• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS HOTS PADA TOPIK SEGIEMPAT. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh : Felicia Emmanuela 161414049. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Korintus 10:13). “Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!” (2 Tawarikh 15:7). iv.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Dengan penuh syukur, skripsi ini ku persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Yosef atas segala berkat dan perlindungan-Nya selama ini Ibu Sesilia Lani Kumalasari dan Bapak Stefanus Muliono S., yang senantiasa memberikan dukungan moril materiil, serta seluruh keluarga, sahabat, dan pacarku yang menemani dan memotivasi selama proses perjuanganku meraih gelar. Almamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. “Terima kasih untuk diriku karena tetap berjuang sampai di titik ini”. v.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Felicia Emmanuela (NIM: 161414049). 2020. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS pada Topik Segiempat. Skripsi. Program Studi Pendidikan MAtematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) proses pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat. (2) hasil uji coba dari pemakaian modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subyek yang digunakan adalah 5 orang peserta didik yang duduk di kelas VII. Obyek dalam penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat untuk siswa SMP kelas VII. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan April 2020. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan tes tertulis. Data yang diperoleh kemudian diolah ke dalam bentuk persentase dan digolongkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari penelitian yang dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut : (1) proses mengembangkan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat dilakukan berdasarkan 6 tahapan, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba produk. Dari langkah desain produk diperoleh hasil berupa modul pembelajaran matematika berbasis HOTS yang kemudian dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian 1 tentang : jenis dan definisi dari bangun datar segiempat, bagian 2 tentang : sifat-sifat dan kekeluargaan pada bangun datar segiempat, dan bagian 3 tentang : keliling dan luas pada bangun datar segiempat. (2) Hasil uji coba terbatas dari penggunaan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan pada penelitian ini. viii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. efektif membantu peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS, dengan persentase untuk tes hasil belajar sebesar 79,33% dengan kategori baik dan persentase untuk kuesioner respon peserta didik sebesar 77,9% dengan kategori baik. Kata Kunci : Pengembangan, Modul Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS, Segiempat. ix.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Felicia Emmanuela (NIM :161414049). 2020. Developing Mathematics Learning Module to Teach Quadrilaterals based on HOTS. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This study aims to determine: (1) the process of developing HOTS-based mathematics learning module on quadrilateral topics. (2) trial results of using HOTS-based mathematics learning module on quadrilateral topics. The type of this research is research and development (R&D). The subjects were 5 seventh grade junior high school students. The object of this study was the development of HOTS-based mathematics learning modules on quadrilateral topics for seventh grade junior high school students. The research data were collected in April 2020. The data were collected by using a questionnaire and written tests. Then, the data obtained were processed into a percentage and classified based on the established criteria.. The result obtained from the research showed that (1) the process of developing HOTS-based mathematics learning modules on quadrilateral topics was carried out based on 6 steps, namely potential and problems, data collection, product design, design validation, design revision, and product trials. The result of the product design step was a HOTS-based mathematics learning module which was then divided into 3 parts. Part 1 is about the types and definitions of quadrilaterals, part 2 is about the characteristics and family of quadrilaterals, and part 3 is about the perimeter and the area of quadrilaterals (2) The limited trials show that the use of HOTS-based mathematics learning modules on the quadrilateral topic indicated that the module developed in this study was effective in helping students carry out HOTS-based learning. A percentage of learning outcomes tests was 79.33% which were included as good category and the. x.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. percentage for students' response questionnaires was 77.9% which was included as good category. Keywords:. Development,. HOTS-Based. Quadrilateral. xi. Mathematics. Learning. Module,.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan, dan segala kebaikan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS pada Topik Segiempat” dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak pengalaman dan juga hambatan. Namun, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik atas bantuan, dukungan, semangat, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menucapkan banyak terima kasih kepada : 1.. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 2.. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.. 3.. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.. 4.. Ibu Maria Suci Apriyani, S.Pd., M.Sc. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.. 5.. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendampingi selama 4 tahun ini.. 6.. Bapak Drs. Sugiarto Pudjohartono, M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberi masukan dan saran kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.. 7.. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc. dan Bapak Yosep Dwi Kristanto, M.Pd. selaku dosen penguji.. 8.. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma atas segala pelayanan dan bimbingannya.. xii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9.. Bapak Petrus Susanto S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Bruderan Purworejo yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sana.. 10. Bapak Alexander Sigid Dwi H., S.Si., selaku guru matematika di SMP Bruderan Purworejo yang telah bersedia meluangkan waktu sebagai narasumber dan validator dalam penelitian ini. 11. Inka, Vero, Ayla, Alya, dan Linda, peserta didik kelas VII yang sudah berkenan menjadi subyek penelitian ini. 12. Om saya, Bapak Stefanus Muliono Sunjoto dan kakak saya, Yuvensius Wimbo Suprapto yang telah memberikan dukungan finansial yang sangat banyak kepada saya sehingga saya bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma sampai akhir dengan baik. 13. Ibu saya, Sesilia Lani Kumalasari dan kakak saya tercinta, Maria Yogi Suprapto yang senantiasa mendukung saya dengan doa-doanya. 14. Sahabat, rekan seperjuangan saya, Natalia, Dion, Lintang, Ina Bocil, Ebeth, Nandos, dan Golda yang menemani dan senantiasa menolong penulis selama menjalani hari-hari perkuliahan di Sanata Dharma. 15. Yusuf Wijaya Hari Santosa yang selama penyusunan laporan penelitian saya ini senantiasa memberikan dukungannya dan memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi saya. 16. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung saya selama proses perkuliahan di Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai bentuk kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.. Yogyakarta, 28 Juli 2020 Penulis,. xiii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI JUDUL................................................................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN............................................................. Error! Bookmark not defined. MOTTO............................................................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................. Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............. Error! Bookmark not defined. ABSTRAK...................................................................................................................................... viii ABSTRACT....................................................................................................................................... x KATA PENGANTAR......................................................................................................................xii DAFTAR ISI................................................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL........................................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................... xix BAB I..................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang.......................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4 C. Tujuan Penelitian................................................................................................................... 4 D. Batasan Masalah.................................................................................................................... 5 E. Batasan Istilah........................................................................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian..................................................................................................................5 BAB II................................................................................................................................................ 7 LANDASAN TEORI......................................................................................................................... 7 A. Segiempat.............................................................................................................................. 7 B. HOTS (High Order Thinking Skill)..................................................................................... 12 C. Pembelajaran Topik Segiempat........................................................................................... 15 D. Modul Pembelajaran............................................................................................................ 18 E. Modul Pembelajaran Berbasis HOTS.................................................................................. 21 F. Penelitian dan Pengembangan..............................................................................................25 G. Penelitian Relevan............................................................................................................... 27 H. Kerangka Berpikir............................................................................................................... 28 BAB III............................................................................................................................................. 30 METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................... 30 A. Jenis Penelitian.................................................................................................................... 30. xiv.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Subyek dan Objek Penelitian............................................................................................... 31 C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian......................................................................... 31 D. Bentuk Data......................................................................................................................... 32 E. Metode Pengumpulan Data.................................................................................................. 32 F. Instrumen Pengumpulan Data.............................................................................................. 33 G. Teknik Analisis Data........................................................................................................... 36 H. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian.......................................................................... 43 BAB IV.............................................................................................................................................45 PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN................................................................................................................................... 45 A. Pelaksanaan Penelitian.........................................................................................................45 B. Tabulasi Data Hasil Penelitian.............................................................................................51 C. Analisis Data Hasil Penelitian............................................................................................. 54 D. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian........................................................................ 58 E. Keterbatasan Penelitian........................................................................................................ 63 BAB V.............................................................................................................................................. 65 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................ 65 A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 65 B. Saran.................................................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................xx. xv.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi…………….. 16. Tabel 2.2 Ranah Psikomotor……………………………………………………... 23. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Validasi Modul………………………………………………. 34. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar……………………………………….. 34. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Peserta Didik……………………………………... 35. Tebel 3.4 Hasil Konversi Jawaban Kuesioner……………………………………. 36. Tabel 3.5 Kategori Penilaian……………………………………………………. 37. Tabel 3.6 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar…………………………………….. 38. Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Tes Hasil Belajar…………………………………. 39. Tabel 3.8 Kategori Penilaian untuk Level Kognitif Cx………………………….. 40. Tabel 3.9 Hasil Konversi Untuk Kalimat Positif…………………………………. 41. Tabel 3.10 Hasil Konversi Untuk Kalimat Negatif………………………………. 41. Tabel 3.11 Kategori Penilaian……………………………………………………. 42. Tabel 4.1 Perincian Waktu Pengambilan Data Penelitian……………………….. 45. Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Modul…………………………………………….. 51. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Peserta Didik………………………………………. 53. Tabel 4.4 Data Respon Peserta Didik…………………………………………….. 53. Tabel 4.5 Analisis Data Validasi Modul Aspek Kelayakan Isi…………………... 54. Tabel 4.6 Analisis Data Validasi Modul Aspek Kelayakan Penyajian…………. 54. Tabel 4.7 Analisis Data Validasi Modul Aspek HOTS………………………….. 55. Tabel 4.8 Kualifikasi Analisis Data Validasi Modul…………………………….. 55. Tabel 4.9 Analisis Data Tes Hasil Belajar Peserta Didik untuk Level C4……….. 55. Tabel 4.10 Analisis Data Tes Hasil Belajar Peserta Didik untuk Level C5……. 56. Tabel 4.11 Analisis Data Tes Hasil Belajar Peserta Didik untuk Level C6……... 56. Tabel 4.12 Kualifikasi Analisis Data Tes Hasil Belajar Peserta Didik…………... 56. Tabel 4.13 Analisis Penilaian Peserta Didik untuk Masing-Masing Indikator…. 57. xvi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.14 Kualifikasi Penilaian Peserta Didik untuk Masing-Masing Indikator. 57. Tabel 4.15 Analisis Penilaian Peserta Didik untuk Masing-Masing Aspek……. 58. Tabel 4.16 Kualifikasi Analisis Data Respon Peserta Didik…………………….. 58. xvii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hirarki Keluarga Segiempat…………………………………….. 7. Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD……………………………………………. 8. Gambar 2.3 Persegipanjang ABCD………………………………………….. 8. Gambar 2.4 Belahketupat ABCD…………………………………………….. 9. Gambar 2.5 Persegi ABCD………………………………………………….. 9. Gambar 2.6 Trapesium ABCD……………………………………………….. 10. Gambar 2.7 Layang-layang ABCD…………………………………………... 10. Gambar 2.8 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono……. 25. Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono……. 30. Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan yang. 31. Dilakukan Peneliti………………………………………..……. xviii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A.1 : Surat Izin Melakukan Penelitian…………………………. 69. Lampiran A.2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian…………. 70. Lampiran B.1 : Instrumen Validasi Modul………………………………. 72. Lampiran B.2 : Instrumen Tes Hasil Belajar………………………………. 87. Lampiran B.3 : Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar………… 92 Lampiran B.4 : Instrumen Respon Peserta Didik…………………………. 95. Lampiran B.5 : Modul Bagian 1…………………………………………. 99. Lampiran B.6 : Modul Bagian 2…………………………………………. 107. Lampiran B.7 : Modul Bagian 3…………………………………………. 115. Lampiran B.8 : Petunjuk Guru……………………………………………. 121. Lampiran C.1 : Hasil Validasi Modul……………………………………. 149. Lampiran C.2 : Hasil Tes Belajar Peserta Didik…………………………. 158. Lampiran C.3 : Hasil Kuesioner Respon Peserta Didik…………………. 165. xix.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan mengembangkan. teknologi kemampuan. mendorong berpikirnya.. manusia Guna. untuk. terus. mempersiapkan. anak-anak kita kelak agar mampu bertahan menghadapi persaingan global masa kini, maka dikembangkanlah 3 komponen utama dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini yaitu komponen berpikir, komponen bertindak, dan komponen hidup di dunia. Pada komponen berpikir terdapat 3 hal yang menjadi fokus utama yang hendak dikembangkan yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan masalah. Berkaitan. dengan. hal. tersebut. maka. kemudian. dilakukanlah. penyempurnaan pada Kurikulum 2013 pada standar isi dan penilaian. Pertama pada standar isi yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Kedua, pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian internasional yang diharapan dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Akan tetapi mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah perkara mudah. HOTS (High Order Thinking Skills) sendiri merupakan rangkaian pembelajaran secara utuh dan terintegrasi dari mulai usia dini sampai dengan jenjang pendidikan lanjut yang mana dalam setiap tahapan metode pembelajarannya bertujuan untuk merangsang pola berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis dan berorientasi pada pemecahan masalah serta cakap menevaluasi suatu keadaan atau kejadian. Rangkaian pembelajaran tersebut tentunya. membutuhkan. faktor-faktor. penunjang. seperti. perangkat. pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis HOTS,.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. sarana dan prasarana yang memadai untuk membantu guru menciptakan situasi pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis HOTS, serta guru sendiri sebagai sumber daya manusia utama yang harus menguasai dan menjiwai hakekat dari Taksonomi Bloom yang merupakan cikal bakal HOTS sendiri. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini masih sangat sulit untuk terwujud antara lain karena kurangnya pemahaman guru terkait dengan hakekat dari HOTS sendiri serta terbatasnya waktu pembelajaran yang tersedia di kelas. Sampai saat ini masih banyak guru di lapangan yang menginterpretasikan HOTS sebagai suatu persoalan yang sulit yang akan membuat siswa kewalahan dalam menyelesaikan soal tersebut. Presepsi yang demikian tentunya akan menghambat guru dalam menciptakan persoalan-persoalan yang mampu menunjang perkembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Akibatnya kemampuan berpikir siswa tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan berpeluang besar pada hasil belajar yang justru menjadi kurang memuaskan. Hal kedua yang menjadi kendala adalah minimnya waktu tatap muka yang tersedia di dalam kelas. Sejauh ini masih cukup banyak sekolah yang kapasitas siswa dalam satu kelas mencapai lebih dari 25 anak. Dengan waktu yang terbatas yaitu 160 menit/minggu (untuk matematika pada tingkat Sekolah Menengah) dengan jumlah topik bahasan yang tidak sedikit, seorang guru tentunya kewalahan bila harus mendampingi secara mendalam, semua anak dengan jumlah sebanyak itu. Akibatnya penyampaian materi kurang maksimal dan pengembangan kemampuan berpikir anak juga terhambat. Dari hasil wawancara dengan Pak Sigid selaku WAKA Kurikulum dan sekaligus guru matematika di Kelas VII, serta dengan wawancara bersama beberapa siswa kelas VII di SMP Bruderan Purworejo pada tangal 8 November 2019 yang lalu, diperoleh kesimpulan bahwa bahwa siswa cenderung tidak berani menginterupsi guru dan malu bertanya di forum besar ketika mereka masih kurang jelas dengan penjelasan dari guru.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. ataupun ketika mereka ketinggalan penjelasan dari guru. Selain itu berdasarkan pengakuan para siswa, diketahui bahwa meskipun mereka mengalami kesulitan dalam belajar dalam mata pelajaran matematika, mereka cenderung enggan belajar sendiri dengan membaca dari buku teks yang. telah. disediakan. oleh. pemerintah. dan. sekolah.. Mereka. mengungkapkan bahwa buku referensi tersebut tidak praktis dan sulit untuk mereka pahami. Pak Sigid juga mengungkapkan beberapa poin penting yaitu terkait kemampuan intelektual peserta didik yang berada pada kisaran menengah ke bawah dan bahwa pembelajaran dan soal-soal HOTS masih belum secara efektif digunakan dalam proses pembelajaran maupun dalam proses evaluasi pembelajaran. Pak Sigid menjelaskan bahwa hal kedua hal tersebut sangat berkaitan, dimana beliau merasa tidak dapat secara maksimal melaksanakan pembelajaran HOTS karena keterbatasan media dan sarana pembelajaran, serta meninjau dari kemampuan anak yang juga kurang memadai untuk diberlakukan sistem pembelajaran yang demikian. Begitu pula dengan soal-soal evaluasi pembelajaran. Hanya 20% dari total soal evaluasi yang diberikan merupakan soal HOTS. Berkaitan dengan HOTS pada pembelajaran di sekolah, untuk topik segiempat sendiri pengetahuan yang dikuasai oleh rata-rata peserta didik masih belum baik. Fakta tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan Pak Sigid selaku guru matematika di SMP Bruderan bahwa mayoritas peserta didik di sana masih mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal segiempat yang membutuhkan kemampuan analisis. Bahkan menurut beliau untuk soal yang berada pada level C3 (soal aplikatif) sekali pun terkadang pada tingkat kesulitan tertentu, peserta didik masih mengalami kesulitan. Selaras dengan hal tersebut, berdasarkan pengalaman peneliti mendampingi beberapa peserta didik dalam mempelajari topik segiempat, mayoritas peserta didik yang peneliti jumpai akan mengalami kesulitan menyelesaikan soal pada level analisis jika tidak dibantu dengan contoh.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. kasus yang serupa. Hal tersebut tentunya sudah cukup menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik masih terbatas pada kemampuan menghafal, oleh sebab itu ketika peserta didik kemudian dihadapkan pada soal-soal yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik cenderung mengalami kesulitan dalam mencari penyelesaian. Hal-hal tersebut dapat terjadi salah satunya dikarenakan konsep dasar yang seharusnya dikuasai justru tidak dipelajari selama proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu media yang mampu membantu guru menunjang pembelajaran berbasis HOTS, sekaligus membantu siswa untuk memahami materi ajar dengan lebih baik secara mandiri. Oleh karena itu dibuatlah Modul Pengembangan Pembelajaran Matematika ini, yang mana dalam modul ini siswa mendapatkan dorongan untuk dapat berpikir secara lebih kritis dan kreatif. Harapannya media ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya pada topik segiempat dan sekaligus dapat meringankan tugas guru dalam membuat bahan untuk penugasan dan penilaian ketrampilan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses dan hasil pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat? 2. Bagaimana hasil uji coba modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1.Mengetahui proses dan hasil pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2.Melihat hasil uji coba modul pembelajaran matematika berbasis HOTS pada topik segiempat. D. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan modul pembelajaran untuk topik segiempat. 2. Subyek yang akan membantu uji coba modul ini adalah siswa kelas VII di SMP Bruderan Purworejo. E. Batasan Istilah Berikut ini adalah batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1.. Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.. 2.. High Order Thinking Skill adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru.. 3.. Hasil Uji Coba dalam penelitian dimaknai sebagai hasil belajar dan respon peserta diidk setelah menggunakan modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti.. 4.. Segiempat adalah kurva tertutup sederhana yang dibatasi empat ruas garis.. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik, modul ini diharapkan dapat membantu memperdalam sekaligus memperluas pemahaman siswa pada materi segiempat. 2. Bagi guru modul ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran berbasis HOTS di dalam kelas..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 3. Bagi sekolah modul ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih yang bermanfaat memperkaya media pembelajaran yang ada di sekolah. 4. Bagi peneliti harapannya proses pembuatan modul ini dapat menjadi pengalaman. berharga. yang. dapat. digunakan. peneliti. dalam. mengembangkan modul-modul berbasis HOTS untuk topik yang lain dengan lebih baik lagi..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. BAB II LANDASAN TEORI A. Segiempat Segiempat adalah kurva tertutup sederhana yang dibatasi empat ruas garis (Rolland R. Smith and James F. Ulrich, 1956). Segiempat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya ada trapesium, jajargenjang, layang-layang, persegi panjang, belah ketupat, dan persegi. Berdasarkan kesamaan sifat yang dimiliki oleh masing-masing jenis kemudian ditariklah suatu hubungan keterkaitan satu dengan yang lain yang kini dikenal sebagai keluarga segiempat. SEGIEMPAT. TRAPESIUM. JAJARGENJANG. LAYANG-LAYANG. BELAH KETUPAT. PERSEGI PANJANG. PERSEGI. Gambar 2.1 Hirarki Keluarga Segiempat Berikut ini adalah penjelasan terkait jenis-jenis yang ada pada keluarga segiempat : a.. Jajargenjang Definisi : jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar (Rolland R. Smith and James F. Ulrich, 1956)..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. B. A. C. D. Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD Jajargenjang memiliki beberapa sifat sebagai berikut: 1) Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sejajar dan sama panjang. 2) Memiliki 2 pasang sisi yang sejajar. 3) Memiliki 1 simetri putar b.. Persegi Panjang Definisi : persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya adalah siku-siku. A. B. D. C. Gambar 2.3 Persegipanjang ABCD Persegipanjang memiliki beberapa sifat sebagai berikut : 1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. 2) Memiliki 2 simetri lipat dan 2 simetri putar. 3) Diagonal membagi 2 sama panjang. 4) Keempat sudutnya 90° (siku-siku). c.. Belah Ketupat Definisi : belah ketupat adalah jajargenjang dengan dua sisi berdekatannya sama panjang..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. B A. C D. Gambar 2.4 Belahketupat ABCD Belahketupat memiliki beberapa sifat sebagai berikut : 1) Keempat sisinya sama panjang. 2) Sudut yang berhadapan sama besar. 3) Kedua diagonalnya membagi 2 sama panjang. 4) Memiliki 2 simetri lipat dan 2 simetri putar. 5) Jumlah semua sudutnya 360° d.. Persegi Definisi : persegi adalah persegi panjang dengan dua sisi berdekatan yang saling kongruen atau belah ketupat dengan salah satu sudutnya siku-siku. A. B. D. C Gambar 2.5 Persegi ABCD. Persegi memiliki beberapa sifat sebagai berikut : 1) Keempat sisinya sama panjang. 2) Keempat sudutnya 90°. 3) Sisi yang berhadapan sejajar. 4) Memiliki 4 simetri lipat dan 4 simetri putar..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. e.. Trapesium Definisi : trapesium adalah segiempat dengan tepat sepasang sisi yang saling sejajar. B. A. C. D Gambar 2.6 Trapesium ABCD Trapesium memiliki beberapa sifat diantaranya : 1) Memiliki tepat sepasang sisi sejajar.. 2) Dua sudut dalam sepihaknya (sudut yang berdekatan) berjumlah 180° f.. Layang-Layang Definisi : layang-layang adalah segiempat yang memiliki sepasang sisi berdekatan sama panjang dengan diagonal yang saling berpotongan tegak lurus . B A. C. D Gambar 2.7 Layang-layang ABCD Layang-layang memiliki beberapa sifat diantaranya : 1) Dua sudutnya sama besar..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2) Dua pasang sisinya sama panjang. 3) Diagonal berpotongan tegak lurus. 4) Memiliki 1 sumbu simetri. 5) Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang. Keliling segibanyak adalah panjang kurva tertutup yang membatasi suatu bidang. Sedangkan luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian permukaan (daerah) yang dibatasi oleh kurva tertutup. Sebagai sebuah bangun datar dua dimensi tentunya segiempat juga memiliki keliling dan luas. Berikut ini adalah rumus keliling dan luas untuk masing-masing jenis dari segiempat : a.. Jajargenjang Rumus keliling jajargenjang adalah K = 2 x (sisi horisontal + sisi tak horisontal) Rumus luas jajargenjangi adalah L = Sisi horisontal x tinggi. b.. Persegi Panjang Rumus keliling persegi panjang adalah K = 2 x (panjang + lebar) Rumus luas persegi panjang adalah L = panjang x lebar. c.. Belah Ketupat Rumus keliling persegi adalah K = 4 x Sisi Rumus luas persegi adalah L = 1/2 (diagonal 1 x diagonal 2). d.. Persegi Rumus keliling persegi adalah K = 4 x Sisi Rumus luas persegi adalah L = Sisi x Sisi. e.. Trapesium Rumus keliling persegi adalah K = jumlah semua sisinya. Rumus luas persegi adalah L = sisi-sisi yang saling sejajar.. f.. Layang-layang. ( a  b)  t , dimana a dan b adalah 2.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Rumus keliling persegi adalah K = jumlah semua sisinya Rumus luas persegi adalah L = 1/2 (diagonal 1 x diagonal 2). B. HOTS (High Order Thinking Skill) Menurut Gunawan (dalam Aningsih Anugrah, 2018) Higher Order Thinking (HOT) merupakan cara berpikir yang mengharuskan manipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang kemudian memberi pengertian dan implikasi baru. Sejalan dengan pendapat Gunawan, Ernawati (2017) mengungkapkan bahwa berpikir tingkat tinggi atau Higher Oder Thinking Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya untuk mampu memaknai makna dengan cara berpikir yang integralistik yaitu dengan analisis, sintesis, dan asosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif dan produktif. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa HOTS (Higher Order Thinking Skills) merupakan suatu cara berpikir yang mendalam dengan analisis dan sintesis yang pada muaranya akan menghasilkan suatu pengertian dan implikasi baru. Berbicara mengenai HOTS tidaklah lepas dari Taksonomi Bloom, sebab pada dasarnya 3 dimensi terakhir dari Taksonomi Bloom, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan menganalisis, dibutuhkan. kemampuan. untuk. menguraikan. materi. ke. dalam. bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti. Kemampuan menganalisis termasuk mengidentifikasi bagian-bagian, menganalisis kaitan antar bagian, serta mengenali atau mengemukakan organisasi dan hubunngan antar bagian tersebut (Helmawati dalam Aningsih Anugrah, 2018). Kemampuan seperti ini tentunya membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena pada.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. dimensi ini seseorang harus menguraikan permasalahan untuk kemudian memahami isi atau substansi sekaligus struktur organisasinya. Menurut Helmawati (dalam Aningsih Anugrah, 2018) dimensi evaluasi juga masuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi, karena pada tahapan ini seseorang dituntut berkemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai dari suatu materi untuk tujuan tertentu. Sedangkan pada dimensi sintesis atau mencipta ini dikategorikan dalam berpikir tingkat tinggi karena pada tahap ini seseorang dituntut untuk berkemampuan mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Kemampuan ini meliputi memproduksi bentuk komunikasi yang unik dari sei tema dan cara mengkomunikasikannya, mengajukan proposal penelitian, membuat model atau pola yang mencerminkan struktur yang utuh dan menyeluruh dari keterkaitan pengertian atau informasi abstrak. Dari penjelasan terkait dengan 3 dimensi Taksonomi Bloom di atas, yaitu analisis, evaluasi, dan sintesis, dapat secara jelas kita pahami bahwa ketiga dimensi tersebut masuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi karena proses berpikir yang dibutuhkan haruslah mendalam dan melewati beberapa tahapan. Dalam menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan ketiga dimensi di atas seseorang harus mampu memahami, menguraikan, dan mengembangkannya sendiri. Ada beberapa tahapan yang harus dilewati untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tidak seperti pada berpikir tingkat rendah yang pada umumnya hanya membutuhkan satu tahapan untuk mencapai hasil atau tujuan dari yang diharapkan. Dalam kehidupan nyata keterampilan seperti menganalisis, menilai, dan membuat keputusan dengan cepat dan tepat sangatlah dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Di era ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat, menuntut manusia untuk menyesuaikan diri melalui perubahan sikap mental, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh sebab itu dibutuhkan program.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. pendidikan bermutu yang mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis bagi peserta didik, guna mempersiapkan diri agar mampu bertahan dan siap bersaing. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka pada beberapa tahun terakhir Indonesia mulai mengimplementasikan pembelajaran dan penilaian pembelajaran yang berbasis HOTS (High Order Thinking Skills) yang merupakan kemampuan abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan (Bloom, 1956) sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Sebagai Standar Kompetensi Lulusan tentunya kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS ini juga memiliki beberap indikator untuk mengukur kemampuan berpikir seseorang. Menurut Kratwohl (dalam Lewy dkk, 2016) indikatornya adalah sebagai berikut : 1.. Menganalisis Berikut ini adalah indikator untuk kemampuan menganalisis menururt Kratwohl : a.. Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.. b.. Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.. c. 2.. Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.. Mengevaluasi Berikut ini adalah indikator untuk kemampuan mengevaluasi menururt Kratwohl : a.. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.. b.. Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian.. c.. Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 3.. Mencipta Berikut ini adalah indikator untuk kemampuan mencipta menururt Kratwohl : a.. Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.. b.. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.. c.. Mengorganisasikan unsur-unsur ata bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada. Taksonomi Bloom kemampuan berpikir tingkat tinggi ini berada pada level 4, 5, dan 6 yang mana meliputi kemampuan analisis, evaluasi, dan sintesis. Kebutuhan di era revolusi industri 4.0 ini menuntut institusi pendidikan untuk mampu menghasilkan roduk-produk pendidikan yang memiliki kualitas berpikir tingkat tinggi, oleh karena itu pada masa kini telah banyak usaha-usaha yang dikerahkan untuk membiasakan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan berbasis HOTS. Berkaitan dengan hal tersebut tentunya dibutuhkan indikator-indikator sebagai tolak ukur untuk mengukur perkembangan dan tingkat keberhasilan dari usaha-usaha tersebut. Kratwohl (dalam Lewy dkk, 2016) mengemukakan bahwa terdapat 9 indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang, yaitu kemampuan analisis,mengenali faktor sebab akibat, mengidentifikasi, memberi penilaian, membuat hipotesis, menerima/menolak pernyataan berdasarkan kriteia yang telah ditetapkan, membuat generalisasi, merancang, dan mengorganisasikan. C. Pembelajaran Topik Segiempat Sebagaimana pembelajaran di sekolah pada umumnya terdapat Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi yang digunakan sebagai acuan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. standar. kompetensi. yang. telah. ditetapkan.. Sedangkan. indikator. merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Dalam penelitian ini materi yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan modul adalah materi segiempat. Dalam Kurikulum 2013 materi tersebut terdapat pada Kompetensi Dasar 3.11 dan 4.11 pada materi pembelajaran kelas VII semester II. Berikut ini adalah Kompetensi Dasar. dan. Indikator. Pencapaian. Kompetensi. yang. berusaha. dikembangkan pada topik segiempat : Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar. 3.11 Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat (persegi, persegi panjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11.1. Menemukan konsep dari berbagai jenis segiempat. 3.11.2.. Menemukan segitiga.. konsep. dari. 3.11.3.. Menemukan sifat-sifat dari berbagai jenis segiempat.. 3.11.4.. Menemukan segitiga.. sifat-sifat. dari. 3.11.5.. Menemukan keliling.. konsep. dari. 3.11.6.. Menemukan konsep dari luas.. 3.11.7.. Menemukan rumus untuk berbagai segiempat.. keliling jenis. 3.11.8.. Menemukan rumus untuk segitiga.. keliling. 3.11.9.. Menemukan rumus luas untuk berbagai jenis segiempat..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11.10. Menemukan rumus luas untuk segitiga.. Kompetensi Dasar. 3.11.11. Menemukan keterkaitan antara rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat dan segitiga.. 4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat (persegi, persegi panjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga. 4.11.1.. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan keliling pada segiempat.. 4.11.2.. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan keliling pada segitiga.. 4.11.3.. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas pada segiempat.. 4.11.4.. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas pada segitiga.. Didasarkan pada Kompetensi Dasar tersebut dibuatlah indikator Pencapaian Kompetensi sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas. Dari Indikator-indikator. tersebut. cakupan. kemampuan. kognitif. dan. keterampilan yang ingin dikembangkan terkait dengan topik segiempat dapat terlihat. Terdapat 5 tujuan besar yang diharapkan mampu dicapai oleh peserta didik diantaranya adalah mampu mendefnisikan berbagai jenis segiempat dengan tepat, mampu menemukan sifat-sifat yang ada pada berbagai jenis segiempat dengan benar, menyelesaikan soal konseptual dan kontekstual terkait dengan jenis dan sifat pada segiempat, mampu menemukan rumus keliling dan luas, dan menyelesaikan soal konseptual dan kontekstual terkait dengan keliling dan luas pada segiempat. Tujuan pembelajaran tersebut nantinya akan menjadi acuan dan pedoman selama proses penyusunan modul ini berlangsung..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. D. Modul Pembelajaran Menurut Sukiman (2012), modul adalah bagian kesatuan belajar yang terencana yang dirancang untuk membantu siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajarnya. Siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menguasai materi. Sementara siswa yang memiliki kecepatan rendah dalam belajar diberi kesempatan untuk mengulangi bagian-bagian yang belum dipahami untuk dipelajari sampai paham. Sejalan. dengan. hal. tersebut,. Andi. Prastowo. (2012). mengungkapkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik. Dari kedua pendapat di atas, secara umum modul dapat diartikan sebagai suatu media belajar yang memuat satu unit konsep dari pada bahan ajar yang disusun sedemikian sehingga mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. Menurut Vembrianto (1976) mengungkapkan bahwa pada pengajaran modul terdapat beberapa ciri yang apabila dijabarkan secara lengkap sebagai berikut : 1. Bersifat Self-Instructional 2. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual 3. Memuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit 4. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan 5. Penggunaan berbagai macam media 6. Partisipasi aktif dari siswa 7. Adanya reinforment langsung terhadap respon siswa 8. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atau hasil belajar Menurut Vembrianto (1976) secara umum modul pembelajaran memiliki beberapa unsur utama sebagai berikut:.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. a.. Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan pengajaran atau tujuan belajar tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah-laku siswa. Masing-masing rumusan tujuan itu melukiskan tingkah-laku mana yang diharapkan dari siswa setelah mereka menyelesaikan tugasnya dalam mempelajari suatu modul. Rumusan tujuan pengajaran atau tujuan belajar itu tercantum pada bagian : 1) Lembaran kegiatan siswa, untuk memberi tahukan kepada mereka tingkah-laku mana yang diharapkan dari mereka setelah mereka berhasil menyelesaikan modul itu. 2) Petunjuk guru, untuk memberi tahukan tingkah-laku atau pengetahuan siswa yang mana yang seharusnya telah dimiliki oleh. siswa. setelah. mereka. menyelesaikan. modul. yang. bersangkutan. b.. Petunjuk Untuk Guru Petunjuk untuk guru ini memuat penjelasan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efisien. Petunjuk guru juga memuat penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang harus dilakukan oleh kelas, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul yang bersangkutan, alat-alat pelajaran dan sumber yang harus dipergunakan, prosedur evaluasi, dan jenis alat evaluasi yang dipergunakan.. c.. Lembaran Kegiatan Siswa Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Materi dalam lembaran kegiatan siswa itu disusun secara khusus sedemikian rupa sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul dapat tercapai. Materi pelajaran itu disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematik sehingga siswa dapat mengikutinya dengan mudah dan tepat.. Dalam. lembaran. kegiatan. itu. dicantumkan. pula. kegiatan-kegiatan (observasi, percobaan, dsb) yang harus dilakukan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. oleh siswa. Di situ dapat pula dicantumkan buku-buku yang harus dipelajari siswa sebagai pelengkap materi yang terdapat dalam modul. d.. Lembaran Kerja Bagi Siswa Materi. pelajaran. dalam. lembaran. kegiatan. tersebut. disusun. sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar.. Dalam. lembaran. kegiatan. itu. tercantum. pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab dan dipecahkan oleh siswa. Lembar kerja yang menyertai lembaran kegiatan siswa itu dipergunakan untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut. Pada lembaran kegiatan, siswa tidak boleh membuat coretan apa pun, karena buku modul itu akan dipergunakan oleh siswa-siswa yang lain pada masa yang akan datang. Semua kegiatan siswa dilakukan pada kertas lembaran kerja. e.. Kunci Lembaran Kerja Siswa Materi pada modul itu tidak saja disusun agar siswa senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar siswa dapat mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Sebab itu pada tiap-tiap modul selalu disertakan kunci lembaran kerja. Kadang-kadang kunci lembaran kerja itu telah tersedia pada buku modul, kadang-kadang kunci tersebut hanya dipegang oleh guru. Dengan adanya kunci tersebut, siswa dapat mengecek ketepatan hasil pekerjaannya. Siswa berkesempatan memeriksa dan mengoreksi kembali. apabila. dia. membuat. kesalahan-kesalahan. dalam. pekerjaannya. Dengan adanya kunci lembar kerja itu terjadi konfirmasi dengan segera terhadap jawaban-jawaban yang benar maupun salah. Ini yang dimaksud dengan reinforcement langsung atas respons siswa..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. f.. Lembaran Evaluasi Tiap-tiap modul disertai lembar evaluasi yang berupa tes dan rating scale. Evaluasi guru terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh siswa, ditentukan oleh hasil tes akhir yan terdapat pada lembaran kerja. Siswa-siswa yang malas yang hanya menyalin kunci jawaban ke dalam lembar kerjanya akan segera sadar, bahwa dengan cara belajar semacam itu tidak akan siap menghadapi tes akhir yang akan diberikan oleh guru. Lembaran evaluasi dan kuncinya ini senantiasa disimpan oleh guru sendiri.. g.. Kunci Lembaran Evaluasi Tes dan rating scale yan tercantum pada lembaran evaluasi itu disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Item-item tes itu disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul. Sebab itu dari hasil jawaban siswa terhadap tes tersebut dapatlah diketahui tercapai tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul yang bersangkutan. Kunci jawaban tes dan rating scale itu juga disusun oleh penulis modul.. E. Modul Pembelajaran Berbasis HOTS Modul pada dasarnya berfungsi sebagai media belajar mandiri (self instructional). peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa adanya ikatan waktu dan tempat. Maka Modul Pembelajaran Berbasis HOTS adalah modul yang diperuntukan untuk membantu siswa agar dapat secara mandiri mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tingginya. Untuk itu maka unsur-unsur pada modul pengembangan ini akan dibuat sedemikian sehingga memuat aspek-aspek yang ada pada pembelajaran HOTS. Pembelajaran HOTS sendiri pada dasarnya melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu sebagai Transfer Of Knowledge, Critical Thinking, dan Problem Solving. Akan tetapi dalam penelitian ini, berkaitan dengan pengajaran modul, maka.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. hanya 2 aspek yang akan dipergunakan yaitu Transfer Of Knowledge dan Problem Solving. Berikut ini adalah penjelasaannya : 1.. Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer Of Knowledge Dalam. setiap. proses. pembelajaran. terdapat. proses. mentransfer ilmu pengetahuan baik melalui guru mau pun melalui media-media belajar lainnya kepada peserta didik, dalam hal ini disebut sebagai Transfer Of Knowledge. Dalam proses Transfer Of Knowledge, berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan. Oleh karena itu tujuan dan indikator ketercapaian pada Modul Pembelajaran berbasis HOTS yang dibuat nantinya harus disesuaikan kembali pada ketiga hal tersebut. Meski pun demikian dalam hal ini hanya terdapat 2 ranah yang sesuai untuk dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu ranah kognitif dan ranah keterampilan. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci terkait ranah kognitif dan keterampilan kaitannya dengan penembangan Modul Pembelajaran berbasis HOTS : a.. Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi kemampuan peserta didik dalam mengulang atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Dalam Modul Pembelajaran berbasis HOTS ini, ranah kognitif nantinya akan lebih banyak berada pada bagian awal dimana siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep dan prinsip yang ada pada topik keliling dan luas segiempat.. b.. Aspek Keterampilan Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. gerakan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, ekspresif, dan interperatif. Tabel 2.2 Ranah Psikomotor PROSES PSIKOMOTOR P1. DEFINISI Imitasi berarti meniru tindakan seseorang.. Imitasi. P2. P3. P4. P5. Manipulasi. Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, peserta didik dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.. Presisi. Presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proposisi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”.. Artikulasi. Artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.. Naturalisasi. Naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivtas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).. Dalam Modul Pembelajaran berbasis HOTS ini, ranah psikomotorik nantinya akan lebih banyak berada pada bagian latihan soal dan evaluasi dimana siswa dilatih untuk menyelesaikan soal pada taraf berpikir tingkat tinggi dan diuji tingkat. pemahamannnya. pada. topik. keliling. dan. luas. segiempat. 2.. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving Secara umum, setiap proses pembelajaran tentunya akan diakhiri dengan evaluasi pembelajaran yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik setelah proses Transfer Of Knowledge diberikan. Dalam hal ini, berkaitan dengan pembelajaran. berbasis. HOTS. acuan. yang. digunakan. untuk. melakukan pengukuran adalah kemampuan pemecahan masalah atau.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Problem Solving oleh peserta didik. Menurut Mourtos, OKamoto, dan Rhee terdapat 6 aspek yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu : a.. Menentukan masalah. Mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum diunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.. b.. Mengeksplorasi masalah. Menentukan objek yang berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi, dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah.. c.. Merencanakan solusi. Peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan sub-materi yanng terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi.. d.. Melaksanakan rencana. Pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan.. e.. Memeriksa solusi. Mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.. f.. Mengevaluasi. Pada langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan mengomunikasikan solusi yang telah dibuat. Pada Modul Pengembangan ini peserta didik akan diberikan. permasalahan-permasalahan faktual yang merangsang kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Permasalahan tersebut digunakan untuk melatih dan mengevaluasi kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Sedangkan keenam aspek tersebut akan digunakan sebagai indikator ketercapaian pada bagian keterampilan pemecahan masalah HOTS..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. F. Penelitian dan Pengembangan Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan teori penelitian dan pengembangan (research and development) atau R&D oleh Sugiyono. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan atau dalam Bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada bagan berikut ini :. Gambar 2.8 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono Berdasarkan bagan tersebut, akan diberikan penjelasan sebagai berikut : 1.. Potensi dan Masalah Sebuah penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dan yang terjadi. Potensi dan masalah ini dilakukan untuk menemukan suatu sistem, model, ataupun pola yang dapat digunakan secara efektif dan dapat mengatasi masalah yang ditemui. Data potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2.. Pengumpulan Data Setelah menemukan potensi dan masalah, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.. 3.. Desain Produk Langkah selanjutnya adalah membuat desain produk. Dalam hal ini peneliti membuat produk yang dapat menjawab permasalahan subyek. Pada bidang pendidikan, produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, seperti meningkatkan lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.. 4.. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai efektivitas rancangan produk yang dibuat. Validasi produk dalam hal ini dapat dilakukan dengan menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dihasilkan oleh peneliti.. 5.. Revisi Desain Dari. hasil. validasi. desain,. harapannya. akan. ditemukan. kelemahan-kelemahan dari produk. Kelemahan-kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Tujuan dari tahap ini adalah untuk meningkatkan kualitas produk dengan melakukan penyempurnaan. 6.. Uji Coba Produk Setelah melaksanakan validasi dan revisi desain, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba di lapangan. Tujuannya adalah untuk. menentukan. apakah. produk. pendidikan. yang. sedang.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. dikembangkan memenuhi tujuan kerjanya. Selain itu langkah uji coba produk juga. digunakan untuk meningkatkan kualitas produk pada. revisi selanjutnya dengan meninjau hasil uji coba produk. 7.. Revisi Produk 1 Pada tahap ini peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil uji coba produk. Kemudian hasil analisis tersebut dijadikan pedoman peneliti untuk menyempurnakan produk yang telah dibuat. Revisi produk ini bertujuan memaksimalkan segala aspek yang terdapat pada produk yang dihasilkan. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya sampai pada tahap 6 sehingga tahap revisi produk 1 sampai tahap produksi massal akan diserahkan pada peneliti selanjutnya.. 8.. Uji Coba Pemakaian Setelah uji coba dan revisi produk, maka selanjutnya produk tersebut dapat diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas. Hasil analisis dari uji coba pemakaian ini akan digunakan untuk perbaikan pada langkah selanjutnya.. 9.. Revisi Produk 2 Revisi produk yang kedua ini dilakukan, apabila pada tahap uji coba pemakaian ditemukan masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada produk sehingga diperlukan penyempurnaan dan pembuatan produk lagi.. 10. Produksi Massal Tahap ini dapat dilakukan apabila produk telah dinyatakkan efektif dalam beberapa kali pengujian, sehingga produk sudah layak dan dapat diterapkan di setiap lembaga pendidikan. G. Penelitian Relevan 1.. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Hots Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa, oleh Sri Lastuti dan Anisah. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar matematika berbasis HOTS bai mahasiswa.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. semester II prodi PGSD yang mengambil matakuliah Matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan. pemecahan. masalah. matematis. mahasiswa. setelah. diterapkan bahan ajar matematika berbasis HOTS, dengan hasil peningkatan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa dari 57,50 menjadi 87,90. 2.. Pengembangan Soal HOTS Materi Luas Bangun Datar dan Volume Bangun Ruang untuk Siswa Kelas V SD, oleh Maria Vanny Febiana. Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan soal HPTS matematika materi luas bangun datar dan volume bangun ruang untuk siswa kelas V. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, kuisioner, dan tes tertulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh butir soal valid, hasil analisis reliabilitas adalah 0,95 termasuk dalam kategori sangat tinggi, hasil analisis daya pembeda mennjukkan tidak ada soal yang termasuk dalam kategori buruk, soal dalam kategori cukup 20% dan soal dalam kategori baik 80%, analisis tingkat kesukaran tidak ada yang termasuk pada tingkat kesukaran mudah, soal dalam kategori sedang 87% dan soal dalam kategori sukar 13%.. H. Kerangka Berpikir Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya modul yang akan dihasilkan nanti adalah modul yang bertujuan untuk membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya. Maka dari itu pada lembar kegiatan siswa akan banyak dibuat seperti isian singkat yang bertujuan untuk menuntun siswa sampai pada pemahaman terkait konsep dari materi terkait. Sehingga seperti pada pembahasan sebelumnya, meski pun modul ini adalah modul berbasis HOTS.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam prosesnya peserta didik tetap akan dikawal untuk mencapai level tersebut dengan soal-soal yang berbasis LOTS pada mulanya. Selain dari pada itu soal-soal latihan yang diberikan akan dibuat sistematis dimulai dari HOTS pada tahapan yang mudah sampai pada tahapan yang paling sulit. Sedemikian sehingga siswa pada akhirnya mampu mencapai tujuan dari pembelajaran sekaligus mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development / R&D). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sugiyono. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berikut ini adalah 10 langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono :. Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan seluruh langkah penelitian yang telah dikemukakan oleh Sugiyono. Langkah-langkah penelitian yang digunakan oleh peneliti hanya sampai pada langkah.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. keenam yaitu uji coba pemakaian. Berikut ini adalah langkah pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti :. Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti B. Subyek dan Objek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Bruderan Purworejo yang duduk di kelas VII pada tahun ajaran 2019/2020 yang nantinya akan berperan dalam proses uji coba modul. Obyek dalam penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran matematika berbasis hots pada topik segiempat untuk siswa SMP kelas VII. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian. pengembangan. modul. pembelajaran. matematika. berbasis HOTS pada topik segiempat akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 di bulan April 2020. Tempat pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan di rumah masing-masing karena penelitian ini akan dilaksanakan secara online..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. D. Bentuk Data Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Kualitas Modul Matematika Berdasarkan Validasi Modul Data kualitas modul matematika berdasarkan validasi modul merupakan data yang diperoleh dari hasil penilaian ahli terhadap modul pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Data ini nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan revisi desain. 2. Data Hasil Belajar Peserta Didik Data hasil belajar merupakan data-data yang diperoleh dari hasil tes tertulis peserta didik yang telah menggunakan modul pembelajaran yang dirancang. Data tes hasil belajar peserta didik ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan modul pengembangan berbasis HOTS. 3. Data Respon Peserta Didik Terhadap Modul Pembelajaran yang Dikembangkan Data respon peserta didik terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan merupakan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang didistribusikan kepada peserta didik. Data respon peserta didik terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan ini digunakan untuk mengetahui tanggapan dari peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran matematika pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Hal ini nantinya berguna apabila peneliti hendak melanjutkan penelitian ini pada tahap revisi produk setelah uji coba . E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner Menurut Sugiono (2011), kuesioner merupakan teknik pengumpulan. data. yang. dilakukan. dengan. cara. memberi. seperangkat pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan 2 buah kuesioner, dimana kuesioner yang pertama akan digunakan untuk melaksanakan tahap validasi desain oleh para ahli, sedangkan kuesioner yang kedua akan digunakan untuk mengetahui respon peserta didik setelah mengunakan modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti. 2. Tes Hasil Belajar Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk. mengukur. keterampilan,. pengetahuan,. intelegensi,. kemampuan atau bakat yang dimiliki individu-individu atau kelompok (Arikunto, 1989). Dalam hal ini, tes yang akan digunakan oleh peneliti adalah tes hasil belajar pada topik segiempat. Penyusunan indikator soal pada tes hasil belajar dirujuk pada bab II kajian teori. Tes ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul ditinjau dari persentase ketercapaian tujuan pembelajaran. F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh data. Berikut ini adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Lembar Validasi Desain.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Dalam validasi desain ini peneliti memilih seorang pendidik Matematika kelas VII di SMP Bruderan Purworejo. Instrumen ini nantinya digunakan peneliti sebagai acuan dalam melakukan revisi desain sebelum diuji cobakan. Berikut ini adalah kisi-kisi validasi desain : Tabel 3.1 Kisi-Kisi Validasi Modul Aspek Penilaian Kelayakan Isi (Materi). Kelayakan Penyajian. HOTS. Indikator 1. 2.. Kesesuaian antara materi pada modul dengan KD dan IPK Keakuratan materi. 1. 2. 3. 4.. Teknik penyajian Kelengkapan unsur modul Bahasa Desain modul. 1.. Kesesuaian antara materi dengan aspek-aspek yang ada pada pembelajaran HOTS Kesesuaian antara kegiatan siswa pada modul dengan aspek-aspek yang ada pada pembelajaran HOTS Kesesuaian latihan soal dengan indikator pada HOTS. 2. 3.. Untuk instrumen validasi modul secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Soal Tes Hasil Belajar Instrumen ini nantinya akan digunakan peneliti pada langkah keenam yaitu untuk mengukur hasil uji coba produk. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang akan digunakan oleh peneliti : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Indikator Soal Peserta didik dapat menentukan jenis bangun segi empat dengan memperhatikan sifat-sifatnya. Peserta didik mampu menilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan kontekstual. Level Kognitif. No. Soal. C4. 1a, 1b. Bentuk Soal. Uraian C5. 2a, 2b.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Indikator Soal terkait keliling dan luas segiempat. Peserta didik dapat membuat sketsa suatu bangun datar, menentukan jenisnya, dan membuat definisinya dengan berdasar pada ciri-ciri yang telah diberikan.. Level Kognitif. No. Soal. C6. 3a, 3b. Bentuk Soal. Untuk instrumen tes hasil belajar peserta didik secara lengkapnya dapat di lihat pada lampiran 2. 3. Lembar Respon Peserta Didik Berikut ini adalah kisi-kisi penilaian respon penggunaan modul matematika dari peserta didik : Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Peserta Didik Aspek Penilaian. Ciri Modul. Materi. Bahasa. Indikator Self Instructional Kemampuan pribadi Tujuan Asosiasi struktur dan urutan Media Partisipasi aktif siswa Terdapat evaluasi Manfaat modul dalam mengembangkan kemampuan HOTS Manfaat modul dalam membantu pemahaman peserta didik pada materi segiempat Kejelasan bahasa yang digunakan modul Kejelasan tulisan / ilustrasi gambar.. Nomor Kalimat postif Kalimat Negatif 7 4 9 5 8 1 17. 12. 2 6 3. 10 11 19. 13, 16. 14, 20. 15, 22. 21, 18. 24. 23. 25. 26. Untuk instrumen kuesioner peserta didik secara lengkapnya dapat di lihat pada lampiran 3..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. G. Teknik Analisis Data Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan metode yan digunakan untuk menganalisis data. Berikut teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti : 1.. Validasi Validasi ini diberikan untuk mengetahui hasil penilaian untuk modul yang sedang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli. Validasi ini diberikan dengan menggunakan kuesioner dan akan diolah dengan cara mengonversi skor yang diperoleh dengan mengadaptasi teori Likert Skala Empat oleh Ridwan (2013). Berikut ini adalah hasil konversi jawaban kuesioner adaptasi teori Likert Skala Empat : Tebel 3.4 Hasil Konversi Jawaban Kuesioner Jawaban. Skor. Sangat Baik (SB). 4. Baik (B). 3. Kurang (K). 2. Sangat Kurang (SK). 1. Setelah memperoleh skor penilaian dari para ahli untuk masing-masing pernyataan, data kuantitatif tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan indikator penilaiannya, lalu dijumlahkan. Jumlah skor dari masing-masing indikator penilaian tersebut kemudian dikelompokkan kembali berdasarkan aspek penilaiannya, lalu dijumlahkan. Dalam hal ini, karena peneliti membagi modul yang dikembangkan menjadi 3 bagian, maka langkah-langkah yang telah dipaparkan tersebut nantinya akan diaplikasikan untuk setiap bagian dari modul pembelajaran yang dikembangkan..

Gambar

Tabel 4.14 Kualifikasi Penilaian Peserta Didik untuk Masing-Masing Indikator 57 Tabel 4.15 Analisis Penilaian Peserta Didik untuk Masing-Masing Aspek…… 58 Tabel 4.16 Kualifikasi Analisis Data Respon Peserta Didik……………………
Gambar 2.1 Hirarki Keluarga Segiempat
Gambar 2.4 Belahketupat ABCD Belahketupat memiliki beberapa sifat sebagai berikut :
Gambar 2.6 Trapesium ABCD Trapesium memiliki beberapa sifat diantaranya :
+7

Referensi

Dokumen terkait

ALOS PALSAR (Phased Array-type L-band Synthetic Aperture Radar) merupakan salah satu sensor dari ALOS. Sedangkan pada citra tahun 2009, pengamatan dilakukan pada data umur

Deklarasi Manado, yang disuarakan dengan sangat nyaring ke seluruh penjuru dunia, memberikan pesan yang tegas dan jelas: Kita semua, harus dapat mengarusutamakan dimensi kelautan

Dalam menentukan objek wisata sering kali pegunjung binggung objek apa saja yang ada dalam kawasan sunan muria serta letak posisi objek wisata tersebut oleh karena itu

Mahasiswa melakukan Perbaikan Skripsi (apabila dalam Skripsi seorang mahasiswa masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki) sesuai dengan daftar perbaikan (daftar

Strategi curiosity based learning (CBL) adalah perancangan pembelajaran dari berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada pengaktifan rasa ingin

Kebaruan dalam tesis perancangan ini terletak pada penerapan konsep interaktif pada klinik kesehatan anak dengan pendekatan teori kesehatan salutogenesis yang

Sistematika penyajian Renstra Inspektorat Tahun 2018–2022 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,

Hasil uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa pada tepung jamur tiram tanpa perlakuan awal (kontrol) menghasikan kadar air yang tidak berbeda nyata dengan perendaman asam