• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. EVALUA ASI PEND DIDIKAN KEPANGU K UDILUHUR RAN DI SMP P PANGUD DI LUHUR R YOGYAK KARTA, SM MP PANG GUDI LUHU UR SEDAYU U DAN SM MP PANGU UDI LUHU UR MOYUD DAN. SKRIPSI Diajjukan untu uk Memenu uhi Salah Sa atu Syarat M Memperole h Gelar Saarjana Pend didikan Program m Studi Ilm mu Pendidiikan Kekhu ususan Pen ndidikan Agama Katoolik. Oleh: Krristoforus Sangsung S NIM: 1111124037. PR ROGRAM STUDI ILM MU PENDIDIKAN KEKHU USUSAN PENDIDIKA AN AGAM MA KATOL LIK JURUSA AN ILMU PENDIDIK P KAN FAKULT TAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIK KAN UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 20166. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, serta memberi semangat dan menguatkan saya. * Orang tua dan saudara-saudariku yang selalu mendukung dalam doa. * Para Guru, staf dan karyawan SMP PL moyudan yang selalu mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk 11:28) “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin” (Mat 19:26). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Judul skripsi EVALUASI PENDIDIKAN KEPANGUDILUHURAN DI SMP PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN dipilih berdasarkan ketertarikan penulis untuk mengevaluasi sejauh mana pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai kepangudiluhuran dan bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran itu berlangsung. Pendidikan Kepangudiluhuran merupakan salah satu pelajaran muatan lokal dalam kurikulum Yayasan Pangudi Luhur. Pelajaran ini sudah berjalan selama lima tahun, untuk itu perlu dilakukan evaluasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan cara sampling purposive yaitu sampel diambil dengan pertimbangan tertentu, peneliti sungguh-sungguh mengetahui bahwa responden yang diminta untuk mengisi kuesioner dan untuk diwawancarai adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP PL Moyudan, SMP PL Sedayu dan SMP PL Yogyakarta. Kuesioner berjumlah 163 orang sedangkan 5 orang penulis, wawancarai. Instrumen yang digunakan adalah skala likert. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap pendidikan kepangudiluhuran. Dari hasil uji validitas dengan taraf signifikansi 0,05 N 163 orang. Dari total item 40 diperoleh sebanyak 35 item yang valid dan 5 item tidak valid. Sedangkan hasil uji reliabilitas diperoleh Cronbach's Alpha 0.810 yang berarti reliabilitas soal dalam penelitian ini tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan aspek ialah 11.942. Ini berarti responden mengetahui, menghayati dan mengikuti proses pendidikan kepangudiluhuran. Hasil wawancara pada aspek pengetahuan dan penghayatan mendukung data kusioner, sedangkan pada aspek proses tidak mendukung kuesioner. Namun data secara keseluruhan menunjukkan bahwa pendidikan kepangudiluhuran tergolong baik meskipun harus dikembangkan dan diperbaiki lagi pada aspek-aspek yang diteliti. Maka disarankan yayasan Pangudi Luhur lebih meningkatkan lagi materi, metode, sarana pendidikan kepangudiluhuran dan memperhatikan aspek yang masih kurang.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT This undergraduate thesis entitled EVALUATION OF KEPANGUDILUHURAN EDUCATION IN PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL, PANGUDI LUHUR SEDAYU JUNIOR HIGH SCHOOL AND PANGUDI LUHUR MOYUDAN JUNIOR HIGH SCHOOL was chosen based on the writer’s interest to evaluate how far the knowledge and comprehension of the values of Kepangudiluhuran has been, and how the process education of Kepangudiluhuran has happened, and whether or not it could be accepted and followed by all students. Kepangudiluhuran is a local subject in Yayasan Pangudi Luhur Curriculum. This subject has been taught for five years it had to be evaluated. The method employed in this research was descriptive method. The sample was taken using sampling purposive, that was the sample which was taken with certain consideration, the research is really want to know that the responden is wanted to fill the kuesioner and the person who was interview is the person who was consider to know about what is the research hope. The subjects of this research were the ninth grade students of three schools, Pangudi Luhur Moyudan Junior High School, Pangudi Luhur Sedayu Junior High School, and Pangudi Luhur Yogyakarta Junior High School. There are 163 questionnaires for the respondents and 5 people were interviewed. The instrument used here was Likert Scale measurement. It was used to measure the respondents’ attitudes, opinions, and perceptions toward Kepangudiluhuran Education. The validity test had significance level of 0.05 N 163 people. From the total 40 items, 35 items were found valid and 5 items were not valid. Whereas the result of reliability test was Cronbach’s Alpha 0.982, which meant that the questions’ reliability of this research was very high. The result showed that the mean of all aspects is 11.942. It meant that the subjects know, comprehend, and follow the process of Kepangudiluhuran Education. The result of the interview on knowledge and comprehension aspect supported the questionnaire data, whereas the result of the interview on the process did not support the questionnaires. However, the data as a whole showed that Kepangudiluhuran Education was classified as good, although it had to be fixed and improved in the aspects that were researched. Therefore, it is suggested for Yayasan Pangudi Luhur and their teachers to improve the materials, methods, means of teaching Kepangudiluhuran, and to pay attention on their poor aspects.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa atas limpahan berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul EVALUASI PENDIDIKAN KEPANGUDILUHURAN DI SMP PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis memilih judul tersebut dengan harapan dapat memberi sumbangan kepada Yayasan Pangudi Luhur guna peningkatan pelayanan kepada siswa-siswi. Penulis menyadari akan rahmat Allah melalui dukungan, perhatian, kasih dan kesetiaan dari banyak orang yang sangat berarti bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang setia. mendampingi,. membimbing. dan. memotivasi. penulis. dalam. menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Bambang Hendarto Yuliwarsono, M. Hum., selaku dosen penguji II dan sebagai dosen pembimbing akademik yang memberi semangat, dukungan dalam menuelesaikan skripsi ini. 3. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen penguji III yang telah berkenan mendampingi, memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Rm. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, yang memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Para Romo dan segenap staf dosen yang telah mendukung penulis selama menjalani perkuliahan di IPPAK dengan pengetahuan, ketrampilan dan spiritualitas sebagai seorang pewarta. 6. Seluruh karyawan Prodi IPPAK yang secara tidak langsung telah mendukung dan memberi dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bruder Pemimpin Kongregasi FIC Provinsi Indonesi Dan Dewan Provinsi yang telah mengutus penulis untuk menjalani perutusan di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma. 8. Para Bruder komunitas Sedayu dan Kidul Loji, para Suster PRR Magnifikat Pringgolayan, Yogyakarta yang telah menyemangati penulis. 9. Para Guru, Staf dan karyawan, SMP PL Moyudan yang mendukung selama proses penyelesaian skripsi ini. 10. Para kepala sekolah dan para guru SMP PL Yogyakarta, SMP PL Sedayu, SMP PL Moyudan serta para siswa kelas IX yang meberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian skripsi ini. 11. Teman-teman angkatan 2011 yang selalu memotivasi penulis selama menjalani studi di IPPAK dan penyelesaian skripsi ini. 12. Bapak-mama, serta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung penulis dengan doa, perhatian dan sapaan yang meneguhkan mulai dari penulis. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv. MOTTO ………………………………………………………………….. v. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………….... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vii. ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii. ABSTRACT ……………………………………………………………….. ix. KATA PENGANTAR ………………………………………………….... x. DAFTAR ISI ……………………………………………………………... xiii. DAFTAR TABEL …….. ……………………………………………….... xvii. DAFTAR GRAFIK …………..…………………………………………... xviii. DAFTAR SINGKATAN ...………………………………………………. xix. BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1. A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1. B. Identifikasi Masalah ……………………………………………. 9. C. Batasan Masalah ………………………………………….......... 9. D. Rumusan Masalah …………………………………………….... 10. E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10. F. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 11. G. Metode Penelitian …………………………………………….... 11. H. Sistematika Penelitian ………………………………………….. 11. BAB II KAJIAN TEORITIK…………………………………………….. 13. A. Evaluasi Pendidikan …………………………………………... 13. 1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi …………... 13. 2. Penilaian Pendidikan ……………………………………... 14. 3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran ………………... 16. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Fungsi Evaluasi ……………………………………….... 16. b. Tujuan Evaluasi ……………………………………….... 17. 4. Obiek dan Subiek Evaluasi ……………………………….. 18. a. Obiek Evaluasi ……………………………………….... 18. b. Subiek Evaluasi ………………………………………... 19. 5. Alat-alat Evaluasi………………………………………….... 19. a. Teknik Non Tes ………………………………………... 19. b. Teknik Tes ……………………………………………... 19. B. Pendidikan Kepangudiluhuran ………………............................ 20. 1. Pengertian Kepangudiluhuran …………………………….... 20. 2. Tujuan Kepangudiluhuran …..……………………………... 22. 3. Nilai-nilai Kepangudiluhuran ................................................ 23. a. Percaya kepada Tuhan ……………………………….... 23. b. Rendah Hati ……………………………………………. 27. c. Semangat dan Keteguhan Hati ……………….. ………. 32. d. Kebijaksanaan dan Berpengetahuan …………………... 34. e. Sikap Bijaksana ……………………………………….... 35. f. Sikap Saleh ……………………………………………... 38. g. Teladan Baik ………………………………………….... 40. h. Lembut Hati ……………………………………………. 42. i. Tabah Hati …………………………………………….... 43. j. Mencintai Para Bruder …………………………………. 44. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………... 45. A. Jenis Penelitian …………………………………………………. 45. B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….. 45. C. Populasi dan Sampel ………………………………………….... 46. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ……………………... 47. 1. Variabel Penelitian …………………………………………. 47. 2. Definisi Konseptual Variabel ………………………………. 48. 3. Definisi Operasional Variabel …………………………….... 48. 4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 48. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Instrumen Penelitian ……………………………………….. 49. a. Kisi-kisi Instrumen ........................................................... 50. b. Pengembangan Instrumen …………………………….... 54. 1). Uji Coba Terpakai …………………………………... 54. 2). Uji Validitas Instrumen …………………………….. 55. 3). Uji Reliabilitas Instrumen ………………………….. 58. E. Teknik Analisis Data ………………………………………….... 59. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….... 64. A. Hasil Penelitian ……………………………………………….... 64. 1. Deskripsi Data Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran ….. 64. a. Deskripsi Data Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran ……………………………………... 64. b. Deskripsi Aspek Pengetahuan …………………………. 67. c. Deskripsi Aspek Penghayatan …………………………. 70. d. Deskripsi Aspek Proses ………………………………... 72. 2. Hasil Wawancara …………………………………………... 75. a. Aspek Pengetahuan …………………………………….. 75. b. Aspek Penghayatan …………………………………….. 76. c. Aspek Proses ………………………………………….... 76. B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………... 77. 1. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran Berdasarkan Data Keseluruhan ……….. 77. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran Berdasarkan Data Setiap Aspek …….... 78. a. Aspek Pengetahuan …………………………………….. 78. b. Aspek Penghayatan …………………………………….. 80. c. Aspek Proses ………………………………………….... 81. C. Refleksi Kateketis …………………………………………….... 83. D. Keterbatasan Penelitian ………………………………………... 89. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 91. A. Kesimpulan …………………………………………………….. 91. B. Saran ………………………………………………………….... 92. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 93. LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian …………………………………... (1). Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian …………………. (2). Lampiran 3: Contoh Kuesioner ……………………………………. (3). Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden …………………………. (7). Lampiran 5: Instrumen Wawancara ……………………………….. (11). Lampiran 6: Hasil Wawancara …………………………………….. (12). Lampiran 7: Uji Validitas Aspek Pengetahuan ……………………. (14). Lampiran 8: Uji Validitas Aspek Penghayatan dan Proses ………... (15). xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel. 1 : Skor. Alternatif. Jawaban. Variabel. Pendidikan. Kepangudiluhuran ……………………………………... Tabel. 2 : Kisi-kisi. Instrumen. Evaluasi. Pendidikan. Kepangudiluhuran ……………………………………... Tabel. 3 : Kisi-kisi. Instrumen. Proses. 49. 50. Pendidikan. Kepangudiluhuran …………………………………….... 52. Tabel. 4 : Kisi-kisi Instrumen Wawancara ……………………….... 54. Tabel. 5 : Keterangan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Taraf Signifikansi……………………………………….. Tabel. 55. 6 : Rumus uji validitas dengan teknik korelasi Product Moment………………………………………………….. 57. Tabel. 7 : Rumus uji reliabilitas dengan teknik formula Alpha……. 58. Tabel. 8 : Reliability Statistics ………………………………………….. 59. Tabel. 9 : Rumus Penentuan Kriteria………………………………. 61. Tabel. 4.1 : Statistik Nilai Keseluruhan…………………………….... 65. Tabel. 4.2 : Kualifikasi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran……………………………………….. 66. Tabel. 4.3 : Statistik Aspek Pengetahuan……………………………. 67. Tabel. 4.4 : Kualifikasi Data Aspek Pengetahuan……………………. 68. Tabel. 4.5 : Statistik Aspek Penghayatan…………………………….. 70. Tabel. 4.6 : Kualifikasi Data Aspek Penghayatan……………………. 71. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel. 4.7 : Statistik Aspek Proses………………………………….... 72. Tabel. 4.8 : Kualifikasi Data Aspek Proses…………………………... 73. DAFTAR GRAFIK Grafik. 4.1 : Frekuensi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran ……………………………………... 66. Grafik. 4.2 : Frekuensi Data Aspek Pengetahuan……………………. 69. Grafik. 4.3 : Frekuensi Data Aspek Penghayatan……………………. 71. Grafikk. 4.4 : Frekuensi Data Aspek Proses ………………………….. 74. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Teks Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Fil. : Filipi. Gal. : Galatia. Luk. : Lukas. Mrk. : Markus. Rom. : Roma. Yoh. : Yohanes. B. Singkatan Lain Art. : Artikel. Br. : Bruder. FIC. : Fratres Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae Virginis (Kongregasi Para Bruder Santa Perawan Yang Dikandung Tak Bernoda). Konst. : Konstitusi. N. : Jumlah Responden. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekeri luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serat rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang mahaesa. Berdasarkan. tujuan. pendidikan. nasional. maka. pendidikan. yang. sesungguhnya adalah suatu usaha pembinaan pribadi manusia untuk mencapai tujuan akhirnya (perilaku hubungan dengan Tuhan dan diri sendiri) dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya). Pendidikan membentuk orang untuk menemukan nilai-nilai yang menjadi bekal bagi kelangsungan hidup seseorang dalam dalam masyarakat. Secara singkat dikatakan bahwa pendidikan nilai adalah suatu proses di mana seseorang menemukan maknanya sebagai pribadi pada saat di mana nilai-nilai tertentu memberikan arti pada jalan hidupnya. Proses ini menyangkut “perjalanan menuju ke kedalaman diri sendiri”, menyentuh bagianbagian terdalam diri manusia, seperti daya refleksi, introspeksi, analisa dan.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. kemampuan menemukan diri sendiri dan betapa besar harga dirinya. Pendidikan nilai menyangkut ranah daya cipta, rasa dan karsa, menyentuh seluruh pengalaman seseorang ( Handoko, Riyanto, 2004: 23). Pendekatan pembelajaran humanis memandang manusia sebagai subiek yang. bebas. merdeka. untuk. menentukan. arah. hidupnya.. Manusia. bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Pendekatan yang lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang humanis adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif. Pendekatan dialogis mengajak peserta didik untuk berpikir bersama secara kritis dan kreatif. Pendidik tidak bertindak sebagai guru melainkan fasilitator dan partner dialog. Pendekatan reflektif mengajak peserta didik untuk berdialog dengan dirinya sendiri, sedangkan pendekatan ekspresif mengajak peserta didik untuk mengekspresikan diri dengan segala potensinya (realisasi dan aktualisasi diri). Dengan demikian pendidikan tidak mengambil alih tanggung jawab, melainkan membantu dan mendampingi peserta didik dalam proses perkembangan diri, penentuan sikap dan pemilihan nilai-nilai yang akan diperjuangkannya. Menanggapi tujuan dan makna dari nilai-nilai pendidikan tersebut di atas, yayasan Pangudi Luhur mencanangkan sebuah rancangan pendidikan yang bukan hanya menekankan pada perkembangan intelektual melainkan juga pembentukan karakter dan budi pekerti peserta didik. Untuk mewujudkannya yayasan Pangudi Luhur menambahkan pelajaran khas yayasan yaitu pelajaran Pendidikan Kepangudiluhuran. Sering terdengar bahwa pendidikan dan proses pemilikan nilai ternyata tak diperhitungkan di dalam kurikulum sekolah. Meskipun begitu,.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. menurut Darminta, (2006:24) kenyataannya pembatinan nilai-nilai tetap terjadi lewat sekolah, asrama, dan masyarakat, disadari atau tidak. Pangudi Luhur merupakan sebuah yayasan yang berada di bawah naungan kongregasi FIC dengan berfokus pada pendidikan dan pembinaan kaum muda. Pendidikan menjadi karya kerasulan yang utama, di samping juga ada karya sosial. Melalui karya-karya tersebut, Kongregasi FIC mengabdikan diri sebagai tarekat aktif atau tarekat yang merasul. Karya kerasulan bidang pendidikan dan sosial merupakan karya yang diwariskan oleh pendiri FIC yaitu Mgr. Ludovicus Rutten dan sesama pendiri Bruder Bernardus Hoecken (bdk. Konstitusi FIC art. 7 dan 8). Pendiri FIC meminta para anggotanya untuk menjaga warisan kongregasi. Warisan tersebut merupakan kharisma yang dianugerahkan Allah. Meskipun demikian para anggotanya juga diminta untuk tetap terbuka terhadap tanda-tanda zaman dan terhadap Roh yang berhembus ke arah yang dikehendakinya. (bdk. Konstitusi FIC, bagian Refleksi Dasar). Sehubungan dengan itu, tarekat FIC dengan memperhatikan Refleksi Dasar tersebut, tetap mempunyai komitmen terhadap warisan yang telah ada. Artinya sampai sekarang Tarekat mengutamakan karya kerasulannya di bidang pendidikan dan pembinaan kristiani. Pendidikan kepangudiluhuran adalah salah satu mata pelajaran muatan lokal. Semua sekolah di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur wajib menerapkan. pelajaran. Kepangudiluhuran.. Adapun. tujuan. pendidikan. kepangudiluhuran tersebut adalah untuk menumbuhkan sikap batin peserta didik agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama, dan lingkungan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. hidupnya, serta memiliki kepedulian sosial dalam hidup bermasyarakat. Pembelajaran Kepangudiluhuran juga bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dan mewujudkan nilai-nilai universal yang diperjuangkan semua orang beriman. Tujuan ini merujuk dari materi pembelajaran Kepangudiluhuran. Proses pelaksanaan pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu, dan SMP Pangudi Luhur Moyudan dilaksanakan dengan sistem klasikal seperti bidang studi lainnya; karena pendidikan kepangudiluhuran dikemas dalam bentuk pelajaran di kelas yang setara dengan Muatan Lokal. Perbedaan dengan bidang studi lainnya adalah penekanannya di mana kepangudiluhuran lebih pada pembentukan iman dan karakter peserta didik. Bila melihat perbedaannya dengan bidang studi lain, maka penulis melihat bahwa sistem klasikal tidak begitu efektif dalam proses pendidikan kepangudiluhuran. Perlu dicari metode dan terobosan baru agar proses pendidikan kepangudiluhuran lebih efektif. Metode yang dapat diterapkan adalah rekoleksi dan outbound. Materi yang sama diberikan dengan metode yang tepat akan memberikan dampak yang baik bagi pembentukan karakter anak didik. Materi kepangudiluhuran yang disampaikan berkaitan dengan sepuluh keutamaan yang diwariskan oleh para pendiri kongregasi FIC sebagai penyelenggara Yayasan Pangudi Luhur. Sepuluh Keutamaan yang disampaikan kepada peserta didik meliputi: Rendah Hati, Teladan Baik, Mencintai Para Bruder, Saleh, Sikap Bijaksana, Lembut Hati, Tabah Hati, Kebijaksanaan dan Berpengetahuan, Semangat dan Keteguhan Hati, Percaya kepada Tuhan (Humbelt, 1994). Keutamaan-keutamaan tersebut dijabarkan dalam materi yang dikemas.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. sesuai dengan tingkat pendidikan sehingga dapat diterima dan dipahami oleh siswa/i. Dengan demikian, diharapkan para siswa mampu menginternalisasikan dalam diri sebagai sikap hidupnya, terutama pembentukan karakter pribadi sebagai manusia yang utuh, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mencintai sesama dalam hidup sehari-hari. Harapan ini tertuang dalam Profil ”outcome” Yayasan Pangudi Luhur” (Riyanto, 2004: 24), yakni; menjadi manusia merdeka, manusia yang berpribadi utuh, manusia yang berpikir otentik dan bertindak aktif-positif, manusia yang tangguh iman dan moralnya serta manusia yang sadar dan mampu membangun hidup bersama. Lulusan pendidikan Yayasan Pangudi Luhur mestinya menjadi manusiamanusia yang merdeka dalam arti manusia yang merdeka baik secara fisik, mental maupun secara rohani, yang pada akhirnya mengembangkan rasa merdeka dan independen dalam hidupnya baik secara pribadi maupun dalam hidup sosialnya. Manusia merdeka yang dimaksudkan adalah orang yang merdeka dalam mengarungi hidup tanpa “disiksa” oleh banyaknya keinginan, bebas dari perbudakan hawa nafsu, jujur dan iklas serta bebas dari kebohongan atau dusta. Hidup manusia merdeka hanya bergantung pada Allah sumber segala kebebasan manusia yang menggenggam segala kebutuhan manusia. Pangudi luhur hendaknya tidak hanya menekankan perkembangan intelektual atau nilai ujian akhir, tetapi juga memperhatikan perkembangan pribadi secara lebih utuh. Manusia yang berkepribadian utuh adalah manusia yang memiliki sifat kodrat, hakikat dan memiliki cipta, karya dan karsa. Manusia utuh.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. mampu menggunakan semua potensi dalam dirinya demi kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Sebagai bagian dari keutuhan. manusia, ia juga harus mampu. mempergunakan pikirannya secara otentik dan bertindak secara lebih aktif-positif. Berpikir otentik dan bertindak aktif berarti siswa perlu memiliki sikap dan ketrampilan untuk mengakses informasi sekaligus mampu mengkaji dan menyeleksi. informasi. yang. berguna. dalam. proses. pembelajaran. dan. kehidupannya. Dewasa ini banyak terjadi perubahan nilai-nilai dan benturan nilai-nilai. Siswa hendaknya selalu di “tune in” kan pada nilai keutamaan dan universal. Mereka perlu dilatih dan dibina untuk menjadi pribadi yang berbudi luhur serta beriman yang tangguh, sekaligus menghargai dan menghormati keyakinan dan perbedaan. Mereka memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dapat menjadi teladan dan penggerak budaya “berhati nurani”. Berkat ketangguhan iman dan moral akan mempengaruhi kepribadian siswa Pangudi Luhur sampai mengalami dan menyadari hidup bersama yang penuh persaudaraan, keramahan dan keakraban, sekaligus disertai jiwa kemandirian dan kebebasan yang bertanggung jawab untuk membentuk jiwa kewirausahaan yang tangguh. Sejauh pengamatan penulis di beberapa SMP Pangudi Luhur di Yogyakarta, pembelajaran Kepangudiluhuran terlaksana berdasarkan program pembelajaran yang disusun oleh Tim Penulis buku Kepangudiluhuran. Model pembelajaran kepangudiluhuran bersifat pendampingan iman yang diawali dengan doa, pengantar singkat, inspirasi iman yang bersumber dari Kitab Suci atau dari.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. keteladanan hidup pendiri Kongregasi FIC, dan dilanjutkan dengan pendalaman iman dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan reflektif. Selanjutnya siswa diajak untuk membagikan hasil refleksinya dalam bentuk sharing bersama. Pada akhir kegiatan guru membuat kesimpulan dan mengajak siswa untuk membuat aksi nyata sebagai tanggapan atas materi pembelajaran yang bersangkutan. Kegiatan ini. dilaksanakan. sebagai. kegiatan. rutinitas. pada. proses. pembelajaran. kepangudiluhuran di kelas. Komite sekolah dan orang tua siswa turut memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan pendidikan kepangudiluhuran di sekolah-sekolah yayasan Pangudi Luhur dengan melihat kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi bukan hanya dalam hal intelektual, tetapi juga kepribadian yang utuh dan seimbang. Pembentukan kepribadian siswa yang utuh dan seimbang menjadi sangat penting sehingga dalam pendidikan kepangudiluhuran perlu ada usaha peningkatan mutu dan kualitas melalui evaluasi pendidikan kepangudiluhuran secara keseluruhan. Dari fakta di lapangan yang penulis amati di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu, dan SMP Pangudi Luhur Moyudan tanggapan siswa-siswi terhadap pelajaran kepangudiluhuran belum maksimal. Bahkan sebagian besar siswa-siswi kurang bersemangat mengikuti pelajaran kepangudiluhuran. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah: karena proses pembelajaran yang monoton sehingga kurang menyentuh hati siswa-siswi. Di samping itu kemasan materi kepangudiluhuran sudah tercakup dalam mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti yang kesannya hanya mengulang.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. pelajaran. yang. sama.. Muncul. kesan. siswa-siswii. bahwa. pelajaran. kepangudiluhuran hanya mengulang pelajaran pendidikan agama meskipun ada sedikit perbedaan karena kepangudiluhuran lebih mengarah kepada pengetahuan dan spritualitas. Beberapa alasan tersebut di atas menjadi alasan yang masuk akal apabila sebagian dari siswa-siswi menjadi bosan dan kurang berminat terhadap pelajaran kepengudiluhuran di samping alokasi yang disediakan dalam satu minggu hanya satu jam pelajaran dengan durasi 35 menit. Kapasitas waktu 35 menit tentu saja tidak cukup bila dibandingkan dengan isi materi kepangudiluhuran. Kapasitas waktu yang terbatas mempengaruhi proses pelajaran yang tidak utuh. Di sisi lain, siswa-siswi mengharapkan agar pendidikan kepangudiluhuran semestinya diampu oleh seorang biarawan (Bruder) yang mempunyai wawasan dan spiritualitas mendalam tentang kepangudiluhuran. Namun meskipun pendidikan kepengudiluhuran diampu oleh guru, (awam) guru tersebut diberi pembekalan secara khusus baik dalam hal wawasan tentang kepangudiluhuran dan juga spiritualitas kongregasi FIC. Fakta yang terjadi adalah guru yang dipercaya untuk. mengampu. pelajaran. kepangudiluhuran. tidak. memiliki. wawasan. spiritualitas kongregasi FIC. Dengan demikian baik guru maupun siswa belum memahami dengan sungguh makna terdalam dari kepangudiluhuran yang sesungguhnya sehingga hasilnya juga belum maksimal. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, sangat jelas persoalan yang menjadi fokus dari penelitian penulisan ini adalah mengenai proses pembelajaran kepangudiluhuran terutama di tiga (3) SMP Pangudi Luhur yang ada di daerah.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Yogyakarta. Penulis akan mengadakan penelitian dan evaluasi terhadap proses pelajaran. kepangudiluhuran. dengan. judul. “EVALUASI. PENDIDIKAN. KEPANGUDILUHURAN DI SMP PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN”.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang penulis uraikan dalam latar belakang penulisan skripsi ini, maka dapat diindentifikasi sebagai berikut: 1.. Apa itu pendidikan kepangudiluhuran?. 2.. Apa isi materi pendidikan kepangudiluhuran?. 3.. Bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan?. 4.. Bagaimana model pendampingan guru dalam menyampaikan materi pendidikan kepangudiluhuran?. 5.. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi pendidikan kepangudiluhuran?. 6.. Bagaimana respon orang tua dan komite sekolah terhadap pendidikan kepangudiluhuran?. C. Batasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka secara khusus penulis dalam penelitian ini, penulis membatasi pada masalah Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran yang dicanangkan oleh yayasan Pangudi Luhur.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. dalam proses pendidikan, khususnya di SMP PL Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1.. Bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.. 2.. Bagaimana hasil pendidikan kepangudiluhuran, baik aspek pengetahuan maupun aspek penghayatan yaitu menjadi manusia merdeka, manusia yang berpribadi utuh, tangguh iman dan moralnya serta manusia yang sadar dan mampu membangun hidup bersama.. E. Tujuan Penelitian 1.. Untuk mengetahui proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.. 2.. Untuk. mengukur. kepangudiluhuran kepangudiluhuran.. pengetahuan dan. penghayatan. siswa-siswi siswa-siswi. tentang tentang. nilai-nilai nilai-nilai.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengembangan Yayasan Pengudi Luhur, penelitian diharapkan memberi data yang pasti tentang pengetahuan siswa-siswi SMP Pangudi Luhur terhadap pendidikan kepangudiluhuran. Data tersebut diharapkan menjadi dasar untuk pengembangan program kepangudiluhuran. 2. Bagi pengembangan ilmu pendidikan di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan, di harapkan penelitian. ini. memberikan. data. perihal. penghayatan. nilai-nilai. kepangudiluhuran siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Secara aplikatif, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi sekolah yang menaung di bawah Yayasan Pangudi Luhur, serta sekolah katolik lainnya untuk meningkatkan penerapan sebagai ciri sekolah katolik melalui pendidikan kepangudiluhuran.. G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskripsi anilitis dengan dukungan data kuantitatif.. H. Sistematika penulisan BAB I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. BAB II : berisi kajian pustaka yang akan menguraikan dua bagian pokok yakni: bagian pertama akan membahas mengenai evaluasi pendidikan yang mencakup pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi, tujuan evaluasi, obyek dan subyek evaluasi dan alat-alat evaluasi. Bagian kedua menguraikan tentang pendidikan kepangudiluhuran yang mencakup pengertian, tujuan. pendidikan. kepangudiluhuran, dan nilai-nilai kepangudiluhuran. BAB III : membahas mengenai metodologi penelitian yakni jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi, hasil penelitian berdasarkan kuesioner, wawancara, dan temuan khusus melalui studi dokumen, temuan umum melalui studi dokumen, pembahasan hasil penelitian, refleksi kateketis dan keterbatasan penelitian. BAB V : merupakan bagian penutup penulisan skripsi mengenai kesimpulan dan saran yang berguna bagi berbagai pihak..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. BAB II KAJIAN TEORITIK. Dalam bab ini, penulis akan memaparkan teori-teori yang mendukung penelitian yaitu Evaluasi Pendidikan (A), yang meliputi pengertian evaluasi, fungsi tujuan evaluasi pembelajaran, obyek dan subyek evaluasi dan alat-alat evaluasi.. Pendidikan. Kepangudiluhuran. (B),. yang. meliputi. pengertian. kepangudiluhuran, tujuan kepangudiluhuran, nilai-nilai Kepangudiluhuran.. A. Evaluasi Pendidikan 1.. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian. (KBBI, 1996:272). Sedangkan Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (1997: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. proses penentuan kuantitas suatu objek dengan memebandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur. Penilaian adalah. proses. penentuan. kualitas. suatu. objek. dengan. membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standart tertentu. Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.. 2.. Penilaian Pendidikan Penilaian pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (1997: 3) adalah. kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melampaui pengajaran sudah mencapai tujuan. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolah ini disebut transformasi. Jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut:. 1) Input Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon siswa itu dinilai dulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya. 2) Output Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian. 3) Transformasi Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain: 1) Guru dan personal lainnya 2) Bahan pelajaran 3) Metode mengajar dan sistem evaluasi 4) Sarana penunjang 5) Sistem administrasi. Umpan balik (feed back) adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan untuk memperbaiki input maupun transformasi.. 3.. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran. a.. Fungsi evaluasi Fungsi evaluasi pembelajaran menurut Sugiyono (2006: 12) sangat. diperlukan dalam pendidikan antara lain untuk memberi informasi. Imformasiinformasi yang diperoleh dapat digunakan untuk: 1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya. 2) Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. 3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik. 4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya. 5) Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. 6) Membuat kebijaksanaan dan keputusan. 7) Menilai hasil yang dicapai para pelajar. 8) Menilai kurikulum. 9) Memperbaiki materi dan program pendidikan.. b. Tujuan evaluasi Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahanbahan keterangan. yang akan dijadikan sebagai. bukti. mengenai. taraf. perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Serta menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. c.. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :. 1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan 2) Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya. 3) Mengetahui kemajuan belajar siswa 4) Mengetahui potensi yang dimiliki siswa 5) Mengetahui hasil belajar siswa 6) Mengadakan seleksi 7) Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa 8) Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa 9) Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan 10) Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa 11) Memberikan motivasi belajar 12) Mengetahui efektifitas mengajar guru 13) Mengetahui efisiensi mengajar guru 14) Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran. 4.. Obiek dan Subiek Evaluasi. a.. Obiek Evaluasi Obiek atau sasaran penilaian menurut Suharsimi Arikunto (1997: 18). adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dalam penulisan ini proses dan hasil pendidikan kepangudiluhuran yang diukur.. b. Subiek Evaluasi Subiek evaluasi dalam penulisan ini adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.. 5.. Alat-alat Evaluasi. a.. Teknik Non Tes Yang tergolong teknik non tes adalah:. 1) Skala bertingkat (rating scale) 2) Kuesioner (questionair) 3) Daftar cocok (check-list) 4) Wawancara (interview) 5) Pengamatan (observation) 6) Riwayat hidup. b.. Teknik Tes Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk. memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Dalam bukunya Muchtar Bukhori mengatakan: “tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non tes. Teknik non tes yang dipilih yaitu: 1) Kuesioner (questionair) tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 1997: 25). 2) Wawancara (interview). Wawancara atau intervieu adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subiek evaluasi (Suharsimi Arikunto, 1997: 27). Wawancara dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara. bebas,. dimana. responden. mempunyai. kebebasan. untuk. mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.. B. Pendidikan Kepangudiluhuran 1.. Pengertian Kepangudiluhuran Kepangudiluhuran asal kata dari pangudi luhur. Pangudi, artinya suatu. usaha atau ikhtiar untuk mencapai sesuatu. Luhur, artinya mulia atau luhur. Pendidikan kepangudiluhuran selalu menjunjung ajaran-ajaran luhur yang berdasarkan Pancasila, selalu bersemangat menuntut ilmu dan berkembang.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. menjadi pribadi yang berkualitas tinggi, cerdas, berwatak dan berbudi pekerti, sehat jasmani serta rohani, dan memiliki cinta kasih dengan dijiwai semangat dasar Yesus Kristus. Pendidikan. kepangudiluhuran. adalah. pendidikan. nilai-nilai. yang. diwariskan oleh para pendiri kongregasi FIC dan sebagai cikal bakal Yayasan Pangudi Luhur. Wahana (2004:51) mengutip pendapat Max Scheler, nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas apriori (yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi terlebih dahulu). Tidak tergantungnya kualitas tersebut tidak hanya pada objek yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung, tindakan manusia, dan sebagainya), melainkan juga tidak tergantung pada reaksi kita terhadap kualitas tersebut. “Meskipun pembunuh tidak pernah dinyatakan sebagai jahat, namun akan tetap sebagai jahat. Dan meskipun „yang baik‟ tidak pernah dimengerti sebagai baik, namun tetap merupakan yang baik”. Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung dan tidak berubah seiring dengan perubahan barang. Tidak tergantungnya nilai mengandung arti juga bahwa nilai tidak dapat berubah. Nilai bersifat absolut, tidak dipersyaratakan oleh suatu tindakan, tidak memandang keberadaan alamiahnya, baik historis, sosial, biologis ataupun individu murni. Hanya pengetahuan kita tentang nilai bersifat relatif, sedangkan nilai itu sendiri tidak relatif. Peranan nilai bagi manusia; nilai memiliki peranan sebgai daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia, serta mendorong manusia untuk mewujudkan nilainilai yang ditemukannya dalam tindakan-tindakannya. Nilai memilki peranan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. sebagai pendorong dan pengarah bagi pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindaknnya. Menurut Darminta (2006:24) nilai berarti sesuatu yang penting dan berharga, di mana orang rela menderita, mengorbankan yang lain, membela, dan bahkan rela mati demi nilai tersebut. nilai memberi arti atau tujuan dan arah hidup. Nilai menyediakan motivasi-motivasi. Nilai memberikan arah perjalanan, seperti rel kereta api, agar tidak lepas dari jalur perjalanan. Nilai-nilai bergerak berlandaskan tiga tempat pijakan. Pertama, nilai-nilai bergerak di kepala. Di situ orang bisa menangkap bahwa sesuatu layak dan dengan demikian, secara intelektual yakin atas layak dan pentingnya sesuatu itu. Kedua, nilai-nilai perlu mendarat di hati. Orang sendiri tidak hanya menangkap bahwa sesuatu layak dan penting untuk dimiliki, tetapi hati perlu juga dikenai dan dipengaruhi oleh nilai-nilai. Di mana hartamu berada di situ hatimu berada (Luk 12:34). Ketiga, nilai harus mendarat di tangan. Jika seluruh pribadi terlibat pada nilai yang diyakini, otak dan hati, maka nilai akan mengantar orang pada keputusan dan tindakan. Dengan demikian, nilai-nilai penggerak utama dalam hidup kita karena nilai memberi kepastian arah untuk bertindak. Singkatnya, nilai tidak hanya sesuatu yang kita percayai, tetapi juga kenyataan yang kita pilih dan kemudian kita laksanakan.. 2.. Tujuan Kepangudiluhuran Pendidikan yang benar adalah suatu usaha pembinaan pribadi manusia. untuk mencapai tujuan akhirnya (perilaku hubungan dengan Tuhan dan diri.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. sendiri) dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya). Secara singkat dikatakan bahwa pendidikan nilai adalah suatu proses di mana seseorang menemukan maknanya sebagai pribadi pada saat di mana nilai-nilai tertentu memberikan arti pada jalan hidupnya. Proses ini menyangkut “perjalanan menuju ke kedalaman diri sendiri”, menyentuh bagian-bagian terdalam diri manusia, seperti daya refleksi, introspeksi, analisa dan kemampuan menemukan diri sendiri dan betapa besar harga dirinya. Pendidikan nilai menyangkut ranah daya cipta, rasa, dan karsa, menyentuh seluruh pengalaman seseorang. Theo (2004) dalam bukunya yang berjudul: “Idealisme dan Praksis Pendidikan Pangudi Luhur” menguraikan tujuan Kepangudiluhuran sebagai berikut: a. Menumbuhkan sikap batin peserta didik agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya, sehingga mereka memiliki kepedulian sosial dalam hidup bermasyarakat. b. Membantu peserta didik menemukan dan mewujudkan nilai-nilai yang diperjuangkan semua orang beriman.. 3.. Nilai-nilai Kepangudiluhuran. a.. Percaya kepada Tuhan. 1) Iman yang Menyelamatkan Dalam kehidupan sehari-hari makna iman diidentikkan dengan “sikap percaya”. Sepintas kedua pengertian itu tampak mempunyai arti yang sama. Pada hal makna “mempercayai” secara umum menunjuk kepada berbagai sikap.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. manusia yang mempercayai segala sesuatu sebab dianggapnya bertuah, keramat dan memiliki suatu khasiat. Itu sebabnya dengan sikap “percaya” seseorang dapat menyembah suatu benda, patung, pohon atau dongeng yang diwariskan secara turun-temurun (Sugi, 2011: 6). Sikap percaya memberi tempat yang begitu besar pada sikap subyektif manusia sehingga mendorong seseorang untuk bersikap irasional dan memercayai berbagai dongeng atau hal-hal yang sebenarnya tidak patut dipercayai. Sikap percaya memungkin manusia untuk percaya kepada takhayul sehingga melumpuhkan akal budi dan hati nuraninya untuk memuliakan Allah selaku pencipta dan penyelamat hidup. Justru sikap iman senantiasa mendorong dan memampukan setiap orang yang percaya agar membebaskan diri dari setiap sikap irasional dan dongeng (Sugi, 2011: 6). St. Petrus menyatakan “sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya” (2 Ptr 1:16). Kesaksian Kitab Suci secara sadar menegaskan pemberitaan para nabi dan rasul didasari oleh kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, suatu kebenaran yang lahir dari pernyataan Allah dan bukan hasil dari dugaan atau dongeng. Apabila sikap “percaya” menuntun manusia kearah kegelapan maka sebaliknya sikap “iman” justru mampu membebaskan dan menyelamatkan manusia dari kuasa kegelapan sehingga mereka memperoleh jalan hidup..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. Indikator: Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka indikator yang mau dicapai dalam pendidikan kepangudiluhuran tentang percaya kepada Tuhan adalah: a) Menjelaskan arti sikap percaya kepada Tuhan berdasar Kitab Suci. b) Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken sebagai jalan menuju keselamatan Kristiani. c) Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.. 2) Allah yang Murah Hati Untuk memperoleh keselamatan dan hidup bahagia di dunia, perlulah setiap orang percaya kepada Tuhan. Hal itu juga berlaku bagi pemimpin tarekat atau komunitas, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rohani dan jasmnai para brudernya. Tentulah tugas ini amat berat, sukar, dan kurang menyenangkan; orang yang paling tabah pun akan mundur ketakutan, jika ia tidak boleh mengharapkan pertolongan dari surga. Dua orang pemimpin seperti Mgr. Ludovicus Rutten pendiri Kongregasi FIC dan Br. Bernardus Hoecken sebagai bruder pertama di kongregasi FIC adalah figur pemimpin menjadi teladan. Mereka berdua adalah gembala atau pemimpin yang dengan setia dan penuh kasih mengantar para bruder kepada sikap percaya sebagai jalan menuju keselamatan rohani. Mereka adalah dua karakter yang menjalankan perutusan dengan kasih, setia, bersemangat, dan bertanggung jawab. Hal itu mereka ambil dari semangat gembala sejati yakni Allah yang ditampakkan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. dalam pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu karya perutusannya berkembang tidak hanya di kota Maastricht saja. (Sugi, 2011: 12). Br. Bernardus Hoecken ketika menghadapi masalah-masalah pada permulaan kongregasi seperti kekurangan calon bruder, dia berdoa kepada Tuhan dan mempercayakan segala masalah tersebut kepada Tuhan. Berkat semangat, ketekunan, dan menyerahkannya kepada Tuhan serta mohon perantaraan kepada Bunda Maria, akhirnya semua masalah tersebut dapat diatasi. Buktinya justru perkembangan sekolah-sekolah yang didirikan tidak hanya di kota Maastricht tetapi sampai ke berbagai negara, seperti Indonesia. Tanpa iman, tidak akan terjadi mukjizat. Karena rasa percaya kita pada Tuhan (iman) itulah yang mendatangkan mukjizat. Kisah dalam Injil Lukas 8:22-25 menggambarkan bagaimana Yesus menegur para murid yang kurang beriman, mereka menjadi kuatir dan ketakutan ketika mereka dihadapkan dengan persoalan yaitu angin dan taufan yang menimpa perahu mereka, pada hal Yesus ada bersama mereka. Lukas 8:22-25, “pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersamasama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?". Indikator: a) Mengenal Allah adalah kasih berdasarkan Kitab Suci..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. b) Menjelaskan kasih Allah yang dialami oleh Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam hidupnya. c) Meneladan sikap percaya Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari. d) Meneladan ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.. b. Rendah Hati 1) Melayani Dengan Rendah Hati Di zaman sekarang ini banyak orang cendrung hidup secara individu, tertutup, angkuh bahkan sombong. Situasi seperti ini menjadikan orang tidak peduli terhadap sesamanya. Orang tidak mengerti akan tanggungjawab sosialnya, yaitu ikut berperan serta bertanggungjawab memperhatikan orang lain. Biasanya orang justru lebih mudah menyalahkan orang miskin, menderita, dan bersalah. Orang yang bersikap rendah hati pada dasarnya tidak mencari pujian, tetapi lebih mendasari tindakanya pada keiklasan hati untuk mengasihi sesama. orang yang rendah hati memiliki sifat peduli terhadap orang lain, mengingat jasa atau pertolongan yang pernah diterima meski sekecil apapun. Orang yang rendah hati tidak mementingkan diri melainkan memperhatikan kepentingan orang lain (Sugi, 2011: 23). Dalam Kitab Suci ditegaskan “Barang siapa ingin menjadi yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 23:11). “Aku datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, Aku telah memberikan suatu teladan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28 supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Mat 20:27-28). Demikianlah manusia harus semakin dapat merendahkan diri, agar Tuhan disadari selalu hadir dalam kehidupannya. Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati karena Ia sendiri adalah rendah hati. Ia berjalan dengan orang yang rendah hati karena memiliki kemauan membuka diri terhadap semua ajaran-Nya. Konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, Maria menjadi inspirator kerendahan hati bagi bruder-bruder FIC. Dijelaskan bahwa Santa Perawan Maria adalah pelindung Kongregasi para bruder Santa Perawan Maria yang Tak Bernoda (Fratres Immaculatae Conseptionis-FIC). Para bruder berbahagia menempatkan Maria sebagai inspirasi dalam meningkatkan semangat kerendahan hati. Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan terhadap Putranya. Ia memandang dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan mengerjakan karya agung dalam dirinya. Di dalam kidung magnificatnya, terungkap perhatian utamanya terhadap yang miskin dan berkekurangan, dan kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran. Indikator: a). Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam melayani dari Br. Bernardus Hoecken.. b) Menjelaskan pandangan Kristiani tentang sikap rendah hati dalam melayani berdasarkan Kitab Suci. c). Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken dalam melayani..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. 2) Maria Teladan Kerendahan Hati Bagi Manusia Gereja sejak awal mengakui peranan Bunda Maria dalam keseluruhan tata keselamatan. Karya keselamatan Allah dilaksanakan dalam dan melalui Yesus Kristus, dengan mengiktutsertakan Maria dalam karya keselamatan itu. Maria mulai berperan ketika menyatakan kesiap sediaan dan ketaatannya kepada kehendak Allah untuk mengandung Yesus Putera-Nya (bdk. Luk 1:26-28). Maria mendengarkan, dan percaya. Percaya dinyatakan dengan: a). Menjadi hamba Tuhan. b) Melayani/memercayai c). Mewujudkan Sabda Allah dalam hidupnya Sejak awal perjalanannya menjadi bunda Yesus, Maria mengalami. tantangan iman yang berat (bdk. Luk 2:33 – 35), “ … suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran dan hati banyak orang” (ay. 35). Pengujian kesetiaan Maria berpuncak pada peristiwa jalan salib Yesus. Ia tak tergoyahkan. Ia setia menemani Putranya dalam jalan salib-Nya. Maria semakin mewujudkan kesetiaannya dengan rendah hati. Ia bersedia menjadi ibu bagi para rasul, yang menjadi cikal bakal Gereja. dengan demikian Maria sudah sejak awal menjadi bunda Gereja. keagungan pribadi Maria yang begitu rendah hati dihayati oleh Gereja, itulah sebabnya Gereja memberi banyak gelar kepadanya. Walapun demikian Gereja selalu mengingatkan agar umat menempatkan Maria secara proposional. Devosi kepada Maria tidak berdiri sendiri, melainkan harus ditempatkan dalam konteks Yesus Kristus sebagai juruselamat dan satu-satunya perantara keselamatan kepada Bapa..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. Dalam konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, dijelaskan Santa Perawan Maria adalah pelindung Kongregasi para Bruder Santa Perawan Maria yang Terkandung Tak Bernoda (Fratres Immaculatae Conceptionis – FIC). Para Bruder berbahagia menempatkan hidupnya di bawah perlindungannya yang istimewa. Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan Putranya. Ia memandang dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan mengerjakan karya Agung dalam dirinya. Di dalam Kidung Magnificatnya, dan kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran. Dia adalah Ibu semua orang beriman. Melalui semua keraguan dan ketidakpastiannya, ia tetap setia terhadap Putranya, bahkan sampai di Kalvari. Oleh karna itu semua bangsa menyebut dia berbahagia. Indikator : a). Memahami Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia melalui Kitab Suci.. b) Menjelaskan Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia melalui Br. Bernardus Hoecken. c). Meneladan sikap kerendahan hati Maria.. 3) Sikap rendah hati untuk menghargai nilai kerja Pepatah mengatakan Ora et Labora, (St.Benekdiktus dari ordo Benekdiktin) bekerja dan berdoa. Dengan bekerja orang beriman mewujudkan panggilan Tuhan yang dapat membahagiakan dirinya. Bekerja meski disertai.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. dengan keringat, rasa lelah atau capek, tetapi tetap memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan (Sugi, 2011: 31). Orang harus bekerja, karena dengan bekerja orang dapat mempertahankan hidup (kebutuhan dasar). Dengan bekerja orang memuliakan Allah (bdk. Yoh 5:17, aspek religius). Dengan bekerja orang merasa berbahagia karena mengembangkan potensi-potensi dirinya (aspek psikologis). Dengan bekerja. orang dapat berjasa dengan orang lain (aspek sosial, Sugi, 2011: 31). Dalam ajaran Gereja Gaudium et Spes no.34 dan 35 di jelaskan bahwa sebagai orang beriman menyadari Tuhan memanggil manusia untuk bekerja. Bekerja merupakan sebuah panggilan dari Tuhan untuk ikut serta dalam karya penciptaan-Nya. Nilai kerja yang sesungguhnya terletak pada faktor-faktor yang tidak selalu ekonomis, seperti menemukan harga diri, sosial, pengembangan diri, demi kesejahteraan sesama, dan ikut ambil bagian dalam karya Tuhan. Maka pekerjaan apapun bentuknya sungguh bernilai dihadapan-Nya, apabila dalam bekerja kita menghadapinya dengan penuh syukur, sikap rendah hati dan menghargai pekerjaan itu. Demikian juga dalam konstitusi FIC art 5, no. 76 dan 77, dijelaskan bahwa Bruder sepenuhnya membaktikan diri demi pelayanan kepada Allah dan demi pelayanan. kepada. kedatang. Kerajaan-Nya.. Dalam. kasih,. para. Bruder. membaktikan dirinya kepada Dia yang penug kasih. Dalam Dia, para Bruder membaktikan dirinya seorang kepada yang lain dan kepada semua orang. Para Bruder mengungkapkan pembaktian ini dalam keseluruhan hidupnya. Mereka melaksanakannya dalam semangat Injil, antara lain dengan menjanjikan dirinya.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. untuk hidup menurut Triprasetia : Ketaatan, Kemiskinan, dan hidup Wadat demi Kerajaan Allah. Indikator : a) Menjelaskan sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja melalui Kitab Suci. b) Memahami sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja melalui Br.Bernardus Hoecken. c) Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken untuk. menghargai. nilai kerja dalam kehidupan sehari-hari.. c.. Semangat dan Keteguhan hati. 1) Penyerahan Diri Jalan Memperoleh Kekuatan Keteguhan Hati Globalisasi adalah perubahan yang terjadi di dunia ini akibat dari penemuan-penemuan modern sehingga seolah-olah dunia yang luas ini menjadi sedemikian sempitnya. Hal ini membawa perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Di satu sisi globalisai telah memberikan kemungkinan untuk membangun kesatuan secara lebih luas. Di sisi lain globalisasi telah memberikan berbagai tawaran atau pilihan yang beragam. Hal ini memberikan kesulitan pada semua orang terlebih generasi muda yang masih mencari jati diri. proses mencari jati diri ini menyebabkan generasi muda mudah berubah dalam pilihan-pilihan hidup. Oleh karena itu generasi muda memerlukan teladan pribadi yang memiliki keteguhan hati dalam hidup. Mereka perlu melatih diri untuk membuat pilihanpilihan tepat dalam hidup (Sugi, 2011: 39)..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. Dalam Injil Mat 16:24 Yesus berkata kepada murid-muridNya: Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingan sendiri, memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku. Firman ini menunjukkan bahwa Yesus memberikan persyaratan kepada manusia kalau ingin mengikuti Yesus, manusia harus rela dan mau. meninggalkan segala. sesuatu. yang menghambat. hubungannnya dengan Tuhan. Indikator: a) Menjelaskan arti penyerahan diri. b) Meneladan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.. 2) Sikap Keteguhan Hati Di Bangun Melalui Kewaspadaan Waspada berarti orang selalu bersikap berjaga-jaga menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Sadar akan yang dihadapi meskipun belum jelas jalan keluarnya. Dalam Injil Lukas 12:35-37, pelayan yang siap selau selau berjaga-jaga setiap hal. Berpakaian dan lampu tetap bernyala sama seperti pelayan yang sedang siap menunggu tuannya kembali dari pesta kawin. Kalau tuan itu kembali dan mengetuk pintu, mereka akan segera membuka pintu. Alangkah untungnya pelayan-pelayan yang kedapatan sedang menunggu pada waktu tuannya datang. Maka dalam menghadapi hidup pada era globalisasi dibutuhkan sikap waspada atau bertindak berhati-hati untuk berani memilih dan menetukan hal-hal yang baik dan meninggalkan yang kurang baik. Untuk bisa sampai proses memilih hal yang baik serta meniggalkan yang kurang baik membutuhkan bantuan orang lain (Sugi, 2011: 44)..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. Indikator : a) Menjelaskan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan Mgr.Ludovicus Rutten. b) Menjelaskan pengalaman bersikap waspada sangat perlu dalam kehidupan sehari-hari. c) Meneladan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan Mgr.Ludovicus Rutten.. d. Kebijaksanaan dan berpengetahuan 1) Menjadi Manusia Pendoa Doa suatu sarana komunikasi kasih antara manusia dan Allah. Menjadi manusia pendoa berarti mau menyediakan waktu dan tempat untuk selalu membangun kedekatan hati dengan Allah. Baginya doa merupakan nafas kehidupan sehari-hari. Melalui doa, seseorang dimampukan untuk mendengarkan kebenaran dan hidup batin yang mendalam (Sugi, 2011: 48). Orang yang bijaksana adalah orang yang cerdas dalam artian mampu membedakan hal yang baik dari hal yang buruk (I Raj 3:9). Ia dapat memberikan alternatif-alternatif sebagai jalan ke luar. Orang yang bijaksana orang yang terus belajar dan terus menangkap jalan-jalan Tuhan. Jalan Tuhan dibacanya melalui tanda-tanda yang terjadi setiap harinya. Indikator: a) Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan dan berpengetahuan Br. Bernardus Hoecken menjadi pribadi pendoa..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. b) Menjelaskan makna doa dalam kehidupan sehari-hari. c) Meneladan kehidupan doa Br. Bernardus Hoecken. d) Meneladan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan Br.Bernardus Hoecken.. e.. Sikap Bijaksana. 1) Menjadi Insan Pembelajar Menjadi manusia pembelajar merupakan hak setiap orang, dan yang bersedia menerima tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting yakni : a). Berusaha mengenali dirinya, potensi dan bakat-bakat yang muncul,. b) Berusaha. sekuat. tenaga. untuk. mengaktualisasikan. potensinya. itu,. mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya, dengan cara menjadi dirinya sendiri (Sugi, 2011: 54). Dalam kontitusi FIC dijelaskan “kita harus berkembang menjadi orang yang sungguh-sungguh dewasa dan kaya secara rohani. Kita akan menjadi semakin berarti bagi persekutuan persaudaraan kita. Kita bersedia mendengarkan orang lain dan menerima pertolongan mereka; kita hendaknya menghargai orang lain, meskipun dalam kenyataan mereka berbeda dari kita.” Ditegaskan pula bahwa orang bijaksana ialah orang yang terus belajar dan terus menanggapi jalanjalan Tuhan. Indikator : a). Menjelaskan arti kesatuan kata dan perbuatan.

Gambar

Tabel 7. Rumus manual uji Reliabilitas
Tabel 8. Reliability Statistics    Cronbach’s
Tabel 9. Rumus Penentuan Kriteria
Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskripsi nilai Keseluruhan evaluasi  pendidikan kepangudiluhuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

4) Dengan adanya website E-Commerce di CV. Jaya Mandiri Dental khususnya pada proses penjualan bahan dan alat praktek dokter, diharapkan dapat mempermudah pembelian

Panitia BIMTEK Pengolahan data Atmosfer Berbasis Satelit Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, bertujuan untuk mengetahui perilaku yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang

Prinsip kerja dari wind tunnel ini adalah menggerakkan udara dengan fan hisap dibagian belakang dan meletakkan benda uji pada external balance yang berfungsi

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Visi Kementerian Perindustrian sampai dengan 2014 : Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Pasal 1 angka 9 yang dimaksud Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang tidak termasuk dokter PTT, diangkat oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk dan

16 Setelah pokok bahasan ini selesai dibahas, mahasiswa peserta kuliah ini dapat menghitung nilai-nilai parameter penguat dan penguat bertingkat yaitu impedans masukan, impedans