Fungsi dan Kedudukan BI
• Tercantum dalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 1928)
“Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”
Bahasa Indonesia
1. Bahasa Nasional
(ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928)
2. Bahasa Negara
Bahasa Negara
• Bahasa Resmi
Bahasa Nasional
• Lambang Identitas Nasinal
• Lambang Kebanggaan Nasional • Alat Pemersatu Bangsa
Bahasa Indonesia
• Ragam Bahasa Indonesia a. Bahasa Baku (Resmi)
Sifat: Kemantapan dinamis Cendekia
Seragam
KAIDAH KEBAKUAN BI
Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan
Pedoman Umum Pembentukan
Istilah
Kaidah Pembentukan Kata
Pengimbuhan (Afiksasi)
Pengulangan (Reduplikasi)
Penggabungan/pemajemukan
(Komposisi)
Kaidah Pemilihan Kata
ketepatan kehematan kebenaran kelayakan kelaziman
Aspek semantik kata
Sinonim (kemiripan makna) Polisem (kegandaan makna) Homonim (kesamaan bentuk)
Denotasi dan konotasi (acuan dan
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan
1. Ejaan Van Ophuisjn 1905
2. Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947
Ejaan
Ejaan merupakan pelambangan
bunyi dengan huruf.
Ejaan yang berlaku sekarang
adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
EYD diresmikan pemakaiannya
Permasalahan Ejaan
Penulisan Huruf Kapital
Pemakaian Huruf Kapital
Digunakan sebagai huruf pertama petikan
langsung.
“Kapan engkau datang?”
“Bukan aku yang mengundangnya.”
Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar. “Mau ke mana Tuan Guru?”
Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan untuk
menuliskan nama jabatan yang diikuti nama diri.
• Kolonel Simbolon
• Kopral Parmin
• Kepala Balai Bahasa Yogyakarta
• Gubernur Semarang
• Walikota Surakarta
• Presiden Habibi
Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang penuh yang terdapat pada nama badan, lembaga, dan dokumen resmi.
Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual
Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mau ke mana, Paman?
Tolong ambilakn kue itu, Dik.
Kata depan tidak ditulis dengan huruf kapital
Huruf kapital digunakan untuk
menuliskan singkatan.
Jika yang disingkat itu hanya terdiri atas
satu kata, huruf pertama ditulis kapital dan huruf yang lain ditulis kecil disertai tanda titik.
jalan → Jln.
nomor → No.
Jika yang disingkat itu terdiri atas dua
kata atau lebih, singkatannya ditulis
dengan huruf kapital tanpa disertai tanda titik.
sekolah dasar SD
rukun tetangga RT
hari ulang tahun HUT
Jika yang disingkat itu terdiri atas dua
kata atau lebih, tetapi yang disingkat
berupa gelar, singkatannya ditulis dengan huruf kapital disertai tanda titik.
raden mas R.M.
bendara raden mas B.R.M.
Singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda titik.
Prof. Dr. G.B.P.H. Poeger, M.H. Mohammad M.A., M.A.
Singkatan nama resmi lembaga, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
DPR MPR DPD
Pemakaian Huruf Miring
Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Dikutip dari Kompas, 2 Juli 2007
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ....
Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Yang dimaksud dengan hak milik dalam
ketentuan ini adalah ….
Kata babu terasa lebih kasar daripada
Dipakai untuk menuliskan kata atau
istilah asing atau daerah yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata ambles tidak dapat diganti dengan amblas.
Penulisan Kata
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan
atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Istilah khusus dan gabungan kata atau kata
Akronim dan Singkatan
• Singkatan adalah hasil menyingkat
(memendekkan) berupa huruf atau gabungan huruf
• Akronim adalah singkatan yang
diperlakukan sama a. Akronim Nama Diri
Singkatan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
KKN (Kuliah Kerja Nyata)
KKN (Korupsi Kolusi, dan Nepotisme)
yth.
dsb.
Akronim
Akronim merupakan singkatan yang diperlakukan
sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (IKIP, SIM, LAN).
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital (Iwapi, Kowani, Bappenas)
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
Pola-Pola Singkatan dan Akronim
1. Pola 1 (suku kata awal dengan suku kata awal) 2. Pola 2 (suku kata akhir dengan suku kata akhir) 3. Pola 3 (suku kata awal dengan suku kata akhir) 4. Pola 4 (suku kata akhir dengan suku kata awal) 5. Pola 5 (suku kata tengah dengan suku kata awal) 6. Pola 6 (suku kata tengah dengan suku kata akhir) 7. Pola 7 (suku kata tengah dengan suku kata tengah) 8. Pola 8 (suku kata awal dengan suku kata tengah)
9. Pola 9 (pola yang sulit dirunut dan telah dimodifikasi)
contohnya, modif + jablay, pendekatan jadi Pede (Kacau) 10. Pola singkatan yg dibaca akronim (ASI, ABRI)
Data Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
Muh. Yamin Suman Hs.
M.B.A. (master of business administration)
M.Sc. (master of science)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
Bpk. (bapak)
Data Akronim
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik. Mislnya :
dsb. (dan sebagainya) hlm. (halaman)
sda. (sama dengan atas)
Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap huruf diikuti titik. Mislnya :
a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat) u.b. (untuk beliau) u.p. (untuk perhatian)
Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik. Misalnya : Cu (kuprum) cm (sentimeter) l
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan
1. Ejaan Van Ophuisjn 1905
2. Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947
Ejaan
Ejaan merupakan pelambangan
bunyi dengan huruf.
Ejaan yang berlaku sekarang
adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
EYD diresmikan pemakaiannya
Tanda Baca
Tanda Titik (.) Tanda Koma (,)
Tanda Titik Koma (;) Tanda Titik Dua (:) Tanda Hubung (-) Tanda Pisah (--) Tanda Kurung (…)
Tanda Petik (“…”)
Tanda petik Tunggal („…‟)
Bentuk Kata
Apa itu bentuk
kata?
Untuk apa
membentuk
kata?
Bagaimana
cara
membentuk
Bentuk Kata
Kata Jadian
Kata jadian dapat dibentuk melalui: a. pengimbuhan
(afiksasi),
b. pengulangan
(reduplikasi), atau c. penggabungan
Pengimbuhan
(Afiksasi)
• Awalan (Prefiks)
• Sisipan (Infiks)
• meng- + kawal → mengawal kenal → mengenal kirim → mengirim
kosong → mengosongkan kuras → menguras
korban → mengorbankan *mengkorbankan
koordinasi → mengoordinasi *mengkoordinasi
kubur → mengubur *mengkubur
kultus → mengultuskan *mengkultuskan
kelola → mengelola *mengkelola
• meng- + kristal → mengkristal kritik → mengkritik
• meng- + pasang → memasang pasok → memasok peras → memeras pesan → memesan pijat → memijat pinjam → meminjam porot → memoroti
poranda → memorandakan pukul → memukul
pulih → memulihkan
porak poranda → memorak porandakan
• meng- + produksi → memproduksi
proklamasi → memproklamasikan proses → memproses
• meng- + tawar → menawari tahan → menahan tindas → menindas tikung → menikung tusuk → menusuk tulis → menulis
toreh → menorehkan toleh → menoleh
taat → menaati *mentaati
telaah → menelaah *mentelaah
terjemah → menerjemahkan *menterjemahkan
• meng- + tranfer → mentransfer transfusi → mentransfusi
• meng- + sadap → menyadap
saran → menyarankan sihir → menyihir
siram → menyiram sulap → menyulap suruh → menyuruh
sorong → menyorongkan
sukses → menyukseskan *mensukseskan
simpul → menyimpulkan *mensimpulkan
• meng- + kawal → mengawal kenal → mengenal kirim → mengirim
kosong → mengosongkan kuras → menguras
korban → mengorbankan *mengkorbankan
koordinasi → mengoordinasi *mengkoordinasi
kubur → mengubur *mengkubur
kultus → mengultuskan *mengkultuskan
kelola → mengelola *mengkelola
• meng- + kristal → mengkristal kritik → mengkritik
• meng-+ calon → mencalonkan *menyalonkan
cangkul → mencangkul *menyangkul
cinta → mencintai *menyintai
cibir → mencibir *menyibir
curang → mencurangi *menyurangi
cukup → mencukupi *menyukupi
coba → mencoba *menyoba
cuci → mencuci *menyuci
cium → mencium *menyium
Proses Pembentukan Kata
Kata Asal Kata Turunan
kegiatan/ proses/cara/ pelaku hasil tindakan perbuatan
Kata Jadian
Kata jadian dapat dibentuk melalui: a. pengimbuhan
(afiksasi),
b. pengulangan
(reduplikasi), atau c. penggabungan
Pengimbuhan
(Afiksasi)
• Awalan (Prefiks)
• Sisipan (Infiks)
Pengulangan (Reduplikasi)
Pengulangan
dapat
menyatakan
banyak, baik
dalam hal
kualitas
Kata Ulang
Penggabungan (Kompositum)
Dapat berupa
kelompok kata (frasa)
kata
majemuk (frasa
Struktur Frasa Bahasa Indonesia
Frasa Kata Benda (Frasa Nomina) DM (diterangkan-menerangkan)
Frasa Kata Kerja
(Frasa Verba)
MD (menerangkan-diterangkan)
Frasa Kata Sifat
(Frasa Adjektiva) MD atau DM
Pilihan Kata
Apa itu pilihan kata
Untuk apa kita memilih kata
Pengertian
Kambing Hitam
Setiap ada
persoalan dia selalu dijadikan kambing hitam.
Kakek Mardi
‘
Kehilangan Nyawa
’
mati
meninggal
meninggal dunia
modar tewas gugur mangkat mampus koit mampus
pulang ke rahmatullah
lampu mati: matikan!
Petinju dan Peninju
Tinju
Petinju
Meninju
Peninju
Penanda Jamak
Diulang
Dilekati kata penanda banyak
Kata penanda banyak
Pemakaian Kata yang Layak
Beda dengan negara-negara maju, negara berkembang pada umumnya belum mampu untuk menciptakan teknologi baru.
Sumber daya kehutanan menipis karena penebangan hutan yang kurang tanggung jawab.
PERISTILAHAN
Peristilahan merupakan hal tata istilah, yaitu perangkat peraturan pembentukan istilah.
Istilah khusus ialah istilah yang maknanya terbatas pada bidang ilmu tertentu.
Sumber Istilah
Kosakata Bahasa Indonesia dan Melayu
kedai kopi coffeeshop
tambatan retention
acak random
pajak tax
petinju boxer
Persyaratan Istilah yang Baik
dipilih yang paling cocok
agung-besar-raya
area-daerah-kawasan-wilayah asli-tulen-murni
bea-cukai-pajak
dipilih yang paling ringkas
gambut ‘tanah berlumut’
kosakata ‘perbendaharaan kata’ suaka politik ‘perlindungan politik’
jelaga ‘hitam arang’ (soot atau carbon black)
timbel ‘timah hitam’ (lead)
dipilih yang berkonotasi atau bernilai rasa baik
panti werda ‘rumah jompo’ waria ‘banci’
wisma tunanetra ‘rumah orang buta’ malagizi ‘gizi buruk’
malapraktek ‘praktek yang buruk’ pramusiwi ‘penjaga anak’
pramuwisma ‘PRT’ tunanetra ‘buta’
tunarungu ‘tuli’
Kata Bersinonim
agar supaya
adalah merupakan
lalu kemudian
bagi untuk
diperuntukkan bagi
tersebut di atas
Kata Depan (Preposisi)
di, ke, dari, pada,
kepada, bagi, untuk, demi, oleh, tentang,
mengenai, secara, buat, guna, dengan, sejak,
Penghubung Kalimat Majemuk
Setara (Konjungtor Koordinatif)
dan, atau, tetapi,
serta, lalu, kemudian, namun, maka,
Melihat situasi mulai memanas, petugas dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Ketika melihat situasi mulai memanas, petugas dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Tatkala melihat situasi mulai memanas,
petugas dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Ditemani pengacaranya, Fuad mengadukan Tempo kepada Polri.
• Dengan ditemani pengacaranya, Fuad mengadukan Tempo kepada Polri.
• Fuad mengadukan Tempo kepada Polri
dengan ditemani pengacaranya.
• Bersama pengacaranya, Fuad
Perkembangan Pemanfaatan
Imbuhan Lama dalam
Menerjemahkan Istilah Asing
• Awalan: ada 33
• Sisipan: ada 2
Ada 33 Awalan, 2 Sisipan, dan
1 Akhiran
Awalan
adi- ‘agung’
alih- ‘pindah’
antar- ‘di antara’
awa- ‘menghilangkan’
6. bak- ‘seperti’ 7. bawah- ‘di bawah’
8. bentuk- ‘berbentuk’
9. dalam- ‘di dalam’
10. dur- ‘jahat’
11. dwi- ‘dua’
12. lewat ‘melewati’
13. maha- ‘besar, sangat’
Terjemahan dr B. Inggris
15. mala-, menerjemahkan ill-, mal-,mis-16. mondong-, menerjemahkan -prone
17. nara-, berarti ‘orang’
18. nir-, menerjemahkan a-, an-, e-, ill, in-, un-, dan non-, serta akhiran –less
berarti ‘tanpa’
19. peri-, menerjemahkan wise ‘secara
= way of’
20. pra-, menerjemahkan ante-; pre-;
‘di muka’
22. rupa-, akhiran [–old], -form ‘menyerupai’
23. se-, [co-] ‘bersama’
24. salah-, [mis-] ‘tidak betul’
25. saling-, [inter-] ‘timbal-balik’
26. serba- atau sarwa [omni-, all-, multi-]
‘semua’
27. su-, [good-, well-] ‘baik’
29. tak-, a- [a-, ab-, in-, il-, im-, ir-, un-, non-,
dis-30. tan-, [-an, in-, non] ‘bukan’
31. tata-, [order] ‘susunan, tatanan’
32. tri-, [tri-] ‘three’
33. tuna-, [a, under, less]
34. -in-, [end, ent, -and] ‘di—kan’
35. -em- katasifat (ks); katakerja (kk)
Kalimat
• Ungkapan pikiran yang utuh, baik
disampaikan secara sederhana atau kompleks.
1. Ini Budi.
2. Siswa SD sudah mengenal narkoba. 3. Siswa mengenal narkoba melalui para
Keutuhan Kalimat
• Subjek: siapa/apa• Predikat: mengapa
• (Objek): apa
• (Pelengkap)
Penanda Subjek
• Jawaban atas pertanyaan siapa (kalimat aktif) atau apa (kalimat pasif).
• Kata/frasa nominal • …. Itu
Perusahaan itu memproduksi alat musik berkualitas.
• Yang …
Yang ingin memeriksakan silakan datang ke klinik pada jam istirahat.
• … yang …
Kevariasian
• Variasi dalam pembukaan kalimat: dengan keterangan, dengan, adalah, bahwa, atau syahdan.
Bahwa mereka hobi jalan-jalan, kita tahu.
Syahdan, mobilnya pun berganti dengan merek yang terbaru.
Adalah kenyataan bahwa studi banding menjadi wajib bagi anggota dewan terhormat.
• Variasi kalimat tanya atau perintah; aktif-pasif.
Coba Anda cermati perilaku para elite politik! Sesuaikah perbuatan mereka dengan yang mereka janjikan dulu waktu kampanye? Yang kelihatan,
mereka dengan mengatasnamakan konstituen, kemaruk berlomba-lomba mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi.
Fungsi Pragmatik Kalimat
Afirmatif: pemberitahuan, penegasan, penolakan,
pembenaran, pembandingan, argumentasi, konfirmasi
Imperatif: suruhan, instruksi, permintaan, permohonan
Interogatif: pertanyaan
Persuasif: bujukan, rayuan, imbauan, ajakan
Negosiatif: tawar-menawar
Eksesif: menyatakan keadaan yang di luar kebiasaan
Kalimat
• Ungkapan pikiran yang utuh, baik
disampaikan secara sederhana atau kompleks.
1. Ini Budi.
2. Siswa SD sudah mengenal narkoba. 3. Siswa mengenal narkoba melalui para
Keutuhan Kalimat
• Subjek: siapa/apa• Predikat: mengapa
• (Objek): apa
• (Pelengkap)
Penanda Subjek
• Jawaban atas pertanyaan siapa (kalimat aktif) atau apa (kalimat pasif).
• Kata/frasa nominal • …. Itu
Perusahaan itu memproduksi alat musik berkualitas.
• Yang …
Yang ingin memeriksakan silakan datang ke klinik pada jam istirahat.
• … yang …
Penanda Predikat
• Kata kerja (tidak didahului kata yang).
Penanda Objek
Keterangan
• Didahului kata: bagi, untuk, demi, dengan, jika, maka, di, ke, dari, pada, kepada,
terhadap, daripada, agar, supaya.
Efektivitas kalimat
• Penggunaan ejaan• Penggunaan diksi atau pilihan kata
Kalimat Efektif
Kesepadanan
• Kemaksimalan struktur bahasa mendukung gagasan yang dikandung. 1. Kalimat mayor harus mengandung subjek dan predikat.
Di dalam perda baru menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib pajak.
Perda baru itu menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib pajak.
2. Ide pokok terdapat dalam induk kalimat
Ia sudah menjadi pegawai ketika saya masih kuliah.
Saya masih kuliah ketika ia diangkat menjadi pegawai BKN.
3. Penggunaan kata penghubung yang tepat sesuai dengan sifat gabungan itu.
4. Hindari penumpukan gagasan dengan banyak anak kalimat dalam satu kalimat.
5. Kekhususan menjadi subjek dan yang umum menjadi predikat dalam kalimat ekuatif.
Contoh 4
• Kami sependapat dan terima kasih atas saran-sarannya untuk memberikan honor yang lebih banyak kepada para dosen KUTIP. Namun, tampaknya honornya saat ini sudah yang paling optimal yang dapat kami usahakan dikaitkan dengan kemampuan pemerintah karena honor dosen KUTIP adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Pendidikan Maritim Pemerintah yang lain termasuk Akademi Ilmu Pelayaran RI sehingga harus berkonfrontasi dengan bapak-bapak yang berwajib mengatur honor tersebut, karena beliau-beliau mendesak kami agar honor dosen KUTIP diturunkan supaya seragam dengan Pendidikan Maritim Lain, sedangkan kami mendesak
agar supaya honor pendidikan Maritim tersebut honornya dinaikkan supaya seragam.
• Terdakwa I, II, dan III dituduh secara bersama-sama atau sendiri-sendiri berturut-turut 2 kali telah membikin surat palsu atau memalsukan surat,
sehingga oleh perbuatan mereka terdakwa II telah mendapat izin untuk pendirian apotik S dari Walikota dan merubah ruangan-ruangan dari rumah yang mereka tinggali menjadi apotik dengan izin walikota juga, sesudah mereka memalsukan surat permintaan yang bersangkutan sehingga
Cara Penulisan Daftar
Pustaka/Referensi Ilmiah
1. Urutannya
Nama Penulis
Tahun Penerbitan/penulisan Judul (Buku, Artikel, dsb.)
Penulisnya 1 orang
• DAFTAR PUSTAKA
• Chomsky, Noam. 1972. Language and Mind. New York: Harcourt Brace.
• Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: RinekaCipta.
• Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta: Grasindo.
• Esti W.D., Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
• Jacobson, Roman. 1971. Studies on Child Language and Aphasia. The Hague: Mouton Publishers.
• Lauder, Multamia RMT. 1997. Pedoman Pengenalan dan Penulisan Bunyi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
• Marat, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
• Pranowo. 1971. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
• Steinberg, Danny D. 1990. Psikolinguistik: Bahasa, Akal, dan Dunia.
Referensi Artikel
• Andriany, Liesna. 2007. “Pengaruh Stimulus terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah” dalam Makalah
MLI. Surakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia.
• Dardjowidjojo, Soenjono. 1991. “Pemerolehan Fonologi
dan Semantik pada Anak: Kaitannya dengan Penderita
Afasia”, PELLBA 4, ed. Soenjono Dardjowidjojo, hlm. 64--72. Yogyakarta: Kanisius.
Menentukan Referensi Contoh 1
• Abdul Gaffar Seno, Tukiman Kolor Maut, dan Cicilia Wewe Gombel menulis buku
yang berjudul “Sifat Masif Petinggi Negara”. Buku itu rencananya akan
diterbitkan di Medan pada tahun 2008 oleh penerbit Sidabutar Marangin-Angin.
Namun, karena sesuatu hal, buku itu
2. Menentukan Daftar Pustaka
• Prof. Dr. Sutarjo, M.E. menulis artikel“Perekonomian Rakyat Perdesaan” di
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada
bulan April—Agustus tahun 2006 secara berkala. Oleh penerbit Gama Pres
Yogyakarta tulisan tersebut dikumpulkan
dan diterbitkan dengan judul “Geliat
Perbaikan Referensi 1 dan 2
• Seno, Abdul Gaffar, Tukimin Kolor Maut, dan Cicilia Wewe Gombel. 2009. Sifat Masif Petinggi Negara. Palembang: PT Komering Press.
• Sutarjo. “Perekonomian Rakyat Perdesaan” Dalam
Kedaulatan Rakyat, Aprill—Agustus, 2006.