PRAKTIKUM ANTENA DAN PROPAGASI
PRAKTIKUM ANTENA DAN PROPAGASI
LAPORAN
LAPORAN 3
3
““
PENGUKURAN IMPEDANSI ANTENA
PENGUKURAN IMPEDANSI ANTENA
””
Dosen Pengajar : Dosen Pengajar : KOESMARIJANTO, ST., MT KOESMARIJANTO, ST., MT
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
Oleh:
Oleh:
Cholifatul Dini Utami
Cholifatul Dini Utami
1531130083 / 10
1531130083 / 10
TT 3C
TT 3C
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
2018
PERCOBAAN 3
PENGUKURAN IMPEDANSI ANTENA 1. Tujuan
Mengukur dan mengetahui nilai impedansi antenna, Z, koefisien pantul
|Γ|, dan VSWR.
2. Peralatan yang dipergunakan
RF Impedance Analyzer
Konektor adapter APC-7 to N female to BNC female Kabel koaksial 50Ω (0.5 m)
Antenna folded dipole dan antenna dipole λ/2
3. Pendahuluan
RF Impedance Analyzer HP model 4191 A adalah suatu alat ukur yang dirancang untuk mengukur bermacam-macam parameter impedansi. Perameter-parameter ini didaftar seperti pada gambar 1. Frekuensi uji dapat diatur pada lebar bidang frekuensi dari 1 MHz sampai 1000 MHz. sumber sinyal dapat juga menyediakan pengukuran dengan frekuensi yang disapu ( sweep frequency measurment ). Pembiasan DC-pun tersedia untuk pengukuran yang tergantung pada tegangan.
|Z| = nilai mutlak dari vector impedansi |Y| = nilai mutlak dari vector admitansi
|Γ| = nilai mutlak dari vector koefisien pantul θ = sudut fasa dalam derajat dan radian R = resistansi
X = reaktansi B = suseptansi
Γ x = bagian riil dari koefisien pantul
Γ v = bagian imajiner dari koefisien pantul
R = ekivalen resistansi seri G=konduktansi parallel D = factor disipasi Q = factor kualitas
Alat ukur RF Impedance Analyzer ini dilengkapi dengan konektor APC-7. Agar dapat mengukur bermacam-macam komponen, juga tersedia esesoris-asesoris tambahan. Salah satu kelengkapannya adalah 1 buah konektor APC-7 to N.
Konektor APC-7 sangat peka terhadap debu. Untuk menjaga kontak elektris yang optimum, jangan menyentuh kontak terminal dengan jari atau dengan bahan-bahan seperti metal.
4. Prosedur Operasi Alat
Setelah menekan saklar jala-jala alat ukur ini ( power line), Impenace Analyzer membutuhkan waktu 10-15 menit untuk melakukan pemanasan, selama waktu pemanasan pada display A tertampil kode H-17 dan alat ini tidak dapat melakukan pengukuran besaran apapun (Catatan : pemakai tidak diperbolehkan menekan tombol apapun). Setelah pemanasan selesai, maka akan muncul angka-angka secara acak pada display A dan display B.
Sebelum melakukan pengukuran, pastikan Impedance Analyzer telah siap digunakan untuk pengukuran dengan cara
1. Pasang terminasi 50Ω pada titik ukur Impedance Analyzer
2. Pilih fungsi DISPLAY A dan indicator pada posisi |Z| dan θ (deg)
3. Inputkan data frekuensi dengan menekan tombol-tombol pada PARAMETER SPOT FREQ dan DATA pada frekuensi secara acak 10MHz, 50MHz, 100MHz, 250MHz, 500MHz, dan 1000MHz. apabila setiap frekuensi yang dientrikan, DISPLAY A menunjukkan 50Ω atau mendekati 50Ω dan DISPLAY B menunjukkan θ (deg) = 0° atau mendekati 0°, maka Impedance Analyzer sudah bisa dan siap digunakan untuk pengukuran.
4. Apabila ketika dientrikan data frekuensi dan frekuensi yang dimaksud diatas ternyata tidak menunjukkan angka 50Ω dan 0°, maka perlu dilakukan kalibrasi.
4.1 Kalibrasi Impedansi Analyzer
1. Tekan tombol CALIBRATION untuk melakukan kalibrasi secara otomatis dengan program kalibrasi sendiri yang akan dimemori oleh instrument.
Kalibrasi dilakukan dengan pengukuran 3 macam terminasi standart (0 Ω, 0 S, 50 Ω).
Prosedur kalibrasi :
a. Pasang terminasi 0 Ω, kemudian tekan tombol CALIBRATION, indicator display A menunjukkan pada R dan display B pada X artinya instrument ini terkalibrasi pada 0Ω, kemudian tekan tombol START, frekuensi akan running secara otomatis mulai dari 1 MHz sampai 1000 MHz, setelah frekuensi 1000 MHz berhenti, pada display muncul karakter CAL dan pada display B muncul karakter END yang artinya kalibrasi untuk 0Ω sudah selesai. Lepas terminasi 0Ω.
b. Pasang terminasi 0 S ( ), ganti indicator display A pada G dan display B pada B artinya instrument ini terkalibrasi pada 0 S, kemudian tekan tombol START, frekuensi akan running secara otomatis mulai dari 1 MHz sampai 1000 MHz, setelah frekuensi 1000 MHz berhenti, pada display muncul karakter CAL dan pada display B muncul karakter END yang artinya kalibrasi untuk 0 S sudah selesai. Lepas terminasi 0 S.
c. Pasang terminasi 50 Ω, kemudian tekan tombol START, frekuensi akan running secara otomatis mulai dari 1 MHz sampai 1000 MHz, setelah frekuensi 1000 MHz berhenti, pada display muncul karakter CALL dan pada display B muncul karakter END yang artinya kalibrasi untuk 50Ω sudah selesai. Tekan tombol CALIBRATION untuk mengembalikan operasi instrument pada kondisi normal.
Terminasi 50Ω masih dalam kondisi terpasang, pastikan untuk dummy load (be ban tiruan) 50Ω tersebut pada frekuensi 1 MHz sampai 1000 MHz nilai resistansinya sama dengan atau mendekati 50Ω dengan cara meletakkan indicator pada display A adalah |Z| dan indicator pada display B pada θ (deg) dan tekan tombol SPOT FREQ dengan masukkan angka mulai 1 MHz sampai 1000 MHz secara bertahap sehingga nilai resistansinya sama dengan 50Ω, apabila nilainya tidak sama dengan 50Ω, maka instrument perlu dikalibrasi ulang.
Gambar 1: Skema rangkaian pengkalibrasian RF Impedansi analyzer
4.2 Prosedur Memilih ELEC LG Untuk Test Adapter (Termasuk Juga Saluran Transmisi)
Mengkompensasi pannjang saluran transmisi pada titik ukur a. Pasang test adapter
b. Pilih frekuensi kerja device yang akan diukur c. Letakkan parameter pengukuran pada |Γ|
d. Hubungkan kabel yang akan digunakan untuk pengukuran (panjang kabel tidak boleh lebih besar dari 99,999 cm panjang elektrik), tanpa beban
e. Memfungsikan tombol berlabel ELEC LG dengan terlebih dahulu menekan tombol berwarna biru
f. Masukkan angka ‘coba-coba’ ELEC LG dan coba lagi dengan angka-angka yang berbeda, sehingga display A menunjukkan angka-angka 1 (Γ = 1) atau mendekati 1 dan display B menunjukkan angka 0° atau mendekati. 4.3 Bagaimana Memilih Fungsi Frekuensi
Gunakan tombol/knop pada bagian display A dan display B untuk memilih parameter yang akan diukur.
4.4 Bagaimana Memilih Frekuensi
a. Tekan tombol PARAMETER SPOT FREQ untuk mengaktifkan fungsi pengaturan frekuensi
b. Masukkan angka frekuensi uji yang diinginkan melalui tombol DATA c. Tekan tombol ENTER
Gambar 2: Contoh memilih frekuensi
Gambar 3: Skema rangkaian pada pengukuran impendansi
Contoh : frekuensi uji 720.2 MHz
4.5 Pengukuran Impedansi, Z Dan Koefisien Pantul, |Γ| Antena Folded Dipole
1. Set-up seperti gambar
2. Tentukan frekuensi resonansi dari antenna yang diukur pada Impedance Analyzer sesuai pada table A
3. Tentukan parameter pengukuran impedansi, Z dan koefisien pantul |Γ| pada Impedance Analyzer
4. Amati dan catat pada display A dan display B
5. Atur frekuensi sesuai dengan table A dan catat impedansi dan koefisien pantul antenna.
6. Pada frekuensi berapa didapatkan impedansi 75Ω dan koefisien pantulnya |Γ|
7. Pada frekuensi berapa koefisien pantul, |Γ| yang terkecil dan berapa impedansinya.
4.6 Pengukuran Impedansi, Z Dan Koefisien Pantul, |Γ| Antena Dipole λ /2 1. Ukur panjang fisik antenna dipole λ/2 dan berapa panjang gelombang
2. Hitung frekuensinya dan digunakan sebagai referensi frekuensi tengah. 3. Tentukan electric length (panjang listrik) saluran yang digunakan
untuk frekuensi tengah pada antena dipole λ/2.
4. Pergunakan interval frekuensi 8 MHz untuk 5 kanal ke bawah dan 5 kanal ke atas seperti table A.
5. Hasil Percobaan 5.1 Tabel Kalibrasi Saat 50,37 Ω FREKUENSI (MHz) DISPLAY A Z (Ω) DISPLAY B (degree °) 100 50,37 -1,56 200 50,79 0,64 300 49,35 0,40 400 50,03 -0,67 500 50,37 0,41 600 49,64 0,11 700 50,11 -0,34 800 50,14 0,25 900 49,77 -0,04 1000 50,16 -0,18
5.2 Pengukuran Impedansi, Z dan Koefisien Pantul, |Γ| Antena Folded Dipole (Tabel A Untuk Antena Folded Dipole)
Tabel ELEC LG Antena Folded Dipole DISPLAY A |Γ| DISPLAY B (degree °) ELEC LG (cm) 0,6211 0,00 81,24 FREKUENSI (MHz) DISPLAY A Z (Ω) DISPLAY B (degree °) DISPLAY A |Γ| DISPLAY B (degree °) SWR 174 43,71 -26,54 0,223 -106,24 1,574 181 36,43 -21,60 0,2479 -129,99 1,65 188 26,76 -16,35 0,3406 -157,02 2,03 195 14,71 3,11 0,353 177,41 2,09 202 13,29 74,50 0,52 148,04 3,16 209 30,52 91,14 0,63 117,22 4,405 217 46,56 80,82 0,48 94,03 2,84 224 52,77 69,06 0,6806 86,68 5,26 231 53,44 59,73 0,55 88,32 3,44
Pada saat impedansi 75 Ω (75,03 Ω) didapatkan nilai frekuensi sebesar 261,8 MHz dan Koefisien pantul sebesar 0,21 sehingga nilai SWR sebesar 1,53.
Pada saat frekuensi 174 MHz didapatkan nilai koefisien pantul sebesar 0,223 sehingga nilai SWR sebesar 1,574 dan nilai impedansi sebesar 43,71 Ω.
5.3 Gambar Grafik Impedansi, Koefisien Pantul, dan nilai SWR Antena Folded Dipole 0 10 20 30 40 50 60 174 181 188 195 202 209 217 224 231 I m p e d a n s i ( O h m ) Frekuensi (MHz)
Grafik Nilai Impedansi Antena Folded Dipole
0 0.2 0.4 0.6 0.8 174 181 188 195 202 209 217 224 231 K o e f i s i e n P a n t u l ( ᴦ ) Frekuensi (MHz)
Grafik Nilai Koefisien Pantul (
ᴦ)
Antena Folded Dipole
0 1 2 3 4 5 6 174 181 188 195 202 209 217 224 231 S W R Frekuensi (MHz)