KELOMPOK V
Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, dan Penulisan Unsur
Serapan
Faisal Fadly Pul (7123220022) Robi Abdullah (7123220052)
Vanny Nabila (7123220058) Welianus Zega (7123220060)
1. Pemakaian huruf 1.1 Abjad
EYD menggunakan 26 huruf, yang dapat digolongkan ke dalam dua bagian: a. huruf yang melambangkan fonem vokal, dan
b. huruf yang melambangkan fonem konsonan.
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
Aa A Jj Je Ss Es
Bb Be Kk Ka Tt Te
Cc Ce Ll El Uu U
Dd De Mm Em Vv Ve
Ee E Nn En Ww We
Ff Ef Oo O Xx Eks
Gg Ge Pp Pe Yy Ye
Hh Ha Qq Ki Zz zet
Ii I Rr Er
1.2 Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf Contoh Pemakaian dan Letak
di awal di tengah di akhir
a apa pada lupa
i itu pintu tetapi
u uang buka ragu
e (e) enak teras sore
∂ (e) emas kera tipe
o oleh kota toko
1.3 Konsonan
Huruf Contoh Pemakaian dan Letak
di awal di tengah di akhir
b baru kabut sebab
c cacat kancil
-d duri kuda maksud
f faktor tafsir positif
g ganji juga gudeg
h harap tahu gajah
j jalan kejar mikraj
k kami takut baik
kh khusus akhir tarikh
l lama alam mual
m mari aman kelam
n nanti anak makan
ng ngilu angin sedang
ny nyata banyak
-p pagi apa tetap
q quran furqa
-r rata harus liar
s sayang kasih luas
sy syarat masyarakat
-t tujuh data rapat
v varia lava
-w wakil jawab
-x xenon -
-y yang daya
-z zeni lazim juz
1.4 Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,au dan oi.
Huruf Contoh Pemakaian dan Letak
di awal di tengah di akhir
ai ain syaitan pantai
au aula saudara harimau
oi oikumene boikot amboi
Di bawah ini dicantumkan pola persukuan kata dalam bahasa indonesia. Setiap suku kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh vokal. Vokal ini dapat didahului atau diikuti oleh konsonan.
a. Bahasa Indonesia mengenal empat macam pola umum suku kata. 1. V : a-nak, i-bu, ba-u
2. VK : ar-ti, ma-in, om-bak 3. KV : ra-kit, ka-in
4. KVK : pin-tu, hi-lang
b. Disamping itu bahasa Indonesia mengenal pola suku kata berikut : 1. KKV : pra-ja, sas-tra
2. KKVK : trak-tor, prak-tis 3. VKK : eks, ons
4. KVKK : teks, kon-teks 5. KKVKK : kom-pleks
6. KKKV : stra-te-gi, in-stru-men 7. KKKVK : struk-tur, in-struk-tur Keterangan: v=vokal, k=konsonan
c. Pemisahan suku kata pada kata dasar adalah sebagai berikut :
1. Kalau ditengah kata ada dua vokal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.
Contoh : ma-af, bu-ah, ri-ang.
2. Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu
Contoh : a-nak, a-pa, a-gar.
Oleh karena ng, sy, ny, dan kh melambangkan satu konsonan, pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.
Contoh : sa-ngat, nyo-nya, isya-rat.
3. Jika ditengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan terdapat di antara kedua konsonan itu.
Contoh : ker-tas, tem-pat, lam-bat.
4. Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut di antara konsonan yang pertama dengan konsonan kedua
Contoh : in-struk-si, bang-krut, ul-tra.
d. Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel dalam persukuan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan
1.6 Nama Diri
Penulisan nama-nama sungai, gunung, jalan, kota, dan sebagainya disesuaikan dengan EYD
Contoh:
Kali Brantas Gunung Sibayak Danau Singkarak Sungai Citarum Jalan Diponegoro Jakarta
Nama orang, badan hukum, nama diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan EYD, kecuali bila ada pertimbangan khusus.
Contoh :
Universitas Negeri Medan Institut Teknologi Bandung S. Soebardi
Djoko Kentjono
2. Penulisan Kata 2.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
rumah, ibu, percaya, sedang.
2.2 Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: berdiri, dikelola, penetapan, mempermainkan, dll.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran, ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti/mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Catatan:
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme.
Jika kata maha sebagai unsur gabungan kata diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Pengasih.
2.3 Kata Ulang
Ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: lauk-pauk, sayur-mayur, tunggang-langgang, anak-anak, centang-perenang, dll.
2.4 Gabungan Kata
a. Gabungan kata biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kambing hitam, kereta api, mata pelajaran, rumah sakit, simpang empat, dll.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami, alat pandang-dengar, dll. c. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata, ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali, adakalanya, beasiswa, dukacita, kasatmata, saputangan, sekalipun, sukacita, dll.
2.5 Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersusun rapi.
2.6 Kata Depan di, ke, dan dari
Apabila menunjuk kata tempat, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: di dalam, di mana, ke mana, ke depan, dari sana, dari kota, dll.
Catatan:
Untuk kata-kata daripada, kepada, serta imbuhan di- yang merujuk kalimat pasif, ditulis serangkai.
Dia lebih tua daripada adiknya. Kami percaya kepadanya. Bawa kemari buku itu. Dari tadi dia keluar kelas. Kau dipanggil Ibu.
2.7 Kata Sandang si dan sang.
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Harimau itu marah kepada sang kancil.
Buku itu dikirim kembali kepada si pengirim.
2.8 Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
b. Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll.
Contoh: apa pun, satu kali pun.
c. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
2.9 Singkatan atau Akronim
a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:A.S. Kramawijaya
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misanya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya: ABRI, LAN, IKIP
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri, Bappenas
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: pemilu, radar, rapim
2.10Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2 Angka Romawi : I, II
b. Angka digunakan untuk menyatakan: (i) ukuran panjang, luas, berat dan isi. (ii) satuan waktu,
(iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya: (i). 0,5 sentimeter, 3 meterpersegi, 5 kilogram, 30 persen (ii). 2 jam
(iii).Rp.1.000,-(iv).10 unit
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15
d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
1. Bilangan utuh.
Misalnya: dua puluh dua, dua ratus dua puluh dua
2. Bilangan pecahan.
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya: Paku Buwono X, Bab II, Tingkat V, Abad ke-20
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya: tahun 50-an, uang 5000-an
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilagan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
i. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, lambang susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat.
Misalnya : Pak Darmo mengundang 250 orang tamu. Bukan : 250 orang tamu diundang Pak Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman sebanyak 250 juta rupiah.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya : Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai. Bukan : Kantor kami mempunyai dua puluh (20) orang pegawai.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya: Saya telah sertakan uang sebesar Rp 999,75,- (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
3. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya itu bahasa Indonesia menyerap unsue dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia, dapat dibagi atas dua golongan, yaitu:
3.1 Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’home par I’home.
Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan ialah sebagai berikut:
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
ae, jika tidak bervariasi dengan e, tetap αe
aerobe aerob
aerodynamics erodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin hemoglobin haematite hematit
ai, tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au, tetap au
audiogram audiogram hydraulic hidraulik caustic kaustik
c, di muka a, u, o dan konsonan, menjadi k
construction konstruksi
cubic kubik
classification klasifikasi
c, di muka e, I, oe, dan y, menjadi s
central sentral circulation sirkulasi cylinder silinder
cc, di muka o, u, dan konsonan, menjadi k
cc, di muka e, dan i, menjadi ks
accent aksen
vaccine vaksin
cch dan ch, di muka α, o, dan konsonan menjadi k charisma karisma saccharin sakarin technique teknik ch, yang lafalnya s atau sy, menjadi s;
ch, yang lafalnya c menjadi c
echelon eselon
machine mesin
check cek
c (Sansekerta) menjadi s
cabda sabda
castra sastra
e tetap e
effective efektif description deskripsi
system sistem
ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
ei tetap ei
eicosane eikosan eidetic eidetic einsteinium einsteinium
eo tetap eo
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron eugenol eugenol europium europium
f tetap f
fanatic fanatik
factor factor
fossil fosil
gh menjadi g
sorghum sorgum
gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
i, pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
iamb iambe
ion ion
iota iota
ie, jika lafalnya I, menjadi i ie, jika lafalnya bukan I, tetap ie
politiek politik
riem rim
efficient efisien
kh (arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
oe (oi yunani) menjadi e
oestrogen estrogen oenology enologi foetus fetos
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor provost provos
oo’ (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
oo’ (vocal ganda) tetap oo
zoology zoologi coordination koordinasi
ou, jika lafalnya au, menjadi au
bout baut
counter counter
ou, jika lafalnya u, menjadi u
gouverneur gubernur coupon kupons contour kontur
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi spectrograph spektrograf
ps tetap ps
pseudo pseudo psychiatry psikiatri psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
pteridology pteridologi ptyalin ptyalin
q menjadi k
aquarium akuarium frequency frekuensi aquator ekuator
rh menjadi r
rhapsody rapsodi rhythm ritme rhetoric retorika sc, di muka a, o, u, dan konsonan, menjadi sk
scandium skandium scriptie skripsi scotopia skotopia
sc, di muka e, i, dan y, menjadi s
scenography senografi scintillation sintilasi scyphistoma sifistoma
sch, di muka vocal, menjadi sk
schema skema
schizophrenia skizofrenia scholasticisme skolastisme
t, di muka i, jika lafalnya s, menjadi s
ratio rasio
action aksi
patient pasien
th menjadi t
theocracy teokrasi thrombosis thrombosis method metode
u tetap u
structure struktur institute institut
ua tetap ua
dualism dualism aquarium akuarium
ue tetap ue
suede sued
dued duet
ui tetap ui
equinos equinoks conduite konduite
duit duit
uo tetap uo
fluorescein fluoresein quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
v tetap v
vitamin vitamin television televise cavalry kavalery
x, pada awal kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
x, pada posisi lain, menjadi ks
executief aksekutif
taxi taksi
xc, di muka e dan i, menjadi ks
excess ekses exceptie aksepsi axcitation eksitasi
xc, di muka a, o, u dan konsonan, menjadi ksk excavation ekskavasi excommunication ekskomunikasi exclusive eksklusif
y, jika lafalnya y, tetap y
yangonin yangonin
yen yen
yuccaganin yukaganin
y, jika lafalnya i, menjadi i
dynamo dynamo propyl propel psychology psikologi
z tetap z
zenith zenith zirconium zirconium zodiac zodiak
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan.
gabbro gabro
effect efek
commission komisi
-aat menjadi –at
advocaat advokat
-age menjadi –ase
-air, -ary, menjadi –er
complementair komplementer primair, primary primer
secundair, secondary skunder
-ant menjadi –an
accountant akuntan informant informan
-archie, -archy menjadi –arki
anarchic anarki oligarchic, oligarchy oligarki
(a)tie, -(a)tion menjadi –asi, -si
actie aksi
publicatie, publication publikasi
-eel, -aal, -al menjadi –al
structureel, structural struktural formeel, formal formal rationeel, rational rasional
-ein, tetap –ein
cystein sistein casein kasein protein protein
-eur, or menjadi –ur
directeur, director direktur inspecteur inspektur conducteur, conductor kondektur
-or tetap –or
dictator dictator corrector korektor
ief, -ive menjadi –if
-iek, -ica, -ic, -ics, -ique (nominal) –ik, -ika logica, logic logika physica, physics fisika techniek, technique teknik
-iel, -ile menjadi –il
percentiel, percentile persentil mobiel, mobile mobil stabiel, stabile stabil
(-isch), -ic (objektif) menjadi –ik
(electronisch), electronic elektronik (mecahnisch), mechanic mekanik (ballistisch), ballistic balistik
-isch, ical menjadi –is
economisch, economical ekonomis practisch, practical praktis logisch, logical logis
-isme, -ism menjadi –isme
modernisme,modernism modernism communism, communism komunisme
-ist menjadi –is
publicist publisis egoist egois
-logic, -logy menjadi logi
technologic, technology teknologi physiotogic, physiology fisiologi analogic, analogy analogi
-logue menjadi –log
catalogue katalog dialogue dialog
analoog analog epilog epilog
-oide, -oid menjadi –oid
hominoide, hominoid hominoid anthropoide, anthropoid anthropoid
-oir(e) menjadi –oar
trottoir trotoar repertoire reportoar
-teit, -ty menjadi –tas
universitiet, university universitas qualitiet, quality kualitas
-uur, -ure menjadi –ur