• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) (Randomized Block Design)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) (Randomized Block Design)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Percobaan Satu Faktor: Rancangan

Acak Kelompok Lengkap (RAKL)

(Randomized Block Design)

(2)

Latar belakang

• Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok.

• Melalui pengelompokkan yang tepat atau efektif, maka rancangan ini

(3)

Perhatikan kasus berikut

Ingin mengetahui pengaruh jenis obat terhadap kecepatan penyembuhan

Faktor : jenis obat

Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi kecepatan

penyembuhan selain jenis obat?

Bila faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi keragaman respon (selain faktor yang diteliti) tidak dapat

diseragamkan (dikendalikan) oleh peneliti, maka RAL tidak dapat diterapkan.

Umur

•Balita, anak-anak •Remaja

Alergi •Ada riwayat

(4)

Mengapa RAKL?

Keheterogenan unit percobaan berasal dari satu sumber keragaman

Mengatasi kesulitan dalam mempersiapkan unit percobaan dalam jumlah besar

Kelompok yang dibentuk harus merupakan kumpulan dari unit-unit percobaan yang relatif homogen sedangkan

(5)

Ciri

ciri RAKL

Pada satuan percobaan/media/bahan percobaan terdapat faktor yang tidak seragam (heterogen)

Terdapat 2 sumber keragaman yaitu perlakuan dan kelompok (plus galat percobaan)

(6)

Keuntungan / kelebihan RAK

Lebih efisien dan akurat dibandingkan dengan RAL

- Pengelompokan yang efektif akan menurunkan jumlah kuadrat galat, sehingga akan meningkatkan tingkat ketepatan atau bisa mengurangi jumlah ulangan

Lebih fleksibel dalam hal jumlah perlakuan, jumlah ulangan/kelompok

(7)

Kekurangan RAK

• Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji hipotesis

• Interaksi antara kelompok dan perlakuan sangat sulit

• Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin meningkatnya jumlah satuan percobaan dalam

kelompok

• Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas galat, sehingga sensifitasnya akan menurun terutama apabila jumlah perlakuannya sedikit atau keragaman dalam satuan percobaan kecil (homogen)

(8)

Pengacakan dan bagan percobaan

Misalkan ada 6 perlakuan (P1, P2, P3, P4, P5, P6) dan setiap perlakuan diulang dalam 3 kelompok.

Ada 6 unit percobaan pada setiap kelompok

Total unit percobaan ada 6 × 3 = 18 unit percobaan Pengacakan dilakukan pada masing-masing kelompok Salah satu bagan percobaan :

P1 P3 P2 P4 P6 P5

Kelompok 1

P3 P5 P6 P4 P1 P2

Kelompok 2

P1 P5 P3 P4 P2 P6

Kelompok 3

(9)

Tabulasi Data

Tabulasi data dapat disajikan sebagai berikut:

Perlakuan Kelompok Total Rata-rata

1 2 … n

1 𝑦11 𝑦12 … 𝑦1𝑛 𝑦1∙ ത𝑦1∙

2 𝑦21 𝑦22 … 𝑦2𝑛 𝑦2∙ ത𝑦2∙

⋮ ⋮ ⋮ … ⋮ ⋮ ⋮

𝑎 𝑦𝑎1 𝑦𝑎2 … 𝑦𝑎𝑛 𝑦𝑎∙ ത𝑦𝑎∙

Total 𝑦∙1 𝑦∙2 … 𝑦∙𝑛 𝑦∙∙ ത𝑦∙∙

Baris 𝑖 merupakan perlakuan, sedangkan

(10)

Model linier aditif RAKL

Model linier aditif dari RAKL yaitu:

dengan

Yij: pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

μ: rataan umum

τi: pengaruh perlakuan ke-i

ßj: pengaruh kelompok ke-j

εij: pengaruh acak pada perlakuan ke-i, kelompok ke-j

Asumsi untuk model tetap adalah

Asumsi untuk model acak adalah

(11)

Hipotesis pengaruh perlakuan

Hipotesis pengaruh kelompok

Hipotesis model tetap

      

Tidak terdapat perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati

(12)

Hipotesis model acak

Hipotesis pengaruh perlakuan

Hipotesis pengaruh kelompok

2

Keragaman perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati

Keragaman perlakuan berpengaruh positif terhadap respon yang diamati

Keragaman kelompok tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati

(13)

Perhitungan analisis variansi

(14)

Tabel analisis variansi

Kriteria keputusan :

1. H0 ditolak jika: (untuk perlakuan)

2. H0 ditolak jika: (untuk kelompok)

SV db JK KT Fhitung

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG

Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG

Galat (t-1)(r-1) JKG KTG

Total tr-1 JKT

hitung ,t 1,(t 1)(r 1)

F

F

 

hitung ,r 1,(t 1)(r 1)

(15)

Efisiensi relatif (ER) dari RAK terhadap RAL

Ukuran kebaikan RAK dengan RAL

Ragam galat dari RAK dan RAL diduga dengaan rumus:

Nilai ER = 2, maka untuk memperoleh sensitifitas RAL sama dengan RAK maka ulangan yang digunakan dengan RAL harus 2 kali dari ulangan

(16)

Contoh penerapan

(17)

Data pertambahan bobot badan (kg)dari 16 domba jantan yang memperoleh makanan yang berbeda

Kelompok Umur

1 2 3 4

P

e

rlak

u

an

A 2 3 3 5

B 5 4 5 5

C 8 7 10 9

(18)

Penyelesaian

1. Model

Dimana :

Yij: pertambahan bobot badan dari domba ke-j yang memperoleh campuran makanan ke-i

μ: nilai tengah umum (rata – rata) pertambahan bobot badan

τi: pengaruh perlakuan makanan ke-i

βj: pengaruh kelompok domba (kelompok umur) ke-j

εij: pengaruh galat percobaan pada domba ke-j yang memperoleh perlakuan makanan ke-i

ij i j ij

(19)

2. Asumsi

Komponen-komponen µ, τi, βj, dan εijbersifat aditif

Nilai-nilai τi(i= 1,2,3,4) tetap,

Nilai-nilai βj (j = 1,2,3,4) tetap,

εij timbul secara acak, menyebar normal dengan nilai tengah sama

(20)

3. Hipotesis

       

  

0 1 2 3 4

1 i

H : 0

H : 0,(i 1,2,3,4)

      

  

0 1 2 r

1 j

H : ... 0

(21)

4.

Taraf signifikasi

5.

Statistik uji

6.

(Kriteria keputusan)

7.

Perhitungan

◦ perhitungan FK, JKP, JKK, JKT, dan JKG

◦ tabel analisis variansi

8.

Kesimpulan

Hitung pula:

1.

Koefisien Keragaman (KK)

(22)

Latihan RAKL dengan R

# RAKL

# Perlakuan: pemberian ransum

# faktor: ransum, level: jenis ransum # kelompok: kel umur domba jantan

# unit pengamatan: pertambahan bobot # Input data

ransum = c(rep('A',4),rep('B',4),rep('C',4),rep('D',4)) umur = c(rep(c('1','2','3','4'),4))

# ransum = gl(4,4,labels = c("A","B","C","D")) # umur = gl(4,1,16)

bobot = c(2,3,3,5,5,4,5,5,8,7,10,9,6,5,5,2) percobaan = data.frame(ransum, umur, bobot) # Anova

(23)

Plot

par(mfrow = c(1,2))

plot(bobot~ransum, data = percobaan)

(24)

Data Hilang dalam RAK

Terkadang data dalam satuan percobaan tertentu hilang atau tidak dapat dipergunakan, misalkan pada kasus percobaan

pemberian ransum pada domba jantan, ada domba yang sakit atau mati.

Suatu metode yang dikemukakan oleh Yates (1933)

memungkinkan kita untuk menduga data yang hilang tersebut.

(25)

Kehilangan Data tunggal (Single value)

Untuk data tunggal dalam RAK yang hilang, maka dugaannya dihitung dengan formula:

Dimana:

r dan t: jumlah kelompok dan perlakuan

B dan T: total nilai pengamatan dalam kelompok dan perlakuan yang kehilangan satuan percobaannya.

G: total seluruh nilai pengamatan.

Kemudian nilai dugaan tersebut dimasukkan dalam tabel pengamatan dan dilakukan analisis variansi.

(26)

Nilai dugaan yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga jumlah kuadrat galat dalam analisis variansi menjadi minimum. Jumlah kuadrat perlakuan akan berbias ke atas sebesar:

2

B t 1 Y

Bias

t t 1

  

(27)
(28)

Nilai dugaan 5.4 ini kemudian dicoba sebagai suatu nilai

pengamatan untuk analisis variansi. Dengan demikian total kelompok ketiga yang tadinya 18 menjadi 23.4 dan total perlakuan B menjadi 19.4 dan total keseluruhan 84.4.

Biasnya:

Dengan demikian penduga tak bias bagi JKP yaitu: JKP (hasil perhitungan) – bias

(29)

Hasil analisis variansi dengan pendugaan data hilang

Keterangan: +bias = 0.27 sehingga JKP tak bias = 61.13 – 0.27 = 60.86

Analisis variansi alternatif (warna merah mengalami perubahan)

SV db JK KT F

Kelompok 3 2.43 0.81

Perlakuan 3 61.13+ 20.38 9.39

Galat 9 17.39 1.93

Total 15 – 1 = 14 80.95

SV db JK KT F

Kelompok 3 2.43 0.81

Perlakuan 3 60.86 20.28 9.35

Galat 9 – 1 = 8 17.39 2.17

(30)

Kehilangan Data Lebih dari Satu

Data Pertambahan Bobot Badan (kg) dari Domba Jantan yang Memperoleh Makanan Berbeda

Prosedur pendugaan dilakukan dengan cara iterasi.

(31)

Prosedur iterasinya:

1. Pendugaan h1 melalui:

2. Pendugaan h2 (iterasi pertama) dengan menggunakan rumus hilang data tunggal sebelumnya.

(32)

3. Pendugaan h1 (iterasi pertama) dengan rumus sama.

4. Pendugaan h2 (iterasi kedua) dengan cara sama.

(33)

5. Pendugaan h1 (iterasi kedua)

6. Pendugaan h2 (iterasi kedua)

(34)

Datanya menjadi:

Kelompok Umur

Total

1 2 3 4

P

e

rlak

u

an

A 2 3 3 5 13

B 5 4 ℎ2 = 5.6 5 19.6

C 8 7 10 9 34

D 6 ℎ1 = 3.2 5 2 13

(35)

Besarnya bias untuk dua data hilang

2 2

1 1 2 2

B t 1 Y B t 1 Y

Bias

t t 1

    

(36)

Tabel analisis variansi

SV db JK KT F

Kelompok 3 5.21 1.74

Perlakuan 3 64.41 21.47 9.71

Galat 9– 2 = 7 15.49 2.21

Total 15 – 2 = 13 85.11

 

2

2

14 (4 1)3.2 18 (4 1)5.6

Bias 1.73

4(4 1)

    

 

(37)

Tabel analisis variansi alternatif

SV db JK KT F

Kelompok 3 5.21 1.74

Perlakuan 3 62.68 20.89 9.49

Galat 7 15.49 2.21

(38)

Referensi

Gaspersz, Vincent, 1991, Teknik Analisis Dalam Penelitian

Percobaan, Tarsito, Bandung.

Mattjik, Ahmad Anshori., dan Sumertajaya, Made I,

Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab,

IPB Press, Bandung.

(39)

Gambar

Tabel analisis variansi
Tabel analisis variansi alternatif

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dari rancangan acak kelompok tidak lengkap tidak seimbang, terlebih dahulu dilakukan pendugaan data hilang menggunakan metode Yates

Hasil kesimpulan pada rancangan acak tidak lengkap seimbang untuk satu data hilang pada setiap perlakuan dengan menggunakan Analisis Variansi rancangan acak kelompok tidak

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data berpola Rancangan Acak Kelompok Lengkap yaitu data rata-rata bobot badan babi pada umur 6 bulan akibat

Perancangan program aplikasi ini dapat melakukan pendugaan data hilang pada percobaan khususnya dalam Rancangan Acak Kelompok dan Rancangan Petak Terbagi dengan hasil yang akurat

Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Seimbang Parsial (RAKTLSP) merupakan rancangan dengan v perlakuan yang disusun menjadi b kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari

Penerapan kasus analisis kovarian pada rancangan acak kelompok lengkap dengan satu data hilang (Y ’ 3:3 ) menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan dan kelompok terhadap

RAK Rancangan Acak Kelompok Pemberian perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak pada setiap kelompok, dengan batasan bahwa setiap perlakuan muncul sekali pada setiap

Contoh Penerapan Rancangan Blok Acak Lengkap Bidang Sosial Seorang peneliti di bidang pendidikan ingin menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar siswa