• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGATASI KECEMASAN DALAM MINAT BELAJAR MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGATASI KECEMASAN DALAM MINAT BELAJAR MATEMATIKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENGATASI KECEMASAN DALAM MINAT BELAJAR MATEMATIKA Eryanti Lisma

Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Eryantilisma3003@gmail.com

ABSTRAK

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan, perasaan terisolasi. Kecemasan juga merupakan sesuatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati serta berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan yang menimbulkan penurunan minat belajar matematika pada siswa. Siswa adalah orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan dan dalam perkembangannya harus mempelajari proses belajar. Masalah kedisiplin siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah (Nursisto,2002). Disekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Kuantitas pelanggaran yang dilakukan oleh siswa semakin bertambah dari waktu kewaktu. Berbagai jenis pelangaran tata tartib sekolah yang sering dilakukan misalnya banyaknya siswa yang bolos atau kabur pada waktu jam belajar apalagi mata pelajaran yang tidak di sukainya. Misalnya matematika bahkan terlambat datang kesekolah dan sering tidak masuk sekolah.Minat memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar karena minat menjadi salah satu faktor penentuan dalam berhasil atau tindaknya tujuan pengajar yang akan dicapai. Siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukan sikap kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti korelatif yang dilaksanakan di sekolah menengah pertama di Asy-syafi-iyah. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel minat belajar. Oleh karna itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecemasan siswa terhadap minat belajar mateamatika di SMP Asy-syafi’iyah Medan. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan kecemasan siswa terhadap minat belajar matematika di SMP Al-Azhar Medan. Subjek penelitian berjumlah 30 orang siswa SMP Asy-syafi’iyah pendidikan matematika yang diambil 1 kelas. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dua skala yaitu skala kecemasan siswa dari Nevid dan terhadap minat belajar matematika dari Slameto.

Kata Kunci :Kecemasan Belajar, Minat Belajar Matematika ABSTRACT

Anxiety is a condition that arises when there is a threat of helplessness, feelings of isolation. Anxiety is also a matter of excessive concern and internalized as well as a variety of summative symptoms that cause significant disturbances in social or work functions that cause a decrease in interest in learning mathematics in students. Students are people who are directly involved in the world of education and their development must learn the learning process. The problem of student discipline becomes very meaningful for school progress (Nursisto, 2002). An orderly school will always create a good learning process. Conversely, in schools that are not organized the conditions will be very different. The quantity of violations committed by students increases over time. Various types of school governance violations are often done, for example, many students who skip or run away during the study hours let alone subjects that they do not like. For example, mathematics is even late coming to school and often does not go to school. Interest has a very important role in the learning process because interest is one of the determining factors in the success or action of the teaching objectives to be achieved. Students who are not interested in the subject matter will exhibit a less sympathetic, lazy, and unenthusiastic attitude to take part in the correlative that is carried out in the junior high school in Ash-Shafi'i. The data collection method uses a questionnaire for learning interest variables. Therefore, the purpose of this study is to determine the relationship of student anxiety to the interest in learning mathematics in Asy-syafi'iyah Medan. The hypothesis proposed is that there is a relationship between students' anxiety and interest in learning mathematics at Al-Azhar Middle School in Medan. The research subjects were 30 students of Asy-Shafi'i Middle School mathematics education taken in 1 class. Data collection was carried out using two scales

(2)

namely the anxiety scale of students from Nevid and the interest in learning mathematics from Slameto.

Keywords: Learning Anxiety, Interest in Learning Mathematics 1. PENDAHULUAN

Rasa cemas, tegang dan takut menurut kebanyakan orang merupakan hal yang wajar dalam belajar, karena setiap orang merasakan hal-hal tersebut dalam belajar. Hubungan antara kecemasa terhadap minat belajar matematika Ashraft (2002) dapat dijelaskan dengan logika bahwa ketika seseorang memiliki kecemasan, maka memunculkan kecemasan dalam tes dan memberikan hasil yang tidak maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Siebar (dalam Sudrajat 2008) menyatakan bahwa kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penhambat dalam belajar yang dapat menganggu kinerja fungsi- fungsi kongnitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Kecemasan yang sangat kuat perhatian hilang. Karena hilangan kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktifitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubung dengan orang lain, penyimpangan persepsi persepsi dan hilanngnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Kecemasan yang terjadi ketika belajar matematika atau bisa disebut dengan (Mathematics Anxiety)tidak hanya dirasakan saat sekolah saja akan tetapi kecemasan yang akan terjadi ketikabelajar matematika juga di

rasakan di perguruan tinggi. Menurut pembelajaran matematika merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses pendidikan disekolah. Jika dicermati secara teliti, sangat jelas bahwa pelajaran matematika dalam setiap kurikulum selalu diajarkan di setiap satuan pendidikan dan di setiap tingkatan kelas dengan porsi jam pelajaran jauh lebih banyak dari pada mata pelajaran lainnya.

Tingkat kecemasan menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang alami olah individu yaitu: Pertama, kecmasan ringan yang dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih wspada serta lapang persepsinya meluas memajamkan mata. dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. contohya: seseorang yang menghadapi ujuian akhir. Kedua, Kecemasan sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi masih dapat melakukan sesuatu arahan orang lain, contohnya individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan dan pelajaran. Ketiga, kecemasan berat yaitu lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail kecil (specifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal yang lain. seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/ arahan untuk terfokus pada area lain. contoh,

(3)

individu mengalami kehilangan harta

benda becana alam dan

penyanderaan. Keempat, Panik yaitu individu kehilangan kendali dri dan detail perhatian hilang. Karena hilang nya kontrol maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktifitas motorik, berkurang nya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan pesepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.

Salah satu bentuk perasaan seorang siswa ketika menghadapi ujiaan khusus ujian matematika adalah terjadinya perasaan tidak mengenakan atau merasa takut dan tenang. Beberapa siswa terkadang menyingkapi ujian sebagai sebuah permasalahan dalam hidupnya baik karena nantinya ia akan malu karena tidak mendapat nilai yang bagus atau karena merasa tidak percaya diri dengn persiapan yang dimilikinya. Perasaan takut atau tegang dalam menghadapi suatu persoalan tersebut sering disebut kecemasan. Kecemasan ini biasanya disebabkan karena adanya beberapa siswa yang tidak dapat menyerap materi yang di pelajaran secara cepat atau bahkan sangat sulit untuk bersama dalam memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut berdampak pada terjadadinya kecemasan pada diri siswa yang cendrung berdampak negatif yang mana kecemasan yang dialami siswa akan semakin menanamkan keraguan pada diri siswa karena merasa tertinggal dan susah dalam memahami selanjutnya sehingga mempengaruhi prestasi belajar matematika. Selain itu, siswa merasakan dirinya mengalami

proses belajar saat menyelesaikan tantangan tesebut. Minat belajar matematika dipandang dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan minat belajar matematika yang akan menjadi mereka gigih menhadapi masalah yang lebih matang untuk bertanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri dan untuk mengembangkan kebiasan baik dan cendrung mengurang beban belajar matematika dengan maksud untuk membantu siswa, padah itu merupakan sesuatu yang penting untuk siswa .

Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk melihat

1. Kecemasan apa saja yang muncul terhadap minat belajar matematika

di SMP Asy-Safi’iyah

Internasional kls VIII.

2. Bagaimana kecemasan sisswa terhadap minat belajar pada matematika di SMP Asy-Syafi’iyah

3. Usaha mengatasi kecemasan pada siswa terhadap minat mintat belajar matematika di SMP Asy. Syafiah Internasional

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti adanya hubungan kecemasan didalam minat belajar. Selain itu juga peneliti ini juga diharapakn mampu memberikan informasi secara akademi kepada para tenaga pendidik dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

(4)

matematika siswa maupun kualitas pendidikan pada umumnya.

Salah satu bentuk perasaan seorang siswa ketika menghadapi ujian khusus nya ujian matematika adalah terjadi nya perasaan tidak mengenakkan atau merasa takut dan tegang. Beberapa siswa kadang menyikapi ujian sebagai sebuah permasalahan dalam hidupnya baik karena nantinya ia akan malu karena tidak mendapat yang bagus atau karena tidak mendapat nilai yang bagus atau karena merasa tidak percaya diri dengan persiapan yang dimilikinya.

Perasaan takut atau tegang dalam menghadapi suatu persoalan tersebut sering disebut kecemasan. Terdapat beberapa definisi kecemasan menurut beberapa ahli di antaranya yaitu Crow dan Crow (Hartanti,1997) mengemukakan bahwa kecemasan adalah sesuatu kondisi kurang menyenangkan yang dialami oleh individu yang dapat mempengaruhi keadaan fisiknya.

Menurut Rathus (Nawangsari, 2001) kecemasan di definisikan sebagai keadaan psikologi yang ditandai oleh adanya tekanan, ketakutan, kegalauan dan ancaman yang berasal dari lingkungan.

Sementara itu menurut Zakiyah Derajat (Hartanti,1997) kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur aduk, yang terjadi ketika individu sedang mengalami tekanan perasaan atau frustasi dan pertentangan batin atau konflik.

Nawangsari (2000)

mengungkapkan kecemasan adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan meliputi rasa takut,

rasa tegang, khawatir, bingung, tidak suka yang sifatnyasubjektif dan timbul karena ada perasaan tidak aman terhadap bahaya yang diduga akan terjadi. Kaitannya dengan pembelajaran khususnya pelajaran matematika, banyak ahli psikologi belajar mengajar membuat istilah kecemasan matematika. Diantaranya yaitu:

a. Harding (2006), for example, defines math anxiety as learned emotional response which usually comes from negative experiences in working with teacher, tutors, classmates, parents or siblings. b. Terrell (2006) focuses on the

physical manifestation of math anxiety in defining math anxiety as a feeling of anxiousness, fear, nausea, frustration and uncertainty brought about by a request to perform matthematic operations or use mathematics to problem solve. c. Tobian S. (1993) mendefinisikan kecemasan matematika sebagai perasaan tegang dan cemas yang mengganggu proses manipulasi angka dan proses pemecahan masalah matematika dalam kehidupan biasa maupun

akademik serta dapat

menghilangkan rasa percaya diri seseorang.

Dari definisi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa kecemasan matematika merupakan bentuk perasaan takut, tegang ataupun cemas dalam menghadapi persoalan matematika atau dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan berbagai bentuk gejala yang

(5)

ditimbulkan. Orang yang memiliki kecemasan matematika cendrung menganggap matematika sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan. Perasaan tersebut muncul karena beberapa faktor baik itu berasal dari pengalaman pribadi terkait dengan guru atau ejekan teman karena tidak bisa menyelesaikan permasalahan matematika.

Menurut Freud (Corey, 1998;17) ada tiga macam kecemasan:

a. Kecemasan Realistik adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan ancaman yang ada.

b. Kecemasan Moral, kecemasan ini akan dirasakan ketika ancaman datang bukan dari dunia luar atau dari dunia fisik tapi dari dunia sosial super ego yang telah internalisasikan kedalam diri seseorang.

c. Kecemasan Neurotik, perasaan takut jenis ini muncul akibat rangsangan rangsangan ide, jika seseorang pernah merasakan kehilangan ide, gugup, tidak mampu mengendalikan diri, prilaku, akal, dan bahkan pikiran, maka orang tersebut saat itu sedang mengalami kecemasan neurotik.

Menurut Kartono (1989,140) terdapat macam-macam kecemasan antara lain:

a. Kecemasan Super Ego, Kecemasan ini khusus mengenai diri setiap orang, dalam arti diri

sendiri tubuh dan kondisi psikis sendiri., misalnya cemas kalau nanti dirinya gagal, sakit, mati,

ditertawakan orang

dituduh,dihukum, hilang muka, kehilangan barang-barang atau orang yang disayangi.

b. Kecemasan Neurotis. Suatu kecemasan yang erat kaitannya dengan mekanisme-mekanisme pelarian diri yang negative banyak disebabkan rasa bersalah atau berdosa, serta konflik-konflik emosional serius dan kronis berkesinambugan, dan frustrasi-frustasi serta ketagangan-ketegangan batin.

c. Kecemasan psikotis. Kecemasan karena merasa terancam hidupnya dan kacau kalau ditambah kebingungan yang hebat, disebabkan oleh dispersonalisasi dan disorganisasi psikis.

Menurut Richard & Lazarus (1969) kecemasan mempunyai 2 arti yaitu:

a. Kecemasan sebagai suatu respon. Kecemasan ini yaitu reaksi individu terhadap kejadian atau peristiwa yang menimpa dirinya. Hal ini dapat dilihat dari apa yang dilakukannya, apa yang dikatakannya, dan perubahan- perubahan fisik yang terjadi. Hampir semua individu merasakan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan dan sebagainya. Kecemasan dipandang sebagai

(6)

suatu respon terhadap kondisi tertentu. Karena merupakan keadan yang subyektif maka tak dapat diamati secara langsung. Hal ini hanya dapat diketahui dengan menarik suatu kesimpulan melalui penyebab dan akibatnya.

b. Kecemasan sebagai variabel perantara. Reaksi dan keadaan disebbkan oleh beberapa stimulus yang dapat berakibat tertentu dan dirasakan oleh individu lebih lanjut atau suatu keadaan yang mempengaruhi rangkaian stimulus dan respons, kecemsan ini tidak dapat tidak dapat diketahui secara langsung, dari keadaan mendahului serta akibat- akibatnya. Jadi yang dapat diamati adalah kondisi stimulus dan tingkah laku cemas yang mendahului dan mengenai akibat-akibatnya fsikologis dari kedaan kecemasan. Kecemsan ini tidak selalu berdasarkan atas kenyataan, tetapi dapat juga hanya merupakan imajinasi individu.

Minat Belajar

Pendidikan merupakan suatu sistem yang berdiri dari tiga komponen, yang input (peserta didik

dan guru sebagai pendidik), proses yang dipengaruhi oleh

lingkungan dan instrumen

pengajaran,output/hasil. belajar merupakan suatu perubahan

tingkah laku dimana perubahan tersebut mengarah pada yang lebih baik. Setiap siswa menginginkan mendapatkan prestasi yang baik atau dapat mencapai hasil yang maksimal,

namun untuk mewujudkannya tak semudah yang dibayangkan krena belajar merupakan suatu proses yang panjang dan rumit serta membutuhkan usaha dan energi secara kontinuitas. Permsalahan yang timbul dalam belajar, pada umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan, sekolah, pendidik, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Tetapi yang paling utama adalah faktor internal dari dalam diri siswa itu sendiri, yaitu dorongan kuat yang disertai dengan adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan untuk meningkatkan hasil belajar.

Hal ini kita kenal dengan istilah minat seseorang, diperhatikan secara terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat berpengaruh besar terhadap belajar. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu jika individu itu memiliki beberapa unsur, antara sikap, ketetarikan, kemauan, dorongan, ketekunan, perhatian. Secara psikolgis, minat sangat berpengaruh dalam diri seorang siswa untuk mencapai sesuatu yng diinginkannya dengan adanya yang kuat,maka seseorang akan mempunyai semangat yang kuat pula mewujudkannya suatu kegiatan yang dilaku khan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan.

Dapat dikatakan bhwa dengan terpenuhi minat seseorang akan mendapatkan kesangan dan kepuasan bathin minat seseorang akan mendapatkan kesenngan dan kepusan bathin yang dapat menimbulkan

(7)

motivas.Minat terjadi bila seseorang memiliki penilaian yang tinggi terhadap suatu kegiatan dan telah memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut.

Menurut Bernard dalam Sardiman (2007: 76) menyatakan bahwa minat timbul secara tiba-tiba spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau waktu berkarja. Jadi jelas bebagai pengerti beberapa ahli seperti yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan di pilihnya suatu objek atau kegiatan

yang menguntungkan,

menyenangkan dalam kelamaan akan medatangkan kepuasan dalam diri nya. Minat yang disampaikan disini berbeda dengan minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam diri seseorang. Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder dalam Purwanigrum (1996:14) jenis –jenis minat ada beberapa :1. Minat terhadap alam sekitar. 2. Minat mekanisme. 3. Minat hitung menghitung. 4 Minat terhadap ilmu pengetahuan. 4. Minat seni dan musik. 5. Minat membaca.

Belajar

Proses belajar atau pembelajaran, adalah fokus utama

dalam psikologi pendidikan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Santrock dan Yussen (1994) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif bersifat

permanen karena adanya

pengalaman. Teori belajar menurut psikologi pendidikan antara lai behaviorisme, kongnitif, operan conditionig, kongnitif.

Faktor belajar menurut Randsen (suryabrata, 1948 : 257) belajar di pengaruhi oleh:

a. Adanya sifat yang ingni tahu yang ingin menyelediki dunia yang kebih luas;

b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;

c. Adanya keinginan untuk memperdapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman; d. Adanya keinginan untuk

mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;

e. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar Maslow (suryabrata,1948:258) mengemukakan motif-motif untuk belajar, yaitu:

a. Adanya kebutuhan fisik

b. Adanya kebutuhan akan rasa aman,bebas dari kekhawatiran c. Adanya kebutuhan akan kecintaan

dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain

(8)

d. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat

e. Sesuai dengan sifat untuk

mengemukakan atau

menegtengahkan diri

Syah (1999:132) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada tiga macam, yaitu:

1. Faktor internal siswa Aspek psiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan oto) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dpat mempengaruhi semangat da intetnsitas siswa dalam mengikuti pelajaran.perubahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatf dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga seyogyanya selaku guru yang profesional harusnya bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat.kiat lain adalah dengan menempatkan mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana tanpa harus menyampaikan kekurangan siswa tersebut di depan kelas.jangan sampai mempengaruhi mental anak tersebut.

Faktor Eksternal siswa

a. Lingkungan sosial : keluarga, guru, masyarakat, teman.

b. Lingkungan Non sosial : rumah, sekolah, peralatan, alam

c. Tempat dan Waktu penelitian d. Tempat penelitian di SMP

Asy-Syafi’iyah Internasional Medan, Jln Karya wisata no1 kegiatan di mulai bulan November 2018. 2. METODE

Metode penelitian ini adalah kuatitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ringan diteliti, populasi dibatasi sebagai jumlah siswa paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Dengan demikian variabel dalam penelitian terdapat 2 variabel.

Teknik Pengumpulan Data

Dengan demikian untuk mengetahui hubungan kecemasannya terhadap minat belajar matematika di SMP Asy-Syafii’yah Internasional Medan maka digunakan angket Likert.

Analisis Data

Berdasarkan desain rancangan penelitian maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Person atau Korelasi Spearman dan Kendall’s tau. Analisis data digunakan bantuan perangkat lunak SPSS 21four window.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tingkat kekuatan ( keeratan) hubungan antara variabel kecemasan belajar dengan minat belajar angka korelasi sebesar 0,417 yang berarti bahwa tingkat kekuatan hubungan korelasi antara variabel kecemasan dengan minat belajar adalah 0,417.

(9)

Hasil perhitungan korelasi tersebut bernilai signifikan sebesar 0,005. Mengacukan pada uraian diatas hasil out put maka ada hubungan signifikan dan searah antar variabel kecemasan belajar dengan minat belajar

4. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian pda bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat adanya hubungan kecemasan siswa terhadap minat belajar matematika, atau dengan kata lain minat belajar matematika sama sekali ada hubungan oleh rasa cemas siswa dalam minat belajar matematika dalam menghadapi ujian khususnya dalam mata pelajaran matematika 2. Tidak terdapat hubungan minat

belajar matematika, atau dengan kata lain minat belajar matematika tidak ada hubungan minat belajar matematika yang dimiliki siswa tersebut dalam pembelajaran matematika. Hubungan kecemasan yang terjadi antara minat belajar matematika terhadap kcemasannya negatif 0,417.

3. Secara stimulus, rasa cemas terhadap minat belajar terbukti

memiliki andil untuk

mempengaruhi hubungan

kecemasan siswa terhadap minat belajar matematika.

Saran

Setelah melakukan penelitian, pengelolaan data dan penarikan kesimpulan, maka ada beberapa saran bagi para tenaga pendidik ebagai berikut:

1. Sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa minat belajar matematika sama sekali

ada di pengaruhi oleh rasa cemas yang dialami siswa ketika menghadapi ujian ataupun pada saat pembelajaran berlangsung terdapat atau dapat di jadikan patokan nilai rendah nya hasil belajar terhadap minat belajarnya kurang pada pembelajaran matematika

2. Sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa minat belajar siswa ada hubungan kecemasan dalam minat belajar matematika, maka dapat pula disimpulkan bahwa sikap terhadap minat belajar metematika dirasakan cukup penting untuk ditingkatkan pada diri siswa sehingga minat belajar matematika bisa meningkat DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Keke T. 2008.” Minat dan

Motivasi dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa .”Jurnal Pendidikan Penabur, 7(10): 11-21.

Atikah. ( 2011). Faktor- Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecemasan Orang Tua akan Keselamatan Remaja. Fakultas Psikologi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dinar, Barokah. 2001. Indikator Mint Belajar Siswa. (online ).(http:pedoman

skripsi. Blogspot.com

/2011/07/indikator,

diakseskan tanggal 10 Desember 2016)

Herry. 2015. Pengaruh Minat dan

Motivasi dalam

(10)

Belajar siswa. (online ). (http//rikoyutra. Blogspot. com, diakseskan tanggal 10 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Suplemen Vitamin D

Gambar tersebut menunjukkan bahwa aktivitas enzim dehidrogenase tanah semua komoditas tanaman pada pertanian organik lebih tinggi daripada pertanian

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan model kooperaktif Pada Pembelajaran IImu Pengetahuan

(2009) “ Pendidikan Karakter Kristen Dalam Pembelajaran Sains Pada Topik Pencemaran Lingkungan ” , dalam Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Sains, Revitalisasi

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seseorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan dalam

The ex ante measures do not decline in a way which is consistent with the so-called carry-over effect, whereby knowledge of the quarterly growth rates (or equivalently, levels of

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya partisipasi suami PUS sebagai akseptor KB di Desa