• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN INGGRIS KELUAR DARI KEANGGOTAAN UNI EROPATAHUN The Reason of United Kingdom Leave European Union Membership in 2016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALASAN INGGRIS KELUAR DARI KEANGGOTAAN UNI EROPATAHUN The Reason of United Kingdom Leave European Union Membership in 2016 SKRIPSI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ALASAN INGGRIS KELUAR DARI KEANGGOTAAN UNI EROPATAHUN 2016

The Reason of United Kingdom Leave European Union Membership in 2016

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: DHIA KHAIRUNNISA

20130510368

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ii

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: Alasan Inggris Keluar Dari Keanggotaan Uni Eropa tahun 2016 (The Reason of United Kingdom Leave European Union Membership in 2016) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh elar akademik sarjaina baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun perguruan tinggi lain.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantum sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai denan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yoyakarta.

Yogyakarta, 6 Mei 2017 Yang membuat pernyataan

Dhia Khairunnisa 20130510368

(4)

iv

MOTTO

“ Maka Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”Quran Surah

Al-Insyirah ayat 5-6.

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya, sembah sujud syukur kepada AllahAzza wa Jalla, atas segala nikmat, karunia, rahmat, hidayah, dan kesempatan menggenggam ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Alasan Inggris keluar dari Keanggotaan Uni Eropa tahun 2016. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu, dibimbing, dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis sangat ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih sudah membesarkan , merawat dan mendidik ku dengan penuh kasih sayang. Terimakasih untuk segala dukungan moril, materil, dan dukungan semangat untukku dalam menyelesaikan kuliah strata 1 ini.

2. Kepada Ibu Dra.Mutia Hariati Hussin,M.Si yang telah menjadi dosen pembimbing skripsiku. Terimakasih atas bimbingan yang penuh tantangan selama ini.

3. Untuk adikku tersayang Ika Dewi Saputri, terimakasih atas semuanya. Yang tahu kapan aku butuh semangat kapan aku butuh didengarkan, kapan aku butuh dimarahi dan selalu meyakinkanku kalau aku bisa menyelesaikan skripsi ini

4. Teruntuk sahabatku terkasih Mia Novita Laxmi, Azzam Yanuar, Endratna Kartika Agustin, Evi Nur Alviah, dan Nani Fadhilah yang selalu berada disampingku selama beberapa tahun ini.

5. Teman teman seperjuangan skripsi, Wuri, Asty, Wa Ode yang saling menyemangati satu sama lain. Aku akan merindukan saat saat menunggu bimbingan dengan candaan kalian. Jangan kasi kendor guys

6. Teman-teman seperjuangan HI UMY angkatan 2013 terutama Langit, Ana, Untari, dan Muti, konsentrasi diplomasi, dan anak kelas G HI 2013 yang telah banyak membantu selama ini.

(6)

vi

7. Dan semua pihak yang namanya belum tersebutkan diatas terimakasih atas dukungan, semangat, dan doanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.Harapan penulis, informasi dari skripsi ini mampu memberikan manfaat untuk penulis dan pembaca.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Skripsi yang berjudul Alasan Inggris Keluar dari Keanggotaan Uni Eropa Tahun 2016 ini guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan bantuan yang penulis terima dari beberapa pihak sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.Ir. Gunawan Budiyanto,M.P selaku rector Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Ali Muhammad,S.IP.,M.A., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Mutia Hariati Hussen, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof.Dr. Tulus Warsito.,M.Si. , Bapak Bambang Wahyu Nugroho.,S.IP., M.A.,selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan koreksi serta memberikan masukan atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

(8)

viii

5. Bapak Prof.Dr. Bambang Cipto, M.A dan Ibu Dian Azmawati.,S.IP.,M.A , selaku dosen penguji proposal yang telah memberikan masukan dan koreksi atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

6. Seluruh rekan-rekan civitas akademika HI UMY, Bapak dan Ibu Dosen HI UMY ,Staff Administrasi TU HI UMY Bapak Jumari, Pak Ayub, dan Pak Waluyo yang mendukung penulis selama masa-masa studi di HI UMY.

Mengakhiri kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 13 Mei 2017

(9)

ix

ABSTRACT

As the member of European Union, United Kingdom relations with European Union is not always good. United Kingdom has their national interest for their guidelines in every decision making procees. Although, United Kingdom got many advantage from economic sides. In the other side, the more integrated European Union, the more power they have to make a regulation over their member.After 43 year United Kingdom’s membership of European Union, thay bust up with 2016 Referendum. The referendum was held due to the demand of United Kingdom Independence Party since 2005 and Conservative Prime Minister, David Cameroon promise on his 2015 campaign. Vote Leave Group Campaign take a part in the referendum campaign with their main tagline about “take back control” of United Kingdom immigration and sovereignty. The referendum are affected by British and European Union unstable relations over last decade.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Teori ... 5

D. Hipotesa ... 15

E. Tujuan Penelitian ... 16

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 16

G. Metodologi Penelitian ... 17

BAB II DINAMIKA HUBUNGAN INGGRIS DAN UNI EROPA ... 18

(11)

xi

B.Sejarah Bergabungnya Inggris dengan European Community ... 21

C.Hubungan Inggris dan Uni Eropa periode tahun 1973 - 2000 ... 24

D.Hubungan Inggris dan Uni Eropa periode tahun 2000 - 2016 ... 32

BAB IIIFAKTOR INTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA ... 38

A.Referendum Inggris tahun 2016 ... 38

B.Pengaruh United Kingdom Independence Party ( UKIP ) dalam menuntut keluarnya Inggris dari Uni Eropa ... 43

C.Pengaruh Organisasi Kampanye “Vote Leave” dalam referendum .... 48

D.Kondisi Ekonomi Dan Militer Inggris ... 52

E. Lingkungan Geografis Inggris dan Uni Eropa ... 60

BAB IVFAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA ... 65

Beberapa Kebijakan Uni Eropa yang Merugikan Inggris ... 65

1. European Monetary Union ... 66

2. Common Foreign and Security Policy ... 69

3. Open Border Policy ... 71

BAB V KESIMPULAN ... 80

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta United Kingdom ...19

Gambar 3.1 Hasil Referendum Brexit di beberapa wilayah di UK...40

Gambar 3.2 Perbandingan hasil referendum tahun 1975 dan 2016 ...42

Gambar 4.1 Lokasi geografis Inggris, Uni Eropa, dan Benua Eropa ...63

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Peningkatan jumlah suara UKIP di EU Election ...45

Grafik 3.2 Peningkatan jumlah suara UKIP di UK Election ...45

Grafik 3.3 Survei polling referendum (September 2015-Juni 2016) ...51

(14)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Gross National Product Inggris dari tahun 2014 hingga 2016 ...55

Diagram 3.4 Kontribusi ‘dana yang disetorkan Inggris setiap tahunnya (2010-2016) ...57

Diagram 3.5 Rangking tingkat kekuatan militer negara di dunia ...59

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Proses Pengambilan Keputusan William D Coplin ...7

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

BREXIT : Britania Exit

CAP : Common Agricultural Policy CBI : Confederation of British Influence CFSP : Common Foreign and Security Policy ECSC : European Coal and Steel Community EU : European Union

EURATOM : European Atomic Energy Community ERRM : European Exchange Rate Mechanism GDP : Gross Domestic Product

GNP : Gross National Product

NATO : North Atlantic Treaty Organization SMEs : Small and Medium Size Enterprises UK : United Kingdom

UKIP : United Kingdom Independence Party US : United States

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab satu penulis akan membahas mengenai Pendahuluan. Bab ini akan dibagi menjadi tujuh sub bab, antara lain sebagai berikut : latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka teori, hipotesa, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Sub bab tersebut masing-masing akan dipaparkan sebagai berikut

A.Latar Belakang Masalah

Negara Inggris mempunyai nama resmi United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland. United Kingdom adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari empat negara yang masing-masing berdiri sendiri yaitu England, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.Negara ini berbatasan dengan Scotlandia di sebelah utara dan Wales di sebelah barat, Laut Irlandia di barat laut, Laut Keltik di sebelah barat daya, Laut Utara di sebelah timur dan Selat Inggris di sebelah selatan. Secara geografis Selat Inggris inilah yang memisahkan wilayah Inggris dan daratan Benua Eropa. Sistem Pemerintahan Inggris adalah gabungan dari parliamentary democracy dengan constitutional monarch. Sehingga Inggris dipimpin oleh Ratu sebagai Kepala Negara dan Prime Minister sebagai Kepala Pemerintahan.

Awalnya pada tahun 1950-an Uni Eropa masih sebatas komunitas kerjasama yang berfokus pada kerjasama ekonomi kawasan. Proses integrasi

(18)

2

Eropa bermula dari dibentuknya European Coal and Steel Community dengan traktat yang ditandatangani oleh Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luxemburg, dan Prancis pada tanggal 18 April 1951. Kerjasama ekonomi ini awalnya hanya beranggotakan 6 negara.Kemudian para menteri luar negeri keenam negara memutuskan untuk memperluas kerjasamatidak hanya pada biji besi dan baja tetapi keseluruh bagian ekonomi dengan membentuk kerjasama lain yaitu European Atomic Energy Community ( Euratom ) dan European Economic Community yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1958. Pada tanggal 8 April 1965, European Coal and Steel Community , European Atomic Energy Community, European Economic Community digabung menjadi satu yaitu European Community. Seiring berjalannya waktu European Community semakin mengalami kemajuan dalam intergrasi dan kebijakan sehingga pada tanggal 1 November 1993 dengan Perjanjian Maastricht (Treaty on European Union) European Community dirubah menjadi Uni Eropa.1

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, awalnya Inggris menolak untuk bergabung dengan lembaga bentukan sejumlah negara negara di Eropa.Inggris lebih tertarik untuk menjalankan hubungan bilateral dengan sejumlah mantan koloninya yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.Pada tahun 1960-an pandangan Inggris mulai berubah. Saat itu Inggrismulai menyadari pentingnya menjalin kerjasama yang erat dengan negara-negara tetangganya diEropa sebagaimana yang telah disadari lebih dulu oleh 6 negara pemrakarsa European Coal and Steel Community.Dengan didirikannya ECSC,

(19)

3

Industri Inggris sangat dirugikan karena tidak dapat bersaing dengan Jerman,Perancis, dan Italia yang dapat dengan bebas bergerak diantara negara anggota ECSC.

Tahun 1961 Inggris menyampaikan permintaan untuk bergabung ke European Community. Namun keinginanitu mendapat penolakan dari sejumlah negara Eropa, khususnya Prancis. Permintaan Inggris ditolak dua kali oleh Charles de Gaulle yang menjabat sebagai presiden pada saat itu.Setelah de Gaulle lengser dan digantikan Felix Gouin, tepatnya pada 1967, Inggris kembali melamar menjadi anggota European Community. Langkah Inggris memuahkan hasil pada 1 Januari 1973 permohonan itu diterima dan Inggris resmi bergabung dengan European Community.2

Setelah bergabungnya Inggris ke EuropeanCommunity, 2 tahun setelahnya yaitu pada 5 Juni 1975 Inggris mengadakan referendum apakah mereka akan tetap bergabung atau keluar dari keanggotaan European Community.Setelah diadakannya referendum, mayoritas dari daerah administratif di Inggris sejumlah 67,2% menjawab “ya” untuk tetap di Uni Eropa. Referendum pertama inimenghasilkan keputusan bagi Inggris untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di EuropeanCommunity.3

Sejak bergabung dengan Uni Eropa, Inggris mendapatkankeuntungan yang banyak dari kebijakan European Single Market.Menurut anggota

2Hansard. “European Community Parliamentary Debates”. House of Commons. 1975 hal.

1465-1480.

3Prasetyo, Z. “Selasar Politik”. (28juli 2016). www.selasarpolitik.com/politik/brexit-mengingat-kembali-referendum-1975 . (diakses pada 22 Agustus 2016)

(20)

4

Confederation of British Influence (CBI) dan 67% Small and Medium Size Enterprises (SMEs) Uni Eropa membawa dampak positif di bisnis mereka.CBI memperkirakan bahwa keuntungan yang didapat Inggris sekitar 4–5 % dari GDP Inggris atau sekitar 62 billion – 78 billion Euro pertahun.Pada tahun 2014 Uni Eropa menyumbangkan 44,6 % dari seluruh ekspor barang dan jasa Inggris dan 53,2 % dari impor barang dan jasa Inggris. Kontribusi ekspor impor ke Uni Eropa untuk perekonomian Inggristahun 2015 adalah 187 milliar Euro.4Dikutip dari Sky News, dari total seluruh eksport Inggris ke negara lain, lebih dari 50% eksport Inggris dikirim ke negara anggotan Uni Eropa.

Semakin terintegrasinya European Community mengundang beberapa negara sekitar untuk ikut terintegrasi. Berawal dari 6 negara pemrakarsa, kemudian negara-negara di Eropa Barat mulai bergabung; Denmark, Irlandia, dan Inggris ditahun 1973, disusul dengan Yunani ( 1981 ); Portugal dan Spanyol ( 1986 ). Kemudian Austria, Finlandia, dan Swedia bergabung ( 1995 ). Tahun 1997 Siprus, Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Polandia dan Slovenia mengadakan pembicaraan dengan Uni Eropa. KemudianUni Eropa bernegosiasi dengan Bulgaria, Latvia, Lithuania, Malta, Romania dan Slovakia. 10 negaratersebut resmi menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004. Tidak berhenti sampai disitu, tahun 2004 Bulgaria dan Romania bergabung menyusul

4Lewis, K. “What has European Union done for us”.The Independent News.(25juni 2016). www.independent.co.uk/news/uk/politics/eu-what-has-european-union-done-for-us-david-cameroon-brexit-a6850 . (diakses pada 22 januari 2017)

(21)

5

Croatia.yang bergabung pada tahun 2013 dan sampai sekarang pembicaraan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa masih berlangsung.5

Ketika banyak negara ingin bergabung dengan Uni Eropa, Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Pada tahun 1975 Inggris mengadakan referendum pertama yang menghasilkan keputusan untuk melanjutkan keanggotaannya. Disusul dengan referendum kedua yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016 yang berujung dengan 51,9% suara rakyat Inggris untuk keluardari keanggotaan Uni Eropa6.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan diatas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya dapat ditarik pokok permasalahan sebagai berikut :

“ Mengapa Inggris memutuskan untuk keluar dari keanggotaanya di Uni Eropa tahun 2016? “

C. Kerangka Teori

Dalam penelitian Skripsi ini, penulis lebih menekankan pada penggunaan Teori Politik Luar Negeri yang dipaparkan oleh William D. Coplin, dengan alasan bahwa teori tersebut cukup memadai untuk mengorganisasikan dan menata fakta yang penulis teliti. Dengan ketepatan

5https://europa.eu.(15 Desember 2016). European Union:

https://europa.eu/europeanunion/about-eu/countries/member-countries_en. (diakses pada 15 Desember 2016)

6Beddoes,Z.M,”The Brexit Brief: our guide to Britain’s EU Referendum,”The

(22)

6

teori, pembahasan sebuah masalah akan terukur dengan jelas dan tidak melenceng dari garisnya.

Teori Pengambilan Keputusan Luar Negeri( William D Coplin )

Teori Politik Luar Negeri adalah teoriyang mengungkapkan berbagai macam struktur internal suatu negara dan pengaruhnya terhadap tindakan dan perilaku kebijaksanaan eksternal / luar negerinya.7 Menurut Coplin, kebijakan luar negeri merupakan sebuah keputusan yang didahuli oleh sebuah proses di mana ada tuntutan dari domestic politics,serta dengan melihat kemampuan dari kekuatan ekonomi dan militer. Faktor-faktor tersebut kemudian mempengaruhi para pembuat kebijakan, yang kemudian meramunya menjadi sebuah kebijakan luar negeri dalam merespon situasi internasional.

William D. Coplin menyatakan :

To be interested in why states behave as they do interest area, we have to be interested in why their leaders make the decision. However, it would be mistake to thiunk that foreign policy act may be viewed the result of three board categories of considerations affecting the foreign policy decision maker state. The second is the economy and military capability of the state. The third is the international context the particular position in which his state finds it self especially in relation to other state in system.8

Berdasarkan pada apa yang dipaparkan Coplin, politik luar negeri suatu negara terbentuk dengan setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi dan militer, serta lingkungan internasionalnya. Dengan mempertimbangkan kondisi politik dalam negeri dan kemampuan ekonomi militer suatu negara, keputusan politik luar negeri suatu

7Warsito, T.“Teori - Teori Politik Luar Negeri”.(Yogyakarta: Bigraf Publishing. 1998.) hal. 28. 8Coplin, W. D. “PengantarPolitik Internasional”.(Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo.2003).

(23)

7

negara dibentuk sebagai respon atas suatu situasi internasional. Politik luar negeri yang bersifat umum terdiri atas serangkain keputusan yang diekspresikan melalui pernyataan-pernyataan kebijakan dan tindakan-tindakan langsung. Untuk mempermudah pemahaman mengenai teori ini, William D. Coplin menjelaskan melalui bagan berikut ini :

Bagan 1.1Proses Pengambilan Keputusan Luar Negeri William D. Coplin

Sumber: William D. Coplin, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis,Sinar Baru,Bandung, 1992, Hal.30.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pengambilkeputusan mempertimbangkan politik dalam negeri, kondisi ekonomi dan militer serta konteks internasional dalam membuat kebijakan politik luar negerinya. Sehingga, kebijakan yang diambil suatu negara bukan semata-mata keinginan pribadi dari pengambil keputusan, namun merupakan hasil dari pertimbangan terhadap tiga konsideran tersebut. Politik dalam negeri Kondisi ekonomi dan militer Konteks internasional Pengambil keputusan Tindakan politik luar negeri

(24)

8

Bagan 1.2 Aplikasi Teoritik Teori Pengambilan Keputusan Luar Negeri Coplin

Politik Dalam Negeri

Menurut Coplin, kebijakan luar negeri merupakan sebuah keputusan yang didahului oleh sebuah proses di mana ada tuntutan dari domestic politics, serta dengan melihat kemampuan dari kekuatan ekonomi dan militer. Faktor-faktor tersebut kemudian mempengaruhi para pembuat kebijakan, kemudian

Tuntutan Partai UKIP dan Vote Leave Group Campaign untuk keluar dari Uni Eropa Parlemen Inggris memutuskan untuk mengadakan Referendum Brexit Kemampuan ekonomi dan militer Inggris yang kuat Proses untuk keluar dari Uni Eropa dimulai Kebijakan European Monetary Union, Common Foreign and Security Policy, dan Open Border Policy yang merugikan Inggris Hasil Referendum 51,9% suara leave

(25)

9

meramunya menjadi sebuah kebijakan luar negeri dalam merespon situasi internasional.9

Melihat tuntutan dari masyarakat Inggris, keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa diawali dari isu kedaulatan yang diperselisihkan oleh para politisi dan masyarakat Inggris. Integrasi Inggris ke Uni Eropa berarti mengalihkan sejumlah kekuasaan nasional ke lembaga pusat yaitu Uni Eropa. Semakin terintegrasinya Uni Eropa, maka secara otomatis Inggris terikat dengan regulasi yang dibuat Uni Eropa sehingga kehilangan lebih banyak wewenang dan kedaulatan politik negaranya. Kedaulatan yang dimaksud adalah kemampuan sebuah negara untuk memerintah,membuat, melaksanakan, dan menerapkan hukum dan tarif pajaknya sendiri. Sejak tahun 2010 Uni Eropa telah memperkenalkan lebih dari 3500 hukum baru yang mempengaruhi ekonomi Inggris.10

Dalam menganalisa situasi politik dalam negeri, Coplin mengemukakan empat tipe policy influencers :(1) partisan influencer , (2) bureaucratic influencer, (3) interest influencers, dan (4) mass influencers. Tipe partisan influencers dan interest influencers adalah tipe yang tepat untuk menganalisa situasi politik yang terjadi di Inggris.Tipe partisan influencer adalah partai partai politik.Influencersini bertujuan menerjemahkan tuntutan-tuntutan masyarakat menjadi tuntutan-tuntutan politis, yaitu tuntutan-tuntutan kepada para pengambil keputusan yang menyangkut kebijakan pemerintah.11

9Ibid.

10Brinded, L. “Reasons why UK leaving the EU Brexit is a good idea”. Bussiness Insider. 2015 11Coplin, W.D., Op.Cit. hal. 81

(26)

10

Partisan influencer yang berpengaruh di Inggris adalah Partai Independen Inggris Raya ( United Kingdom Independence Party ) meraih urutan ketiga dalam pemilu 2015. Dikutip dari BBC.com, hasil General Election 2015 Partai Independen Inggris meraih 12,6% suara yang membuat partai tersebut menduduki posisi nomer tiga setelah Partai Konservatif dan Partai Buruh.Partai Independen di Inggris Raya ( UKIP ) muncul dan langsung mempengaruhi masyarakat seputar isu menentang Eropa.Meningkatnya opini umum menentang Uni Eropamenyebabkan partai tersebut meraih dukungan banyak dari rakyat Inggris.Partai Independen berhasil meraih kursi di Parlemen Inggris dan menggunakan posisinya di Parlemen untuk menikam Uni Eropa.12

Salah satu alasan Partai ini menentang keanggotaan di Uni Eropa adalah kesejahteraan ekonomi di Uni Eropa yang dianggap kurang merata sehingga membebani Inggris. Alasan terbesar kedua adalah tuntutan untuk mengakhiri kebijakan politik pintu terbuka terhadap para imigran yang dibuat oleh Uni Eropa.13

Partisan influencer didukung oleh interest influencer sebagai hasil dari tuntutan yang diajukan. Dalam sistem politik terbuka, interest influencers memainkan peran yang lebih besar. Menjelang referendum, Opini referendum terbagi menjadi dua organisasi kampanye yaitu Leave untuk keluar dari Uni Eropa dan Remain untuk tetap di Uni Eropa. Didalam kelompok Leave terdapat

12UK General Election 2015”,BBC News,diakses dari http://www.bbc.com/news/uk-politics-39631768 pada tanggal 1 Desember 2016

13Thorleifsson, C. “From coal to UKIP : the struggle over identity in post-industrial Doncaster”.

(27)

11

dua kubu utama yaitu Grassroots Out( Leave EU ) dan Vote Leave. Sedangkan di Remain terdapat We Are Stronger in Europe.14

Tuntutan Masyarakat menyebabkan perpecahan di antara para politisi, elit dan rakyat Inggris yang akhirnya membuat pemerintah Inggris menuntut Uni Eropa atas pengembalian sebagian kekuasaan melalui ancaman diselenggarakannya referendum untuk meninggalkan Uni Eropa.Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa didasarkan pada hasil dari referendum yang diadakan pada tanggal 23 Juni 2016. Hasil dari referendum tersebut adalah 51,9% suara rakyat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dan 48,1% suara rakyat Inggris untuk tetap di Uni Eropa. Hasil referendum ini merupakan keputusan yang mewakili suara rakyat Inggris terhadap masadepan hubungan negaranya dengan Uni Eropa.

Kondisi Ekonomi Dan Militer

Pengambil keputusan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan militer dalam membuat kebijakan luar negeri mereka. Pengambil keputusan harus mempertimbangkan kekuatan ekonomi dan militer, serta kelemahan negaranya ketika ia menyusun politik luar negeri. Pengambil keputusan harus menyeimbangkan komitmen dan kemampuannya dengan memahami keterbatasan-keterbatasannya, yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi dan militer.15

14Murray, G. “Brexit for Beginners-The who what, and why of the British EU referendum”. The

Green European Foundation, 2016. hal.1-4.

(28)

12

Ekonomi dan militer merupakan kekuatan sebuah negara. Menurut Coplin, kondisi ekonomi negara maju dicirikan oleh (1) GNP per kapita yang relative tinggi; (2) kapasitas produksi industri yang lebih bervariasi dengan suatu spesialisasi di bidang produk manufaktur; (3) angkatan bersenjata konvensional yang terlatih baik, dan memainkan peran ekstensif dalam politik luar negeri; dan (4) sangat terlibat dalam perdagangan dunia. Berdasarkan indikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Inggris merupakan negara maju.

Perekonomian Inggris merupakan salah satu perekonomian terbesar di dunia, menurut data dari World Bank, Inggris merupakan negara income yang tinggi dengan GDP 2,99 Triliun Dolar Amerika ditahun 2014.Mata uang resmi di Inggris adalah poundsterling (ISO 4217, GBP).Inggris adalah negara dengan kondisi ekonomi yang maju. Bahkan sebelum masuk Uni Eropa, Inggris telah menjadi negara dengan ekonomi yang maju dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Inggris juga merupakan salah satu negara penyumbang terbesar di Uni Eropa. Pada tahun 2015, Inggris menjadi penyumbang kedua terbesar setelah Jerman dengan jumlah pendanaan hampir mencapai 6,5 milyar euro.

Inggris mempunyai kekuatan militer yang kuat.Dari situs Global Firepower tahun 2015, lembaga analisis militer menyebutkan bahwa Inggris menduduki peringkat nomor 6 dari total 126 negara.Data dari nationmaster.comInggris merupakan negara ke empat dengan anggaran militer terbesar setelah Rusia yaitu 62,7 billion US$. Kekuatan militer Inggris memang tidak dapat diremehkan, dibandingkan dengan negara anggota Uni Eropa yang lain, hanya Prancis yang menyusul dengan satu peringkat dibawah

(29)

13

Inggris.Inggris mempunyai kursi tetap di Dewan Keamanan PBB dan mempunyai kemampuan nuklir.Tidak hanya itu, Inggris merupakan Negara dengan alokasi militer besar, GDP 2% untuk militer Negara tersebut.16

Di dalam keanggotaan Uni Eropa, Inggris adalah Negara yang tidak mendukung adanya gagasan untuk menciptakan kekuatan integrasi militer di Uni Eropa. Menurut Perdana Menteri David Cameroon, tanggung jawab pertahanan militer itu adalah tanggung jawab nasional setiap Negara- bukannya Uni Eropa- tidak ada kemungkinan posisi inggris untuk berubah pikiran dan tidak ada kemungkinan adanya European Army.17 Selain bergabung dengan NATO, Inggris juga mempunyai beberapa aliansi militer dengan negara diluar anggota Uni Eropa, yaitu United States, Gulf Allies , dan Commonwealth member.

Inggris merasa beberapa kebijakan ekonomi dan militer Uni Eropa tidak lagi sejalan dengan kepentingan nasional Inggris.Hal ini membuat kondisi ekonomi dan militer Inggris berkemungkinan untuk menjadi tidak stabil.Komitmen politik luar negeri suatu negara harus diimbangi oleh kemampuan ekonomi dan militernya.Kemampuan ekonomi dan militer Inggris cukup kuat untuk mengimbangi komitmennya keluar dari Uni Eropa.Hal ini semakin memperkuat kepercayaan warga Inggris untuk lepas dari bayang bayang Uni Eropa.

16Liana, S. M. “Brexit Stirs NATO”.(London: CS Monitor. 2016)

17Sparrow, A. “Jean Claude Junker Calls For EU”.(London: The Guardians.2015)

(30)

14 Konteks Internasional

Coplin menyatakan ada tiga elemen penting dalam membahas dampak konteks internasional terhadap politik luar negeri suatu negara, yaitu geografis, ekonomis dan politis. Lingkungan internasional setiap negara terdiri atas lokasi yang didudukinya, kaitannya dengan negara-negara lain dalamsistem itu dan juga hubungan-hubungan ekonomi dan politik antara negara-negara tersebut dengan negara-negara lain.

Elemen pertama dalam membahas dampak konteks internasional terhadap politik suatu negara adalah kondisi geografis yang terkait dengan lokasi yang diduduki oleh Inggris dan kaitannya dengan negara negara lain disekitanya. Lokasi geografis negara Inggris berada di lingkup benua Eropa meskipun wilayah daratannya terpisah dari daratan benua Eropa. Meskipun ikut tergabung dalam Benua Eropa, akan tetapi Inggris tidak sepenuhnya merasa dirinya merupakan anggota Benua Eropa. Secara geografis letak negara Inggris terpisah dengan daratan Eropa.Dan juga secara historis, Inggris merasa tidak saling terkait dengan negara - negara di Eropa.18

Selain kondisi geografis, hubungan politik dan ekonomi Inggris dengan Uni Eropa tidak selalu berjalan dengan mulus. Beberapa kebijakan Uni Eropa bertentangan dan bahkan banyak merugikan Inggris.Beberapa kebjakan tersebut adalah European Monetary Union, Common Foreign Social Policy, dan Kebijakan Politik Pintu Terbuka terhadap para imigran.

18Wilmann, Olyver,“The UK Chose Brexit”.(London: Mars and McLennan Companies. 2016).hal

(31)

15

European Monetary Union adalah kebijakan mata uang tunggal ( Euro ) dan kebijakan ekonomi bersama.19Common Foreign Social Policy adalah kebijakan yang mengatur segala tindakan yang dilakukan oleh negara anggota harus mendapat persetujuan dari negara anggota Uni Eropa lainnya.Di luar Uni Eropa, Inggris akan bebas untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan yang jauh lebih liberal dengan negara-negara dunia ketiga daripada di Uni Eropa.20

Salah satu masalah yang paling hangat diperdebatkan atas alasan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa adalah imigran. Permasalahan ini memunculkan rasa khawatir rakyat Inggris akan dampak jangka panjang dari para imigran yang mendapatkan kebebasan untuk mencari pekerjaan di Inggris. Kebijakan tersebut dinilai akan merugikan penduduk asli yang berasal dari Inggris dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.21

D. Hipotesa

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesa bahwa alasan Inggris memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa adalah

1. Dorongan Partai Independen Inggris (United Kingdom Independence Party) dan Vote Leave Group Campaign untuk keluar dari Uni Eropa. Sehingga diadakan Referendum pada 23 Juni 2016 dengan hasil Inggris memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

19Pratama, A. H. Qureta. (10 September 2016). www.qureta.com/post/perlawanan-inggris-terhadap-uni-eropa-melalui-brexit . (diakses pada10 November 2016)

20Andre.ekoran.co.id. (19 Juli 2016). https://ekoran.co.id/alasan-inggris-keluar-dari-uni-eropa/6459/ . (diakses pada19 Agustus 2016)

(32)

16

2. Kondisi ekonomi dan militer Inggris dianggap mampu mengimbangi komitmennya keluar dari Uni Eropa.

3. Secara internasional konteks, beberapa kebijakan Uni Eropa dianggap semakin merugikan Inggris.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mennganalisa alasan Inggris keluar dari Uni Eropa pada tahun 2016

2. Untuk memenuhi syarat akhir dalam menempuh pendidikan jenjang S1 pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam tulisan ini , sesuai dengan tema yang akan dibahas , penulis akan membatasi ruang lingkup sampai dengan referendum kedua inggris dibulan juli 2016. Penulis akan mengamati data dari tahun 2000 sampai 2016 untuk menganalisis pertimbangan Inggris memutuskankebijakan luar negerinya.Juga, keterbatasan ini bertujuan untuk menghindari kompleksitas analisis lebih lanjut.

(33)

17 G. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif, dimana penulis mencoba menggambarkan dan menjelaskan alasan Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa .

2.Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dokumen, dan bahan dari internet. Data tentang Inggris, kebijakan Uni Eropa, pengambilan kebijkan luar negeripada penelitian ini didapatkan dari beberapa buku, jurnal, dan internet.

3.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka (library research) yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari literatur yang berkaitan dengan masalah yang di bahas. Selain itu, juga mengunjungi beberapa situs di internet untuk melengkapi data yang penulis kumpulkan.

(34)

18

BAB II

DINAMIKA HUBUNGAN INGGRIS DAN UNI EROPA

Pada bab dua ini penulis akan membahas mengenai hubungan yang pernah terjalin antara Inggris dengan Uni Eropa mulai dari sebelum Inggris bergabung sampai dengan referendum Brexit kedua pada tahun 2016 yang akan dibagi menjadi empat sub bab utama yaitu: profil negara Inggris secara umum, sejarah bergabungnya Inggris ke Uni Eropa, serta elaborasi hubungan Inggris dan Uni Eropa yang dibagi menjadi dua periode; yaitu periode 1973-2000 dan periode 2000-2016. Masing-masing bab tersebut akan dijabarkan sebagai berikut

A. Profil Negara Inggris

United Kingdom atau yang sering disebut Inggris merupakan negara kepulauan yang terletak di sebelah timur Samudra Pasifik.Dahulu, Inggris berbentuk kerajaan yang menambah wilayahnya dengan menaklukkan negara lain. Semakin berjalannya waktu wilayah Inggris semakin luas. Wilayah yang pertama bergabung adalah Wales pada tahun 1542, disusul oleh Skotlandia pada tahun 1707, kemudian terbentuklah Britania Raya yang terdiri dari England, Scotlandia, dan Wales. Wilayah Irlandia sebelumnya berada di bawah kendali Inggris, kemudian secara resmi mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1922 dan memutuskan untuk bergabung ke Britania Raya. Setelah itu, nama negara ini berubah menjadi United Kingdom ( terdiri dari Britania Raya dan Irlandia Utara). Nama Resmi Inggris menjadi United Kingdom of Great Britain and Northern

(35)

19

Ireland.22 Inggris juga dikenal selalu mempertahankan hubungan dengan bagian dari bekas kerajaan jajahannya melalui Commonwealth.

Gambar 2.1 Peta United Kingdom

Sumber :www.3dgeography.co.uk

Saat ini, Inggris terdiri atas beberapa wilayah yaitu Great Britain (England, Skotland, Wales), North Ireland, dan sejumlah kepulauan Kanal, Orkney, Sketland, dan Hebrides. Luas seluruh wilayah daratan Inggris adalah 93,278 sq mi ( 241,590 sq km ) dengan populasi sebanyak 65.630.000 jiwa (2016). Wilayah England adalah wilayah terbesar yang mencakup 130.410 kilometer persegi (50.350 sq mi), Scotland terdiri dari 30.410 sq mi, Wales and North Ireland

(36)

20

memiliki luas jauh lebih kecil yaitu 20.758 dan 14.160 kilometer persegi (8.010 dan 5.470 sq mi).23

Kepala negara Inggris saat ini dipegang oleh Ratu Elizabeth II. Sistem pemerintahan Inggris adalah gabungan Monarki Konstitusional dan Demokrasi Parlementer. Monarki Konstitusional merupakan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan ( monarki ) dibawah sistem konstitusional yang mengakui adanya raja atau ratu sebagai kepala negara. Sedangkan demokrasi parlementer adalah suatu bentuk pemerintahan demokratis dimana partai yang meraih kursi terbanyak di House of Commonbertugas membentuk sebuah pemerintahan.

Pemimpin dari partai yang memperoleh kursi terbanyak di House of Commonakan menjadi Perdana Menteri yang menjabat menjadi kepala pemerintahan negara. Parlemen Inggris terdiri dari House of Common dan House of Lords .House of Lords berisi orang orang yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan keluarga kerajaan ( Ratu ) , orang -orang yang diberi gelar khusus, dan 26 uskup. Fungsi dari House of Lordadalah untuk merevisi undang undang. Sedangkan House of Common adalah 651 anggota perwakilan seluruh daerah di Inggris yang dipilih langsung oleh rakyat selama periode lima tahun.24

Dari segi perekonomian, Inggris memiliki ekonomi dan perdagangan yang independen sejak revolusi industri pada abad ke-19. Sejak dulu Inggris memiliki Partner investasi yang penting dalam bidang produksi lokal yaitu Amerika dan

23Encyclopedia.com,”Great Britain,”diakses dari

www.encyclopedia.com/places/britain-ireland-france-and -low-countries/british-and-irish-political-geography/great-britain diakses pada 10 Maret 2017

(37)

21

Jepang. Dari abad ke-18, Britania Raya telah menduduki posisi dominan di bidang perdagangan kerajaan Eropa, dan juga menjadi negara barat pertama yang maju di bidang industri.

B. Sejarah Bergabungnya Inggris dengan European Community

Dalam proses awal pembentukan Uni Eropa, sebenarnya Inggris memiliki beberapa peluang untuk berpartisipasi, akan tetapi Inggris memutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam berdirinya Uni Eropa ( pada saat itu masih berbentuk European Community ). Awal mula terbentuknya Uni Eropa tidak luput dari Proposal Prancis yang dikenal sebagai Schuman Declaration mengenai pendirian European Coal and Steel Community.Cikal bakal pembentukan Uni Eropa diawali oleh usulan Jean Monnet, seorang negosiator Prancis kepada Menteri Luar Negeri Prancis Robert Schuman dan Kanselir Jerman Konrad Alexander. Jean Monnet mengusulkan suatu masyarakat yang berkepentingan bersama dapat dibentuk untuk mengatur pasar batu bara dan besi baja dibawah badan pengawas yang independen.25

Pada tanggal 18 April 1951 melalui The Treaty of Paris, The Schuman Plan diterima oleh Prancis, Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg. European Coal and Steal Community resmi berdiri pada tanggal 10 Agustus 1952 dengan deklarasi yang ditandatangani oleh 6 negara tersebut. Tujuan Utama ECSC adalah penghapusan berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan pasar bersama.26 Dilatarbelakangioleh keinginan negara-negara di Eropa yang ingin memulihkan

25https://europa.eu. (15 Desember 2016). https://europa.eu/european-union/about-eu/countries/member-countries_en . (diakses pada 15 Desember 2016)

(38)

22

perekonomian mereka pasca kehancuran Perang Dunia II sekaligus membentuk sebuah wadah kerjasama untuk menyatukan negara negara aktor perang dunia agar konflik tidak terpicu kembali.

Pada awalnya Inggris menolak tawaran untuk membentuk European Coal and Steel Community.Inggris lebih memprioritaskan hubungan bilateral dengan mantan koloninya yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet27.Pada saat itu, Inggrismenganggap ECSC tidak begitu menguntungkan bagi Inggris yang sudah mempunyai ekonomi yang stabil dibanding negara anggota ECSC.Terlebih karena tujuan didirikannya untuk membuat kerjasama antar negara terkait konflik akibat perang dunia keduagunamencegah konflik berkelanjutan antara Prancis dan Jerman.Inggris tidak merasa diuntungkan dalam tujuan tersebut.

Akan tetapi pandangan politik luar negeri Inggris mulai berubah ketikaInggris berada pada masa jabatan Perdana Menteri Harold Macmillan ( 1957 – 1963 ) setelah melihat adanya keberhasilan ECSC. Pada tahun 1973 Inggris sedang terkena dampak krisis minyak yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di Inggris. Sedangkan disekitarnya, keberhasilan ECSC terdengar sampai ke parlemen Inggris. Beberapa keberhasilan ECSC yang menonjol adalah ECSC mampu menangani krisis minyak yang terjadi pada saat itu dengan produksi baja meningkat empat kali lipat di negara anggota ECSC. Jika dibandingkan dengan tahun 1950-an, ECSC juga meningkatkan kesejahteraan pekerja tambang.28

27Boyle C,.Loc.Cit

28“Treaty establishing the European Coal and Steel Community, ECSC Treaty”.(London:

(39)

23

Para menteri luar negeri negara anggota ECSC memutuskan untuk memperluas integrasi Eropa ke semua bidang ekonomi dengan membentuk European Atomic Energy Community ( Euratom ) dan European Economic Community pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma. Tujuan utamanya adalah penciptaan suatu bentuk pasar bersama antar negara anggota. Setelah 8 tahun berjalan, pada tanggal 8 April 1965 ke-enam negara anggota mengadakan perjanjian di Brussel yang berisi penggabungan European Coal and Steel Community, Euratom, dan European Economic Community menjadi European Community.29

Seiring berjalannya waktu, Inggris mulai melihat Perancis dan Jerman berhasil membangun pemulihan ekonomi negaranya pascaperang dan membentuk aliansi yang kuat dengan negara anggota yang lain.Ditambah dengan berkembangnya European Coal and Steel Community menjadi European Community, Inggris merasa semakin perlu berada dalam meja kepemimpinan Eropa demi menancapkan pengaruhnya terhadap negara di Eropa.Awal ketertarikan Inggris untuk bergabung adalah untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari kerjasama ekonomi Eropa tersebut. Akan lebih menguntungkan bagi Inggris untuk masuk dan menjalin hubungan ekonomi yang lebih leluasa apabila berada dalam satu hubungan kerjasama ekonomi dengan beberapa negara anggota ECSC. Daripada Inggris membangun hubungan bilateral dengan setiap negara diluar suatu komunitas. Inggris kemudian menyadari PNB perkapita negara-negara yang tergabung dalam European Community dengan PNB Inggris mempunyai

(40)

24

perbedaan yang cukup jauh. Kondisi tersebut yang kemudian melatarbelakangi keinginan Inggris untuk bergabung dengan European Community

Inggrismenyampaikan permintaan untuk bergabung ke European Community pertama kali pada tahun 1961.Namun permintaan tersebut mendapat penolakan dari sejumlah negara Eropa khususnya Prancis.Kemudian tahun 1963 Inggris kembali melamar dan ditolak kembali oleh Charles de Gaule yang menjabat sebagai presiden Prancis pada saat itu. Alasan Charles de Gaule menolak Inggris dua kali adalah ketakutan Prancis apabila Inggris akan menjadi musuh dalam selimut bagi Eropa karna kedekatan Inggris dengan Amerika Serikat. Setelah Charles de Gaule lengser, Inggris mengajukan permohonan kembali pada tahun 1967 pada masa kepemimpinan Edward Heath dari Partai Konservatif.Akhirnya perjuangan Inggris membuahkan hasil pada saat itu, permohonan Inggris diterima dan Inggris resmi bergabung dengan European Community pada 1 Januari 1973 bersama dengan Denmark dan Irlandia.

C. Hubungan Inggris dan Uni Eropa periode tahun 1973 - 2000

Setelah diterima dalam European Community, Inggris harus melakukan beberapa penyesuaian dengan aturan – aturan European Community. Sejak bergabung, Inggris menjadi negara yang secara aktif ikut dalam setiap kelembagaan, kebijakan, pendanaan, dan pemecahan masalah di Uni Eropa. Hubungan Inggris dan Uni Eropa juga mengalami dinamika. Beberapa kali Inggris sejalan dengan Uni Eropa akan tetapi tidak sedikit juga Inggris merasa tidak setuju dengan beberapa keputusan Uni Eropa.

(41)

25

Berhasilnya Inggris diterima di European Community pada saat itu dianggap sebagai suatu prestasi ditengah tengah berbagai masalah ekonomi dan keamanan Inggris dengan Irlandia Utara pada saat itu. Namun, setelah Perdana Mentri Edward Heath lengser, digantikan dengan perdana mentri Harold Wilson dari Partai Buruh dukungan keanggotaan Inggris di Uni Eropa mengalami tantangan. Sebelumnya, permohonan Inggris bergabung ke European Community memang tidak sepenuhnya didukung oleh parlemen Inggris.

Pihak oposisi yang kontra dengan Eropa adalah Partai Buruh, yang dipimpin oleh Tony Benn dan Michael Foot.Pada saat bergabung, Inggris dipimpin oleh partai Konservatif yang lebih pro terhadap Eropa, yaitu Perdana Menteri Edward Health . SetelahPerdana Menteri Edward Health lengser, posisi Perdana Menteri digantikan oleh Perdana Menteri Harold Wilson dari Partai Buruh.Setelah terpilih, sebagai pimpinan dari partai Buruh Perdana Menteri Harold Wilson menyuarakan aspirasi partainya yaitu mengadakan referendum apakah Inggris perlu untuk melanjutkan keanggotaannya di Uni Eropa.

Dalam rentang waktu 2 tahun setelah bergabung pada 5 Juni 1975 Perdana Mentri Harold Wilson mengadakan referendum tentang keanggotaan Inggris di European Community. Referendum tersebut berbunyi “Apakah Inggris akan tetap bergabung dengan European Community atau keluar“. Hasilnya, mayoritas dari daerah administratif di Inggris menjawab “Ya“ untuk tetap tinggal di European Community dengan presentase 67,2%. Sedangkan 32,8% menjawab “tidak“ untuk

(42)

26

keluar dari European Community.30 Keanggotaan Inggris di Uni Eropa pun tetap dilanjutkan.

Tahun 1980 European Community mengadakan pertemuan untuk membentuk suatu kebijakan Exchange Rate Mechanism yang mempunyai tujuan untuk mengharmonisasikan mekanisme exchange rate antar anggota European Community. Kebijakan ini merupakan kebijakan awal yang dibuat untuk mempersiapkan negara anggota mengadopsi mata uang tunggal di Eropa dikemudian hari. Inggris sempat mengalami ketegangan dengan Uni Eropa karena kebijakan European Rate and Exchange Mechanism. Inggris bergabung ke kebijakan tersebut pada bulan Oktober 1990.31

Salah satu program EERM adalah pengadopsian Euro sebagai mata uang tunggal di Uni Eropa. Namun, Inggris terpaksa keluar dari program kebijakan tersebut dalam kurun waktu 2 tahun. Hal tersebut terjadi setelah Inggris ditekan untuk mengganti Pounsterling menjadi Euro. Inggris berusaha mempertahankan mata uangnya dan melakukan negosiasi dengan Dewan Uni Eropa. Ketegangan berikutnya terjadi pada tanggal 16 September 1992 yang kemudian dikenal masyarakat Inggris sebagai “ Black Wednesday” selama proses negosiasi Inggris dengan Uni Eropa atas perjanjian Maastricth. Hasil dari negosiasi tersebut adalah keluarnya inggris dari pengadopsian Euro dan European Exchange Rate Mechanism32.

30Prasetyo, Z.,Loc.Cit

31Center,”European Union”,VibiNews,diakses dari vibinews.com/tag/uni-eropa/ pada tanggal 10

Maret 2017

(43)

27

Setelah referendum, Margaret Tracher menjadi perdana menteri Inggris yang secara terbuka menyatakan sikap bahwa dirinya tidak menyetujui adanya integrasi yang mendalam. Pada masa pemerintahannya, Tracher condong kontra terhadap integrasi ekonomi, politik, dan sosial. Pada masa pemerintahan Margareth Tracher, dia menuding kebijakan Common Agricultural Policy tidak bermanfaat dan berlebihan. Tracher menyebut program tersebut menghabiskan hampir 70% budget European Community pada saat itu. Terlebih lagi, dalam pelaksanaannya dinilai tidak tersalurkan secara efisien.33

Pada awalnya, Inggris juga mendapatkan keuntungan dari bantuan kebijakan CAP ini. CAP diperkenalkan sejak tahun 1962 yang bertujuan untuk menjamin produksi pertanian dan stabilitas pangan. Karena setelah Perang Dunia II, sektor pertanian jauh tertinggal dibandingkan dengan sektor industri yang berkembang pesat. Inggris sendiri pada dasarnya merupakan negara industri yang hanya sedikit saja bertumpu pada sektor pertanian. Tetapi subsidi pertanian yang diterima Inggris dianggap tidak sebanding dengan kontribusi dana yang dibayarkan Inggris ke Uni Eropa.34

Ketegangan antara Inggris dan Uni Eropa mulai terjadi pada tahun 1984 karena Uni Eropa menaikkan kuota anggaran dana yang harus dibayarkan Inggris. Uni Eropa mematok nilai anggaran dana berdasarkan GDP negara tersebut. Dua negara dengan GDP tertinggi di Eropa, Prancis dan Inggris pun membayar dana kontribusi yang lebih besar dari negara lain sesuai dengan posisi GDP mereka.

33Deacon, M. “Britain's 40 year relationship with the EU”.(London: the telegraph.2016). 34Ibid.

(44)

28

Inggris mengajukan protes kepada Uni Eropa karena Uni Eropa menaikan anggaran kontribusi Inggris, sehingga Perdana Menteri Margaret Thatcher menegosiasikan hal tersebut ke Dewan Eropa. Thatcher menganggap kontribusi yang dikeluarkan oleh Inggris tidak sebanding dengan apa yang diterima Inggris dari Uni Eropa.

Hasilnya Perdana Menteri dapat memenangkan negosiasipemotongan kontribusi dana yang dikeluarkan oleh Inggris untuk Eropa. Thracher meminta pengurangan kontribusi dana, dari 20% menjadi sekitar 12%. Pada tahun 1980 Inggris menjadi kontributor bersih terbesar untuk anggaran Eropa.35 Tetapi Inggris menerima subsidi pertanian yang jauh lebih sedikit dari negara lain terutama Prancis.36

Pada tanggal 14 Juni 1985 Belanda, Belgia, Jerman, Luxemburg dan Prancis menandatangani Perjanjian Schengen. Perjanjian tersebut merupakan kesepakatan untuk secara bertahap menjamin pergerakan bebas manusia, baik warga negara di negara tersebut maupun warga negara lain di negara tersebut. Perjanjian ini menciptakan zona tanpa batas di negara anggota. Beberapa negara kemudian bergabung kedalam perjanjian ini akan tetapi Inggris menolak untuk bergabung.37

Inggris dan negara negara anggota Uni Eropa menjadi bagian dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization) bersama dengan Amerika, Kanada, Turkey, dan negara negara Eropa Barat. NATO dibentuk sebagai bentuk kerjasama keamanan antar negara anggota sebagai aliansi melawan blok Soviet.

35Deacon M,Loc.Cit. 36Deacon M,Loc.Cit. 37https://europa.eu.,Loc.Cit

(45)

29

Pada tahun 1987 negara anggota European Economic Community berkumpul di Brussels untuk menandatangani Single European Act yang bertujuan untuk mencapai sebuah pasar internal; “Area tanpa batas di mana pergerakan bebas barang, orang, jasa, dan modal terjamin“. Pencapaian pasar internal ditargetkan untuk dicapai sebelum 31 Desember 1992.38

Sebagai kelanjutan dari Perjanjian Maastricht ditandatangani pada tanggal 7 Februari 1992 oleh negara anggota European Community di Maastricht, Belanda. Setelah sebelumya, pada tanggal 9-10 Desember 1991 Dewan Eropa membuat draft perjanjian ini dikota tersebut. Setelah ditandatangani, perjnajian ini mulai diberlakukan pada tanggal 1 November 1993. Perjanjian ini merupakan penanda berdirinya Uni Eropa dan sering pula disebut Treaty of European Union. Perjanjian Maastricht mendorong semakin terintegrasinya Eropa tidak hanya di bidang ekonomi akan tetapi juga bidang sosial, dan politik. Perjanjian ini menyempurnakan European Community menjadi Uni Eropa. Didalam perjanjian ini tercermin keinginan negara anggota untuk membawa Uni Eropa dibawah satu struktur hukum yang jelas dan integrasi mendalam dibidang sosial, politik, dan ekonomi (lihat lampiran 1).

Didalam perjanjian ini, terdapat tiga pilar utama dalam struktur Uni Eropa yang telah diatur didalamnya, yaitu :

1. European Communities, yang menangani kebijakan ekonomi, sosial, dan masalah lingkungan Uni Eropa;

(46)

30

2. Common Foreign and Security Policies (CFSP), yang menanganiurusan luar negeri dan kemiliteran Uni Eropa; dan

3. Justice and Home Affairs, yang bertanggung jawab atas kerjasama mengenai pemberantasan tindak kriminal.

Didalam perjanjian ini, terdapat beberapa hal penting lain yaitu memperkenalkan rencana penggunaan mata uang tunggal,meningkatkan kekuatan parlemen Eropa dengan membuat lembaga baru yaitu Comitee of the Region, dan memperkenalkan konsep “kewarganegaraan” Eropa.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Perdana Menteri Inggris John Mayor setahun sebelumnya yaitu tahun 1992. Dengan dibentuknya Uni Eropa berarti akan terjadi transfer kekuatan besar negara – negara anggota untuk menjadi satu dalam sebuah Uni Eropa. Inggris menandatangani perjanjian Maastricht dengan pernyataan “opt–outs“ atau ketidaksetujuan Inggris pada opsi single currency (mata uang tunggal) dan bagian sosial.39Yang dimaksud dengan “opt-out” tersebut adalah Inggris mengakui bahwa mereka adalah bagian dan ingin menjadi bagian dari Uni Eropa, akan tetapi tidak berpartisipasi dalam salah satu kebijakan tersebut.Inggris akan tetap mempertahankan mata uang poundsterling mereka.40

Sebagai hasil dari Perjanjian Maastricth, Uni Eropa membuat kebijakan Single Market yang mulai berlaku pada bulan Januari 1993. Kebijakan ini didasarkan

39Wilson, S. BBC News. 1 April 2014. http://www.bbc.com/news/uk-politics-26515129 (diakses

pada 12 Februari 2017)

40Trueman, N. C. “A History Of The European Union and Great Britain”.(London: Moocow

(47)

31

pada empat kebebasan; yaitu pergerakan barang, tenaga kerja, jasa, dan modal di seluruh negara anggota Uni Eropa. Hal ini berarti Inggris dapat melakukan kegiatan perdagangan secara bebas tanpa hambatan dengan negara negara anggota Uni Eropa yang lain. Melalui perjanjian ini, Inggris mendapatkan keuntungan yang besar. Inggris dapat mengakses $16,6 trilliun per tahun dari kebijakan Single Market. Perdagangan Inggris dengan negara lain meningkat 50% sebagai hasil dari penghapusan hambatan tersebut. Uni Eropa membantu membuka pasar global sehingga banyak investasi yang masuk ke Inggris. Perusahaan Inggris memndapatkan akses penuh senilai $24 triliun yang masuk ke Inggris. Investasi berkembang dari 23 billion Euro di tahun 1992 menjadi 159 billion Euro pada tahun 2015. Inggris otomatis menjadi negara tempat investasi modal terbesar nomor lima di dunia.41

Treaty of Maastrichtkemudian direvisi dan disederhanakan dalam Treaty of Amsterdam dan Treaty of Nice. Treaty of Amsterdam (1999) berisi perubahan perjanjian Maastrich pada bagian Justice and Home Affair yang dibagi menjadi dua wilayah yaitu ;

1. Wilayah Kebebasan, Keamanan, dan Keadilan yang meliputi suaka, imigrasi, dan peradilan dalam hal sipil.

2. Kerjasama keamanan polisi & peradilan dalam bidang pidana dengan menjalin kerjasama dibidang tersebut antara semua negara anggota.

(48)

32

Penjanjian ini juga merupakan awal dibentuknya European Union High Representative for Foreign and Security Policy.42

D. Hubungan Inggris dan Uni Eropa periode tahun 2000-2016

Selain Treaty of Amsterdam, Perjanjian Maastricht direvisi kembali dalam Treaty of Nice yang dibuat pada tahun 2001 yang berisi tentang reformasi lembaga institusi Uni Eropa dalam mempersiapkan perluasan anggota Uni Eropa yang saat itu masih 15 anggota menjadi 25 negara anggota.43

Sebagai implementasi dari Perjanjian Maastricht, penggunaan mata uang tunggal Euro mulai resmi berlaku pada 1 Januari 1999.Akan tetapi tidak semua negara anggota bergabung didalamnya.Inggris, Swedia, dan Finlandia secara tegas dan terang – terangan menolak Euro pada saat itu.44Setelah itu, beberapa negara berangsur angsur mengadopsi Euro sebagai mata uang negaranya. Hingga tahun 2016 hanya Denmark dan Inggris yang tidak menerapkan Euro sebagai mata uang resminya.

Setahun setelah penandatanganan penggunaan mata uang Euro, terjadi krisis pada negara Yunani.Hsl tersebut terjadi karena besarnya rasio hutang pemerintah negara-negara di kawasan Eropa yang meningkat secara signifikan terutama Yunani.Rasio utang Yunani pada tahun 2000 hanya sebesar 77% dari

42https://europa.eu.,Loc.Cit.,

43https://europa.eu.,Loc.Cit.,.

(49)

33

PDBnya.Pada tahun 2012 naik mencapai 170% dan nilai tersebut diprediksi oleh IMF akan semakin tumbuh menjadi diatas 180% pada tahun 2013.45

Parahnya lagi negara negara lain dikawasan Eropa seperti Irlandia, Portugal, Italia, Spanyol, bahkan Prancis juga mengalami kondisi yang sama. Kejadian ini membuat negara anggota Eurozone meragukan keberhasilan kebijakan tersebut.Meskipun tidak ikut menggunakan mata uang Euro, sekitar 60 persen ekspor Inggris ditujukan ke negara-negara Uni Eropa.46 Sehingga Inggris juga akan terkena dampak apabila negara mitranya bangkrut.

Selain itu, hubungan Inggris dan Uni Eropa juga mengalami ketegangan pada saat pembuatan Perjanjian Lisbon (2007).Perjanjian Lisbon merupakan pembaharuan dari perjanjian sebelumnya yaitu perjanjian Nice. Beberapa pembaruan tersebut yakni memperkuat parlemen Eropa dengan pembatasan terhadap jumlah anggota parlemen, dan penggantian mekanisme pengambilan keputusan yang sebelumnya menggunakan unanimity dirubah menjadi qualified majority.47 Pada tanggal 13 Desember 2007 European Council menandatangani perjanjian ini. Selanjutnya perjanjian ini baru berlaku pada bulan Desember 2009.

Perjanjian tersebut sempat ditentang oleh Inggris karena dianggap memberikan kekuatan yang terlalu besar untuk Uni Eropa48 Alasan Inggris bergabung dengan Uni Eropaadalah keuntungan ekonomi.Inggris tidak

45Adiningsih, Sri. Rosa Kristiadi. macroeconomic dashboard. (3 Juni 2015). Fakultas Ekonomika

dan Bisnis UGM: http://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/krisis-ekonomi-eropa-terus-berlanjut/ . (diakses pada 10 Februari 2017)

46Alifandi, A. BBC News. 10 Desember 2012.

http://www.bbc.co.uk/blogs/indonesia/london/2010/12/enam-belas-negara-uni-eropa.html . (diakses pada 10 februari 2017)

47https://europa.eu., Loc.Cit., 48Deacon,Loc.Cit.,

(50)

34

menyetujui integrasi yang terlalu menghilangkan kedaulatan negaradan memberikan Uni Eropa kekuatan yang terlalu besar karena dapat menghilangkan kekuasaannegara anggotanya.Ketidaksetujuan Inggris diperlihatkan pada saat penandatanganan kesepakatan secara seremonial.Sebanyak 26 negara anggota Uni Eropa datang untuk menandatangani perjanjian tersebut terkecuali Inggris.Inggris baru menandatangani perjanjian tersebut satu hari setelahnya.

Krisis Euro semakin memuncak ditahun 2009, menyebabkan dampak pada masalah ekonomi yang meluas ke beberapa negara sehingga menimbulkan krisis financial global.49 Sentimen Inggris terhadap Eropa semakin percaya bahwa kondisi Eropa tidakakan semakin membaik. Hal ini semakin menunjukan bahwa Uni Eropa belum mampu mengatasi krisis yang melanda negara anggota Eurozone.

Ditambah dengan adanya banjir migran yang datang ke Eropa dan menyebabkan krisis migran.Krisis tersebut terjadi akibat datangnya hampir satu juta pencari suaka (asylum seekers) dari berbagai negara Timur Tengah ke negara negara Eropa lewat laut mediterrania yang dimulai dari tahun 2014 hingga memuncak pada 2015.Inggris merupakan salah satu negara yang ikut berselisih dalam menanggapi krisis tersebut.Perselisihan memanas sehingga Perdana Menteri David Cameroon mengatakan siap memimpin Inggris untuk keluar dari Uni Eropa karena masalah migran tersebut.50

49Alifandi.,Loc.Cit., 50Ibid.

(51)

35

Tahun 2013 tepatnya pada 23 Januari dalam pidato kampanye beliau, David Cameroon mengatakan jika Partai Konservatif memenangkan pemilu 2015, beliau menjanjikan akan berkerja keras untuk menegosiasikan kembali posisi Inggris dengan Uni Eropa dan mengadakan referendum kembali. Sebelum pemilu diadakan, hasil polling sementara menunjukan Partai Buruh berada 5 poin didepan Partai Konservatif dalam jajak pendapat sehingga Partai Konservatif dirasa tidak mungkin menang. Tetapi ternyata hasilnya berbeda, Partai Konservatif berhasil memenangkan suara mayoritas di pemilu 2015.51

Sesuai janjinya, David Cameroon beberapa kali menegosiasikan posisi baru Inggris di Uni Eropa dengan beberapa permintaan.Inggris meminta kebijakan yang lebih ketat terkait dengan imigran,sistem keuangan dan keistimewaan bagi negaranya untuk menolak kebijakan Uni Eropa.52Proses negosiasi berjalan dengan tidak mudah.David Cameroon bersikeras menegosiasikan posisi baru bagi Inggris agar negara pimpinannya tidak sampai keluar dari Uni Eropa.Akan tetapi, negosiasi tidak berjalan sesuai dengan keinginan Inggris yang akhirnya memaksa perdana menteri untuk memutuskan keluar atau tidak dari Uni Eropa melalui referendum.Karena Inggris tidak dapat memenangkan negosiasi tersebut maka David Cameroon memulai perundingan mengenai kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.Proses perundingan tersebut dilakukan pada bulan Juli ditahun 2013 dan 2014.

51Murray, G., Loc.Cit 52Deacon, M., Loc.Cit

(52)

36

Proses negosiasi keluarnya Inggris didasarkan pada Article 50 Lisbon Treaty yang mengatur tentang proses keluarnya suatu negara dari Uni Eropa. Didalam pasal tersebut diatur apabila sebuah negara ingin keluar, memerlukan waktu 2 tahun untuk bernegosiasi (lihat lampiran 1). Didalam pasal tersebut disebutkan apabila sebuah negara ingin keluar maka sebelumnya negara tersebut harus memberitahu European Council dan mengadakan negosiasi withdrawal dengan Uni Eropa dengan diberikan waktu 2 tahun untuk mencapai kesepakatan.

Ditahun 2015 David Cameroon telah selesai mencapai kesepakatan dengan 27 anggota Uni Eropa lain. Ditahun yang sama, perdana menteri juga menyampaikan pernyataan untuk mengadakan referendum Brexit didepan House of Common yang dijadwalkan akan dilaksanakan ditahun 2017. Dan di bulan November 2015, David Cameroon bertemu dengan Donald Tusk, Presiden EU Council untuk merundingkan proses keluarnya Inggris. Akhirnya pada bulan Febuari 2016 David Cameroon mencapai kesepalatan di pertemuan rutin Uni Eropa( EU Summit 2016). Masih dibulan yang sama, David Cameroon mengumumkan bahwa referendum dipercepat dan menyerahkan keputusan kepada rakyat Inggris untuk mengambil tindakan atas hal tersebut. Karena dinilai tidak berhasil memenangkan posisi Inggris yang baru di Uni Eropa sesuai janjinya, David Cameroon memutuskan akan mengadakan referendum dan menyerahkan kepada masyarakat Inggris apakah Inggris akan tetap di Uni Eropa atau keluar.

Pada akhirnya referendum diadakan pada tanggal 23 Juni 2016 dengan pertanyaan “ Apakah Inggris akan melanjutkan keanggotaannya di Uni Eropa atau keluar ?”. Berbeda dengan hasil referendum sebelumnya di tahun 1975,

(53)

37

referendum kali ini sebanyak 52% rakyat Inggris menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa dan 48% menginginkan untuk tetap sebagai anggota. Referendum diikuti oleh sekitar 71,8 % pemilih yang merupakan jumlah partisipasi pemilih terbesar sejak pemilu tahun 1992.53

(54)

38

BAB III

FAKTOR INTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS

KELUAR DARI UNI EROPA

Bab tiga ini penulis akan membahas mengenai tuntutan politik dalam negeri Inggris, didahului dengan pemaparan tentang referendum Brexit 2016, tuntutan partai United Kingdom Independence Party dan Grup Kampanye Vote Leave, menjelaskan tentang kondisi ekonomi dan militer Inggris, serta konteks lingkungan geografis Inggris dengan Uni Eropa. Pada bab tiga penulis akan membagi menjadi lima sub bab utama yaitu: Referendum Brexit tahun 2016, pengaruh United Kingdom Independence Party (UKIP) dalam menuntut keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pengaruh organisasi kampanye Vote Leave dalam referendum, kondisi ekonomi dan militer Inggris, serta bab terakhir yang menjelaskan lingkungan geografis Inggris terhadap Uni Eropa. Masing-masing bab tersebut akan dijabarkan sebagai berikut

A. Referendum Inggris tahun 2016

Referendum Brexit kedua dilaksanakan pada 23 Juni 2016. Dengan pertanyaan “Apakah Inggris harus melanjutkan keanggotaannya di Uni Eropa atau tidak“. Referendum diikuti oleh 71,8 % pemilihyang terdiri dari warga negara Inggris yang berumur18 tahun keatas termasuk orang yang berkewarganegaraan

(55)

39

Commonwealth,yangterdiridari53negaratermasuk Australia,Canada,India,dan Afrika Selatan54. Anggota dari House of Lords juga ikut memilih.

Referendum sendiri merupakan proses jajak pendapat (pemungutan suara) yang dilaksanakan untuk mengambil suatu keputusan terutama keputusan politik yang mempengaruhi suatu negara secara keseluruhan. Sehingga hasil dari referendum tersebut menjadi suatu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan selanjutnya oleh suatu negara.

Menurut data dari Electoral Commission of EU Referendum, sebanyak 48,1% (16,141,241) suara menjawab “tetap di Uni Eropa” untuk tetap menginginkan Inggris di Uni Eropa sedangkan 51,9% (17,410,742) menjawab “keluar dari Uni Eropa” untuk mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa.55 Hasil referendum adalah Inggris akan keluar dari Uni Eropa.Hasil voting referedum bervariasi di setiap wilayah United Kingdom. Pada wilayah pusat kota besar seperti London, Scotland, dan Northern Ireland dimenangkan oleh Remain. Sisanya dimenangkan oleh kubu Leave. Dapat dilihat jika masyarakat di kota kota besar cenderung menyetujui adanya integrasi dan keuntungan ekonomi dari Uni Eropa. Sedangkan masyarakat di kota kota kecil cenderung kontra terhadap Uni Eropa

54Official Result from Electoral Commission of EU Referendum in

Mancester,”http://www.electoralcommission.org.uk/i-am-a/journalist/electoral-commission- media-centre/news-releases-referendums/official-result-of-the-eu-referendum-is-declared-by-electoral-commission-in-manchester

(56)

40

Gambar 3.1 Hasil Referendum Brexit di beberapa wilayah United Kingdom

Sumber : http://www.bbc.com/news/uk-politics-36616028 diakses pada 19 Februari 2017

Dilihat dari hasil Referendum diatas, sangat tipis sekali perbedaan suara antara kedua kubu. Akan tetapi suara referendum dimenangkan oleh kubu Leave. Dalam

Gambar

Gambar 2.1 Peta United Kingdom
Gambar 3.1 Hasil Referendum Brexit di beberapa wilayah United Kingdom
Gambar 3.2 Perbandingan Hasil Referendum Tahun 1975 dan Referendum Tahun  2016
Grafik 3.1 dan 3.2 Peningkatan Jumlah Suara UKIP di European Union Election  dan UK General Election
+7

Referensi

Dokumen terkait

Signifikansi dan kontribusi dari penelitian ini di antaranya menambah literatur penelitian mengenai penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi provinsi di suatu negara dengan

Voltage Oriented Control merupakan metode MPPT yang digunakan dalam tugas akhir ini. Metode ini merupakan metode yang tersusun atas dua bagian loop pengaturan yang

Mengacu pada Pedoman KNKG (2006) prinsip dasar yang berkaitan dengan prinsip Responsibilitas, yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

Bila program tersebut dikeluarkan dari distribusi aslinya dan digunakan atau didistribusikan sesuai dengan lisensi program, maka semua pihak yang menerima program harus memiliki

pada Tahap Konstruksi, dan di dalam penyambungan komponen ini tidak boleh.. pembesaran penampang kolom di atas permukaan pelat lantai dasar), dan tidak boleh menggunakan

Islamisasi sains yang diidentifikasi Nidhal merupakan Model i‘jâz tidak bisa dikembangkan karena terlalu integrasi agama dan sains modern yang ditawarkan Nidhal

Saya memberi kuasa kepada dokter berlisensi, praktisi medis, rumah sakit, klinik atau fasilitas medis atau medis terkait lainnya, perusahaan asuransi atau organisasi lainnya,