional yang tidak sedikit akan berkembang terus

seusai kemajuan dan permintaan masyarakat yang selama ini pendanaan berasal dari subsidi

pemerintah daerah dan pusat juga berasal dari masyarakat yang dilayani dan dirawat di Rumah Sakit.

II.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

cukup Jelas

Pasal 2

cukup Jelas

Pasal 3

cukup Jelas

Pasal 4

cukup Jelas

Pasal 5

Ayat (1)

cukup Jelas

Ayat (2)

Huruf a

Konsultasi adalah konsultasi ke dokter umum maupun ke dokter spesialis ,dan ahli lainnya

Huruf b

cukup Jelas

Huruf c

cukup Jelas

Huruf d

cukup Jelas

Huruf e

cukup Jelas

(14)

Huruf f

Rawat Khusus (ICU/CVCU/Isolasi/HCU/Perinatologi) adalah pelayanan yang memerlukan

perlakuan khusus agar tidak terjadi kematian karena kurangnya bantuan, peralatan dan

penularan penyakit kepada orang lain

Huruf g

Pelayanan Medik adalah pelayanan yang dilakukan langsung kepada pasien

Huruf h

Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan yang menunjang penegakan diagnostik

Huruf i

cukup jelas

Huruf j

cukup jelas

Huruf k

cukup jelas

Huruf l

cukup jelas

Huruf m

Visite Dokter adalah kunjungan dokter untuk memeriksa pasien di ruang rawat inap

Huruf n

Pelayanan Kefarmasian adalah pelayanan penyediaan bahan dan/atau alat kesehatan

Huruf p

cukup jelas

Huruf q

Pemeriksaan Kesehatan. Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter kepada

seseorang untuk mengetahui derajat kesehatannya.

Huruf r

Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.

Huruf s

Pelayanan Mobil Ambulan/Ambulan Care Unit/Mobil Jenazah. Adalah pelayanan yang

menggunakan ambulan

Huruf t

Pelayanan Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai. ádala pelaksanaan pendistribusian obat-obatan

dan bahan habis pakai di Rumah Sakit.

Huruf u

Pendidikan dan Pelatihan adalah pelayanan rumah sakit sebagai tempat pendidikan bagi

mahasiswa, siswa yang mau mempraktekkan ilmu yang didapat di bangku kuliah/sekolah

Pasal 6

cukup jelas

Pasal 7

cukup jelas

Pasal 8

cukup jelas

Pasal 9

ayat (1)

cukup jelas

(15)

ayat (2)

Dalam hal pelayanan cyto dikenakan tambahan sebesar 25% dari jasa pelayanan 44% dari

tarif

Pasal 10

cukup jelas

Pasal 11

cukup jelas

Pasal 12

cukup jelas

Pasal 13

cukup jelas

Pasal 14

cukup jelas

Pasal 15

cukup jelas

Pasal 16

cukup jelas

Pasal 17

cukup jelas

Pasal18

cukup jelas

Pasal 19

cukup jelas

Pasal 20

cukup jelas

Pasal 21

cukup jelas

Pasal 22

cukup jelas

Pasal 23

cukup jelas

Pasal 24

cukup jelas

Pasal 25

cukup jelas

Pasal 26

cukup jelas

Pasal 27

cukup jelas

Pasal 28

cukup jelas

Pasal 29

cukup jelas

Pasal 30

(16)

cukup jelas

Pasal 31

cukup

jelas

Pasal 32

cukup jelas

Pasal 33

cukup jelas

(17)

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR : 1 Tahun 2009

TANGGAL : 23 Januari 2009 TARIF RAWAT JALAN, RAWAT DARURAT DAN TINDAKAN

NO JENIS PELAYANAN TARIF (Rp)

A RAWAT JALAN

Klinik Umum / Gigi 15,000

Klinik Spesialis 25,000

Klinik Khusus (Gizi/Psikologi/HIV/Apoteker) 13,000

Konsultasi Spesialis 10,000

Konsultasi Sub Spesialis 15,000

Konsultasi Rohaniawan 10,000

B TINDAKAN RAWAT JALAN

I. POLIKLINIK BEDAH

1 Circumsisi 230,000

2 Eksterpasi Kista Atherom 105,000 3 Eksterpasi Lipom Sedang 105,000

4 Eksterpasi Lipom Besar 165,000

5 Eksterpasi Kuku 125,000

6 Insisi Abses Kecil 85,000

7 Insisi Abses Besar 145,000

8 Ekstraksi Kuku / roserplasty 105,000

9 Sekunder Hecting 105,000

10 Pemasangan Kateter (tanpa bahan) 65,000

11 Explorasi luka 65,000

12 Pemasangan Gip (tanpa bahan) 85,000

13 Buka Gips 45,000

19 Buginasi 45,000

20 Buka Gips kecil/Besar 29,000

21 Dilatasi Phimosis 30,000

22 Pasang / Angkat Jahit 30,000

II. POLIKLINIK JIWA

TEST NARKOBA

1 Test Opioid 60,000

2 Test Ganja 60,000

3 Test Sedatif Hipnotik 60,000

4 Test Zat Organik 60,000

( + Biaya Paket Khusus Narkoba)

KONSULTASI PSYKOLOGI

1 Test Kecerdasan 40,000

2 Test Kepribadian 40,000

3 Test Minat Dan Bakat 40,000

4 Evaluasi Psykologi 40,000

III. POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

1 Pemasangan IUD 70,000 2 Angkat IUD 70,000 3 Pemasangan KB Susuk 200,000 4 Angkat KB Susuk 100,000 5 KB Suntik 17,500 6 Inseminasi 140,000 7 Hidrotubasi 140,000 8 Biopsi 70,000 9 Pemeriksaan perkosaan 70,000 10 Pap Smear 70,000 11 Cauterisasi 80,000 12 Kalposcopy 80,000 13 Cryo Surgery 326,500 14 Hyteroscopy 256,500 15 Insisi Bartolini 125,000 16 Pasang Pesasarium 30,000 17 Pasang Tampon 40,000

IV. POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN

1 Pembiakan jamur 45,000

(18)

3 Pemeriksaan Sinar Woode Light 11,000

4 Pengecatan Gram Stain 32,000

5 Pengecatan KOH 10% (pemeriksaan jamur) 20,000 6 Pengecatan Meti8lin Blue 25,000

7 Prostase Masase 9,000

8 Tutul 23,000

9 Ziil Nilsen 40,000

Tindakan Bedah Kecil kulit & kelamin

1 Bedah Kimia/Tutul 40,000

2 Bedah Listrik lokasi kecil 55,000 3 Bedah Listrik Lokasi Sedang 80,000 4 Bedah Listrik Lokasi Besar 175,000

5 Tandur Kulit 225,000

V. KLINIK GIGI DAN TINDAKAN BEDAH MULUT/MINOR

1 Cabut Gigi Anak 35,000

2 Cabut Gigi Dewasa 35,000

3 Cabut Komplikasi 75,000

4 Ganti Tampon (Verband Gigi) 15,000

5 Solux (paket) 45,000

6 Topical Application (Seluruh)/Fluoridasi 35,000 7 Tambal sementara tanpa perawatan syaraf 35,000 8 Tambal sementara dgn perawatan syaraf /kunjungan 35,000 9 Tambalan tetap 1 bid amalgam 35,000 10 Tambalan tetap 1 bid fuji.archatit 35,000 11 Pembersihan Karang Gigi 1/4 rahang 25,000

12 Fiksasi Sederhana 200,000

13 Eksisi Biopsi Mucocela/ Epulis kecil 125,000 14 Enucleasi Kista Kecil sampai sedang 100,000 15 Odontectomy Mesioanguler 150,000 16 Dislikasi Mandibula /Reposisi Manidbula Manual 100,000 17 Luka Robek pada bibir,lidah, gusi 85,000

dengan tindakan Hecting

18 Perawatan saluran akar(perkunjungan) 40,000 19 Prothesa Gigi (prothosa 1 plat + gigi) 85,000 20 Prothesa tambahan 1 gigi berikutnya 45,000 21 Reparasi Prothesa Sederhana/GTS 45,000 22 Reparasi Prothesa seluruhnya 100,000 23 Pembuatan Mahkota 1 gigi / Jacket Crown 160,000

24 Prothosa Full RA / RB 800,000

25 Prothosa Full 1 Rahang 450,000 26 Perawatan Orthodontia Sederhana / Rahang 400,000 27 Insisi Abses Indtral Oral 75,000 28 Insisi Abses Extra oral 130,000 29 Perawatan Abses dengan drain 45,000

30 Oparkulektomy 60,000 31 Alveolektomy Perkwadran 100,000 32 Marsupialisasi Ranula 250,000 33 Apex Resectie 175,000 34 Frenectomy 175,000 35 Pembuatan Obturator 175,000 36 Angkat jahitan/spoling 30,000 37 Pemeriksaan Dokter Gigi / Konsultasi 15,000 38 Excisi biopsi mucocola/Exicisi biopsi epulis (besar) 200,000 39 Odon Tectomy (Horinzotal) 300,000 40 Dry Socket (Dolor Post Extractia) 30,000 41 Pemasangan Mahkota Sementara 120,000 42 Kontrol Post operasi / Buka Eric Bar per Rahang 75,000 43 Pembersihan karang gigi dengan ultrasonic 150,000

Scaller / rahang

VI. POLIKLINIK MATA

1 Anel/ Canalculi Lacrimalis 9,000

2 Campusvisi 15,000

3 Sondage Canalculi Lacrimalis 25,000

4 Spoling Bola Mata 25,000

(19)

6 Hordeolum/khalazion/granuloma 60,000

7 Korpus Alineum 50,000

8 Tanometri 8,500

9 Tes Anel 20,000

10 Epilasi bulu mata 15,000

11 Refraksi 10,000

12 Indirect Opthalmoskop 25,000 13 Keur mata buta warna 8,500

14 Jahitan Palvebra 50,000

15 USG Mata 100,000

VII. POLIKLINIK THT

1 Belog Tampon 230,000

2 Corpus Alienum 105,000

3 Cuci Sinus (Perawatan) 230,000

4 Punksi Hematoma Telinga 75,000

5 Irigasi Telinga 30,000

6 Lobolaplasti 1 Telinga 105,000

7 Parasentase Telinga 55,000

8 Reposisi Trauma Hidung Sederhana 230,000 9 Spoeling Cerumen Telinga 30,000

10 Punksi Sinus 230,000

11 Operasi kecil (Tumor) 230,000

12 Pen Chindritis 75,000 13 Corpus Alienum 105,000 14 Tampon Hidung 30,000 15 Tes Alergi 250,000 16 Endoskopi 250,000 17 Biopsi 250,000

C INSTALASI RAWAT DARURAT (IRD)

A. Rawat Darurat 36,000

B. Konsultasi Spesialis 30,000 C. Konsultasi Spesialis Konsultan 40,000

D JENIS TINDAKAN INSTALASI RAWAT DARURAT

1 Menjahit Luka Ukuran 1 - 5 cm 35,000 2 Menjahit Luka Ukuran 6 - 10 cm 55,000 3 Menjahit Luka Ukuran 11 - 15 cm 85,000

4 Menjahit Otot / Tendon 125,000

5 Amputasi Jari 125,000

6 Supra Pubic Pungsi 125,000

7 Neda Toraco Sintetis 110,000

8 Vena Seksi 110,000

9 Kumbah Lambung 125,000

10 RJP 125,000

11 Pasang Kateter dengan Mandren 55,000

12 Punctie Asites 135,000

13 Punctie Pleura (WSD) 150,000

GUBERNUR JAMBI

(20)

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR : 2 Tahun 2009

TANGGAL : 23 Januari 2009

TARIF ADMINISTRASI RAWAT INAP

1. TARIF RAWAT INAP

RAWAT INAP PERHARI

TARIF

1

Kelas III

63,000

2

Kelas II

90,000

3

Kelas I

120,000

4

Kelas Utama II

155,000

5

Kelas Utama I

201,000

6

Kelas VIP

262,500

7

Kelas Super VIP

340,000

2. TARIF ADMINISTRASI

NO

TARIF ADM RAWAT INAP

JUMLAH

KELAS

KELAS

KELAS

KELAS VIP

MINGGU

III

II & I

UTAMA

& SUPER

II & I

VIP / ICU

1

MINGGU I

5,000

13,000

23,000

35,000

2

MINGGU II

10,000

25,000

45,000

70,000

3

MINGGU III

15,000

40,000

70,000

105,000

4

MINGGU IV

20,000

50,000

90,000

140,000

GUBERNUR JAMBI H.ZULKIFLI NURDIN

Rancangan

(21)

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR : 1 Tahun 2009

TANGGAL : 23 Januari 2009

TARIF TINDAKAN MEDIK RUANGAN ICU/CVCU

NO

JENIS PELAYANAN

1

Intubasi

90,000

2

Extubasi

60,000

3

Arteri Line

50,000

4

Monitor

35,000

5

Monitor CVP/hari

20,000

6

Monitor Ateri Line/hari

15,000

7

Ventilator

120,000

8

DC Shock/X

150,000

9

Kasur Decubitus/hari

25,000

10

WAM Natra

35,000

11

Bronchial Washing/X

50,000

GUBERNUR JAMBI H.ZULKIFLI NURDIN

(22)

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAMBI NOMOR : 1 Tahun 2009

TANGGAL : 23 Januari 2009

TARIF PELAYANAN MEDIK OPERATIF

1. TARIF OPERASI KECIL

NO JENIS TINDAKAN KELAS PERAWATAN

KELAS III KELAS II KELAS I UTAMA II UTAMA I VIP SUPER VIP I BAGIAN BEDAH 1 Ektirpasi Fibroma 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 2 Enucleatie Kista D42 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 3 Sistomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 4 Amputasi Jari 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 5 Pemasangan WSD 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 6 Reposisi dengan anestesi lokal 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 7 Vasektomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000

II BAGIAN GIGI DAN MULUT 1 Mucocele 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 2 Operculectomy 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 3 Alvelectomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 4 Deepining Sulcus 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 5 Fistulectomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 6 Frenectomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 7 Gingivectomy 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 8 Odontectomy 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 9 Odontevtomy dengan lokal anestesi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 10 Penutupan Oroantral Fistula 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 III KEBIDANAN/OBGYN 1 Kuratase 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 2 Tubektomi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 IV MATA 1 Ekt kista/Nevus 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 2 Eks Petrigium 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 3 Blepharoplasti 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 4 Repair ruptor tanpa

rekunstruksi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 5 Probing 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 6 Reposisi entro/ ektopion 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 V ORTOPEDI

1 Eksisi ganglion, lipoma 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 2 Amputasi sederhana 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 3 Dekompresi selubung tendon 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 4 Esksisi/atroplasi sendi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 VI PARU 1 Bronchoskopi 429,000 506,000 583,000 671,000 825,000 957,000 1,100,000 -1-

(23)

-2-

2

. TARIF OPERASI SEDANG

NO JENIS TINDAKAN

KELAS PERAWATAN

KELAS III KELAS II KELAS I UTAMA II UTAMA I VIP SUPER VIP I BAGIAN ANAK 1 Hernia tanpa komplikasi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 2 Hydrokel 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 II DIGESTIF 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 1 Apendektomi Akut 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 2 Fistulektomi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 3 Hemorodektomi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 4 Herniatomi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 5 Kolostomi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000

III BAGIAN GIGI DAN MULUT 1 Enucleatie akut 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 2 Excochliasi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 3 Extirpasi Tumor 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 4 Marsupialisasi Ranula 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 5 Odontectomy lebih dari 2 elemen 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 6 Reshaping untuk Torus/Tumor Tulang 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 7 Suquestractomy 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 IV KEBIDANAN/ OBGYN 1 Explorasi vagina 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 2 Hytrectomy Partial 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 3 Kehamilan Ektopik Terganggu 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 4 Kistektomi 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 5 Kolpodeksis 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 6 Myomectomy 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 7 Repair Fistel 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 8 Salpingofortekto mi 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 9 Seksio Sesaria 2,200,000 2,970,000 3,410,000 3,850,000 4,400,000 3,520,000 4,180.000 V MATA 1 Foto Koagulasi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 2 Repair Ruptur Kornea dan Sklera 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 3 Irdektomi 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 VI ONKOLOGY 1 Biopsi dalam Narkose Umum 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000 2 Fibro Adenom Mamae 1,500,000 1,870,000 2,200,000 2,640,000 2,970,000 3,520,000 4,180.000

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui perkembangan pencapaian IPM beserta indikator pembentuk dan indikator yang terkait, permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian IPM,

Perusakan total tulang belakang menghasilkan respon negatif pada pembalikan tubuh, penarikan kaki depan dan kaki belakang, dan menibulkan respon

Koh dan Koh (dalam Wijaya & Amah, 2012) menambahkan bahwa penelitian tentang prestasi akademik mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar mengetahui faktor

Perancangan sistem indoor positioning berbasis invisible light dengan menggunakan dua kamera dengan metode image processing vision blob analysis dapat digunakan sebagai IPS

8703.40 - Other vehicles, with both spark-ignition internal combustion reciprocating piston engine and electric motor as motors for propulsion, other than those capable of

esi kulit mungkin muncul sebagai lesi khas, yaitu palpable purpura, istilah yang menggambarkan petechiae yang dapat diraba, terlihat merah terang, dengan makula yang

Skripsi dengan judul : Hubungan Umur Pertama Terjadinya Bangkitan Epilepsi dengan Skor Kualitas Hidup Pasien Epilepsi.. Amalia Fitri Pupitasari, NIM: G0011016, Tahun: 2014 Telah

Hasil dari tahapan ini berupa data tweet tentang kejahatan kriminal yang akan dijadikan data input untuk sistem. Analisis