• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Fasilitas Kantor, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Empiris Aparatur Desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Fasilitas Kantor, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Empiris Aparatur Desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, FASILITAS KANTOR, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT

DESA

(Studi Empiris Aparatur Desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

LAELANI KHOIRI PAMBAYUN B 200 260 120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, FASILITAS KANTOR, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT

DESA

(Studi Empiris Aparatur Desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen) Abstrak

Kinerja perangkat desa adalah hasil dari pekerjaan yang telah dicapai oleh perangkat desa dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberi bukti empiris mengenai pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, fasilitas kantor, dan disiplin kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Populasi dalam penelitian ini adalah perangkat desa yang bekerja di Kecamatan Kuwarasan. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah menggunakan metode

purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu dan beberapa kriteria yang dibuat oleh peneliti. Dengan menyebar kuesioner sebanyak 110 dan yang kembali hanya 76 kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan komputer berupa SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa, sedangkan Lingkungan Kerja, Fasilitas Kantor dan Disiplin Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perangkat Desa.

Kata Kunci: kepemimpinan, lingkungan kerja, fasilitas kantor, disiplin kerja dan kinerja perangkat desa.

Abstract

The performance of village officials is the result of work that has been achieved by village officials in carrying out the tasks assigned to them. This study aims to analyze and provide empirical evidence about the influence of leadership, work environment, office facilities, and work discipline on the performance of village officials in the Kuwarasan District, Kebumen Regency. The population in this study is the village apparatus working in the District of Kuwarasan. The sampling technique used in this study is to use a purposive sampling method, which is the sampling method of data sources with certain considerations and several criteria made by researchers. With 110 questionnaires spread and only 76 questionnaires returned. Data analysis model used is multiple regression analysis model with the help of a computer in the form of SPSS. The results of this study indicate that leadership influences the performance of village officials, while the work environment, office facilities and work discipline do not affect the performance of village officials.

Keywords: leadership, work environment, office facilities, work discipline and village apparatus performance.

1. PENDAHULUAN

Desa merupakan unit terkecil di dalam suatu pemerintahan di Indonesia tetapi memiliki peran dan fungsi dalam pelaksanaan program-program pemerintah. Desa sendiri di pimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih melalui pemilihan umum oleh masyarakat desa setempat. Dalam Proses pembentukan sebuah desa harus memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 tentang

(6)

2

Desa yaitu, jumlah penduduk, luas wilayah, bagian wilayah kerja, perangkat desa, serta sarana dan prasarana pemerintahan.

Di dalam suatu desa pasti mempunyai ketentuan, peraturan, dan adat istiadat tersendiri. Berdasarkan isi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetentang Desa Bab 1 Pasal 1 dikatakan bahwa Peraturan desa yaitu perundang-undangan ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. Peraturan yang sudah dibuat harus dipatuhi oleh masyarakat yang menempati atau tinggal baik selamanya atau sementara di desa tersebut. Peraturan dibuat bukan tanpa adanya tujuan, dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 4 terdapat 9 tujuan dibuatnya peraturan di suatu desa yaitu, 1) memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2) memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia; 3) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa; 4) mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama; 5) membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab; 6) meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum; 7) meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional; 8) memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; 9) memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seseorang di dalam suatu organisasi. Kinerja merupakan hasil pekerjaan seseorang atau kelompok secara keseluruhan dalam suatu organisasi atau instansi yang di capai selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, atau berbagai kemungkinan lain yang telah disepakati bersama.

Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam instansi pemerintah merupakan suatu potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas instansi. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam instansi harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

(7)

3

sehingga mampu memberikan hasil kerja yang optimal sesuai dengan tujuan. Ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh instansi tidak hanya bergantung pada peralatan modern, sarana, dan prasarana yang lengkap, akan tetapi juga bergantung pada sumber daya manusia atau pegawai. Jika berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia akan tetapi tanpa adanya sumber daya manusia, maka instansi tidak dapat melakukan fungsinya. Hal tersebut karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu, hendaknya suatu instansi memberikan arahan yang positif demi tercapainya visinya

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan mengenai kinerja perangkat desa di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang oleh Rina Erla Anasari dan Nanik Surya Tahun 2015. Peneliti mereplika dari Rina Erla Anasari dan Nanik Suryani Tahun 2015 dengan menambah variabel independen baru yaitu disiplin kerja dan objek penelitian, yaitu dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Fasilitas Kantor, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Empiris Aparatur Desa di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen)”.

2. METODE

2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan dengan menguji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari aparatur desa yang menjabat sebagai sekertaris desa dan bendahara atau kaur keuangan pada kantor kepala desa yang ada di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.

2.2 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi merupakan kelompok elmen (unit dimana data yang diperlukan akan dikumpulkan) lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian, dimana orang tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2003) dalam (Ariono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur desa yang bekerja pada kantor kepala desa atau kelurahan yang ada di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.

Sampel dari penenelitian ini adalah sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Sampel ini diambil di dua puluh dua desa yang ada di

(8)

4

Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen dengan lima reponden disetiap kantor desa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010,p.218) dalam (Sudjatmika, 2017) metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan beberapa kriteria yang dibuat oleh peneliti. Kriteria yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah desa se-kecamatan Kuwarasan kabupaten Kebumen

2. Responden yang diambil yaitu kepala desa, sekretaris, bendahara, kaur umum, atau kaur keuangan

3. Responden menjabat minimal satu tahun

2.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 2.3.1 Kinerja Karyawan

Menurut Rivai (2005:309) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Tingkat pencapaian hasil kerja berupa kinerja dari sebuah usaha yang dikerjakan dengan persyaratan tertentu dari suatu pekerjaan. Kinerja menunjukkan tingkat keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan. Adapun indikator untuk menguji variabel ini adalah:

1. Kuantitas pekerjaan 2. Kualitas pekerjaan 3. Kehadiran tepat waktu 2.3.2 Kepemimpinan

Menurut Robert House dalam Robbins (2015) dalam Endah Yuniarti (2014) menyatakan bahwa keberhasilan memimpin bawahan dalam organisasi merupakan salah satu kunci kearah efektivitas pelaksanaan pekerjaan, serta lebih lanjut lagi dapat mengantarkan pada keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam laporan tugas akhir ini variabel kepemimpinan yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan menurut Rensis Likert. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:

1. Gaya kepemimpinan partisipatif 2. Gaya kepemimpinan direktif 3. Gaya kepemimpinan suportif

(9)

5 4. Gaya kepemimpinan beorientasi pada hasil 2.3.3 Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2004:66) dalam Anasari (2015), “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Sesuai dengan pernyataan tersebut menurut Buchori Zainun (Jemmi Bernardi dan Ernawati, 2010:13), “Kinerja perangkat desa ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan luar dan iklim organisasi”. Instansi harus dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam organisasi baik di dalam maupun di luar ruangan tempat kerja, sehingga pegawai dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:

1. Penerangan dan pencahayaan yang memadai 2. Tingkat kebersihan dan kenyamanan tempat kerja 3. Kelengkapan fasilitas peralatan kerja

4. Keamanan lingkungan kerja

5. Hubungan karyawan dengan pimpinan

6. Hubungan karyawan dengan karyawan lainnya 2.3.4 Fasilitas Kantor

Moenir (1989:197) menyatakan “Fasilitas merupakansegala sesuatu yang ditempati dan diminati oleh pegawai baik dalam hubungan langsung dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan”Dengan demikian Seorang pegawai atau pekerja tidak dapat melakukanpekerjaan yang ditugaskan kepadanya tanpa disertai alat kerja. Alat kerja ini pun terbagi atas dua jenis: alat kerja manajemen dan alat kerja operasional. Alat kerja manajemen berupa aturan yang menetapkan kewenangan dan kekuasaan dalam menjalankan kewajibannya. Jadi dengan alat kewenangan dan kekuasaan itu lah manajemen dapat menjalankan fungsinya untuk memimpin, mengarahkan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai atau pekerja. Dengan pengertian ini termasuk didalamnya semua alat kerja di kantor seperti mesin tulis, mesin pengganda, mesin hitung, mesin komputer.

2.3.5 Disiplin Kerja

Hasibuan (2007) dalam (Astuti, 2016) mendefinisikan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang ada dalam suatu organisasi pemerintah. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara

(10)

6

sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas dasar paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Indikator dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Waktu masuk kerja 2. Waktu bekerja

3. Kepatuhan terhadap tata tertib 2.4 Metode Analisis Data

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perangkat desa. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, lingkungan kerja, fasilitas kantor, dan disiplin kerja. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

KPD = α+ β1KP+ β2LK + β3FK + β4DK + e Keterangan:

KPD : Kinerja Perangkat Desa KP : Kepemimpinan LK : Lingkungan Kerja FK : Fasilitas Kantor DK : Disiplin Kerja α : Konstanta β : Koefisien Regresi e : Error

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Uji Validitas

Hasil uji validitas terhadap variabel penelitian pada tabel di atas menunjukkan koefisien korelasi antara skor pernyataan dengan skor total (item total corelation) semua pernyataan memiliki rhitung lebih dari rtabel, maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan untuk mengukur variabel tersebut dinyatakan valid.

(11)

7

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator rhitung rtabel Keterangan Kepemimpinan (KP) KP1 0,695 0,225 Valid KP2 0,691 0,225 Valid KP3 0,764 0,225 Valid KP4 0,763 0,225 Valid KP5 0,724 0,225 Valid KP6 0,742 0,225 Valid KP7 0,775 0,225 Valid KP8 0,759 0,225 Valid KP9 0,774 0,225 Valid KP10 0,717 0,225 Valid KP11 0,764 0,225 Valid Lingkungan Kerja (LK) LK1 0,694 0,225 Valid LK2 0,626 0,225 Valid LK3 0,504 0,225 Valid LK4 0,680 0,225 Valid LK5 0,646 0,225 Valid LK6 0,715 0,225 Valid LK7 0,725 0,225 Valid LK8 0,576 0,225 Valid LK9 0,520 0,225 Valid Fasilitas Kantor (FK) FK 1 0,655 0,225 Valid FK 2 0,548 0,225 Valid FK 3 0,585 0,225 Valid FK 4 0,423 0,225 Valid FK 5 0,721 0,225 Valid FK 6 0,723 0,225 Valid FK 7 0,761 0,225 Valid FK 8 0,666 0,225 Valid FK 9 0,637 0,225 Valid Disiplin Kerja (DK) DK 1 0,416 0,225 Valid DK 2 0,575 0,225 Valid DK 3 0,511 0,225 Valid DK 4 0,367 0,225 Valid DK 5 0,365 0,225 Valid Kinerja Perangkat Desa (KPD) KPD1 0,620 0,225 Valid KPD2 0,664 0,225 Valid KPD3 0,746 0,225 Valid KPD4 0,735 0,225 Valid KPD5 0,780 0,225 Valid KPD6 0,616 0,225 Valid KPD7 0,504 0,225 Valid KPD8 0,517 0,225 Valid KPD9 0,507 0,225 Valid KPD10 0,539 0,225 Valid

(12)

8 3.1.2 Uji Reabilitas

Uji Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan sebagai alat pengumpul data. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap kuisioner konsisten atau stabil. Instrumen dikatakan reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan mengasilkan data yang sama

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Kepemimpinan (KP) 0,842 Reliabel

Lingkungan Kerja (LK) 0,920 Reliabel

Fasilitas Kantor (FK) 0,815 Reliabel

Disiplin Kerja (DK) 0,798 Reliabel

Kinerja Perangkat Desa (KPD) 0,906 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas yang terlihat pada tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah reliabel. Hal ini ditunjukan oleh nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,60.

3.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S), yaitu data yang normal ditunjukkan dengan nilai signifikasi diatas 0,05 ataun 5%.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov p value Keterangan

Unstandardized

Residual 0,607 0,762

Data terdistribusi

normal

Dari data diatas diketahui bahwa nilai signifikan atau probability 0,512. Dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. 3.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi berganda dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation factor

(13)

9

(VIF). Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah 10 maka model Multikolinearitas (Ghozali 2011:105). Hasil uji multikolinearitas dapatdilihat pada tabel 4

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Toleranc

e VIF Keterangan

Kepemimpinan 0,669 1,494 Tidak terjadi multikolinearitas

Lingkungan Kerja 0,454 2,203 Tidak terjadi multikolinearitas Fasilitas Kantor 0,603 1,658 Tidak terjadi

multikolinearitas Disiplin Kerja 0,979 1,022 Tidak terjadi

multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas pada model penelitian di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi multikolinearitas.

3.1.5 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai signifikansinya (p value)>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa setiap variabel tidak mengandung adanya heterokedastisitas, sehingga memenuhi persyaratan dalam analisis regresi.

Variabel Sig Keterangan

Kepemimpinan 0,718 Tidak terjadi heterokedastisitas Lingkungan Kerja 0,864 Tidak terjadi heterokedastisitas Fasilitas Kantor 0,850 Tidak terjadi heterokedastisitas Disiplin Kerja 0,739 Tidak terjadi heterokedastisitas

(14)

10 3.1.6 Uji Analisis Regresi Berganda

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 12,044 3,579 3,365 0,001 Kepemimpinan 0,454 0,082 0,573 5,530 0,000 Lingkungan Kerja 0,128 0,124 0,131 1,040 0,302 Fasilitas Kantor 0,085 0,096 0,096 0,883 0,380 Disiplin Kerja 0,001 0,037 0,001 0,014 0,989 R2 = 0,490 F hit = 17,033 Adjusted R2 = 0,461 F tab = 2,773 t tabel = 1,993

Dari hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 6 dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

KPD = 12,044 + 0,454 KP + 0,128LK + 0,085FK + 0,001DK + e Berdasarkan persamaan regresi linier diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar positif 12,044 menunjukkan bahwa apabila kepemimpinan, lingkungan kerja, fasilitas kantor, kedisiplinan kerja dianggap konstan maka kinerja perangkat desa positif, artinya perangkat desa masih dapat bekerja secara positif.

2. Koefisien regresi variabel kepemimpinan menunjukkan koefisien yang posistif sebesar 0,454. Hal ini berarti apabila semakin kuat kemampuan pemimpin dalam mengelola bawahan, maka kinerja perangkat desa semakin baik. Sebaliknya, jika kemampuan pemimpin dalam mengelola bawahannya buruk, maka kinerja perangkat desa menurun.

3. Koefisien regresi variabel lingkungan kerja menunjukkan koefisien yang posistif sebesar 0,128. Hal ini berarti apabila semakin kondusif lingkungan kerja, maka

(15)

11

kinerja perangkat desa akan semakin baik. Sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak kondusif, maka kinerja perangkat desa kurang optimal.

4. Koefisien regresi variabel fasilitas kantor menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,085. Hal ini berarti apabila fasilitas kantor memadai, maka kinerja perangkat desa akan semakin baik. Sebaliknya, jika fasilitas kantor kurang memadai, maka kinerja perangkat desa kurang maksimal.

5. Koefisien regresi variabel disiplin kerja menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,001. Hal ini berarti apabila semakin tinggi tingkat disiplin kerja, maka kinerja perangkat desa akan meningkat. Sebaliknya, jika tingkat disiplin kerja rendah, maka kinerja perangkat desa menurun.

3.1.7 Uji Regresi Simultan (F-test)

Uji signifikansi simultan (uji F) bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama atau keseluruhan terdapat variabel dependen. Hasil uji signifikansi simultan dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Uji F (Uji Signifikansi Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 590,741 4 147,685 17,03 3 ,000 b Residual 615,614 71 8,671 Total 1206,355 75

Hasil uji F diatas dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 17.033 > 2.773 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Hal ini berarti model regresi dinyatakan fit (goodness of fit).

3.1.8 Hasil Uji HipotesisUji Parsial (t-test)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independensi terhadap variabel dependen secara parsial atau individu. Untuk menentukan apakah hipotesis yang

(16)

12

diajukan diterima atau ditolak adalah dengan melihat tabel signifikan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hasil uji t seperti tampak pada tabel 8.

Tabel 8 Hasil Uji T Hipotesis

Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan

Kepemimpinan 5,573 1,993 0,000 H1 diterima Lingkungan Kerja 0,040 1,993 0,302 H2 ditolak Fasilitas Kantor 0,883 1,993 0,380 H3 ditolak Disiplin Kerja 0,014 1,993 0,989 H4 ditolak

1. Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel kepemimpinan memiliki nilai thitung > ttabel (5,573 > 1,993 ) dengan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, H1 diterima, sehingga kepemimpinan secara

parsial berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

2. Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel lingkungan kerja memiliki nilai thitung < ttabel (0,040 < 1,993 ) dengan tingkat signifikansi > 0,05 (0,302 > 0,05). Oleh karena itu, H2 ditolak, sehingga secara parsial lingkungan

kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

3. Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel fasilitas kantor organisasi memiliki nilai thitung < ttabel (0,883 < 1,993) dengan tingkat signifikansi > 0,05 (0,380 > 0,05). Oleh karena itu, H3 ditolak, sehingga secara parsial fasilitas

kantor tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

4. Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel disiplin kerja memiliki nilai thitung < ttabel (0,014 < 1,993) dengan tingkat signifikansi > 0,05 (0,989 > 0,05). Oleh karena itu, H4 ditolak, sehingga secara parsial disiplin kerja

tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. 3.1.9 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji kemampuan dari setiap variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Hasil dari uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom Adjusted R Square pada tabel IV.18 berikut:

(17)

13

Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate ,700a ,490 ,461 2,945

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi dalam tabel IV.18, didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,490 atau 49%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan mampu dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, fasilitas keja dan disiplin kerja 49%, sedangkan sisanya sebesar 51% dipengaruhi faktor lain diluar model penelitian.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kepemimpin berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa karena pemimpin yang dapat mengelola pegawai yang tepat dengan mengarahkan pegawai untuk bekerja sesuai dengan yang ditentukan akan mempermudah pemimpin dalam melakukan pengawasan. Pemimpin juga melakukan komunikasi yang baik dengan memberikan saran dan berbagi pengalaman kepada karyawan. Hal tersebut dapat meningkatkan kedisiplinan karyawan dan mengurangi resiko adanya kesalahan sehingga kinerja karyawan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widodo, Alamsyah, dan Utomo 2007 yang menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

3.2.2 Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerjaperangkat desa. Dalam penelitian ini lingkungan pada dasarnya sudah terasa aman dan sangat kondusif sehingga lingkungan kerja disini tidak memperngaruhi kinerja dari perangkat desa, dibuktikan dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa lingkungan sangat kondusif sehingga lingkungan tidak mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Logahan & Tjoe, n.d.) yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(18)

14

3.2.3 Fasilitas kantor tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa fasilitas kantor tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. Jadi fasilitas kerja pada kelurahan atau kantor kepala desa kecamataan kuwarasan kabupaten Kebumen saat ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja aparatur desa, karena fasilitas yang ada sudah cukup baik dan tidak menganggu kinerja. Selain itu, dizaman sekarang jarang ditemui karyawan yang tidak memiliki komputer ataupun laptop. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Lajatuma, Nuraiana, & Murwani, 2017) yang menunjukkan bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur desa.

3.2.4 Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. Hal ini disebabkan karena kedisiplinan merupakan kewajiban bagi setiap karyawan, sehingga kedisiplinan selalu diterapkan oleh setiap karyawan dalam keadaan apapun. Hal tersebut mengakibatkan tidak adanya pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Nelizulfa, 2018) yang menunjukkan bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Variabel kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa.

2. Variabel lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. 3. Variabel fasilitas kantor tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. 4. Variabel disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa. 4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian lanjutan, yaitu:

1. Peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian lebih dari satu perusahaan, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk ruang lingkup yang lebih luas

(19)

15

sehingga dapa memperkuat validitas eksternal yang dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah metode pengumpulan data dengan teknik wawancara, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

3. Penelitian berikutnya dapat menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan seperti faktor motivasi, komitmen organisasi, budaya organisasi, komunikasi, pembagian kerja dll.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Akbar, A. N. (2015). PT . Perkebunan Nusantara V SEI Kencana II- Kampar Oleh : Amin Nur Akbar Pembimbing : Marzolina dan Kurniawaty Faculty Economics Riau University , Pekanbaru , Indonesia Effect of Compensation , Work Discipline and Education Training on employee Work Produ. FEKON, 2(1), 1–18. [2] Amrulloh, A. M. karim, & Pramusinto, H. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Desa, Fasilitas Kantor, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Se-Kecamatan Sukorejo. Economic Education Analysis Journal, 6(3), 912–922..

[3] Ariono, I. (2017). Analisa Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Kaliwiro Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 4(3), 254–267. https://doi.org/10.32699/ppkm.v4i3.430

[4] Astuti, M. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang. Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan, 2(2), 121. https://doi.org/10.21070/jbmp.v2i2.1098

[5] Baskoro, C. A. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Management Analysis Journal, 3(2), 1–12. https://doi.org/10.15294/maj.v3i2.3938.

[6] Frianto, A. (2014). Dini Krismasari dan Agus Frianto; Pengaruh Kompensasi …. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(4), 9..

[7] Ibrahim, A. D. & M. (2016). Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank Riau Kepri Cabang Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi, 3(2), 1–13.

[8] Ismiyati, N. D. S. &. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai. 2(1), 18–23.

[9] Ismiyati, S. N. E. &. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Fasilitas Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Mandireja Kabupaten Banjarnegara. Economic Education Analysis Journal, 2(1), 18–23.

[10] Iswatun Chasanah &, A. R. (2017). Pengaruh Kemampuan Kerja, Fasilitas Kerja, Dan Prinsip Prosedur Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Se Kabupaten Batang. Economic Education Analysis Journal, 6(2), 433–446.

[11] Lajatuma, T. A., Nuraiana, E., & Murwani, J. (2017). Pengaruh fasilitas kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di pt bukit mas prima persada depo madiun. (September), 98–109.

(20)

16

[12] Logahan, J. M., & Tjoe, T. F. (n.d.). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan CV MUM Indonesia Konsep Lingkungan Kerja , Kompensasi , dan Kinerja. 573–586.

[13] Moh Hudi Setyobakti &, W. M. (2018). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perangkat Desa Pada Pemerintah Desa di Kabupaten Lumajang. Proceedings, 1(1), 360–371.

[14] Nelizulfa, A. (2018). Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan

Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.

[15] Noeria Susitianingrum, H. D. & R. S. D. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Njonja Meneer Semarang. Diponegoro Journal Of Social And Political Of Science, 151, 10–17. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886

[16] Pembangunan, P., & Keuangan, D. A. N. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa. , (2019).

[17] Pramudito, L., & Yunianto, A. (2009). Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Mediasi (Studi Pada Perangkat Desa Se Kecamatan Batang) Kabupaten Batang). Telaah Manajemen, 6, 1–18.

[18] Putubasai, N. A. & E. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Balai Latihan Kerja (Blk) Metro. Neysa Amallia, 4, 1–21.

[19] Rustiana, D. N. S. & A. (2017). Pengaruh Kompetensi Pegawai, Fasilitas Kantor, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang. Economic Education Analysis Journal, 6(1), 120–130.

[20] Shinta Nur Arifa &, M. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Kerja. Economic Education Analysis Journal, 7(1), 374–389.

[21] Siagian, S. P., & Luthan, F. (2008). Teori-Teori Motivasi. (5), 1–7. Retrieved from http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/

[23] Sudjatmika, F. V. (2017). Pengaruh Harga, Ulasan Produk, Kemudahan, dan Keamanan Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online di Tokopedia.com.

Agora, 5(1), 1–7. Retrieved from

http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/5227%0Ahttp://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajeme n-bisnis/article/view/5227/4814

[24] Suryani, A. I. & N. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Kantor, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan Kota Semarang. Economic Education Analysis Journal, 7(1), 265–278.

[25] Suryani, N. S. & N. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa. Economic Education Analysis Journal, 2(1), 1–14.

[26] Suryani, R. E. A. & N. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Dan Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Economic Education Analysis Journal, 4(1), 98–110.

(21)

17

[27] Suryani, Y. A. & N. (2013). Pengaruh Komunikasi Internal, Motivasi Kerja dan Fasilitas dan Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung. Economic Education Analysis Journal, 2(1), 18–23.

[28] Warsito, Suseno, Y. D., & Widajanti, E. (2016). Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia (Journal of Human Resources Management), 10(1), 1–14.

[29] Wibowo, U. B. (2011). Kepemimpinan Teori Kepemimpinan. 16.

[30] Widodo, T., Alamsyah, N., & Utomo, C. B. (2007). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan , Disiplin Kerja Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Telkom Indonesia Cabang Batam. 2(1), 97–104.

[31] Winanti, S. (2013). Hubungan Iklim Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Unit Transfusi Darah PMI Kota Malang Sri Winanti PMI Kota Malang. PSIKOVIDYA, 17, 1–13.

[32] Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas  Variabel  Toleranc
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Berganda
+4

Referensi

Dokumen terkait

17 Besides Fluency-Accuracy activities, Richards (2005) also proposes the incorporation of Mechanical-Meaningful-Communicative Practices of the language in classroom

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN STATUS GIZI BERDASARKAN Z-SCORE BB/Ui. BERBASIS ANDROID MOBILE UNTUK PEMANTAUAN STATUS GIZI

Peta komposit variabel cuaca (suhu permukaan laut dan rata- rata tekanan permukaan laut) yang disusun dengan data anomali akan lebih fokus untuk menggambarkan zona aktif

Pada penulisan ilmiah ini, penulis membuat website tentang profil tim inter Milan 2006-2007 yang bertujuan untuk memberikan sarana informasi tentang profil tim Inter Milan.

Bahwa dalam permohonan yang diajukan oleh Pemohon tidak menjelaskan penghitungan suara yang benar menurut Pemohon dibandingkan dengan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilihan

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN GAME DENGAN MODEL BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Both scenario will be modelled using System Dynamics methodology and assessed furthermore using financial valuation method of income approach.. System dynamics has been known as

[r]