• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterima Januari 2005, disetujui untuk dipublikasikan Pebruari 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterima Januari 2005, disetujui untuk dipublikasikan Pebruari 2005"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Film Tipis GaAs yang Ditumbuhkan dengan Metode MOCVD Menggunakan

Sumber Metalorganik TDMAAs (Trisdimethylaminoarsenic)

A. Suhandi

1,3)

, H. Sutanto

2,3)

, P. Arifin

3)

, M. Budiman

3)

, dan M. Barmawi

3) 1)

Jurusan Fisika FPMIPA UPI Bandung

2)

Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Semarang

3)

Lab. FISMATEL Departemen Fisika ITB

e-mail: andisuhandi@upi.edu

Diterima Januari 2005, disetujui untuk dipublikasikan Pebruari 2005

Abstrak

Film tipis galium arsenat (GaAs) telah berhasil ditumbuhkan dengan metode MOCVD (Metalorganic Chemical

Vapour Deposition) di atas substrat semi insulator-galium arsenide (SI-GaAs) menggunakan sumber metalorganik

golongan V, trisdimethylaminoarsenic (TDMAAs) dan sumber golongan III, trimethylgallium (TMGa). Karakteristik

film yang ditumbuhkan sangat bergantung pada temperatur penumbuhan. Kualitas kristal paling baik terjadi pada

film yang ditumbuhkan pada temperatur penumbuhan 580

o

C, dengan parameter penumbuhan lainnya adalah

sebagai berikut : rasio V/III sekitar 4,8, tekanan reaktor sekitar 50 torr, dan dilusi N

2

dan H

2

masing-masing sekitar

300 sccm. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa film GaAs yang ditumbuhkan dengan temperatur

penumbuhan 580

o

C merupakan lapisan epitaksial dengan nilai FWHM puncak bidang (200) sekitar 0,477

o

. Hasil

pengukuran efek Hall pada T=300K menunjukkan bahwa film GaAs tersebut merupakan semikonduktor bertipe-p

dengan nilai mobilitas Hall dan konsentasi pembawa muatan berturut-turut sekitar 346 cm

2

/V.s dan 3.17 x 10

17

cm

-3

. Sedangkan hasil pengukuran fotoluminisensi (PL) menunjukkan bahwa film GaAs memiliki celah pita energi

sekitar 1,42 eV, nilai ini sama dengan nilai celah pita energi bulk GaAs

Kata kunci : Film tipis GaAs, MOCVD, TDMAAs.

Abstract

Gallium Arsenide (GaAs) film have been grown by Metalorganic Chemical Vapor Deposition (MOCVD) method on

Semi Insulating-Gallium Arsenide (SI-GaAs) substrates using of Trisdimethylaminoarsenic (TDMAAs) and

Trimethylgallium (TMGa) precursors. The characteristic of GaAs film strongly depends on growth temperature. The

best crystallinity quality of film was obtained at growth temperature, V/III ratio, reactor pressure, N

2

and H

2

dilute

are 580

o

C, 4.8, 50 torr, 300 sccm, respectively. X-ray diffraction data indicate that the GaAs films grown at 580

o

C

show epitaxial layer with FWHM on (200) peak of about 0,477

o

. Hall effect measurement data indicate that the

grown layer were p-type semiconductor, with Hall mobility and carrier concentration in the range of 346 cm

2

/V.s

and 3.17 x 10

17

cm

-3

, respectively. The band gap of GaAs films determined by photoluminiscense (PL) measurement

was 1,42 eV. This value is same as the band gap of bulk GaAs.

Key Words :GaAs thin films, MOCVD, TDMAAs.

1. Pendahuluan

Galium arsenat (GaAs) dan paduan

ternary

-nya merupakan material yang sangat

potensial untuk aplikasi divais elektronik maupun

optoelektronik. Bahan GaAs memiliki struktur celah

pita energi dengan transisi langsung (

direct bandgap

)

yang besarnya sekitar 1,42 eV. Kondisi ini membuat

material GaAs memiliki efisiensi konversi energi

paling tinggi dibanding dengan bahan lain ketika

dibuat divais sel surya

1)

. Bahan ini juga memiliki

ketahanan radiasi yang tinggi, maka sel surya dari

bahan GaAs telah mendominasi pemakaian di ruang

angkasa sebagai sumber energi bagi satelit-satelit

2)

.

Untuk aplikasi divais-divais kuantum, material ini

juga sangat kompatibel dibentuk dalam struktur

hetero

dengan material lain. Struktur sumur kuantum

berbasis GaAs potensial untuk aplikasi laser yang

dapat mengemisikan panjang gelombang IR

(

infrared

). Sumur kuantum AlGaAs/GaAs/AlGaAs

telah diaplikasikan pada divais laser yang dapat

mengemisikan panjang gelombang 827 nm

3)

, sumur

kuantum GaAs/GaAsSb/GaAs memiliki potensi

untuk aplikasi laser dan fotodetektor yang dapat

beroperasi pada daerah panjang gelombang 1,3 - 1,55

µ

m yang sangat dibutuhkan dalam sistem komunikasi

yang menggunakan serat optik

4)

, sedangkan laser

dengan struktur sumur kuantum InGaAs/GaAs dapat

beroperasi pada panjang gelombang 1,2

µ

m

5)

.

Disamping itu bahan GaAs juga dapat menunjukkan

sifat magnetik ketika didadah dengan unsur-unsur

magnetik seperti Mn yang dapat diaplikasikan untuk

divais spintronik. Bahan (GaAs:Mn) menunjukkan

sifat magnetik dengan temperatur Currie (T

c

)

tertinggi sekitar 110 K

6)

.

Superlattice

GaMnAs/GaAs

memiliki sifat feromegnetik dengan temperatur currie

60 K

7)

. Di laboratorium kami penelitian bahan GaAs

diarahkan pada pengembangan bahan-bahan paduan

ternary

yang berbasiskan GaAs seperti GaAsSb dan

GaAsN untuk aplikasi divais-divais optoelektronik

yang dapat bekerja pada daerah NIR (

near infrared)

.

11

(2)

Dalam bentuk film tipis, bahan GaAs

dapat ditumbuhkan dengan berbagai metode, seperti

Chemical Beam epitaxy

(CBE)

8)

,

Metalorganic

Molecular Beam Epitaxy

(MOMBE)

9)

,

Molecular

Beam Epitaxy

(MBE)

10)

, maupun

Metalorganic

Chemical Vapour Deposition

(MOCVD)

11)

. Berbagai

sumber metalorganik yang biasa digunakan dalam

penumbuhan film GaAs dengan metode MOCVD

antara lain adalah

trimethylgallium

(TMGa) dan

triethylgallium

(TEGa) sebagai sumber Ga (golongan

III) dan

trimethylarsenic

(TMAs),

triethylarsenic

(TEAs),

tetrabuthylarsenic

(TBAs) serta Arsine

(AsH

3

) sebagai sumber As (golongan V)

12)

.

Terdapat kemajuan yang begitu pesat

dalam pengembangan sumber-sumber metalorganik

baru untuk mengganti sumber-sumber metalorganik

konvensioanal, terutama bahan-bahan hidrida

golongan V yang sangat beracun seperti arsin (AsH

3

).

Trisdimethylaminoarsenic

(TDMAAs) telah

dilaporkan jauh lebih aman dibanding arsin.

Temperatur dekomposisi bahan ini jauh lebih rendah

dari temperatur dekomposisi arsin, ditambah lagi

bahan ini memiliki tingkat kontaminasi karbon yang

cukup rendah karena pada bahan ini tidak terdapat

ikatan langsung antara As dengan C. Dengan

menggunakan bahan TDMAAs, rentang temperatur

penumbuhan dapat diperlebar hingga rentang

275-600

o

C. Temperatur dekomposisi dan nukleasi yang

relatif rendah sangat menguntungkan untuk fabrikasi

struktur nano dengan MOCVD

13)

. TDMAAs dapat

melepaskan atom-atom As pada temperatur yang

cukup rendah (300-450

o

C)

14)

. Hasil-hasil proses

dekomposisi TDMAAs terdiri atas As, kelompok

amino reaktif seperti N(CH

3

)

2

dan aziridine

(HN(CH

2

)

2

) serta atom-atom hidrogen. Kelompok

amino yang sangat reaktif akan bereaksi dengan

hidrokarbon reaktif yang lain (misalnya dari TMGa

atau dari TEGa) membentuk molekul-molekul yang

mudah menguap (

volatile)

yang secara signifikan

akan mereduksi kandungan ketakmurnian karbon

yang terinkorporasi dalam film GaAs

9)

.

Dalam paper ini dilaporkan karakteristik

film tipis GaAs yang ditumbuhkan dengan metode

MOCVD-Vertikal menggunakan sumber-sumber

metalorganik TDMAAs dan TMGa dengan variasi

pada temperatur penumbuhan. Dalam metode

MOCVD, temperatur penumbuhan memegang

peranan yang sangat penting karena sebagai suplai

energi yang akan mengendalikan proses ikatan

reaktan-reaktan pada permukaan substrat.

Karakteristik film tipis GaAs yang dilaporkan

merupakan hasil-hasil investigasi terhadap struktur

kekristalan, karakteristik listrik serta karakteristik

optiknya.

2. Eksperimen

Film tipis GaAs telah ditumbuhkan dengan

metode MOCVD tipe vertikal pada basis tekanan

reaksi sekitar 50 Torr. Melalui pipa-pipa

stainless-steel

reaktan-reaktan golongan III dan V disalurkan

secara terpisah, untuk menghindari terjadinya reaksi

parasitik. Sebagai gas pembawa digunakan hidrogen

(H

2

) yang sebelumnya telah dimurnikan dengan cara

difusi melalui membran palladium. Untuk

mengontrol tekanan uap sumber-sumber

metalorganik, TMGa dan TDMAAs disimpan dalam

bubbler-bubbler

yang temperaturnya dikontrol secara

ketat, TMGa dikontrol pada temperatur -10

o

C hingga

- 12

o

C , sedangkan TDMAAs pada temperatur 24

o

C.

Sebagai media tumbuh digunakan substrat

Semi-Insulating

GaAs (SI-GaAs) dengan orientasi

(100). SI-GaAs dipilih sebagai substrat selain karena

memiliki kecocokan parameter kisi dengan film

GaAs yang akan ditumbuhkan, juga sifat insulatornya

diperlukan untuk pengukuran efek Hall. Sebelum

dipergunakan, terlebih dahulu substrat dibersihkan

dari debu dan lemak dengan cara dicuci

menggunakan aseton, metanol, dan DI-Water,

masing-masing 10 menit. Selanjutnya dilakukan

pengetasaan menggunakan larutan H

2

SO

4

: H

2

O

2

:

DI-Water dengan perbandingan 3 : 1 : 1 selama 2

menit. Setelah itu dibilas kembali dengan DI-Water

dan dikeringkan dengan cara menyemprotkan gas

nitrogen, kemudian dengan segera dimasukan ke

dalam reaktor supaya terhindar dari oksidasi.

Paramter-parameter penumbuhan yang digunakan

ditunjukkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Parameter penumbuhan film Tipis GaAs

Sampel

Temperatur

penumbuhan

Rasio

As/Ga

Dilusi H

2

dan N

2

#1 560

o

C 4,8

300

sccm

#2 570

o

C 4,8

300

sccm

#3 580

o

C 4,8

300

sccm

#4 590

o

C 4,8

300

sccm

Rentang temperatur penumbuhan pada

tabel 1 dipilih berdasarkan pertimbangan

dekomposisi TMGa dan TDMAs secara sempurna

terjadi pada temperatur sekitar 500

o

C. Pertimbangan

lainnya, pemilihan rasio As/Ga yang cukup tinggi

juga memerlukan temperatur penumbuhan cukup

tinggi

15)

.

Rasio As/Ga dipilih tinggi (4,8) dengan

tujuan mereduksi kontaminasi karbon (C) pada film

GaAs yang bersumber dari TMGa. Pyrolisis TMGa

akan menghasilkan radikal-radikal

methyl

yang dapat

teradsorpsi pada permukaan substrat, dan jika spesies

As jumlahnya kurang maka dekomposisi dari

radikal-radikal ini akan menghasilkan spesies

carbene

(=CH

2

) yang memiliki ikatan kuat pada permukaan,

sebagai akibatnya karbon akan terinkorporasi pada

film dan berperilaku sebagai dopan tipe-p. Reduksi

tingkat inkorporasi karbon ini dapat dilakukan

dengan cara memperbesar rasio As/Ga

16)

.

Efek temperatur penumbuhan terhadap

kualitas film tipis GaAs yang dihasilkan,

(3)

diinvestigasi melalui karakteristik kekristalan, sifat

listrik dan sifat optiknya. Struktur kristal film

dikarakterisasi menggunakan

X-Ray Diffractometer

(XRD) dengan menggunakan radiasi Cu K

α

(

λ

=

1,54056

Å

) (Philips PW3710), sifat listrik

dikarakterisasi menggunakan metode Hall Van der

Pauw, dan sifat optik dikarakterisasi menggunakan

Photoluminiscence

(PL) dengan sumber eksitasi

Laser He-Cd (

λ

= 325 nm) menggunakan

monokromator tipe SPEX-1000M. Dari hasil

karakterisasi ini dapat ditentukan temperatur

penumbuhan yang paling tepat untuk menumbuhkan

film tipis GaAs dihubungkan dengan

parameter-parameter penumbuhan yang digunakan.

3. Hasil dan Pembahasan

Gambar 1 menunjukkan pola difraksi

sinar-X dari setiap sampel film tipis GaAs yang

dihasilkan. Tampak bahwa film tipis GaAs yang

ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 560

o

C

(sampel #1) memiliki struktur amorf sedangkan

puncak bidang (400) yang muncul merupakan puncak

dari substrat SI-GaAs. Hal ini terjadi akibat

temperatur penumbuhan terlalu rendah, tidak cukup

memberi energi untuk pembentukan kristal yang

sempurna, periodisitas kristal hanya terjadi pada

jangkauan pendek membentuk struktur amorf.

Sedangkan film tipis GaAs yang lainnya, memiliki

orientasi kristal tunggal yaitu pada bidang (200) dan

(400) sesuai dengan orientasi kristal dari substrat

SI-GaAs, hal ini menunjukkan lapisan yang

ditumbuhkan merupakan lapisan yang epitaksial.

Perbedaan diantara ketiga sampel GaAs adalah pada

tingginya intensitas difraksi; intensitas difraksi

tertinggi dimiliki oleh film tipis GaAs yang

ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 580

o

C.

Hal ini menunjukkan bahwa film GaAs yang

ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 580

o

C

memiliki kualitas kristal yang paling baik, karena

semakin tinggi puncak intensitas difraksi

menunjukkan semakin banyaknya jumlah bidang

pendifraksi dalam orientasi bidang yang sama.

Dengan kata lain orientasi bidang kristal dalam film

semakin seragam. Kualitas ini juga dapat ditinjau dari

nilai FWHM (

full width at half maximum

) puncak

pola difraksi bidang (200), dimana film tipis GaAs

yang ditumbuhkan dengan temperatur 580

o

C

memiliki nilai FWHM yang paling kecil yaitu sekitar

0,477

o

, seperti ditunjukkan pada gambar 2. Nilai

FWHM tersebut ditentukan dengan cara

mencocokkan (

fitting

) puncak pola difraksi bidang

(200) dengan persamaan Lorentzian. Ketika

temperatur penumbuhan dinaikkan menjadi 590

o

C

kualitas kekristalan film GaAs menurun kembali

yang ditandai dengan penurunan puncak intensitas

bidang (200) dan peningkatan nilai FWHM. Hal ini

diprediksi terjadi karena ketika temperatur

penumbuhan terlalu tinggi maka akan terjadi desorpsi

(penguapan) kembali atom-atom reaktan yang sudah

terdeposisi pada permukaan substrat. Akibatnya

kualitas kekristalan dari film yang telah tumbuh

menurun kembali.

Gambar 1. Pola XRD film tipis GaAs yang

ditumbuhkan pada; #1 : 560

o

C, #2 : 570

o

C, #3 :

580

o

C dan #4 : 590

o

Gambar 2. Grafik fungsi FWHM bidang (200)

terhadap variasi temperatur Penumbuhan hasil fiting

dengan persamaan Lorentzian

Gambar 3 menunjukkan karakteristik

listrik film tipis GaAs hasil pengukuran dengan

metode Hall Van der Pauw pada temperatur 300 K.

Film tipis GaAs yang terbentuk merupakan

semikonduktor bertipe-p. Sebagaimana diungkapkan

di depan bahwa tipe semikonduktor ini terbentuk

akibat adanya kontaminasi karbon (dopan tipe-p)

yang muncul dari sumber TMGa, yang pada struktur

ikatan kimianya terdapat ikatan langsung antara C

dan Ga. Nilai mobilitas Hall berbeda untuk ketiga

sampel; nilai mobilitas paling tinggi yang dapat

30,630,831,0 31,231,4 31,631,832,0 32,2 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 In tens it as ( c ps) 2θ 0.47 0.48 0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 560 570 580 590 600 Temperatur Penumbuhan (o F W H M ( der aj at ) C) 2-Theta (derajat) 20 30 40 50 60 70 80 Intensi tas (a.u) (200) (400)

#4

#3

#2

#1

(4)

dicapai adalah sekitar 346 cm

2

/V.s untuk film GaAs

yang ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan

580

o

C, dengan konsentrasi pembawa muatan (

hole

)

sekitar 3.17x10

17

cm

-3

. Nilai mobilitas ini masih lebih

rendah dari potensi yang dapat dicapai. Hal ini boleh

jadi diakibatkan oleh morfologi film GaAs yang

masih kurang baik sehingga resistivitas film juga

cukup besar.

Gambar 3. Kebergantungan karakteristik listrik film

tipis GaAs terhadap temperatur penumbuhan

Gambar 4 menunjukkan karakteristik optik

dari film GaAs yang ditumbuhkan dengan temperatur

penumbuhan 580

o

C yang diperoleh dari pengukuran

PL pada 300 K. Puncak intensitas PL terjadi pada

panjang gelombang 8725 Å, atau setara dengan energi

1,42 eV. Namun masih muncul intensitas nois yang

cukup tinggi, hal ini terjadi karena perangkat

pengukuran PL yang digunakan belum dilengkapi

dengan filter sumber eksitasi. Hasil pengukuran ini

menunjukkan bahwa film GaAs yang ditumbuhkan

memiliki celah pita energi optik (

optical bandgap

)

sekitar 1,42 eV. Nilai ini sesuai dengan yang tertera

dalam literature

17)

.

Gambar 4.

Photoluminiscence

film tipis GaAs yang

ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 580

o

C

Kesimpulan

Karakteristik film tipis GaAs yang

ditumbuhkan dengan metode MOCVD sangat

ditentukan oleh temperatur penumbuhan. Temperatur

yang terlalu rendah menyebabkan film yang

ditumbuhkan memiliki struktur

amorf

, sedangkan

temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

terjadinya desorpsi atom-atom Ga dari permukaan

substrat. Film tipis GaAs dengan kualitas yang cukup

baik terjadi pada temperatur penumbuhan 580

o

C,

ketika parameter penumbuhan yang lainnya

ditetapkan sebagai berikut : rasio V/III sekitar 4,8,

tekanan reaktor sekitar 50 torr, dan dilusi N

2

dan H

2

masing-masing sekitar 300 sccm. Karakteristik film

GaAs yang ditumbuhkan dengan temperatur

penumbuhan 580

o

C antara lain; memiliki orientasi

kristal tunggal pada bidang (200) dengan nilai

FWHM sekitar 0,477

o

, merupakan semikonduktor

bertipe-p dengan nilai mobilitas Hall dan konsentasi

pembawa muatan pada temperatur kamar

berturut-turut sekitar 346 cm

2

/V.s dan 3.17 x 10

17

cm

-3

, serta

memiliki celah pita energi sekitar 1,42 eV, nilai ini

hamper sama dengan nilai celah pita energi bulk

GaAs.

200 240 280 320 360 400 565 570 575 580 585 590 595 Temperatur penumbuhan(C) M o b ili ta s H a ll ( c m 2.V -1.s -1) 2 3 4 5 Kons entr as i H o le ( x 10 17 cm -3)

Ucapan Terimakasih

Penelitian ini didanai oleh proyek

penelitian Hibah Pasca Angkatan I Tahun 2003

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Daftar Pustaka

1.

Gerardo, L., Araujo, Compound Semiconductor

Solar Cells, dalam Antonio Luque, “Solar Cells

and Optics for Photovoltaic Concentration”, IOP

Publishing Ltd, England (1989).

2.

Meyer, M., & Metzger, R.A., “The Comercial

Satelite Industry Convert to Compound

Semiconductor Solar Cells”, Compound

Semiconductor, Nov/Dec. (1996).

3.

Stecki, A.J., Chen, P., Cao, X., Jackson, H.E.,

Kumar, M., & Boyd, J.T., “GaAs quantum well

distributed Bragg reflection laser with

AlGaAs/GaAs superlattice gratings fabricated by

focused ion beam mixing”, Appl. Phys. Lett.

67(2), 10 (1995).

8000 8200 8400 8600 8800 9000

Panjang Gelombang (Å)

4.

Jiang, D.S., Bian, L.F., Liang, X.G., Chang, K.,

Sun, B.Q., Johnson, S., & Zhang, Y.H.,

“Structural and optical properties of

GaAsSb/GaAs heterostructure quantum wells”,

Journal of Crystal Growth 268, 336 (2004).

5.

Sharma, T.K., Zorn, M., Bugge, F., Huselwede,

R., Elbert, G., & Weyers, M., “High-Power

Highly Strained InGaAs Quantum Well Lasers

Operating at 1,2

µ

m”, IEEE Photonics

Technology Letters, vol. 14, no. 7 (2002).

6.

Onno, H., Shen, A., Matsukura, F., Oiwa, A.,

Endo, A., Katsumoto, S., & Iye, Y.,

“(Ga,Mn)As: A New Diluted Magnetic

Semiconductors Based on GaAs”, Appl. Phys.

Lett. 69, 363 (1996).

In te n s it a s PL ( a .u )

(5)

7.

Sadowski, J., Mathieu, R., Svedlindh, P.,

Karlsteen, M., Kanski, J., Fu Y., Domagala, J.

T., Szuskiewicz, W., Hennion, B., Maude, D.K.,

Airey, R., & Hill, G., “Ferromagnetic

GaMnAs/GaAs superlattices-MBE growth and

magnetic properties”, Thin Solid Film 412, 122

(2002).

8.

Putz, N., Heinecke, H., Heyen, M., Balk, P.,

Weyers, M., & Luth, H., “CBE Growth and

Characterization of GaAs Films”, J. Crystal

Growth, 74, 292. (1986).

9.

Marx, D., Asahi, H., & Liu, X. F., Higashiwaki,

M., Villaflor, A. B., Miki, K., Yamamoto K.,

Gonda S., Shimomura S., Hiyamizu S., “Low

temperature etching and improved morfology of

GaAs grown by metalorganic molecular beam

epitaxy using trisdimethylaminoersenic and

triethylgallium”, Journal of Crystal Growth 150,

551 (1995).

10.

Nishinaga, T., & Yamashiki, A., “Recent

understanding of elementry growth processes in

MBE of GaAs”, Thin Solid film, 343-344,

495

(1999).

11.

Watkins, S.P., & Haacke, G., “Carbon Acceptor

Incorporation in GaAs Grown by Metalorganic

Chemical Vapor Deposition: Arsine versus

Tertiarybutylarsine”, Appl. Phys. Lett., 59, 2263,

(1991).

12.

Jones, A.C., & O’Brien, P., “CVD of Compound

Semiconductors”, VCH, (1997).

13.

Kuramochi, H., Cui, J., Ozeki M., Uchida, H.,

Akinaga, H., Yoshida, H., Sanada, N., &

Fukuda, Y., “Decomposition of TDMAAs and

As Nucleation on GaAs (001)-2x4 at Low

temperature”, Appl. Phys. Lett., vol 81(1), 132,

(2002).

14.

Yamamoto, K., Asahi, H., Hayashi, T., Hidaka,

K., & Gonda, S., ”Selective area etching of III-V

semiconductors using TDMAAs and TDMASb

in metalorganic molecular beam epitaxy

chamber”, Journal of Crystal Growth 175/176,

1236, (1997).

15.

Stringfellow, G.B, “Metalorganic Vapor Phase

Epitaxy : Theory and Practice”, 2

nd

edition,

Academic Press, San Diego, California, (1999).

16.

Abernathy, C.R., Pearton, S.J., Baiocchi, F.A.,

Ambrose, T., Jordan,, A.S., Bohling, D.A., &

Muhr, G.T., “The Feasibility of Using TMAl as

an Al Precursor for MOMBE” , J. Crystal

Growth 110, 547, (1991).

17.

Madelung, O., “Semiconductors-Basic Data”,

2nd revised edition, Springer-Verlag,

Berlin-Heidelberg, (1996).

Gambar

Tabel 1. Parameter penumbuhan film Tipis GaAs  Sampel  Temperatur  penumbuhan  Rasio  As/Ga  Dilusi H 2dan N 2    #1 560 o C 4,8  300  sccm  #2 570 o C 4,8  300  sccm  #3 580 o C 4,8  300  sccm  #4 590 o C 4,8  300  sccm
Gambar 1. Pola XRD film tipis GaAs yang  ditumbuhkan pada; #1 : 560 o C, #2 : 570 o C, #3 :  580 o C dan  #4 : 590 o
Gambar 3. Kebergantungan karakteristik listrik film  tipis GaAs terhadap temperatur penumbuhan

Referensi

Dokumen terkait

4 Galian Drainase Pengeringan Rawa Desa Glee Siblah Kec. Woyla Induk Paket Kec. Wovia Induk 198.000.000. 5 Galian Drainase Pengeringan Rawa Desa Palimbungan Kec. Kaway )0/l

Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak

Hal ini diduga karena terkait dengan proses alamiah dari strategi reproduksi ikan, yaitu jumlah ikan jantan lebih banyak dibutuhkan untuk memenuhi kuantitas

Jika anda mengklik Ribbon tab Design, maka akan muncul Ribbon dengan beberapa tool group, antara lain : Page Setup, Themes, dan Background, berfungsi

[r]

[r]

Tenun adalah proses persilangan antara benang arah memanjang atau batu tua (lungsi) dengan benang arah melebar (pakan) berdasarkan pola anyam tertentu. Alat tenun ikat biasa

Teorema berikut menyatakan keistimewaan dari elemen primitif dalam modul atas daerah ideal utama dalam kaitannya dengan memperluas elemen menjadi suatu basis dalam