• Tidak ada hasil yang ditemukan

T0__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Supplier, Inventory, Produksi dan Penjualan Pastry dan Bakery T0 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T0__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Supplier, Inventory, Produksi dan Penjualan Pastry dan Bakery T0 BAB II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan perancangan aplikasi ini. Para peneliti tersebut memfokuskan penelitian yang berbeda-beda namun orientasi kajiannya tetap pada sistem informasi pastry dan bakery.

Sebastian (2012) meneliti Electronic-Customer Relationship Management (E-CRM) Berbasis Web pada Nanamie Cake & Pastry. Pada proses perancangan perangkat lunak menggunakan bahasa pemrograman PHP dan databasenya MYSQL, dengan tools Adobe Dreamweaver CS3 dan web server apache. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem E-CRM yang berbentuk sebuah website yang memiliki beberapa menu sesuai dengan kebutuhan strategi bisnis CRM. Website ini juga memiliki kelengkapan informasi yang cukup sehingga pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan [2].

(2)

Nore (2013) pada studi kasus di CV. Richness Development Bandung merancang Sistem Informasi Penjualan dan Pemesanan Produk Berbasis Web. Dalam pembuatan perangkat lunak pengembang menggunakan perangkat lunak PHP dan Macromedia Dreamwaver dan untuk database menggunakan MySql. Hasil penelitian menunjukan bahwa perancangan sistem informasi penjualan dan pemesanan berbasis web dapat membantu konsumen dalam mengakses informasi mengenai produk yang dijual dan dalam melakukan pemesanan produk, mengimplementasikan sistem informasi yang meliputi implementasi perangkat lunak, perangkat keras, basis data serta antarmuka dari aplikasi yang diasilkan [4].

Penelitian diatas memaparkan tentang Sistem Informasi penjualan dan transaksi pada suatu perusahaan. Sebastian meneliti meneliti Electronic-Customer Relationship Management (E-CRM) Berbasis Web, Akza menganalisa dan merancang Sistem Penjualan Berbasis Web dan Nore merancang Sistem Informasi Penjualan dan Pemesanan Produk Berbasis Web.

(3)

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Sistem Informasi

Yang dimaksud dengan sistem informasi adalah kumpulan dari sub sistem apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna [5].

Berdasarkan definisi di atas, sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk memberikan informasi bagi pengambil keputusan. Faktor–faktor yang menentukan kehandalan dari suatu sistem informasi atau informasi dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Keunggulan (usefulness)

Yaitu suatu sistem yang harus dapat menghasilkan informasi yang tepat dan relevan untuk mengambil keputusan manajemen dan personil operasi dalam organisasi.

2. Ekonomis

Kemampuan sistem yang mempengaruhi sistem harus bernilai manfaat minimal, sebesar biayanya.

3. Kehandalan (Reliability)

(4)

4. Pelayanan (Customer Service)

Yakni suatu sistem memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada para pengguna sistem pada saat berhubungan dengan organisasi.

5. Kapasitas (Capacity)

Setiap sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani setiap periode sesuai yang dibutuhkan.

6. Sederhana dalam kemudahan (Simplicity)

Sistem tersebut lebih sederhana ( umum ) sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedure mudah diikuti.

7. Fleksibel (Fleksibility)

Sistem informasi ini harus dapat digunakan dalam kondisi sebagaimana yang diinginkan oleh organisasi tersebut atau pengguna tertentu.

Istilah dalam komponen sistem informasi adalah blok bangunan (building block) yang dapat di bagi menjadi enam blok, yaitu :

1. Blok masukan (input block)

(5)

2. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan mengolah data input untuk menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan.

3. Blok keluaran (output block)

Merupakan informasi yang menghasilkan sekumpulan data yang nantinya akan disimpan berupa data cetak laporan.

4. Blok teknologi (technologi block)

Blok teknologi merupakan penunjang utama dalam berlangsunganya sistem informasi. Yang memiliki beberapa komponen yaitu alat memasukan data (input device), alat untuk menyimpan dan mengakses data (storege device), alat untuk menghasilkan dan mengirimkan keluaran (output divice) dan alat untuk membantuk pengendalian sistem secara keseluruan (control device). Teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis data (database block)

(6)

6. Blok kendali (control block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan kerusakan dalam penggunaan sistem [6].

2.2.2 Arsitektur Aplikasi

Perancangan aplikasi ini menggunakan arsitektur aplikasi 3 tier. Kata Tier diatas berarti lapisan, dan Tiga menunjukan jumlahnya jadi pengertian pola perancangan Tiga Tier adalah pola yang digunakan untuk merancang sebuah aplikasi dengan membaginya menjadi tiga lapisan. Adapun lapisan tersebut adalah Presentation, Business Logic dan Data Access.

(7)

Presentation merupakan lapisan yang paling dekat dengan user. Lapisan ini berupa rangkaian antar muka (user interface) dimana lapisan inilah yang menjadi perantara antara user dan sistem. Semua inputan user dan hasil pemrosesan dari sistem akan ditampilkan dalam lapisan ini. Lapisan yang kedua adalah Business Logic, yaitu sebuah lapisan yang berisi tentang aturan-aturan bisnis dalam suatu aplikasi.

(8)

2.2.3 Object Oriented Programming (OOP)

Object Oriented Programming (OOP) adalah paradigma pemrograman yang memandang perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi di dalam suatu sistem [7]. Beberapa objek berinteraksi dengan saling memberikan informasi satu terhadap yang lainnya. Masing–masing objek harus berisikan informasi mengenai dirinya sendiri (encapsulation) dan objek yang dapat dikaitkan (inheritance) [8].

Dalam OOP, class merupakan sekumpulan objek yang memiliki atribut-atribut dan method. Class merupakan deskripsi dari satu atau lebih objek yang memiliki kesamaan atribut, layanan, metode, hubungan dan sematik termasuk deskripsi cara membuat objek baru dalam class. Objek dalam OOP adalah sebuah benda atau unit atau sifat kerja yang memiliki atribut-atribut. Objek adalah sebuah abstraksi dari sesuatu pada domain masalah, menggambarkan kemampuan untuk menyimpan informasi mengenai hal tersebut, berinteraksi dengan hal tersebut atau keduanya.

(9)

Polymorphism adalah konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan perilaku yang berbeda, bahwa operasi yang sama mungkin memiliki perbedaan dalam class yang berbeda. Pada OOP terdapat juga yang disebut dengan inheritance (pewarisan), yaitu kepemilikan yang bersifat implicit dari fitur subclass yang didefinisikan dalam superclass (kelas induk), fitur tersebut mencakup variabel dan method [9].

2.2.4 Pastry dan Bakery

Pastry ialah adonan yang berlapis-lapis dengan mentega atau lemak agar memperoleh hasil berlapisan atau berlembaran. Pastry adalah jenis makanan dari beberapa kombinasi bahan yang pada umumnya berasa manis, biasanya mengandung lemak dan melalui tahap pembakaran. Jenis makanan ini biasanya disajikan sebagai hidangan penutup [10]

Bakery merupakan bagian dari pastry yang bertanggung jawab pada pembuatan roti, Danish, croissant dan produk lain dan disajikan setelah melalui proses pemanggangan di dalam oven. Roti adalah produk pangan olahan yang merupakan hasil proses pemanggangan adonan yang telah difermentasi [11].

(10)

Berbagai jenis aktifitas yang terjadi dalam proses pembuatan pastry dan bakery adalah sebagai berikut:

1. Scaling ingredients

Penimbangan bahan baku pembuatan pastry dan bakery secara akurat sehingga takaran bahan-bahan dasar tersebut sesuai dengan standar porsi;

2. Mixing

Mencampur dan mengolah seluruh bahan-bahan dasar menjadi gumpalan adonan yang kalis dengan menggunakan dough mixer;

3. Fermentation

Proses peragian adonan sehingga menghasilkan gas karbon dioksida dan alcohol di dalamnya. Adonan yang telah melalui proses peragian akan memiliki tekstur yang lembut dan elastis; 4. Punching

Proses mengeluarkan gas karbondioksida dari dalam adonan sehingga proses peragian dapat berlanjut;

5. Scaling

Membagi-bagi adonan menjadi bagian yang lebih kecil dengan keseragaman berat sesuai dengan produk yang diinginkan;

6. Rounding

(11)

7. Benching

Adonan didiamkan selama 10–15 menit. Proses fermentasi tetap berlanjut pada saat ini;

8. Make up and panning

Pembentukan adonan sesuai dengan yang diinginkan dan kemudian adonan-adonan tersebut diletakkan di atas loyang panggang;

9. Proofing

Proses fermentasi lanjutan sebelum adonan memasuki tahap pembakaran atau pemanggangan;

10.Baking

Proses pematangan adonan menggunakan oven. Lama waktu yang dibutuhkan sesuai dengan jenis produk yang dibuat; 11.Cooling

Proses pendinginan produk yang dihasilkan segera setelah produk tersebut diangkat dari alat pemanggangan; dan

12.Storing

Penyimpanan produk yang dihasilkan [12]. 2.2.5 Supplier (Pemasok)

Pemasok merupakan mitra yang penting dalam menunjang strategi perusahaan. Tujuan utama dari pembelian material dari supplier adalah:

(12)

2. Memberikan material dan komponen yang memenuhi atau tingkat kualitas yang ditetapkan kepada bagian produksi untuk diproses menjadi produk akhir guna memenuhi permintaan dari pelanggan

3. Memperoleh item yang dibutuhkan pada biaya yang serendah mungkin tetapi masih tetap konsisten dengan kebutuhan kualitas, waktu penyerahan, dan performansi lainnya [13].

2.2.6 Inventory (Persediaan)

Pada prinsipnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi

Keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan. Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya. Tenggang waktu tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk memproduksinya dan waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan sampai dengan waktu untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan oleh pemakainya

(13)

pemborosan (waste) tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash). Dalam aktivitas unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai persediaan barang yang dikelola pada umumnya cukup besasr bahkan ada yang sangat besar, tergantung pada jenis serta skala industri dan bisnisnya [14].

Persediaan terdiri dari raw material, good in process dan finished good. Raw material adalah item yang dibeli dari pemasok untuk digunakan sebagai input pada proses produksi. Mereka akan memodifikasi dan merubah bentuk sampai kepada barang jadi. Good in process adalah bagian produk akhir yang akan diselesaikan dan masih dalam proses produksi. Finished good adalah produk akhir yang tersedia untuk penjualan, distribusi dan penyimpanan [15].

Fungi-fungsi persediaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi Decoupling merupakan persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa bergantung pada pemasok. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.

(14)

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan perunit menjadi lebih murah dan sebagainya, hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya-biaya sewa gudang, investasi dan risiko)

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman, dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) [16].

2.2.7 Produksi

Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi.

(15)

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalam menghasilkan output dengan menggunakan teknik produksi tertentu untuk mengolah atau memproses input sedemikian rupa [17]. Elemen input dan output merupakan elemen yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam pembahasan teori produksi. Dalam teori produksi, elemen input masih dapat diuraikan berdasarkan jenis ataupun karakteristik input [12]. Secara umum input dalam sistem produksi terdiri atas:

1. Tenaga kerja; 2. Modal atau kapital;

3. Bahan-bahan material atau bahan baku; 4. Sumber energi;

5. Tanah;

6. Informasi; dan

7. Aspek manajerial atau kemampuan kewirausahaan.

Teori produksi modern menambahkan unsur teknologi sebagai salah satu bentuk dari elemen input [18]. Keseluruhan unsur-unsur dalam elemen input tadi selanjutnya dengan menggunakan teknik-teknik atau cara-cara tertentu, diolah atau diproses sedemikian rupa untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.

(16)

produksi akan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan fungsi produksi. Dalam hal ini, akan diketahui bagaimana penambahan input sejumlah tertentu secara proporsional akan dapat dihasilkan sejumlah output tertentu. Teori produksi dapat diterapkan pengertiannya untuk menerangkan sistem informasi produksi yang terdapat pada usaha pastry dan bakery. Dalam sistem produksi yang berbasis pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berlaku pengertian input atau output dan hubungan di antara keduanya sesuai dengan pengertian dan konsep teori produksi.

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu [19]. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

2.2.8 Penjualan

Penjualan merupakan suatu transaksi pendapatan yaitu barang atau jasa yang dikirim seorang pelanggan untuk imbalan kas suatu kewajiban untuk membayar [20].

Fungsi penjualan, antara lain :

(17)

2. Untuk mencapai dan memelihara pangsa pasar tertentu atau posisi yang telah dicapai dalam sebuah target industri. 3. Sebagai mesin pendorong pencapaian tujuan jangka

panjang dan jangka pendek guna memperoleh keuntungan dan mencapai pertumbuhan yang diinginkan [21].

Pada umumnya, perusahaan mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualannya:

1. Berusaha mencapai volume penjualan tertentu.

2. Berusaha mencapai laba atau profit akhir melebihi biaya yang dikeluarkan.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan [22]. 2.2.9 Metodologi Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini meliputi, studi pustaka, observasi dan wawancara untuk menganalisa kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan aplikasi ini:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data bersifat studi dokumentasi berupa penelaahan dokumen-dokumen pencatatan kegiatan kerja dan referensi-referensi terkait yang memiliki relevansi dengan fokus perancangan aplikasi ini.

2. Observasi

(18)

Sidodadi yang berlokasi di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pegawai dan koordinator usaha pastry bakery untuk melengkapi informasi yang diperoleh selama observasi dan studi dokumentasi antara lain Toko Pauline dan Toko Sidodadi yang berlokasi di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

2.2.10 Perancangan Sistem

(19)

Gambar 2.2 Tahapan Model Prototyping [24]

Gambar 2.2 menggambarkan tahapan model prototyping pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap antara lain:

1. Pengumpulan Kebutuhan

Dalam perancangan perangkat lunak sistem informasi supplier, inventory, produksi dan penjualan pada pastry dan bakery ini diperlukan kebutuhan antara lain:

a. Hardware

1) Processoer Intel minimal 1.8 Ghz 2) RAM minimal 512 MB

3) VGA minimal 32 MB

4) Monitor minimal resolusi 1024 x 768 5) Keyboard dan Mouse

b. Software

1) Sistem Operasi Windows 7 2) Microsoft .NET Framework v 3.5

Perancangan Sistem

Pengujian Sistem Pengumpulan

(20)

3) Microsoft SQL Server 2008

4) Microsoft Visual Studio 2010

5) SAP Crystal Report

6) Microsoft Visio 2007

2. Perancangan Sistem

Tahap kedua adalah melakukan perancangan sistem untuk mewakili semua aspek sistem yang telah diketahui. Pada tahap ini dilakukan dengan menerjemahkan kebutuhan sistem kedalam dokumen dengan pendekatan berorientasi objek menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang dijelaskan pada bab 3 Dokumen tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk diterjemahan kedalam bahasa pemrograman yang bisa dikenali mesin. Hasil dari tahap ini kemudian dievaluasi kembali, jika masih belum sesuai maka akan dikembalikan ke tahap sebelumnya. 3. Pengujian Sistem

(21)

Gambar

Gambar 2.1 Pola Perancangan Tiga Tier
Gambar 2.2 Tahapan Model Prototyping [24]

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan f' pada metode Secant didekati dengan ungkapan beda hingga yangdidasarkan pada taksiran akar sebelumnya (beda mundur), yaitu metode Secant

Hal ini dilihat dari subyek perempuan , , dan dalam menghitung luas pesawat model jenis OHLG (Outdoor Hand Launched Glider) cenderung menggunakan

pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap pembentukan nilai suatu variabel atau dengan kata lain setiap item. pertanyaan tersebut dinyatakan

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.. Artikel: Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas

berkaitan dengan keliling dan luas bangun datar indikator aljabar sebagai bentuk generalisasi aritmatik ditunjukan dengan SP mampu melakukan perhitunan aritmatik tetapi

Hasil validasi dari semua pakar menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar metematika dalam bentuk BKS dengan pendekatan model pembelajaran PjBL ini valid dan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap keputusan pembelian, untuk mengetahui pengaruh tempat secara parsial terhadap keputusan

Begitu pula pada variabel persepsi siswa tentang model pembelajaran guru, bahwa nilai koefisien X 2 sebesar 0,364 artinya apabila persepsi siswa tentang model pembelajaran