• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 9 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 9 TAHUN"

Copied!
309
0
0

Teks penuh

(1)

i PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 9 TAHUN

2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2014-2018

i

Daftar Isi i

Daftar Tabel ii

Daftar Grafik iii

BAB I PENDAHULUAN I/ 1-13

1.1. Latar Belakang I/ 1-13

1.2. Dasar Hukum Penyusunan I/ 3-13

1.3. Hubungan Antar dokumen I/ 8-13

1.4. Sistematika Penulisan I/ 10-13

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II/ 1-72 2.1. Aspek Geografis dan Demografis II/ 1-72 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat II/ 16-72

2.3. Aspek Pelayanan Umum II/ 35-72

2.4 Aspek Daya Saing Daerah II/ 68-72

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH III/ 1-20 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu III/ 2-20 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III/ 9-20

3.3. Kerangka Pendanaan III/ 15-20

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV/ 1-36

4.1. Permasalahan Pembangunan IV/ 1-36

4.2. Isu-Isu Strategi IV/28-36

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V/ 1-7

5.1. Visi V/ 1-7

5.2 Misi V/ 2-7

5.3. Tujuan dan Sasaran V/ 4-7

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI/ 1-11 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH

VII/ 1-23

7.1. Urusan Wajib VII/ 1-23

7.2. Urusan Pilihan VII/18-23

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

VIII/1-1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH IX/1-14 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X/ 1-2

10.1. Pedoman Transisi X/ 1-2 10.2. Kaidah Pelaksanaan X/ 1-2 LAMPIRAN 1.1 s/d 1.6 1-19 LAMPIRAN 2.1 s/d 2.6 20-48 LAMPIRAN 3.1 s/d 3.6 49-66 LAMPIRAN 4.1 s/d 4.6 68-90

(2)

Tabel 2.1 Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Nganjuk Perkecamatan (Berdasarkan Podes 2008)

II/ 2-72 Tabel 2.2 Statistik Geografis Kabupaten Nganjuk Tahun

2011-2012

II/ 3-72

Tabel 2.3 Jenis Tanah Menurut Kecamatan II/ 5-72

Tabel 2.4 Lokasi dan Banyaknya Hari Hujan Per Kecamatan 2012

II/ 6-72

Tabel 2.5 Luas Lahan Kritis Tahun 2012 II/ 8-72

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Nganjuk II/ 9-72

Tabel 2.7 Jumlah Penyebaran Penduduk per Kecamatan II/ 10-72

Tabel 2.8 Kepadatan penduduk per kecamatan II/ 11-72

Tabel 2.9 Jumlah Pemeluk Agama Kabupate Nganjuk Tahun 2012

II/ 11-72 Tabel 2.10 Penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur

hasil olah Susenas Tahun 2012

II/ 13-72 Tabel 2.11 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Nganjuk Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

II/ 17-72 Tabel 2.12 Kontribusi per sektor Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurt Harga Berlaku Tahun 2000 (Juta Rupiah)

II/ 17-72

Tabel 2.13 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

II/ 18-72

Tabel 2.14 Kontribusi per sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurt Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

II/ 18-72

Tabel 2.15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan Tahun 2000 ( % )

II/ 21-72

Tabel 2.16 Data komponen IPM Tahun 2008 – 2011 II/ 25-72

Tabel 2.17 Tingkat Keberhasilan Bidang Pendidikan Tahun 2008 - 2012

II/ 26-72

Tabel 2.18 Indikator Bidang Kesehatan II/ 27-72

Tabel 2.19 Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2008 – 2012 II/ 27-72

Tabel 2.20 Jumlah realisasi perusahaan berjamsostek dan yan menerapkan K3 TAhun 2009-2012

II/ 28-72 Tabel 2.21 Ketenagakerjaan sampai Tahun 2012 (Pencari Kerj

yang Ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan)

II/ 29-72 Tabel 2.22 Pencari Kerja dan Lowongan Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012

II/30-72 Tabel 2.23 Jumlah Lowongan Baru Yang Terdaftar Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2012

II/31-72

Tabel 2.24 Ketenagakerjaan Tahun 2008-2012 II/33-72

Tabel 2.25 Organisasi Kesenian Menurut jenis Kesenian tahun 2009 - 2012

II/34-72

Tabel 2.26 Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di

Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/36-72 Tabel 2.27 Rata - Rata Nilai UN dan UASB di Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008-2012

(3)

Tabel 2.29 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kab. Nganjuk 2008 - 2012

II/38-72

Tabel 2.30 Jumlah Tenaga Medis Tahun 2012 II/39-72

Tabel 2.31 Prasarana jalan dan jembatan Kondisi Tahun 2008-2012

II/40-72 Tabel 2.32 Jumlah Jembatan di Kabupaten Nganjuk Tahun

2008-2012

II/41-72 Tabel 2.33 Perkembangan Jaringan Irigasi di Kabupaten Nganjuk

Tahun 2009-2013

II/41-72 Tabel 2.34 Prasarana Air Bersih Perpipaan dan Pemugaran

Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/42-72

Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Kabupaten Nganjuk tahun 2008-2012

II/43-72 Tabel 2.36 Ketersediaan Dokumen Perencanaan di Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008-2012

II/44-72 Tabel 2.37 Jumlah Ijin Trayek Yang Dikeluarkan Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008-2012

II/45-72 Tabel 2.38 Perkembangan Transportasi Darat (Trayek Angkutan

Umum) Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/46-72 Tabel 2.39 Peningkatan Pelayanan Prasarana Jalan Untuk

Kelancaran Dan Keselamatan Lalu Lintas Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/46-72

Tabel 2.40 Volume Sampah Yang Tertangani di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012.

II/48-72 Tabel 2.41 Rasio TPS Terhadap Jumlah Penduduk di Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008-2012

II/48-72 Tabel 2.42 Jumlah Aset Tanah Pemda Yang sudah Bersertifikat

Tahun 2008-2012

II/49-72 Tabel 2.43 Kepemilikan KTP dan Akte Kelahiran di Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008-2012.

II/50-72

Tabel 2.44 Persentase Peserta KB Aktif II/51-72

Tabel 2.45 Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Nganjuk di Kabupaten Tahun 2008-2012

II/52-72 Tabel 2.46 Ketenagakerjaan Sampai Tahun 2012 (Jumlah Pencari

Kerja dan Lowongan Kerja)

II/52-72 Tabel 2.47 Jumlah Lowongan Yang Terdaftar Persektor Lapangan

Tahun 2009 -2012

II/53-72 Tabel 2.48 Pencari Pekerjaan Berdasarkan Pendidikan Tahun

2009 -2012

II/53-72 Tabel 2.49 Capaian Kegiatan Pengembangan Kualitas Sumber

Daya Tenaga Kerja

II/54-72 Tabel 2.50 Jumlah Grup Kesenian di Kabupaten Nganjuk tahun

2008-2012

II/56-72 Tabel 2.51 Jumlah Cabang Olah Raga berprestasi di Kabupaten

Nganjuk tahun 2008 - 2012

II/56-72 Tabel 2.52 Data Pegawai yang telah mengikuti diklat di Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008-2012

II/57-72 Tabel 2.53 Ketersediaan Bahan Pangan serta penyaluran Raskin II/58-72

(4)

Tabel 2.54 Jumlah Pengurus yang telah mengikuti Pelatihan BUMDES di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/59-72 Tabel 2.55 Tersediaan Dokumen Statistik di Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008-2012

II/59-72 Tabel 2.56 Pengelolaan Arsip SKPD Kabupaten Nganjuk Tahun

2008-2012

II/60-72

Tabel 2.57 Capaian Kinerja Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/61-72

Tabel 2.58 Jumlah Pengunjung dan Buku Perpustakaan II/62-72

Tabel 2.59 Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan,

Perkebunan, Ternak dan Perikanan di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/63-72

Tabel 2.60 Luas Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsinya 2012 II/ 64-72 Tabel 2.61 Perkembangan Unit Usaha di Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008-2012

II/ 67-72

Tabel 2.62 Perkembangan Usaha Sektor Industri dan

Kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012

II/ 67-72

Tabel 2.63 Jumlah Transmigran Umum yang diberangkatkan di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012.

II/ 68-72 Tabel 2.64 Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008-2012

II/ 69-72 Tabel 2.65 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008-2012

II/ 70-72 Tabel 2.66 Sumber Daya Manusia Kabupaten Nganjuk Tahun

2008-2012

II/ 71-72 Tabel 2.67 Data Ketenagakerjaan Kabupaten Nganjuk Tahun

2008-2012

II/ 72-72 Tabel 3.1 Perkembangan pendapatan Daerah Tahun 2008-2012 III/ 3-20

Tabel 3.2 Tren Perkembangan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 – 2012

III/ 4-20 Tabel 3.3 Komposisi Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 – 2012

III/ 5-20 Tabel 3.4 Perkembangan Belanja Daerah Tahun 2008 - 2012 III/ 7-20 Tabel 3.5 Pembiayaan Daerah Kabupaten Nganjuk tahun

2008-2012

III/ 9-20 Tabel 3.6 Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Nganjuk

Tahun 2014 s.d tahun 2018 III/ 1 6-20 Tabel 3.7 Tabel 8.1 Tabel 8.2 Tabel 8.3 Tabel 8.4 Tabel 8.5

Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 s.d Tahun 2018

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Nganjuk Misi Pertama

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Nganjuk Misi Kedua

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Nganjuk Misi Ketiga

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Nganjuk Misi Keempat

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Nganjuk Misi Kelima

III/ 17-20 VIII/ 1-20 VIII/ 7-20 VIII/11-20 VIII/14-20 VIII/18-20

(5)
(6)

Grafik 2.1 Struktur penduduk Kabupaten Nganjuk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Tahun 2012

II/12-72

Grafik 2.2 Perkembangan kontribusi 4 sektor terbesar PDRB ADHB Kabupaten Nganjuk

II/19-72 Grafik 2.3 Pertumbuhan PDRB ADHB dan ADHK tahun

2008-2012

II/20-72 Grafik 2.4 Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kab.

Nganjuk, Nasional dan Propinsi Jawa Timur Tahun 2008 - 2012

II/22-72

Grafik 2.5 Perbandingan Besar Inflasi Kabupaten Nganjuk dan Propinsi

II/23-72

Grafik 2.6 Perkembangan pendapatan Perkapita

Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 – 2012

II/24-72

Grafik 2.7 Perkembangan Indeks Pembangunan

Manusia Tahun 2008-2012

II/25-72 Grafik 2.8

Grafik 2.9

Jumlah Pengunjung Obyek Wisata 2008-2012 Pendapatan Asli Daerah Dari Obyek Wisata

II/65-72 II/66-72 Grafik 3.1 Tren Perkembangan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 – 2012

III/ 5-20

Grafik 3.2 Tren Perkembangan Belanja Pegawai

dibandingkan dengan total Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 – 2012

(7)

Bab I/1-13 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 disusun sebagai konsekuensi terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Di dalam ketiga peraturan perundang-undangan dimaksud disebutkan bahwa penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) didasarkan pada penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah. Penyusunan RPJMD Kabupaten Nganjuk mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan RPJMD Propinsi yang di dalamnya memuat sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan pokok pembangunan daerah kurun waktu lima tahun mendatang.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, lebih mengutamakan pelaksanaan desentralisasi yang memberikan keleluasaan dan sebagian besar kewenangan kepada daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Keleluasaan tersebut adalah dalam hal kewenangan untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Oleh karena itu, dalam implementasinya pelaksanaan otonomi daerah tersebut harus terencana dan sinergis dengan perencanaan pemerintahan yang lebih tinggi dengan tidak menghilangkan nilai kekhasan dari setiap daerah.

(8)

Bab I/2-13

Dalam rangka menjamin adanya konsistensi dan sinkronisasi dengan dokumen perencanaan pembangunan yang lebih tinggi, penyusunan RPJMD memperhatikan amanat Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional Tahun 2010-2014 dengan tetap mendasarkan pada kondisi dan potensi daerah serta aspirasi yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian akan terjalin keterkaitan (benang merah) dengan dokumen perencanaan pembangunan yang lebih tinggi dan terdapat kesesuaian dengan kondisi dan potensi daerah serta aspirasi masyarakat, yang selanjutnya akan mempermudah pengembangan “sharing” pembiayaan dengan pemerintah pusat.

RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 ini akan digunakan sebagai pedoman dan landasan dalam menetapkan skala prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD. Penentuan periode 2014 - 2018 dalam RPJMD Kabupaten Nganjuk didasarkan pada masa kerja Bupati Nganjuk masa bakti Tahun 2013-2018 dengan alasan RPJMD ini merupakan tolak ukur kinerja Kepala Daerah.

RPJMD disusun berdasarkan pedoman sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut disebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. oleh karena itu RPJMD sebagai bagian dari sistem perencanaan tersebut, dalam proses penyusunannya harus melibatkan seluruh unsur pemangku kepentingan di Kabupaten Nganjuk. RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 akan berisi Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Program Daerah berikut dengan pendanaan indikatif. RPJMD tersebut merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

Untuk menjamin pelaksanaan RPJMD secara baik maka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan

(9)

Bab I/3-13

prasyarat bagi setiap penyelenggara pemerintahan Daerah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita - cita bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penerapan dan pengembangan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata. Sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, bersih dan bertanggung jawab (akuntabel). Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Nganjuk disusun atas dasar:

a) Landasaan Idiil : Pancasila

b) Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.

c) Landasan Operasional :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(10)

Bab I/4-13

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunn Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

(11)

Bab I/5-13

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

12. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846);

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2011 nomor 82, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah(lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 74 , tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4405) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2006 nomor 96, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4663) ;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 19 tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4693) ;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah ; Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

(12)

Bab I/6-13

19. Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, tambahan Lembaran Negara Nomor 4815); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, tambahan Lembaran Negara Nomor4817);

21. Peraturan Presiden RI nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014 ;

22. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan ;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 2011 ; 24. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dan Menteri Keuangan nomor : 28 tahun 2010; nomor : 0199/m ppn/04/2010 ; nomor : pmk 95/pmk 07/2010 Tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 01 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2025 ;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2014 ;

(13)

Bab I/7-13

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 05 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 14 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Nganjuk Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 Nomor 19 Seri E);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Madiun Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Madiun Tahun 2008 Nomor 08 Seri E);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 Nomor 06 Seri E);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri Tahun 2011-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Kediri Tahun 2010 Nomor 11 Seri E);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 Nomor 08 Seri E);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2008 Nomor 04 Seri E);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 02 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nganjuk 2010 - 2030(Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2011 Nomor 05 Seri E);

(14)

Bab I/8-13

36. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 02 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan RPJPD, RPJMD, Rencana Strategis SKPD, RKPD dan Rencana Kerja SKPD(Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2012 Nomor 02 Seri E);

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.3.1. Hubungan RPJMD dengan RPJMN

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD harus mengacu dan selaras dengan RPJP dan RPJM Nasional karena keberhasilan pembangunan di daerah seperti yang direncanakan akan menjadi bagian dari keberhasilan pembangunan nasional.

Rencana Pembangunan Nasional dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014) yang tertuang dalam RPJM Nasional menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam merancang pembangunan di daerah sesuai kondisi daerah. Substansi tujuan pembangunan nasional lima tahunan untuk kesejahteraan rakyat menjadi inti dari rencana pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 yang selanjutnya dirinci dalam rencana tahunan dalam RKPD.

1.3.2. Hubungan RPJMD dengan RPJPD

RPJMD Tahun 2014-2018 merupakan RPJMD Ketiga dari tahapan pelaksanaan RPJPD Tahun 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah periode Tahun 2014-2018, juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Tahun 2005-2025.

1.3.3. Hubungan RPJMD dan RTRW

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan struktur dan pola penataan ruang yang sesuai dengan RTRW Kabupaten Nganjuk sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Nganjuk.

(15)

Bab I/9-13

1.3.4. Hubungan RPJMD dengan Renstra SKPD

RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD yang berwawasan 5 (lima) tahunan. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nganjuk.

1.3.5. Hubungan RPJMD dengan RKPD

Pelaksanaan RPJMD Tahun 2014-2018 setiap tahun dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD menjadi acuan dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten. Selanjutnya SKPD dengan berpedoman pada Renstra SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan berupa Rencana Kerja (Renja) SKPD. Gambaran tentang hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem perencanaan pembangunan dan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.

(16)

Bab I/10-13 Gambar 1.1.

Hubungan RPJMD Kabupaten Nganjuk Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Nganjuk disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN,

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Penulisan 1.5. Maksud dan Tujuan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.

2.1. Aspek Geografis dan Demografis 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum

(17)

Bab I/11-13

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2. Kerangka Pendanaan.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 1.1. Permasalahan Pembangunan 1.2. Isu Strategi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. 5.1 V i s i

1.1. M i s i

1.2. Tujuan dan Sasaran

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi

6.2. Arah Kebijakan

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH.

7.1 Kebijakan Umum

7.2 Program Pembangunan

BAB VIII

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 9.1. Pedoman Transisi ;

9.2. Kaidah Pelaksanaan ; LAMPIRAN: 1. Matrik RPJMD

2. Matrik Sasaran dan Target Kinerja RPJMD 3. Rincian Pagu Anggaran Indikatif per Urusan 4. Rincian Pagu Anggaran Belanja Indikatif

(18)

Bab I/12-13

1.5. Maksud dan Tujuan

1.5.1 MAKSUD

RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 ini disusun dengan maksud sebagai berikut :

1. Sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dengan tetap memperhatikan RPJPD Kabupaten Nganjuk, RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJM Nasional ;

2. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan dan strategi pembangunan daerah dalam kurun waktu 2014-2018 serta dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan jangka panjang dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama lima tahun yang akan datang, sehingga secara bertahap dapat mewujudkan cita - cita masyarakat Kabupaten Nganjuk ;

3. Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Nganjuk serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan ;

4. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan ;

5. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan pemangku kepentingan pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun dalam rangka pencapaian visi dan misi kepala daerah.

1.5.2 TUJUAN

RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 ini disusun dengan tujuan :

1. Tersedianya dokumen RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 yang menjadi pedoman dalam penyusunan rencana

(19)

Bab I/13-13

strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta sebagai indikator evaluasi kinerja lima tahunan pemerintah daerah ;

2. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan melalui penyusunan rencana kerja dalam rangka mengisi kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang bersifat indikatif ;

3. Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah ;

4. Menjamin keterkaitan serta konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan ;

5. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha ;

6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif berkeadilan dan berkelanjutan ;

7. Menjaga kesinambungan pembangunan yang dilaksanakan secara tahunan.

(20)

Bab II/1-72 BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografis dan Demografis Kabupaten Nganjuk

2.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat dari wilayah Provinsi Jawa Timur pada koordinat 111° 50’ – 112° 13’ Bujur Timur dan 7° 20’ – 7° 50’ Lintang Selatan dengan luas wilayah seluas 122.433,1 ha dengan batas-batas wilayah administrasi :

• Sebelah utara : Kabupaten Bojonegoro,

• Sebelah selatan : Kabupaten Kediri dan Tulungagung.

• Sebelah timur : Kabupaten Jombang dan Kediri.

• Sebelah barat : Kabupaten Ponorogo dan Madiun.

Secara geografis, wilayah Kabupaten Nganjuk tersebar ke dalam 3 wilayah dataran yaitu 91.144,5 ha (74,44%) terletak di dataran rendah, 25.267,4 ha (20,64%) di dataran sedang dan 6.021,2 ha (4,92%) merupakan dataran tinggi. Wilayah tersebut tersebar dari selatan yaitu Gunung Wilis bagian utara hingga kaki gunung Kendeng bagian selatan. Wilayah Kecamatan di kaki Gunung Wilis diantaranya Kecamatan Ngetos, Sawahan, Wilangan, Sebagian Kecamatan Loceret dan Pace Sedangkan di bagian utara yaitu kaki Gunung Kendeng adalah Kecamatan Ngluyu.

Secara rinci luas wilayah Kabupaten Nganjuk perkecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

(21)

Bab II/2-72 Tabel : 2.1

Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Nganjuk Perkecamatan (Berdasarkan Podes 2008) Kecamatan Tinggi dari Permukaan Laut Jenis Tanah Sawah (Ha ) Kering (Ha) Hutan *) (Ha) Jumlah Total (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sawahan 2. Ngetos 3. Berbek 4. Loceret 5. P a c e 6. Tanjunganom 7. Prambon 8. Ngronggot 9. Kertosono 10. Patianrowo 11. Baron 12. Gondang 13. Sukomoro 14. Nganjuk 15. Bagor 16. Wilangan 17. Rejoso 18. Ngluyu 19. Lengkong 20. Jatikalen 750**) 500**) 85 63 60 47 56 45 40 46**) 46**) 60 54**) 56 70 103 62 155 40 52 1 117.0 1 586.0 2 005.9 2 766.5 2 794.7 4 028.8 2 442.2 1 979.2 1 194.6 1 929.5 2 115.3 3 544.4 2 742.1 1 194.4 2 355.4 1 132.5 4 310.6 1 036.5 1 604.8 1 106.0 2 554.9 1 822.8 1 173.6 1 968.9 1 884.4 3 055.4 1 673.6 3 319.3 1 072.9 1 629.8 1 564.9 2 176.2 796.7 1 064.2 1 155.6 598.5 1 489.2 929.1 1 156.2 1 353.5 7 916.7 2 612.4 1 650.2 2 134.1 166.6 0 0 0 0 0 0 3 873.7 0 0 1 604.3 3 332.9 9 366.5 6 649.3 5 956.3 1 744.0 11 588.6 6 021.2 4 830.0 6 869.2 4 845.7 7 084.2 4 115.8 5 298.5 2 267.5 3 559.3 3 680.2 9 594.3 3 538.8 2 258.6 5 115.3 5 063.9 15 166.3 8 614.9 8 717.3 4 203.5 Jumlah / Total 42 986.4 32 439.7 47 007.0 122 433.1

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013 **) sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka 2002

(22)

Bab II/3-72

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Nganjuk

Tabel 2.2.

Statistik Geografis Kabupaten Nganjuk Tahun 2011-2012

Uraian Satuan 2011 2012

Luas

Tinggi dari Permukaan Air Laut Curah Hujan Tertinggi

Hari Hujan Terlama Desa di Pegunungan

Desa/kel di Dataran Rendah

Km2 M MM Hari Desa Desa/kel 1224,33 39-2300 3669 182 41 243 1 224,33 39-2300 2264 115 41 243 Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013

2. Topografi dan Geologi

Topografi Kabupaten Nganjuk meliputi, sebelah barat daya merupakan daerah pegunungan (Gunung Wilis) dengan ketinggian 1.000 sampai dengan 2.300 m DPL, potensial untuk tanaman perkebunan dan

(23)

Bab II/4-72

holtikultura. Bagian tengah merupakan dataran rendah dengan ketinggian 39-140 m DPL, merupakan daerah pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Bagian utara merupakan daerah pegunungan (Pegunungan Kendeng) dengan ketinggian 60-300 m DPL, yang merupakan daerah hutan jati, lahan potensial untuk tanaman tembakau dan bahan galian kapur.

Sebagian besar kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 46 meter sampai dengan 95 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat) kecamatan berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian 150 meter sampai 750 meter di atas permukaan laut. Daerah tertinggi terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan.

Bila di lihat dari tipe sebaran tanah yang ada, maka wilayah Kabupaten Nganjuk terbagi ke dalam 3 asal jenis tanah berdasarkan pembentukannya, yaitu berasal dari Jenis tanah yang pembentukannya berasal dari material gunung berapi seperti tanah andosol, latosol, grumosol dan regosol tersebar hampir di seluruh kecamatan-kecamatan, jenis tanah yang berasal dari endapan aliran sungai yang sering disebut dengan tanah alluvial di dataran rendah dan tanah yang berasal dari pelapukan bebatuan besar dengan jenis tanah litosol. Wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah Rejoso dan Ngluyu.

(24)

Bab II/5-72 Tabel : 2.3

Jenis Tanah Menurut Kecamatan

Kecamatan Sub Regencies Jenis Tanah Soil’s Type (1) (2) 1. Sawahan 2. Ngetos 3. Berbek 4. Loceret 5. P a c e 6. Tanjunganom 7. Prambon 8. Ngronggot 9. Kertosono 10. Patianrowo 11. Baron 12. Gondang 13. Sukomoro 14. Nganjuk 15. Bagor 16. Wilangan 17. Rejoso 18. Ngluyu 19. Lengkong 20. Jatikalen Andosol, Latosol Andosol, Latosol Latosol, Gromosol

Andosol, Latosol, Gromosol, Aluvial Latosol, Gromosol, Aluvial

Gromosol, Aluvial Aluvial Aluvial Aluvial Aluvial, Regosol Aluvial Aluvial, Regosol Aluvial, Regosol Gromosol, Aluvial, Regosol

Gromosol, Regosol Latosol, Gromosol, Regosol

Latosol, Regosol, Litosol Latosol, Regosol, Litosol

Regosol Aluvial, Regosol Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013 3. Hidrologi dan Klimatologi

Secara umum, curah hujan di Kabupaten Nganjuk dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Timur tidak terlalu jauh berbeda. Kabupaten Nganjuk pada bulan Juni sampai dengan September/Oktober terjadi musim kemarau dan pada bulan Nopember/Desember sampai bulan Mei mengalami musim penghujan. Pada bulan-bulan tertentu pada musim kemarau yaitu bulan Juli - September berhembus angin kencang dari Gunung Wilis menuju kota Nganjuk, karena itu pula kota Nganjuk dikenal dengan sebutan kota angin.

(25)

Bab II/6-72 Tabel : 2.4

Lokasi dan Banyaknya Hari Hujan Per Kecamatan 2012

Kecamatan Banyaknya Curah Hujan (Number of Rain Fall) (MM) Dpl 2009 2010 2011 2012 1. Sawahan 2. Ngetos 3. Berbek 4. Loceret 5. P a c e 6. Tanjunganom 7. Prambon 8. Ngronggot 9. Kertosono 10. Patianrowo 11. Baron 12. Gondang 13. Sukomoro 14. Nganjuk 15. Bagor 16. Wilangan 17. Rejoso 18. Ngluyu 19. Lengkong 20. Jatikalen 750*) 500*) 85 63 60 47 56 45 40 46*) 46*) 60 54*) 56 100 123 62 155 40 39 1413 1805 1459 1182 1470 1636 1501 1639 2099 - - 1025 - 1091 1223 1081 1674 1837 1492 1821 3 669 3 563 2 772 2 180 2 846 2 752 2 643 2 522 2 702 - - 3 008 - 2 656 2 273 2 388 2 586 780 2 621 2 078 2421 2056 1569 1419 1666 1866 1490 1299 1609 - - 2114 - 1508 928 1240 1869 709 1678 1856 1868 1946 2256 2264 2183 1352 1373 1087 963 - - 1215 - 1687 - 1323 1430 1500 1223 1600

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013 *)Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka 2002

S**umber : Dinas PU Pengairan

4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan. Luas wilayah administrasi Kabupaten Nganjuk adalah 122.433,1 ha yang terbagi menjadi 20 kecamatan dan 264 desa 20 kelurahan. Tata guna tanah awal tahun 2012 wilayah Kabupaten Nganjuk meliputi daerah kering 32 439.7 ha meliputi pemukiman seluas 15.344 ha (12,53%), tegal seluas 14.432 ha (11,79%); perkebunan seluas 260 ha (0,21%); lahan sawah seluas 43.000 ha (35,2%); hutan seluas 47.007 ha (38,39%); dan lainnya seluas 2.395 ha (1,96%). Penggunaan lahan di Kabupaten Nganjuk dapat diklasifikasikan menjadi kampung/permukiman, kebun campur, sawah, tegalan, hutan, tanah

(26)

Bab II/7-72

tandus, dan lain-lain penggunaan lahan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir penggunaan lahan tersebut mengalami perubahan. Perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan terjadi pada jenis tanah sawah. Alih fungsi lahan sawah tidak hanya pada daerah sub urban, akan tetapi telah masuk ke daerah pedesaan. Jika ditinjau dari aspek pertanian, meskipun terjadi perubahan penggunaan lahan sawah namun luas lahan pertanian yang ada masih mampu untuk mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Namun demikian alih fungsi lahan tersebut harus dikendalikan secara ketat agar tidak mengancam potensi pertanian dan ketersediaan bahan pangan.

Selain itu wilayah Kabupaten Nganjuk yang berupa Hutan merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah penyimpan air dan daerah penyangga untuk keseimbangan alam. Disamping itu hutan juga dapat dieksploitasi sehingga memberi manfaat ekonomi, sebagai hutan produksi.

Luas lahan kritis tahun 2012 sebesar 7.670 ha. Lahan kritis tersebut dikelompokkan dalam empat tingkat kekritisan, yaitu potensial kritis, agak kritis, kritis dan sangat kritis.

Lahan kritis di Kabupaten Nganjuk tahun 2012 tersebar di 12 kecamatan, terdiri dari lahan berpotensi kritis seluas 152 ha, lahan agak kritis seluas 1.281 ha, lahan kritis seluas 5.572 ha dan berkriteria sangat kritis seluas 665 ha.

Lahan kritis terluas berada di Kecamatan Sawahan dengan luas 1.314 ha yang berada pada ketinggian rata-rata 750 m DPL. Luas lahan kritis di Kecamatan Ngetos mencapai 926 ha yang berada pada ketinggian rata-rata 550 m DPL dan di Kecamatan lain hanya pada rentang 200-400 ha dengan rata-rata 60 m DPL. Dibandingkan dengan data tahun 2010, terjadi penurunan lahan kritis yang cukup signifikan yaitu dari 9105 ha menjadi 7670 ha. Hal ini menunjukkan lahan kritis sudah dapat difungsikan menjadi lahan yang potensial untuk lebih produktif dengan usaha diversifikasi lahan.

(27)

Bab II/8-72 Tabel 2.5

Luas Lahan Kritis Tahun 2012

Kecamatan Jumlah Total Critical Land (Ha)

Tingkat Kekritisan (Ha) Sangat Kritis (Ha) Agak Kritis (Ha) Kritis (Ha) Potensial Kritis (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sawahan 2. Ngetos 3. Berbek 4. Loceret 5. P a c e 6. Tanjunganom 7. Prambon 8. Ngronggot 9. Kertosono 10. Patianrowo 11. Baron 12. Gondang 13. Sukomoro 14. Nganjuk 15. Bagor 16. Wilangan 17. Rejoso 18. Ngluyu 19. Lengkong 20. Jatikalen 2536 1335 382 554 598 - - - - - - 265 - - 240 195 285 485 375 420 152 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 814 324 - 143 - - - - - - - - - - - - - - - - 1314 926 328 351 528 - - - - - - 125 - - 240 195 285 485 375 420 256 85 54 60 70 - - - - - - 140 - - - - - - - - Jumlah 2012 7670 152 1281 5572 665 Jumlah 2011 9105 920 6552 1481 152 Jumlah 2010 9195 920 6642 1481 152

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2010-2012

Berdasarkan analisis pemanfaatan lahan di atas, nampak bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Nganjuk adalah Hutan yaitu sebesar 38,39 persen, kemudian sawah sebesar 35,12 persen dan juga tegal sebesar 11,79 persen. Meskipun tidak mendominasi pada seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk, tetapi pemanfaatan sebagai sawah mendominasi 11 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Nganjuk.

(28)

Bab II/9-72

Wilayah kecamatan yang didominasi pemanfaatan lahannya oleh hutan ada 8 wilayah kecamatan, dan satu-satu kecamatan yang didominasi penggunaan lahan kering adalah Kecamatan Ngronggot.

Pemanfaatan hutan yang mencapai 38,39 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Nganjuk ini sebagian besar merupakan hutan produksi yaitu mencapai 97,40 persen dan sisanya sebesar 2,60 persen merupakan hutan lindung. Maka dengan analisis pemanfaatan lahan di Kabupaten Nganjuk sebagaimana diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pemanfaatan lahan Kabupaten Nganjuk memiliki core competance (unggulan) daerah sebagai daerah Pertanian dalam arti luas.

2.1.2. Demografi 1. Penduduk;

Penduduk Kabupaten Nganjuk pada tahun 2012 sebesar 1,025,513 jiwa, dengan perincian 508,456 jiwa penduduk laki - laki dan 516,946 jiwa penduduk perempuan. Dalam lima tahun terakhir ini, jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk bertambah terus, dari 1,000,132 jiwa pada tahun 2008 menjadi 1,025,513 pada tahun 2012, yang berarti pertumbuhan Penduduk selama 5 tahun rata-rata sebesar 0.56 persen (lihat tabel 2.6).

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Kabupaten Nganjuk

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk

Tingkat Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 2008 501.688 498.444 1.000.132 0,27% 817 2009 496.351 506.179 1.002.530 0,24% 819 2010 505.265 511.128 1.017.030 1,45% 831 2011 508.923 513.829 1.022.752 0,56% 835 2012 508.567 516.946 1.025.513 0,27% 837

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013

Dilihat dari data sebaran penduduk di 20 Kecamatan menunjukkan bahwa secara jumlah maka penduduk terbesar berada di Kecamatan

(29)

Bab II/10-72

Tanjunganom, Ngronggot dan Prambon, sedangkan yang terkecil dimiliki kecamatan Ngluyu, Jatikalen dan Wilangan. Bila dilihat dari kepadatan penduduk yang ada maka Kecamatan Nganjuk sebagai pusat kecamatan kota menjadi kecamatan terpadat, disusul Kecamatan Kertosono dan Prambon.

Tabel 2.7

Jumlah Penyebaran Penduduk per Kecamatan

Kecamatan Luas

wilayah (km2)

Jumlah penduduk tahun

2010 2011 2012 1. Sawahan 11 588.6 36.015 36.218 36.315 2. Ngetos 6 021.2 34.112 34.304 34.396 3. Berbek 4 830.0 53.732 54.035 54.179 4. Loceret 6 869.2 68.909 69.296 69.484 5. P a c e 4 845.7 58.983 59.314 59.476 6. Tanjunganom 7 084.2 108.631 109.242 109.538 7. Prambon 4 115.8 68.524 68.909 69.095 8. Ngronggot 5 298.5 75.084 75.507 75.708 9. Kertosono 2 267.5 52.405 52.700 52.843 10. Patianrowo 3 559.3 40.890 41.120 41.231 11. Baron 3 680.2 48.069 48.340 48.469 12. Gondang 9 594.3 50.027 50.309 50.444 13. Sukomoro 3 538.8 41.566 41.800 41.912 14. Nganjuk 2 258.6 65.917 66.287 66.470 15. Bagor 5 115.3 56.753 57.072 57.227 16. Wilangan 5 063.9 26.910 27.061 27.135 17. Rejoso 15 166.3 66.167 66.539 66.720 18. Ngluyu 8 614.9 13.688 13.765 13.801 19. Lengkong 8 717.3 31.212 31.388 31.472 20. Jatikalen 4 203.5 19.436 19.546 19.598 Jumlah 122 433,1 1.017.030 1.022.752 1.025.513 Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2013

Data kepadatan penduduk dapat dilihat di tabel 2.8 yang menerangkan kepadatan seluruh wilayah Kecamatan di Nganjuk.

(30)

Bab II/11-72 Tabel 2.8

Kepadatan penduduk per kecamatan

Kecamatan Luas

wilayah

Jumlah penduduk per wilayah tahun 2010 2011 2012 1. Sawahan 11 588.6 311 313 313 2. Ngetos 6 021.2 567 570 571 3. Berbek 4 830.0 1.112 1.119 1122 4. Loceret 6 869.2 1.003 1.009 1012 5. P a c e 4 845.7 1.217 1.224 1227 6. Tanjunganom 7 084.2 1.533 1.542 1546 7. Prambon 4 115.8 1.665 1.674 1679 8. Ngronggot 5 298.5 1.417 1.425 1429 9. Kertosono 2 267.5 2.311 2.324 2330 10. Patianrowo 3 559.3 1.149 1.155 1158 11. Baron 3 680.2 1.306 1.314 1317 12. Gondang 9 594.3 521 524 526 13. Sukomoro 3 538.8 1.175 1.181 1184 14. Nganjuk 2 258.6 2.918 2.935 2943 15. Bagor 5 115.3 1.109 1.116 1119 16. Wilangan 5 063.9 531 534 536 17. Rejoso 15 166.3 436 439 437 18. Ngluyu 8 614.9 159 160 160 19. Lengkong 8 717.3 358 360 361 20. Jatikalen 4 203.5 462 465 466 Jumlah 122 433,1 831 835 837

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka tahun 2013

Dari sisi keagamaan, penduduk di Kabupaten Nganjuk mayoritas (99,14%) memeluk agama Islam. Penduduk beragama Kristen Katolik sebesar 0,55%, beragama Kristen Protestan 0,204%, Beragama Hindu 0,039% dan Lain-lain kepercayaan sebesar 0,063%.

Tabel 2.9

Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Nganjuk Tahun 2012

Pemeluk Agama (jiwa) 2012 %

1. Islam 1.017.190 99,14

2. Katholik 5.786 0,554

3. Protestan 2.125 0,204

(31)

Bab II/12-72

Pemeluk Agama (jiwa) 2012 %

5. Budha 356 0,034

6. Khong Hu Cu 10 0,001

7. Lain-lain 655 0,063

Jumlah 1.025.513 100,00

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka tahun 2013

Hasil Sensus Penduduk tahun 2012 menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Kabupaten Nganjuk didominasi oleh penduduk muda dan dewasa. Namun demikian komposisi penduduk anak-anak dibawah 14 tahun masih cukup tinggi yaitu 24.62 persen. Sedangkan penduduk pada kelompok umur 20–24 tahun mengalami penurunan, hal ini bisa dijelaskan karena sebagian penduduk pada kelompok umur tersebut tinggal diluar wilayah Kabupaten Nganjuk baik untuk bekerja maupun melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.

Grafik 2.1

Grafik Struktur Penduduk Kabupaten Nganjuk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

(32)

Bab II/13-72 Tabel 2.10

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Hasil Olah Susenas Tahun 2012

Jenis Pekerjaan dan Pendidikan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kabupaten Nganjuk Tahun 2011, persentase jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Nganjuk adalah sebagai beikut : pertanian sebesar 51,73%, pertambangan dan penggalian 1,54%, industri sebesar 8,14%, listrik gas dan air minum 0,07%, konstruksi 4,52%, perdagangan, rumah tangga dan jasa akomodasi sebesar 20,98%, transportasi, pergudangan dan komunikasi 2,49%, lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 0,57%, jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan 9,95%.

(33)

Bab II/14-72

Berdasarkan hasil survei susenas Tahun 2012 pendidikan sebagian besar penduduk Kabupaten Nganjuk 33,46% berijasah SD/SDLB/MI, berijasah SMP/MPLB ada 19,05%, berijasah SMU/SMULB ada 11,24%, dan ijasah SMK ada 6,54%, Penduduk yang berijasah Perguruan Tinggi (D.1 samapai S.3) hanya 5,32%. Sementara 24,39% penduduk tidak memiliki ijasah.

2.1.3. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Nganjuk dikenal sebagai daerah yang mengandalkan sektor pertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal persawahan ini mencapai 19.9 persen dari luas wilayah, belum termasuk untuk sektor perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan. Sehingga kawasan strategis di wilayah kabupaten ditentukan berdasarkan sudut kepentingan yang meliputi : a. pertumbuhan ekonomi;

b. sosial dan budaya;

c. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan

a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi meliputi :

− kawasan strategis agropolitan lingkar wilis ditetapkan di kawasan Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos dan kawasan Loceret;

− Kawasan strategis perbatasan Jombang-Nganjuk-Kediri;

− Kawasan jalur jalan Jembatan Kelutan (Nganjuk)-Papar (Kediri);

− kawasan agropolitan Sukomoro dan sekitarnya;dan

− kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri.

b. Kawasan strategis dari sudut sosial budaya di wilayah kabupaten, meliputi :

− Candi Lor di Desa Candirejo Kecamatan Loceret;

− Candi Ngetos di Desa Ngetos Kecamatan Ngetos;

− Masjid Al Mubarok dan Makam Kanjeng Jimat berada di Desa Kacangan Kecamatan Berbek;

− Makam Syekh Suluki berada di Desa Wilangan Kecamatan Wilangan;

(34)

Bab II/15-72

− Monumen Jenderal Sudirman berada di Desa Bajulan Kecamatan Loceret;

− Monumen dan Museum Dr. Sutomo berada di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret;

− Museum Anjuk Ladang berada di Kota Nganjuk;

− Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis berada di Desa Bajulan Kecamatan Loceret.

c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan sub DAS Widas, kawasan rawan bencana alam dan bencana gunung berapi berada di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos, Kecamatan Loceret dan sebagian di Kecamatan Rejoso.

2.1.4. Wilayah Rawan Bencana

Dengan kondisi topografis Kabupaten Nganjuk yang sepanjang sisi selatannya berada di lereng gunung wilis, serta di sisi utara merupakan pegunungan kendeng serta dilalui oleh sungai Brantas dan Widas. Hal tersebut merupakan potensi yang sangat menjanjikan namun juga memiliki potensi bencana alam yang cukup beragam, antara lain :

a. Kawasan rawan longsor dan gerakan tanah, meliputi kawasan Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos dan Kecamatan Loceret;

b. Kawasan rawan banjir, meliputi wilayah Kecamatan Prambon, Kecamatan Kertosono, Kecamatan Patianrowo, Kecamatan Tanjunganom, Kecamatan Pace, Kecamatan Nganjuk, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Gondang, Kecamatan Sukomoro dan Kecamatan Jatikalen.

(35)

Bab II/16-72

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kebijakan otonomi daerah memberikan tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki di daerah untuk tujuan otonomi daerah dimaksud yaitu meliputi:

(i) peningkatan kesejahteraan masyarakat,

(ii) peningkatan pelayanan umum (public service), dan (iii) peningkatan daya saing daerah.

Dalam rangka melaksanakan tanggungjawab itu Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya, baik urusan yang bersifat wajib maupun urusan pilihan. Pemerintah daerah memiliki local discretion (keleluasaan bertindak) yang lebih besar

untuk menyusun kebijakan daerah guna memberikan pelayanan,

meningkatkan peran serta, prakarsa dan memberdayakan masyarakat agar tujuan peningkatan kesejahteraan dapat diwujudkan.

Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan di daerah dapat diukur antara lain dengan dua indikator penting, yaitu:

(i) Indikator Makro Ekonomi Regional, yang antara lain meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun tertentu, laju pertumbuhan ekonomi, tingkat perkembangan harga (inflasi), tingkat pendapatan perkapita (PDRB Perkapita), tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat ketimpangan pendapatan dan lain sebagainya;

(ii) Indikator Makro Sosial Regional, antara lain berupa indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), tingkat pendidikan, derajat kesehatan masyarakat dan kemampuan daya beli masyarakat.

(36)

Bab II/17-72

Secara makro ekonomi dapat dilihat dari: 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang diproduksi di wilayah Kabupaten Nganjuk dalam waktu satu tahun. Apabila ditinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah dari semua pendapatan yang timbul karena ikut sertanya faktor-faktor produksi dalam proses produksi. Selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2009 - 2013.

Tabel 2.11

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

No. Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8)

1 PERTANIAN 3.019.270,77 3.240.671,61 3.426.703,13 3.633.471,76 3.908.566,83 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 121.731,74 131.734,64 137.221,88 157.835,62 183.023,90 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 729.429,66 814.551,33 903.121,48 999.809,59 1.115.851,27 4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 54.731,43 61.673,62 68.480,86 74.843,89 82.406,39 5 BANGUNAN 44.465,47 51.312,30 62.854,89 72.304,16 84.705,95 6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2.831.366,13 3.228.752,05 3.834.570,59 4.476.572,43 5.255.795,72 7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 197.584,93 216.470,88 243.287,27 266.812,86 294.506,11 8 KEUANGAN 324.894,11 362.633,20 411.130,33 463.023,64 523.582,40 9 JASA-JASA 1.536.789,17 1.725.765,46 1.914.628,07 2.160.779,51 2.440.362,22 JUMLAH PDRB 8.860.263,41 9.833.565,09 11.001.998,50 12.305.453,46 13.888.800,78

Sumber : PDRB Kabupaten Nganjuk, 2013.

Tabel 2.12

Kontribusi per sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Berlaku Tahun 2000

No Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 34,08% 32,96% 31,15% 29,53% 28,14%

2 Pertambangan dan Penggalian 1,37% 1,34% 1,25% 1,28% 1,32%

3 Insdustri Pengolahan 8,23% 8,28% 8,21% 8,12% 8,03%

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,62% 0,63% 0,62% 0,61% 0,59%

5 Bangunan 0,50% 0,52% 0,57% 0,59% 0,61%

6 Perdagangan, Hotel dan

(37)

Bab II/18-72

No Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

7 Angkutan dan Komunikasi 2,23% 2,20% 2,21% 2,17% 2,12%

8 Keuangan 3,67% 3,69% 3,74% 3,76% 3,77%

9 Jasa-Jasa 17,34% 17,55% 17,40% 17,56% 17,57%

Sumber : PDRB Kabupaten Nganjuk, 2013.

Tahun 2010 merupakan tahun penting dari perkembangan PDRB khususnya dan perekonomian Kabupaten Nganjuk pada umumnya. Pada tahun 2010, pertama kali selama kurun waktu 2008- 2010 sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki nilai paling tinggi, bahkan melebihi sektor Pertanian yang selama bertahun-tahun mulai 2008 sampai dengan 2010 mendominasi angka PDRB ADHB Kabupaten Nganjuk.

Tabel 2.13

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

No. Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8)

1 PERTANIAN 1.757.633,74 1.815.295,30 1.849.841,35 1.905.687,79 1.964.770,03 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 63.348,15 64.139,82 66.202,56 71.882,08 782.07,55 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 399.322,51 416.521,00 436.272,23 459.160,03 486.968,90 4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 24.432,53 26.918,05 28.549,06 30.061,00 31.731,10 5 BANGUNAN 27.121,12 28.722,98 32.087,64 34.210,50 36.587,70 6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1.364.090,44 1.495.327,09 1.665.360,42 1.824.249,77 2.010.092,87 7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 97.380,43 102.310,41 109.103,86 114.470,48 123.728,45 8 KEUANGAN 179.950,99 187.420,62 197.954,10 215.304,45 234.992,74 9 JASA-JASA 783.047,59 842.665,31 906.423,57 976.738,66 1.040.972,89 JUMLAH PDRB 4.696.327,50 4.979.320,58 5.291.794,79 5.631.764,76 6.008.052,22

Sumber : PDRB Kabupaten Nganjuk 2013.

Tabel 2.14

Kontribusi per sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan Tahun 2000

No. Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

1 PERTANIAN 37,43% 36,46% 34,96% 33,84% 32,70%

2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN 1,35% 1,29% 1,25% 1,28% 1,30%

(38)

Bab II/19-72

No. Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,52% 0,54% 0,54% 0,53% 0,53%

5 BANGUNAN 0,58% 0,58% 0,61% 0,61% 0,61%

6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORANT 29,05% 30,03% 31,47% 32,39% 33,46%

7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 2,07% 2,05% 2,06% 2,03% 2,06%

8 KEUANGAN 3,83% 3,76% 3,74% 3,82% 3,91%

9 JASA-JASA 16,67% 16,92% 17,13% 17,34% 17,33%

Sumber : PDRB Kabupaten Nganjuk, 2013.

Sektor dominan pada PDRB ADHK tahun 2000 adalah Sektor Pertanian, pada tahun 2008 sampai dengan 2012 terjadi pergeseran sektor dominan dari pertanian sebesar Rp. 1.964.770,03 juta digeser oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai mencapai Rp. 2.010.092,87 juta. Sementara itu sektor Jasa-jasa terhadap PDRB 2012 ADHK tahun 2000 mencapai Rp. 1.040.972,89 juta.

Bidang pertanian sebagai mata pencaharian terbesar masyarakat Kabupaten Nganjuk memiliki kontribusi yang makin kecil baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan tahun 2000. Peran ini diambil alih oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Grafik 2.2

Perkembangan Kontribusi 4 Sektor Terbesar PDRB ADHB Kabupaten Nganjuk (Persen)

37,43 36,46 34,96 33,84 32,70 29,05 30,03 31,47 32,39 33,46 16,67 16,92 17,13 17,34 17,33 8,50 8,37 8,24 8,15 8,11 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian Perdagangan Jasa-jasa Industri

(39)

Bab II/20-72

Sementara perkembangan kontribusi sektor Jasa-jasa cenderung meningkat, dan untuk sektor Industri perkembangan kontribusinya terus menerus turun. Berdasarkan analisis dominasi sektoral PDRB Kabupaten Nganjuk baik ADHB maupun ADHK dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Nganjuk memiliki core competance/ unggulan daerah bidang perdagangan, jasa, industri yang berbasis pada potensi sektor pertanian dalam arti luas.

Grafik 2.3

Pertumbuhan PDRB ADHB dan ADHK tahun 2008-2012

PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN NGANJUK

0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 TAHUN

J

UT

A RUP

IAH

BERLAKU (Juta Rp) 8860263,4 9833565,09 11001998,5 12305453,47 13888800,82 KONSTAN (Juta Rp) 4646327,5 4979320,58 5291794,8 5631764,77 6017840,05 2008 2009 2010 2011 2012 (*) 2. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Nganjuk dihitung dari perkembangan PDRB menurut harga konstan. Selama tahun 2008 - 2012, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk rata-rata per tahun adalah sebesar 6,18 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk tahun 2008-2012 tersebut per tahun masing-masing adalah 5,99 persen, 6,03 persen, 6,28 persen 6,42 persen, dan 6,68 persen. Pertumbuhan sektoral paling tinggi adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,62 persen per

(40)

Bab II/21-72

tahun, kemudian sektor Jasa-jasa dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 7,93 persen per tahun, dan sektor Bangunan yaitu rata-rata 7,46 persen per tahun.

Tabel 2.15

Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan Tahun 2000 ( % )

No. Sektor / Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pertanian 3,89 3,28 1,90 3,02 3,10 3,04 2 Pertambangan dan penggalian 1,85 1,25 3,22 8,58 8,80 4,74 3 Industri pengolahan 4,70 4,31 4,74 5,25 6,06 5,01 4 Listrik, gas dan air

bersih 5,05 10,17 6,06 5,30 5,56 6,43 5 Bangunan 5,62 5,91 11,71 6,62 6,95 7,36 6 Perdagangan, hotel & restoran 7,96 9,62 11,37 9,54 10,19 9,74 7 Angkutan dan komunikasi 5,92 5,06 6,64 4,92 8,08 6,12 8 Keuangan 4,91 4,15 5,62 8,76 9,14 6,52 9 Jasa-jasa 8,80 7,61 7,57 7,76 6,58 7,66 Jumlah PDRB 5,99 6,03 6,28 6,42 6,68 6,28

Sumber : PDRB Kabupaten Nganjuk, 2013.

Sektor Pertanian yang merupakan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Nganjuk, mengalami pertumbuhan yang paling rendah dibandingkan semua sektor yang ada, yaitu rata-rata sebesar sebesar 3,04 persen per tahun. Pertumbuhan sektor Pertanian terjadi penurunan dari tahun 2008 sebesar 3,89 persen menjadi 3,10 persen di tahun 2012. Kondisi ini disebabkan berkurangnya areal sawah produktif menjadi kurang produktif dan berkurangnya daya dukung lahan sawah. Oleh karena itu perlu langkah-langkah nyata untuk mempertahankan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Nganjuk. Sektor Industri pada kurun waktu yang sama meningkat rata-rata 5,01 persen per tahun, dengan pertumbuhan masing-masing tahun sebesar 4,70 persen; 4,31 persen; 4,74 persen; 5,25 persen, dan 6,06. Secara agregat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk tahun 2008 hingga tahun 2010 lebih tinggi dari Pertumbuhan ekonomi Propinsi dan nasional,

(41)

Bab II/22-72

namun semenjak tahun 2010 pertumbuhan ekonomi keduanya berada di atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk (lihat grafik 2.2);

Grafik 2.4

Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kab. Nganjuk, Nasional dan Propinsi Jawa Timur Tahun 2008 - 2012

Data dari berbagai sumber

3. Inflasi (Tingkat Perkembangan Harga)

Kenaikan bahan bakar minyak pada Tahun 2008 sebagai dampak kebijakan pemerintah pusat di Kabupaten Nganjuk mengakibatkan inflasi mencapai 9,30 % dan menurun 4,68% di tahun 2009. Inflasi kembali naik turun di tahun 2010 - 2012 ke angka 5,28 %; 5,10 % dan 5,68%. Tingkat inflasi ini tidak lepas dari pengaruh eksternal yang berpengaruh pada tingkat harga di Jawa Timur selama tahun yang sama yaitu di tahun 2008-2012 (lihat grafik 2.3).

Hal ini menunjukkan perekonomian di Kabupaten Nganjuk masih cukup baik dalam lima tahun terakhir walaupun inflasi naik turun tetapi tidak sampai mengurangi kemampuan daya beli masyarakat karena nilai pertumbuhan masih lebih tinggi dari inflasi. Tingkat inflasi di Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 Nasiona l Prop. Jatim Kab. Nganjuk Nasional 3,9 4,63 6,2 6,46 6,23 Prop. Jatim 5,94 5,01 6,68 7,22 7,27 Kab. Nganjuk 5,99 6,03 6,28 6,42 6,68 2008 2009 2010 2011 2012

(42)

Bab II/23-72 Grafik 2.5

Perbandingan Besar Inflasi Kabupaten Nganjuk dan Propinsi

4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita dihitung dengan cara membagi nilai total pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Tinggi rendahnya perkapita merupakan gambaran kasar tingkat perekonomian daerah dan tingkat kemakmuran masyarakatnya. Nilai pendapatan perkapita ini pada umumnya didasarkan atas pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Kabupaten Nganjuk pada Tahun 2008 pendapatan perkapitanya atas dasar harga berlaku adalah Rp. 6.941.100 dan angka sementara pada akhir tahun 2012 menjadi Rp. 10.113.717,30. Tabel berikut menggambarkan perkembangan pendapatan perkapita penduduk kabupaten Nganjuk Mulai Tahun 2008 -2012.

Propinsi 0 2 4 6 8 10 Kab. Nganjuk 9,3 4,68 5,28 5,1 5,68 Propinsi 9,66 3,62 6,96 4,09 4,5 2008 2009 2010 2011 2012 in fla si

(43)

Bab II/24-72 Grafik 2.6

Perkembangan pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 - 2012

PERKEMBANGAN PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN NGANJUK 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000

TAHUN

J

UT

A RUP

IAH

BERLAKU (Juta Rp) 6941100 7593933,44 8264545,17 9103190,31 10141300 KONSTAN (Juta Rp) 3679087 3845261,48 3975121,17 4166203,76 4394095,8 2008 2009 2010 2011 2012 (*) 2.2.2. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Indikator kesejahteraan rakyat antara lain diukur dengan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ayang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Selain dari itu kesejahteraan masyarakat juga dapat tercermin dari faktor ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kemiskinan.

Angka IPM Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2012 terus mengalami kenaikan. IPM Kabupaten Nganjuk Tahun 2008 dengan nilai 69,73 pada Tahun 2012 IPM Kabupaten Nganjuk sebesar 72,02. Peningkatan IPM yang konsisten tersebut menunjukkan bahwa program pembangunan yang dilaksanakan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(44)

Bab II/25-72 Grafik 2.7

Perkembangan Indeks Pembangunan M anusia Tahun 2008-2012 69,73 70,27 70,76 71,43 72,02 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 TAHUN PER SEN IPM Nganjuk IPM Nganjuk 69,73 70,27 70,76 71,43 72,02 2008 2009 2010 2011 2012 (*)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Komponen IPM yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita dapat dilihat pada tabel berikut:.

Tabel 2.16 Data komponen IPM

Komponen IPM TAHUN

2008 2009 2010 2011

Angka Harapan Hidup 68,44 68,67 68,89 69,14

Angka Melek Huruf 90,44 90,46 90,48 91,58

Rata-Rata Lama Sekolah 6,83 7,11 7,19 7,29

Pengeluaran Perkapita 625,24 628,01 631,90 634,65

Sumber data BPS Jatim

2.2.2.1 Pendidikan

Selama lima tahun periode implementasi RPJMD Tahun 2009 – 2013, capaian bidang pendidikan dapat dilihat dari indikator-indikator makin meningkatnya angka kelulusan di tiap jenjang pendidikan dari SD hingga SMA, angka putus sekolah dan capaian angka nilai ujian di seluruh jenjang. Selain itu angka IPM sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan ditahun 2008 hingga tahun 2011 mengalami peningkatan

(45)

Bab II/26-72

Capaian kinerja selama lima tahun terhadap indikator Capaian pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel. 2.17

Tingkat keberhasilan bidang pendidikan tahun 2008 -2012

Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Angka Partisipasi Murni - SD/MI % 98,6 98,7 98,55 99,25 99,25 - SMP/MTs % 80,2 80,41 80,41 82,31 82,41 - SMA/MA/SMK % 42,84 42,85 49,88 54,09 54,19 2 Angka Partisipasi Kasar - SD/MI % 109,06 121,9 121,68 123,44 123,54 - SMP/MTs % 84,33 104 104,63 106,56 106,66 - SMA/MA/SMK % 47,5 66,9 65,82 70,16 70,26 3 Angka Putus Sekolah - SD/MI % 0,07 0,05 0,04 0,04 0,04 - SMP/MTs % 0,47 0,55 0,04 0,3 0,03 - SMA/MA/SMK % 0,76 0,84 0,9 0,6 0,06

4 Rata - Rata Nilai

UN dan UASB

- SD/MI Nilai 7,41 7,35 7,17 6,42 6,86

- SMP/MTs Nilai 6,3 6,45 6,61 6,3 6,74

- SMA/MA/SMK Nilai 4,67 4,67 4 4,63 4,18

2.2.2.2 Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting bagi peningkatan SDM, pada calon generasi penerus, sejak dari kandungan dan balita. Indikator bidang kesehatan selama kurun

Gambar

Grafik  Struktur  Penduduk Kabupaten Nganjuk  Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 3.2. Neraca Kabupaten Nganjuk per 31 Desember 2012 dan 2011

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi Pihak-Pihak dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang di Kota Ambon Hasil analisis terhadap persepsi pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan sumberdaya ikan

Meskipun semua komponen peralatan listrik selalu diisolasi dengan isolasi padat, cair (minyak), udara, gas, dan sebagainya. Namun karena usia pemakaian, keausan,

014:006 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut- pengikutnya,

Paus memperkuat seruan untuk meningkatkan tanggung jawab di setiap tingkatan, dengan mengingatkan prinsip subsidiaritas, yang memberikan kebebasan

Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan usaha- usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan

Dalam kaitannya dengan budidaya termasuk budidaya tambak udang GESAMP (2001), bahwa dalam banyak hal budidaya perairan merupakan suatu contoh klasik mengapa pengelolaan

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

kualitas lulusan SMK yang masih rendah terhadap kebutuhan SDM di dunia kerja dan kurangnya kompetensi lulusan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, maka penelitian ini