BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang pembahasan analisis dan perancangan sistem aplikasi, termasuk
di dalamnya Ishikawa Diagram, Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequential
Diagram, Flowchart, dan desain interface.
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah langkah – langkah atau tahapan yang menjelaskan
permasalahan yang akan membantu proses perancangan model dari sistem yang akan
dibuat sehingga dapat diimplementasikan. Analisis sistem juga merupakan sebuah
teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian – bagian
komponen tersebut bekerja. Pada fase analisis sistem, maka yang akan dibahas adalah
analisis masalah yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami masalah yang
akan dihadapi dalam sistem, analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menjelaskan
fungsi – fungsi yang dapat dikerjakan oleh sistem, yaitu berupa kebutuhan fungsional
dan kebutuhan non-fungsional, dan analisis proses yang berfungsi untuk memodelkan
tingkah laku sistem.
3.1.1 Analisis masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana cara yang tepat
dan efisien untuk melakukan pemasangan kabel fiber optik jaringan 4G di lingkungan
Universitas Sumatera Utara, yaitu dengan cara mendesain area pemasangan kabel
fiber optik tersebut, sehingga dapat ditentukan lokasi pemasangan kabel yang tepat,
biaya yang dibutuhkan dengan menggunakan dua buah algoritma yaitu algoritma
Sollin dan algoritma Prim’s.
Permasalahan berikutnya yang juga akan dibahas pada penelitian ini adalah
bagaimana cara kerja algoritma Sollin dan algoritma Prim’s terhadap penentuan jarak
terpendek pemasangan kabel fiber optik tersebut serta perbandingan kedua algoritma
tersebut yang diukur dari running time sehingga dapat diperoleh algoritma yang paling
efisien dalam mencari jarak terpendek. Hasil kerja dari kedua algoritma tersebut akan
ditampilkan dalam bentuk graf yang mengacu pada peta Universitas Sumatera Utara,
dimana gedung - gedung fakultas dan gedung – gedung unit lainnya sebagai verteks
dan jarak antar gedung sebagai edge.
Gambaran umum permasalahan yang akan dibahas dari penelitian ini
digambarkan pada diagram Ishikawa (fishbone diagram) yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Pada Gambar 3.1 permasalahan utama pada penelitian ini ditunjukkan oleh
ujung garis horizontal utama (head) dan sebab dari permasalah utama ditunjukkan
oleh garis – garis diagonal (bone). Bone terdiri dari empat aspek, yaitu material,
Penentuan rute terpendek pemasangan kabel fiber optik jaringan 4G di Universitas Sumatera Utara menggunakan Algoritma Sollin dan Algoritma Prim’s
Membutuhkan informasi lokasi – lokasi yang memungkinkan untuk pemasangan kabel fiber optik
Man
Memiliki keterbatasan dalam memproses data
Material
Gedung – gedung fakultas dan gedung unit pada Universitas Sumatera Utara dinyatakan sebagai vertex
Machine
Mencari MST untuk pemasangan kabel fiber optik jaringan 4G menggunakan algoritma Sollin dan Algoritma Prim’s
Membandingkan waktu proses dari Algoritma Sollin dan Algoritma Prim’s
Method
Pencarian MST untuk pemasangan kabel fiber optik masih dilakukan secara manual
Algoritma Sollin membutuhan waktu proses
lebih lama dibandingkan Algoritma Prim’s
Jarak antar setiap vertex yang dinyatakan sebagai bobot
Metode merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh minimum spanning tree, yaitu dalam sistem ini metode yang digunakan adalah Algoritma Sollin dan Algoritma
Prim’s. Pengguna (Man) berkaitan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan
untuk menjalankan sistem, yaitu memasukkan data berupa vertex dan edges, memilih
algoritma yang akan digunakan agar diperoleh hasil minimum spanning tree dalam
tampilan graph. Mesin merupakan sistem itu sendiri. Sistem akan menerapkan fungsi
dari algoritma Sollin dan algoritma Prim’s dan melakukan perbandingan dari hasil
kerja kedua algoritma tersebut, kemudian menampilkannya dalam bentuk graph.
3.1.2 Analisis kebutuhan sistem
Analisis kebutuhan sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non-fungsional.
1. Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional pada sistem ini menjabarkan mengenai fitur – fitur atau
fungsi – fungsi yang dapat dilakukan atau tersedia pada sistem. Fungsi - fungsi
tersebut yang akan bekerja untuk dapat menampilkan hasil kerja dari algoritma Sollin
dan algoritma Prim’s dalam menentukan minimum spanning tree atau jarak terpendek
yang paling optimal dalam pemasangan kabel fiber optik di lingkungan Universitas
Sumatera Utara, serta membandingkan hasil kerja dari kedua algoritma tersebut.
Beberapa kebutuhan fungsional yang terdapat pada sistem ini, antara lain:
1. Graf Universitas Sumatera Utara yang ditampilkan oleh sistem dibuat sesuai
dengan representasi graf yang sebenarnya.
2. Sistem dapat membaca data berupa simpul (vertex) dan sisi (edge) yang sudah
disimpan di dalam direktori file dalam format file .txt.
3. Sistem mampu menghitung dan menampilkan hasil pencarian minimum spanning
tree menggunakan algoritma Sollin dan algoritma Prim’s yang telah diterapkan
pada sistem.
4. Sistem mampu menghitung dan menentukan kecepatan waktu proses (running
2. Kebutuhan Non – Fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional pada sistem ini berupa kinerja atau performansi
dari sistem, serta kemudahan mengakses sistem.
Beberapa kebutuhan non-fungsional yang terdapat pada sistem ini, antara lain:
1. Kinerja atau Performansi
Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus mampu menampilkan hasil
dari algoritma yang diterapkan di dalam sistem, yaitu algoritma Sollin dan algoritma
Prim’s.
2. Mudah Digunakan
Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus mudah digunakan (user
friendly) yang artinya sistem ini dapat digunakan dengan mudah oleh user dengan tampilan yang sederhana dan dapat dengan mudah dipahami.
3. Hemat Biaya
Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun tidak membutuhkan perangkat
tambahan yang dapat mengeluarkan biaya tambahan.
4. Manajemen Kualitas Sistem
Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus mempunyai kualitas yang baik
dan hasil yang tepat.
3.1.3 Analisis proses
Sistem dibangun menggunakan bahasa pemrograman C#. Algoritma minimum
spanning tree yang digunakan untuk mengoptimasi pemasangan kabel fiber optik jaringan 4G di Universitas Sumatera Utara adalah Sollin dan Prim’s. Hasil yang
diperoleh dari kedua algoritma tersebut akan dibandingkan sehingga dapat diperoleh
algoritma yang paling efisien yang memberikan hasil optimum dan waktu proses
tercepat dalam menentukan minimum spanning tree pemasangan kabel fiber optik
jaringan 4G di Universitas Sumatera Utara.
fakultas dan gedung utama yang akan diterapkan sebagai verteks di dalam sistem ini
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1 Daftar Bangunan Yang Dijadikan Sebagai Verteks
No. Nama Bangunan
1. Fakultas Kedokteran
2. Fakultas Kedokteran Gigi
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom – TI)
5. Fakultas Ilmu Budaya
6. Fakultas Hukum
7. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
8. Fakultas Ilmu – Ilmu Sosial dan Politik
9. Fakultas Farmasi
10. Fakultas Keperawatan
11. Fakultas Psikologi
12. Fakultas Teknik
13. Fakultas Pertanian
14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
15. Sekolah Pasca Sarjana
16. Biro Rektorat USU
17. Gelanggang Mahasiswa (GEMA)
18. Perpustakaan Universitas
19. Auditorium USU
20. Pendopo USU
21. LPPM USU
22. Stadion Mini USU
23. Pusat Sistem Informasi (PSI)
Pada penelitian ini, penulis membatasi jumlah simpul (vertex) sebanyak 24 simpul yang akan diterapkan pada graf ini. Graf yang digunakan pada penelitian ini
mengacu pada peta Universitas Sumatera Utara yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
1
8
12
10 9
6
15
16
19 14
13
18
2
3
5
7 22 4
11
17 20
23 21
24 0,0
y (mm)
x (mm)
Gambar 3. 2 Peta Universitas Sumatera Utara
Dalam representasi graf, bobot dari setiap sisi (edge) yang menghubungkan
setiap simpul (vertex) adalah jarak dari antar gedung yang akan dijadikan sebagai
simpul. Graf akan digambarkan berdasarkan titik koordinat setiap simpul, nama
simpul dan nama simpul tetangga yang disimpan dalam sebuah file .txt.
Titik – titik koordinat setiap simpul (vertex) diperoleh dari jarak pada peta
USU dengan skala 1 : 5,350 dimana jarak antar simpul dihitung dengan menggunakan
rumus Euclidean yang kemudian dikalikan dengan skala pada peta sehingga diperoleh
Tabel 3. 2 Nama Simpul, Koordinat Simpul, dan Nama Simpul Tetangga
No. Nama Simpul (Vertex)
Koordinat Simpul
(Vertex) Nama Simpul (Vertex) Tetangga X
(mm)
Y (mm)
1 Fakultas Kedokteran 12 30 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Fakultas Psikologi
2 Fakultas Kesehatan
Masyarakat 34 31
Fakultas Kedokteran Fakultas Keperawatan Lembaga Penelitian
3 Fakultas Keperawatan 53 53
Fakultas Kesehatan Masyarakat Lembaga Penelitian
Fakultas Psikologi Biro Rektorat USU Sekolah Pasca Sarjana
4 Lembaga Penelitian 61 17
Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Keperawatan
Gelanggang Mahasiswa
5 Fakultas Kedokteran Gigi 75 43
Gelanggang Mahasiswa Fasilkom – TI
Auditorium USU Sekolah Pasca Sarjana
6 Gelanggang Mahasiswa 80 20
Lembaga Penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Fasilkom – TI
Pusat Sistem Informasi (PSI)
7 Fasilkom – TI 97 41
Fakultas Kedokteran Gigi Gelanggang Mahasiswa Auditorium USU
Pusat Sistem Informasi (PSI)
8 Fakultas Psikologi 13 53
Fakultas Kedokteran Fakultas Keperawatan Biro Rektorat USU
9 Biro Rektorat USU 42 78
Fakultas Keperawatan Fakultas Psikologi Auditorium USU Stadion Mini USU Sekolah Pasca Sarjana
10 Auditorium USU 77 77
Fakultas Kedokteran Gigi Fasilkom – TI
Biro Rektorat USU Fakultas Teknik Stadion Mini USU Sekolah Pasca Sarjana
11 Fakultas Teknik 117 102 Auditorium USU
Fakultas Farmasi Fakultas MIPA
12 Stadion Mini USU 30 128
Biro Rektorat USU Auditorium USU Fakultas Teknik
13 Fakultas Farmasi 148 146
Fakultas Teknik Fakultas MIPA Fakultas Pertanian
14 Fakultas MIPA 161 121
Fakultas Teknik Fakultas Farmasi
Perpustakaan Universitas Fakultas Pertanian
15 Perpustakaan Universitas 161 71
Fakultas MIPA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ilmu Budaya
16 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis 197 78
Perpustakaan Universitas Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial dan Politik
Fakultas Hukum Fakultas Pertanian
17 Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial
dan Politik 218 79
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Hukum
Fakultas Pertanian
18 Fakultas Hukum 184 19
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial dan Politik
Fakultas Ilmu Budaya
19 Fakultas Pertanian 214 125
Fakultas Farmasi Fakultas MIPA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial dan Politik
20 Fakultas Ilmu Budaya 143 15
Perpustakaan Universitas Fakultas Hukum
LPPM
Pendopo USU
21 LPPM 131 8
Fakultas Ilmu Budaya Pusat Sistem Informasi (PSI) Pendopo USU
22 Pusat Sistem Informasi
(PSI) 100 14
Gelanggang Mahasiswa Fasilkom - TI
LPPM
Pendopo USU
23 Pendopo USU 123 19
Biro Rektorat USU Auditorium USU
3.2 Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem pada penelitian ini menggunakan Unified Modelling Language
(UML) sebagai bahasa spesifikasi standar suatu model yang berfungsi untuk
membantu merancang sistem dengan tujuan untuk menggambarkan peran pengguna
terhadap sistem yang dibuat. Sistem ini dirancang dengan membuat use case diagram,
activity diagram, dan sequence diagram, serta flowchart.
3.2.1 Use Case Diagram
Use case diagram merupakan suatu teknik pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan atau interaksi yang terjadi antara sistem, pengguna, dan
eksternal sistem. (Whitten, et al. 2004)
Use case diagram digunakan untuk mengetahui kebutuhan sistem dari sudut pandang user (pengguna) dan merepresentasikan interaksi antara user tersebut dengan
sistem. Use case diagram dari sistem pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3. 3 Use Case Diagram Sistem 3.2.2 Activity Diagram
Activity Diagram merupakan diagram aktivitas yang menggambarkan langkah demi
langkah proses atau aktivitas dari suatu sistem. Activity diagram menampilkan
aktivitas sistem yang berjalan secara bersamaan. (Whitten, et al. 2004). Activity
Gambar 3. 4 Activity Diagram Sistem
Gambar 3.4 menjelaskan activity diagram dari sistem. Sistem bekerja dimulai
dari tindakan user dengan memasukkan data berupa vertex, koordinat vertex, dan
vertex yang bersisian yang sudah disimpan dalam sebuah file .txt di dalam direktori
sistem. Sistem kemudian menampilkan graf yang sudah disimpan oleh user.
Kemudian user memasukkan data berupa bobot graf, kemudian selanjutnya sistem
menampilkan data bobot dari setiap sisi (edge) dan melakukan proses analisis dan
perhitungan terhadap jarak (bobot) pada setiap sisi (edge) yang saling terhubung pada
setiap simpul (vertex) menggunakan algoritma Sollin dan algoritma Prim’s kemudian
3.2.3 Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan suatu diagram yang menampilkan segala interaksi yang
terjadi di dalam sistem secara berurutan berdasarkan waktu. Sequence diagram pada
sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Sequence Diagram Sistem
3.2.4 Flowchart
Flowchart atau yang disebut juga diagram alir merupakan suatu pemodelan dari langkah – langkah logis yang dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah. (Farrell,
2013). Flowchart dari algoritma Sollin ditunjukkan pada Gambar 3.6 dan flowchart
Flowchart dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.8.
3.3 Perancangan Antarmuka Sistem (Design Interface System)
Perancangan Sistem merupakan suatu spesifikasi dari solusi berbasis komputer secara
rinci, yang juga dikenal dengan physical design. Perancangan sistem menekankan
pada penerapan atau implementasi sistem tersebut secara teknis. (Whitten. Bentley.
Dittman. 2004).
Perancangan sistem merupakan tahap dari siklus pengembangan sistem setelah
tahap analisis, yang dilakukan untuk memberikan gambaran dan rancangan bangun
secara jelas dan lengkap mengenai bagaimana suatu sistem dibentuk sehingga dapat
dipahami dan digunakan secara mudah. Perancangan sistem dilakukan agar sistem
yang dibangun sesuai dengan yang diharapkan.
Perancangan antarmuka sistem merupakan salah satu bagian penting dalam
membangun sebuah sistem. Perancangan antarmuka sistem bertujuan untuk
mempermudah pengguna dalam menggunakan sistem. Berikut adalah beberapa
rancangan antarmuka sistem pada aplikasi yang dibangun:
1. Menu Home
Halaman menu Home merupakan halaman utama dari sistem yang ditampilkan ketika
sistem pertama dijalankan atau dengan kata lain merupakan tampilan utama dari
Minimum Spanning Tree Fiber Optik Jaringan 4G di USU
Home Process About
MENENTUKAN MINIMUM SPANNING TREE PADA PEMASANGAN KABEL FIBER OPTIK JARINGAN 4G
DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN ALGORITMA SOLLIN DAN ALGORITMA PRIM
NATHANIA ELIZABETH PURBA 141421024
Help
2 3
1
4 5
6
8
PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017
9
Logo Fasilkom - TI 7
Gambar 3. 9 Rancangan Antarmuka (Interface) Halaman Menu Home
Keterangan rancangan tampilan menu utama Home pada Gambar 3.9 dapat
dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3. 3 Keterangan Gambar Rancangan Antarmuka Halaman Home
No. Keterangan
1 Judul dari sistem yang dirancang
2 Menu utama Home yang menampilkan halaman utama sistem atau beranda,
3 Menu utama Process yang menampilkan halaman untuk mengelola vertex,
edges, dan graf.
4 Menu utama About yang menampilkan halaman dari profil mahasiswi.
5 Menu utama Help yang menampilkan petunjuk penggunaan sistem.
6 Label untuk menampilkan judul skripsi 7 Picture Box untuk menampilkan logo fakultas 8 Label untuk menampilkan Nama dan NIM
2. Menu Process
Pada tampilan utama dari sistem terdapat menu Process yang menampilkan halaman
bagi pengguna untuk mengelola data yang akan di proses oleh sistem. Pada halaman
ini user dapat memasukkan data vertex dan edges, menyimpan data yang akan
dieksekusi, dan melakukan proses pencarian minimum spanning tree menggunakan
algoritma Sollin dan algoritma Prim’s, menampilkan hasil kerja kedua algoritma
tersebut dalam bentuk graf dan perbandingan waktu prosesnya. Rancangan tampilan
halaman menu Process dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Process
Graf USU
Keterangan Bobot Graf
Keterangan
Jumlah Vertex
Total Bobot MST
Running Time
Buat Koordinat
Bobot Graf
Prim
Sollin 1
2
9 4
5
6
7 Nama Vertex dan Koordinat
Vertex :
3
Posisi Kursor Mouse 8
Gambar 3. 10 Rancangan Antarmuka (Interface) Halaman Menu Process
Keterangan rancangan tampilan menu utama Process pada Gambar 3.10 dapat
dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3. 4 Keterangan Gambar Rancangan Antarmuka Halaman Process
No. Keterangan
1 Canvas untuk menampilkan graf
2 Text Log untuk menampilkan keterangan graf
3 Text Box untuk menampilkan nama simpul (vertex), koordinat simpul (vertex), dan simpul (vertex) tetangga
dengan algoritma Prim’s
7 Button Sollin untuk melakukan proses pencarian minimum spanning tree dengan algoritma Sollin
8 Label untuk menampilkan posisi kursor pada graf ketika mouse digerakkan 9 Group Box dan Text Field untuk menampilkan jumlah simpul (vertex), total
bobot MST, dan waktu proses (running time) dari hasil pencarian MST
3. Menu Help
Halaman menu Help menampilkan petunjuk penggunaan dari sistem. Rancangan
tampilan menu Help dapat dilihat pada Gambar 3.11.
PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM
Help
1
Gambar 3. 11 Rancangan Antarmuka (Interface) Halaman Menu Help
Keterangan rancangan tampilan menu utama Help pada Gambar 3.11 dapat
dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3. 5 Keterangan Gambar Rancangan Antarmuka Halaman Help
No. Keterangan
1 Label untuk menampilkan petunjuk penggunaan sistem
4. Menu About
Halaman menu About pada menu utama menampilkan profil dari perancang sistem.
MENENTUKAN MINIMUM SPANNING TREE PADA PEMASANGAN KABEL FIBER OPTIK JARINGAN 4G DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN ALGORITMA SOLLIN
DAN ALGORITMA PRIM
Foto Penulis
About
1
2
Profil Penulis 3
Gambar 3. 12 Rancangan Antarmuka (Interface) Halaman Menu About
Keterangan rancangan tampilan menu utama About pada Gambar 3.12 dapat
dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3. 6 Keterangan Gambar Rancangan Antarmuka Halaman About
No. Keterangan
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi dari perancangan sistem yang telah dibuat dan pengujian
sistem untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pada sistem.
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan penerapan dari seluruh tahap yang telah dibahas
dalam analisis dan perancangan sistem. Sistem dibangun menggunakan aplikasi
Microsoft Visual Studio 2010 dengan bahasa pemrograman C#. Sistem yang dibangun
memiliki lima halaman menu utama, yaitu halaman menu Home, halaman menu
Process, halaman menu Help, dan halaman menu About.
4.1.1 Halaman menu Home
Halaman menu Home merupakan halaman yang pertama sekali muncul pada saat
sistem dijalankan. Tampilan halaman menu ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.1.2 Halaman menu Process
Halaman menu Process merupakan halaman yang menampilkan graf dan hasil
penerapan algoritma Sollin dan algoritma Prim’s. Tampilan halaman menu ini dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Halaman Menu Process
4.1.3 Halaman menu Help
Halaman menu Help merupakan halaman yang menampilkan informasi mengenai cara
menggunakan sistem yang membantu pengguna agar lebih mudah memahami dan
4.1.4 Halaman menu About
Halaman menu About merupakan halaman yang menampilkan informasi mengenai
penulis. Tampilan halaman menu ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Halaman Menu About
4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sistem merupakan tahap yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat
keberhasilan dan ketepatan sistem dalam proses pencarian minimum spanning tree.
Pengujian sistem dilakukan dengan memasukkan data berupa graf dengan 24 buah
simpul (vertex) dan 43 buah sisi (edge).
4.2.1 Pengujian proses implementasi sistem
Graf yang ditampilkan oleh sistem merupakan representasi dari graf pada Universitas
Sumatera Utara. Setiap simpul (vertex) dibentuk menggunakan titik – titik koordinat.
Sisi (edge) menghubungkan satu simpul ke simpul lainnya yang bertetangga dengan
simpul tersebut. Setiap data titik koordinat, simpul, dan sisi yang membentuk graf
kemudian disimpan dalam direktori file sistem dalam bentuk file .txt. Pengguna
kemudian memasukkan file dari direktori tersebut untuk menampilkan graf pada
Gambar 4. 5 Masukan (Inputan) Graf pada Sistem
Sistem kemudian menampilkan hasil pembentukan graf tersebut beserta
dengan data titik – titik koordinat, dan simpul yang menjadi tetangga dari suatu simpul
yang lain, dan jumlah seluruh simpul. Tampilan graf dalam sistem dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
Gambar 4. 6 Graf Universitas Sumatera Utara dalam Sistem
Untuk melakukan proses optimasi, maka user harus men-generate bobot setiap
sisi (edge) pada seluruh simpul (vertex) yang saling terhubung. Tampilan bobot graf
Gambar 4. 7 Bobot Sisi dalam Graf pada Sistem
Setelah user menampilkan graf dan memasukkan bobot sisi maka algoritma
Sollin dan Prim’s dapat diterapkan dalam mencari minimum spanning tree dari graf
tersebut. Untuk menerapkan algoritma yang akan digunakan, user dapat memilih
dengan menekan tombol “Sollin” untuk algoritma Sollin dan tombol “Prim’s” untuk
algoritma Prim’s. Sistem akan menampilkan hasil kerja masing – masing algoritma
dalam graf, beserta total bobot (jarak) optimum, dan running time-nya.
Hasil kerja dari algoritma Sollin dapat dilihat pada Gambar 4.8, dan hasil kerja
Gambar 4. 8 Hasil Kerja Algoritma Sollin
4.3 Penerapan Algoritma Minimum Spanning Tree
Penerapan algoritma minimum spanning tree di dalam sistem dilakukan langkah –
demi langkah pada graf yang dibentuk berdasarkan pada peta Universitas Sumatera
Utara, yaitu diketahui bahwa G = {V, E}, dimana:
- jumlah simpul (vertex) yang terdapat pada graf G (24,43), yaitu:
i V (G), i = 1, 2, 3, ……, 24. Setiap simpul (vertex) digambarkan ke dalam graf
berdasarkan titik – titik koordinat (x,y).
- seluruh sisi (edge) yang terdapat pada graf G (24,43) dinotasikan sebagai (j) E
(G), j = 1, 2, 3, ……, 43. Bobot (jarak) sisi dalam satuan meter.
4.3.1 Perhitungan bobot (jarak) pada sisi (edge)
Besar bobot (jarak) pada setiap sisi (edge) dihitung menggunakan rumus Euclidean
Distance, yaitu dengan mencari akar persamaan kuadrat dari dua buah titik dalam
koordinat dua dimensi (x,y) pada setiap simpul (vertex) dengan simpul (vertex) yang
menjadi tetangganya, kemudian dikalikan dengan skala pada peta.
Perhitungan bobot pada sisi (edge) adalah seperti contoh berikut ini:
Simpul (vertex) pertama adalah Fakultas Kedokteran yang berada di titik koordinat
(x1, y1) = (12, 30) dan simpul yang menjadi tetangganya adalah simpul (vertex) kedua
yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berada di titik koordinat (x2, y2
Maka, dengan rumus Euclidean
) = (34, 31).
, diperoleh:
Hasil dari pencarian Euclidean tersebut kemudian dikalikan dengan skala pada
peta yaitu 1:5,350, sehingga diperoleh besar bobot dari simpul pertama ke simpul
kedua adalah 22,0227155 x 5,350 = 117,82 dalam satuan meter.
Seluruh bobot dari sisi (edge) pada graf dihitung dengan cara yang sama.
Tabel 4. 1 Besar Bobot dari Sisi (Edge) pada Graf No. Nama Simpul (Vertex) Nama Simpul (Vertex)
Tetangga
Bobot (m)
1 Fakultas Kedokteran
Fakultas Kesehatan
Masyarakat 117,82
Fakultas Psikologi 123,17
2 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran 117,82
Fakultas Keperawatan 155,52
Lembaga Penelitian 162,71
3 Fakultas Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Masyarakat 155,52
Lembaga Penelitian 197,3
Fakultas Psikologi 214
Biro Rektorat USU 146,12
Sekolah Pasca Sarjana 64,64
4 Lembaga Penelitian
Fakultas Kesehatan
Masyarakat 162,71
Fakultas Keperawatan 197,3
Gelanggang Mahasiswa 102,91
5 Fakultas Kedokteran Gigi
Gelanggang Mahasiswa 125,92
Fasilkom – TI 118,19
Auditorium USU 182,21
Sekolah Pasca Sarjana 99,52
6 Gelanggang Mahasiswa
Lembaga Penelitian 102,91
Fakultas Kedokteran Gigi 125,92
Fasilkom – TI 144,55
Pusat Sistem Informasi (PSI) 111,71
7 Fasilkom – TI
Fakultas Kedokteran Gigi 118,19
Gelanggang Mahasiswa 144,55
Auditorium USU 220,33
Pusat Sistem Informasi (PSI) 145,34
8 Fakultas Psikologi
Fakultas Kedokteran 123,17
Fakultas Keperawatan 214
Biro Rektorat USU 204,84
9 Biro Rektorat USU
Fakultas Keperawatan 146,12
Fakultas Psikologi 204,84
Auditorium USU 187,33
Stadion Mini USU 275,1
Sekolah Pasca Sarjana 159,07
10 Auditorium USU
Fakultas Kedokteran Gigi 182,21
Fasilkom – TI 220,33
11 Fakultas Teknik
Auditorium USU 252,36
Stadion Mini USU 485,79
Fakultas Farmasi 287,96
Fakultas MIPA 256,41
12 Stadion Mini USU
Biro Rektorat USU 275,1
Auditorium USU 371,04
Fakultas Teknik 485,79
13 Fakultas Farmasi
Fakultas Teknik 287,96
Fakultas MIPA 150,75
Fakultas Pertanian 370,54
14 Fakultas MIPA
Fakultas Teknik 256,41
Fakultas Farmasi 150,75
Perpustakaan Universitas 267,5
Fakultas Pertanian 284,36
15 Perpustakaan Universitas
Fakultas MIPA 267,5
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 196,21
Fakultas Ilmu Budaya 314,7
16 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Perpustakaan Universitas 196,21
Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial
dan Politik 112,48
Fakultas Hukum 323,22
Fakultas Pertanian 267,39
17 Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial dan
Politik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 112,48
Fakultas Hukum 368,96
Fakultas Pertanian 247,03
18 Fakultas Hukum
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 323,22
Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial
dan Politik 368,96
Fakultas Ilmu Budaya 220,39
19 Fakultas Pertanian
Fakultas Farmasi 370,54
Fakultas MIPA 284,36
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 267,39
Fakultas Ilmu - Ilmu Sosial
dan Politik 247,03
20 Fakultas Ilmu Budaya
Perpustakaan Universitas 314,7
Fakultas Hukum 220,39
LPPM 74,32
Pendopo USU 109,12
21 LPPM
Fakultas Ilmu Budaya 74,32
Pusat Sistem Informasi (PSI) 168,93
Pendopo USU 72,77
22 Pusat Sistem Informasi (PSI)
Gelanggang Mahasiswa 111,71
Fasilkom - TI 145,34
LPPM 168,93
Pendopo USU 125,92
23 Pendopo USU
Fakultas Ilmu Budaya 109,12
LPPM 72,77
24 Sekolah Pasca Sarjana
Fakultas Keperawatan 64,64
Fakultas Kedokteran Gigi 99,52
Biro Rektorat USU 159,07
Auditorium USU 123,17
Graf memiliki 24 simpul (vertex) dan 43 sisi (edge) dengan total bobot awal
sebesar 8.709,62 meter.
4.3.2 Penerapan algoritma Sollin pada sistem
Langkah – langkah dalam menentukan panjang optimum kabel fiber optik jaringan 4G
menggunakan algoritma Sollin dilakukan dengan cara mencari sisi (edge) dengan
bobot terbesar pada graf, kemudian menghapus sisi (edge) yang tidak menyebabkan
graf menjadi tidak terhubung atau membentuk sirkuit. Proses pencarian minimum
spanning tree oleh Algoritma Sollin dalam sistem adalah:
(1) Langkah pertama adalah pilih sisi yang memiliki bobot terbesar, yaitu sisi V12 –
V11
1
8
12
10 9
6
15
16
19 14
13
18
2
3
5
7 22 4
11
17 20
23 21
24
117,82
162,71
123,17
102,91
214
204,84
155,52 197,3
64,64 99,52
159,07 146,12
187,33 123,17
125,92
118,19 144,55
145,34
220,33 111,71
168,93
125,92 72,77
109,12 74,32
220,39
314,7
323,22 368,96
196,21
112,48
247,03 267,39
267,5
284,36
370,54 150,75
256,41
287,96 485,79
252,36
371,04 275,1
182,21
= 485,79 m.
(2) Langkah berikutnya adalah pilih sisi yang memiliki bobot terbesar dari masing –
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 11 Langkah Kedua Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(3) Langkah selanjutnya sama dengan langkah (2), maka sisi yang terpilih yaitu sisi
V11 – V13
323,22 368,96
196,21
= 287,96 m. Langkah ini dilakukan hingga diperoleh hasil MST-nya.
(4) Pada langkah keempat sisi yang terpilih adalah sisi V13 – V19
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 13 Langkah Keempat Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
323,22 368,96
196,21
(6) Pada langkah berikutnya maka sisi dengan bobot terbesar yang terpilih adalah sisi
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 15 Langkah Keenam Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(7) Pada langkah berikutnya maka sisi yang terpilih adalah sisi V14 – V15
1
323,22 368,96
196,21
(8) Pada langkah ini maka sisi yang terpilih adalah sisi V15 – V20
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 17 Langkah Ke - 8 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
323,22 368,96
112,48
(10) Langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V16 –
323,22 368,96
112,48
Gambar 4. 19 Langkah Ke - 10 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(11) Langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V18 –
V17
323,22 368,96
267,39
(12) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V10 – V7
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 21 Langkah Ke - 12 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(13) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V9 – V8
1
323,22 368,96
(14) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V8 – V3
159,07 123,17 125,92
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 23 Langkah Ke - 14 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(15) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V3 – V4
1
159,07 123,17 125,92
323,22 368,96
267,39
(16) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V10 – V5
159,07 123,17 125,92
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 25 Langkah Ke - 16 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(17) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V4 – V2
1
159,07 123,17 125,92
323,22 368,96
(18) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V9 – V24
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 27 Langkah Ke - 18 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(19) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V7 – V22
1
323,22 368,96
267,39
(20) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V22 – V21
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 29 Langkah Ke - 20 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(21) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V7 – V6
1
323,22 368,96
(22) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V22 – V23
323,22 368,96
267,39
Gambar 4. 31 Langkah Ke - 22 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
(23) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot terbesar adalah sisi V8 – V1
1
323,22 368,96
267,39
Dari hasil perhitungan dengan algoritma Sollin, maka optimasi pemasangan
kabel fiber optik jaringan 4G yang dapat dibangun di Universitas Sumatera Utara,
diperoleh minimum spanning tree dengan bobot 5.664,93 meter, dari 24 simpul
(vertex) dan 43 sisi (edge) dan menempuh proses sebanyak 23 langkah. Hasil optimasi minimum spanning tree dengan algoritma Sollin dapat dilihat pada Gambar 4.33.
1
8
12
10 9
6
15
16
19 14
13
18
2
3
5
7 22 4
11
17 20
23 21
24
162,71
123,17
214
204,84
197,3
159,07
144,55 145,34
220,33
168,93
125,92
314,7
323,22 368,96
267,39 267,5
284,36
370,54 287,96
485,79 371,04
275,1
182,21
Gambar 4. 33 Hasil Optimasi Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Sollin pada Graf G (24,43)
4.3.3 Penerapan algoritma Prim’s pada sistem
Langkah – langkah dalam menentukan panjang optimum kabel fiber optik jaringan 4G
menggunakan algoritma Prim’s dilakukan dengan cara memilih sembarang simpul
(vertex) sebagai titik awal, kemudian mencari sisi (edge) dengan bobot minimum dari
simpul (vertex) awal tersebut, kemudian dilanjutkan dengan mencari sisi tetangganya
yang berbobot minimum namun tidak membentuk sirkuit. Langkah – langkah tersebut
dilakukan terus menerus hingga seluruh simpul (vertex) terhubung dan menghasilkan
(1) Pilih sebuah simpul (vertex) secara sembarang sebagai simpul awal, misalkan simpul ke – 3, kemudian pilih sisi yang memiliki bobot paling minimum dari
simpul awal, kemudian dimasukkan ke dalam T, yaitu sisi V3 – V24
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 34 Langkah Pertama Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(2) Dari masing – masing simpul (vertex), pilih sisi yang bertetangga yang memiliki
bobot minimum, tetapi tidak membentuk sirkuit, yaitu: sisi V24 – V5
1
323,22 368,96
196,21
(3) Dengan cara yang sama, pemilihan sisi dilakukan hingga terbentuk minimum
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 36 Langkah Ketiga Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
323,22 368,96
(5) Pada langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V6
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 38 Langkah Kelima Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(6) Pada langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V6
– V22
323,22 368,96
196,21
(7) Pada langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V24
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 40 Langkah Ketujuh Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(8) Pada langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V22
– V23
323,22 368,96
(9) Pada langkah ke - 9 maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V23 – V21
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 42 Langkah Ke - 9 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(10) Pada langkah ke - 10 maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V21 –
V20
323,22 368,96
196,21
(11) Pada langkah ke - 11 maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V3 –
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 44 Langkah Ke - 11 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(12) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V3 – V2
1
323,22 368,96
(13) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V2
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 46 Langkah Ke - 13 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(14) Pada langkah ke - 14 maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V1 –
V8
323,22 368,96
196,21
(15) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V20 – V18
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 48 Langkah Ke - 15 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(16) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi
V10 – V11
323,22 368,96
(17) Pada langkah ke - 17 maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V11 –
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 50 Langkah Ke - 17 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(18) Pada langkah ini maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V14 – V13
1
323,22 368,96
196,21
(19) Pada langkah selanjutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 52 Langkah Ke - 19 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(20) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi
V15 – V16
323,22 368,96
(21) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 54 Langkah Ke - 21 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
(22) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi
V17 – V19
323,22 368,96
196,21
(23) Pada langkah berikutnya maka sisi yang memiliki bobot mininum adalah sisi V9
323,22 368,96
196,21
Gambar 4. 56 Langkah Ke - 23 Pencarian Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim’s pada Graf G (24,43)
Dari hasil perhitungan dengan algoritma Prim’s, maka optimasi pemasangan
kabel fiber optik jaringan 4G yang dapat dibangun di Universitas Sumatera Utara,
diperoleh minimum spanning tree dengan bobot 3.539,93 meter, dari 24 simpul
(vertex) dan 43 sisi (edge) dan menempuh proses sebanyak 23 langkah. Hasil optimasi minimum spanning tree dengan algoritma Prim’s dapat dilihat pada Gambar 4.57.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari keseluruhan uraian pada bab sebelumnya
dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian
berikutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur, analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian
sistem ini, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bobot atau total jarak minimum spanning tree yang dapat dioptimasi
menggunakan algoritma Sollin lebih besar daripada algoritma Prim’s, dimana
pada algoritma Sollin total jarak sebesar 5.664,93 meter dan pada algoritma
Prim’s total jarak sebesar 3.539,93 meter.
2. Waktu proses (running time) yang dimiliki oleh algoritma Sollin dan algoritma
Prim’s berbeda. Pada kasus ini diperoleh bahwa algoritma Prim’s bekerja lebih
efisien dalam mencari minimum spanning tree terhadap graf G (24,43) dengan
waktu proses sebesar 134 ms, sedangkan algoritma Sollin membutuhkan waktu
sedikit lebih lama yaitu sebesar 162 ms.
3. Jumlah simpul (vertex) dan sisi (edge) mempengaruhi lamanya waktu proses
(running time). Semakin banyak jumlah simpul dan sisi yang harus dihitung, maka akan semakin lama waktu prosesnya.
4. Biaya yang dibutuhkan dalam pemasangan kabel fiber optik jaringan 4G di
Universitas Sumatera Utara bergantung pada total jarak yang dihasilkan. Jika
semakin besar jaraknya, maka semakin panjang kabel fiber optik yang harus
dipasang, dan semakin besar biaya yang dibutuhkan dalam pemasangan kabel
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan dan perbaikan
sistem ini selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan sistem ini dapat dikembangkan pada studi
kasus lainnya.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan sistem ini dapat dikembangkan dengan
menggunakan algoritma minimum spanning tree yang lain agar dapat diperoleh
algoritma yang lebih efisien dan lebih baik.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan pengembang dapat menambahkan fitur
yang dapat membantu agar sistem menjadi lebih baik seperti perhitungan biaya