• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung pembuatan Proyek Akhir. Materi yang akan dibahas adalah gas CO, robot, mikrokontroler AVR, modul DT-AVR Low Cost Micro System, USB to serial converter AVR309, Rover 5 Kit Chassis, Driver motor L298, frekuensi radio, camera wireless, sensor gas CO, Borland Delphi 7, dan BASCOM-AVR.

2.1 Gas CO

Gas CO adalah gas tak berwarna, tak berasa, tak berbau, dan memiliki berat jenis sebesar 0,967. Pada udara biasa, konsentrasinya adalah 0 sampai dengan beberapa ppm, dan menyebar secara merata di udara. CO timbul akibat pembakaran tak sempurna, ledakan gas dan debu, swabakar, kebakaran dalam tambang, peledakan (blasting), pembakaran internal pada mesin, dll.

Carbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah.

Gas CO sangat berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan hemoglobin darah membentuk Carboxy haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke sel- sel tubuh terhalangi, sehingga gejala keracunan sesak nafas dan penderita pucat. Reaksi CO dapat menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi :

02Hb + CO –> OHb + O2

Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan.                    

(2)

CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari atmosfer.

Dampak kesehatan terhadap kerapatan gas CO diudara adalah seperti pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Dampak gas CO pada kesehatan

Konsentrasi CO Dampak

35 ppm (0,0035%) Sedikit pusing dalam waktu 6 sampai 8 jam 100 ppm (0,01%) Sedikit sakit kepala dalam waktu 2 sampai 3 jam 200 ppm (0,02%) Sakit kepala dalam waktu 2 sampai 3 jam

400 ppm (0,04%) Frontal sakit kepala dalam waktu 1 sampai 2 jam 800 ppm (0,08%) Pusing, mual, dan kejang – kejang dalam waktu 45

menit, pingsan dalam waktu 2 jam

1600 ppm (0,16%) Sakit kepala, pusing, dan mual dalam waktu 20 menit, kematian dalam waktu kurang dari 2 jam.

3200 ppm (0,32%) Sakit kepala, pusing, dan mual pada 5 sampai 10 menit, kematian dalam waktu 30 meni.t

6400 ppm (0,64%)

Sakit kepala dan pusing 1 sampai 2 menit. Kejang – kejang, serangan pernapasan, dan kematian dalam waktu kurang dari 20 menit.

12800 ppm (1,28%) Tidak sadar setelah 2 sampai 3 kali nafas, kematian dalam waktu kurang dari 3 menit

Sedangkan keputusan badan pengendalian dampak lingkungan tentang pedoman teknis perhitungan dan pelaporan serta informasi indeks standar pencemar udara adalah seperti Tabel 2.2 dan Tabel 2.3

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107 Tahun 1997 Tanggal 21 November 1997 :

                   

(3)

Tabel 2.2 Angka dan kategori indeks standar pencemar udara (ISPU) Indeks Kategori

0 – 50 Baik 51 – 100 Sedang 101 – 199 Tidak sehat 200 – 299 Sangat tidak sehat 300 - lebih berbahaya

Tabel 2.3 Pengaruh indeks standar pencemar udara untuk karbon monoksida Kategori Rentang Karbon monoksida (CO)

Baik 0 – 50 Tidak ada efek

Sedang 51 – 100 Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi Tidak sehat 101 – 199 Peningkatan pada kardiovaskular pada

perokok yang sakit jantung Sangat tidak

sehat

200 – 299 Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit jantung dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata

Berbahaya 300 - lebih Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

2.2 Robot

Istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia. Kata robot berasal dari kosakata “Robota” yang berarti “kerja cepat”. Istilah ini muncul pada tahun 1920 oleh seorang pengarang sandiwara bernama Karel Capec. Kata Robotics juga berasal dari novel fiksi sains “run-around” yang ditulis oleh Isaac Asimov pada tahun 1942. Sedangkan pengertian robot secara tepat adalah sistem atau alat yang dapat berperilaku atau meniru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan dan mempermudah kerja/aktifitas manusia.

Untuk dapat diklasifikasikan sebagai robot, mesin harus memiliki dua macam kemampuan yaitu:

                   

(4)

1) Bisa mendapatkan informasi dari sekelilingnya 2) Bisa melakukan sesuatu secara fisik seperti bergerak

Untuk dapat dikatakan sebagai robot sebuah sistem tidak perlu untuk meniru semua tingkah laku manusia, namun suatu sistem tersebut dapat mengadopsi satu atau dua saja sistem yang ada pada diri manusia saja sudah dapat dikatakan sebagai robot. Sistem yang diadopsi berupa sistem penglihatan (mata), sistem pendengaran (telinga) ataupun sistem gerak.

Sebuah robot dapat saja dibuat untuk berbagai macam aktifitas, namun sebuah robot harus dibuat dengan tujuan untuk kebaikan manusia. Ada hukum robotika yang perlu dipegang sebelum seseorang terjun dalam robotika, antara lain:

1) Robot tidak boleh menciderai manusia atau dalam keadaan tanpa aksi mengijinkan manusia mendekat untuk disakiti.

2) Robot harus menuruti perintah yang diberikan oleh manusia kecuali jika perintah tersebut bertentangan dengan hukum yang pertama.

3) Robot harus melindungi eksistensinya, selama tidak bertentangan dengan hukum pertama dan kedua.

Sesuai dengan definisi robot di atas, maka terdapat banyak kegunaan dari robot. Secara umum kegunaan robot adalah untuk menggantikan kerja manusia yang membutuhkan ketelitian yang tinggi atau mempunyai resiko yang sangat besar atau bahakn mengancam keselamatan manusia.

2.3 Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprosesor untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam sebuah chip mikrokontroler terdapat perangkat penunjang yang terdapat dalam mikrokomputer seperti unit pusat pengolah data (central processor unit).

AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan perkembangan terakhir yang dikeluarkan oleh Atmel. Secara umum, AVR dapat                    

(5)

dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing–masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

2.3.1 ATMega32

Mikrokontroler tipe AVR ATmega32 memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan mikrokontroler yang lain, diantaranya :

a. 32Kbytes sistem flash memory program.

b. Mempunyai 8 channel ADC yang terintegrasi dengan resolusi 10 bit dengan metode pengonversian menggunakan Succesive Aproximation.

c. Memiliki perangkat antarmuka serial Two-Wire dengan orientasi byte d. Memiliki timer internal yang dapat difungsikan sebagai Real-TimeTimer. e. Memiliki 6 fungsi untuk menghemat energi yang digunakan, yaitu : idle,

ADC noise reduction, power save, power down, standby, dan extended standby mode.

f. Memiliki 4 channel PWM.

g. Memiliki timer yang dapat difungsikan sebagai PWM (Pulse Width Modulation).

h. Pengoperasian memerlukan tegangan rendah, yaitu : 4,5 V s.d. 5,5 V i. Pemrograman dapat dilakukan dengan mudah. Pemrograman dapat

dilakukan dengan cara in system programming, artinya mikrokontroler ini dapat diganti programnya pada saat run time.

j. Memiliki 32 buah register untuk user dan 64 buah register yang digunakan sebagai pengontrol fitur-fitur yang terintegrasi dalam mikrokontroler ini.

Diagram blok dari mikrokontroler ini dapat dilihat seperti Gambar 2.1.                    

(6)

Gambar 2.1 Diagram blok ATmega32                    

(7)

2.3.2 Konfigurasi Pin ATmega32

Mikrokontroler ATmega32 ini memiliki 4 buah port dengan masing - masing berjumlah 8 bit. Adapun konfigurasi pin dari mikrokontroler ini diperlihatkan seperti pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Konfigurasi pin mikrokontroler ATmega32 Fungsi masing pin-pin adalah sebagai berikut :

VCC :Tegangan supply digital

GND :Ground

Port A (A0...A7) : Berfungsi sebagai input tegangan analog ADC. Port ini juga dapat difungsikan sebagai port I/O 32 bit dengan resistor pull-up

internal, jika ADC-nya tidak digunakan. Output buffer port A memiliki karakteristik kendali simetris di kedua kemampuan sink dan source. Ketika pin A0-A7 digunakan sebagai input dan ditarik rendah dari luar, maka port                    

(8)

ini akan menjadi sumber arus jika pull-up internal diaktifkan. Pin port A adalah tri-state ketika kondisi reset aktif bahkan ketika clock tidak jalan sekalipun.

Port B (B0...B7) : Port ini juga dapat difungsikan sebagai port I/O 32 bit dengan resistor pull-up internal. Output buffer port B memiliki karakteristik kendali simetris di kedua kemampuan sink dan source. Ketika pin B0-B7 digunakan sebagai input dan ditarik rendah dari luar, maka port ini akan menjadi sumber arus jika pull-up internal diaktifkan. Pin port A adalah tri-state ketika kondisi reset aktif bahkan ketika clock tidak jalan sekalipun.

Port C (C0...C7) : Port ini juga dapat difungsikan sebagai port I/O 32 bit dengan resistor pull-up internal. Output buffer port C memiliki karakteristik kendali simetris di kedua kemampuan sink dan source. Ketika pin C0-C7 digunakan sebagai input dan ditarik rendah dari luar, maka port ini akan menjadi sumber arus jika pull-up internal diaktifkan. Pin port A adalah tri-state ketika kondisi reset aktif bahkan ketika clock tidak jalan sekalipun.

Port D (D0...D7) : Port ini juga dapat difungsikan sebagai port I/O 32 bit dengan resistor pull-up internal. Output buffer port D memiliki karakteristik kendali simetris di kedua kemampuan sink dan source. Ketika pin D0-D7 digunakan sebagai input dan ditarik rendah dari luar, maka port ini akan menjadi sumber arus jika pull-up internal diaktifkan. Pin port A adalah tri-state ketika kondisi reset aktif bahkan ketika clock tidak jalan sekalipun.

RESET : Merupakan pin reset on power untuk

Mikrokontroller Atmega32. Mikrokontroller akan reset bila diberi logik rendah (logik 0) pada pin ini.

XTAL1 : Merupakan pin untuk input inverting oscillator amplifier dan input untuk internal clock.

XTAL2 : Merupakan output inverting oscillator amplifier.  AVCC : Tegangan supply untuk ADC pada port A.  AREF : Tegangan referensi unutk ADC.

                   

(9)

2.4 DT – AVR Low Cost Micro System

DT-AVR Low Cost Micro System merupakan sebuah modul single chip

dengan basis mikrokontroler AVR dan memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi data serial serta pemrograman memori melalui ISP (In-System Programing). Modul ini cocok untuk aplikasi – aplikasi sederhana hingga menengah.

Spesifikasi dari DT-AVR Low Cost Micro System adalah sebagai berikut : 1. Mendukung varian AVR 40 pin, antara lain AT90S8616, AT90S8535,

ATmega8535, ATmega16, ATmega32, dan lain – lain. Untuk tipe AVR tanpa internal ADC membutuhkan conversion socket

2. Memiliki jalur input/output hingga 35 pin

3. Konfigurasi jumper untuk melakukan pemilihan beberapa model pengambilan tegangan referensi untuk tipe AVR dengan internal ADC 4. LED programming indicator

5. Tersedia port untuk pemrograman secara ISP

6. Tegangan input power supply 9 – 12 VDC dan output tegangan 5 VDC Tata letak dan konfigurasi jumper dari DT-AVR Low Cost Micro System

adalah seperti Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.

Gambar 2.3 Modul DT-AVR Low Cost Micro System

                   

(10)

Gambar 2.4 Konfigurasi port DT-AVR Low Cost Micro System

Apabila menggunakan komunikasi serial RS-232 pada modul, maka PD.0 dan PD.1 tidak dapat digunakan sebagai digital I/O. Konfigurasi PD.0 dan PD.1 jika digunakan sebagai komunikasi serial adalah seperti Gambar 2.5

Gambar 2.5 Konfigurasi jumper PD.0 dan PD.1 saat digunakan sebagai komunikasi serial maupun digital I/O

Untuk pemrograman secara ISP (In-System Programming) konfigurasinya dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Konfigurasi pemrograman ISP DT-AVR Low Cost Micro System

                   

(11)

2.5 USB to Serial Converter AVR309

USB to serial converter AVR309 merupakan modul yang berfungsi untuk mengubah data USB menjadi data serial asinkron RS232 tetapi pada level 0-5V.

Modul ini terdiri dari rangkaian dan program yang telah disediakan di situs www.atmel.com. Berikut Gambar 2.7 merupakan rangkaian USB to serial

AVR309 yang telah disediakan oleh atmel.

Gambar 2.7 Rangkaian USB to serial AVR309

Koneksi USB dari rangkaian diatas dapat langsung di hubungkan ke port USB PC setelah diisi firmware pada IC ATtiny yang digunakan kemudian menginstall driver yang telah tersedia agar USB to serial AVR309 dapat digunakan pada PC.

USB to serial ini akan digunakan dengan komunikasi melalui program Delphi. Cara kerja rangkaian USB to Serial AVR309 tidak dijelaskan pada laporan ini.

USB AVR309 ini memiliki fitur dan kelebihan diantaranya : a. USB (Universal Serial Bus) protokol diterapkan di firmware. b. Mendukung Low Speed USB (1.5Mbit/s) sesuai dengan USB2.0. c. Beberapa komponen eksternal diperlukan :

- Satu resistor untuk deteksi kecepatan USB rendah - Tegangan pembagi, regulator, dengan filtering d. Mendukung PC dengan source code dan dokumentasi:

- MS Windows USB driver                    

(12)

- DLL fungsi library - Demo aplikasi di Delphi

e. Contoh untuk pengembang cara berkomunikasi dengan perangkat melalui DLL (Delphi, C + +, Visual Basic)

2.6 Rover 5 Kit Chassis

Rover 5 Kit Chassis adalah jenis baru dari sebuah kit robot yang didesain secara rinci sebagai robot tracker untuk para pelajar dan yang hobi pada dunia robot. Rover Kit 5 Chassis ini mempunyai beberapa jenis yaitu :

1. Rover Kit 5 Chassis 2 motor tanpa encoders

2. Rover Kit 5 Chassis 2 motor 2 encoders

3. Rover Kit 5 Chassis 4 motor 4 encoders

Rover 5 Kit Chassis yang dibahas pada laporan ini adalah Rover 5 Chassis 2 motor tanpa encoders penampakannya seperti Gambar 2.8

Gambar 2.8Rover 5 Kit Chassis 2 motor tanpa encoders

Tidak seperti kit robot tracker konvensional posisi gearbox pada Rover 5 ini dapat diatur dengan cara merotasi body gearbox tersebut sampai lima kenaikan sehingga jarak karet elastis pada setiap roda yang berfungsi sebagai belt dapat diatur ketinggiannya seperti Gambar 2.9

                   

(13)

Gambar 2.9 Pengaturan posisi gearbox Rover 5 Kit Chassis

Dimensi dan spesifikasi dari Rover 5 Kit Chassis dapat dilihat pada Gambar 2.10

Gambar 2.10 Dimensi Rover 5 Kit Chassis

Spesifikasi : 1. Tegangan motor = 7,4 V 2. Arus motor = 2,5 A 3. Torsi motor = 10 Kg/cm 4. Rasio gearbox = 86,8 : 1 5. Kecepatan = 1 Km/jam                    

(14)

2.7 Driver Motor L298

Driver motor yang akan dibahas adalah driver berupa H-Bridge, H-Bridge

adalah sebuah sirkuit elektronik yang memungkinkan tegangan untuk masuk kebeban dengan beda arah. Sirkuit ini sering diterapkan dalam robotika dan aplikasi lain untuk memungkinkan motor DC berjalan maju dan mundur.

Prinsip kerja H-Bridge secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.11

Gambar 2.11 Prinsip kerja H-Bridge

Bila saklar yang digunakan adalah saklar toggle biasa seperti Gambar 2.11

maka jika saklar S1 dan S4 aktif arus akan mengalir dari Vin menuju S1 dan menggerakan motor searah jarum jam lalu arus akan menuju S4. Bergerak dengan arah berlawanan arah jarum jam apabila S2 dan S3 aktif. Gambar prinsip pergerakan ini dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.12 Prinsip pergerakan motor dengan H-Bridge

Dari Gambar 2.12 sebenarnya H-Bridge hanya mengatur polaritas yang akan diberikan pada motor DC agar dapat berputar dua arah yaitu serah jarum jam dan berlawanan jarum jam.

                   

(15)

Perancangan H-Bridge bisa dilakukan dengan 4 cara : 1. Menggunakan relay

2. Menggunakan transistor 3. Kombinasi relay dan transistor 4. Menggunakan IC

Dari keempat cara diatas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. H-Bridge yang digunakan pada alat ini adalah menggunakan IC, dikarenakan mudah penggunaannya dan dapat menggunakan PWM (pulse width modulation).

IC H-Bridge yang digunakan adalah IC L298, L298 memiliki dua buah rangkaian H-Bridge di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk men-drive dua buah motor DC. IC L298 masing-masing dapat mengantarkan arus hingga 2A. Namun, dalam penggunaannya, IC ini dapat digunakan secara paralel, sehingga kemampuan menghantarkan arusnya menjadi 4A.

Prinsip kerja IC L298, IC ini memiliki empat channel masukan yang didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL. Masing-masing

channel masukan ini memiliki channel keluaran yang bersesuaian. Gambar 2.13

memperlihatkan konfigurasi IC L298. Dengan memberi tegangan 5 volt pada pin

enable A dan enable B, masing-masing channel output akan menghasilkan logika

high (1) atau low (0) sesuai dengan input pada channel masukan.

Gambar 2.13 Konfigurasi IC L298                    

(16)

2.8 Frekuensi Radio

Frekuensi Radio merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki spektrum radiasi elektromagnetik pada range frekuensi antara 9 kHz - 300 GHz.

2.8.1 Transmitter

Transmitter adalah rangkaian pengirim data yang mengirimkan data ke

receiver. Transmitter ini terdiri dari modul RF transmitter, encoder, dan antena. diagram blok dari transmitter dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Diagram blok transmitter

2.8.1.1Modul RF Transmitter ( TLP 315)

TLP 315 adalah modul pengirim data dengan media pengiriman data melalui gelombang radio yang frekuensi kerjanya telah ditetapkan yaitu 315 MHz. Data yang dikirimkan adalah data serial yang diterima dari encoder. Bentuk fisik dari TLP 315 adalah seperti dibawah Gambar 2.15.

Gambar 2.15 TLP 315 Input Encoder RF Transmitter                    

(17)

2.8.1.2Encoder

Encoder dapat mengubah data paralel menjadi data serial, sehingga data serial ini dapat dikirimkan oleh modul RF transmitter (TLP 315).

2.8.2 Receiver

Receiver adalah rangkaian penerima data yang menerima data dari

transmitter. Receiver ini terdiri dari modul RF receiver, decoder, dan antena.

Gambar 2.16 adalah diagram blok dari receiver.

Gambar 2.16 Diagram blok receiver

2.8.2.1 Modul RF Receiver (RLP 315)

RLP 315 adalah modul penerima data yang menerima data dari modul RF

transmitter (TLP 315). Data yang diterima adalah data serial, kemudian data ini diubah oleh decoder. Bentuk fisik dari RLP 315 adalah seperti Gambar 2.17.

Gambar 2.17 RLP 315

2.8.2.2 Decoder

Decoder adalah komponen yang mempunyai kemampuan untuk menyandikan kembali informasi yang sebelumnya telah ditransmisikan melalui frekuensi radio atau infra merah

Output Decoder RF Receiver                    

(18)

2.8.3 Antena

Antena ini dipasang baik pada transmitter maupun pada receiver dengan tujuan untuk memperkuat sinyal agar sistem transmisi dapat berjalan dengan baik. 2.9 Camera Wireless

Camera wireless adalah suatu alat yang penangkap gambar tanpa kabel tapi menggunakan gelombang radio. Kamera ini terhubung melalui video dan audio output yang sudah tersedia pada TV ataupun Komputer (dengan TV Tunner).

Kamera ini memiliki jangkauan ke receiver ± 15 meter dan menggunakan gelombang radio sehingga dapat menembus dinding atau tembok. Bemtuk fisik dari kamera ditunjukan pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Camera Wireless

Cara kamera ini menangkap gambar adalah melalui sensor CMOS yang akan mengubah cahaya menjadi gambar. Cahaya ini akan dirubah menjadi elektron elektron. Operasi dasar dari kamera CMOS adalah photocurrent, yaitu cahaya sebagai sumber arus.

Output gambar dikirim dengan gelombang mikro dan diterima oleh receiver

kamera sehingga menghasilkan output berupa audio video yang kemudian di sambungkan ke USB DVR agar data berubah menjadi digital sehingga dapat terhubung ke PC melalui port USB, bentuk USB DVR ditunjukan pada Gambar 2.19                    

(19)

Gambar 2.19 USB DVR

2.10 MQ-7 Sensor

CO gas sensor MQ-7 merupakan sensor gas CO yang dapat mendeteksi kadar gas CO di udara secara langsung. Rangkaian driver untuk Sensor gas CO MQ-7 ini sangat sederhana, hanya perlu 1 buah variable resistor. Output dari Sensor gas CO MQ-7 ini berupa tegangan analog yang sebanding dengan kadar gas CO yang diterima. Bentuk fisik sensor MQ-7 dapat dilihat pada Gambar 2.20

Gambar 2.20 MQ-7 sensor

Struktur dan rangkaian dari sensor MQ-7 ini ditunjukan seperti Gambar 2.21 dan Gambar 2.22 adalah gambar rangkaian MQ-7

Gambar 2.21 Struktur dan konfigurasi MQ-7 sensor                    

(20)

Gambar 2.22 Rangkaian MQ-7 sensor

Tegangan heater pada sensor MQ-7 ini berbeda dengan sensor gas MQ lainnya karena tidak cukup diberi tegangan 5 V saja, tetapi heater harus diberi tegangan 5V selama 60 detik lalu diberi tegangan 1,4V selama 90 detik seperti pada Gambar 2.23. Hal ini bertujuan agar menjaga suhu pada sensor agar tetap pada suhu yang optimal.

Gambar 2.23 Grafik tegangan heater MQ-7 Sensor

Gambar 2.23 menunjukan sinyal ketika sensor bergerak dari udara bersih ke udara yang mempunyai kadar CO, output sinyal terbentuk ketika satu perioda

heating selesai (150 detik dari saat tegangan heater 5V sampai tegangan heater

1,4V). Maka sensor ini membutuhkan waktu 2,5 menit setiap akan melakukan pembacaan gas CO. Kurva karakteristik MQ-7 sensor dapat dilihat pada Gambar 2.24                    

(21)

Gambar 2.24 Kurva karakteristik MQ-7 sensor

2.11 Borland Delphi 7

Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman visual di lingkungan windows (under windows) yang menggunakan bahasa pascal sebagai compiler. Bahasa pemrograman Delphi adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan untuk aplikasi akusisi data karena kemudahan dan kompatibel. Karena dapat membuat form dan database dengan mudah dan cepat.

Borland Delphi 7.0 merupakan pilihan bagi sebagian programmer untuk membuat aplikasi, hai ini disebabkan kelebihan yang ada pada Borland Delphi 7.0 tersebut. Berikut ini sebagian beberapa kelebiahn borland Delphi 7.0 diantaranya : 1. Berbasiskan OOP (Object Oriented Programming). Setiap bagian yang ada pada program dipandang sebagai suatu object yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diubah dan diatur.

2. IDE yang berkualitas. Delphi memiliki lingkungan pengembangan yang lengkap. Terdapat menu-menu ysng memudahkan anda mengatur proyek pengembangan software.                    

(22)

3. Proses Kompilasi yang cepat. Delphi memiliki kecepatan kompilasi yang tidak perlu diragukan. Saat aplikasi yang anda buat dijalankan dilingkungan Delphi, aplikasi tersebut otomatis di compile secara terpisah. 4. Aplikasi yang dapat dihasilkan Delphi bersifat multi-purpose, dapat

digunakan untuk berbagai keputusan pengembangan aplikasi mulai perhitungan sederhana sampai aplikasi multimedia bahkan yang terkoneksi ke internet.

5. Satu file Exe. Setelah merancang program dalam IDE Delphi, Delphi akan mengkompilasinya menjadi sebuah file executeable tunggal. Program yang di buat langsung didistribusikan dan dijalankan pada komputer lain tanpa perlu menyertakan file DLL dari luar. Ini merupakan sebuah kelebihan yang sangat berarti.

Tampilan Borland Delphi 7 dapat dilihat seperti Gambar 2.25

Gambar 2.25 Tampilan Borland Delphi 7

Bahasa pemrograman Delphi dipilih karena merupakan bahasa pemrograman yang digunakan pada sistem antar muka AVR309. Yaitu sebuah aplikasi untuk tampilan converter RS232/serial ke USB.

                   

(23)

2.12 BASCOM-AVR

BASCOM-AVR adalah program basic compiler berbasis windows untuk mikrokontroler keluarga AVR, merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi ”basic” yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronika sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan.

Dalam program BASCOM-AVR terdapat beberapa kemudahan untuk membuat program software, seperti program simulasi yang sangat berguna untuk melihat simulasi hasil program yang telah dibuat sebelum program tersebut diunduh ke dalam IC atau ke dalam mikrokontroler. Gambar 2.26 menunjukan tampilan pada simulasi software BASCOM-AVR

Gambar 2.26 Tampilan simulasi BASCOM-AVR

Program yang telah selesai dibuat kemudian di download menggunakan sebuah alat downloader yang terhubung ke PC dan ke port sistem minimum mikrokontroler. Pada laporan ini tidak dijelaskan software untuk mendownload program ke sistem minimum tersebut.

Tampilan BASCOM-AVR dapat dilihat seperti Gambar 2.27

                   

(24)

Gambar 2.27 Tampilan BASCOM-AVR

Instruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM-AVR relatif cukup banyak dan tergantung dari tipe dan jenis AVR yang digunakan. Pada Tabel 2.4

dituliskan beberapa instruksi-instruksi dasar yang digunakan pada proyek akhir ini.

Tabel 2.4 Instruksi dasar BASCOM-AVR No. Instruksi Keterangan

1 DO……LOOP Pengulangan program 2 IF……THEN Percabangan program

3 WAIT Waktu tunda dalam satuan sekon 4 WAITMS Waktu tunda dalam satuan milisekon 5 GOSUB Memanggil prosedur program

6 INKEY Mengambil data serial 7 PRINT Mengirim data serial                    

Gambar

Tabel 2.1 Dampak gas CO pada kesehatan
Tabel 2.2 Angka dan kategori indeks standar pencemar udara (ISPU)
Gambar 2.1 Diagram blok ATmega32           
Gambar 2.2 Konfigurasi pin mikrokontroler ATmega32
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manusia sebagai makhluk individual, berarti manusia merupakan satu kesatuan yang utuh. Individu berasal dari kata “in- dividere”, yang berarti tidak dapat dipecah-pecah. Abu

Kata ‘media’ berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara Definisi, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “Metadhos”. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui dan hodhos berarti jalan atau cara.

Menurut Abidin dalam (Cahyadi dan Sutopo, 2016:24) Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang artinya adalah suatu kesatuan yang

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berasal dari kata Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju

Geometri berasal dari dua kata yaitu ge dan metria yang secara bahasa berarti pengukuran bumi. Secara etimologis, istilah “geometri” berarti hal-hal yang berkaitan dengan

Karakter Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharasssein”, “Kharax”, dalam bahasa Inggris yaitu character, Yunani “character” dari charassein yang berarti membuat