7. TINDAK LANJUT: MEMBANGUN USAHA
EKONOMI KONSERVASI DI KELOMPOK UBSP
Berdasarkan dari pertemuan parapihak I Model konseptual Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat diperoleh faktor kontribusi ancaman langsung adalah Pembukaan Hutan untuk kepentingan usaha pertanian atau perladangan (dalam model konseptual sebagai faktor utama; perambahan liar), dan faktor kontribusi ancaman kedua dikarenakan keterbatasan ekonomi (kemiskinan).
Dan model konseptual tersebut juga memberikan strategi untuk penyingkiran hambatan, yaitu menjalankan strategi pembentukan kelompok usaha ekonomi yaitu Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) yang secara prakteknya sama dengan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) untuk Hal ini juga dikuatkan dengan hasil Survei Kualitatif yang menyatakan pengetahuan masyarakat terhadap pelestarian hutan sangat baik (85%), yang artinya pengetahuan tentang pelestarian hutan di tengah-tengah masyarakat sangat tinggi, namun kenapa masih terjadi pembukaan hutan? Setelah ditelusuri model konseptual dan hasil Survei Kualitatif sebelumnya diperoleh masukan data bahwa kemiskinan atau lebih menjadi ketidak ada modal usaha, untuk lebih jelas akan di utarakan di bawah ini.
Keberadaan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) telah menjawab kebutuhan modal masyarakat untuk beralih dari aktivitas perambahan liar,
juga UBSP telah menjadi alat pengorganisiran dan penekanan efektif. Karena di dalam UBSP tersebutterdapat seri pendidikan dengan
pendekatan marketing sosial, yang mampu menjadikan Radio siaran swasta merupakan tempat belajar bersama dan sebagai sarana komunikasi efektif dalam memeberikan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal, serta perubahan perilaku petani perambah menjadi petani yang menetap dalam mengembangkan usaha pertanian yang konservasi.
Hasil kerja Proyek Kampanye Bangga Yayasan Pekat dengan dukungan penuh RARE selama 24 bulan di beberapa desa sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru di bagian Kabupaten Tapanuli Selatan berhasil memberikan jawaban kepada petani perambah untuk tidak lagi membuka hutan sebagai perluasan lahan usaha kebun mereka, atau beramai-ramai ke hutan di musim penerimaan murid baru atau kenaikan kelas di sekolah bagi anak mereka untuk mengambil kayu dijual sebagai ongkos biaya sekolah anak-anak. Hal ini tidak menjadi halangan bagi mereka, karena akses untuk mendapatkan biaya tersebut telah terjawab dalam kelompok UBSP yang menyediakan modal usaha dan biaya sekolah anak-anak mereka.
Saat ini memasuki tahap pemeliharaan dan pencegahan kembalinya perilaku lama melibatkan upaya penyertaan perilaku terbaru, maka Yayasan Pekat tetap mempergunakan saluran komunikasi yang selama ini efektif dilakukan di tengah-tengah masyarakat sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, yaitu melalui saluran media massa radio, disamping daerah cakupan menjadi besar, juga format diskusi radio, kupon radio dan wawancara petani dengan ahli sudah berjalan dan mampu merubah perilaku petani perambah menjadi petani yang tidak merambah kembali.
untuk menerapkan project ini (diperkirakan 10.000 USD) selama 12 bulan kedepan, Secara umum, dan terlebih penting lagi untuk Tapanuli Selatan, perlu ditekankan dari awal bahwa sumber daya yang disediakan oleh program adalah dalam bentuk masukan dan proses pendidikan masyarakat, sedangkan dana pendamping hanya tersedia secara terbatas dalam rangka mendukung rencana aksi pelestarian pada tahap setelah proses pendidikan. Kesediaan desa untuk menyumbang, paling sedikit di awal program dalam bentuk penyediaan tempat untuk berkumpul, waktu yang disediakan untuk mengikuti kegiatan proyek, lahan untuk uji coba dan latihan, dan tanggung jawab untuk mengorganisir pertemuan.
Dengan berjalan kembali program radio di dalam proyek ini, maka diharapkan makin banyak orang yang terjangkau. Radio mampu menjadi medium penjangkauan terus menerus di tengah-tengah masyarakat yang buta aksara dan minimalnya informasi sampai kedesa menjadi sebuah alternatif yang murah dan tepat sasaran. Sehingga pesan-pesan dan kampanye yang disampaikan akan menjadi lebih efektif dan mampu mempertahakan perilaku petani perambah menjadi petani yang tidak perambah lagi.
7.1. ELEMEN KUNCI RENCANA OPERASI PENYINGKIRAN HAMBATAN
7.1.1.
OBJEKTIF-OBJEKTIF PROYEK & PELAKSANAAN
Tujuan :
Upaya mengurangi pembukaan hutan untuk lahan baru dan sekaligus mengembangkan usaha ekonomi konservasi di dalam kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam sebagai peningkatan kualitas sumberdaya alam di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya.
Objective
Pada September 2011, 4 desa di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan mendirikan usaha ekonomi konservasi bersama di masing-masing kelompok UBSP
Pada September 2011, Tersusunnya Rencana Pendirian Kelompok Inti Usaha Bersama Simpan Pinjam di Tapanuli Selatan sebagai payung kelompok-kelompok UBSP yang tersebar di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya
Metodologi yang digunakan dalam Penilaian Proyek
Dalam mengimplementasikan UBSP, Yayasan Pekat bepegang teguh pada prinsip-prinsip pendampingan yang mendorong tumbuhnya
keswadayaan masyarakat melalui kesempatan pengembangan potensi dan penguatan kapasitas human capital dan modal sosial (social capital). Dan pendekatan melalui Sosial Marketing dengan materi kampanye radio dan medium kampanye lainnya seperti Spanduk Kedai, Lembar Fakta, Papan Informasi Desa, Poster, dan lainnya
UBSP dipilih sebagai strategi penyingkir halangan, di dalam UBSP mampu menjawab pemasalahan-permasalahan social, budaya, ekonomi dan perambahan liar yang selama ini menjadi penyebab pembukaan hutan untuk lahan pertanian atau perladangan, atau pengambilan kayu bakar guna kepentingan ekonomi dan uang tunai di kalangan masyarakat desa sekitar hutan.
Masalah yang dihadapi masyarakat desa adalah perlunya sebuah kekuatan kelompok yang kuat dan mampu memberikan pengetahuan dan modal usaha, sehingga dapat mencegah terjadinya pembukan hutan untuk mengatasi permasalahan pertanian dan perkebunan di desa, dimana bertani dan berladang merupakan pekerjaan pokok dari masayarakat desa, dan merupakan sumber penghidupan dalam menghidupkan keluarga dan
menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih baik dari mereka sendiri yang hanya mampu menyelesaikan pendidikan formal sampai di tingkat SD atau SMP yang tertinggi.
Di dalam kegiatan pengembangan UBSP di 4 desa akan difokuskan kepada komunitas petani di 4 desa (287 KK), ke empat desa ini masuk dalam wilayah administrasi kecamatan Marancar dan berada diantara dua gunung yaitu CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya. Diperkirakan ke empat desa tersebut memiliki jumlah orang lebih kurang 2000 jiwa.
Melalui radio sebagai medium kampanye dan penyampaian pesan-pesan juga diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat petani yang terbiasa serba instan. Apalagi banyak masyarakat petani di sekitar kawasan CA dan SA ini masih buta aksara, penyampaian dengan medium
radio sangat efektif dan mudah dipahami masyarakat petani.
Dalam kaitanya dengan project Yayasan Pekat dengan mitra RARE akan dimulai pada Bulan September 2010.
Metodologi Implementasi yang Diajukan
Untuk fasilitasi proyek pengembangan usaha kelompok UBSP adalah :
Pendidikan Motivasi; 6 kali dalam setahun
Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan UBSP secara profesional Untuk mempercepat perkembangan UBSP dengan memperkuat usaha konservasi UBSP pada wilayah pengembangan UBSP kedepannya, kemudian untuk memperluas kesadaran kritis masyarakat melalui pendidikan kritis dan menjaga UBSP agar tetap dengan tujuan semula. Dalam pendidikan motivasi ini bisa dilakukan pendidikan tentang pembibitan coklat, karet, pembibitan atau pembesaran ikan tawar dan lainnya.
Pendidikan Manajemen Organisasi UBSP; 2 kali dalam setahun
Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan UBSP secara profesional Untuk mempercepat perkembangan UBSP dengan memperbanyak sosialisasi UBSP pada wilayah pengembangan UBSP kedepannya, terutama berdirinya Kelompok Inti UBSP sebagi paying dari keseluruhan kelompok-kelompok UBSP di desa.
Pelatihan Audit; 2 kali dalam setahun
Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan UBSP secara profesional Untuk mempercepat perkembangan UBSP dengan memperbanyak sosialisasi UBSP pada wilayah pengembangan UBSP kedepannya
Safari Desa; antar desa-antar kelompok
Kegiatan ini diharapkan sebagai ajang belajar antar desa yang terlibat serta terdapat penukaran informasi yang berkaitan dengan perkembangan desa dan kelompok UBSP. Kegiatan ini juga secara tidak langsung merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi di masing-masing kelompok UBSP.
Pendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam Project/monitoring & evaluasi); Dalam pendokumentasian ini akan dilakukan sebuah lokakarya pendokumentasian ini dilakukan untuk mengefesiensikan proses pendokumentasian
Usaha Bersama Simpan Pinjam adalah salah satu metodologi penguatan ekonomi rakyat yang efektif untuk membangun kepercayaan dan memobilisasi basis akar rumput untuk mendukung program pembangunan pedesaan dan mencegah terjadinya penuruan kualitas dan kuantitas hutan.
Tiga pilar UBSP : Pendidikan, Swadaya, dan Solidaritas, menjadi dasar yang kokoh bagi keberlangsungan hidup UBSP.
Pendidikan mendidik bagaimana anggota UBSP mengelola keuangan pribadi maupun potensi alam di desa yang berbasis konservasi dan lingkungan. Pendidikan mengajarkan kepada anggota UBSP bagaimana menyiapkan pensiun secara mandiri. Mengajarkan berwirausaha dan menjadi entrepreneur yang sukses. Serta yang tak kalah penting dalam pendidikan ini menjadi anggota lebih percaya diri dan kelak menjadi pelopor perubahan di desa.
Swadaya, membuat UBSP sebagai lembaga harus mandiri, menghimpun modal hanya dari anggotanya, bukan tergantung pada bantuan pihak luar. Dan terbukti, tidak ada satupun UBSP yang dilakukan Yayasan Pekat baik sendiri maupun dengan mitra kerja lainnya yang mendapat pinjaman dari luar.
Solidaritas, bahwa antara sesama anggota UBSP harus saling setia. Membantu satu sama lain melalui UBSP sebagai lembaga milik bersama. Simpan dan pinjam hanya di UBSP. Menyimpan berarti mempercayakan uangnya untuk dikelola dan menolong anggota lain. Meminjam berarti mendapat pertolongan dan memberikan pendapatan bagi UBSP yang pada akhirnya, pendapatan tersebut didistribusikan kembali kepada anggota dalam bentuk dividen maupun bunga simpanan yang bersaing. Produk-produk bernuansa solidaritas di UBSP berupa solidaritas kesehatan, solidaritas rawat inap, solidaritas duka, bantuan kepada ibu bersalin, hadiah kepada anak yang lahir dari orang tua yang keduanya anggota UBSP.
Kelompok usaha UBSP yang benar -benar berhasil diharapkan kelangsungan keberadaannya. Kelangsungan keberadaan UBSP harus didasarkan prinsip efisensi dan efektivitas. Prinsip efisiensi dan efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalam hal ini pengurus, manajer betul-betul
mengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota. Keberhasilan UBSP bukan hanya tergantung kepada besarnya modal yang diusahakan melainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanya saling percaya antar anggota dengan para pengurus dan saling percaya antar anggota. Artinya, didalam UBSP anggota saling memberi dan menerima untuk kepentingan bersama. Pelatihan ToT tentang prinsip-prinsip dasar UBSP merupakan sebuah hal yang sangat penting, dan didalam pelaksanaan tersebut akan di sampaikan bahwa Kelompok UBSP yang dimulai dengan pendidikan, dikembangkan dan dikontrol melalui pendidikan.
Keberlanjutan Project
Dan akhirnya Yayasan berkeyakinan kedepan atau di tahun 2011 kelompok-kelompok UBSP yang sudah terbentuk saat ini akan membentuk sebuah wadah UBSP Inti yang berorientasi pada konservasi dan lingkungan, dan di mungkinkan kelompok UBSP dibentuk akan diberi nama Kelompok Usaha UBSP Inti Hijau. Kelompok ini akan berjalan sebagaimana semangat yang telah tumbuh dan berkembang dimasing-masing anggotanya yang setiap waktu akan bertambah jumlahnya.
7.1.2.
PARA MITRA & PERANAN
Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru di kabupaten Tapanuli Selatan dan merupakan kawasan lindung yang dibawah pengawasan dan pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), untuk pengawasan dilapangan BBKSDA memiliki kantor resort di Tapanuli Selatan. Para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam program ini atau mereka yang akan mempengaruhi kesuksesan program desa bangga ini adalah :
Nama Pemangku
Kepentingan Lembaga Peran Dalam Proyek
Nomer telefon/HP
Hardiman BBKSDA Sumatera Utara di Padang Sidempuan
Mitra Proyek dalam hal melakukan kegiatan monitoring
dan pengawasan -
Kepala Desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae, Sugi Julu
Mitra Proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas masyarakat dan kegiatan pengawasan serta monitoring
-
Nama Pemangku
Kepentingan Lembaga Peran Dalam Proyek
Nomer telefon/HP
kapasitas masyarakat dan kegiatan pengawasan serta monitoring
Miskun Mendez Yayasan Paras Mitra Proyek dalam hal pengembangan kelompok
UBSP 0812 6453 7590
Muhammad Hidayat JRK Sumut Mitra Proyek dalam hal pengembangan Radio 0813 6130 9133 Pimpinan Perusahaan Radio Radio Baharuddin FM Stereo Padang
Sidempuan Mitra Proyek dalam hal pengembangan Radio Linda Hendra PT. Bangbara Heudeung Percetakan di
Medan Mitra Proyek dalam hal pengembangan desain Sulaiman Harahap Bamus Harajaoan Luat Marancar Mitra Proyek dalam hal pengembangan sosial budaya Ahmad Afandi Nasution Yayasan Pekat Mitra Proyek dalam hal pengembangan kelompok Deffian Syaiful Yayasan Pekat Mitra Proyek dalam hal pendampingan kelompok
KETERANGAN :
R–Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas.
A – Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas
keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R. C – Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut.
I – Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date
.
H ardim an K ep al a De sa Camat Miskun Me nd ez M uh am m ad Hid aya t P im pina n R ad io Lind a He nd ra S ulaim an H arah ap A hm ad A ffa nd i Nst Def fia n S ya ifu l KESELURUHAN PROYEK
Pendidikan Motivasi; 6 kali dalam setahun C I A I C A I C R R R A I R R
Pendidikan Manajemen Organisasi UBSP; 2 kali dalam setahun R I A I C R I R I R R R A I R R
Pelatihan Audit; 2 kali dalam setahun C I A I C A I R I R R R A I R R
Safari Desa A I A I A I A I C R C R R A I R R
7.2. YAYASAN PEKAT
Yayasan Pekat berdiri tahun 2001, di Medan, dan bekerja untuk bidang konservasi dan penguatan ekonomi mikro, melalui pendidikan,
penyuluhan, penelitian dan pengembangan ekonomi alternative yang berbasis pada kebutuhan masyarakat yang serasi dengan perikehidupan dan lingkungan.
Sejak tahun 2005 Yayasan Pekat sudah bekerja di tengah-tengah masyarakat sekitar hutan Batang Toru Blok Barat, yang merupakan habitat orangutan sumatera. Keberadaan orangutan sumatera yang dilindungi dan terancam keberadaannya ini membuat yayasan Pekat melakukan kerja-kerja konservasi dan menumbuh kembangkan ekonomi alternative di sekitar desa-desa yang langsung bersentuhan dengan keberadaan habitat orangutan sumatera (pongo abelii), dengan harapan mampu meredam terjadinya degradasi luasan hutan dan punahnya satwa endemic sumatera, seperti harimau sumatera, burung rangkong, tapir sumatera, beruang madu, kambing hutan, dan khususnya orangutan sumatera.
Pada tahun 2004-2007, Yayasan Pekat dengan CII melakukan project kegiatan Pemeberdayaan Masyarakat Desa Aek Nabara (Marancar) dan Wek I (Batang Toru), hasil kegiatan ini adalah terealisasinya 3000 meter saluran irigasi untuk pertanian masyarakat desa Aek Nabara, kemudian berdirinya Perpustakaan Desa, serta pelatihan pertanian ekologis, dan lahirnya perdes yang mengadopsi beberapa butir-butir hukum adat di desa yang masih relevan dan bertahan untuk keberlanjutan hutan dan satwa orangutan. Untuk desa Wek I, Yayasan Pekat bersama masyarakat
berhasil mendirikan sebuah bangunan pos jaga hutan, dan konsensi bersama masyarakat pendatang (nias) dan penduduk asli di Wek 1. Dan project ini juga berhasil melahirkan beberapa lokasi sebagai lubuk larangan.
Tahun 2007-2008, Yayasan Pekat dengan ESP-USAID melakukan kegiatan project Pemberdayaan Masyarakat DAS Deli di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, hasil kegiatan ini adalah terbentuknya rumah bibit di 4 desa/kelurahan, dan 4 taman hijau di 4 sekolah lanjutan, serta terbentuknya 5 kelompok UBSP perempuan di bantaran DAS Deli, kini kelompok tersebut tetap berjalan dan mampu membiayai aktivitas konservasi dari kelompok UBSP yang telah dibentuk dan berjalan ini. Staff lapangan Yayasan Pekat selanjutnya melakukan peran
pendampingan, dan tahun 2009, kelompok UBSP tersebut mendapat dukungan penuh dari Dinas KLH Kota Medan.
Tahun 2008-2009, Yayasan Pekat bersama Field Foundation dan Yayasan Paras membentuk sebuah konsorsium yang dinaman YAYASAN PEKAT FP3 (Action For Livelihoods & Environments Field-Pekat-Paras Partnership) yang melakukan program Model Desa Konservasi
(MCVs) di Aceh Selatan – NAD (3 desa) dan Langkat – Sumut (3 desa), program ini didanai oleh OCSP-USAID.
Tahun 2008-2010 ini Yayasan Pekat melakukan studi kelayakan dalam program pride campaign, dan melalui model konseptual diperoleh sebuah penilaian penyingkiran hambatan dan tinjauan luas keberlangsungan (BRAVO) yang dilakukan. Rare mengkonfirmasikan bahwa penyingkir halangan terhadap pembukaan lahan hutan dan meningkatkan pengetahuan dan penghasilan masyarakat di desa-desa sekitar habitat orangutan sumatera tersebut memberikan kelayakan dan dampak yang tinggi jika dilakukan sebagaimana mestinya.
7.2.1.
TIM PROYEK
Pimpinan proyek/Manajer Kampanye adalah Efrizal Adil Lubis adalah staff Yayasan Pekat yang akan bertanggung jawab atas kelangsungan dan keberhasilan proyek ini. Efrizal telah bekerja di Yayasan Pekat serta di bidang konservasi ini selama 13 tahun, dan mempunyai gelar di bidang manajemen dan kesehatan lingkungan. Proyek ini sebenarnya akan dilakukan oleh Yayasan Pekat berdasarkan biaya yang ada (lihat anggaran)
7.2.2.
MITRA KERJA
Yayasan Pekat dalam project ini tidak berdiri sendiri, tetapi akan melakukan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat, pemerintah
daerah, dan memungkinkan dengan privat sector yang interest terhadap lingkungan hidup. Untuk diawal project Yayasan Pekat akan bermitra
dengan RARE sebagai mitra utamanya, sedangakan selanjutnya bermitra dengan Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara (FP-UGN).
Dan dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, BBKSDA Sumut dan BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Selatan, begitu juga dengan
perorangan, seperti Bpk. Sohibul Anshori Siregar, MA (Dosen Fisipol UMSU), Rondang S. Siregar (Ex-Project Manager Batang Toru-CII), dan
Bamus Harajaoan Luat Marancar
NAMA MITRA PERAN YANG DIHARAPKAN
RARE Dana dan supervisi
Yayasan Pekat Pendampingan selama Persiapan, Pelaksanaan dan pasca program kelompok UBSP dan Seri pendidikan
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Menyediakan ahli dibidang konservasi, pemberi informasi tentang konservasi, melakukan monitoring kawasan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DISHUTBUN) Kabupaten Tapanuli Selatan
Menyediakan bantuan bibit tanaman kayu bakar
Dinas Pertanian dan Peternakan (DISTANAK) Kabupaten Tapanuli Selatan
7.3. JADWAL PROYEK
Yayasan Pekat akan menempatkan staff lapangan di desa target (live in) dan untuk pengurusan administrasi tetap berada di kantor Yayasan Pekat yang berada di Medan. Penempatan staf lapangan dimulai sejak September 2010 s/d September 2011. Diperkirakan September 2011 ancaman Pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan atau pemukiman dapat menurun dan berkembangnya kelompok usaha UBSP yang kuat serta lahirnya Kelompok UBSP Inti.
Kelompok Tani Membantu persiapan dan pelaksanaan program
Kepala Desa Membantu menyediakan lahan untuk pelatihan, ruang pertemuan untuk seri pendidikan atau diskusi, serta waktu dalam pelaksanaan program
Tokoh Adat dan agama Membantu dalam mengumpulkan dan memberikan manfaat dan guna kelompok UBSP dengan seri pendidikannya
7.3.1.
JADWAL KEGIATAN PROYEK
Tabel 7.1 Rencana Kegiatan Implementasi Kelompok UBSP September 2010 s/d September 2011
Langkah-langkah Time Table Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan Motivasi 6 kali dalam setahun
Pendidikan Manajemen Organisasi UBSP 2 kali dalam setahun
Pelatihan Audit 2 kali dalam setahun
Safari Desa 2 kali dalam setahun
7.4. PEMBIAYAAN PROJECT
Tabel 7.2 Usulan Anggaran Dana Kampanye Pride Hutan Batang Toru, September 2010 s/d September 2011
No. Kegiatan item unit satuan Frekuensi USD 9500
Juli 2009-Juni 2010
Fase Pertama RARE Y.Pekat Masyarakat
A Program Radio Fokus Group Diskusi
Beli Kaset Mini Set
1 5,000 60 300,000
Beli Kaset DVD/CD paket 1
150,000 12 900,000 900,000
Beli Kaset DVD Comcoder set 1
45,000 60 1,350,000 1,350,000
Biaya Edit Radio paket 1
50,000 48 1,200,000 1,200,000
Biaya Edit Video paket 1
250,000 4 500,000 500,000
Biaya Cetak Kupon Mandiri Radio rim 1
500,000 10 2,500,000 2,500,000
Ruang Pertemuan Kampung Paket 1
150,000 12 1,800,000 6,450,000 6,750,000 1,800,000 B Pengembangan Petani
Cetak Lembar Fakta Rim
1 600,000 12 3,600,000 3,600,000
Cetak Poster Rim 1
1,750,000 4 3,500,000 3,500,000
Cetak Spanduk Kedai Paket 1
100,000 60 3,000,000 3,000,000
Cetak Papan Nama Kelompok paket 6
100,000 1 600,000
Cetak T.Shirt Potong 150
45,000 1 3,375,000 3,375,000
Cetak Brosur Rim 5
500,000
1 1,250,000
Cetak Pin/lencana set 100
3,500 1 350,000
Ruang Pertemuan Kampung Paket 1
150,000 12 1,800,000 ATK Paket 1 150,000 12 900,000 900,000 15,625,000 16,575,000 1,800,000 C Festival Hijau Marancar
Sewa Tempat/Teratak Unit
6 350,000 1 1,050,000 1,050,000
Sewa Kursi Unit 250
1,500 1 375,000
Biaya Transportasi Kelompok UBSP Paket 6
300,000 1 900,000 900,000
Sewa Sound System + panggung Paket 1
1,500,000 1 750,000 750,000
Cetak Spanduk Kegiatan Potong 10
150,000
1
1,500,000
Biaya Acara Hiburan paket 5
500,000 1 2,500,000 6,700,000 2,700,000 375,000 D Pendidikan Motivasi
Honor Narasumber orang
1 500,000 6 3,000,000 Konsumsi Paket 1 150,000 6 900,000
Sewa Tempat Pertemuan Paket
1 150,000 6 900,000 3,000,000 900,000 900,000
E Pelatihan Manajemen Organisasi UBSP
Honor Narasumber orang
1 1,000,000 1 1,000,000
Biaya Transportasi Narasumber orang
1 650,000 2 650,000 650,000
Sewa Gedung pertemuan Unit
1 1,800,000 1 900,000 900,000
Sewa Tempat Tinggal Pertemuan kamar
8 600,000 1 2,400,000 2,400,000
Konsumsi orang 20 150,000 1 1,500,000 1,500,000
Biaya Fotocopy bahan materi pelatihan exp
20 75,000 1 750,000 750,000
Biaya Transportasi Peserta orang
15 150,000 1 2,250,000 9,450,000 6,200,000 - G Pelatihan Audit
Sewa Tempat/Rumah Hari 1
150,000 1 150,000
Fee Fasilitator Orang 1
1,000,000
1
1,000,000
Konsumsi Pertemuan Paket 1
500,000 1 500,000 ATK Paket 1 150,000 1 150,000
Stationary/meeting kits Paket 1
75,000 12 450,000 450,000 2,100,000 450,000 150,000
H Pendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam Project)
1 Mothly Meeting Paket
1 500,000 4 2,000,000 2 Workshop Pendokumentasian
Rental/sewa Motor Unit
2 100,000 2 400,000
Sewa Tempat/Rumah Hari
1 150,000 2 300,000
Konsumsi Pertemuan Paket
1 1,000,000 1 1,000,000 ATK Paket 1 150,000 1 150,000 2,150,000 1,400,000 300,000 I Safari Desa; antar desa-antar kelompok
Rental/Sewa Mobil Unit
2 350,000 4 1,400,000 1,400,000 Konsumsi Paket 1 100,000 20 2,000,000
3,400,000 1,400,000 - L Biaya Operasional & Kantor
Honor Administrasi & keuangan orang
1 3,250,000 12 19,500,000 19,500,000
Honor Field Staff orang
1 2,200,000 12 13,200,000 13,200,000
Biaya Transportasi Paket
1 2,000,000 12 12,000,000 12,000,000 ATK Paket 1 300,000 12 1,800,000 1,800,000 46,500,000 46,500,000 - Total Jumlah (Rp) 95,375,000 82,875,000 5,325,000
Jumlah Yang Diajukan (Rp)
95,375,000
Jumlah Yang Diajukan (USD)
7.5. PENILAIAN DAMPAK DAN RESIKO
Program Kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam sangat mungkin merealisasi dampak konservasi. Aktivitas masyarakat secara bertahap akan beralih di kebun atau sawah yang telah tersedia, pemanfaatan lahan yang sudah ada dengan menambah jenis tanaman produktif, seperti tanaman karet, pohon nira, dan meningkatkan budidaya ikan air tawar akan dilakukan di kebun sehingga intensitas masyarakat ke hutan untuk membuka hutan bagi perluasan ladang, atau mengambil kayu bakar menurun. Jika ini terjadi secara berkelanjutan, maka hutan yang menjadi habitat orangutan sumatera (pongo abelii) akan terselamatkan. Namun demikian proses ini akan mulai terjadi pada tahun ke 3.
Untuk tahun pertama dan kedua lebih kepada pembentukan kelompok dan pengembangan kekuatan social capital di kalangan petani pelaku perambahan liar. Strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengembangkan lembaga ekonomi Usaha Bersama Simpan Pinjam sebagai alternatif sumber ekonomi dan pendidikan yang berorientasi konservasi dan lingkungan hidup.
Strategi ini didasarkan pada survey kualitatif yang telah dilakukan bahwa pengetahuan terhadap manfaat dan bahaya kerusakan hutan di tengah masyarakat umumnya memahami, namun kondisi tetap terjadi perambahan hutan.
Dari data survey yang diperoleh 40% (154 orang) petani di 4 desa target merupakan pelaku pembuka hutan untuk memperluas lahan pertanian atau perkebunan, dan diharapkan dalam tahun pertama akan menurun menjadi 25% (96 orang) ikut dalam kelompok UBSP dan hal ini
menurunkan pelaku pembukaan hutan. Untuk mendukung pencapaian strategi biogas tersebut, pada bulan Juli 2009 mulai diinisiasi kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan.
Tujuan dampak konservasi dapat bertahan dalam jangka panjang karena ketika kebutuhan ekonomi telah terpenuhi di UBSP dan kebun sendiri, maka masyarakat akan merasakan manfaat dari UBSPdengan pendidikan yang berorientasi kepada konservasi dan lingkungan.
Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi Mitigasi
•Pemerintah mengabaikan konsep-konsep yang dibuat oleh masyarakat; seperti Peraturan Desa (Perdes)
lKebijakan /Program pemerintah tidak sejalan dengan kaidah konservasi
lMemastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perntingnya dukungan terhadap aksi yang dilakukan oleh masyarakat Strategi ini (dan petisi yang akan merupakan hasil dari strategi tersebut) akan membuat desakan penting terhadap staf pemerintah untuk mengeluarkan ijin.
lMelobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas
lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislative.
•Beberapa Masyarakat menolak untuk berhenti membuka kawasan hutan untuk perkebunan
lKegiatan eksploitasi masih terus berlangsung yang akan mengancam kondisi kawasan
lBerkolaborasi dengan aparat desa dan lembaga-lembaga adat untuk mendorong membuat peraturan di tingkat desa ( Perdes) serta membengkitan kearifan-kearifan local yang pernah berlaku sebagai jalan terakhir.
•Anggota masyarakat tidak mau tergabung dalam UBSP karena kuatir atas aturan yang mengikat
lKegiatan pembukaan hutan dan kekurangan ekonomi ditengah-tengah masyarakat tetap berlangsung dan perilaku merugikan sumberdaya alam di desa tetap tidak terjaga dan mengakibatkan bencana ekologi
lMelobi tokoh-tokoh adat, agama dan pemuda yang cenderung mudah menerima program UBSP dengan seri pendidikannya.
lMengajak para tokoh adat, agama, dan pemuda untuk berkunjung ke salah satu desa di Sumatera Utara yang telah menjalankan program kelompok UBSP dan seri