IMPLIKASINYA TERHADAP MANAJEMEN ATAS BERBAGAI PERBEDAAN
PERILAKU/KARAKTERISTIK PERSONEL-PERSONEL YANG ADA DI DALAM
RUMAH SAKIT
Tugas Blok 5 - MMR UGM Kelas Jakarta 2012
Nama dosen: Dr. Sito Meianto, PhD
Kelompok 4:
Agnes Susanto
Agus Supriyadi
Sr. Birgitta
Studi prilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dalam konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh setiap individu di dalamnya.
Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Menurut Duncan dalam Thoha (2007:5) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu perilaku organisasi adalah sebagai berikut:
a) Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan
b) Tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi.
c) Perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin ilmu bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya.
d) Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin keseluruhan tugas pekerjaan yang bisa dijalankan.
Mempelajari Perilaku organisasi dalam manajemen modern sekarang dan yang akan datang menjadi sangat penting untuk memenangkan kompetisi lokal, nasional bahkan global. Kita akan menghadapi pasar yang keras. Kemampuan, produk/jasa yang dijual, cara-cara yang dilakukan, customer, sama-sama bersaing. Maka menjadi sebuah tantangan bagaimana membuat organisasi/ perusahaan kita berbeda di tengah persaingan yang begitu keras?
Perbedaan pokok yang ditemukan bukan pada aspek-aspek ketrampilan manajemen, melainkan pada perilaku yang lebih unggul dari perusahaan-perusahaan lain. Maka penggunaan diferensiasi perilaku menjadi lebih diutamakan sebagai strategi kompetetif.
Diferensiasi perilaku dapat bekerja untuk kita atau melawan kita. Diferensiator perilaku yang positif bisa terbentuk jika melampaui harapan-harapan perilaku customer. Seperti magnet, akan menarik para custumer kepada organisasi kita. Demikian pula sebaliknya diferensiator perilaku negatif akan menjauhkan para customer kepada organisasi kita.
Untuk mengungguli customer service, dan mempertahankannya maka perlulah dikembangkan diferensiasi dalam organisasi melalui kepemimpinan, diarahkan oleh budaya dan nilai-nilai organisasi, dipertahankan oleh proses keseharian supaya pekerjaan bisa diselesaikan, serta merefleksikan ketrampilan organisasi dan ketrampilan orang-orangnya.
dalam sturktur organisasi tertentu yang bisa mengganggu hubungan baik diantara mereka maka penyelesaiannya dengan cara mengubah sistem agar suasana bisa tercapai.
Oleh karena itu mempelajari perilaku karyawan dan pimpinan dalam organisasi menjadi sangat penting khususnya dalam meramalkan perilaku mereka untuk membantu dalam pengambilan keputusan organisasi. Perilaku organisasi akan terus berkembang karena manusia yang dihadapi unik, dinamis, kreatif dan mudah berubah.
Dalam organisasi dan kinerjanya:
Management practices Employee Attitude Managed performance: agency relations, relevant
resources, dynamic capability, goal setting
service delivery, service quality, cost reduction
Oleh karena praktik manajemen harus dimoderatori oleh perilaku karyawan atau pekerja agar bisa menghasilkan kinerja manajemen yang bagus maka manajemen perlu bisa mengatur dan memodifikasi faktor perilaku karyawan ini. Untuk memodifikasi faktor perilaku karyawan ini manajemen perlu memahami perilaku karyawannya ini.
Pemahaman atas perilaku masing-masing karyawan ini dapat dilakukan dengan pendekatan karakteristik biografik maisng-masing karyawan.
Karakteristik biografik misalnya:
Umur karyawan Jenis kelamin Status perkawinan Jumlag anggota keluarga Senioritas karyawayn
Perilaku juga banyak dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian ini adalah gabungan dari semua cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain (Robbins, 1989). Kepribadian ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan, kondisi situational, watak kepribadian (introvert dan ekstrovert).
Beberapa karakteristik kepribadian yang dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam organisasi:
Pusat kontrol pribadi (tipe internal mampu mengontrol tujuan hidupnya, tipe eksterna tujuan hidupnya dikontrol oleh kekuatan-kekuatan luar)
Orientasi keberhasilan (orang yang menyukai/mengejar keberhasilan berarti merka mau untuk bekerja lebih baik agar bisa berhasil naumn dalam hal ini mereka juga akan meyakini bahawa keberhasilan adalah atas hasil usahanya sendiri, oleh akrena itu orang-orang ini akan menyukai pekerjaan dengan kesukaran sedang-sedang saja agar mereka bisa meningkatkan keberhasilan mereka)
Otoriterisme (sangat percaya akan adanya perbedaan status dan kekuasan sehingga seringkali kaku pemikirannya, suka menilai orang, menjulan ke atas dan menginjak ke bawah, tidak gampang percaya dan suka menentang perubahan)
Harga diri (orang dengan harga diri yang tinggi artinya dia merasa memiliki kemampuan lebih dan lebih siap untuk mengambil resiko dan mereka memiliki harapan untuk sukses) Pengawasan diri (kemampuan seseoarang dalam menyesuaikan perilaku dengan
faktor-faktor eksternal)
Keberanian untuk mengambil resiko
Oleh karena adanya perbedaan kepribadian-kepribadian ini maka manajemen perlu memikirkan mengenai penyesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
Tipologi kepribadian dari Holland dan jenis pekerjaan yang sesuai:
Tipe Ciri-ciri kepribadian Jenis pekerjaan
Realistis: menyukai kegiatan fisik yang memerlukan ketrampilan, kekuatan dan koordinasi
Pemalu, lugu, stabil, mudah
menyesuaikan diri, praktis Mekanik, pekerjaan pada ban berjalan, petani
Investigatif: menyukai kegiatan yang mengutamakan berpiki, berorganisasi dan pengertian
Analitis, orisinal, ingin tahu,
independen Biolog, matematika dan wartawan ekonom, ahli berita
Sosial: menyukai kegiatan yang bersifat membantu dan mengembangkan orang lain
Mudah bergaul, berteman, kooperatif dan penuh pengertian
Pekerja sosial, guru, konsuler, psikolog klinik
Konvensional: menyukai aturan permaninan, keteraturan dan kegiatan yang tidak meragukan
Mudah menyesuaikan, efisien, praktis, tidak imajinatif dan tidak fleksibel
Akuntan, manajer perusahaan, pegawai bank dan pegawai urusan “files”
Enterpraising: menyukai keigatan bicara saat ada
kesempatan untuk
mempengaruhi orang lain dan memperoleh kekuatan
Percaya diri, ambisius, enerjik
dan mendominasi Pengacara, agen perumahan, spesialis human dan manajer bisnis kecil
Artistik: menyukai kegiatan yang tidak sistematik dan
belum terpola yang
memungkinkan ekspresi dan kreatif
Imajinatif, idealistik, ketidakteraturan, emosional dan tidak praktis
Pelukis, ahli interior-decorator, pemain musik dan pengarang
Berbagai perilaku ini harus bisa disikapi oleh manajemen untuk bisa dimodifikasi agar tercapai employee attitude yang mendukung terjadinya managed perfomance (service delivery, service quality dan cost reduction). Sikap manajemen dalam modifikasi perilaku ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu:
Proses belajar
o Pengondisian klasik
o Pengondisian operatif
o Teori belajar sosial (proses atensi, proses retensi, proses reproduksi motorik, proses penguatan)
Perbaikan bertahap (penguatan positif dan penguatan negatif)
o Penguatan yang kontinu
o Penguatan yang bertahap
o Interval waktu yang tetap
o Rasio waktu yang tetap
o Rasio waktu yang variatif Disiplin
Pengembangan program-program latihan Pengembangan program-program bimbingan