• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER UTS TAKEHO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER UTS TAKEHO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JAWABAN TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd.

Oleh : Ade Idrus Hariri

14121610752 Tadris IPA Biologi C/VI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

1. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen Jawab:

Berdasarkan diagram tersebut, terdapat keterkaitan atau hubungan antara Evaluasi, Tes, Pengukuran dan Asessment yang ditandai dengan garis lingkaran berwarna merah. Hal ini dapat diidentifikasi dari pengertian keempat istilah tersebut :

a. Menurut Arikunto,2013 dalam Poerwanti. 2004 evaluasi adalah proses yang sistemastis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur program pendidikan. Dengan demikian evaluasi tersebut merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data yang kemudian dicoba membuat keputusan.

b. Tes adalah suatu cara atau alat (instrumen) dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi objek (murid) yang berbentuk suatu tugas dengan aturan tertentu atau merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur segala sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan, (Arikunto,2004 dalam Poerwanti. 2004).

c. Pengukuran adalah proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan skala kuantitatif, sedemikian sehingga performance siswa yang bersifat kualitatif dapat dinyatakan dengan angka-angka. (Al-wasilah,1996 dalam Poerwanti. 2004).

d. Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang objek (murid) dengan menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat penilaian atau keputusan mengenai objek tersebut. Berdasarkan kesimpulan definisi asesmen tersebut, maka untuk melakukan asesmen diperlukan suatu alat atau instrumen dan teknik sebagai pengumpul informasi dan pertimbangan penilaian mengenai objek.

(3)

aturan yang berlaku ketika menggunakan tes sebagai alat pengukurnya, dan melakukan metode pengukuran untuk menginterpretasikan nilai kedalam bentuk angka agar tes bisa diketahui nilai dalam skala angka, meskipun pada kenyataannya bukan saja tes yang digunakan dalam proses pengukuran akan tetapi ada jenis nontes misalnya skala rating, observasi dan lain-lain setelah itu akan didapatkan nilai dari proses penilaian atau asesmen.

Hal ini sesuai dengan diagram yang ditunjukan. Tes merupakan bagian pengukuran yang mana merupakan instrumen pengukuran, pengkuran bagian dari penilaian yang mana merupakan metode dan dari tes serta pengukuran akan menghasilkan skor sebagai nilai. Tetapi ketiganya berhubungan erat dengan evaluasi dimana evaluasi adalah proses mendalam jika guru menginterpretasikan skor yang didapat sebagai hasil pengukuran dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan yang matang maka guru tesebut melakukan sebuah proses evaluasi. Sehingga evaluasi disini berperan sebagai proses untuk review, menilai, dan menentukan nilai, sedangkan tes sebagi alatnya ukurnya, pengukuran adalah metode untuk mengetahui hasil dari sesuatu yang dievaluasi dan penilaian adalah proses pemberian nilai setelah dilaksanakan tes, pengukuran, dan evaluasi, (Poerwanti,Endang. 2004).

2. Apa yang Anda ketahui tentang : a. Taksonomi Bloom Revisi b. Taksnomi Marzano

c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano Jawab:

a. Taksonomi bloom revisi

(4)

agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) dalam Rahayu (2012) dimensi proses kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu: C1 : Mengingat Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali

pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori mengingat terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).

C2 : Memahami Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Kategori memahami terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh), Classifying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan)

C3 : Mengaplikasikan Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).

C4 : Menganalisis Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Kategori Apply terdiri kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi (Organizing) dan memberi simbol (Attributing)

C5 : Mengevaluasi Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun kualitas. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).

(5)

produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Proses mencipta dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah diberikan, dan mengeluarkan solusi perencanaaan penyelesaian, serta pelaksanaan penyelesian.

b. Taksonomi marzano

Taksonomi Marzano adalah tingkatan hierarki klasifikasi yang dikemukakan oleh Robert Marzano. Dimana Marzano mengkonsep dan menstrukturkan hierarki kedalam enam tingkatan yang berbeda atas dasar tingkat proses berfikir kognitif dan metakognitif sebagai mana konsep-konsep tersebut berhubungan dengan manfaat, motiavasi, dan emosi sebagai pendukung. Marzano menggabungkan dasar-dasar dari tingkat berfikir pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-konsep tadi berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung. Berikut enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano menurut Ratih, Hani _ :

Retrieval Proses dari prosedur pengetahuan, mengingat kembali atau melakukan, tanpa pemahaman.

Comprehension Proses dari urutan atau struktur pengetahuan, sintesis/lamgkah-langkah dan gambarannya secara mendasar untuk pemahaman dasar atau pemahaman awal.

Analisis Proses mengakses dan menguji pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan, hubungan pangkat atas dan pangkat bawah, mendiagnosa kesalahan, atau logika yang konsekuen, atau prinsip yang dapat diduga.

Utilization Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana masalah bisa disikapi atau dipecahkan, investigasi dapat direncanakan, keputusan dan aplikasi dapat diperoleh.

Metakognisi Proses untuk memonitor apa dan bagaimana pengetahuan yang baik bisa dimengerti, pengujian yang secara sadar terhadap proses-proses kognitif untuk melihat apakah proses-proses tersebut mempengaruhi tujuan-tujuan yang akan dicapai.

(6)

persepsi, motivasi, dan manfaatnya pada kepercayaan terhadap pengetahuan awal.

c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano

Secara umum perbedaan antara taksonomi bloom revisi dengan taksonomi Marzano pada ranah kognitif sebagai berikut :

Pembeda Bloom Marzano

Dasar Pemikiran Dasar Proses Akademik Proses kognitif-metakognitif Ranah Pengetahuan Kognitif, afektif, psikomotir Informasi,Prosedural mental,

prosedur psikomotor

(7)

4. Soal pilihan ganda (PG) materi biologi SMA (Hereditas), ketentuan :

Ranah kognitif Soal

C2 (Memahami) 1. Dalam hereditas dikenal persilangan monohybrid dan dihibrid. Manakah diantara jawaban berikut yang menjelaskan tentang perbedaan persilangan monohibrid dan dihibrid…

a. Monohibrid termasuk ke dalam hukum pengelompokkan gen secara bebas sedangkan dihibrid termasuk ke dalam hukum segregasi bebas

b. Pada monohibrid terjadi adanya dominasi sebagian atau intermediet sedangkan pada dihibrid tidak terjadi intermediet c. Pada dihibrid terjadi intermediet sedangkan pada monohybrid

tidak terjadi

d. Monohibrid merupakan persilangan atas satu fenotipe yang berbeda sedangkan dihibrid persilangan pada fenotipe yang

memiliki dua sifat beda

2. Genotipe AaBbCc memiliki jumlah gamet sebanyak… a. 10

b. 8

c. 6 d. 4

3. Mengapa gen letal termasuk ke dalam penyimpangan semu hukum Mendel?

a. Karena adanya letal menyebabkan perbandingan fenotipe yang berbeda

b. Karena adanya letal dominan dan resesif berbeda dengan yang normal

c. Karena pada yang normal tidak ada gen letal d. Karena ada yang mati atau letal

(8)

a. Tidak dapat, karena keduanya tidak bergolongan darah O b. Tidak dapat, karena golongan darah A dan B dominan

terhadap O

c. Dapat, jika keduanya memiliki genotipe yang heterozigot

d. Dapat, jika salah satunya bergenotipe heterozigot

5. Pada persilangan antara ayam berjengger sumpel dan biji akan menghasilkan F1 ayam berjengger…

a. Biji b. Sumpel c. Mawar d. Belah

C4 (Menganalisis) 6. Persilangan tanaman jagung menghasilkan diantaranya terdapat tiga tanaman jagung yang berklorofil dan satu tanaman jagung yang tidak berklorofil (albino). Hal ini menyebabkan letal pada satu tanaman jagung tersebut. Adanya letal ini merupakan penyimpangan hukum mendel karena…

a. Perbandingan fenotip seharusnya 2:1

b. Adanya gen yang tidak sama

c. Menyebabkan kematian pada individu d. Individu yang dihasilkan abnormal

7. Mengapa gandum yang berkulit biji hitam (AaBb) jika disilangkan dengan sesamanya akan menghasilkan perbandingan 12:3:1 bukan 9:3:3:1?

a. Karena K Hipotasis terhadap H b. Karena K epistasis terhadap H c. Karena H hipostasis terhadap K d. Karena H epistasis terhadap K

(9)

anak dari Alfi dan Tasya ?

a. 1 bergolongan darah A, 1 bergolongan darah B, 1

bergolongan darah AB, dan 1 bergolongan darah O

b. 2 anak bergolongan darah B dan 2 lainnya begolongan darah A

c. Semuanya AB

d. 1 bergolongan darah AB, 2 Bergolongan darah B, dan 1 bergolongan darah A

9. Domba Banjar yang berkuping panjang dan berbadan ramping. dan bertanduk disilangkan dengan domba Garut berambut lebat bagaimana keturunannya?

a. Domba dengan rambut biasa, bertanduk, berkuping panjang, bertubuh ramping

b. Domba dengan rambut lebat, bertanduk, berkuping biasa, dan bertubuh besar

c. Domba dengan rambut lebat, bertanduk, berkuping panjang,

dan bertubuh ramping

d. Domba dengan rambut biasa, bertanduk, berkuping biasa, dan bertubuh besar

C6 (Mencipta) 10.Ketika anda pergi ke taman, kemudian melihat adanya sekelompok bunga dengan jenis yang sama namun terdapat warna yang berbeda, yakni warna ungu dan warna putih, jumlahnya pun lebih banyak warna ungu. Hipotesis apa yang didapatkan dari pengamata tersebut?

a. Bunga berwarna ungu berasal dari parental berwarna ungu b. Terjadinya gen komplementer dari bunga berwarna putih

c. Terjadi gen letal karena warna putih tidak memiliki pigmen d. Berbedanya spesies bunga ungu dengan bunga berwarna

(10)

5. Soal essay beserta jawaban dan prosedur penskorannya!

Soal & skor Jawaban

Mengapa biji yang simpan ditempat yang lembap atau tempat yang mengandung air dapat tumbuh menjadi kecambah? Jelaskan! (Skor 30) dengan peristiwa imbibisi, biji yang sudah kering atau siap tanam memiliki sedikit air yang terkandung di dalamnya, hal ini menyebabkan konsentrasi air didalam biji menjadi rendah, sedangkan konsentrasi air di lingkungan lebih tinggi sehingga biji yang di simpan ditempat yang mengandung air akan melakukan penyerapan air yang selanjutnya terjadi proses kimia. Proses kimia pada biji yang hendak berkecambah diawali dengan aktifnya hormone giberelin pada biji oleh air yang diserap, atau dapat dikatakan air yang diserap oleh biji akan mengaktifkan hormone giberelin, kemudian giberelin akan mendorong enzim-enzim pertumbuhan seperti enzim amilase untuk mensekresikan pati yang terdapat di dalam endosperm dan kotiledon menjadi gula. Gula ini akan digunakan oleh biji sebagai nutrisi dalam pertumbuhan perkecambahannya. Sehingga biji tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi kecambah.

Mengapa tumbuhan yang berada di tempat gelap lebih tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang? (Skor 30)

(11)

namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya. Etiolasi dikendalikan oleh hormon pertumbuhan auksin yang diproduksi di ujung titik pertumbuhan. Auksin berdifusi ke sel-sel tumbuhan dan ditransportasikan melalui jaringan pembuluh dari ujung atas tumbuhan ke bawah. Auksin tidak aktif ketika ada cahaya matahari. Ketika auksin aktif, mereka merangsang pompa proton di dinding sel yang meningkatkan keasaman dinding sel dan mengaktifkan enzim ekspansin, enzim yang memecah ikatan kimia di dinding sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu berkembang menjadi lebih besar Apakah kaitan antara auksin

dan cahaya matahari? Deskripsikan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan? (Skor 40)

(12)

fototropisme. Keterkaitan antara hormone auksin dengan cahaya matahari serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dapat digambarkan sebagai berikut :

Kriteria Penskoran Soal Essay

Nomor 1, skor 30 Skor 21-30, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis mulai dari apa yang terjadi pada biji ketika disimpan di tempat teduh sampai terjadinya perkecambahan.

Skor 11-20, Jawaban hanya menjelaskan proses imbibisi saja tanpa menjelaskan bagaimana proses perkecambahan yang lebih lanjut.

Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan pertanyaan.

Nomor 2, skor 30 Skor 21-30, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis yaitu mendeskripsikan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kemudian menjelaskan peristiwa yang terjadi dan membandingkan perbedaan pengaruh tersebut pada tumbuhan.

(13)

perbedaan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan.

Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan pertanyaan.

Nomor 3, skor 40 Skor 31-40, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis yaitu menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya terhadap pertumbuhan, menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari kemudian menjelaskan akibat dari keterkaitan tersebut terhadap pertumbuhan.

Skor 21-30, Jawaban kurang sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis, jawaban hanya menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya terhadap pertumbuhan, menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari tanpa menjelaskan akibatnya. Atau hanya menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari dan menjelaskan akibat dari keterkaitan tersebut.

Skor 11-20, Jawaban hanya menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya terhadap pertumbuhan, atau hanya menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari, ataupun hanya menjelaskan akibat dari keterkaitan faktor cahaya dan auksin

Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan pertanyaan.

6. Langkah-langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable.

Seorang guru yang sedang melakukan pengembangan alat evaluasi harus melakukan serangkaian tahapan untuk memperoleh instrument yang valid dan reliable. Sebagai contoh seorang guru melakukan pengembangan alat evaluasi berupa tes (soal) maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru tersebut adalah :

(14)

banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif, dan (d) tes sumatif.

b. Melakukan analisis kurikulum. Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum yang ada berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan agar dalam proses pengembangan instrumen tes selalu mengacu pada kurikulum (SK/KD) yang sedang digunakan.

c. Membuat kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal (meliputi SK-KD, materi, indikator, dan bentuk soal) yang akan dibuat. Dalam membuat kisi-kisi ini, kita juga harus menentukan bentuk tes yang akan kita berikan. Beberapa bentuk tes yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, tes benar-salah.

d. Menulis soal. Pada kegiatan menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang Anda tulis harus berdasarkan pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi dan dituangkan dalam spesifikasi butir soal. Bentuk butir soal mengacu pada deskripsi umum dan deskrips khusus yang sudah dirancang dalam spesifikasi butir soal.

e. Melakukan telaah instrumen secara teoritis. Telaah instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli atau pakar, teman sejawat, maupun dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan telaah ini kemudian dapat diketahui apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak.

f. Melakukan ujicoba dan analisis hasil ujicoba tes. Sebelum tes digunakan perlu dilakukan terlebih dahulu uji coba tes. Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data empiris terhadap kualitas tes yang telah disusun. Ujicoba ini dapat dilakukan ke sebagian siswa, sehingga dari hasil ujicoba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain. Jika perangkat tes yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan, berdasarkan hasil ujicoba tersebut maka kemudian dilakukan revisi instrumen tes.

(15)

harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas. Setelah tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut disusun kembali untuk menjadi perangkat instrumen tes, sehingga instrumen tes siap digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat dimasukkan ke dalam bank soal sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi. (Triawan.2013)

7. Teori tes klasik dan teori tes modern

A. Teori tes klasik menurut Suwarto (2011), merupakan sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama. Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis. Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas adalah formula penting yang disarikan dari teori tes klasik. Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini, yaitu:

1. Terdapat hubungan antara skor tampak (observed score) yang dilambangkan dengan huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T dan skor kasalahan (error) yang dilambangkan dengan E.

2. Skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X).

3. Tidak terdapat korelasi antara skor murni dan skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan (ρet = 0).

4. Korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan nol (ρe1e2 = 0).

5. Terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka skor kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes kedua (ρelt2).

6. Menyajikan tentang pengertian tes yang pararel.

7. Menyatakan tentang definisi tes yang setara (essentially t equivalent).

(16)

Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang benar. Unsur teori dalam tes modern meliputi Butir (item tes), Subjek (responnya) dan Isi respon subjek.

Sebagaimana halnya dalam teori klasik, dalam teori respon butir juga didasari oleh postulat dasar. Ada dua postulat dasar dari teori tes modern yaitu: (1) hasil kerja seorang peserta tes pada suatu butir soal dapat diprediksikan (atau dijelaskan) dari suatu jenis faktor -faktor yang disebut sifat-sifat, sifat-sifat laten, atau kemampuan; (2) hubungan antara hasil kerja peserta tes pada suatu butir tes dengan sifat -sifat yang mendasarinya dapat dideskripsikan oleh fungsi yang meningkat yang bersifat monotonic yang disebut dengan fungsi karakteristik butir (item characteristic function atau item characteristic curve-ICC). Fungsi ini menje1askan, jika taraf sifat -sifat (kemampuan) meningkat, maka

probabilitas menjawab benar pada suatu butir tes juga meningkat.Asumsi-asumsi dalam tes modern:

1. Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.

2. Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang terbukti karena pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi. Asumsi unidemensionalitas menyatakan bahwa hanya satu kemampuan yang diukur oleh sekumpulan butir-butir soal dalam suatu tes. Asumsi ini pada praktik sukar dipenuhi, sebab terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu tes. Faktor-faktor tersebut antara lain tingkat motivasi, kecemasan, kemampuan untuk bekerja cepat, dan keterampilan kognitif lain diluar kemampuan yang diukur oleh sekumpulan butir soal dalam suatu tes.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Poerwanti,Endang. 2004. Modul Mengembangkan Tes Sebagai Instrumen Evaluasi. UMM Press.

Rahayu, 2012. Jurnal Taksonomi Bloom Dimensi Marzano. Universitas Brawijaya

Ratih, Hani_Perbedaan Taksonomi Bloom revisi dengan Taksonomi Marzano. http://www.aanchoto.com/perbedaan-taksonomi-marzano-dengan-taksonomi-bloom-dan-cangelosi.html (diakses pada tanggal 9 April 2015, 21:00 WIB)

Suwarto, 2011. Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern. Sukaharjo : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Sujono Humardani No. 1 Jombor Sukoharjo, No.1 / Volume 20 / 2011.

Triawan. 2013. Pengembangan Instrumen (pengembangan Instrumen Tes dan Nontes).

http://triawan29.blogspot.com/2013/07/pengembangan-instrumen.html (diakses pada

Referensi

Dokumen terkait

http://teakdoor.com/, Method of Execution in Thailand, diakses pada hari Kamis, Tanggal 24 Oktober 2013 Pukul 07.36 WIB.. Pidana mati dan penjara seumur hidup tidak akan

Warlaba merupakan suatu bentuk khusus lisensi, yang memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjual produk atau jasa yang sudah terkenal,

tangkai daun, panjang anak daun, lebar anak daun, panjang ujung daun, lebar ujung daun, keadaan ujung daun, keadaan ibu tangkai daun; (3) morfologi bunga: susunan bunga, bentuk

Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti mem- buat generalisasi (kesimpulan sampel diber- lakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).

Si- kap tubuh yang tidak alamiah pada saat bekerja (misalnya pada saat memegang handtool ), fre- kuensi ketika melakukan gerakan dengan sikap yang tidak alamiah dan durasi waktu

Penelitian ini menggunakan konfigurasi fully submerged foil, yang dilakukan dengan menganalisa berbagai variasi swept foil serta angel of attack, untuk mendapatkan gaya angkat

n. Juara Umum Tinqkat SMA/SMK/MA... Juara t, ll )an lll Peleton dan Komandan kategori SMP/MTs Putra-Putri dan SMA/SMI(MA Putra-Putri masing-masing akan mendapatkan