• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

BAB II

2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara Astronomi, Kabupaten Merangin terletak pada titik koordinat antara 101o 32’11” – 102o 50’00” Bujur Timur dan antara 1o 28’23” – 1o 52’00” Lintang Selatan, dengan luas sebesar 7.679 km2. Perbandingan luasan berdasarkan pada letak datarannya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pada dataran rendah seluas 4.607 Km2 (60%) dan dataran tinggi seluas 3.072 Km2 (40%). Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan, Pusat Pemerintahan Kabupaten Merangin berada di Kota Bangko.

Berdasarkan Undang-Undang No. 54 Tahun 1999 tentang pembentukan dan pemekaran wilayah di lingkup Propinsi Jambi. Secara administrasi wilayah Kabupaten Merangin berbatasan dengan :

Sebelah Timur : Kabupaten Sarolangun Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci Sebelah Utara : Kabupaten Bungo

(2)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

2.2. Topografi

Kabupaten Merangin terletak pada ketinggian antara 50 sampai 2900 meter dari permukaan laut (dpl). Persentase ketinggian dihitung dari luas Kabupaten Merangin adalah sebagai berikut:

a. Antara 50-200 meter dpl yaitu terdiri dari Kecamatan Bangko, bangko Barat, Nalo Tantan, Batang Masumai, Tabir, Tabir Ilir, Tabir Timur, Tabir Lintas, Margo Tabir, Tabir Selatan, Pemenang, Pamenang Barat, Renah Pamenang dan Pamenang Selatan.

b. Antara 200-7500 meter dpl yaitu terdiri dari Kecamatan Muara Siau, Tiang Pumpung, Lembah Masurai, Sungai Manau Pangkalan Jambu, Renah Pembarap, Tabir Ulu dan Tabir Barat.

c. Ketinggian antara lebih besar 750 meter dpl yaitu Kecamatan Jangkat, Sungai Tenang dan Sebagian terdapat di Kecamatan Lembah Masurai.

Variasi bahan induk, iklim, Topografi dan vegetasi menimbulkan berbagai jenis tanah. Secara umum jenis tanah di Kabupaten Merangin dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Padsolik, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian antara 50-700 meter dpl, bersolum dalam, tekstur halus. Daerah ini masih berupa hutan, tanaman perkebunan, pertanian lahan kering, semak, kebun campuran serta sudah ada yang dijadikan lahan persawahan. Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Tabir, Tabir Ilir, Tabir Timur, Margo Tabir, Tabir Lintas, Tabir Ulu, Tabir Barat, Tabir Selatan, Muara Siau, Tiang Pumpung, Pemenang, Pamenang Barat, Renah Pamenang dan Pamenang Selatan dengan persentase luas sebesar 11,525 % dari luas kabupaten. b. Latosol, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian

200-900 meter dari permukaan laut dengan bahan induk dari batuan beku tanah bersolum dalam, tekstur remah dan konsirtensi gembur. Daerah ini sebagian besar masih hutan dan sebagian lainnya berupa tanaman

(3)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

perkebunan, pertanian lahan kering serta budidaya lainnya. Mayoritas jenis tanah latosol terdapat di seluruh Kabupaten Merangin dengan luas persentase penyebaran sebesar 59,75% dari luas wilayah Kabupaten Merangin.

c. Andosol, bentuk wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian 600-2000 meter diatas permukaan laut. Bahan induk bantuan beku bersolum dalam (>90 cm), tekstur sedang , struktur remah dan konsistensi gembur. Jenis tanah ini paling subur, selain masih hutan, sudah banyak dijadikan tegalan, kebun dan perkebunan kulit manis. Persentase luas persebaran jenis tanah ini sebesar 23,06% dari luas kabupaten yang tersebar di Kecamatan Muara Siau, Lembah Masurai, Jangkat, Suingai Tenang, Tabir Ulu dan Tabir Barat.

(4)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel II.1.1

Wilayah Administrasi Kabupaten Merangin, Tahun 2008

Persentase %

1 Bangko Barat Pulau Rengas 5 203,57 2,65 2 Nalo Tatan Sungai Ulak 7 206,58 2,69 3 Batang Masumai Lubuk Gaung 7 103,34 1,35

4 Bangko Bangko 8 167,5 2,18

5 Pamenang Barat Simp. Limbur Merangin 7 189,55 2,47

6 Pamenang Pamenang 12 240,49 3,13 7 Renah Pamenang Meranti 4 110,2 1,43 8 Pamenang Selatan Tambang Emas 4 172,9 2,25 9 Tabir Ilir Rantau Limau Manis 6 160,92 2,10

10 Tabir Timur Sungai Bulian 4 108,25 1,41 11 Tabir Rantau Panjang 11 355,57 4,63 12 Margo Tabir Tanjung Rejo 5 102,24 1,33 13 Tabir Lintas Mensango 4 110,7 1,44 14 Renah Pembarap Simpang Parit 8 281,7 3,67 15 Pangkalan Jambu Sungai Bujur 8 431,36 5,62

16 Sungai Manau Sungai Manau 10 282,5 3,68 17 Sungai Tenang Rantau Suli 12 678,73 8,84 18 Jangkat Muara Madras 10 967,23 12,59 19 Muara Siau Muara Siau 14 682,59 8,89 20 Tiang Pumpung Sekancing Ilir 5 295,69 3,85 21 Lembah Masurai Pasar Masurai 9 688,95 8,97 22 Tabir Ulu Muara Jernih 4 346,02 4,51 23 Tabir Barat Muara Kibul 9 613,12 7,98 24 Tabir Selatan Rawa Jaya 6 180,26 2,35

179 7.679,96 100,00 Luas

Wilayah (Km2)

Jumlah

No. Kecamatan Ibukota

Jumlah Desa/kelura

han

(5)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

2.3. Iklim

Musim hujan di Kabupaten Merangin berkisar antara bulan Oktober sampai Desember. Musim Kemarau berkisar antara bulan Februari sampai dengan Mei. Di bagian timur dan utara kabupaten merupakan daratan rendah dengan temperatur 30 oC. Sedangkan bagian barat adalah termasuk dalam deretan pegunungan Bukit Barisan yang

temperaturnya maksimum 28 oC. Iklim Kabupaten Merangin bertipe A ( Smitch Ferguson ) dengan curah hujan pada daratan rendah berkisar

antara 2.200 mm sampai 3.200 mm, sedangkan pada daerah perbukitan curah hujan antara 1.600 mm sampai 3.600 mm per tahun.

2.4. Geologi

Berdasarkan analisis geologis Penekoek ( 1969 ), Kabupaten Merangin termasuk dalam kategori cekungan semangko. Karena itu, kabupaten Merangin banyak terdapat deposit endapan bahan tambang, baik yang berupa golongan A, B, maupun C. Jenis bahan tambang tersebut adalah minyak bumi, air raksa, emas, bentonit, marmer, dan sebagainya. Bahan-bahan tambang tersebut sampai saat ini belum semuanya dieksplorasi, namun berdasarkan hasil sementara sudah sebagian besar terindikasi.

Khusus bahan tambang emas, secara umum telah dilakukan pengolahan sejak berabad-abad yang lalu secara tradisional oleh penduduk. Kegiatan ini dilakukan melalui proses pendulangan, baik pada kawasan sungai maupun melalui penggalian yang dianggap mempunyai sediment bahan tersebut. Hal ini dapat dilihat disepanjang sungai yang mengalir di Kabupaten Merangin, dimana pada setiap musim kemarau selalu tedapat

(6)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pendulangan secara tradisionil. Melalui kegiatan ini dapat berdampak pada penambahan pandapatan penduduk dan merupakan lapangan pekerjaan baru yang bersifat musiman dalam menambahpendapatan keluarga.

2.5. Hidrologi

Wilayah Kabupaten Merangin, banyak mengalir sejumlah sungai kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Namun demikian, secara umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur. Sedangkan daerah hulu sungai biasanya berada di bagian ( pegunungan ) ke arah Barat ( daerah rendah ) yang merupakan daerah hilir, akhirnya bermuara ke Sungai Batang Hari. Karena itu, sungai Batanghari merupakan muara dari sungai-sungai diwilayah bagian barat yang merupakan hulu sungai sekaligus sebagai daerah pegunungan atau dataran tinggi.

Sungai Besar antara lain sungai Tabir, Batang Merangin, Batang Mesumai, Batang Telentam dan sejumlah besar terbagi dalam anak-anak sungai kecil dan sedang. Disamping sungai terdapat pula Danau dan Rawa yang memiliki kekayaan hayati, seperti Danau Pauh dan Danau Depati Empat yang terdapat di Kecamatan Jangkat, sedangkan rawa-rawa banyak tersebar di dataran rendah seperti Kecamatan Tabir, Pamenang dan sebagainya.

Adapun danau-danau yang banyak dikenal di Kabupaten Merangin antara lain Danau Depati Empat, Danau Kecil dan Danau Pauh ( Kec. Jangkat ), selain itu juga terdapat Danau Lebak, yang secara etimologis terjadi akibat adanya meadering ( Pengelokan ) sungai yang mengalami perpindahan pada waktu tertentu. Danau Lebak ini banyak di jumpai di sepanjang sungai dataran rendah, seperti sungai Tabir dan sebagainya.

(7)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Sedangkan berdasarkan sistim sungai yang mengalir di Kab. Merangin dapat diklasifikasikan atas dua kelompok, yaitu :

Sistim sungai yang merupakan bagian hulu dari sungai utama, seperti DAS Air Liki dan DAS Batang Tabir.

Sistim sungai yang merupakan Sistim DAS utama seperti DAS Merangin.

Sebagian daerah yang dilalui oleh beberapa sungai besar, maka Kabupaten Merangin memiliki potensi air permukaan yang cukup melimpah. Kondisi ini dicerminkan oleh sebagian besar sungai-sungai yang ada disepanjang tahun dapat dikatakan tidak mengalami kekeringan, sehingga potensi air permukaan sangat besar. Disamping potensi sungai yang sangat besar, dibeberapa wilayah kondisi air sungai dan air permukaan banyak terjadi over land flow. Maka banyak dibeberapa wilayah sering dijumpai terjadinya banjir dan genangan.

2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Daerah 2.5.1. Kondisi Sosial

Gambaran terhadap kondisi sosial masyarakat Kabupaten Merangin, diwujudkan melalui berbagai aspek yang menyertainya. Aspek-aspek yang mendukung eksistensi bidang sosial ini mencakup sumberdaya kependudukan, pendidikan, kesehatan dan organisasi-organisasi sosial yang menyertainya. Aspek-aspek ini secara timbal balik, menjadi manifestasi cerminan penggambaran sosial masyarakat.

Kondisi pendudukan Kabupaten Merangin sampai akhir Desember 2007, be rjumlah 279.296 jiwa, yang tersebar pada 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin. Dari jumlah tersebut, terbagi dalam 146.636 jiwa penduduk laki-laki dan 142.660 jiwa penduduk perempuan, yang terdapat dalam 65.248 rumah tangga. Dari

(8)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

jumlah tersebut, apabila diklasifikasi menurut kelompok umur, maka distribusi penduduk berbentuk piramid. Artinya dari penduduk yang ada di Kabupaten Merangin, rata-rata masih didominasi oleh kelompok usia muda. Dari distribusi ini, berdasarkan range kelompok umur penduduk 4 tahunan, tergambar bahwa kelompok umur dibawah 35 tahun rata-rata diatas 29.000 jiwa.

K

ondisi sosial masyarakat Kabupaten Merangin, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini sebagai akibat penyediaan prasarana dan sarana sosial yang makin memadai. Prasarana san sarana sosial, yang disediakan dalam rangka meningkatkan eksistensi masyarakat, dilakukan dengan penyediaan prasarana dan sarana bidang kesehatan dan pendidikan yang memadai. Kedua bidang tersebut pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan prasarana dan sarana kesehatan, masyarakat diharapkan mampu hidup sehat. Tanpa adanya hidup yang sehat, maka akselerasi terhadap kegiatan lainnya juga semakin menurun. Sedangkan dengan meratanya distribusi pendidikan, secara bertahap dan berkesinambungan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam mendayagunakan sumberdaya setempat untuk mewujudkan kesejahteraannya.

G

ambaran terhadap kondisi sosial ini, secara makro digambarkan oleh dua bidang penting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan. Kedua bidang tersebut adalah bidang kesehatan dan pendidikan. Pembangunan bidang kesehatan yang dimanifestasikan melalui penyediaan prasarana dan sarana kesehatan, sampai akhir tahun 2007 telah dilakukan secara optimal, khususnya dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan mudah didapatkan oleh masyarakat. Penyediaan prasarana dan sarana kesehatan di Kabupaten

(9)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Merangin, sampai saat ini berupa 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C dengan kapasitas rawat inap 150 tempat tidur dan 9 tempat tidur VIP, serta 1 unit Rumah Sakit swasta (DKT) dengan kapasitas rawat inap 50 buah tempat tidur. Disamping itu, dalam mendukung pelayanan kepada masyarakat juga telah dilakukan melalui penyediaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari 12 unit Puskesmas dengan 78 unit Puskesmas Pembantu (PUSTU) dan 78 Bidan Desa. Jumlah tenaga kesehatan dalam Kabupaten Merangin tahun 2002 sebanyak 42 orang dokter umum, 5 orang dokter spesialis, 16 orang dokter gigi, dibantu 4 orang apoteker, 169 orang paramedis / perawat.

J

ika dilihat dari rasio sarana pelayanan dengan jumlah penduduk, sebenarnya termasuk dalam kategori mencukupi apabila dibandingkan dengan rasio nasional. Akan tetapi, untuk rasio bidan desa masih di bawah rasio nasional. Permasalahan yang dihadapi selama ini, terletak pada sebaran penduduk yang tidak merata, dimana satu dengan desa lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup jauh, kondisinya buruk dan sarana transportasi yang tidak memadai sehingga sarana pelayanan kesehatan yang ada tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

D

isamping prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan di Kabupaten Merangin ini juga sangat penting dalam meningkatkan kondisi sosial masyarakat. Distribusi prasarana dan sarana pendidikan ini, sampai saat ini juga masih belum merata. Terlebih-lebih dengan rentang kendali antar desa yang cukup jauh, khususnya di pedesaan, mengakibatkan pendistribusian prasarana dan sarana pendidikan amat sulit dilakukan. Apabila penempatan prasarana dan sarana didasarkan pada indikator nasional yang lebih mengacu pada komunitas yang relatif padat dan rentang kendalinya pendek, maka

(10)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

penyediaan prasarana pendidikan ini tentu saja tidak akan mampu dijangkau anan-anak usia sekolah. Oleh karena itu, dalam penempatan prasarana dan sarana pendidikan, cenderung mendasarkan pada distribusi penyebaran permukiman, khususnya untuk pendidikan dasar ( SD ). Sedangkan penyebarannya disesuaikan dengan penyebaran permukiman, sehingga hampir tiap desa terdapat sekolah dasar walaupun jumlah muridnya kurang memenuhi standar per kelasnya.

P

enyebaran prasarana dan sarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan ( SMA/K ), pendistribusiannya juga tidak merata. Bahkan terdapat penumpukan sekolah di daerah perkotaan seperti Kecamatan Bangko, sedangkan daerah lainnya seperti Kecamatan Jangkat hanya tedapat 2 buah SLTP/MTSN dan 1 buah SLTA, sementara jumlah jumlah anak usia sekolah jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan daya tampung sekolah tersebut. Sebagai akibatnya, dimungkinkan banyak terjadi putus sekolah. Gambaran terhadap kondisi prasarana pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Jumlah Prasarana dan Sarana Pendidikan yang ada di Kabupaten Merangin Tahun 2007 berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Lokal Jumlah Murid Jumlah Guru 1 Sekolah Dasar - SD Negeri 301 1.572 45.534 3.162 - SD Swasta - - - - - MIN 4 433 108 - MIS 208 20.993 1.343

(11)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 - SDLB 2 SLTP - SLTP Negeri 39 331 2.715 714 - SLTP Swasta 12 28 2.715 126 - MTs Negeri 5 1.335 99 - MTs Swasta 23 2.353 271 3 SLTA - SMU Negeri 12 100 1.549 280 - SMU Swasta 3 3 156 37 - SMK Negeri 5 38 1.301 87 - SMK Swasta 2 15 307 38 - MAN 1 496 29 - MA Swasta 8 706 97

A

pabila dibandingkan dengan jumlah penduduk, khususnya usia sekolah maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dasar, dirasakan sudah mencukupi. Akan tetapi apabila dilihat dari rasio antara jumlah sekolah dasar dengan SLTP dan SLTA, masih dirasakan belum memadai. Oleh karena itu, dalam upaya pemerataan pendidikan wajib belajar 9 ( sembilan ) tahun, maka upaya penyediaan prasarana dan sarana pendidikan ini terus akan dilaksanakan. Karena dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidupnya. Muara yang diharapkan dari menigkatnya pola pikir masyarakat, maka upaya pendayagunaan potensi sumberdaya alam akan dapat dilakukan secara optimal dan proporsional. Selanjutnya, dari aktualisasinya secara berkelanjutan, akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaiman yang diaharpan Pemerintah Daerah.

(12)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

S

alah satu penanganan bidang sosial lainnya yang cukup penting dalam menunjang pembangunan adalah Pelaksanaan Keluarga Berencana ( KB ). Penanganan Keluarga Berencana ( KB ) yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Merangin sampai akhir tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah akseptor selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, jumlah akseptor di Kabupaten Merangin berjumlah 45.245 akseptor dari tahun sebelumnya yang berjumlah 43.476 akseptor. Peningkatan ini pada dasarnya merupakan dampak atas pentingnya Keluarga Berencana dalam mewujudkan keluarga yang kecil, bahagia dan sejahtera. Dari jumlah akseptor tersebut, yang merupakan akseptor KB aktif, sampai akhir Desember 2003 sebanyak 45.245 akseptor. Sedangkan pola KB yang digunakan, mayoritas menggunakan pola suntikan dan pil.

2.5.2. Kondisi Ekonomi Daerah

Kondisi perekonomian Kabupaten Merangin tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan yang dilakukan masing-masing bidang yang menjadi kewenangan daerah. Akumulasi dari dampak pelaksanaan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung, dicerminkan oleh laju pertumbuhannya setiap tahunnnya. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Merangin untuk tahun 2007 sebesar 5,19 persen dan dimungkinkan pada tahun 2007 juga akan mengalami peningkatan sebesar 10 persen lebih atau kurang lebih mencapai sebesar 6,15 persen. Besarnya capaian ini merupakan dampak langsung dari peningkatan PDRB yang dicapai tahun 2007.

Dari pertumbuhan ekonomi tersebut, secara nyata juga tidak terlepas dari pertumbuhan masing-masing sektor pembangunan. Dimana

(13)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pada masing-masing sektor pembangunan yang didukung sektor usahanya, memberikan peran yang sangat penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor-sektor usaha yang mendukung keberhasilan sektor pembangunan antara lain, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor pertamabangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jass. Dari sektor-sektor usaha ini, secara akumulatif yang memberikan gambaran terhadap pencapaian Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) kabupaten Merangin selama ini.

Faktor pertumbuhan ekonomi, merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan sukses atau berhasil tidaknya pelaksanaan pembangunan. Karena dengan kondisi perekonomian kondusif, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh besar dalam perwujudan kualitas pembangunan. Dengan kata lain, pelaksanaan pembangunan yang mengalokasikan pendanaan yang cukup besar yang didukung kondisi ekonomi yang kondusif, akan terwujud efektifitas dan efisiensi alokasi pendanaan. Demikian demikian hasil pembangunan yang dikerjakan pun akan berkualitas dan memenuhi umur ekonomi perencanaan. Disisi lain, dari pelaksanaan pembangunan juga mampu bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan membangkitkan kegairahan pasar. Akan tetapi, jika dengan investasi pembangunan yang begitu besar, tidak didukung kondisi perekonomian yang kondusif, tidak akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan tidak mampu menumbuhkan kegairahan pasar di masyarakat.

Investasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, pada dasarnya menyangkut bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan

(14)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

serta fisik prasarana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

pertama, pembangunan yang secara langsung menyentuh masyarakat dan mampu berpengaruh langsung terhadap tumbuh dan bekembangnya ekonomi masyarakat. Pembangunan yang demikian, pada umumnya merupakan kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat dalam proses dan pelaksanaan pembangunan. Masyarakat diikutsertakan secara langsung dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan ini biasanya menyangkut kegiatan produksi dan pendayagunaan masyarakat. Oleh karena itu hasil dan manfaatnya secara langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Kedua, pembangunan yang diarahkan pada kegiatan yang mampu merangsang, mendorong dan memacu kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Kegiatan ini secara nyata dilakukan sebagai upaya menggairahkan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Kegiatannya biasanya dalam bentuk pembangunan prasarana dan sarana fisik yang mendukung tumbuh dan berkembangnya kegiatan masyarakat, menjadi yang lebih produktif dan ekonomis, termasuk kegiatan pendayagunaan potensi sumberdaya lokal menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Merangin Tahun 2005, 2007, dan 2007, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Peningkatan ini dicerminkan dari peningkatan PDRB sebesar menjadi 5,12 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 5,19 persen pada tahun 2007. Peningkatan PDRB ini juga diiringi dengan peningkatan pendapatan per kapita per tahunnya. Pendapatan perkapita per tahun, dari Rp. 4.852 juta,- pada tahun 2005 dan menjadi Rp. 4.658 juta persen pada tahun 2007.

Dari peningkatan PDRB dan pendapatan per kapita tersebut, secara nyata merupakan dampak dari peningkatan masing-masing sektor

(15)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

usaha. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan, secara umum merupakan sektor yang menguasai hajat hidup masyarakat. Diantara sektor-sektor yang selalu mengalami petumbuhan antara lain : pertanian secara luas, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, bangunan dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Akan tetapi dari pertumbuhan sektor-sektor tersebut, sektor pertanian merupakan sektor utama yang mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi daerah.

Besarnya kontribusi sektor ini meliputi, sektor pertanian secara

luas sebesar 48,77 persen, perdagangan sebesar 13,44 persen ( pertumbuhannya menurun ), jasa-jasa sebesar 12,42 persen, bangunan

sebesar 8,12 persen dan sektor lainnya yang semakin kecil. Besarnya konstribusi sektor pertanian, disebabkan oleh mayoritas masyarakat Kabupaten Merangin masih menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian, kemudian bermuara pada kegiatan perdagangan dan bangunan. Sedangkan sektor lain yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam mendukung mobilitas adalah sektor transportasi dan komunikasi, yaitu sebesar 3,85 persen. Rendahnya sektor transportasi ini merupakan akibat dari rendahnya penyediaan sarana angkutan di daerah ini. Oleh karena itu, dengan penyediaan angkutan ( Bus ), secara berkesinabungan akan mampu merangsang tumbuh dan berkembangnya sektor transnportasi.

2.6. Prasarana Perhubungan

Pembangunan prasarana perhubungan, merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang kehidupan ekonomi dan masyarakat. Tanpa adanya prasarana perhubungan yang memadai, juga akan

(16)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

berpengaruh besar terhadap pendayagunaan potensi sumberdaya alam yang ada. Oleh karena itu, dengan pembangunan prasarana perhubungan secara berkesinambungan selain mampu merangsang pertumbuhan ekonomi, juga diharapkan mampu merangsang tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Disampiang tujuan sebagaimana tersebut di atas, harapan yang lebih jauh diharapkan mampu merangsang tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat perekonomian baru secara lebih menyebar. Apabila mampu tumbuh dan berkembangnya moda-moda perekonomian secara menyebar, sekaligus meningkatnya peran dan fungsi prasarana perhubungan, secara langsung akan berpengaruh pada peningkatan pendayagunaan potensi sumberdaya alam secara ekonomis. Apabila pendayagunaan potensi sumberdaya alam juga dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka akan bermuara pada peningkatan pendapatan masyarakat, yang selanjutnya mampu meningkatkan kesejahteraannya.

Pembangunan prasarana perhubungan, khususnya jalan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Merangin, pada dasarnya dibagi dalam 3 ( tiga ) jenis pekerjaan, yaitu :

a. Pembangunan jalan baru, b. Peningkatan jalan

c. Pemeliharaan jalan

Dari ketiga jenis ini, pada dasarnya secara berkesinambungan akan dilakukan oleh Pemerintah daerah secara bertahapd an berkesinambungan. Hal ini mengingat Kabupaten Merangin dengan rentang kendali yang begitu besar, secara nyata membutuhkan prasarana jalan yang cukup panjang. Terlebih-lebih dengan distribusi permukiman yang menyebar dengan range yang begitu lebar, mengakibatkan penyediaan prasarana jalan harus

(17)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dilaksanakan dengan berbagai kelas jalan, sehingga antar desa, kecamatan dan Kota Kabupaten dapat dihubungkan dengan mudah dan lancar oleh kendaraan.

Dalam mendukung kelancaran transportasi di wilayah Kabupaten Merangin, sampai akhir tahun 2003 telah dibangun jalan sepanjang 1.055,55 km. Dari panjang jalan tersebut, secara umum terdiri atas :

a. Jalan Aspal sepanjang 516,88 km b. Jalan Kerikil sepanjang 379,48 km c. Jalan tanah sepanjang 159,19 km

Dari panjang jalan tersebut, apabila dilihat berdasarkan kondisinya, juga dapat diklasifikasikan dalam 5 ( lima ) kelompok, yaitu :

a. Jalan dengan kondisi baik sepanjang 338,57 km b. Jalan dengan kondisi sedang sepanjang 277,15 km c. Jalan dengan kondisi sedang rusak sepanjang 308,68 km d. Jalan dengan kondisi rusak sepanjang 131,150 km

e. Jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 00,00 km

Sedangkan apabila dibagi menurut kelas jalan, maka klasifikasi jalan yang ada di Kabupaten Merangin, hanya masuk dalam 2 ( dua ) jenis klasifikasi jalan, yaitu :

a. Kelas III C sepanjang 840,79 km dan b. Tidak dirinci sepanjang 214,76 km

Dengan kondisi jalan sebagaimana tersebut di atas, secara nyata dalam mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat masih membuthkan investasi yang cukup besar dalam pembangunan prasarana perhubungan. Kebutuhan dana ini merupakan muara dari upaya mewujudkan kondisi jalan yang betul-betul mampu berdayaguna dalam mendukung perekonomian masyarakat. Investasi yang diperlukan, diarahkan pada upaya peningkatan jalan dan pemeliharaan, baik dalam

(18)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

bentuk pemeliharaan rutin maupun dalam bentuk pemeliharaan periodik. Apabila ini dapat diwujudkan, maka upaya pendayagunaan potensi daerah untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan akan dapat diwujudkan. Namun demikian apabila upaya ini juga tidak mampu dilakukan, maka upaya ekploitasi secara optimal potensi sumberdaya alam yang ada tidak akan dapat diaktualisasikan.

2.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Merangin sampai akhir Tahun 2007 telah banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan banyaknya terjadi alih fungsi lahan dan terjadinya okupasi pada kawasan-kawasan yang mempunyai hak pengusahaan. Jenis penggunaan lahan yang ada, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, diantaranya permukiman, sawah, semak, hutan, ladang/tegalan/huma, perkebunan dan sebagainya. Dari jenis-jenis ini pada hakekatnya dibedakan atas :

a. Lahan Yang Diusahakan dan b. Lahan Yang Belum Diusahakan

Dari kedua kelompok tersebut, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Lahan Yang Diusahakan

Kelompok lahan yang diusahakan, merupakan kawasan tempat aktifitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok ini meliputi persawahan, permukiman, tegalan/ladang, kebun campuran dan perkebunan. Dari jenis-jenis

(19)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

lahan ini, apabila dibandingkan dengan luas Kabupaten Merangin mencapai luasan kurang lebih 46 persen atau 311.076 Ha. Penyebarannya berada pada 7 Kecamatan yang ada di kabupaten Merangin. Rincian per jenis penggunaan lahan ini adalah sebagai berikut :

- Permukiman

Penggunaan lahan untuk permukiman di Wilayah Kabupaten Merangin, mencapai luas 6.769 Ha atau 0,97 persen dari luas Kabupaten. Luasa pemanfaatan yang relatif masih kecil ini selaras dengan jumlah atau kepadatan penduduk yang ada di Kabupaten Merangin. Karena itu, yang menjadi pusat untuk kawasan permukiman ini rata-rata di kawasan perkotaan dan kota-kota kecamatan, seperti Bangko, Rantau panjang, Pamenang, Sungai manau dan sebagainya. Sedangkan untuk kawasan pedesaan yang sampai saat ini masih terpencar, rata-rata hanya membutuhkan luasan yang relatif kecil, dengan asumsi saru rumah untuk satu rumah tangga dengan anggota keluarga berjumlah 5 orang.

- Persawahan

Lahan yang dipergunakan untuk areal persawahan di Kabupaten Merangin, mencakup areal seluas 9.214 Ha atau 1,68 persen dari luas kabupaten. Kawasan persawahan ini, rata-rata ada pada masing-masing kecamatan, akan tetapi luasannya kurang begitu berarti. Kawasan yang mempunyai luasan cukup banyak terdapat di Kecamatan Sungai manau, Jangkat dan Tabir. Dari luasan persawahan ini mayoritas masih diupayakan melalui irigasi sederhana. Namun demikian, juga terdapat persawahan yang mempunyai sisteim irigasi teknis dan semi teknis, seperti di Kecamatan Sungai Manau, Jangkat dan Kecamatan Tabir. Disamping

(20)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

luasan tersebut, sesungguhnya masih terdapat potensi yang cukup memadai, namun demikian sampai saat ini belum mampu didayagunakan, sehingga hanya menjadi lahan yang marginal. Namun diwaktu mendatang diharapkan lahan-lahan tidur ini mampu menjadi lahan potensi yang produktif.

- Tegalan/Ladang

Penggunaan lahan Tegalan/Ladang mayoritas dimanfaatkan untuk berbagai jenis keperluan masyarakat. Pada kawasan transmigrasi, pada umumnya ditanami dengan berbagai jenis tanaman semusim seperti padi, tanaman hortikultura dan berbagai jenis sayur-sayuran. Sedangkan lahan tegalan/ladang pada kawasan penduduk asli, biasanya hanya ditanami dengan tanaman keras seperti kulit manis, karet dan sebagainya, jarang ditanami jenis sayur-sayuran dan tanaman hortikultura, sedangkan untuk tanaman semusim seperti padi, bisasanya dilakukan melalui pembukaan lahan-lahan baru secara berpindah-pindah. Secara eksisting, luasa lahan tegalan/ladang ini sekutar 8.973 Ha atau 1,76 persen dari luas kabupaten.

- Kebun Campuran

Penggunaan lahan untuk Kebun campuran, umumnya terdapat di sekitar perumahan atau permukiman penduduk. Bahkan lahan jenis ini juga banyak ditanam masyarakat di tepi-tepi jalan dan sungai-sungai besar yang biasanya berupa buah-buahan seperti rambutan, duku, durian, pisang, kelapa dan sebagainya. Luas areal kebun campuran ini sebesar 23.240 Ha atau 3,45 persen dari luas kabupaten.

(21)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Penggunaan lahan perkebunan, merupakan areal yang paling luas diupayakan oleh masyarakat. Berbagai jenis komoditi yang berorientasi eksport telah dinaman oleh masyarakat dengan luasan yang cukup berarti. Jenis tanaman tersebut seperti karet, kelapa sawit, kopi, kulit manis dan coklat. Dari jenis komoditi ini, secara umum merupakan perkebunan rakyat dan perkebunan swasta nasional. Tanaman perkebunan rakyat, umumnya masih merupakan perkebunan campuran dengan tanaman hutan maupun semak-semak akibat kurangnya pemeliharaan. Sedangkan perkebunan milik swasta, rata-rata merupakan jenis perkebunan monokultur yang didukung perusahaan pengolahan hasil komoditi perkebunan. Jenis komoditi yang telah diupayakan berupa kebun kelapa sawit, berikut dengan kebun inti dan kebun plasmanya. Luas kawasan perkebunan ini sebesar 262.560 Ha atau 38,98 persen dari luas Kabupaten.

b. Lahan Yang Belum Diusahakan

Lahan yang belum diusahakan pada hakekatnya merupakan kawasan pencadangan dan kawasan perlindungan. Jenis-jenis kawasan yang ada dalam kelompok ini termasuk dalam kawasan hutan, belukar, semak, padang alang-alang dan sebagainya. Luasan kawasan yang belum diusahakan ini sampai saat ini mencapai 362.734 Ha atau 54 Ha dari luas kabupaten. Rincian terhadap kawasan-kawasan ini adalah sebagai berikut :

- Kawasan hutan

Kawasan hutan yang ada di Kabupaten Merangin, pada dasarnya merupakan kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung dalam menjaga keseimbangan alam ( hidrologis ). Karena itu jenis

(22)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

hutan yang demikian termasuk dalam kategori hutan hujan tropis. Berdasarkan hasil telaahan peta tata guna lahan pemaduserasian TGHK dan RTRW dan berdasarkan SK menteri kehutanan Nomor : 173/Kpts-II/1986, maka kawasan hutan yang ada di Kabupaten Merangin dapat diklasifikasikan kedalam :

• Hutan Lindung dengan luasan 27.875 Ha • Hutan Alam dengan luasan 68.378,5 Ha

• Hutan produksi terbatas dengan luasan 30.659 Ha • Hutan Produksi dengan luasan 126.347,5 Ha

• Hutan Produksi tetap dengan luasan 99.826 Ha dan • Areal penggunaan Lain dengan luasan 414.810. Ha

Berdasarkan uraian di atas, secara jelan menunjukkan bahwa Kabupaten Merangin ini secara umum untuk penggunaan lahan, pada hakekatnya dapat diprosentasekan kedalam 2 ( dua ) jenis penggunaan, yaitu :

- Areal kawasan kehutanan dengan luasan mencapai 45,98 persen dan

- Areal kawasan non kehutanan dengan luasan mencapai 54,02 persen.

Gambar

Tabel  2.1.  Jumlah    Prasarana    dan  Sarana  Pendidikan  yang  ada  di  Kabupaten  Merangin  Tahun  2007  berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  No  Tingkat  Pendidikan  Jumlah  Sekolah  Jumlah Lokal  Jumlah Murid  Jumlah Guru  1  Sekolah Dasar  -  SD Neger

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan untuk 2 kuisoner yaitu kuisioner kerangka kerja pengendalian biaya dan kuisioner cost control function breakdown structure. Kuisioner Kerangka

Penerapan teorema sisa atau dalil sisa dapat dikembangkan untuk menentukan sisa pada pembagian sukubanyak dengan sukubanyak berderajat dua atau lebih yang dapat difaktorkan

Prinsip Restorasi Hidrologi di lahan gambut adalah menaikkan muka air tanah gambut setinggi mungkin, yang pada akhirnya diharapkan dapat: menurunkan laju oksidasi dan

Masalah yang penulis dapatkan dari observasi sementara di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bengkalis pada akhir bulan Januari 2018,

Abstrak: Tujuan pembuatan knowledge management system berbasis web ini adalah untuk menghasilkan media yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan berbagi pengetahuan

Senyawa asam 3-okso-24-sikloarten-21-oat yang dapat menghambat pertumbuhan tumor kulit pada aktivasi virus Epstein Barr telah diisolasi dari daun duku (Nishizawa

Sedangkan di Puskesmas Adimulyo, dari sasaran sejumlah 3.398 PUS, yang sudah dilakukan pemeriksaan IVA sebanyak 825 perempuan (24,27%) dengan IVA (+) 133 kasus dan curiga kanker

pelayanan dapat berupa keterampilan, kelengkapan sarana dan prasarana dan pelayanan yang dilakukan karyawan The Arista Hotel Palembang apakah hal tersebut sesuai atau