• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BAHASA: METODE TATA BAHASA

– TERJEMAH, AUDIO – LINGUAL, SAS, LANGSUNG,

PEMBATASAN BAHASA, MEMBACA, DAN BIBAHASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Yuliyati, M.Pd

Oleh: Alfan Nur Azizi

NIM. 14761030

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sangatlah perlu untuk diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia ini selalu diajarkan dengan waktu yang cukup lama pada setiap kelas di berbagai jenjang pendidikan.

Dalam membelajarkan suatu materi pembelajaran diperlukan metode yang tepat. Sehingga materi tersebut dapat tersampaikan secara maksimal kepada peserta didik, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125:

مهه ددجججججوج نجس

لل

ةةة

ج ح

ج ةدظ

للٱ

ج عد مج وج ةدمج حد بد كجببرج لديبدسج ىجلجإد عه

لو للٱ

لك للٱ

لدٱ

نججع

ج ل

ل ججض

ج نججمجبد مهججلج أج وجججهه ك

لع

ج ججبلرج نلإد ججس

ن نن لح

ج

أج ي

ج ججهد يتدلل ججبد

ٱ

ن

ج يددتج مه بد م

له للٱ

ه لج أ

لع

ج وجههوج هدلديبدسج

ۦ

١٢٥

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl, 16 : 125)1

Dengan demikian, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang metode-metode dalam membelajarkan bahasa Indonesia. Dalam makalah ini akan dijelaskan macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru untuk membelajarkan bahasa Indonesia sehingga pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.

(3)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa definisi metode pembelajaran bahasa Indonesia? 2. Bagaimana metode pembelajaran bahasa Indonesia? C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pembahasan makalah ini bertujuan untuk:

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Pembelajaran

Menurut Richards, metodologi terdiri atas kegiatan, tugas, dan pengalaman belajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Menurut Syukur Ghazali, metodologi pembelajaran bukanlah seperangkat prosedur pengajaran yang pasti, melainkan metode adalah sebuah proses yang dinamis dan kreatif dan dapat mencerminkan asumsi-asumsi tertentu tentang bahasa, tentang proefisiensi, dan pembelajaran.2

B. Metode-metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam membelajarkan bahasa Indonesia, banyak metode yang dapat digunakan. Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia menjadi efektif dan menyenangkan serta mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berikut ini beberapa metode yang dapat diimplementasikan dalam membelajarkan bahasa Indonesia:

1. Metode Tata Bahasa – Terjemahan

Metode ini dilakukan dengan cara memusatkan pembelajaran pada kosakata bahasa.3 Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode ini dapat cukup mudah dan sederhana.

Metode ini diwarisi dari pola pengajaran bahasa Latin. Pada metode pembelajaran ini, siswa ditekankan untuk memahami kosakata, dan menggunakannya sesuai dengan aturan kebahasaan yang mana aturan-aturan tata bahasa tersebut diajarkan secara deduktif.4

2 A. Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif – Interaktif (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), halaman 92

3 Anonim, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia,

http://nurulelkhalieqy.blogspot.co.id/2012/03/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa.html, diakses pada 02 April 2016 Pukul 11.41 WIB

(5)

Metode ini awalnya digunakan untuk keperluan dalam menelaah bahasa secara ilmiah, dan bukan secara praktis sebagai alat komunikasi. Sehingga menelaah bahasa secara ilmiah dengan metode tata bahasa ini akan berhasil. Sebab langkah-langkah dalam metode ini yang pertama adalah mempelajari kosakata, kemudian bunyi dan tanda dalam bahasa tersebut, dan langkah yang terakhir adalah mempelajari tata bahasanya.

Pada metode tata bahasa ini, kemampuan menyimak dan berbicara tidak dikembangkan. Sehingga dengan menggunakan metode ini, peserta didik dapat menerjemahkan suatu bahasa dengan baik dan menyusunnya sesuai dengan tata bahasa yang baik. Namun, peserta didik akan mengalami kesulitan jika menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.5

Keunggulan metode ini terletak pada kesederhanaan dalam penggunaan metode pembelajaran. Pembelajaran sangat mudah untuk dilaksanakan sebab siswa hanya diberikan wacana dan daftar kosakata, selanjutnya siswa mengamati dan menerjemahkan kosakata tersebut dan menggunakannya sesuai dengan tata bahasa yang sesuai.

Kelemahan metode tata bahasa ini antara lain: (1) hanya memperhatikan aspek bahasa yang statis, bukan dalam situasi penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, (2) hanya mengembangkan keterampilan membaca, menulis dan terjemah, sedangkan keterampilan menyimak dan berbicara tidak dikembangkan. Sehingga penguasaan kosakata dan tata bahasa hanya digunakan untuk linguistik dan bukan untuk keterampilan berbahasa.

2. Metode Audio – Lingual

Metode audio lingual adalah metode pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih menekankan pada pentingnya pola bahasa dalam proses pembelajaran serta berasumsi bahwasanya bahasa lisan sebagai bentuk komunikasi yang paling utama. Metode ini diambil dari bidang psikologis

(6)

behavioral. Sehingga kegiatan yang ditekankan pada metode ini adalah menghafalkan dialog, mengulang kalimat, dan latihan berulang-ulang (drill).

Dengan demikian, maka sesungguhnya pembelajaran bahasa, menurut metode ini, merupakan proses kebiasaan. Yakni dengan cara mempraktekkan pola-pola kalimat, dengan cara latihan berulang-ulang dan latihan transformasi.6

Tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode audio lingual antara lain adalah:

a. Peserta didik dapat memahami bahasa ketika berbicara dengan kecepatan normal dan peduli dengan hal-hal yang terjadi di sekitar pembicara

b. Pembelajar bahasa mampu berbicara dalam pengucapan yang diterima dan tata bahasa yang tepat

c. Pembelajar bahasa tidak memiliki kesulitan dalam memahami materi cetak

d. Pembelajar bahasa mampu menulis dengan standar yang baik

Dalam melaksanakan metode pembelajaran bahasa audio lingual diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:7

a. Penyajian dialog atau bacaan pendek dengan cara dibacakan secara berulang oleh guru, sedangkan siswa menyimak tanpa melihat teks

b. Peniruan dan penghafalan dialog atau bacaan pendek

c. Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog atau bacaan d. Dramatisasi dialog atau bacaan pendek yang sudah dilatihkan

e. Latihan membuat kalimat lain sesuai dengan pola kalimat yang sudah dipelajari

Adapun kelebihan dari metode ini antara lain adalah:

a. Metode audio lingual mencoba membuat pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah diakses oleh peserta didik dalam jumlah besar

b. Secara positif dril dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan oralnya

Sedangkan kekurangan metode audio lingual adalah:

a. Dril dengan mengulang-ulang sering kali membuat peserta didik jenuh b. Pembelajaran akan berpusat pada guru bukan pada siswa

3. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

6 Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan ... halaman 94

(7)

Metode pembelajaran bahasa dengan SAS ini berdasarkan pada ilmu jiwa oleh Gestalt, yakni ilmu jiwa totalitas. Ilmu jiwa ini berasumsi bahwasanya segala penginderaan dan kesadaran sebagai satu keseluruhan. Sehingga pengamatan pertama seseorang terhadap satu hal akan bersifat menyeluruh.8

Dengan demikian, maka pembelajaran dengan menggunakan metode ini, siswa harus diperkenalkan terhadap struktur secara totalitas terlebih dahulu. Selanjutnya siswa akan mengamati struktur tersebut secara utuh yang kemudian akan dianalisis secara berkelanjutan, hingga sampai pada wujud terkecil dari satuan bahasa yakni huruf-huruf. Sehingga tahapan yang dilakukan siswa pada proses ini meliputi tiga tahapan, yakni : (1) analisis kalimat menjadi kata-kata, (2) kata menjadi suku kata, dan (3) suku kata menjadi huruf. Pada proses inilah disebut dengan proses analitik.9

Tahap selanjutnya siswa akan didorong untuk menyimpulkan struktur bahasa yang terurai tersebut menjadi satuan yang utuh kembali. Yakni dari huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dengan demikian, maka tahap ini disebut dengan tahap sintesis.

Setelah melakukan tahap demi tahap di atas, diharapkan siswa dapat menemukan kembali struktur bahasa secara utuh. Sebab, apabila seseorang berkehendak untuk melakukan satu hal, maka diperlukan analisis terhadap perbuatan itu secara totalitas. Yakni dengan mencari informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan hal tersebut secara parsial atau bagian demi bagian. Setelah mengenal setiap bagian dari satu hal, maka ia akan mengembalikan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. Maka terwujudlah sebuah proses yang disebut dengan analisis – sintesis.

8 Basennang Saliwangi, Pengantar Strategi ..., halaman 53

9 Iyosrosmana, Metode Pembelajaran Struktur Analisis Sintesis

(8)

Misalnya, dari kalimat “Ini bola.” Pada proses analisis akan menjadi sebagaimana berikut:

ini bola ini bola i ni bo la i n i b o l a.

Selanjutnya, siswa akan mensintesis kalimat tersebut, sehingga akan menjadi sebagaimana berikut:

i n i b o l a i ni bo la ini bola

ini bola

Secara utuh, proses SAS tersebut sebagai berikut: ini bola

ini bola i ni bo la i n i b o l a

i ni bo la ini bola

ini bola

(9)

terkecil untuk berkomunikasi adalah kalimat, yang mana kalimat tersusun oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, suku kata, dan huruf, (2) metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa anak, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, sebab pembelajaran bahasa dengan metode SAS ini bertolak dari hal-hal yang dikenal oleh anak, (3) metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri, siswa dapat mengenal sesuatu berdasarkan temuannya sendiri.10

4. Metode Linguistik

Metode linguistik sering juga disebut dengan metode oral-aural. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa asing.

Ciri-ciri dari metode linguistik ini adalah:

a. Pembelajaran berdasarkan atas analisis deskriptif bunyi-bunyi dan sistem bahasa yang akan diajarkan dan bahasa ibu siswa

b. Bahan yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan analis deskriptif bahasa yang akan diajarkan dan bahasa ibu siswa

c. Diajarkan sistem sistem bunyi-bunyi bahasa yang bersangkutan terlebih dahulu

d. Pola penyusunan bahasa serta struktur bahasa diajarkan setelah siswa mengenal bunyi-bunyi bahasa tersebut

e. Pengenalan kosakata Aris dimanfaatkan untuk pelajaran pembelajaran bunyi-bunyi bahasa dan pola penyusunan strukturnya

f. Penjelasan tentang tata bahasa perlu diberikan dan hendaknya memanfaatkan bahasa ibu siswa

g. Pembelajaran tata bahasa hendaknya dipadukan dengan latihan pemakaian bahasa agar siswa tidak menggunakan bahasa tersebut secara otomatis

h. Penutur asli (native speaker) sebaiknya dimanfaatkan untuk latihan pemakaian bahasa

i. contoh pemakaian bahasa dalam hubungan pemakaiannya yang sesungguhnya sama pentingnya dengan memberikan penjelasan tentang

(10)

pengertian kata-kata dan struktur bahasa itu, dalam pemakaian sesungguhnya

Dalam menggunakan metode ini, perlu diketahui terlebih dahulu bahasa ibu siswa dan bahasa yang akan diajarkan. Hal tersebut menyangkut bunyi bahasa, perbendaharaan kata, dan strukturnya, sehingga diperoleh persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu siswa dan bahasa yang akan diajarkan. Dengan demikian, pada metode ini tidaklah dilarang menggunakan bahasa ibu siswa dalam pembelajaran bahasa yang akan diajarkan, sebab bahasa ibu siswa akan memperkuat pemahaman siswa terhadap bahasa tersebut.11

5. Metode Langsung

Penerapan metode langsung dalam pembelajaran bahasa dengan cara semua aspek bahasa diberikan dengan menggunakan bahasa yang diajarkan. Yakni pembelajaran bahasa Indonesia di daerah manapun menggunakan pengantar bahasa Indonesia secara keseluruhan tanpa diselingi dengan bahasa ibu.

Kosakata dan struktur bahasa yang diajarkan kepada siswa adalah kosakata dan struktur bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Pada tahap permulaan, tata bahasa yang ajarkan tidaklah banyak dan tidak dalam bentuk formal.

Penerapan metode langsung dalam pembelajaran bahasa membutuhkan latihan menyimak dan meniru secara intensif hingga bentuk bahasa tersebut benar-benar dikuasai oleh siswa. Menurut Kosadi Hidayat, pelaksanaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa adalah, mula-mula siswa disuruh meniru perbuatan guru yang diiringi dengan ucapan, yakni kata atau kalimat yang menggambarkan perbuatan tersebut. Gerak dan ucapan tersebut kemudian dilanjutkan dengan dialog singkat, lalu percakapan bertiga,

(11)

berempat, dan seterusnya, sehingga suasana belajar berubah menjadi sebuah drama kecil yang diwarnai dengan gerakan-gerakan dan percakapan.12

6. Metode Pembatasan Bahasa

Metode ini menekankan pada perlunya pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang diajarkan kepada siswa. Yang dimaksud dengan pembatasan dan penggradasian bahasa adalah dalam hal penggunaan kosakata dan urutan penyajiannya. Kata-kata yang sering digunakan di masyarakatlah yang diambil sebagai sumber dan latihan penggunaan bahasa.13

Metode ini berupaya untuk mencari jalan yang paling singkat dan paling efisien agar dalam waktu yang relatif singkat, siswa dapat menguasai sejumlah kosakata dan pola kalimat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah dalam metode pembatasan bahasa ini adalah:14

a. Kata-kata dan pola kalimat yang diajarkan adalah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

b. Banyaknya kata dan pola kalimat yang diajarkan tidaklah dianggap penting

c. Selain faktor kekerapan penggunaan juga nilai struktural, keumumannya di lingkungan pemakai bahasa itu, dan daya pakainya untuk membentuk kata baru dan fungsi stilistikanya.

7. Metode Membaca

Metode ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memahami teks bacaan yang diperlukan dalam pembelajaran siswa. Metode membaca ini hanya untuk melatih keterampilan siswa dalam membaca.

Menurut Madusari dkk, langkah-langkah dalam menerapkan metode membaca antara lain:15

12 Kosadi Hidayat, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, dalam Muhajir Utomo, Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa, http://www.balaibahasa.com/metode-langsung-dalam-pembelajaran-bahasa.html, diakses pada 08 April 2016 pukul 04.18 WIB

13 Gede Upadana, Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia,

http://gede-upadana.blogspot.co.id/2012/04/metode-pembelajaran-bahasa-indonesia.html, diakses pada 08 April 2016, pukul 04.28 WIB

14 Basennang Saliwangi, Pengantar Strategi ... halaman 51

(12)

a. Pemberian kosakata dan istilah yang dianggap sukar dari guru kepada siswa. Kosakata ini diberikan dengan pengertian dan contoh penggunaan dalam kalimat

b. Penyajian teks bacaan di dalam kelas. Bacaan dibaca dalam hati dengan batas waktu yang ditentukan oleh guru.

c. Diskusi ini bacaan

d. Penjelasan tentang tata bahasa dilakukan dengan singkat. Hal ini dilakukan jika dianggap perlu oleh guru

e. Pembicaraan kosakata yang relevan dengan bacaan

f. Pemberian tugas seperti mengarang (sesuai dengan teks bacaan, membuat dengan, skema, diagram, rangkuman, dan sebagainya, yang relevan dengan teks bacaan yang telah disajikan

8. Metode Bibahasa

Metode bibahasa ini berdasarkan pada persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama atau bahasa ibu siswa dan bahasa yang diajarkan. Persamaan dan berbedaan itu tidak hanya dilihat dari kosakata saja, melainkan pada bunyi bahasa, bentuk bahasa, dan sintaksis kedua bahasa tersebut.

Metode ini mirip dengan metode linguistik, di mana bahasa ibu siswa digunakan untuk memperkuat penjelasan guru tentang perbedaan-perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasa guna memberikan pemahaman yang lebih kuat terhadap siswa.16 Masing-masing aspek yang

berbeda digunakan sebagai dasar dan latihan yang diberikan secara sistematis. Penerapan metode ini akan tampak dengan banyaknya variasi, misalnya dengan dialog, penggunaan multimedia, laboratorium, dan upaya-upaya lain yang relevan dan mendukung metode bibahasa ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

16 Teguh Prasetyo, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia,

(13)
(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metodologi pembelajaran bukanlah seperangkat prosedur pengajaran yang pasti, melainkan metode adalah sebuah proses yang dinamis dan kreatif dan dapat mencerminkan asumsi-asumsi tertentu tentang bahasa, tentang proefisiensi, dan pembelajaran

2. Macam-macam metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain: a. Metode tata bahasa – terjemahan

Metode tata bahasa – terjemahan ini dilakukan dengan memusatkan pembelajaran pada kosakata bahasa. Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode ini sangat mudah dan sederhana.

b. Metode audio – lingual

Metode audio lingual adalah metode pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih menekankan pada pentingnya pola bahasa dalam proses pembelajaran serta berasumsi bahwasanya bahasa lisan sebagai bentuk komunikasi yang paling utama. Pembelajaran bahasa, menurut metode ini, merupakan proses kebiasaan. Yakni dengan cara mempraktekkan pola-pola kalimat, dengan cara latihan berulang-ulang dan latihan transformasi. c. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini, siswa harus diperkenalkan terhadap struktur secara totalitas terlebih dahulu. Tahap selanjutnya siswa akan didorong untuk menyimpulkan struktur bahasa yang terurai tersebut menjadi satuan yang utuh kembali.

d. Metode linguistik

Dalam menggunakan metode linguistik, perlu diketahui terlebih dahulu bahasa ibu siswa dan bahasa yang akan diajarkan.

e. Metode langsung

(15)

f. Metode pembatasan bahasa

Metode ini menekankan pada perlunya pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang diajarkan kepada siswa.

g. Metode membaca

Metode ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memahami teks bacaan yang diperlukan dalam pembelajaran siswa. Metode membaca ini hanya untuk melatih keterampilan siswa dalam membaca.

h. Metode bibahasa

Metode bibahasa ini berdasarkan pada persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama atau bahasa ibu siswa dan bahasa yang diajarkan

B. Saran

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Afifah, Nur. Makalah Metode Audiolingual.

http://nurafifah14.blogspot.co.id/2014/12/makalah-metode-audiolingual.html, diakses pada 06 April 2016 Pukul 13.34 Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125

Anonim, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.

http://nurulelkhalieqy.blogspot.co.id/2012/03/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa.html, diakses pada 02 April 2016 Pukul 11.41 WIB Ghazali, A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan

Pendekatan Komunikatif – Interaktif . Bandung: PT. Refika Aditama

Iyosrosmana, Metode Pembelajaran Struktur Analisis Sintesis. https://iyosrosmana.wordpress.com/2009/09/30/41/, diakses pada 06 April 2016 pukul 18.47 WIB

Prasetyo, Teguh. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.

https://teguhsatu.wordpress.com/2009/12/15/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia/, diakses pada 08 April 2016 pukul 05.45 WIB

Saliwangi,Basennang. 1991. Pengantar Strategi Belajar – Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang

Upadana, Gede. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. http://gede-

upadana.blogspot.co.id/2012/04/metode-pembelajaran-bahasa-indonesia.html, diakses pada 08 April 2016, pukul 04.28 WIB

Utomo, Muhajir. Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa.

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Membaca nyaring huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat  Macam- macam bunyi/ suara  Gambar  Dongeng  Gambar  Cerita

Kalimat ketiga : angka ‘4000’ ditulis dengan huruf karena lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.. Kalimat keempat : penulisan

Untuk akhiran kalimat informal menggunakan 이 에 untuk suku kata yang berakhiran.. huruf Konsonan dan 예 untuk suku kata yang berakhiran huruf

d. Guru membimbing siswa dalam mengeja huruf, suku kata, dan kata yang baik dan benar dengan memberikan beberapa penguatan seperti dengan menggunakan kata-kata; bagus,

tidak mengenal Syllable (suku kata), atau yang dalam bahasa Jepang.. disebut Onsetsu, dalam satuan ucapan terkecil sebuah kata pada

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.. Akronim yang bukan nama diri yang

• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.. • Akronim yang bukan nama diri

Siswa SD dapat dikategorikan terampil menulis jika siswa tersebut telah mampu menuliskan lambang bunyi bahasa dalam tataran huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, kata, kalimat yang