• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tutorial Kasus Aborsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tutorial Kasus Aborsi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN FORENSIK TUTORIAL KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KASUS ABORSI

OLEH:

TAUFIQ HIDAYAT 10542017210

SAHID P. ZEIN TUHAERA 10542022110

Pembimbing: dr. MAULUDDIN.M, Sp.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

A. PENDAHULUAN

I. Definisi Kasus

Eni, 16 th, belum menikah, pelajar SMU, datang sendirian dengan keluhan : - Perdarahan per vaginam, flek-flek

- Penderita kelihatan pucat, lemah, kesadaran masih baik, tensi 110/70, nadi 100x/menit, pernafasan 18x/menit

- Dari anmnesa, gadis tersebut 2 hari sebelumnya melakukan aborsi pada seorang dokter. Hal ini dilakukan karena: ”Saya masih mau sekolah kok dok”.

Gadis tersebut, beserta keluarganya merupakan pasien tetap dan tidak mau dirujuk ke rumah sakit maupun dokter (spesialis) yang lain dan meminta agar dokter tidak memberitahukan siapapun, termasuk orang tuanya, mengenai keadaan dirinya.

II. Klarifikasi Istilah

1. Aborsi : pengeluaran hasil konsepsi secara premature dari uterus-embrio/fetus yang belum dapat hidup

 Abortus : berakhirnya suatu kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk hidup. Terjadi secara spontan : miscarriage (keguguran)

2. perdarahan per vaginam : perdarahan melalui vagina 3. flek-flek : bercak-bercak

4. anamnesa/anamnesis : tanya jawab antara dokter dengan pasien untuk membantu menegakkan diagnosis

III. Latar Belakang

Tindakan abortus yang terjadi di masyarakat pada saat ini memang dapat dikatakan sebagi suatu kontroversi. Di satu pihak abortus dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian abortus, di lain pihak abortus terjadi di masyarakat. Abortus semakin menjadi sebuah masalah apalagi jika dilakukan oleh seorang dokter yang seharusnya menjaga nyawa hidup setiap insani. Untuk itu penulisan ini dibuat agar mahasiswa/i dapat mengetahui tentang aborsi / abortus baik definisi, macam, factor penyebab, tindakan aborsi / abortus dan resiko dari dilakukannya abortus serta dapat mengetahui abortus mana yang diperbolehkan. Penulisan ini juga dibuat dengan harapan mahasiswa/i menyelesaikan kasus yang sedang dihadapi seperti pada skenario sesuai dengan perundangan dan etika yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan kebijakan kesehatan jika ia dihadapkan menjadi seorang dokter serta dapat menindaklanjuti perilaku/sikap tidak profesional dari anggota lain dalam tim pelayanan kesehatan.

IV. Penetapan Masalah

1. Sebab terjadinya perdarahan per vaginam

2. Definisi, macam, faktor penyebab, tindakan/metode mengenai aborsi / abortus 3. Resiko yang terjadi akibat dilakukannya abortus

4. Pandangan dari segi aspek agama, hukum, medis dan sosial budaya mengenai

aborsi / abortus

5. Solusi akhir yang dilakukan dokter terhadap :

a. pasien

b. dokter yang mengaborsi

(3)

V. Tujuan Penulisan

 Mengintegrasikan alasan etik dalam perawatan pasien untuk mencapai standar profesi (Integrate the ethical reasons in the care of the patient(s) to achieve professional standard)

 Mengenali dan menghadapi (bila perlu menyelesaikan perilaku/sikap tidak profesional dari anggota lain dalam tim pelayanan kesehatan (Recognize and deal with unprofessional behaviour of other members of the health care team)

VI. Manfaat Penulisan

 Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang aborsi / abortus baik mengenai definisi, faktor penyebab, tindakan/metode serta resiko yang terjadi akibat abortus  Mahasiswa mengetahui dan memahami mengenai pandangan agama, hokum,

medis dan sosial budaya tentang aborsi / abortus

 Mahasiswa dapat menyelesaikan kasus seperti pada skenario sesuai dengan perundangan dan etika yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan kebijakan kesehatan

B. TINJAUAN PUSTAKA

Berikut ini akan dipaparkan beberapa pandangan atau aspek mengenai aborsi : a. Aspek Agama

 Islam

- Mahzab Hambali : aborsi yang dilakukan sebelum 120 hari diperbolehkan - Mahzab Syafi’i :

Q.S. An-Nisa ayat 93 : ”Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah jahannam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang berat.”

Ayat ini menjelaskan dalam kaitannya dengan aborsi yaitu aborsi dilarang karena dianggap membunuh dengan sengaja.

- Q.S. Al-Baqarah ayat 228

Di dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 228 disebutkan bahwa ”Dan mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang dijadikan Allah dalam rahimnya, kalau mereka benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhirat.” artinya aborsi dilarang karena dianggap menyembunyikan ciptaan Allah (dalam rahim : janin)

- Q.S. Al- Maidah ayat 36

aborsi adalah membunuh = melawan perintah Allah - Fatwa MUI ada 3, yaitu :

1. Aborsi haram sejak terjadi implantasi blastosis pada dinding rahim ibu 2. Aborsi haram dilakukan kehamilan akibat zina

3. Aborsi boleh karena bersifat darurat/hajat

 darurat : tidak melakukan yang diharamkan tetapi terancam kematian/hampir mati

 hajat : tidak melakukan sesuatu yang haram, tetapi terancam mendapat/kesulitan besar. Kebolehan aborsi karena hajat bersyarat janin belum 40 hari.1

 Hindu

Theology hinduisme : tindakan aborsi merupakan suatu dosa karena sama dengan membunuh/menyakiti

(4)

 Protestan

- kejadian 16:11, kejadian 25:21-26: jangan pernah berpikir bahwa janin belum bernyawa; aborsi ditentang keras oleh umat

- keluaran 21:22-25 ada hukuman keras bagi para pelaku aborsi ; aborsi melanggar hukum agama Kristen

 Budha

Pancasila Budhis sila I (Panatipata) aborsi melanggar siku ini. b. Aspek Hukum

1. KUHP :

 Pasal 229

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. 2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jira dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. 3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani

pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

 Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

 Pasal 342

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.  Pasal 343

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.

 Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

 Pasal 347

1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

 Pasal 348

1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(5)

 Pasal 349

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang

ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.2

2. UU No. 29 tahun 2004 : praktek kedokteran.

Pasal 7 D : ”Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani”

artinya segala perbuatan dokter terhadap pasien bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kebahagian, dengan sendirinya dia harus mempertahankan dan memelihara kehidupan manusia, ini berarti bahwa baik dari segi agama, undang-undang negara, maupun etik kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan untuk menggugurkan kandungan atau melakukan Abortus Provokatus. Abortus hanya dapat dibenarkan hanya sebagai pengobatan, apabila satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu dari bahaya maut atau abortus provokatus therapiuticus.3

c. Aspek Medis

Jika telah terlanjur terjadi aborsi diadakan konseling kontrasepsi agar tidak lagi terjadi abortus-abortus lanjut (abortus habitualis)4

d. Aspek sosial budaya

Hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain itu dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.5

C. DISKUSI MASALAH

Sebab terjadinya perdarahan per vaginam

Karena adanya radang di rahim, gangguan hormonal, biasanya terjadi jika ada trauma di rahim.

 Definisi

 Aborsi : pengeluaran hasil konsepsi secara premature dari uterus-embrio/fetus yang belum dapat hidup

 Abortus : berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya.

Ada 2 kriteria utama dikatakan sebagai abortus yaitu : berat janin kurang dari 500 gram serta umur kehamilan kurang dari 20 minggu.  Abortus spontan : gugur kandungan akibat trauma kcelakaan / sebab-sebab alami

(induksi abortus illegal)

 Abortus buatan : aborsi adalah salah satu abortus yang termasuk dalam abortus buatan

2 http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm

3 http://mkia.files.wordpress.com/2007/05/jawaban-tugas-mch-aborsi-kelompok.doc 4 http://situs.kesrepro.info/gendervaw/gvaw01.htm

(6)

 Abortus terapeutik : gugur kandungan buatan oleh dikarenakan adanya indikasi medis

 Macam abortus spontan :

1. abortus iminens : kandungan dapat dipertahankan tetapi muncul bercak darah

2. abortus insipiens : tingkat lanjut abortus iminens 3. abortus incompletus : ada sisa2 plasenta di dalam rahim 4. abortus completes : semua produk kehamilan telah keluar 5. abortus infeksiosa : ada infeksi; traktus genitalis

6. abortus septik : ada penyebab toxin ke peredaran darah 7. abortus habitualis : dari 3x berturut-turut

 Macam abortus buatan:

abortus elektif (sukarela) : pengguguran janin atas permintaan calon ibu (bukan alasan ksehatan)

 Macam abortus dari segi hukum :

1. abortus legal : dilakukan dengan syarat & cara yang disahkan UU (abortus provocatus terapeuticus) disebabkan untuk selamatkan nyawa calon ibu

2. abortus ilegal : segala abortus yang dilakukan dengan alasan selain untuk alasan medis; cara tidak memenuhi syarat; tidak dilakukan tenaga medis. contoh: dukun beranak

 Faktor penyebab abortus : 1. Faktor janin

dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta. contohnya adalah : Bligted Ovum, abnormal pembentukan plasenta, kelainan kromosom (monosomi, trisomi)

2. Faktor maternal (Faktor Ibu)

terjadi infeksi(virus, bakteri) pada awal trimester 1 dan trimester 2 contoh infeksi karena rubella, CMV, herpes simplex, varicella zoster, vaccinia, campak, hepatitis, polio, ensefalomyelitis ; Salmonella typhi ; Toxoplasma gondii, Plasmodium., penyakit vaskuler (pembuluh darah) contoh : hipertensi vaskuler, kelainan endokrin contoh pada defisiensi insulin atau disfungsi dari kelenjar tyroid, penyakit imunitas inkomptabilitas HLA (Human Leukocyte Antigen), trauma, kelainan uterus, psikosomatik .

3. Faktor eksternal : dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan, dan bahan kimia  Tindakan aborsi :

1. oleh diri sndiri yaitu dengan cara memakan obat-obatan yang dapat membahayakan janin atau melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin menggugurkan janin

2. oleh orang lain misalnya dilakukan oleh dokter, bidan, dukun beranak  Resiko dari tindakan abortus :

 Resiko kesehatan dan keselamatan fisik 1. Kematian karena pendarahan

2. Kematian karena pembiusan yang gagal 3. Kematian yang dikarenakan infeksi

(7)

4. Uterine perforation (rahim yang robek)

5. Cervical leceration yang dapat menyebabkan cacat pada anak berikutnya 6. Kanker payudara

7. Kanker hati

 Resiko kesehatan mental

menurut laporan “psychlogical reacton reporter after abortion” yang dikenal sebagai “post abortion syndrom (sindrom paksa aborsi)” bahwa pada wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal sebagai berikut :

1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Histeris (51%)

3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5. Mencoba obat-obatan terlarang (41%)

6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)  Pandangan mengenai aborsi / abortus dari segi aspek :

a. Aspek Agama  Islam

- Mahzab Hambali : aborsi yang dilakukan sebelum 120 hari diperbolehkan - Mahzab Syafi’i : Q.S. An-Nisa ayat 93

Ayat ini menjelaskan dalam kaitannya dengan aborsi yaitu aborsi dilarang karena dianggap membunuh dengan sengaja.

- Q.S. Al-Baqarah ayat 228

aborsi dilarang karena dianggap menyembunyikan ciptaan Allah (dalam rahim : janin)

- Q.S. Al- Maidah ayat 36

aborsi adalah membunuh = melawan perintah Allah - Fatwa MUI ada 3, yaitu :

1. Aborsi haram sejak terjadi implantasi blastosis pada dinding rahim ibu 2. Aborsi haram dilakukan kehamilan akibat zina

3. Aborsi boleh karena bersifat darurat/hajat

 darurat : tidak melakukan yang diharamkan tetapi terancam kematian/hampir mati

 hajat : tidak melakukan sesuatu yang haram, tetapi terancam mendapat/kesulitan besar. Kebolehan aborsi karena hajat bersyarat janin belum 40 hari.

 Hindu

Theology hinduisme : tindakan aborsi merupakan suatu dosa karena sama dengan membunuh/menyakiti

 Protestan

- kejadian 16:11, kejadian 25:21-26: jangan pernah berpikir bahwa janin belum bernyawa; aborsi ditentang keras oleh umat

- keluaran 21:22-25 ada hukuman keras bagi para pelaku aborsi ; aborsi melanggar hukum agama Kristen

 Budha

Pancasila Budhis sila I (Panatipata) aborsi melanggar siku ini. b. Aspek Hukum

1. KUHP pasal : 229, 341-343, 346-349

2. UU No. 29 tahun 2004 : praktek kedokteran.

Pasal 7 D : tiap dokter harus melindungi tiap hidup insani dokter tidak diperbolehkan melakukan abortus provocatus

(8)

c. Aspek Medis

Jika telah terlanjur terjadi aborsi diadakan konseling kontrasepsi agar tidak lagi terjadi abortus-abortus lanjut (abortus habitualis)

d. Aspek sosial budaya

Hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Namur sejauh ini masyarakat tidak menyetujui tindakan abortus.

 Solusi kasus yang dapat dilakukan dokter terhadap : a. pasien

1. memberikan pertolongan pertama untuk menangani keluhan pasien 2. sebaiknya tidak mengabulkan permintaan pasien, melaporkan kepada

orang tua pasien karena dia masih di bawah umur

3. memberikan konseling kontrasepsi terhadap pasien dan keluarganya agar tidak terjadi kejadian serupa di masa datang

4. rujukan untuk membawa pasien ke RS jika perdarahan semakin parah b. dokter yang mengaborsi

1. adakan diskusi pribadi antar dokter agar tidak terjadi kejadian serupa di masa datang

2. melaporkan kejadian kepada penegak hukum mengenai aborsi yang dilakukannya

 KDB yang digunakan dalam menghadapi kasus ini yaitu non maleficence dan justice.

D. KESIMPULAN

1. Dilihat dari segala aspek mengenai aborsi / abortus, tindakan abortus dilarang kecuali dalam keadaan darurat atau adanya indikasi medik.

2. Melaporkan apa yang dialami pasien kepada pasien karena pasien masih di bawah umur.

3. Melaporkan tindakan dokter yang mengaborsi kepada pihak yang berwajib. 4. Dalam menyelesaikan kasus pada scenario ini dapat digunakan KDB :

 non maleficence : menangani pasien terlebih dahulu secara langsung untuk keselamatan pasien

 justice : melihat latar belakang terjadinya kasus dan bertindak terutama tentang kesehatan pasien

E. DAFTAR PUSTAKA

 http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm  http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php? mod=publisher&op=viewarticle&artid=89  http://situs.kesrepro.info/gendervaw/gvaw01.htm  http://www.mui.or.id/mui_in/konsultasi.php?id=4  http://www.lbh-apik.or.id/fact-32.htm  http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/10/07/abortus/  http://ilmukedokteran.net/index.php? option=com_content&task=view&id=12&Itemid=81  http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=101

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa analisis jalur pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung, hal ini menunjukkan dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) semakin sedikit konsentrasi larutan gula yang digunakan maka konsentrasi C-Dots semakin tinggi; (b) Karakteristik optik C-Dots dari bahan

Berdasarkan pengolahan data uji validitas pada tabel 2 di atas dapat diketahui hasil uji validitas yang dilakukan pada ketiga variabel antara citra merk X1 (Harga), X2 (Kualitas

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu Struktur Modal (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui

perusahaan memiliki berbagai pertimbangan, diantaranya adalah lokasi yang cukup strategis sehingga memudahkan dalam memperlancar aktivitas perusahaan, baik dalam hal penerimaan

Dari Gambar 4 hasil simulasi grafik tegangan fungsi waktu dapat dituangkan dalam bentuk tabel, seperti ditunjukan pada tabel IV yang mana saat sistem

Pendapat dari !eblen tentang masyarakat yang mengejar status sosial dengan sedikit untuk kebahagiaan mereka sendiri. #eberapa merk dan toko dianggap sebagai 9kelas