• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi , kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.

(2)

1.2 Tujuan Mebuat Makalah

Dalam sistem pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan materi-materi khusus yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.Misalnya, untuk memahami penggunaan tanda baca dalam setiap penulisan menggunakan kajian Bahasa Indonesia. Sedangkan dalam kajian Bahasa Indonesia sendiri banyak mempunyai kaidah-kaidah tertentu dan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kajian dalam suatu bacaan,cerita, surat resmi ataupun semua bacaan yang menggunakan tanda baca.

1.Dapat mengetahui kata asing, kata baku dan tidak baku. 2.Dapat mengetahui cara membuat surat resmi yang benar. 3.Dapat memahami arti penjedaan dalam puisi.

(3)

BAB II. Pembahasan

2.1 Pengertian Majas

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Pembahasan cerpen ““Tentang Seorang yang Mati Tadi Pagi” karya Agus Noor” dari sudut pandang penggunaan gaya bahasa sintaksis dan gaya bahasa semantis. Dalam gaya bahasa sintaksis yang digunakan adalah bentuk pengulangan dan bentuk penghilangan.

Dalam gaya semantis akan dibagi ke dalam tiga majas, yaitu majas pertentangan, majas identitas dan majas kontiguitas. Ketiga majas tersebut nantinya masih dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok.

1. Gaya Sintaktis

Bentuk sintaktis adalah konstruksi kalimat yang mencolok dari segi stilistika karena bangunnya yang menyimpang dari susunan yang “normal” (Luxemburg, 1991: 62). Bentuk sintaktis ini sesungguhnya dibagi ke dalam tiga jenis yang terdiri dari bentuk pengulangan, bentuk pembalikan dan bentuk penghilangan, namun karena bentuk pembalikan dan bentuk penghilangan tidak dijumpai dalam cerpen ini maka hanya bentuk pengulangan saja yang akan dibahas.

(4)

2.2 Ciri-ciri Majas 1. Metafora

a. Bentuk metafora yang akan dibahas terlebih dulu disini adalah penghilangan bagian yang harfiah sehingga makna yang tidak ditunjukkan dalam teks harus kita tentukan sendiri untuk memperoleh pemahaman yang baik (Luxemburg, 1991: 95) misalnya“Lihatlah, cahaya matahari seperti susu segar yang ditumpahkan ke lantai, terasakental.”(h. 2, p.3)

Disini cahaya matahari yang cerah dan hangat diumpamakan seperti susu segar yang kental.

b. Bentuk lain dalam bidang semantik adalah sinestesi yang menunjukkan aspek dari indera yang satu dihubungkan dengan indera lain, contohnya “suara yang hangat” (Luxemburg, 1989: 189). Dalam cerpen ini tercermin pada beberapa kalimat berikut, “Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaan terhanyut”

(h.1, p.1).

Disini indera penglihatan berupa kata “waktu” dihubungkan dengan indera perasaan berupa kata “berdenyut lembut “. “... membuat setiap aroma jadi terasa begitu kental dalam penciumannya”(h. 3, p.1)

Pada kalimat ini indera penciuman berupa kata “aroma” dihubungkan dengan indera perasaan berupa kata “kental”.

c. Bentuk metafora yang banyak dijumpai adalah personifikasi dimana aspek arti dari sesuatu yang hidup dialihkan kepada sesuatu yang tidak bernyawa (Luxemburg, 1989: 189). Contoh dalam cerpen ini adalah “Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaan terhanyut” (h.1, p.1).

(5)

“Detak jam yang begitu lembut” (h. 3) Waktu dan detak jam adalah sesuatu yang tidak bernyawa, namun dinyatakan bisa berdenyut lembut. Adapun kalimat lainnya yang merupakan personifikasi sebagai berikut: “Aku bayangkan maut mengecup keningnya pelan, dan ia tersenyum.” (h. 6, p. 1) Seperti halnya waktu dan detak jam, disini kata “maut” merupakan sesuatu yang tidak bernyawa, namun dinyatakan dapat mengecup keningnya pelan. Dari beberapa contoh penggunaan gaya bahasa baik gaya bahasa sintaksis maupun gaya bahasa semantis

2.3 Macam-macam Bentuk Majas a. Majas pertentangan

Dalam majas ini terdapat istilah antitese atau majas yang disertai dengan paralelisme sintaksis, contohnya “Ada waktu untuk datang, ada waktu untuk pergi” (Luxemburg, 1991: 64). Dalam cerpen ini tercermin pada kalimat berikut, “Sungguh saya ingin mati, tetapi tak hendak bunuh diri” (h.5, p.1) Dalam kalimat diatas sangat bertolak belakang dengan keadaan yang sering kita jumpai,ketika seseorang punya keinginan untuk mati pastinya akan melakukan hal yang dapat menyebabkan kematian itu, seperti bunuh diri. Namun dalam kalimat diatas begitu tercermin kalimat yang bertentangan. Adapun contoh yang lainya terdapat dalam kalimat berikut:

“Bila itu lelucon, pastilah itu lelucon yang tidak lucu” (h.5, p,2) Dalam kalimat diatas sebuah lelucon pastinya akan menimbulkan hal yang lucu, namun dalam kalimat bertentangan dengan kalimat “lelucon yang paling tidak lucu”.

(6)

b. Majas identitas

Majas identitas mencakup perumpamaan dan metafora yang membandingkan objek atau pengertian dan menyamakannya secara semantis. Dalam proses metaforik terdapat beberapa bentuk seperti sinestesi dan personifikasi.

4. Majas Perulangan

Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.

a. Aliterasi

adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Contoh:

Dengarkanlah dendang durjana Lelaki tua putra Madura (dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian) b. Antana Klasis

Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:

Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya Dan kegelapan,rimba sepi kejadian (dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)

c. Repetisi

Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama. Contoh:

Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan. (dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)

(7)

d. Paralerisme

Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda. Contoh: Sunyi itu duka

Sunyi itu kudus Sunyi itu lupa Sunyi itu lapas e. Kiasmus

Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi. Contoh: Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang. (dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

(8)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa

1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.

2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:

a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.

b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.

c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.

d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.

3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.

4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan.

(9)

5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpamanya.

B. Saran

majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, H.2008.Indahnya Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional..

Budi, Sanusi, dkk.2007.Bina Bahasa Indonesa.Jakarta:Erlangga.

ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo

Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka

sumber lain:

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah ...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

2.1 Pengertian Majas ...3

2.2 Ciri-ciri Majas ...4

2.3 Macam-macam / Bentuk Majas ...5

BAB III PENUTUP...7

A. Kesimpulan ...7

B. Saran ...8

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam. Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini, sebagai pemenuhan ujian praktek Bahasa Indonesia.

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:. Segenap Guru yang telah mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini, Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuannya.

Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.

Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

(13)

Disusun Oleh :

Nama Kelompok : Siti Fauziyah Martini

Rose Yulianan Kelas : XII IPS

SMA RYAN SULAEMAN

TANGGULUN KADUNGORA – GARUT

2010 – 2011

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil konfirmasi yang kami terima dari unit kerja Bapak, kami sampaikan dengan hormat Daftar Nama Peserta Diklat Pemeriksaan Pengadaan Barang dan Jasa yang akan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui marketing mix tourism ( product , promotion , place , people ) menurut persepsi wisatawan domestik, untuk

Oleh karena itu, penulis memberikan gagasan, argumentasi, dan buah pikiran terhadap permasalahan tersebut yang dituangkan dalam bentuk Penulisan Hukum (Skripsi) yang

Dari hasil penelitian ditemukan juga pengaruh langsung budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi tidak didukung data empiris dalam

Abstrak : Perbedaan Prestasi Belajar Dan Keterampilan Proses Sains IPA Materi Fisika Menggunakan Praktikum Konvensional Dan Simulasi .RPSXWHU %HUGDVDUNDQ .HPDPSXDQ

,> Dari segi pembahagian harta Adat (emenggung mengutamakan kaum lelaki =bersi3at patriar,hal> yang dianggap akan melanutkan.. keturunan sesebuah keluarga. *i3at

Disamping itu pola perubahan rata-rata hasil biji kacang tanah dari keempat galur tersebut mengikuti pola perubahan rata- rata semua genotip di setiap lokasi,

Sharan Kand ( Nagraj, Super Commando Dhruva ) [ NAGAYAN SERIES ] 117. Dahen Kand ( Nagraj, Super Commando Dhruva ) [ NAGAYAN SERIES