• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUBATOR TELUR IGUANA MENGGUNAKAN SEKURITI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUBATOR TELUR IGUANA MENGGUNAKAN SEKURITI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUBATOR TELUR

IGUANA MENGGUNAKAN SEKURITI BERBASIS

MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

M.Indroharto

09.11.2753

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016

(2)
(3)

1

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUBATOR TELUR IGUANA

MENGGUNAKAN SEKURITI BERBASIS MIKROKONTROLER

ARDUINO UNO

M. Indroharto

1)

, Sudarmawan

2)

,

1)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

2)Teknik Elektro Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email : indroxperia@gmail.com1), sudarmawan@amikom.ac.id2)

Abstract - The development of

microcontroller-based devices increased highly dynamic in kind, segmentation and objectives. Microcontroller is starting to be used to facilitate a wide range of needs, whether related to the electronic world or that do not relate at all

Incubator is a tool created to help farmers in the case of hatching eggs, the egg incubator good tools are a few things to note include humidity, media hatching,

room temperature and timer or a

measuring instrument.

The basic difference incubator birds and reptiles is the level of sensitivity of temperature and humidity of the room, and hatching media that is in use, on poultry egg incubator should be in the back and forth, while the reptile egg incubator should not be changed from its original position when in place

Keywords - microcontroller, reptile,

incubator

1. Pendahuluan

Dalam bidang peternakan pemanfaatan teknologi mikrokontroler di rasa masih sangat minim, padahal dengan memanfaatkan mikrokontroler yang tepat dapat meningkatkan hasil produksi dari peternakan itu sendiri, Pemanfaatan micro controller yang akan di bahas pada skripsi ini adalah perancangan alat penetas telur secara otomatis dengan sistem security, alat penetas telur yang akan di rancang menggunakan mikrokontroler Atmega 328 dan menggunakan sensor suhu LM 35dz, pada micro controller akan di maksukkan program berupa pengontrol suhu dan

program security untuk menjamin tidak ada yg bisa merubah settingan pada pengontrol suhu,

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka adapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu : Bagaimana membuat sebuah alat penetas telur yang dapat digunakan untuk menetaskan telur dengan teknologi mikrokontroler yang memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dari alat penetas telur konvensional dan memiliki sistem security yang baik

1.1 BatasanMasalah

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa asumsi,dengan tujuan agar pembahasan menjadi lebih terarah.Adapuna sumsi-asumsi tersebut, antara lain :

1. Alat yang dibuat berbasis mikrokontroler.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega328.

3. Board rangkaian menggunakan Arduino Uno.

4. Sensor yang digunakan adalah LM35dz (sensor suhu)

5. Software untuk memprogram mikrokontrolernya menggunakan Arduino 1.6.9.

6.

Sumber arus listrik menggunakan catu daya DC

.

1.2 MetodePenelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Metode Experimen (Experimental method)

Metodeeksperimenmerupakanbagian darimetodekuantitatif, dan memiliki

(4)

2

ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti dapat memanipulasi paling sedikit satu variabel,

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah metode kepustakaan dan metode observasi langsung, metode kepustakaan di gunakan sebagai dasar acuan dalam penulisan skripsi, sedangkan metode observasi di gunakan untuk mendapatkan data pendukung yang di perlukan dalam penelitian experimental

2.1 Konsep Dasar Sistem kendali 2.1.1 Definisi Sistem kendali

singkatnya sistem yang digunakan untuk membuat suatu perangkat menjadi terkendali sesuai dengan keinginan manusia ini biasanya disebut sebagai sistem kendali(control system). Sistem kendali tidak hanya sistem kendali buatan manusia, tetapi juga banyak sekali sistem kendali yang terjadi secara natural mulai dari elemen terkecil tubuh manusia hingga kompleksitas alam semesta.

2.1.2 Alat penetas telur

Mesin tetas telur merupakan alat yang dibuat oleh manusia untuk membantu dalam proses pengeraman telur tanpa induk, metode yang digunakan dalam alat tetas telur adalah menjaga ruang tetas pada suhu dan kelembapan tertentu menggunakan pemanas buatan manusia (Farry B. Paimin, 2011:5)[2]

2.1.3 Suhu dan perkembangan embrio.

Embrio dalam telur akan cepat berkembang selama suhu telur berada pada kondisi yang sesuai dan akan berhenti berkembang jika suhunya kurang dari yang dibutuhkan. Suhu yang dibutuhkan untuk penetasan telur setiap Reptile berbeda-beda.

Tabel 1 Tabel Suhu Tetas Reptil

Nama Reptile Suhu Dalam Celcius Suhu Dalam Fahrenheit Iguana 31 87.8 Ular sanca 32 89.6 Gecco 34.4 93.9

Untuk itu, sebelum telur tetas dimasukan ke dalam bok penetasan suhu ruang tersebut harus sesuai dengan yang dibutuhkan. (Farry B. Paimin, 2011:15)[2]

3.1 Gambaran Umum

Perngakat yang akan di buat pada skripsi ini merupakan alat penetas telur Iguana berbasis microcontroller Atemega328, dan menggunakan sesor suhu LM35dz sebagai inputannya, alat ini dibuat untuk memudahkan para peternak Iguana dalam hal penetasan telur Iguana mereka, alat yang akan di rancang ini akan menggunakan sistem penyimpanan yang telah disediakan oleh mikrokontroler atemega328, memori penyimpanan ini akan di gunakan untuk menyimpan data password dan suhu yang di inputkan oleh user, memori ini bersifat semi permanen, dimana data tidak akan terhapus walaupun sumber daya listrik pada alat ini di matikan, namun data didalamnya tetap bisa di hapus dengan cara menekan tombol kombinasi reset.

user harus memasukkan pasword yang sebelumnya sudah di inputkan pada setup awal, setelah user memasukkan suhu yang di inginkan, user bisa menekan tombol simpan, kemudian alat akan bekerja dengan membaca suhu, jika suhu ruang incubator lebih tinggi dari suhu yang di tentukan maka alat akan memutuskan tegangan pada alat pemanas, sehingga pemanas akan mati dan suhu turun, begitu juga sebaliknya, jika suhu di bawah suhu yang di tentukan maka alat akan menghubungkan tegangan ke alat pemanas sehingga suhu ruangan menjadi lebih tinggi

(5)

3

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Dalam perancangan dan pembuatan alat tetas Iguana ini, diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat bersinergi dengan baik. Karena itu dibutuhkan komponen yang saling melengkapi serta dapat terkoneksi pada papan rangkaian yang telah di rancang dengan mikrokontroler ATEMEGA328, yang merupakan rangkaian utama untuk mengatur kerja seluruh bagian pada sistem. Diagram blok konsep dasar dari alat tetas Iguana yang dirancang pada skripsi ini.

Gambar 1 Konsep Kerja Rangkaian 3.2.1 perancangan rangkaian

Perangkat keras yang digunakan untuk mendukung kerja dari sistem incubator reptile pada skripsi ini memiliki beberapa bagian, diantaranya :

1. Rangkaian Sensorsuhu 2. Rangkaian Relay 3. Rangkaian keypad 4. Rangkaian power suplay

Untuk rangkaian sensor suhu, relay dan keypad akan di jadikan dalam suatu ragkaian yang terintegrasi dalam satu board PCB, sedangkan untuk rangkaian power suplay akan di pisah pada board pcb tersendiri, berikut adalah gambar rangkaian dari alat yang akan di rancang

Gambar 2 program pada mikrokontroler

Agar mikrokontroler dapat bekerja sebagai pusat pengendali rangkaian, maka pada mikrokontroler harus dimasukkan suatu program dengan algoritma tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Flowchart program pada mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar di bawah

ini

Gambar 3 Rancangan Alur Program 4.1Pengujian program

1. Black Box Testing

Black Box Testing merupakan tahap pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pada black box testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. Black box testing berusaha menemukan kesalahan dalam beberapa kategori yaitu :

(6)

4

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar

atau hilang

2. Kesalahan Interface

3. Kesalahan dalam struktur data / akses data

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan terhadap fungsi logika didalam perangkat ini, dalam hal ini diambil sample untuk fungsi logika pembacaan suhu pada perangkat. Untuk mengecek apakah terdapat kesalahan logika dalam perangkat ini, maka dibuat percobaan dengan melakukan setup suhu terlebih dahulu kemudian menaikkan suhu yang di baca pada perangkat,Dari hasil ini dapat dipastikan bahwa tidak ada kesalahan logika pada perangkat yang telah di buat dan seluruh komponen bekerja sesuai harapan

2.White Box Testing

White-boxtesting adalah cara pengujian dengan melihat kedalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika terdapat modul yang menghasilkan kesalahan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan maka, blok-blok program, variabel dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian dipackage ulang.

White boxtesting dilakukan jika terjadi kesalahan output pada perangkat atau sistem yang di buat, sedangkan pada perangkat yang di buat kali ini sudah tidak terdapat kesalahan output sehingga white box testing tidak perlu di lakukan kembali. (Dhanta, Rizky. 2009:68)[1]

5.1Kesimpulan

Setelah melalui beberapa tahapan dalam menyelesaikan perangkat penetas telur reptil berbasis mikrokontroler dapat disimpulkan bahwa :

1. Dihasilkan suatu perangkat alat penetas telur iguana yang lebih efisien baik berupa penggunaan energi listrik.

2. Alat ini lebih mudah di operasikan daripada verisi alat yang manual karena untuk melakukan setup pengguna hanya perlu memasukkan pilihan yang sudah di tetapkan sebelumnya

3. Alat ini bisa di kembangkan kembali untuk berbagai jenis hewan lain selain iguana.

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk mengembangkan sistem ini selanjutnya, yaitu :

1. Untuk dilakukan pengembangan menggunakan mekanik penggerak jika tujuannya untuk jenis hewan selain reptil

2. Untuk dilakukan pengembangan pada komponen yang digunakan agar alat yang di hasilkan lebih efisien dalam penggunan PCB

3. Untuk dilakukan pengembangan dalam pembuatan box agar terlihat lebih rapi

Daftar Pustaka

[1] Dhanta, Rizky. 2009. Pengantar Ilmu Komputer. Surabaya: INDAH.

[2] Farry B paimin. 2011. Membuat Dan Mengelola Mesin Tetas. Jakarta: Penebar Swadaya.

Biodata Penulis

M.Indroharto,memperoleh gelar Sarjana

Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.

Sudarmawan,memperoleh gelar Sarjana

Teknik (S.T), Jurusan Teknik ElektroUGM, lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Teknik Elektro UGM Yogyakarta Tahun 2006.Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta, pada Program Studi S1-Teknik Informatika.

Gambar

Tabel 1 Tabel Suhu Tetas Reptil
Diagram  blok  konsep  dasar  dari    alat  tetas  Iguana yang dirancang pada skripsi ini

Referensi

Dokumen terkait

Abstract: Sri Supratiwi Optimizing Coloring Skill with Krayon in TK Pertiwi 2 Gubug Sub-District Grobogan District. In order to improve the effective learning in TK Pertiwi

• Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan

Pemberian ransum yang terdiri atas campuran rumput lapang dan ampas tahu menghasilkan pertambahan panjang badan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh dari pemberian ransum

→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku, agama,

Selama periode tersebut sebanyak 146 pasien dirawat dengan diagnosis infark miokard, 76 di antaranya memiliki data kadar CK-MB saat masuk rumah sakit kemudian sebanyak 16 pasien

penjara selama 1 (satu) tahun karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan Putusan tersebut telah

Suatu kurva dalam bentuk fungsi ekplisit yang kontinu dan differensiabel di suatu titik

Based on the statement of the problem above, the specific objective of this research can be formulated as follows: To find out whether there is a significant difference of the