• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2010) menunjukkan bahwa lanjut usia dengan kelompok umur 60 tahun keatas tahun 2007 di Sumatera Utara sebesar 5,4% dari total jumlah penduduk di Sumatera Utara 12.834.371 jiwa. Dan penduduk lansia tahun 2015 sebesar 6,78 % dari total jumlah penduduk 13.937.797 jiwa. Diperkirakan tahun 2020 terjadi peningkatan 8,29 % dari total jumlah penduduk 14.703.532 jiwa. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah peningkatan usia harapan hidup, peningkatan ini berarti akan semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia setiap tahunnya. Peningkatan jumlah lansia ini harus diimbangi dengan kualitas hidup lansia, karena bila tidak seimbang antara kuantitas dan kualitas akan menjadi masalah dan beban dalam pembangunan.

(2)

Cara pandang masyarakat terhadap lansia juga beragam demikian juga di Indonesia. WHO ( dalam Dhamoo 2014) mengatakan bahwa masyarakat di negara berkembang mempersepsikan lansia tidak dengan tahun tetapi individu yang menjalani peran baru dan kehilangan peran sebelumnya serta ketidakmampuan dalam memberikan konstribusi aktif kepada masyarakat.

Umumnya lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.penurunanan fungsi kognitif yaitu meliputi penurunan proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian, yang menyebabkan lansia menjadi lanbat. Penurunan psikomotor yaitu hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti penurunan gerakan, tindakan, koordinasi, yang menyebakan lansia kurang cekatan dalam beraktifitas. Penurunan fungsi kognitif dan psikomootor ini mengakibatkan lansia merasa terasingkan dan menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain (Azizah, 2011).

(3)

norma yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standard dan kepedulian selama hidupnya.

Instrument yang digunakan yaitu OPQOL-35 (Older People’s Quality Of Life) yang memiliki 8 domain yaitu pertama yaitu keseluruhan hidup yang menggambarkan kondisi lansia secara utuh, kedua yaitu kesehatan merupakan pernyataan sehat secara fisik dan jiwa untuk dapat terus aktif, ketiga yaitu hubungan sosial/ waktu luang dan kegiatan sosial menggambarkan kedekatannya dengan orang sekitar dan mengikuti kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain, keempat yaitu kemerdekaan, kontrol atas hidup, dan kebebasan merupakan kemampuannya untuk bebas melakukan apapun, kelima yaitu rumah dan tetangga sekitar merupakan kondisi tempat tinggal dan orang sekitarnya, keenam yaitu psikologis dan kesejahteraan emosional yaitu sehat jiwa dan baik dalam mengendalikan emosi, ketujuh yaitu keadaan keuangan merupakan keadaan ekonominya dalam memenuhi kebutuhan, dan kedelapan yaitu dimensi agama/ kebudayaan merupakan keyakinan yang mempengaruhi hidupnya. Kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi seseorang dalam konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan kepedulian selama hidupnya.

(4)

anak-anak mereka. Menurut kepala desa setempat, para lansia di desa ini dulunya berprofesi sebagai pertani, wiraswasta, dan PNS (Pegawai Negeri Sipil). Banyak dari mereka kini hanya bisa berada di rumah dengan aktivitas fisik yang sedikit. Lansia menjadi terbatas dalam beraktivitas karena larangan dari keluarga, sehingga perubahan peran yang dulunya bekerja dan sekarang tidak ada aktifitas fisik mengakibatkan timbulnya masalah pada lansia baik fisik, psikologis, dan sosialnya. Serta kondisi lain yaitu kurangnya layanan fasilitas kesehatan. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dalam hal ini ada atau tidaknya sistem dukungan dalam keseharian lansia akan sangat mempengaruhi kualitas hidup atau cara pandang para lansia ini dalam mengartikan hidupnya sebagai seseorang yang masih dibutuhkan dan berharga di masa tuanya. Profil penduduk lansia (2009), menunjukkan bahwa rasio ketergantungan lansia di desa juga lebih tinggi dibanding lansia di perkotaan. Rasio ketergantungan merupakan angka ketergantungan lanjut usia pada penduduk usia produktif.

(5)

kecamatan Mardinding kabupaten Karo. Lansia di kecamatan Mardinding kabupaten Karo ini masih melakukan banyak aktifitas fisik seperti ke ladang dan berternak dan lansia di kecamatan ini pun aktif pada kegiatan sosial seperti kegiatan kebudayaan. Secara keseluruhan kualitas hidup lansia di kecamatan Mardinding kabupaten Karo adalah kualitas hidup baik. Dari 2 penelitian ini, ada yang menunjukkan kualitas hidupnya baik dan juga rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup mereka yaitu aktifitas dan dukungan dari sekitar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik mengetahui bagaimana gambaran kualitas hidup lansia di desa Tuhemberua Ulu, kecamatan Gunungsitoli kota Gunungsitoli.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Kualitas Hidup Lansia di Desa Tuhemberua Ulu, Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli. Selanjutnya, Sub pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana dimensi Keseluruhan Hidup pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.2.2 Bagaimana dimensi Kesehatan pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

(6)

1. 2.4 Bagaimana dimensi Kemerdekaan, Kontrol atas Hidup dan Kebebasan pada Lansia di desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.2.5 Bagaimana dimensi Rumah dan Tetangga Sekitar pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.2.6 Bagaimana dimensi Psikologis dan Kesejahteraan Emosional pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.2.7 Bagaimana dimensi Keadaan Keuangan pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.2.8 Bagaimana dimensi Agama/ Kebudayaan pada Lansia di desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli?

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui dimensi Keseluruhan Hidup pada lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

(7)

1.3.2.3 Untuk mengetahui dimensi Hubungan Sosial/ Waktu Luang dan Kegiatan Sosial pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2.4 Untuk mengetahui dimensi Kemerdekaan, Kontrol atas Hidup, dan Kebebasan pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2.5 Untuk mengetahui dimensi Rumah dan Tetangga Sekitarnya pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2.6 Untuk mengetahui dimensi Psikologis dan Kesejahteraan Emosional pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2.7 Untuk mengetahui dimensi Keadaan Keuangan pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.3.2.8 Untuk mengetahui dimensi Agama/ Kebudayaan pada Lansia di Desa Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Institusi pendidikan

(8)

1.4.2 Pelayanan kesehatan

Penelitian ini menjadi masukan bagi pelayan kesehatan khususnya di kota Gunungsitoli untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia untuk meningkatkan kualitas hidup.

1.4.3 Bagi peneliti

Referensi

Dokumen terkait

administrasi/manajemen, kegiatan- kegiatan pelayanan ini pada dasarnya merupakan suatu sistem dimana antara pelayanan yang satu dengan yang lain saling berhubungan

Pada activity diagram untuk menu pelaporan kerusakan prasarana yang ditunjukkan pada Gambar 7 Aplikasi dimulai dengan user melakukan login untuk masuk ke menu utama,

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pihak-pihak yang akan dipilih peneliti untuk menjadi informan, mereka yang memenuhi kriteria informan bagi

Gambar 3 menunjukkan bahwa, perlakuan berbagai dosis dan kombinasi amelioran meningkatkan total pertambahan panjang daun tanaman kopi liberika secara signifikan

Tujuan pada tugas akhir ini adalah tercapainya koordinasi rele arus lebih yang tepat pada sistem distribusi mesh dengan pembangkit tersebar menggunakan metode Learning Vector

Contohnya pada devices router dengan server (atau devices yang lain) : seret router dan server ke lembar kerja di cisco packet tracer, kemudian kita klik dua kali pada

BAHWA sesungguhnya untuk mencapai Keserasian Hubungan Kerja yang Harmonis dan Efektif antara Pihak PENGUSAHA dan Pihak PEKERJA berlandaskan Undang-Undang dan Ketentuan

Maka dalam Skripsi ini penulis merumuskan tujuan sebagai berikut yaitu Mengapa Ki Ardhi Sela keluar dari Kesultanan Kanoman dan Bagaimana peran Ki Ardhi Sela dalam