• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh putaran kipas kondensor terhadap karakteristik mesin pendingin jenasah menggunakan siklus kompresi uap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh putaran kipas kondensor terhadap karakteristik mesin pendingin jenasah menggunakan siklus kompresi uap"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH PUTARAN KIPAS KONDENSOR TERHADAP KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH MENGGUNAKAN SIKLUS KOMPRESI UAP. SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin. Oleh : RAHDYA RAMADA NARENDRIA NIM : 145214003. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. EFFECT ROTATION FAN TO CHARASTERISTICS OF MORTUARY REFRIGERATOR USING VAPOR COMPRESSION CYCLE. FINAL PROJECT As partial fullfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering. By : RAHDYA RAMADA NARENDRIA Student Number : 145214003. MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2018. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. INTISARI Penggunaan mesin pendingin pada saat ini memiliki peranan yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Pada bidang medis mesin pendingin jenasah digunakan untuk menjaga kondisi jenasah agar tidak mengalami proses pembusukan yang diakibatkan oleh bakteri dan mikroorganisme. Tujuan dari penelitian mengenai karakteristik mesin pendingin jenasah ini adalah : (a) Merakit mesin pengkondisian jenasah. (b) Mengetahui karakteristik mesin pengkondisian jenasah yang telah dibuat meliputi : besar kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout), besar kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator (Qin), besar kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran (Win), COP aktual (Coefficient of Performance), COP ideal (Coefficient of Performance) dan Efisiensi mesin pengkondisian jenasah. Mesin pendingin jenasah ini merupakan mesin yang bekerja dengan siklus kompresi uap. Komponen utama dari siklus kompresi uap meliputi: evaporator, kompresor, kondensor dan pipa kapiler. Daya kompresor yang digunakan adalah 1/5HP, dengan menggunakan dua kali sistem pendinginan yang disusun secara seri, komponen utama lainnya yang diguanakan menyesuaikan dengan besar daya kompresor. Refrigeran yang digunakan adalah refrigeran R-134a. Terdapat dua jenis pembebanan yang berbeda yaitu dengan 60 kg air dan tanpa beban pendinginan. Hasil penelitian memberikan kesimpulan. (a) mesin pendingin jenasah dapat bekerja dengan baik, (b) Karakteristik yang didapat pada mesin pendingin jenasah pada penelitian ini sebagai berikut : Pada variasi tiga kipas pendingin kondensor tanpa beban selama 120 menit menghasilkan COPaktual rata – rata sebesar 5,09. COPideal rata – rata sebesar 7,02 dan efisiensi rata – rata sebesar 72,71%. Pada variasi empat kipas pendingin kondensor tanpa beban selama 120 menit menghasilkan COPaktual rata – rata sebesar 5,40,COPideal rata – rata sebesar 7,36 dan efisiensi rata – rata sebesar 73,42%. Sedangkan Pada variasi tiga kipas pendingin kondensor dengan beban 60 kg air selama 360 menit menghasilkan COPaktual rata – rata sebesar 4,65, COPideal rata – rata sebesar 6,85 dan efisiensi rata – rata sebesar 67,83 %. Pada variasi empat kipas pendingin kondensor dengan beban 60 kg air selama 360 menit menghasilkan COPaktual rata – rata sebesar 4,86, COPideal rata – rata sebesar 7,01 dan Efisiensi rata – rata sebesar 69,44%. Kata kunci: COP aktual, COP ideal, Efisiensi refrigeran, jenasah, siklus kompresi uap.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The use of cooling machines at this time has a big enough role for people's lives. In the medical field the cooling machine is used to maintain the condition of the corpse so as not to experience the process of decay caused by bacteria and microorganisms. The research objective of this mortuary refrigerator are : (a) assembling a mortuary refrigerator. (b) knowing the characteristics of the mortuary refrigerator that has been assembled include : the heat which was transfered to the environment by condenser for each refrigerant mass (Qout), the heat which was absorbed by evaporator for each refrigerant mass (Qin), the work of the compressor for each mass of refrigerant (Win), the Actual Coefficient of Performance (COPactual) of mortuary refrigerator, the Ideal Coefficient of Performance (COPideal) of the mortuary refrigerator and the efficiency of the mortuary refrigerator. The mortuary refrigerator is a cooling machine that using vapor compression cycle. The main component of vapor compression cycle are : compressor, condenser, evaporator, filter, and capillary pipe. The compressor power is 1/5 HP, using two series of colling systems and the other main component size adjusts to the power of the compressor. Refrigerant that used is refrigerant R134a. There are two different types of loading that is with a load of 60 kg of water and without the colling load. The result of the research provide a conclusion. (a) The mortuary refrigerator works well, (b) Characteristics of the mortuary refrigerator in this research resulted in the following data : in the three variations of cooling fan condenser without load for 120 minutes produce COPactual average as big as 5,09, COPideal average as big as 7,02 and efficiency average as big as 73,32%. In the four variations of cooling fan condenser without load for 120 minutes produce COPactual average as big as 5,40, COPideal average as big as 7,36 and The eficiency average as big as 73,42%. In the four variations of cooling fan condenser with 60 kg of water load for 360 minutes produce COPactual average as big as 4,65, COPideal average as big as 6,85 and efficiency average as big as 67,83%. In the three variations of cooling fan condenser with 60 kg of water load for 360 minutes produce COPactual average as big as 4,86, COPideal average as big as 7,01 and efficiency average as big as 69,44% Keywords : COPaktual, COPideal, Efficiency refrigerant, mortuary, vapor compression cycle.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1 di Prodi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math., Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.. 2.. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Prodi Teknik Mesin, serta sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.. 3.. Stefan Mardikus, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.. 4.. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Energi, Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.. 5.. Seluruh Tenaga Kependidikan dan Pengajar Prodi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi.. 6.. FX. Ari Widodo dan Sukiyah Haryani, selaku orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis baik secara materi dan spiritual.. 7.. CL. Revisa Bohemi, MC. Raka Doresa Upendra A.md, Lingga Pramedwara Dite Narendra A.md, selaku kakak yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.. 8.. Vincens Brian dan Vinsensius Gunawan, selaku teman satu tim dalam pembuatan alat penelitian.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDU; ................................................................................................. i TITLE PAGE .......................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v LEMBAR PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vi INTISARI.............................................................................................................. vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii BAB I ...................................................................................................................... 1 1.1.. Latar Belakang ......................................................................................... 1. 1.2.. Rumusan Masalah .................................................................................... 2. 1.3.. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2. 1.4.. Batasan-batasan Dalam Pembuatan Mesin ............................................... 2. 1.5.. Manfaat penelitian .................................................................................... 3. BAB II ..................................................................................................................... 4 2.1.. Dasar Teori ............................................................................................... 4. 2.1.1.. Proses Pembusukan Pada Manusia & Pada Umumnya..................... 4. 2.1.2.. Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin ............................................... 6. 2.1.3.. Mesin Pendingin Jenasah .................................................................. 6. 2.1.4.. Mesin Pendingin Dengan Siklus Kompresi Uap............................... 7 xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.5.. Komponen Utama Siklus Kompresi Uap ........................................ 10. 2.1.6.. Perhitungan Karakteristik Mesin Siklus Kompresi Uap. ................ 17. 2.2.. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 20. BAB III ................................................................................................................. 23 3.1.. Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah ..................................................... 23. 3.1.1.. Komponen Utama Mesin Pendingin Jenasah .................................. 23. 3.1.2.. Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah .......... 28. 3.1.3.. Langkah-langkah Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah ................ 33. 3.1.4.. Proses Pengisian Refrigeran R134a ................................................ 33. 3.2.. Objek Penelitian ..................................................................................... 34. 3.3.. Alur Penelitian ........................................................................................ 36. 3.4.. Skematik Penelitian ................................................................................ 37. 3.5.. Alat Bantu Penelitian .............................................................................. 38. 3.6.. Variasi Penelitian ................................................................................... 41. 3.7.. Cara Pengambilan Data .......................................................................... 42. 3.8.. Cara Pengolahan Data ............................................................................ 43. 3.9.. Cara Mendapatkan Kesimpulan ............................................................. 44. BAB IV ................................................................................................................. 45 4.1.. Hasil Penelitian....................................................................................... 45. 4.2.. Hasil Perhitungan ................................................................................... 52. 4.3.. Pembahasan ............................................................................................ 75. BAB V................................................................................................................... 81 5.1.. Kesimpulan ............................................................................................. 81. 5.2.. Saran ....................................................................................................... 82. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN .......................................................................................................... 85. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Mesin pendingin jenasah yang dipergunakan di rumah sakit... 5. Gambar 2.2. Prinsip dasar mesin pendingin................................................... 6. Gambar 2.3. Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap........................ 8. Gambar 2.4. Siklus kompresi uap pada diagram P-h...................................... 8. Gambar 2.5. Siklus kompresi uap pada diagram T-s...................................... 9. Gambar 2.6. Kompresor jenis torak............................................................... 11. Gambar 2.7. Kompresor jenis rotary.............................................................. 12. Gambar 2.8. Kompresor jenis sentrifugal....................................................... 13. Gambar 2.9. Kondensor berpendingin udara.................................................. 14. Gambar 2.10 Kondensor berpendingin air...................................................... 14 Gambar 2.11 Kondensor berpendingin campuran........................................... 14 Gambar 2.12 Filter........................................................................................... 15. Gambar 2.13 Pipa kapiler................................................................................ 16. Gambar 2.14 Evaporator................................................................................. 16 Gambar 2.15 Refrigeran R134a....................................................................... 17. Gambar 3.1. Kompresor hermetik.................................................................. 23. Gambar 3.2. Kondensor.................................................................................. Gambar 3.3. Pipa Kapiler............................................................................... 24. Gambar 3.4. Filter........................................................................................... Gambar 3.5. Evaporator................................................................................. 25. Gambar 3.6. Kipas DC................................................................................... 26. Gambar 3.7. Kipas Kondensor 1.................................................................... 26. Gambar 3.8. Kipas kondensor 2..................................................................... 27. Gambar 3.9. Refrigeran R134a....................................................................... 24. 25. 27. Gambar 3.10 Peti jenasah................................................................................ 28 Gambar 3.11 Pipa paralon............................................................................... 28 Gambar 3.12 Kaca.......................................................................................... 29. Gambar 3.13 Sterofoam................................................................................... 29. Gambar 3.14 Pipa tembaga.............................................................................. 30. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 3.15 Pembengkok pipa...................................................................... 30 Gambar 3.16 Alat pemotong pipa................................................................... 31 Gambar 3.17 Alat las....................................................................................... 31 Gambar 3.18 Pressure gauge.......................................................................... 32 Gambar 3.19 Pompa vakum............................................................................ 32 Gambar 3.20 Termokopel dan APPA.............................................................. 32. Gambar 3.21 Objek penelitian tampak samping............................................. 35 Gambar 3.22 Objek penelitian tampak atas..................................................... 35 Gambar 3.23 Alur penelitian........................................................................... 36 Gambar 3.24 Skematik mesin pendingin jenasah............................................ 37 Gambar 3.25 Pressure gauge.......................................................................... 38 Gambar 3.26 Thermocouple............................................................................ 39 Gambar 3.27 Stop watch.................................................................................. 39. Gambar 3.28 Tang ampere.............................................................................. 39 Gambar 3.29 Terminal/ roll kabel................................................................... 40 Gambar 3.30 Botol minum.............................................................................. 40 Gambar 3.31 Diagram P-h............................................................................... 41. Gambar 3.32 Cara mendapatkan h1,h2,h3,h4 temperatur kerja evaporator dan temperatur kerja kondensor pada P-h diagram........................... 44 Gambar 4.1. Qout tanpa beban pendingin pada mesin 1................................... 56. Gambar 4.2. Qout tanpa beban pendingin pada mesin 2................................... 56. Gambar 4.3. Qout dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 1................. 57. Gambar 4.4. Qout dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 2................. 57. Gambar 4.5. Qin tanpa beban pendingin pada mesin 1.................................... 60. Gambar 4.6. Qin tanpa beban pendingin pada mesin 2.................................... 60. Gambar 4.7. Qin dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 1.................. 61. Gambar 4.8. Qin dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 2.................. 61. Gambar 4.9. Win tanpa beban pendingin pada mesin 1................................... 64. Gambar 4.10 Win tanpa beban pendingin pada mesin 2................................... 64 Gambar 4.11 Win dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 1.................. 65 Gambar 4.12 Win dengan beban pendingin 60 kg air pada mesin 2.................. 65. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.13 COPaktual total tanpa beban pendingin........................................ 68 Gambar 4.14 COPaktual total dengan beban pendingin 60 kg air....................... 68 Gambar 4.15 COPideal total tanpa beban pendingin......................................... 71. Gambar 4.16 COPideal total dengan beban pendingin 60 kg air........................ 71 Gambar 4.17 Efisiensi total tanpa beban pendingin........................................ 74 Gambar 4.18 Efisiensi total dengan beban pendingin 60 kg air....................... 74 Gambar 4.19 Grafik perbandingan temperatur ruangan pendingin pada pada penelitian tanpa menggunakan beban........................................ 79 Gambar 4.20 Grafik perbandingan temperatur ruangan pendingin pada pada penelitian dengan menggunakan beban 60 kg air....................... 79. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Tabel yang dipergunakan dalam pengambilan data.................... 43. Tabel 4.1. Data penelitian tanpa kipas pendingin kondensor tanpa beban... 46. Tabel 4.2. Data penelitian menggunakan 2 kipas kondensor mesin1 ditambah 1 kipas kondensor mesin 2.......................................... 46. Tabel 4.3. Data penelitian menggunakan 3 kipas kondensor mesin1 ditambah 1 kipas kondensor mesin 2.......................................... 47. Tabel 4.4. Data penelitian Tanpa kipas pendingin kondensor dengan beban 60 kg................................................................................ 48. Tabel 4.5. Data penelitian menggunakan 2 kipas kondensor mesin 1 ditambah 1 kipas kondensor mesin 2 dengan beban 60 kg.......... 49. Tabel 4.6. Tabel 4.6 Data penelitian menggunakan 3 kipas kondensor mesin 1 ditambah 1 kipas kondensor mesin 2 dengan beban 60 kg................................................................................................ 50. Tabel 4.7. Nilai entalpi pada penelitian tanpa beban pendingin.................. 52. Tabel 4.8. Nilai entalpi pada penelitian dengan beban 60 kg air.................. 53. Tabel 4.9. Nilai kerja kondensor (Qout) tanpa beban pendingin................... 54. Tabel 4.10. Nilai kerja kondensor (Qout) dengan beban 60 kg air.................. 55. Tabel 4.11. Nilai kerja evaporator (Qin) tanpa beban pendingin.................... 58. Tabel 4.12. Nilai kerja evaporator (Qin) dengan beban 60 kg air................... 59. Tabel 4.13. Nilai kerja kompresor (Win) tanpa beban pendingin .................. 62. Tabel 4.14. Nilai kerja kompresor (Win) dengan beban 60 kg air.................. 63. Tabel 4.15. Nilai COPaktual tanpa beban pendingin........................................ 66. Tabel 4.16. Nilai COPaktual dengan beban 60 kg air....................................... 67. Tabel 4.17. Nilai COPideal tanpa beban pendingin......................................... 69. Tabel 4.18. Nilai COPideal dengan beban 60 kg air......................................... 70. Tabel 4.19. Nilai efisiensi tanpa beban pendingin......................................... 72. Tabel 4.20. Nilai efisiensi dengan beban 60 kg air........................................ 73. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1.. Latar Belakang Teknologi pendingin pada masa moderen seperti sekarang ini mempunyai. peranan yang besar untuk manusia. tidak hanya untuk peningkatan kenyamanan saja, namun juga sudah menyentuh hal-hal penunjang manusia yang lainnya seperti sebagai sistem pengawetan. Pada umumnya penggunakan mesin pendingin yaitu untuk mengawetkan bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan, daging, berbagai jenis minuman dan lain sebagainya. Kegunaan lainnya yaitu sebagai penyejuk ruangan maupun pengawet jenasah atau mayat di rumah sakit. Pada dunia medis penggunaan mesin pendingin sangat besar manfaatnya. Selain untuk mengawetkan darah, serum dan obat-obatan mesin pendingin juga digunakan untuk mengawetkan mayat. Mesin pendingin mayat digunakan untuk menjaga kondisi mayat agar tahan lama dan tidak membusuk. Karena apabila jenasah hanya diletakkan pada temperatur ruangan atau temperatur normal, bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh manusia dapat berkembang biak dengan cepat sehingga mengakibatkan mayat rusak atau membusuk. Pada temperatur ruangan mikroorganisme dan bakteri dapat berkembang biak dengan cepat, bakteri dapat dipasifkan atau tidak hidup dengan syarat temperatur ruangan di bawah 12o C (Dominick J Di Maio, 1993). Bagi masyarakat tionghoa yang beragama Budha kegunaan mesin pendingin jenasah sangat besar manfaatnya. Karena untuk melakukan ritual pembakaran jenasah (kremasi) memerlukan biaya yang cukup mahal. Dengan adanya mesin pendingin jenasah ini akan menjaga kondisi jenasah agar tetap dalam keadaan baik dalam waktu yang lama, sembari mengumpulkan biaya untuk melakukan ritual kremasi atau menunggu anggota keluarga sebelum pelaksanaan upacara kremasi. Kremasi merupakan penerapan pelepasan jenasah dengan cara dibakar. Jika terjadi 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. kemalangan atau kematian, maka upacara kematian dimulai dengan pengurusan jenasah sampai upacara kremasi ataupun penguburan yang dikelola suatu yayasan (A. Rani Usman 2009;144). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk merancang, membuat dan melakukan penelitian terhadap karakteristik mesin pendingin jenasah. Dengan harapan nantinya dengan melakukan penelitian ini dapat mengatasi permasalahan kebutuhan mesin pendingin bagi masyarakat yang memerlukannya. 1.2.. Rumusan Masalah Saat ini di pasaran masih cukup sulit untuk mencari mesin pengkondisian udara. untuk jenasah yang berada di dakam peti jensah sebelum disemayamkan. Bagaimanakah cara merancang dan merakit mesin pendingin jenasah untuk mengkondisikan udara pada jenasah yang berada di ruang peti jenasah? 1.3.. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:. a. Merancang dan merakit mesin pendingin jenasah bagi jenasah yang berada di peti jennasah. b. Mengetahui karakteristik mesin pendingin jenasah yang berada di peti jenasah yang telah dibuat, meliputi: 1. Kalor yang dibuang kondensor persatuan massa refrigeran (Qout). 2. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin). 3. Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran(Win). 4. COP (Coefficient of Performance) aktual mesin pendingin. 5. COP (Coefficient of Performance) ideal mesin pendingin. 6. Efisiensi mesin pendingin. 1.4.. Batasan-batasan Dalam Pembuatan Mesin Batasan-batasan yang digunakan dalam pembuatan mesin pendingin jenasah. adalah sebagai berikut:.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. a. Mesin bekerja dngan menggunakan siklus kompresi uap, dengan menggunakan refrigeran 134a dengan siklus tertuup. b. Komponen utama pada siklus kompresi uap meliputi: kompresor, kondensor, pipa kapiler dan evaporator. c. Mesin pendingin mempergunakan 2 mesin siklus kompresi uap dengan daya kompresor masing-masing sebesar 1/5 HP. Komponen utama yang lain menyesuaikan dengan daya kompresor dan menggunakan komponen-komponen yang ada di pasaran. d. Kapasitas mesin hanya digunakan untuk 1 jenasah orang dewasa. Diasumsikan dengan berat orang dewasa 60kg yang diganti dengan botol air mineral sebanyak 40 buah dengan volume 1,5 liter untuk setiap botol. e. Jenis evaporator adalah pipa bersirip, yang siripnya terbuat dari bahan aluminium, dan pipanya dari tembaga. f. Diameter pipa kapiler yang digunakan sebesar 0,028 inci, terbuat dari tembaga, dengan panjang 150 cm. g. Diasumsikan proses siklus kompresi uap berjalan secara ideal. h. Kipas untuk mensirkulasikan udara sebanyak 4 buah, dengan menggunakan 2 buah kipas pendingin yang masing-masing memiliki daya 11 watt, 1 buah kipas pendingin yang memiliki daya 10 watt dan 1 buah kipas pendingin yang memiliki daya 35 watt dengan menggunakan kecepatan putar 1. 1.5.. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:. a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang mesin pendingin jenasah untuk ditempatkan di perpustakaan. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi para peneliti dalam merancang dan membuat mesin pendingin jenasah. c. Mesin hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai model mesin yang dapat dipergunakan untuk mengkondisikan jenasah khususnya untuk masyarakat yang membutuhkan..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1.. Dasar Teori. 2.1.1. Proses Pembusukan Pada Manusia & Pada Umumnya Pembusukan mayat adalah kondisi hancurnya jaringan lunak tubuh oleh proses autolisis dan aktivasi mikroorganisme. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan yang terjadi melalui proses kimia yang disebabkan oleh enzimenzim intraseluler, sehingga organ-organ yang kaya dengan enzim-enzim akan mengalami proses autolisis lebih cepat daripada organ-organ yang tidak memiliki enzim. Mikroorganisme utama yang menyebabkan pembusukan adalah Clostridium Welchii yang biasanya terdapat pada usus besar. Pada orang yang sudah mati semua sistem pertahanan tubuh hilang sehingga mikroorganisme pembusuk tersebut dapat leluasa memasuki pembuluh darah dan menggunakan darah sebagai media untuk berkembang biak. Bakteri tersebut menyebabkan hemolisa, mencairkan sel darah yang terjadi sebelum atau sesudah mati, pencairan trombus atau emboli, perusakan jaringan-jaringan dan pembentukan gas-gas pembusukan. Tanda awal terjadinya pembusukan tampak warna kehijauan didaerah caecum karena daerah tersebut banyak mengandung cairan dan bakteri serta letaknya dekat dengan dinding perut. Pada minggu kedua terjadi pembentukan gas dalam tubuh yang dimulai dari lambung dan usus. Pembentukan gas ini menyebabkan naiknya tegangan abdomen dan perut akan tampak menggelembung. Tiga atau empat minggu kemudian kuku, rambut kepala, aksila dan pubis mudah dicabut dan dilepaskan karena danya disintegrasi pada akarnya. Wajah akan tampak menggembung, mata akan tertutup erat karena penggembungan pada kedua kelopak mata, bibir akan menggembung dan mencucur, lidah akan menggembung dan terjulur keluar sehingga mayat sulit dikenali identitasnya. Proses pembusukan akan berlanjut dengan menciutnya organ-organ dalam akan tetapi tetap dapat 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. dikenali. Pembusukan organ dalam akan terjadi dengan kecepatan yang berbeda, salah satu faktor yang berperan dalam kecepatan pembusukan adalah banyak sedikitnya darah yang terdapat pada organ dalam tersebut. Tahap teakhir dari pembusukan adalah skeletonization, yaitu menyisakan sedikit atau bahkan tidak ada jaringan lunak, sehingga hanya terlihat tulang. Proses ini dapat bertahan berbulanbulan bahkan bertahun-tahun, hingga akhirnya terjadi penghancuran tulang. Yang mempengaruhi cepat lambatnya pembusukan mayat pada manusia adalah mikroorganisme, temperatur optimal yaitu antara 21o – 37o C, kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan proses pembusukan lebih cepat, kandungan oksigen yang lebih banyak akan mempercepat proses pembusukan, penyebab kematian serta keadaan saat mati dengan adanya luka akan mempercepat proses pembusukan dan media pembusukan serperti air, udara dan tanah akan mempengaruhi cepat lambatnya proses pembusukan. Mayat akan mengalami pembusukan secara lambat apabila ditempatkan pada temperatur yang rendah yaitu dibawah 12o. Terdapat contoh gambar mesin pendingin jenasah yang terdapat di dalam dunia medis yang disajikan dalam Gambar 2.1.. Gambar 2.1 Mesin pendingin jenasah yang dipergunakan di rumah sakit. http://www.medicalexpo.com/medical-manufacturer/mortuary-cabinet.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 2.1.2. Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin Prinsip dasar kerja mesin pendingin adalah memindahkan kalor dari lingkungan yang bertemperatur rendah ke lingkungan yang bertempatur tinggi, dengan mempergunakan energi untuk memindahkannya. Gambar 2.2 menyajikan prinsip kerja dari mesin pendingin. Qin adalah kalor yang dipindahkan dari lingkungan yang bertemperatur rendah, sedangkan Qout adalah kalor yang dilepas ke lingkungan yang bertemperatur tinggi. Besarnya kalor yang dilepas ke lingkungan dapat dinyatakan dalam Persamaan (2.1). Qout = Qin + Win. ...2.1. Pada Persamaan (2.1) Qin. : Kalor yang diambil dari lingkungan bertemperatur rendah. Qout. : Kalor yang dilepas ke lingkungan bertemperatur tinggi. Win. : Energi yang digunakan selama proses pemindahan kalor berlangsung Lingkungan bertemperatur tinggi Qout Mesin Pendingin. Win. Qin Lingkungan bertemperatur rendah. Gambar 2.2 Prinsip dasar mesin pendingin 2.1.3. Mesin Pendingin Jenasah Mesin pendingin jenasah adalah mesin yang memiliki fungsi utama untuk mengkondisikan jenasah agar tetap dalam keadaan baik. Temperatur di dalam ruangan jenasah dikondisikan tetap dingin agar bakteri pembusuk jenasah tidak.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. dapat hidup dan berkembangbiak sehingga tidak terjadi proses pembusukan. Siklus yang digunnakan dalam mesin pendingin jenasah adalah siklus kompresi uap dan menggunakan fluida kerja yaitu refrigeran. Siklus kompresi uap yang terjadi dalam mesin pendingin jenasah menggunakan fluida kerja refrigeran yang mengalami proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses kompresi terjadi ketika kompresor dinyalakan. Kompresor membuat tekanan dan temperatur dari refrigeran naik sehingga refrigeran memiliki fase gas panas lanjut. Refrigeran yang dalam bentuk fase gas atau gas panas lanjut tersebut kemudian akan mengalir ke kondensor untuk mengalami proses kondensasi, yaitu melepaskan kalor keluar dari kondensor. Proses perpindahan kalor di kondensor dapat terjadi karena temperatur kondensor lebih tinggi dari temperatur lingkungan di sekitar kondesor. Refrigeran di dalam kondesor akan mengalami perubahan fase dari gas menjadi cair, yang kemudian akan mengalir menuju ke pipa kapiler melewati filter. Sebelum masuk pipa kapiler refrigeran disarinng dan menjadi bersih setelah melalui filter. Di dalam pipa kapiler akan terjadi proses ekspansi yaitu terjadinya penurunan temperatur dan tekanan akibat adanya gesekan karena melewati pipa yang memiliki diameter sangat kecil. Dan diikuti oleh perubahan fase yaitu dari fase cair menuju fase campuran (cair dan gas). Setelah melalui pipa kapiler refrigeran kemudian akan dialirkan menuju evaporator untuk mengalami proses evaporasi yaitu, proses pengembunan untuk merubah fase campuran menjadi fase gas. Proses perubahan fase pada evaporator terjadi karena adanya kalor yang mengalir dari lingkungan sekitar evaporator ke evaporator. Kalor dapat mengalir karena temperatur lingkungan lebih tinggi dari temperatur kerja evaporator. Keluar dari evaporator kemudian refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan sistem kompresi berlangsung kembali seperti semula. 2.1.4. Mesin Pendingin Dengan Siklus Kompresi Uap Siklus kompresi uap merupakan sistem dasar yang digunakan dalam mesin pendingin. Siklus kompresi uap memiliki komponen utama berupa kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator serta filter atau penyaring sebagai komponen.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. tambahan. Skematik mesin pendingin dengan siklus kompresi uap disajikan dalam Gambar 2.3. Siklus kompresi uap dalam diagram P-h disajikan pada Gambar 2.4 dan siklus kompresi uap dalam diagram T-s ada pada Gambar 2.5. Qout. 3. Kondensor 2 1 Pipa Kapiler 4 Evaporator. Kompresor. Win. Qin Gambar 2.3 Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap Pendinginan lanjut 3 3a. desuperheating 2. 4. Ekspansi. Tekanan, Psi. 2a. Pengembunan Qout 1a. 1 Penguapan. Qin. Win Pemanasan lanjut. Enthalpi kJ/kg Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram P-h Dari gambar diatas tentang skematik mesin pendingin dalam siklus kompresi uap dan siklus uap pada diagram P-h, dapat kita ketahui beberapa hal seperti Qin adalah besarnya energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran sedangkan, Qout adalah besarnya kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran. Win adalah kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Suhu, oC. Pendinginan lanjut. desuperheating 2. 3a 3. 2a. Qout. 1 4 Qin. 1a. Win Pemanasan lanjut. Entropi, kJ/kg.oK Gambar 2.5 Siklus kompresi uap pada diagram T-s Proses - Proses kompresi uap pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 meliputi : a. Proses 1-2 : Proses Kompresi Proses 1-2 terjadi pada kompresor atau biasa disebut dengan proses kompresi isentropis adiabatis. Proses ini bertujuan untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Refrigeran yang masuk kedalam kompresor memiliki fase gas/ gas panas lanjut yang bertemperatur rendah, setelah mengalami proses kompresi refrigeran yang keluar dari kompresor akan memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi sehingga, temperatur kerja kondensor dapat tercapai. b. Proses 2-2a : Proses Penurunnan Temperatur Gas Panas Lanjut Proses 2-2a terjadi pada tekanan yang tetap atau sering disebut juga dengan proses desuperheating. Merupakan proses penurunan temperatur refrigeran dari fase gas panas lanjut menjadi gas jenuh. Penurunan temperatur terjadi karena adanya perpindahan kalor dari refrigeran ke lingkungan. c. Proses 2a-3a : Proses Pengembunan Proses 2a-3a terjadi pada kondensor dan disebut juga dengan proses kondensasi. Proses ini terjadi pada tekanan dan temperatur yang tetap dan mengubah fase refrigeran dari gas jenuh menjadi cair jenuh. Ketika perubahan fase refrigeran berlangsung, kalor keluar dari refrigeran, menuju lingkungan di sekitar kondensor..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. d. Proses 3a-3 : Proses Penurunan Temperatur Refrigeran Proses 3a-3 disebut juga dengan proses pendinginan lanjut atau subcooling. Proses ini terjadi setelah refrigeran memiliki kondisi fase cair jenuh dan berlangsung pada tekanan yang tetap yang mengakibatkan terjadi penurunan temperatur pada refrigeran. Tujuannya untuk mendapatkan kondisi refrigeran benar-benar dalam keadaan cair supaya, mudah mengalirkannya ke dalam pipa kapiler. e. Proses 3-4 : Proses Ekspansi Proses 3-4 terjadi di dalam pipa kapiler disebut juga dengan throthling yaitu proses penurunan tekanan pada entalpi konstan. Akibat terjadinya penurunan tekanan, temperatur refrigeran menjadi ikut turun. Fase refrigeran ketika masuk pipa kapiler berbentuk cair lanjut dan berubah menjadi campuran antara fase cair dan gas. f. Proses 4-1a :Proses Penguapan Proses 4-1a terjadi pada evaporator dimana terjadi proses penguapan. Proses ini berlangsung pada tekanan dan temperatur yang tetap. Karena temperatur kerja evaporator rendah maka, ada kalor yang masuk dari lingkungan sekitar evaporator. Kalor yang masuk dipergunakan untuk merubah fase refrigeran dari fase campuran yaitu cair dan gas menjadi gas jenuh. g. Proses 1a-1 : Proses Gas Panas Lanjut Proses 1a-1 disebut juga dengan proses super heating atau disebut juga dengan pemanasan lanjut. Proses ini digunakan agar gas jenuh berubah menjadi fase gas seutuhnya dan memudahkan kerja kompresor agar temperatur kompresor menjadi maksimal serta, meningkatkan COP. Kompresor juga lebih berumur panjang. 2.1.5. Komponen Utama Siklus Kompresi Uap Adapun bagian-bagian utama dari sistem kompresi utama yaitu: a.. Kompresor Kompresor berfungsi untuk mengalirkan uap refrijeran yang mengandung. sejumlah uap panas dari evaporator dan menaikkan tekanan serta temperatur uap.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. refrigeran menuju ke kondensor. Lubang laluan refrijeran ke dan dari kompresor dikontrol oleh katup masuk (suction valve) dan katup keluar (discharge valve). Gerakan naik turun katup menyebabkan reftijeran dapat masuk melalui saluran masuk (suction). Pada saat torak bergerak ke bawah maka tekanan di dalam silinder jadi berkurang, dengan demikian refrijeran akan dapat mendorong katup mengalirkan reftijeran masuk ke dalam silinder. Pada saat gerak katup ke atas dan katup masuk sudah tertutup lagi tekanan di dalam silinder akan naik sedikit demi sedikit. Akibat dari dorongan torak ke atas, maka uap refrijeran jadi terkompresi sehingga sanggup mendorong katup keluar (discharge valve) mengalirkan refrijeran ke kondenser pada tekanan dan temperatur tinggi. Kompresor untuk refrijerasi dibagi menjadi 3 grup besar yaitu kompresor torak, kompresor rotary, kompresor sentrifugal. 1. Kompresor torak Kompresor torak menggunakan prinsip kerja silinder dan piston dalam prosesnya. Pada saat berlangsung langkah hisap piston, gas refrigeran yang bertekanan rendah ditarik masuk melalui katup hisap yang terletak pada piston atau di kepala kompresor. Pada saat langkah buang, piston menekan refrigeran dan mendorongnya keluar melalui katup buang, yang biasanya terletak pada kepala silinder. Contoh kompresor torak pada mesin pendingin dapat dilihat pada mesin kukas, freezer, showcase, chest freezer dan lain - lain.. Gambar 2.6 Kompresor torak http://.bp.blogspot.com--buWj__sPiwUtT9xU6DpAIAAAAAAAAAHgfScIxJmoh0s400Image+2.png.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2. Kompresor rotary Kompresor rotary adalah tipe kompresor positive displaccement yang menghasilkan udara bertekanan tinggi dengan menggunakan 2 helical screw. Contoh kompresor rotary pada mesin – mesin pendingin dapat dilihat pada mesin – mesin AC rumah tangga.. Gambar 2.7 Kompresor rotary http://citrapelanginusantara.blogspot.com 3. Kompresor sentrifugal Kompresor ini mengkompresikan uap refrijeran dengan aksi sentrifugal. Impeller (sudu pendorong) berputar cepat menyebabkan uap terhisap masuk ke dalam lubang dekat poros penggerak dan mengeluarkannya lagi pada kecepatan yang tinggi. Semakin tinggi kecepatan akan mengakibatkan tekanan dan kecepatan uapnya tinggi. Contoh kompresor sentrifugal pada mesin pendingin dapat dilihat pada mesin Water Chiller. Water Chiller adalah mesin pendingin air yang biasa dipergunakan untuk sistem pengkondisian udara sentral pada hotel, mall maupun rumah sakit..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Gambar 2.8 Kompresor jenis sentrifugal https://indonesian.alibaba.com/product-detail/centrifugal-compressor-machinefor-cooling-and-heating-1465933778.html b. Kondensor Kondensor berfungsi untuk mengubah fase refrigeran dari gas menjadi cair serta untuk menurunkan temperatur refrigeran. Kalor yang dilepaskan kondensor dibuang keluar melalui permukaan kondensor dan diambil oleh fluida disekitar kondensor. Kondensor dibagi menjadi 3 jenis: 1.. Jenis berpendingin udara (air cooled). 2.. Jenis berpendingin air (water cooled). 3.. Jenis campuran, (evaporative) Kondensor yang sering digunakan pada mesin pendingin kulkas, freezer. dan showcase adalah kondensor berpendingin udara jenis pipa dengan jari-jari penguat yang terbuat dari besi (Gambar 2.9). Kondensor berpendingin air merupakan kondensor dengan tabung dan memiliki jumlah pipa – pipa pendngin yang banyak di dalamnya dimana air pendingin mengalir di dalam pipa – pipa tersebut (Gambar 2.10). Kondensor berpendingin campuran adalah kondensor dengan kombinasi pendingin udara dan air menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara melalui kumparan atau disebut juga sebagai proses kondensasi (Gambar 2.11)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Gambar 2.9 Kondensor berpendingin udara http://www.edukasielektronika.com/2015/09/pengertian-kulkas-bagian-bagiankulkas.html. Gambar 2.10 Kondensor berpendingin air http2.bp.blogspot.comFovXwpVnHTQVV7YG9YUkZIAAAAAAAAAKoOFiUGnzORkks64018.gif. Gambar 2.11 Kondensor berpendingin campuran httpsaircooledchiller.files.wordpress.com201503sewa-air-cooledchiller.pngw=300&h=272.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. c.. Filter Filter berfungsi sebagai tempat untuk. menyaring refrigeran sehingga. kotoran-kotoran yang akan masuk ke dalam pipa kapiler dapat tersaring sehingga pipa kapiler yang memiliki diameter sangat kecil tidak mngalami penyumbatan. Filter memiliki bentuk berupa tabung kecil dengan diameter antara 12-15 mm dan panjang 14-15 mm dimana di dalamnya terdapat saringan halus untuk menyaring refrigeran.. Gambar 2.12 Filter http://pintotokk.blogspot.co.id/ d.. Pipa Kapiler Pipa kapiler diklasifikasikan sebagai alat penurun tekanan. Pada. kenyataannya pipa kapiler tidak dapat mengontrol jumlah aliran refrijeran. Pipa kapiler merupakan pipa dengan diameter sangat kecil anatara 0,030-0,085 inci. Pipa kapiler digunakan untuk menurunkan tekanan refrigeran. Ada beberapa keuntungan memakai pipa kapiler antara lain: 1.. Harganya murah dan mudah dicari.. 2.. Pada saat mulai beroperasi kompresor dapat bekerja lebih ringan. Kerugian memakai pipa kapiler:. 1.. Pipa kapiler tidak mampu mengatur atau mengkontrol jumlah aliran refrigeran ke dalam evaporator. 2.. Pipa kapiler tidak dapat menghentikan aliran refrigeran pada saat kompresor tidak bekerja.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Gambar 2.13 Pipa kapiler https://www.aliexpress.com/w/wholesale-refrigeration-copper-coil.html e.. Evaporator Evaporator merupakan tempat mendidihnya refrigeran dari cair menjadi. gas. Evaporator yang mendidihkan refrigeran di dalam pipa biasanya disebut evaporator ekspansi langsung (direct expansion evaporators). Evaporator berbentuk pipa yang diberi plat dan dikondisikan sedemikian rupa sehingga dapat menguapkan refrigeran pada tekanan dan temperatur yang tetap. (Gambar 2.14). Gambar 2.14 Evaporator https://indonesian.alibaba.com/promotion/promotion_aluminum-fin-evaporatorpromotion-list.html f.. Refrigeran Refrigeran merupakan fluida kerja yang dgunakan dalam mesin pendingin. (termasuk mesin pendingin jensah) yang berfungsi unutk mengambil kalor dari.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. evaporator dan membuangnya ke kondensor. Sifat utama yang harus diperhatikan dalam memilih refrigeran adalah keamanan (safety). Sifat aman yang dipilih adalah tidak, tidak mudah terbakar dan tidak berkontaminasi dengan bahan makanan atau bahan bakar lain apabila sewaktu-waktu terjadi kebocoran, tidak bereaksi dengan logam serta ramah lingkungan. Refrigeran R-134a adalah refrigeran yang sering digunakan dalam mesin pendingin ( termasuk mesin pendingin jenasah). Refrigeran ini dilambangkan dengan R134a dan memiliki rumus kimia yaitu CH3CHF2F. Titik didih R134a pada temperatur 96,6o C dan memiliki titik beku pada temperatur -26,6o C pada tekanan 20 Psi. Refrigeran ini memiliki kelebihan tidak merusak ozon (ramah lingkungan), tidak mudah terbakar, memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, umur hidup yang pendek di atmosfer dan tidak memberikan dampak yang besar terhadap pemanasan global.. Gambar 2.15 Refrigeran R134a http://www.ebay.com/bhp/r134a-refrigerant 2.1.6. Perhitungan Karakteristik Mesin Siklus Kompresi Uap. Dengan menggunakan diagram tekanan-entalpi, besar nilai entalpi yang terdapat dalam siklus kompresi uap dapat diketahui. Setelah mengetahui nilai entalpi maka kerja kompresor, energi kalor yang diserap, energi kalor yang dibuang, koefisien prestasi (COP) dan efisiensi dapat diketahui..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. a.. Energi kalor persatuan massa yang dibuang kondensor (Qout). Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dibuang kondensor. merupakan perubahan entalpi dari titik 2 ke titik 3 yang dapat dihitung melalui Persamaan (2.2). Qout = h2 – h3. ... (2.2). Pada Persamaan (2.2) : Qout. : Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran, kJ/kg.. h2. : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, kJ/kg.. h3. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor, kJ/kg.. b.. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator (Qin). Energi kalor kalor persatuan massa yang diserap evaporator adalah proses. perubahan entalpi dari titik 4 ke titik 1 yang dapat dihitung dari Persamaan (2.3). Qin = h1 – h4. ... (2.3). Pada Persamaan (2.3) : Qin. : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg.. h4. : Nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator, kJ/kg.. h1. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator, kJ/kg.. c.. Kerja Kompresor (Win) Kerja kompresor yang didapat dari diagram tekanan-entalpi merupakan. kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang diperoleh melalui perubahan entalpi dari titik 1 ke titik 2, dihitung dengan mempergunakan Persamaan (2.4). Win = h2 - h1 Pada Persamaan (2.4) : Win. : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg.. h1. : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kJ/kg.. h2. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg.. ... (2.4).

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. d.. Coefficient Of Performance (COP aktual). Koefisien prestasi siklus kompresi uap aktual merupakan perbandingan. antara energi kalor yang diserap evaporator (Qin) dengan kerja kompresor (Win) pada mesin siklus kompresi uap. Dapat dihitung melalui Persamaan (2.5). 𝐶𝑂𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =. 𝑄𝑖𝑛. (ℎ −ℎ ). 𝑊𝑖𝑛. = (ℎ1 −ℎ4 ) 2. 1. ... (2.5). Pada Persamaan (2.5) : COP aktual. : Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara aktual.. Qin. : Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg.. Win. : Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg.. h1. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator, kJ/kg.. h2. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg.. h4. : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator, kJ/kg.. e.. Coefficient Of Performance (COP ideal) Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap dapat dihitung dengan. Persamaan (2.6). 𝑇. 𝑒 𝐶𝑂𝑃𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = (𝑇 −𝑇 ) 𝑐. ... (2.6). 𝑒. Pada Persamaan (2.6) : COPideal. : Koefisien prestasi kerja mesin kompresi uap secara ideal.. Te. : Temperatur mutlak evaporator, K.. Tc. : Temperatur mutlak kondensor, K.. f.. Efisiensi Mesin Pendingin Efisiensi mesin pendingin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan. (2.6). 𝐶𝑂𝑃. 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = ( 𝐶𝑂𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ) 𝑥 100% 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙. Pada Persamaan (2.7).. ... (2.7).

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. COPaktual. : Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara aktual.. COPieal. :. 2.2.. Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara ideal.. Tinjauan Pustaka Khairil Anwar (2010), melakukan penelitian tentang efek beban pendingin. terhadap kinerja sistem mesin pendingin yang meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien prestasi dan waktu pendinginan. Metode yang dipergunakan adalah metode eksperimental dengan variasi beban pendingin yang diperoleh dengan memampatkan bola lampu 60, 100, 200, dan 400 watt di dalam ruangan pendingin. Data yang diambil langsung menggunakan mesin pendingin HRP Focus model 802. Analisa data dilakukan secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan menentukan temperatur refrigeran pada setiap titik siklus, kapasitas refrigerasi dan COP pada sistem. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa penigkatan beban pendinginan menyebabkan koefisen prestasi pada sistem pendingin akan berbentuk kurva parabola. Performa optimum dalam proses pengujian selama 30 menit diperoleh pada lampu 200 watt dengan COP sebesar 2,64. Sedangkan untuk waktu pendinginan paling lama diperoleh pada beban pendinginan yang paling tinggi (bola lampu 400 watt). Marwan Effendy (2005), melakukan penelitian tentang pengarruh variasi putaran poros kompresor terhadap prestasi kerja mesin pendingin. Dalam penelitian ini digunakan alat uji sebuah mesin pendingin AC sederhana yang terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator dengan menggunakan refrigeran R-134a. Pembuatan variasi putaran poros pada kompresor dilakukan dengan melakukan beberapa perubahan ukuran diameter puli motor listrik. Diameter yang digunakan adalah d = 62 mm, d = 77 mm, d = 91 mm dan d = 103 mm. Seiring bertambahnya diameter puli motor listrik maka kecepatan putar poros kompresor yang dihasilkan akan semakin bertambah besar. Sistem tersebut kemudian diujikan pada ruangan yang memiliki beban lampu 200 watt dengan beban panas sebesar Q = 680 Btu/hr dan dari beban ruangan secara keseluruhan sebesar Q = 1249,55 Btu/hr. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. semakin kecil putaran poros kompresor mengakibatkan kerja yang dilakukan akan semakin kecil. Karena kecilnya kerja kompresor yang terjadi akan mengakibatkan koefisien prestasi yang dihasilkan semakin meningkat. Pada n =727,3 rpm; 871,8 rpm; 1058 rpm dan 1184 rpm secara berurutan COP yang dihasilkan sebesar 9,21; 8,53; 7,44 dan 6,92. Namun, waktu yang dibutuhkan dalam proses pendinginan ruangan sampai temperatur tertentu semakin bertambah. Kemas Ridhuan dan I Gede Angga J (2014), melakukan penelitian tentang pengaruh media pendingin air pada kondensor terhadap kemampuan kerja mesin pendingin. Kondensor berfungsi untuk membuang panas yang ada pada refrigeran, sehingga freon dapat diproses pada evaporator untuk menyerap panas kembali. Untuk meningkatkan proses pembuangan panas di kondensor perlu dilakukan penyerapan panas pada refrigeran yang lebih optimal seperti menggunakan air sebagai media pendingin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pembuatan dan pengujian alat pendingin. Pengujian dilakukan pada kondensor menggunakan air dan udara, dengan variasi beban pendingin ruangan 450W, 600W, 750W dan debit aliran air di kondensor 0,06 l/s, 0,075 l/s dan 0,09 l/s. Dari pengujian tersebut hasil yang didapat adalah COP (Coefficient Of Performance) yang tertinggi sebesar 15,43 terjadi pada pendingin air dengan beban temperatur 450 watt pada debit 0,09 l/s. Sedangkan dengan pendingin udara COP tertenggi sebesar 6,44 pada beban 450 watt. Temperatur air tertinggi didapatkan sebesar 38oC terjadi pada debit 0,06 l/s dan pada beban pendingin 750 watt. Wibowo Kusbandono dan P K Purwadi (2016), melakukan penelitian tentang pengaruh adanya kipas yang mengalirkan udara melintasi kondensor terhadap COP dan efisiensi mesin pendingin. Aliran udara melintasi kondensor dilakukan oleh kipas yang terpasang di dekat kondensor. Karakteristik mesin pendingin showcase yang diamati meliputi Coefficien Of Performance (COP) dan efisiensi. Penelitian ini dilakukan pada mesin pendingin showcase dengan menggunakan siklus kompresi uap. Siklus kompresi uap memiliki komponen utama yaitu kompresor, evaporator, kondensor dan pipa kapiler. Adapun komponen lain yang terpasang adalah filter dan pengatur tekanan pada mesin pendingin..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Kompresor yang digunakan dalam mesin pendingin memiliki daya 1/6 PK, sementara untuk ukuran komponen utama lainnya menyesuaikan dengan besarnya daya kompresor. Refrigeran yang digunakan adalah refrigeran yang ramah lingkungan R-134a. Variasi penelitian yang dilakukan terdapat jumlah kipas pendingin yang digunakan untuk mengalirkan udara pada kondensor adalah : (a) tanpa kipas. (b) menggunakan 1 kipas. (c) menggunakan 2 kipas. Kipas pendingin yang digunakan masing-masing memiliki daya : 63 watt. Ukuran ruangan pendingin 170 cm x 55 cm x 40 cm dengan beban pendingin beruapa 20 botol air dengan volume tiap-tiap botol sebesar 1 liter. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aliran udara yang melewati kondensor berpengaruh terhadap besarnya COP dan efisiensi mesin pendingin : (1) tanpa menggunakan kipas pada kondensor, nilai COP yang dihasilkan sebesar 3,23 dan efisiensinya sebesar 0,76. (2) dengan menggunakan 1 kipas pendingin kondensor, nilai COP yang dihasilkan sebesar 3,56 dan efisiensinya sebesar 0,77 dan (3) dengan menggunakan 2 kipas pendingin kondensor, nilai COP yang dihasilkan 3,80 serta efisiensinya sebesar 0,81. Khairil Anwar, Effendy Arif dan Wahyu H. Piarah (2010), melakukan penelitian tentang efek temperatur pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan (1) pengaruh temperatur pipa kapiler pada kondisi dan kapasitas pendinginan pada sistem refrigerasi dan (2) kondisi temperatur optimum untuk mendapatkan kinerja sistem yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan berbagai variasi temperatur pada pipa kapiler. Variasi temperatur diperoleh dengan menempatkan tabung kapiler di freezer dari sistem pendingin lainnya (refrigerator), melalui pengaturan termostat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan temperatur pendinginan pipa kapiler menyebabkan kapasitas refrigerasi dan Coefficient Of Performance (COP) pada sistem refrigerasi meningkat. Kinerja optimum dari penelitian yang dilakukan selama 30 menit menghasilkan temperatur termostat terendah yaitu -20oC dengan COP sebesar 2,71..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III PEMBUATAN ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1.. Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah. 3.1.1. Komponen Utama Mesin Pendingin Jenasah Komponen utama mesin pendingin jenasah yang dipergunakan pada penelitian ini adalah kompresor, kondensor, pipa kapiler, pipa tembaga, filter, evaporator, kipas dan refrigeran R134a. a. Kompresor Mesin pendingin jenasah ini menggunakan dua buah kompresor dengan spesifikasi sebagai berikut:. Kompresor 1. Kompresor 2. Gambar 3.1 Kompresor hermetik Jenis kompresor 1 : Hermetik Model. : AQAW77X. Voltase. : 220-240V. Daya. : 1/5HP. Jenis kompresor 2 : Hermatik Model. : ACBW89X. Voltase. : 220-240V. Daya. : 1/5HP. b.. Kondensor Menggunakan 2 buah kondensor dengan spesifikasi yang sama berikut. spesifikasinya: 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Kondensor 1. Kondensor 2 Gambar 3.2 Kondensor. Jenis kondensor. : Kondensor Tipe U. Panjang pipa. : 12,4 m. Diameter pipa. : 4,8 mm. Bahan pipa. : Baja. Bahan sirip. : Baja. Jarak antar sirip. : 5 mm. Ukuran kondensor : 57,5 cm x 110 cm c.. Pipa Kapiler Spesifikasi dari 2 pipa kapiler yang diganakan dalam penelitian mesin. pendingin jenasah ini adalah:. Gambar 3.3 Pipa kapiler Bahan pipa kapiler. : Tembaga. Panjang pipa kapiler. : 150 cm. Diameter pipa kapiler : 0,028 inci (0,71 mm).

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. d.. Filter Mesin pendingin jenasah pada penelitian ini menggunakan 2 buah filter. penyaring yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:. Gambar 3.4 Filter Bahan filter. : Tembaga. Panjang filter. : 88 mm. Diameter filter. : 19 mm. e.. Evaporator Spesifikasi dari 2 buah evaporator yang digunakan mesin pendingin jenasah. pada penelitian ini adalah:. Evaporator 1. Evaporator 2 Gambar 3.5 Evaporator. Bahan evaporator. : Aluminium. Diameter pipa evaporator. : 8,5 mm. Dimensi evaporator. : 34 cm x 20 cm x 6 cm. f.. Kipas Mesin pendingin jenasah pada penelitian ini menggunakan Kipas untuk. mensirkulasikan udara pada kondensor 1 sebanyak 7 buah dengan 6 kipas DC yang.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. memiliki spesifikasi yanng sama dan 1 kipas pendingin, dan menggunakan 1 buah kipas pendingin Kondensor 2. Spesifikasinya sebagai berikut: 1. Kipas Kondensor 1. Gambar 3.6 Kipas DC  6 kipas DC Tegangan. : 220-240 V. Ukuran. : 120 mm x 120 mm x 38 mm. Daya. : 11 watt (pebuah). Kecepatan putar. : 500 rpm. Gambar 3.7 Kipas pendingin kondensor 1  1 Kipas pendingin kondensor 1 Tegangan. : 220-240 V. Ukuran. : 15 in. Daya. : 10 watt. Kecepatan putar. : 430 rpm.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 2. Kipas Kondensor 2. Gambar.3.8 Kipas pendingin kondensor 2 Tegangan. : 220-240 V. Ukuran. : 8in. Daya. : 35 watt. Kecepatan putar. : 775 rpm. g.. Refrigeran R134a Refrigeran yang digunakan dalam mesin pendingin jenasah ini adalah. refrigeran R134a karena lebih ramah lingkungan dibanding dengan refrigeran yang lainnya dengan spesifikasi sebagai berikut :. Gambar 3.9 Refrigeran R134a Rumus kimia. : CH3CHF2F.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 3.1.2. Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah a.. Peti jenasah Peti jenasah yang digunakan terbuat dari kayu jati karena bahannya lebih. bagus dibandingkan dengan kayu-kayu biasa, kayu jati merupakan kayu yang awet dan tahan lama oleh sebab itu kami memilih kayu jati sebagai bahan baku untuk membuat peti jenasah. Peti jenasah yang dipergunakan mempunyai ukuran 180 cm x 60 cm x 50 cm.. Gambar 3.10 Peti jenasah b.. Pipa paralon Pipa paralon dibutuhkan untuk mensirkulasikan udara dari peti jenasah. menuju ke evaporator dan setelah itu mensirkulasikan udara dingin dari evaporator kembali masuk ke dalam peti jenasah. Ukuran dari diameter pipa paralon yang digunakan adalah 4 inchi.. Gambar 3.11 Pipa paralon.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. c.. Kaca Penggunaan kaca dibutuhkan sebagai tutup dari peti jenasah agar objek atau. benda yang ada di dalam peti jenasah dapat terlihat ketika proses pendinginan berlangsung.. Gambar 3.12 Kaca d.. Styrofoam Pada mesin pendingin jenasah sterofoam digunakan untuk melapisi dinding. peti bagian dalam. Selain itu sterofoam juga digunakan sebagai isolator karena memiliki konduktivitas termal yang kecil yaitu k = 0,033 W/m.oC yang menjaga temperatur di dalam peti tetap dalam keadaan stabil. Ukuran tebal dari styrofoam yang dipergunakan adalah 3 cm.. Gambar 3.13 Sterofoam e.. Pipa tembaga Penggunaan pipa tembaga pada mesin pendingin jenasah untuk. mensirkulasikan refrigeran dan menghubungkan antara kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler dan evaporator. Diameter pipa tembaga yang digunakan adalah 0,47 cm..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Gambar 3.14 Pipa tembaga f.. Pembengkok pipa Pembengkok pipa berfungsi untuk membengkokkan pipa tembaga agar. tidak rusak atau gepeng. Pembengkok pipa yang dipakai adalah pembengkok pipa dengan pegas. Pegas di dalam dipakai untuk membengkokan ujung-ujung pipa, sedangkan pegas di luar dipakai untuk membengkokan pipa bagian tengah.. Gambar 3.15 Pembengkok pipa g.. Alat pemotong pipa Alat pemotong pipa atau tubing cutter adalah alat yang berfungsi untuk. memotong pipa tembaga agar lebih rapi dan sesuai dengan kebutuhan yang digunakan dalam penelitian. Untuk memotong pipa dengan tubing cutter, pipa dimasukkan antara roller dan cutting whell..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Gambar 3.16 Alat pemotong pipa h.. Alat las dan Bahan Las Alat las yang dipakai adalah mesin las untuk tembaga yang berfungsi untuk. menyambung pipa-pipa tembaga pada mesin pendingin jenasah. Bahan las untuk menyatukan pipa tembaga dipergunakan bahan las dari perak. Selain bahan perak dipergunakan juga boraks.. Gambar 3.17 Alat las i.. Pressure gauge Pressure gauge memunyai fungsi untuk mengukur tekanan refrigeran pada. saat mesin bekerja. Yang terukur dalam pressure gauge adalah tekanan evaporator dan tekanan hisap kompresor..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Gambar 3.18 Pressure gauge j.. Pompa vakum Pompa vakum berfungsi untuk membuat vakum sistem. atau untuk. mengeluarkan udara dari mesin pendingin sebelum diisi dengan refrigeran.. Gambar 3.19 Pompa vakum k.. Termokopel dan APPA Termokopel adalah sensor temperatur yang digunakan untuk mengubah. perbedaan temperatur dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). APPA berfungsi sebagai alat yang memperlhatkan nilai temperatur yang diukur.. Gambar 3.20 Termokopel dan APPA.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 3.1.3. Langkah-langkah Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin pendingin jenasah adalah sebagai berikut: a. Merancang bentuk dan ukuran dimensi dari mesin pendingin jenasah. b. Membuat rangka mesin pendingin jenasah dengan menggunakan balok kayu. c. Memasang kayu pada rangka mesin dengan menggunakan kayu triplek yang memiliki tebal 3 mm dan pada peti jenasah dengan menggunakan kayu jati kemudian, dilanjutkan dengan menutup selah-selah antara lubang yang ada pada peti maupun pada evaporator dengan lem serta lakban. d. Pembuatan lubang pada peti dan ruang evaporaor dengan menggunakan bor kayu. e. Pemasangan dan penyambungan pipa pada peti setelah dilubangi kemudian melakukan perekatan dengan menggunakan shile agar tidak terjadi kebocoran. f. Pemasang styrofoam pada peti di bagian bawah dan smping sebagai casing dalam mesin pendingin jenasah. g. Pemasangan komponen utama dari siklus kompresi uap yaitu kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler dan evaporator. h. Pemasangan kipas-kipas yang digunakan sebagai variasi. i. Melakukan pemasangan pipa-pipa tembaga dan pengelasan sambungan antar pipa dengan alat bantu las serta pembengkok pipa tembaga. j. Melakukan pemasangan set pressure gauge pada kompresor. k. Melakukan pemasangan komponen kelistrikan dan kabel mesin pendingin jenasah. 3.1.4. Proses Pengisian Refrigeran R134a Sebelum melakukan pengisian refrigeran diperlukan beberapa proses yaitu pemvakuman siklus kompresi uap. Hal ini dilakukan agar siklus kompresi uap dapat berjalan dengan baik. Proses pemvakuman memliki arti yaitu mengkosongkan atau menghampakan suatu ruangan guna untuk memperoleh kerapatan gas yang kecil. Proses pemvakuman yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. pemvakuman statis. Melalui sistem statis dilakukan pemompaan vakum dan kemudian dilakukan penyumbatan pada ruangan sehingga terjadilah keadaan vakum pada ruangan agar terbebas dari terjadinya pengotoran yang terjadi oleh gas. Kemudian untuk tahap pengisian refrigeran pada mesin pendingin jenasah dilakukan dalam beberapa prosedur sebagai berikut : a. Hubungkan salah satu ujung selang pressure gauge pada katup pengisian (katup tengah) dari pressure gauge, kemudian ujung lainnya pada katup tabung refrigeran 134a. b. Kemudian hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung refrigeran secara perlahan-lahan sampai tekanan pipa high dan low pressure gauge mencapai yang diinginkan. Kemudian tutup kembali keran pada tabung refrigeran. c.. Setelah reffrigeran terisi ke dalam sistem kompresi uap, lepaskan selang pressure gauge. Kemudian pemeriksaan kebocoran pada sistem dilakukan dengan busa sabun, pemeriksaan dilakukan pada lubang katup pengisian dan sambungan pipa-pipa tembaga.. 3.2.. Objek Penelitian Objek penelitian adalah mesin pendingin jenasah hasil buatan sendiri,. gambar dan alat yang dipergunakan di dalam penelitian secara skematik tersaji pada Gambar 3.21 dan Gambar 3.22. Pada penelitian ini, sebagai pengganti jenasah, dipergunakan botol – botol yang berisi air yang diletakkan dalam ruangan pendingin. Berat air total yang dipergunakan sebesar 60 kg, atau sebanyak 60 liter..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Kondensor 2 Pipa kapiler 2 Filter 2. Kompresor 1. Evaporator 2. Kompresor 2. Filter 1 kipas Pipa kapiler 1. Evaporator 1. Kondensor 1. Pressure gauge. Gambar 3.21 Objek penelitian tampak samping. evaporator kipas. kondensor. Gambar 3.22 Objek penelitian tampak atas. evaporator. spesimen. Ruang pendingin.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 3.3.. Alur Penelitian Alur dalam penelitian berjalan mengikuti skematik diagram alur seperti. tersaji pada Gambar 3.23.. Mulai Perancangan mesin pendingin jenasah Persiapan alat dan komponen-komponen serta alat ukur mesin pendingin Pembuatan mesin pendingin jenasah meliputi : Penyambungan / perakitan komponen, Pemvakuman dan pengisian freon, Kalibrasi alat ukur dan Pemasangan alat ukur.. Uji coba alat Tidak Baik Baik Variasi penelitian. ya. Pengambilan data T1,T3,P1,P2, Truangan. ya. Lanjut variasi ? Tidak Perhitungan h1, h2, h3, h4, Qout, Qin, Win, COPaktual, COPideal dan Efisiensi Pengolahan data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Selesai. Gambar 3.23 Alur penelitian.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 3.4.. Skematik Penelitian Pemasangan alat ukur yang akan digunakan dalam proses penelitian adalah. sebagai berikut :. A. Pipa Filter 1 kapiler 1. Evaporator 2. Evaporator 1. Kondensor 2. Kondensor 1. Peti jenasah (Ruang pendingin). 4. Filter 2. 8. Pipa kapiler 2. 7 3 1. 5 6. 2. Kompresor 2 Kompresor 1 Kalor yang diserap oleh evaporator Udara dingin yang dihembuskan melalui evaporator Pressure gauge masuk kompresor Pressure gauge keluar kompresor Termokopel. Gambar 3.24 Skematik mesin pendingin jenasah Keterangan pada Gambar 2.4 : Posisi 1. : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran masuk kompresor 1. Posisi 2. : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran keluar kompresor 1.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Posisi 3. : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor 1. Posisi 4. : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler 1. Posisi 5. : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran masuk kompresor 2. Posisi 6. : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran keluar kompresor 2. Posisi 7. : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor 2. Posisi 8. : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler 2. Posisi A. : Posisi termokopel di dalam ruang pendingin jenasah. 3.5.. Alat Bantu Penelitian Alat bantu penelitian yang digunakan meliputi :. a.. Alat ukur tekanan (Pressure gauge) Alat ukur tekanan (Pressure gauge) berfungsi untuk mengetahui tekanan. refrigeran. Terdapat dua indikator yang terdapat pada pressure gauge indikator berwarna merah dan indikator berwarna biru. Indikator yang berwarna merah digunakan untuk mengukur tekanan tinggi sedangkan yang idikator yang berwarna biru untuk mengukur tekanan rendah.. Pressure gauge 1. Pressure gauge 2 Gambar 3.25 Pressure gauge. b.. Thermocouple Thermocouple berfungsi untuk sensor temperatur yang digunakan untuk. mengubah perbedaan temperatur dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase)..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Gambar 3.26 Thermocouple c.. Stop watch Stop watch digunakan untuk mengukur waktu lamanya proses pengambilan. data yang akan dilakukan.. Gambar 3.27 Stop watch d.. Tang ampere Tang ampere digunakan untuk mengetahui arus listrik yang bekerja pada. kompresor dari mesin pendingin jenasah.. Gambar 3.28 Tang ampere.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. e.. Terminal/ roll kabel Terminal berfungsi untuk membagi daya listrik ke mesin pendingin jenasah. karena pada mesin pendingin jenasah dibutuhkan terminal yang cukup banyak.. Gambar 3.30 Terminal/roll kabel f.. Botol minuman Botol minuman yang berisi 60 kg air dengan jumlah sebanyak 40 botol yang berukuran 1500 ml, digunakan sebagai spesimen untuk beban pendinginan menggantikan jenasah manusia.. Gambar 3.31 Botol minuman.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. g.. Diagram P-h Diagram P-h berfungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin. pendingin. Dengan adanya diagram P-h dapat diketahui nilai entalpi di setiap titik yang akan diteliti, (h1, h2, h3, h4) juga temperatur evaporator dan kondensor.. Gambar 3.32 Diagram P-h R-134a 3.6.. Variasi Penelitian Pada proses penelitian ini menggunakan beberapa variasi sebagai berikut :. a.. Tanpa kipas pendingin dengan tanpa beban. b.. Tanpa kipas pendinngin dengan beban 60 kg air. c.. 2 kipas pada kondensor mesin 1 dan 1 kipas pada kondensor mesin 2 tanpa beban. d.. 2 kipas pada kondensor mesin 1 dan 1 kipas pada kondensor mesin 2 dengan beban 60 kg. e.. 3 kipas pada kondensor mesin 1 dan 1 kipas pada kondensor mesin 2 tanpa beban. f.. 3 kipas pada kondensor mesin 1 dan 1 kipas pada kondensor mesin 2 dengan beban 60 kg.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. 3.7.. Cara Pengambilan Data. Langkah – langkah yang dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut : a.. Penelitian dilakukan di Labolatorium Universitas Sanata Dharma pada yang tak tentu, bisa hujan bisa tidak. Perubahan temperatur sekitar diabaikan, karena temperatur udara sekitar dan kelembabannya berubah – ubah sesuai cuaca.. b.. Sebelum mengambil data, termokopel harus dikalibrasi dengan menggunakan air mendidih, supaya dapat diketahui selisih perbedaan alat ukurnya.. c.. Termokopel yang sudah dikalibrasi ditempelkan di tempat – tempat tertentu.. d.. Memeriksa kipas pada kondensor dan yang ada di dalam peti bekerja dengan baik atau tidak.. e.. Memasukan atau mengisi air ke dalam botol kemudian diletakkan di dalam peti dengan berat 60 kg sebagai pengganti jenasah. Kemudian menutup peti jenasah dan melakban sela – sela dari peti, agar tidak ada udara yang keluar dari peti jenasah.. f.. Menghidupkan kompresor kemudian kipas tiga dan empat dihidupkan selanjutnya menunggu hingga mesin mencapai tekanan dan temperatur kerja yang stabil dan melakukan pengecekan temperatur awal ruangan pendingin pada 24 oC.. g.. Data yang harus dicatat setiap 20 menit sekali untuk setiap mesin, antara lain  P1 : Tekanan refrigeran masuk kompresor (Psia)  P2 : Tekanan refrigeran keluar kompresor (Psia)  T1 : Temperatur refrigeran masuk kompresor(oC)  T3 : Temperatur refrigeran masuk pipa kapiler (oC)  Temperatur ruangan pendingin (oC) Contoh tabel yang dipergunakan untuk mencatat data – data penelitian,. seperti terlihat pada Tabel 3.1..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan dalam pengambilan data Mesin 1 Waktu (menit). Tekanan Masuk Kompresor P1(Psia). Tekanan Keluar Kompresor P2(Psia). Temperatur Ruangan Pendinginan (oC). Temperatur Refrigeran masuk Kompresor T1 (oC). Temperatur Refrigeran masuk Pipa kapiler T3 (oC). 0 20 40 ... ... 360 Mesin 2 0 20 40 ... ... 360 3.8.. Cara Pengolahan Data Dari data yang diperoleh (P1, P2,T1,T3) untuk setiap mesin yang akan dibuat. siklus kompresi uap pada P-h diagram refrigeran. Dari P-h diagram refrigeran akan diperoleh nilai entalpi (h1,h2,h3,h4) pada masig – masing mesin, temperatur kerja evaporator dan temperatur kerja kondensor. Dari nilai entalpi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik mesin pendingin jenasah demgan cara menghitung kalor yang diserap evaporator (Qin), kalor yang dilepaskan oleh kondensor (Qout), kerja yang dilakukan oleh kompresor (Win), COP aktual, COP ideal, dan efisiensi dari mesin pendingin jenasah. Untuk melakukan pengolahan data, hasil-hasil perhitungan akan digambarkan dalam bentuk grafik terhadap waktu..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Pengolahan data dilakukan dengan memperhatikan dari tujuan serta hasil-hasil penelitian sebelumnya.. Gambar 3. 33 Cara mendapatkan h1 ,h2, h3, h4 temperatur kerja evaporator dan temperatur kerja kondensor pada P-h diagram. 3.9.. Cara Mendapatkan Kesimpulan Melalui analisis yang telah dilakukan akan didapatkan satu kesimpulan.. Kesimpulan yang didapat merupakan hasil dari proses analisis dari penelitian dan kesimpulan yang dibuat harus bisa menjawab tujuan dari penelitian.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1.. Hasil Penelitian Hasil penelitian mesin pendinngin jenasah ditampilkan berdasarkan variasi. kipas pendingin kondensor dan pembebanan pada mesin. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah : tanpa kipas kondensor tanpa beban, menggunakan dua kipas kondensor mesin satu ditambah satu kipas kondensor mesin dua tanpa beban, menggunakan tiga kipas kondensor mesin satu ditambah satu kipas kondensor mesin dua tanpa beban, tanpa kipas kondensor dengan beban, menggunakan dua kipas kondensor mesin satu ditambah satu kipas kondensor mesin dua dengan beban, dan menggunakan tiga kipas kondensor mesin satu ditambah satu kipas kondensor mesin dua dengan beban. Pada penelitian ini waktu yang dipergunakan pada variasi tanpa beban adalah 120 menit atau 2 jam. Sedangkan penelitian dengan beban diperlukan waktu 360 menit atau jam. Data yang diambil untuk masing – masing mesin meliputi : Waktu penelitian (menit), tekanan masuk kompresor 1 (P1), tekanan keluar kompresor (P2), temperatur refrigeran masuk kompresor (T1), temperatur refrigeran masuk pipa kapiler (T3) dan temperatur ruangan pendingin jenasah. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali percobaan utuk setiap variasi, kemudian setelah data semua terkumpul lalu dihitung hasil rata – rata dari setiap percobaan. a. Hasil penelitian Berikut adalah beberapa hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian pada mesin pendingin jenasah. Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.6 yang menyajikan data – data penelitian dari setiap variasi tanpa menggunakan beban pendinginan dan dengan menggunakan beban pendinginan baik pada mesin satu maupun mesin dua dalam penelitian mesin pendingin jenasah yang dilakukan dengan siklus kompresi uap.. 45.

Gambar

Gambar 2.1 Mesin pendingin jenasah yang dipergunakan di rumah sakit.
Gambar 2.2 Prinsip dasar mesin pendingin  2.1.3. Mesin Pendingin Jenasah
Gambar 2.5 Siklus kompresi uap pada diagram T-s
Gambar 2.6 Kompresor torak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan-penjelasan di atas bahwasanya fenomena mengenai kasus Bank Century mempengaruhi komunikasi politik Presiden Susilo Bambang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengajaran Tamrîn Lughoh di kelas VII C MTs Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta, dari segi tujuan pembelajaran, metode dan bahan ajar

Ritmik banyak kesulitan atau permasalahan yang dihadapi peserta didik. Dimana pembelajaran materi gerak ritmik selama ini masih berpusat pada guru pendidikan jasmani

Faktor yang menentukan keberhasilan suatu peternakan yaitu pemberian pakan. Sapi akan memiliki kualitas dan kuantitas output yang baik, bila kuantitas maupun

Etanol merupakan salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri, tetapi etanol dapat melarutkan senyawa kurkuminoid dan komponen minyak atsiri yang terkandung di

Bagi guru,pentingnya proses berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika Berdasarkan Adversity Quotient (AQ) siswa untuk mengenali dan memahami bakat

Trihamas Finance adalah perusahaan pembiyaan kredit kendaraan bermotor Adapun masalah yang terjadi adalah pada tahap pengajuan kredit yaitu pada penilaian administrasi