• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF ARTIKEL. Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF ARTIKEL. Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF

ARTIKEL

Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Symposium GTK Tingkat Nasional Tahun 2016

Oleh :

Gunansyah Priyatna priyatnagunansyah@gmail.com Guru SLB-C Sukapura Kota Bandung

SLB-C SUKAPURA

RESOURCE CENTER PENDIDIKAN INKLUSIF 2016

(2)

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF

Oleh : Gunansyah Priyatna Guru SLB-C Sukapura Kota Bandung

1. Pengantar

Tidak ada seorang pun yang ingin dilahirkan dalam keadaan menyandang kelainan maupun berkelainan setelah dilahirkan. Tapi dalam kenyataan dalam kehidupan banyak anak yang menyandang kelainan baik saat dilahirkan maupun setelah diahirkan. Itu adalah merupakan takdir yang tidak dapat dihindarkan .

Dalam kenyataan banyak orang tua dan masyarakat yang tidak atau kurang menerima keberadaan anaknya yang berkebutuhan khusus, sehingga anak berkebuthan khusus tidak diperlakukan dengan baik. Anak berkebutuhan khusus merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pada umumnya. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang Sama dengan anak-anak yang normal termasuk dalam pendidikan. Mereka juga memiliki kebutuhan yang sama dengan anak-anak lainnya baik kebutuhan sandang, pangan papan, kasih sayang dan dan dalam mendapat layanan pendidikan.

Apabila pada zaman dulu peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) diberikan pendidikan yang terpisah dengan anak pada umumnya. Maka paradigma yang berkembang pada saat ini yaitu PDBK dapat memperoleh pendidikan bersama dengan anak pada umumnya atau disebut dengan pendidikan inklusif.

Dengan adanya pendidikan inklusif maka diharapkan PDBK dapat memperoleh pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya bersama dengan anak pada umumnya.

(3)

Berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Dalam pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Serta diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Mengingat pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, sekolah dan masyarakat termasuk orang tua, maka konsekuensi dari penerapan pendidikan inklusif ini, semua pihak harus ikut terlibat didalamnya.

Adapun yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan inklusif adalah orang tua siswa , Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI),, Resource Center (RC) sebagai support system pendidikan inklusif , dan dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Kabupaten , Dinas Pendidikan Provinsi maupun Pemerintah Pusat dalam halini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam kenyataannya pelaksanaan pendidikan inklusif masih banyak mengalami berbagai permasalahan, yang berkaitan dengan sikap orang tua .Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI maupun Resource Center (RC).

Pusat sumber atau resource center merupakan lembaga khusus yang dibentuk dalam rangka pengembangan pendidikan khusus/pendidikan inklusif yang dapat dimanfaatkan oleh semua anak, khususnya anak berkebutuhan khusus, orang tua, keluarga, sekolah umum, sekolah luar biasa, masyarakat, pemerintah, serta pihak lain yang berkepentingan untuk memperoleh informasi yang seluas-luasnya dan

(4)

melatih berbagai keterampilan, serta memperoleh berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan berkebutuhan khusus/pendidikan inklusif.

Resource Center Sukapura adalah salah satu dari sekolah di kota Bandung yang ditunjuk sebagai RC oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat di samping RC yang lain yaitu RC Bandung (SLBN A Kota Bandung) dan RC Cicendo (SLBN B Cicendo Kota Bandung.

Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang dihadapi, dan upaya yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh RC Sukapura dalam mendukung optimalisasi pendidikan inklusif di Kota Bandung.

2. Masalah

Untuk mencapai suatu harapan tidak semudah membalikkan tangan , banyak permasalahan yang haru dihadapi, demikian juga dengan yang dihadapi oleh RC Sukapura dalam mendukung implemantasi pendidikan inklusif banyak mengalami permasalahan yang dihadapi diantaranya: 2.1 Masih banyak orang tua dan masyarakat yang belum mau menerima sepenuhnya keadaan anaknya yang berkebutuhan khusus dan memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik. Mereka ada yang memperlakukan berlebihan over protektif dan ada juga yang membiarkan anak yang berkebutuhan khusus berkeliaran.

Hal ini pengalaman membuktikan ketika suatu hari datang sepasang suami istri dan seorang putrinya seorang anak autis menemui kami di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Kota Bandung. mereka bermaksud mendaftarkan putranya menjadi siswa di sekolah kami. Putrana berusia 17 tahun dan belum pernah disekolahkan. Ketika kami tanya mengapa anaknya baru disekolahkan padahal tempat tinggalnya tidak jauh dari SLB., secara implicit mereka menjawab belum menerima sepenuhnya keberadaan putra mereka yang menyandang autis disamping itu mereka merasa malu memiliki anak berkebutuhan khusus, tapi mereka sangat

(5)

menyayangi putrinya , saking sayang nya mereka memperlakukan putrinya dengan sangat berlebihan, sampai makan, mandi, sampai cebok pun diurus sama pembantunya. Sehingga anak itu tidak dapat mengurus dirinya sendiri dan selalu tergantung pada keluarga dan pembantunya. Itu adalah salah satu contoh kasus yang ditemukan dari sekian banyak temuan. 2.2 Masih banyak orang tua dan masyarakat yang belum memahami cara memperlakukan anaknya yang berkebutuhan khusus dengan baik, hal ini seperti yang pernah saya saksikan sendiri , beberapa tahun yang lalu kami kedatangan seorang ibu yang merupakan salah satu orang tua siswa kami penyandang tunagrahita sedang. Ibu itu meminta saya untuk datang ke rumahnya karena anaknya yang penyandang tunagrahita itu sedang disiksa oleh bapaknya dan ibunya tidak bisa mencegah suaminya yang sedang marah, karena anak itu melempar kaca mobil yang lewat dengan batu hingga pecah berantakkan. Dan saya pun pergi ke rumahnya ,benar saja anak itu masih disiksa oleh bapaknya. Kemudian kami bawa anak itu ke sekolah untuk diamankan, dan kami memberikan arahan kepada orang tuanya agar tidak memperlakukan anaknya seperti itu.

Sebelum sekolah anak itu dalam kesehariannya sering diledek oleh anak-anak lain yang normal maupun orang dewasa , sehingga anak-anak itu menjadi pemarah dan suka mengamuk dengan melempar batu ke anak-anak yang meledeknya. Masyarakat banyak yang menyebut anak itu gila karena memang anak itu terlihat kotor, kumal dan kurang terurus. Bapaknya seorang pemulung, ibunya seorang buruh cuci. Jadi anak itu kurang terperhatikan, sehingga sering berkeliaran.

2.3 Masih banyak para kepala sekolah dan guru di sekolah reguler yang belum memahami tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Hal ini dibuktikan ketika kami melakukan sosialisasi tentang pentingnya memberikan layanan pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus di sekolah sekolah se kecamatan kiaracondong kota Bandung. Mereka beralasan kalau mereka melayani

(6)

pendidikan bagi ABK ,mereka khawatir melayani satu anak ABK anak yang lain akan tidak terperhatikan.

2.4 Belum optimalnya layanan pendidikan di SPPI

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan Siswati (2012) di Kota Bandung tahun 2011 ditemukan bahwa 100% SPPI yang diteliti mengalami kesulitan dalam memberikan layanan pendidikan inklusif bagi PDBK. Kesulitan utama SPPI adalah SDM yang belum kompeten dalam menangani PDBK, sehingga SPPI membutuhkan dukungan agar dapat melayani kebutuhan PDBK terutama dalam layanan pembelajarannya. Hal ini sesuai penelitian Dadang Garnida (2009), yang menemukan bahwa “Dukungan yang paling diharapkan SPPI adalah dukungan yang berupa pendampingan dalam proses pembelajaran PDBK

Hal ini dibuktikan pengelaman langsung ketika ada orang tua siswa yang memindahkan anak nya dari SPPI ke sekolah kami yaitu SLB-C Sukapura. Orang tua siswa tersebut menjelaskan bahwa di SPPI anaknya kurang terperhatikan , gurunya lebih banyak memperhatikan siswa yang normal, sedangkan anaknya banyak dibiarkan. Disamping itu kami melihat sendiri bahwa di SPPI masih banyak kekurangan guru yang berlatar pendidikan S1 Pendidikan Khusus atau Pendidikan Luar Biasa, sehingga mereka hanya ditangani oleh guru yang berlatar pendidikan Sarjana pendidikan yang lain.

Disamping para guru di SPPI masih mengalami keterbatasan baik dari segi pengetahuan pedagogis, didaktik serta media pembelajaran untuk ABK yang ada di sekolah mereka.

3. Pembahasan dan solusi

Seseuai dengan peran dan fungsinya, RC Sukapura telah melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

(7)

3.1 Meningkatkan kesadaran orang tua dan masyarakat agar mau menerima sepenuhnya keadaan anaknya yang berkebutuhan khusus dan memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik , kami telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya dengan mengadakan Sosialisasi pentingnya pendidikan Inklusif, melalui kegiatan seminar, pameran dan dialog Interaktif .

Pendidikan Inklusif bila dilaksanakan dengan baik sangat banyak manfaatnya , seperti yang dijelaskan oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah , Kemendikbud (2012) 1. Manfaat Pendidikan Inklusif

a. Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik

1) Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus

Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus adalah memiliki rasa percaya diri dan memiliki kesempatan menyesuaikan diri serta memiliki kesiapan dalam menghadapi kehidupan yang nyata pada lingkungan pada umumnya. Peserta didik berkebutuhan khusus terhindar dari label atau sebutan yang tidak baik, memahami pelajaran di sekolah dengan lebih baik dan mampu. Peserta didik berkebutuhan khusus akan lebih mandiri, dapat beradaptasi, aktif, dan dapat menghargai perbedaan, serta memperoleh kesempatan bersosialisasi dan berbagi dengan anak-anak pada umumnya secara alamiah sehingga akan memberikan masukan yang sangat berarti dalam aspek kehidupannya.

2) Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik pada umumnya Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik pada umumnya adalah dapat belajar mengenai keterbatasan dan kelebihan tertentu pada teman-temannya, mengetahui keterbatasan dan kelebihan serta keunikan temannya. Peserta didik pada umumnya akan tumbuh rasa kepedulian terhadap keterbatasan dan kelebihan peserta didik berkebutuhan khusus. Peserta didik pada umumnya akan dapat mengembangkan keterampilan sosial, berempati terhadap permasalahan peserta didik berkebutuhan khusus, dan membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus dan teman-teman peserta didik pada umumnya lainnya yang mendapagt kesulitan.

b. Manfaat pendidikan inklusif bagi guru

Manfaat pendidikan inklusif bagi guru adalah akan lebih tertantang untuk mengajar lebih baik dan dapat mengakomodasi semua peserta didik sehingga akan berupaya untuk meningkatkan wawasannya mengenai keberagaman karakteristik semua peserta didik. Guru

(8)

akan lebih kreatif dan terampil mengajar dan mendidik, lebih mengenali peta kekuatan dan kelemahan peserta didiknya. Guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam bidang pendidikan khusus. Guru lebih terbuka terhadap perbedaan atau keberagaman peserta didik, mampu mendidik peserta didik yang lebih beragam, lebih terbiasa dan terlatih untuk mengatasi berbagai tantangan pembelajaran, sehingga guru mendapat kepuasan dalam bekerja dan pencapaian prestasi yang lebih tinggi.

c. Manfaat pendidikan inklusif bagi orang tua

Manfaat pendidikan inklusif bagi orang tua adalah merasa dihargai atau dapat meningkatkan penghargaan terhadap anak. Orang tua merasa senang ketika anaknya dapat bersosialisasi dengan baik tanpa ada diskriminasi dan akan lebih memahami cara memotivasi peningkatan belajar anaknya yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Orang tua mengetahui cara membimbing anaknya dengan lebih baik lagi, dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan dalam kegiatan belajar anaknya serta mendapat kesempatan untuk sharing dengan pihak sekolah dan stakeholder lainnya dalam merencanakan pembelajaran untuk anaknya yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya, kekuatannya, kelemahannya, permasalahan dan hambatan lainnya, serta senang ketika anaknya memiliki keterampilan sosial yang baik.

d. Manfaat pendidikan inklusif bagi pemerintah dan pemerintah daerah

Manfaat pendidikan inklusif bagi pemerintah dan pemerintah daerah adalah kebijakan pendidikan terlaksana berlandaskan pada azas demokrasi, berkeadilan dan tanpa diskriminasi karena dapat melaksanakan amanat Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri serta kebijakan-kebijakan sebagai manfestasi keinginan atau harapan Warga Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga akan adanya nilai tambah kepercayaan warga negara/masyarakat kepada pemerintah, pemerintah daerah dan sekolah khususnya dalam bidang pendidikan. Termasuk juga kepercayaan dunia (internasional) kepada pemerintah dan pemerintah daerah karena sungguh-sungguh dalam merealisasikan komitmen-komitmen internasional berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Educational for All) sehingga akan tumbuh nilai positif di mata dunia/internasional. Manfaat lainnya yaitu dapat mempercepat/akselerasi tuntasnya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Peserta didik mendapatkan hak pendidikan yang sama dan mendapatkan pendidikan yang lebih luas.

e. Manfaat pendidikan inklusif bagi masyarakat

Manfaat pendidian inklusif bagi masyarakat adalah dapat memaksimalkan potensi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat akan lebih sadar bahwa setiap peserta didik berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan seperti

(9)

peserta didik pada umumnya. Masyarakat dapat menyumbangkan pemikiran, ide atau gagasan untuk mengembangkan pendidikan yang lebih baik lagi dengan lebih terbuka dan penuh kesadaran. f. Manfaat pendidikan inklusif bagi sekolah

Manfaat pendidikan inklusif bagi sekolah yaitu pencitraan sekolah meningkat, sekolah lebih terbuka, ramah dan tidak mendiskriminasi. Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif bagi semua peserta didik. Sekolah dapat meningkatkan akses bagi semua peserta didik untuk mendapat layanan pendidikan yang baik. Pendidikan tidak diskriminatif. Pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student/child centre). Kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Perilaku guru dapat membuat peserta didik senang belajar. Lingkungan sekolah dan kelas ramah terhadap peserta didik. Pembelajaran berbasis gaya belajar (learning style) peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dan pembelajaran menghargai keberagaman.

Dalam hal ini RC Sukapura telah melakukan kegiatan dialog interaktif , dan seminar tentang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

3.2 Agar para kepala sekolah dan guru di sekolah reguler mau menerima anak berkebutuhan khusus menjadi siswanya, kami telah mengadakan mengadakan sosialisasi tentang pendidikan inklusif melalui lokakarya, dan kunjungan rutin ke sekolah sekolah reguler di lingkungan RC Sukapura baik SD, SMP maupun SMA.

Dari kegiatan tersebut dapat terjalin hubungan yang baik dengan sekolah-sekolah dan banyak kepala sekolah-sekolah yang berkonsultasi ke RC tentang pendidikan PDBK.

Apabila mereka tidak dapat memberikan layanan pendidikan bagi PDBK ada diantaranya merekomendasikan pada orang tua siswa untuk bersekolah di SLB-C Sukapura.

3.3 Belum optimalnya layanan pendidikan di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI)

(10)

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan Siswati (2012) di Kota Bandung tahun 2011 ditemukan bahwa 100% SPPI yang diteliti mengalami kesulitan dalam memberikan layanan pendidikan inklusif bagi PDBK. Kesulitan utama SPPI adalah SDM yang belum kompeten dalam menangani PDBK, sehingga SPPI membutuhkan dukungan agar dapat melayani kebutuhan PDBK terutama dalam layanan pembelajarannya. Hal ini sesuai penelitian Dadang Garnida (2009), yang menemukan bahwa “Dukungan yang paling diharapkan SPPI adalah dukungan yang berupa pendampingan dalam proses pembelajaran PDBK. Berdasarkan hal tersebut maka keberhasilan pelaksanaan pendidikan inkusif di SPPI khususnya dalam praktek melayani PDBK sangat membutuhkan adanya sistem dukungan.

Untuk mengoftimalkan layanan pendidikan di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi , RC Sukapura sesuai dengan peran dan fungsinya telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya Membuat program bersama dengan RC Bandung dan RC Cicendo melalui kegiatan Lokakarya dan pertemuan rutin. Mengadakan kunjungan ruitin ke SPPI, memberikan layanan konsultasi bagi SPPI.

3.4 Mengoptimalkan dukungan RC terhadap pendidikan inklusif khususnya dalam membantu SPPI.

Peran dan fungsi RC ini sangat penting. Untuk mendukung keberhasilan implementasi pendidikan inklusif, SLB yang ada sekarang ini perlu diberdayakan agar memiliki tugas dan fungsi yang lebih luas, yaitu sebagai RC bagi SPPI di wilayah terdekat. Pentingnya RC dalam implementasi pendidikan inklusif, juga dilandasi oleh kondisi empiric saat ini bahwa implementasi pendidikan inklusif cenderung belum optimal. Hal ini sesuai dengan hasil survey yang dilakukan Garnida (2009), menemukan bahwa “…sistem dukungan penyelenggaraan pendidikan inklusif yang ada belum sepenuhnya dapat mendukung secara efektif dan efisien”.

(11)

Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (2014:7), peran RC dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah sebagai berikut :

1. Berinisiatif dan aktif melaksanakan mensosialisasikan pendidikan inklusif dengan memberikan informasi dengan berbagai media.

2. Memberikan dukungan (support) kepada sekolah-sekolah (sekolah penyelenggara pendidikan inklusif) dalam pelaksanaan pendidikan inklusif.

3. Sebagai pusat informasi dan inovasi di bidang Pendidikan khusus dan Pendidikan Inklusif.

4. Sebagai homebase Guru Pendidikan Khusus (Itinerant Teacher).

5. Sebagai koordinator dalam pelayanan pendidikan inklusif. 6. Berkolaboratif/ membangun jejaring dengan pihak lain dalam

upaya meningkatkan implementasi pendidikan inklusif.

Sedangkan fungsi RC dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif dalam Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (2014:7), adalah sebagai berikut :

Memberikan informasi/penerangan kepada sekolah-sekolah (sekolah penyelenggara pendidikan inklusif) mengenai pendidikan inklusif,

1. Menyediakan bantuan asesmen yang rutin terhadap peserta didik berkebutuhan khusus,

2. Memberikan layanan dan bimbingan kependidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus, menjadi konsultan bagi semua pihak yang menpunyai informasi, layanan, bimbingan, dan penanganan khusus,

3. Mengadakan kerjasama dengan Dinas/Instansi/LSM dalam upaya implementasi pendidikan inklusif,

4. Melakukan inovasi di bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Inklusif, melakukan penelitian dan pengembangan kurikulum, strategi dan metode pembelajaran serta alat atau media pembelajaran,

5. Merencanakan dan menyelenggarakan pelatihan bagi guru sekolah reguler dan orang tua serta pihak lain yang membutuhkan pelatihan mengenai pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.

6. Pengembangan media antara lain: menyediakan (memproduksi) alat bantu mengajar/alat bantu khusus/media pembelajaran khusus dan alat kehidupan sehari-hari lainnya untuk anak-peserta didik berkebutuhan khusus, menyediakan bantuan kepada berbagai pihak untuk meningkatkan layanan kepada anak/peserta didik termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

(12)

Sedangkan fungsi dan tugas RC menurut Amuda (2009:49) yaitu:

1. Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus atau memanfaatkan hasil penjaringan terutama asesmen anak untuk merencanakan pelayanan kepada berbagai pihak terkait.

2. Melaksanakan pelatihan untuk persiapan pelaksanaan pendidikan inklusif 3. Penelitian dan penelaahan tentang kurikulum yang disesuaikan dengan

kebutuhan anak.

4. Penelitian dan pengembangan metoda dan strategi mengajar yang adaptif pada setiap individu.

5. Merencanakan dan melaksanakan jejaring yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

6. Merencanakan dan melaksanakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi setiap anak

7. Membuat berbagai alat bantu mengajar

8. Mengadakan advokasi yang terus menerus melalui berbagai media.

9. Melaksanakan kursus-kursus keahlian untuk guru-guru pembimbing khusus

10.Menyediakan dan mengatur penempatan Guru Pembimbing Khusus 11.Pelatihan vokasional dan penempatannya

Berdasarkan data hasil penjaringan RC Sukapura pada tahun 2014, jumlah SPPI yang dilayani RC Sukapura yaitu 14 SPPI dengan jumlah total ABK yang dilayani yaitu 389 anak. Dengan begitu banyaknya SPPI dan jumlah ABK yang dilayani RC Sukapura, membuat RC Sukapura mengalami permasalahan tersendiri karena adanya keterbatasan baik dari segi sarana dan tenaga Guru Pembimbing Khusus.

Untuk itu kami berusaha dalam berbagai hal termasuk dalam hal manajemen , mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi komponen RC (manusia, kerjasama, tujuan bersama, peralatan, lingkungan) dapat bekerjasama dengan baik. Sehingga RC dapat memberikan pelayanan maksimal pada SPPI dan dapat mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan inklusif.

Disamping itu RC Sukapura telah bekerjasama dengan RC Bandung dan RC Cicendo, Pokja Inklusif Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung, RBM Kecamatan Kiaracondong, Save The Children dan lembaga lain yang berkaitan melalui kegiatan, Lokakarya, seminar maupun dan pertemuan rutin,

(13)

4. Kesimpulan dan harapan Simpulan:

Dari apa yang dipaparkan diatas tentang peranan Resource Center Sukapura dalam mengoptimalkan layanan pendidikan inklusif, maka dapat disimpulkan :

4.1 Sosialisasi melalui berbagai kegiatan maupun media kepada orangtua dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus baik di SLB maupun di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif harus selalu dilakukan , karena masih kurangnya pemahaman orangtua siswa dan masyarakat tentang masalah pendidikan anak berkebutuhan

4.2 Sosialisasi pendidikan inklusif dan kerjasama dengan sekolah reguler masih terus dilakukan karena masih banyak para kepala sekolah reguler yang belum memahami pendidikan inklusif.

4.3 Dukungan terhadap Sekolah Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif melalui berbagai kegiatan terus dilakukan , karena belum optimalnya pelayanan pendidikan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif

4.4 Pembenahan manajemen Resource center Sukapura dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait akan terus dilakukan,hal ini disadari karena belum optimal nya Resource center dalam memberikan dukungan kepada Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Harapan:

Mengingat Pendidikan inklusif adalah sebuah paradigma pendidikan yang humanis. sebuah falsafah pendidikan yang dapat mengakomodasi semua anak sesuai dengan kebutuhannya, pendekatan pendidikan yang berusaha menjangkau semua individu tanpa kecuali , Sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing individu”

(14)

pendidikan yang menghargai perbedaan anak dan memberikan layanan kepada setiap anak sesuai dengan kebutuhannya. pendidikan yang tidak diskriminatif, Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya. Disini semua anak belajar bersama-sama, baik di kelas/sekolah formal maupun nonformal yang berada di tempat tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing anak.

Mudah-mudahan pendidikan inklusif dalam implementasinya dilancarkan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak., sehingga kondisi ideal tadi bukan hanya dalam impian saja , dan semua anak dapat sama sama menikmati pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada tiap anak, pada gilirannya nanti semua anak dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Daftar Pustaka

Adriati. (2010). Peranan Resource Center dalam Menunjang Pendidikan Inklusif Ramah Anak. Tesis PKKH UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center. Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center Untuk Anak Berkesulitan Belajar. Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center Untuk Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2012). Konsep dan Implementasi Pendidikan Inklusif. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidik dan

(15)

Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Pemberdayaan Pusat Sumber dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta : Direktorat Pembinaan PK LK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(16)
(17)

PHOTO KEGIATAN

RC SUKAPURA KOTA BANDUNG

SEBAGAI SUPPORT SYSTEM PENDIDIKAN INKLUSIF

Kantor RC Pameran

Dialog Interaktif dengan Orang Tua Siswa ABK

Dialog Interaktif dengan Orang Tua Siswa ABK

(18)

Lokakarya dengan Guru SD Sosialisasi ke Sekolah reguler

Kegiatan Lokakarya antar RC Kegiatan Lokakarya antar RC

(19)

Layanan Therapi Layanan Therapi

Seminar Audience Kadis Pendidikan Kota Bandung

(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis uji coba modul dan CD pembelajaran oleh pengkaji materi, bahasa, dan media serta guru dan siswa baik skala kecil maupun besar untuk semua indikator

Bila dikaitkan dengan perolehan etanol dari fermentasi hidrolisat I dan II menggunakan isolat Bekonang, maka rendahnya perolehan etanol kemungkinan diakibatkan oleh

Prosedur ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapatkan maka dapat dikatakan bahwa proses penggunaan barang milik daerah yang dilakukan Badan Pengelola Keuangan

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DESA KARANGSONG DI KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan koordinasi dengan Asisten Manajer Administrasi dan Pengembangan SDM dalam penyelesaian masalah yang

Keterangan : Dari kiri ke kanan, K0 (Kontrol), PK (Perlakuan dengan pengaplikasian BO berupa Pupuk Kandang), KJ (Perlakuan dengan pengaplikasian BO berupa Kompos Jerami),

Dengan membiasakan peserta didik menggunakan langkah-langkah kreatif dalam memecahkan masalah diharapkan ketika peserta didik dihadapkan dengan suatu pertanyaan, peserta

Jenis ini memiliki ukuran diameter 3-5 serta lebar volume tubuh 3-5 cm cangkang oval serta permukaan cangkang yang licin bewarna kuning keemasan (Gambar