RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
STUDI KASUS PEMANFAATAN LAHAN KAMPUS I UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP KEPENTINGAN EKONOMI
MAKALAH PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER
MATAKULIAH
PENATAAN RUANG DAN ANALISIS PERTUMBUHAN KOTA
AZHAR FIRDAUS
1106143415
JENJANG MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
1
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi lahan hijau di Indonesia begitu minim. Kota Makassar, Ruang Terbuka Hijau (RTH) masih minim yakni sekitar sembilan persen dari tiga puluh persen yang dipersyaratkan di Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Perkataan aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan Taufik Kasaming, menghimbau agar pihak Pemerintah Kota memperhatikan penyediaan ruang terbuka hijau. Demi keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya bencana ekologi seperti banjir dan longsor.
Begitu juga yang terjadi di Kota Jakarta. Kota Jakarta sudah begitu penuh dan sesak. Lahan hijau yang tersedia di Kota Jakarta. Gedung-gedung dibangun tanpa mengetahui batasan yang seharusnya ada. Akibat yang terjadi yaitu kurangnya daerah ruang terbuka hijau sehingga ketika dalam waktu singkat hujan datang, kita sudah menghadapi banjir.
Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, terletak di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Kampus ini dibagi menjadi Kampus I dan Kampus II. Ketika kita melihat dari dekat, terdapat kemegahan dari gedung kampus ini. Gedungnya yang tinggi memperlihatkan bahwa kampus ini mempunyai kualitas yang tidak rendah.
Di balik kemegahan gedung kampus UIN Syarif Hidayatullah terdapat beberapa celah. Salah satu celah yang menghasilkan dampak negatif adalah masalah sarana dan prasarana di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah, terutama di Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sarana dan prasarana di kampus ini terdiri dari penyediaan
lahan parkir (baik untuk mobil ataupun sepeda motor), kantin di beberapa fakultas, dan lain sebagainya.
Sarana dan prasarana yang terdapat di kampus I UIN Syarif Hidayatullah begitu rapat dan sesak. Alasan yang membuat kampus ini menjadi sesak menurut observasi awal
2 Kegiatan ekonomi yaitu adanya bisnis parkir kendaraan baik itu kendaraan roda dua ataupun roda empat. Tiap kendaraan roda dua dikenai biaya sebesar 500 rupiah. Sedangkan untuk mobil, tidak dikenakan biaya sama sekali. Kenyataan ini menghasilkan kesenjangan sosial.
Jumlah kendaraan roda dua ataupun roda empat di Kampus I UIN Syarif Hidayatullah sudah tidak dapat dihitung angka pastinya. Ketika rumah hanya di sebelah kampus, mereka masih menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Mengakibatkan tingkat polusi udara semakin tinggi, yang justru berada di wilayah kampus. Seharusnya kampus punya pemikiran yang lebih maju daripada masyarakat yang ada di luar kampus. Kegiatan ekonomi lain yaitu dibangunnya kantin. Lahan kantin sebelumnya adalah lahan terbuka hijau. Tetapi, telah beralih fungsi menjadi pembangunan kantin dengan dua
lantai.
Proses pemanfaatan lahan di lingkungan kampus menjadi semakin mudah untuk kepentingan ekonomi. Baik untuk penyediaan lahan parkir maupun pembangunan gedung sarana dan prasarana, salah satu contohnya adalah kantin. Proses pemanfaatan ini tidak
memikirkan segi positif dan negatif bagi mahasiswa dan karyawan kampus. Perlu adanya solusi yang tepat untuk menyelesaikan kesenjangan di lingkungan kampus. Sehingga mahasiswa dan karyawan dapat nyaman ketika melakukan aktivitasnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, berusaha menjawab pertanyaan mengenai proses pemanfaatan sarana dan prasarana di Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:
a. Berapa Ruang Hijau Terbuka (RTH) yang masih tersisa di lingkungan
kampus?
b. Bagaimana proses bisnis lahan parkir dan kantin di lingkungan kampus? c. Apa yang melandasi kegiatan ekonomi di lingkungan kampus?
3 Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mengetahui seberapa besar pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta solusi yang tepat mengenai permasalahan yang ada tentang pemanfaatan lahan. Aspek ekonomi dapat melengkapi untuk mengetahui proses pemanfaatan lahan tersebut.
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masih tersisa di lingkungan
kampus.
b. Mengkaji proses bisnis lahan parkir dan kantin di lingkungan kampus.
4
2.
MASALAH DAN PERSOALAN
2.1 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Secara definitif, Ruang Terbukan Hijau (RTH) adalah kawasan atau areal
permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, ruang terbuka hijau di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Definisi lain mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) satu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemic, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh ruang terbuka hijau dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Jadi, Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemic, introduksi) untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.
Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir di semua kota besar di Indonesia. Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga, dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.
5 development) yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas
sosial ekonomi, seperti Pusat Perbelanjaan, Perkantoran, Hotel, dan lain sebagainya. Kesemuanya berpeluang menciptakan kesenjangan antara lapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang “percaya diri” untuk datang ke tempat-tempat semacam itu.
Seperti sudah dijelaskan mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH), dapat diketahui bahwa ruang terbuka hijau sangat penting bagi masyarakat. Kenyataan yang didapat di Indonesia adalah kurangnya ruang terbuka hijau. Kebutuhan yang dirasakan manusia adalah kebutuhan akan ekonomi bagi kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang selama ini mendampingi kita tidak dipedulikan.
Kondisi di lingkungan kampus I UIN Syarif Hidayatullah sudah tidak teratur.
Semakin berjalannya waktu, Ruang Terbuka Hijau semakin sedikit. Gedung-gedung bertingkat tujuh menghiasi pandangan ketika mengunjungi kampus. Ruang terbuka hijau yang masih tersisa terletak di depan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta di depan Gedung Rektorat berdekatan dengan Gedung Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution.
Lokasi lain terdapat ruang terbuka hijau, tetapi kapasitas lahan yang tersedia sangat minim. Penelitian ini akan membahas mengenai seberapa banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lingkungan kampus yang masih tersisa dengan pengumpulan data yang lebih akurat. Proses wawancara singkat akan dilakukan dengan pihak intern kampus.
2.2 Kondisi Lahan Parkir dan Kantin
6 Ada beberapa kebijakan parkir yang ditetapkan di berbagai Negara sebagai berikut:
1. Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin
dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah pemarkir di pusat kota/pusat kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan umum.
2. Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama di daerah pusat kota ataupun pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir di pinggir jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas. Serta pembatasan ruang parkir di luar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan
Bangunan.
3. Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir di luar tempat yang ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui
penilangan ataupun dengan gembok roda seperti ang dilakukan di Palembang.
Perparkiran ternyata menimbulkan masalah yang rumit bagi seluruh kota di dunia, terutama kota besar dan kota metropolitan, terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan terutama karena fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir seperti di kota-kota Bandung, Semarang dan Medan. Pemakaian jalan sebagai tempat parkir karena belum cukupnya sarana parkir. Terutama gedung-gedung besar yang memerlukan areal parkir yang belum cukup menyediakan areal parkirnya.
7 Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi lahan parkir dan kantin di lingkungan kampus I UIN Syarif Hidayatullah. Pertama, adalah mengenai lahan parkir. Pembatasan lahan parkir sudah melampaui batas. Ketika tersedia lahan kosong, pihak kampus melakukan pembukaan lahan parkir. Pembukaan lahan parkir dengan kapasitas yang luas, menyebabkan terganggunya kegiatan perkuliahan mahasiswa. Suara bising kendaraan bermotor setiap harinya pada jam kerja tidak hentinya berada di jalur
lingkungan kampus.
Keselamatan mahasiswa, dosen dan karyawan kampus menjadi fokus utama. Ketika menyeberang antar fakultas yang dibatasi oleh ruas jalan kampus, semakin banyak kendaraan bermotor yang melintas. Masalah lain yaitu mengenai biaya parkir. Hasil dari
pengumpulan biaya parkir tidak dirasakan penuh bagi seluruh pihak di lingkungan kampus. Pengumpulan biaya parkir justru dilakukan oleh pihak luar, bukan dari pihak lingkungan kampus.
8
3.
KAJIAN DAN ANALISIS
Proses wawancara telah dilakukan dengan Bapak Ali Meha dari Sub Bagian Umum Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Juli 2012. Data yang didapat dari wawancara yaitu mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH), proses bisnis lahan parkir dan kantin, dan landasan utama kegiatan ekonomi.
3.1 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau yang ada di Kampus I sudah mencukupi karena keterbatasan lahan. Keterbatasan lahan ini membuat pihak kampus mencari lahan dengan menyewa lahan di daerah Legoso dekat Kampus II. Selain menyewa lahan, pihak kampus akan mengambil lahan perumahan UIN untuk dijadikan wilayah kampus. Untuk Ruang Terbuka Hijau sendiri sudah ada di setiap Fakultas, taman yang mencukupi untuk bisa sebagai daerah resapan air.
9 Tetapi dari segi padatnya ruang yang ada di lingkungan kampus, dirasakan ruang terbuka hijau menjadi tidak bermanfaat. Lebih banyak polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di lingkungan kampus. Seharusnya ruang terbuka hijau dapat bermanfaat bagi kesehatan mahasiswa dan karyawan.
Sebuah penelitian terbaru di Amsterdam, Belanda semakin membuktikan mafaat Ruang Terbuka Hijau bagi kesehatan masyarakat. Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Epidemoiology and Community Health, sebagaimana dilaporkan oleh
Psychcentral ini mempelajari laporan kesehatan dari 345.143 responden dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, termasuk tingkat pendidikan, status pekerjaan dan asuransi kesehatan yang mereka miliki.
Hasilnya, mereka yang tinggal dalam radius satu kilometer dari Ruang Terbuka
Hijau memiliki resiko lebih rendah terkena 15 dari 24 jenis penyakit, termasuk di antaranya penyakit jantung, gangguan otot, gangguan mental, penyakit pernafasan, penyakit syaraf, penyakit pencernaan dan keluhan kesehatan yang lain.
Hasil penelitian tersebut menyatakan ruang terbuka hijau bermanfaat bagi semua
masyarakat. Begitu juga bermanfaat bagi mahasiswa dan karyawan kampus dari segi kesehatan. Tetapi seiring dengan penggunaan lahan parkir yang terlalu berlebihan, timbul masalah yang timbul baik itu polusi dari knalpot kendaraan motor ataupun polusi suara dengan bisingnya suara kendaraan yang mengganggu kegiatan kampus. Akibat yang ditimbulkan yaitu terganggunya pernapasan bagi mahasiswa yang sering melalui setiap ruas jalan di lingkungan kampus.
3.2 Proses Bisnis Lahan Parkir dan Kantin
Bisnis lahan parkir di lingkungan kampus I UIN semakin tidak terkontrol. Ruas jalan yang ada di lingkungan kampus menjadi sempit sebagai lahan parkir kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Pengelolaan lahan parkir sendiri, pihak kampus bekerja sama dengan pihak luar dan dibantu tenaga khusus menangani parkir.
10 ada di lapangan justru berbeda. Ruas jalan semakin sempit dan kenyamanan semakin terganggu. Salah satu kemungkinan penyebab dari masalah ini adalah adanya pihak luar yang mengelola lahan parkir.
Ketika pihak luar mengatur mengenai urusan parkir. Masih diragukan apakah manfaatnya terasa bagi mahasiswa sendiri. Kemungkinan yang ada adalah tidak, karena dengan biaya yang cukup murah, mahasiswa semakin tertarik untuk membawa kendaraan. Tidak hanya mahasiswa, tetapi adanya masyarakat luar kampus yang menggunakan fasilitas parkir di kampus. Biaya parkir yang murah, mereka justru lebih baik parkir di lingkungan kampus. Karena sebetulnya tujuan mereka hanya di Rumah Sakit UIN atau di Bank BNI UIN. Kedua lokasi tersebut berada di luar lingkungan kampus.
Biaya parkir di lingkungan kampus yang cenderung murah, sampai sekarang belum ada tujuan yang jelas. Apakah untuk pengamanan di area parkir, dan sebagainya. Menurut berita yang didapat, telah terjadi kehilangan kendaraan roda dua di lingkungan kampus. Keamanan area parkir terbukti tidak terjamin sekalipun biaya parkir sudah
dikeluarkan oleh setiap pengendara. Perlu adanya solusi yaitu pengamanan lebih ketat di area parkir.
Selain meningkatkan keamanan di area parkir, perlu adanya ketertiban di area parkir. Ketertiban memang terjaga untuk area parkir kampus, tetapi bagaimana dengan keindahan dari segi estetika lingkungan. Tentu saja itu tidak ada. Mahasiswa butuh suasana tenang untuk melakukan diskusi kelompok. Tidak dengan sekeliling mereka penuh dengan kendaraan bermotor.
Ada beberapa ruangan yang bisa digunakan oleh mahasiswa. Ruangannya yaitu taman dekat Gedung Rektorat, Aula Student Centre, dan beberapa taman di setiap fakultas, itu pun masih belum efektif. Penyediaan lahan parkir yang semakin banyak dilandasi oleh semakin banyaknya mahasiswa yang terdaftar di kampus. Serta semakin pesatnya pembangunan kampus yang tujuannya membangun kampus menjadi lebih baik bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
11 dimanfaatkan untuk pengadaan ruang terbuka hijau, tetapi untuk penyediaan lahan parkir. Semua ketersediaan ini untuk kebutuhan mahasiswa, tetapi hasil dari biaya parkir belum tentu untuk kesejahteraan mahasiswa.
Pihak kampus akan melakukan rencana untuk melakukan renovasi dengan skala besar mengenai permasalahan lahan parkir. Student Centre terdiri dari dua lantai, lantai bawah digunakan untuk lahan parkir dengan skala besar. Sedangkan lantai atas masih dipergunakan untuk kegiatan olahraga mahasiswa. Proyek ini dilakukan untuk mengatasi ketika ada acara wisuda yang digelar di kampus. Karena dari peristiwa sebelumnya, kendaraan roda dua dan empat semakin meningkat di kampus. Arus jalan di lingkungan kampus menjadi terhambat bagi pejalan kaki. Proyek ini belum berjalan, karena belum terkumpul biaya dari pihak kampus.
Rencana yang akan dilakukan dari pihak kampus mengenai lahan parkir menurut saya bagus. Tetapi kembali dari masalah sebelumnya. Semakin banyaknya penyediaan lahan parkir, justru membuat mahasiswa lebih leluasa untuk membawa kendaraan bermotor. Karena pihak kampus sendiri sudah menyediakan kemudahan bagi mahasiswa.
Justru solusi yang dibuat dari pihak kampus bukan menyelesaikan masalah. Tetapi membuat masalah baru muncul kembali.
Setelah membahas mengenai lahan parkir, kemudian dilanjutkan membahas mengenai kantin. Lokasi kantin di kampus UIN sebagian besar berada di setiap fakultas. Tetapi terdapat kantin yang baru dibangun di atas lahan hijau yaitu Kantin Cangkir. Ketika 2 atau 3 tahun sebelumnya belum ada bangunan di lahan tersebut.
Kantin Cangkir dibangun agar karyawan dan mahasiswa bisa lebih memanfaatkan waktu yang efisien pada jam istirahat. Mereka tidak harus keluar kampus untuk membeli makanan. Gagasan yang bagus, tetapi kembali lagi, ini menimbulkan masalah yang baru. Bukan menyelesaikan masalah yang ada.
12 bahwa makanan di Kantin Cangkir rasanya tidak enak. Akibatnya mengambil keputusan lebih baik makan di luar kampus, karena rasa makanan yang didapat jauh lebih enak.
Analisis yang dapat dikatakan, bahwa pembangunan Kantin Cangkir ini tidak diatur dengan baik. Harga yang cukup mahal membuat mahasiswa lebih baik makan di luar. Serta nikmatnya makanan tidak dirasakan di Kantin Cangkir. Asal mula mengapa harga makanan di Kantin Cangkir dan kantin tiap fakultas mahal, karena harga makanan sudah dilipatgandakan. Sebagian untuk pihak kampus UIN, dan sebagian untuk penjual makanan.
Pembangunan yang harus dilakukan dari pihak kampus UIN adalah dengan cara membayar sebagian dari keuntungan penjualan makanan. Jangan ditanggung oleh mahasiswa dan karyawannya. Pembiayaan yang dilakukan oleh pihak kampus bisa
diambil dari uang kuliah yang telah dibayarkan mahasiswa tiap semester. Menurut saya, biaya yang diambil tersebut, sudah lebih dari cukup. Jadi, mahasiswa hanya membayar setengah dari harga jual sebenarnya.
Lahan parkir dan kantin merupakan pembangunan yang bagus yang telah
dilakukan dari pihak kampus. Tetapi kembali lagi, apakah itu sudah memenuhi kebutuhan mahasiswa atau tidak. Baik itu dari segi kebutuhan mahasiswa akan lahan parkir dan kantin maupun kebutuhan rohani mengenai indahnya keindahan kampus dari Ruang Terbuka Hijau.
Tetapi dari lahan parkir dan kantin tersebut, apa sebenarnya maksud untuk pembangunan ini. Apakah untuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa saja atau hanya mementingkan kebutuhan ekonomi. Berikut akan dijelaskan mengenai landasan utama kegiatan ekonomi di Kampus UIN.
3.3 Landasan Utama Kegiatan Ekonomi
13 udang. Lahan kelapa sawit dan pertambakan udang memang menghasilkan hasil ekonomi yang melimpah. Tetapi itu hanya sementara. Seperti pertambakan udang, hanya bertahan selama 10 tahun. Setelah 10 tahun, pertambakan tersebut tidak dapat berjalan seperti sebelumnya.
Kejadian yang sama terjadi di penambangan pasir besi Kulonprogo, Yogyakarta. Warga yang sebelumnya dapat memanfaatkan lahan tandus di wilayah pesisir sebagai lahan untuk bercocok tanam. Kemudian masyarakat tersebut tersingkir, karena adanya perusahaan pertambangan yang mengetahui kandungan pasir besi di bawah lahan tersebut. Ketika penambangan pasir besi dilakukan, justru akan merusak lingkungan. Kembali lagi, segi ekonomi pasir besi lebih menguntungkan daripada masyarakat yang memberdayakan lahan tersebut sebagai lahan bercocok tanam.
Begitu pula yang terjadi di lingkungan Kampus I UIN Jakarta. Landasan utama kegiatan ekonomi ini karena adanya keuntungan yang didapat. Seperti lahan parkir yang dikenakan biaya sebesar 500 rupiah untuk kendaraan bermotor roda dua dan tidak diketahui biaya parkir untuk kendaraan bermotor roda empat. Begitu banyaknya
kendaraan roda dua dan roda empat, dan murahnya lahan parkir, bisa dipastikan keuntungan yang didapat setiap harinya lumayan besar. Tetapi bagaimana kondisi udara dan tingkat kebisingan yang ada di lingkungan kampus. Kemungkinannya adalah tingginya polusi udara yang dihasilkan. Akibat yang didapat yaitu mengganggu rutinitas yang dilakukan oleh mahasiswa dan karyawan.
14
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
KesimpulanSetelah menjelaskan mengenai persoalan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdapat di lingkungan kampus. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masih tersedia di lingkungan Kampus I
15 2. Belum pernah ada proses pembuatan lahan parkir dan kantin. Hanya
pemanfaatan lahan yang semaksimal mungkin untuk kebutuhan mahasiswa dan karyawan kampus. Dari pembangunan yang berdasarkan kebutuhan mereka, membuat suasana di lingkungan kampus menjadi terganggu. Kegiatan belajar mahasiswa menjadi tidak lancar akibat suara bising yang ditimbulkan dari kendaraan roda dua.
3. Landasan dari kegiatan ekonomi di lingkungan kampus adalah karena faktor
keuntungan yang mereka dapat dari biaya parkir dan biaya sewa Kantin. Biaya sewa parkir ini termasuk murah. Sebesar 500 rupiah untuk kendaraan roda dua dan tidak diketahui biaya parkir untuk kendaraan roda empat. Tetapi belum terlihat tujuan dari biaya parkir tersebut kepada kesejahteraan mahasiswa.
Begitu juga dengan kantin, terutama Kantin Cangkir. Mereka menaikkan harga makanan untuk membayar uang sewa tempat berjualan. Harga yang mahal tidak membuat makanan tersebut enak. Ini merupakan kerugian bagi mahasiswa dan karyawan ketika hendak membeli makanan di Kantin Cangkir.
Jadi, pemanfaatan lahan yang ada di lingkungan Kampus I UIN Syahid Jakarta sampai saat ini belum optimal. Mereka hanya melihat dari segi kebutuhan mahasiswa, bukan kesejahteraan mahasiswa.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan data dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Lahan parkir yang terletak di bagian belakang Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
16 2. Petugas parkir diganti dengan petugas parkir dari kampus. Karena petugas keamanan
di kampus menjadi berkurang dalam bekerja. Semua diatur oleh petugas dari luar. Ketika petugas dari luar sudah mengatur jalannya parkir berikut biayanya, mereka mendapatkan hasil tetapi belum ada hasil parkir tersebut bagi kesejahteraan mahasiswa. Jika memang ada penggunaan dari biaya parkir tersebut, harus menempel selembar kertas mengenai penggunaan uang parkir untuk kegiatan yang seperti apa. 3. Perlu adanya pengecekan bahwa lahan parkir ini ditujukan untuk mahasiswa dan
karyawan kampus. Karena ada orang yang mau ke tempat dekat kampus, tetapi parkir di kampus. Alasannya satu, karena biaya parkir di kampus lebih murah daripada mereka parkir di tempat lain. Pengecekan ini dengan memperlihatkan kartu mahasiswa atau menempelkan stiker di plat nomor sebagai bukti bahwa mereka
mahasiswa atau karyawan kampus. Stiker ini harus dikontrol dalam penyebarannya, karena suatu saat bisa diperbanyak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 4. Kantin Cangkir yang harga makanan termasuk mahal dan cenderung tidak enak.
Alasan dari pihak kampus adalah karena ingin mahasiswa dan karyawannya tidak
membeli makanan di luar kampus. Karena waktu yang dikeluarkan cukup banyak dan menghabiskan waktu istirahat yang telah disediakan. Tetapi ini tidak dilengkapi dengan kualitas makanan yang dijual. Saran saya adalah dengan memanggil penjajah makanan yang ada di luar kampus untuk menggunakan tempat yang ada di Kantin Cangkir. Sekalipun makanan yang mereka jual berada di pinggir jalan, tetapi makanan yang mereka sediakan sudah menjadi jaminan. Ketika pihak kampus sudah melakukan semacam usulan ini, maka telah membantu masyarakat di sekitar kampus agar bisa meningkatkan pendapatannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sinulingga, Budi D. Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal. Mei 2005. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan anggota Ikapi
Soemarwoto, Otto. Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Mei 2004. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
18 Wikipedia. Parkir. http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir, 6 Mei 2012, pk. 19.00 WIB
Wikipedia. Kantin. http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin, 6 Mei 2012, pk. 19.00 WIB Antaranews. Ruang Terbuka Hijau di Makassar Masih Minim. http://makassar.antaranews.com/berita/37741/ruang-terbuka-hijau-di-makassar-masih-minim, 6 Mei 2012, pk. 19.30 WIB
Lab. Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan.