• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PEGADAIAN MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEGADAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PEGADAIAN MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEGADAIAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan perkembangan ekonomi dan monet er dewasa ini dipandang perlu unt uk lebih meningkat kan peranan lembaga kredit at as dasar hukum gadai yang dapat memenuhi kebut uhan masyarakat ;

b. bahwa unt uk lebih meningkat kan ef isiensi dan produkt ivit as pengelolaan Perusahaan Jawat an (PERJAN) Pegadaian, yang didirikan dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1969 dipandang perlu mengalihkan bent uknya menj adi Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969;

c. bahwa pengalihan bent uk sebagaimana dimaksud dalam huruf (b), perlu dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Pandhuis Reglement (At uran Dasar Pegadaian) (St aat sblad Tahun 1928 Nomor 81);

3. Undang-undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 t ent ang Perusahaan Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989);

(2)

16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);

5. Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN),

Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 37);

MEMUTUSKAN:

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PEGADAIAN MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEGADAIAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerint ah adalah Pemerint ah Republik Indonesia;

2. Presiden adalah Presiden Republik Indonesia;

3. Ment eri adalah Ment eri Keuangan;

4. Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang dit unj uk oleh Ment eri unt uk melakukan t ugas-t ugas pembinaan perusahaan;

(3)

6. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian;

7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian;

8. Direkt ur Ut ama adalah Direkt ur Ut ama Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian;

9. Pegawai adalah pegawai pada Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian;

10. Pembinaan adalah kegiat an unt uk memberikan pedoman bagi Perusahaan dalam perencanaan, pengoperasian, pelaksanaan, dan pengendalian dengan maksud agar Perusahaan dapat melaksanakan t ugas dan f ungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna sert a dapat berkembang dengan baik;

11. Pengawasan adalah seluruh proses kegiat an penilaian t erhadap Perusahaan dengan t uj uan agar Perusahaan dapat melaksanakan f ungsinya dengan baik, dan berhasil mencapai t uj uan yang t elah dit et apkan;

12. Pemeriksaan adalah kegiat an unt uk menilai Perusahaan dengan cara membandingkan ant ara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan maupun dalam bidang t eknis operasional;

13. Pengelolaan Perusahaan adalah kegiat an perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian Perusahaan sesuai dengan pembinaan yang digariskan oleh Ment eri.

BAB II

(4)

Pasal 2

(1) Perusahaan Jawat an (PERJAN) Pegadaian yang didirikan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1969 dialihkan bent uknya menj adi Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, dengan nama Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian dan meneruskan usaha-usaha selanj ut nya berdasarkan ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Dengan dialihkannya bent uk Perusahaan Jawat an (PERJAN) Pegadaian menj adi Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Perusahaan Jawat an (PERJAN) Pegadaian dinyat akan bubar pada saat pendirian PERUM t ersebut dengan ket ent uan segala hak dan kewaj iban, kekayaan dan t ermasuk seluruh pegawai Perusahaan Jawat an (PERJAN) Pegadaian yang ada pada saat pembubarannya beralih kepada PERUM yang bersangkut an.

(3) Hal-hal yang t imbul dari dan yang berhubungan dengan pelaksanaan ket ent uan t ersebut pada ayat (2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

BAB III

(5)

Bagian Pert ama Umum

Pasal 3

(1) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah badan usaha t unggal yang diberi wewenang unt uk menyalurkan uang pinj aman at as dasar hukum gadai.

(2) Perusahaan melakukan usaha-usahanya berdasarkan ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Dengan t idak mengurangi ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini, t erhadap perusahaan berlaku Hukum Indonesia.

Bagian Kedua Tempat Kedudukan

Pasal 4

(1) Perusahaan bert empat kedudukan dan berkant or pusat di

Jakart a, dan dapat mempunyai perwakilan-perwakilan/ cabang-cabang di seluruh Indonesia

dengan perset uj uan Ment eri.

(2) Perubahan t empat kedudukan dan kant or pusat perusahaan dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri.

(3) Dalam rangka pengembangan, perusahaan dapat mengadakan sat uan organisasi pelaksana yang dit et apkan Direksi set elah mendapat perset uj uan Ment eri.

(6)

Sif at dan Tuj uan

Pasal 5

(1) Sif at usaha dari perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi kemanf aat an umum dan sekaligus memupuk keunt ungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

(2) Perusahaan bert uj uan:

a. t urut melaksanakan dan menunj ang pelaksanaan kebij aksanaan dan program Pemerint ah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinj aman at as dasar hukum gadai;

b. pencegahan prakt ek ij on, pegadaian gelap, riba, dan pinj aman t idak waj ar lainnya.

Bagian Keempat Lapangan Usaha

Pasal 6

Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi sert a t erj aminnya keselamat an kekayaan Negara, perusahaan mengadakan usaha-usaha sebagai berikut :

a. menyalurkan uang pinj aman at as dasar hukum gadai dengan cara yang mudah, cepat , aman dan hemat ;

b. usaha-usaha lain yang berhubungan dengan t uj uan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dengan perset uj uan Ment eri Keuangan.

(7)

Pasal 7

(1) Modal perusahaan adalah kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara dan t idak t erbagi at as saham-saham.

(2) Besarnya modal Perusahaan adalah sama dengan nilai seluruh kekayaan Negara yang t elah t ert anam dalam Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, berdasarkan penet apan Ment eri.

(3) Set iap penambahan modal yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan dilakukan dengan Perat uran Pemerint ah.

(4) Perusahaan dapat menambah modalnya dengan dana yang dibent uk dan dipupuk secara int ern menurut ket ent uan dalam Pasal 52.

(5) Perusahaan t idak mengadakan cadangan diam at au cadangan rahasia.

(6) Semua alat -alat likuid (liquide) yang t idak segera diperlukan oleh Perusahaan disimpan dalam Bank Milik Negara yang diset uj ui oleh Ment eri.

Pasal 8

(1) Pembelanj aan unt uk invest asi yang dilaksanakan oleh Perusahaan dapat berasal dari:

a. dana int ern Perusahaan;

b. penyert aan Negara melalui Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara;

c. pinj aman dari dalam dan/ at au luar negeri;

(8)

(2) Anggaran invest asi diaj ukan di dalam anggaran Perusahaan, sedangkan bilamana anggaran invest asi diaj ukan pada masa t ahun buku yang bersangkut an, maka anggaran invest asi diaj ukan bersamaan dengan anggaran t ahunan at au perubahan anggaran Perusahaan yang pengaj uannya dilakukan sesuai dengan t at a cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19.

Pasal 9

(1) Perusahaan dapat memperoleh dan menggunakan dana yang diperoleh unt uk mengembangkan usahanya melalui pengeluaran obligasi at au alat -alat yang sah lainnya.

(2) Pengeluaran obligasi at au alat -alat yang sah lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), t ermasuk ket ent uan-ket ent uan yang berhubungan dengan it u, diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 10

Set iap kegiat an penyerahan, pemindaht anganan, pembebanan, penghapusan akt iva t et ap, penerimaan pinj aman j angka menengah/ panj ang, pemberian pinj aman dalam bent uk dan cara apapun, t idak menagih lagi, dan menghapus dari pembukuan piut ang dan persediaan barang dapat dilakukan oleh Direksi set elah mendapat perset uj uan t erlebih dahulu dari Ment eri.

Pasal 11

Pembebanan t ugas t ambahan kepada Perusahaan di luar t ugas pokoknya yang menimbulkan akibat keuangan t erhadap anggaran Perusahaan dit et apkan oleh Ment eri.

Bagian Keenam

(9)

Pasal 12

Perusahaan dipimpin dan dikelola oleh Direksi yang t erdiri dari seorang Direkt ur Ut ama dan sebanyak-banyaknya 4 (empat ) orang Direkt ur sesuai dengan bidang usahanya.

Pasal 13

(1) Pembinaan t erhadap Perusahaan dilakukan oleh Ment eri, yang dalam pelaksanaannya dibant u oleh Direkt ur Jenderal berdasarkan ket ent uan-ket ent uan yang dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.

(2) Direksi at au Direkt ur Ut ama unt uk dan at as nama Direksi menerima pet unj uk-pet unj uk dari dan bert anggung j awab kepada Ment eri t ent ang kebij aksanaan umum unt uk menj alankan t ugas-t ugas pokok Perusahaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

(3) Pelaksanaan t anggung j awab administ rat if f ungsional perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara t erhadap Pemerint ah, dalam hal ini Ment eri, dilakukan oleh Direkt ur Ut ama at as nama Direksi.

Pasal 14

Tugas dan wewenang Direksi adalah sebagai berikut :

a. memimpin, mengurus, dan mengelola Perusahaan sesuai dengan t uj uan Perusahaan dengan senant iasa berusaha meningkat kan daya guna dan hasil guna dari Perusahaan;

b. menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan; c. mewakili Perusahaan di dalam dan luar Pengadilan;

d. melaksanakan kebij aksanaan umum dalam mengurus Perusahaan yang t elah digariskan oleh Ment eri;

(10)

kebij aksanaan umum yang digariskan Ment eri;

f . menyiapkan pada wakt unya rencana kerj a t ahunan Perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan;

g. mengadakan dan memelihara t at a buku dan administ rasi Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suat u Perusahaan;

h. menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian t ugasnya;

i. mengangkat dan memberhent ikan pegawai sesuai dengan perat uran kepegawaian yang berlaku bagi Perusahaan;

j . menet apkan gaj l pensiun/ j aminan hari t ua, dan penghasilan lain bagi pegawai sert a mengat ur semua hal kepegawaian lainnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

k. memberikan segala ket erangan t ent ang keadaan dan j alannya Perusahaan baik dalam bent uk laporan t ahunan, maupun laporan berkala menurut cara dan wakt u yang dit ent ukan dalam Perat uran Pemerint ah ini sert a set iap kali dimint a oleh Ment eri;

l. menj alankan kewaj iban-kewaj iban lainnya berdasarkan pet unj uk Ment eri.

Pasal 15

(1) Dalam menj alankan t ugas-t ugas pokok Perusahaan:

a. Direkt ur Ut ama berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi;

b. Para Direkt ur berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi, masing-masing unt uk bidangnya dan dalam bat as-bat as yang dit ent ukan dalam perat uran t at a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekerj aan Direksi.

(11)

belum diangkat at au belum memangku j abat annya, maka j abat an Direkt ur Ut ama dipangku oleh Direkt ur yang t ert ua dalam masa j abat an berdasarkan penunj ukan sement ara Ment eri, dan apabila Direkt ur dimaksud t idak ada at au berhalangan t et ap, maka j abat an t ersebut dipangku oleh Direkt ur lain berdasarkan penunj ukan sement ara Ment eri, keduanya dengan kekuasaan dan wewenang Direkt ur Ut ama.

(3) Apabila semua anggot a Direksi berhalangan t et ap menj alankan pekerj aannya at au j abat an Direksi t erluang seluruhnya dan belum diangkat penggant inya at au belum memangku j abat annya, maka unt uk sement ara wakt u pimpinan dan pengurusan Perusahaan dij alankan oleh seorang Pej abat Direksi yang dit unj uk oleh Ment eri.

(4) Dalam menj alankan t ugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c, Direksi dapat melaksakannya sendiri at au menyerahkan kekuasaan t ersebut kepada:

a. Seorang at au beberapa orang anggot a Direksi, at au

b. Seorang at au beberapa orang pegawai baik sendiri maupun bersama-sama; at au

c. Orang at au badan lain, yang khusus dit unj uk unt uk hal t ersebut .

(5) Tat a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekerj aan Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diat ur dalam perat uran yang dit et apkan oleh Direksi dengan perset uj uan Ment eri.

(6) Gaj i, t unj angan, emolumen, dan penghasilan lain dari para anggot a Direksi dit et apkan oleh Ment eri, dengan mengindahkan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

(12)

(1) Anggot a Direksi diangkat dan diberhent ikan oleh Presiden at as usul Ment eri.

(2) Anggot a Direksi diangkat unt uk masa 5 (lima) t ahun dan set elah masa j abat annya berakhir dapat diangkat kembali.

(3) Dalam hal-hal t ersebut di bawah ini, Presiden at as usul Ment eri dapat memberhent ikan seluruh at au salah seorang anggot a Direksi meskipun masa j abat annya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum berakhir, karena:

a. mut asi j abat an unt uk kepent ingan Perusahaan dan Negara;

b. at as permint aan sendiri;

c. melakukan perbuat an at au sikap merugikan Perusahaan;

d. melakukan t indakan at au sikap yang bert ent angan dengan kepent ingan Negara;

c. cacad f isik at au ment al yang mengakibat kan t idak dapat melaksanakan t ugasnya;

f . meninggal dunia;

g. t idak cukup cakap at au t ernyat a t idak melaksanakan t ugasnya dengan baik;

h. t idak melaksanakan ket ent uan-ket ent uan dalam anggaran dasar Perusahaan.

(4) Pemberhent ian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf c dan huruf d, j ika merupakan suat u pelanggaran t erhadap perat uran hukum pidana, merupakan pemberhent ian t idak dengan hormat .

(13)

secara t ert ulis yang dit uj ukan kepada Ment eri, yang harus dilaksanakan dalam wakt u 1 (sat u) bulan set elah anggot a Direksi yang bersangkut an diberit ahukan oleh Ment eri t ent ang rencana pemberhent ian it u.

(6) Selama persoalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) belum diput us, maka Ment eri dapat memberhent ikan unt uk sement ara wakt u anggot a Direksi yang bersangkut an.

(7) Jika dalam wakt u 2 (dua) bulan set elah memberhent ikan anggot a Direksi yang bersangkut an sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) belum diperoleh keput usan mengenai pemberhent ian anggot a Direksi t ersebut , maka pemberhent ian sement ara it u menj adi bat al dan anggot a Direksi yang bersangkut an dapat segera menj alankan j abat annya lagi, kecuali bersama unt uk keput usan pemberhent ian t ersebut diperlukan keput usan pengadilan dalam hal it u harus diberit ahukan kepada yang bersangkut an.

Pasal 17

(1) Anggot a Direksi adalah Warga Negara Indonesia.

(2) Anggot a Direksi diangkat berdasarkan syarat -syarat kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan Perusahaan, memiliki penget ahuan dan pengalaman yang diperlukan unt uk memimpin suat u Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, mempunyai akhlak dan moral yang baik sert a memenum syarat -syarat lainnya yang diperlukan, unt uk menunj ang kemaj uan perusahaan yang dipimpinnya.

(3) Direksi mencurahkan pengabdian dan kemampuannya secara penuh pada t ugas, kewaj iban, dan pencapaian t uj uan diadakannya Perusahaan.

(14)

(1) Ant ara para anggot a Direksi t idak boleh ada hubungan keluarga sampai deraj at ket iga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping t ermasuk menant u dan ipar, kecuali j ika diizinkan Presiden.

(2) Jika sesudah pengangkat an, mereka memasuki hubungan kekeluargaan yang t erlarang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka unt uk dapat melanj ut kan j abat annya, diperlukan izin t ert ulis dari Presiden.

(3) Anggot a Direksi t idak boleh mempunyai kepent ingan pribadi baik langsung maupun t idak langsung dalam suat u perkumpulan/ perusahaan lain yang berusaha/ bert uj uan mencari laba.

(4) Anggot a Direksi t idak dibenarkan unt uk memangku j abat an rangkap sebagaimana dimaksud di bawah ini :

a. Direkt ur Ut ama at au Direkt ur pada Badan Usaha Milik Negara lainnya, at au perusahaan swast a, at au j abat an lain yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan;

b. Jabat an st rukt ural dan f ungsional lainnya dalam Inst ansi/ Lembaga Pemerint ah Pusat / Daerah;

c. Jabat an-j abat an lainnya, berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ket uj uh

Rencana Kerj a dan Anggaran Perusahaan

Pasal 19

(15)

eksploit asi kepada Ment eri unt uk memperoleh pengesahannya.

(2) Kecuali apabila Ment eri secara t ert ulis mengemukakan keberat an at au menolak kegiat an yang dimuat dalam rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sebelum menginj ak t ahun buku baru, maka anggaran t ersebut berlaku sepenuhnya.

(3) Rencana kerj a dan/ at au anggaran t ambahan at au perubahan yang t ert era di dalam t ahun buku yang bersangkut an harus diaj ukan t erlebih dahulu kepada Ment eri unt uk memperoleh pengesahannya, menurut cara dan wakt u yang dit et apkan oleh Ment eri.

(4) Apabila dalam wakt u 3 (t iga) bulan sesudah permint aan perset uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diaj ukan, oleh Ment eri t idak diberikan keberat an secara t ert ulis, maka perubahan rencana kerj a dan anggaran t ersebut dianggap t elah disahkan.

(5) Rencana kerj a dan/ at au anggaran Perusahaan yang t elah disahkan merupakan landasan kerj a dan menj adi t ugas bagi Direksi unt uk melaksanakan kegiat an yang t ercant um didalamnya.

Pasal 20

(1) Semua pembiayaan dalam rangka pelaksanaan t ugas Sat uan Pengawasan Int ern, Dewan Pengawas sert a t enaga ahli, dibebankan kepada Perusahaan dan secara j elas dianggarkan dalam anggaran Perusahaan.

(2) Perusahaan dilarang membiayai pengeluaran yang dilakukan oleh Depart emen/ Inst ansi yang membina dan mengawasi Perusahaan dalam rangka pembinaan dan pengawasan Perusahaan.

(16)

Pasal 21

Tahun Buku Perusahaan adalah t ahun t akwim kecuali j ika dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 22

(1) Set iap perubahan baik yang diakibat kan oleh t ransaksi maupun oleh kej adian lain dalam Perusahaan yang mempengaruhi akt iva, hut ang, modal, biaya, dan pendapat an harus dibukukan at as dasar sist em akunt ansi yang dapat dipert anggungj awabkan.

(2) Sist em akunt ansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dan dilaksanakan oleh Direksi agar dapat berj alan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian int ern, t erut ama pemisahan f ungsi pengurusan, pencat at an, penyimpanan dan pengawasan.

(3) Dalam rangka pemeriksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menilai sist em yang dit et apkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan bilamana perlu memberikan pet unj uk sert a saran penyempurnaan.

Bagian Kesembilan Pengawasan

Pasal 23

(1) Ment eri melakukan pengawasan umum at as j alannya Perusahaan.

(17)

j awab kepada Ment eri.

(3) Dewan Pengawas bert ugas unt uk melaksanakan pengawasan t erhadap pengelolaan Perusahaan t ermasuk pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan.

(4) Dewan Pengawas melaksanakan t ugas, wewenang dan t anggung j awabnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku t erhadap Perusahaan dan menj alankan keput usan-keput usan dan pet unj uk-pet unj uk dari Ment eri.

Pasal 24

Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya berkewaj iban:

a. memberikan pendapat dan saran kepada Ment eri melalui Direkt ur Jenderal mengenai rancangan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan, sert a perubahan/ t ambahannya, laporan-laporan lainnya dari Direksi;

b. mengawasi pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sert a menyampaikan hasil penilaiannya kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direksi dan Direkt ur Jenderal;

c. mengikut i perkembangan kegiat an Perusahaan dan dalam hal Perusahaan menunj ukkan gej ala kemunduran, segera melaporkannya kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direkt ur Jenderal, dengan disert ai saran mengenai langkah perbaikan yang harus dit empuh;

d. memberikan pendapat dan saran kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direkt ur Jenderal dan kepada Direksi mengenai set iap masalah lainnya yang dianggap pent ing bagi pengelolaan perusahaan;

(18)

Pengawas;

f . melakukan t ugas-t ugas pengawasan lain yang dit ent ukan oleh Ment eri.

Pasal 25

Dalam pelaksanaan t ugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Dewan Pengawas waj ib memperhat ikan:

a. pedoman dan pet unj uk-pet unj uk Ment eri dengan senant iasa memperhat ikan ef isiensi Perusahaan;

b. ket ent uan dalam perat uran pendirian Perusahaan sert a ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

c. pemisahaan t ugas pengawasan dengan t ugas pengurusan Perusahaan yang merupakan t ugas dan t anggung j awab Direksi.

Pasal 26

Dalam melaksanakan t ugas dan kewaj ibannya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. melihat buku-buku dan surat -surat sert a dokumen-dokumen lainnya, memeriksa keadaan kas (unt uk keperluan verif ikasi) dan memeriksa kekayaan Perusahaan;

b. memasuki pekarangan-pekarangan, gedung-gedung, dan kant or-kant or yang dipergunakan oleh Perusahaan;

c. memint a penj elasan-penj elasan dari pimpinan perusahaan mengenal segala persoalan yang menyangkut Pengelolaan Perusahaan;

(19)

e. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan t erhadap hal-hal yang dibicarakan;

f . melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu sebagaimana diat ur dalam perat uran pendirian Perusahaan.

Pasal 27

(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (t iga) bulan sekali dan sewakt u-wakt u apabila diperlukan.

(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Perusahaan, sesuai dengan t ugas pokok, f ungsi dan hak sert a kewaj ibannya.

(3) Keput usan rapat Dewan Pengawas diambil at as dasar musyawarah unt uk muf akat .

(4) Unt uk set iap rapat dibuat risalah rapat .

Pasal 28

Unt uk membant u kelancaran pelaksanaan t ugas Dewan Pengawas, Ment eri dapat mengangkat seorang Sekret aris at as beban Perusahaan.

Pasal 29

(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 t erdiri dari unsur-unsur Pej abat Depart emen Keuangan sert a Depart emen/ Inst ansi lain yang kegiat annya berhubungan dengan Perusahaan at au Pej abat lain yang diusulkan oleh Ment eri.

(20)

Pasal 30

(1) Anggot a Dewan Pengawas diangkat dari t enaga yang mempunyai dedikasi, dipandang cakap dan mempunyai kemampuan unt uk menj alankan kebij aksanaan Ment eri mengenai pembinaan dan pengawasan Perusahaan.

(2) Disamping syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) anggot a Dewan Pengawas t idak dibenarkan memiliki kepent ingan yang bert ent angan dengan at au menganggu kepent ingan Perusahaan.

Pasal 31

(1) Anggot a Dewan Pengawas berj umlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (l ima) orang yang t erdiri dari Ket ua dan anggot a Dewan.

(2) Ket ua Dewan Pengawas yang mengkoordinasikan anggot a Dewan Pengawas bert anggung j awab at as pelaksanaan pengawasan kepada Ment eri.

Pasal 32

(1) Masaj a bat an Ket ua dan anggot a Dewan Pengawas ialah 3 (t iga) t ahun.

(2) Anggot a Dewan Pengawas set elah selesai masa j abat annya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diangkat kembali dengan t et ap memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.

Pasal 33

(1) Pengangkat an dan pemberhent ian anggot a Dewan Pengawas dilakukan oleh Presiden at as usul Ment eri.

(21)

seorang anggot a Dewan Pengawas set elah menj abat beberapa wakt u t ernyat a t idak at au t idak dapat menj alankan t ugasnya dengan baik, maka Ment eri dapat mengusulkan pemberhent iannya kepada Presiden.

Pasal 34

Jika dianggap perlu Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.

Pasal 35

Anggot a Dewan Pengawas t idak dibenarkan merangkap j abat an lain pada badan usaha swast a yang dapat menimbulkan pert ent angan kepent ingan secara langsung maupun t idak langsung dengan kepent ingan Perusahaan.

Pasal 36

(1) Pengawasan Int ern Perusahaan dilakukan oleh Sat uan Pengawasan Int ern.

(2) Sat uan Pengawasan Int ern dipimpin oleh seorang Kepala yang bert anggungj awab kepada Direkt ur Ut ama.

Pasal 37

(1) Sat uan Pengawasan Int ern bert ugas membant u Direkt ur Ut ama dalam mengadakan penilaian at as sist em pengendahan pengelolaan (manaj emen) dan pelaksanaannya pada Perusahaan dan memberikan saran-saran perbaikannya.

(22)

dipert anggungj awabkan.

Pasal 38

Dalam pelaksanaan t ugasnya, Sat uan Pengawasan Int ern waj ib menj aga kelancaran pelaksanaan t ugas sat uan organisasi lainnya dalam Perusahaan sesuai dengan t ugas dan t anggung j awabnya masing-masing.

Pasal 39

Sat uan Pengawasan Int ern dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.

Pasal 40

Pimpinan Sat uan Pengawasan Int ern harus memiliki pendidikan dan/ at au keahlian yang cukup memenuhi persyarat an sebagai pengawas int ern, obj ekt if , dan berdedikasi t inggi.

Pasal 41

Kepala Sat uan Pengawasan Int ern diangkat dan diberhent ikan oleh Direksi.

Pasal 42

(1) Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan pemeriksaan akunt ansi at as laporan keuangan t ahunan Perusahaan.

(23)

(3) Dalam melaksanakan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula dilakukan pemeriksaan operasional t erhadap Perusahaan.

Pasal 43

Hasil pemeriksaan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 disampaikan pula kepada Ment eri, Direksi dan Dewan Pengawas.

Pasal 44

Dengan t idak mengurangi wewenang pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal pada Bagian ini set iap Kepala Unit Organisasi dalam Perusahaan bert anggung j awab melakukan pengawasan melekat dalam lingkungan t ugasnya masing-masing.

Bagian Kesepuluh Kepagawaian

Pasal 45

(1) Unt uk memperlancar t uj uan Perusahaan, perlu dicipt akan adanya ket ent eraman sert a kegairahan dalam Perusahaan dengan memberikan penghargaan yang layak kepada semua pegawai sesuai dengan prest asinya.

(2) Kedudukan hukum, susunan j abat an, kepangkat an, pemberhent ian, gaj i, pensiun, dan t unj angan bagi pegawai Perusahaan diat ur berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Penghasilan-penghasilan lain pegawai diat ur t ersendiri oleh Direksi set elah mendapat kan perset uj uan Ment eri.

(24)

Direksi mengangkat dan memberhent ikan pegawai/ pekerj a Perusahaan berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 47

(1) Kepada pegawai diberikan pensiun berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai Perusahaan.

(2) Disamping pensiun kepada pegawai dapat diberikan j aminan hari t ua lainnya yang diat ur oleh Direksi set elah mendapat perset uj uan Ment eri.

Bagian Kesebelas

Tanggung Jawab Pegawai dan Tunt ut an Gant i Rugi

Pasal 48

(1) Semua pegawai t ermasuk anggot a Direksi dalam kedudukan selaku demikian, yang t idak dibebani t ugas penyimpanan uang, surat -surat berharga dan barang-barang persediaan yang karena t indakan-t indakan melawan hukum at au karena melalaikan kewaj iban dan t ugas yang dibebankan kepada mereka dengan langsung at au t idak langsung t elah menimbulkan kerugian bagi Perusahaan, diwaj ibkan menggant i kerugian t ersebut .

(2) Ket ent uan-ket ent uan t ent ang gant i rugi t erhadap pegawai negeri berlaku sepenuhnya t erhadap pegawai.

(25)

(4) Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) t idak perlu mengirimkan pert anggungj awaban rmengenai cara mengurusnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

(5) Tunt ut an t erhadap pegawai t ersebut dilakukan menurut ket ent uan yang dit et apkan bagi bendaharawan yang oleh Badan Pemeriksa Keuangan dibebaskan dari kewaj iban pert anggungj awaban mengenai cara pengurusannya.

(6) Semua surat bukt i dan surat lainnya bagaimanapun sif at nya, yang t ermasuk bilangan t at a buku dan administ rasi Perusahaan, disimpan di t empat Perusahaan at au t empat lainnya yang dit unj uk oleh Ment eri, kecuali j ika unt uk sement ara dipindahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan dalam hal dianggapnya perlu unt uk kepent ingan sesuat u pemeriksaan.

(7) Unt uk keperluan pemeriksaan yang bert ahan dengan penet apan paj ak dan pemeriksaan akunt ansi pada umumnya surat bukt i dan surat lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) unt uk sement ara dapat dipindahkan ke Depart emen Keuangan dan/ at au Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Bagian Keduabelas Pelaporan

Pasal 49

(1) Unt uk t iap t ahun buku oleh Direksi disusun perhit ungan t ahunan yang t erdiri dari neraca dan perhit ungan laba rugi.

(26)

menurut cara yang dit et apkan oleh Ment eri.

(3) Cara penilaian pos dalam perhit ungan t ahunan harus disebut kan.

(4) Jika dalam wakt u 3 (t iga) bulan sesudah menerima perhit ungan t ahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh Ment eri t idak diaj ukan keberat an t ert ulis, maka perhit ungan t ahunan it u dianggap t elah disahkan.

(5) Perhit ungan t ahunan disahkan oleh Ment eri berdasarkan hasil Pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan at au Badan yang dit unj uknya.

(6) Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memberi pembebasan kepada Direksi t erhadap segala sesuat unya yang t ermuat dalam perhit ungan t ahunan t ersebut .

(7) Direkt ur Ut ama diwaj ibkan menyampaikan laporan t riwulanan dan laporan berkala lainnya sesuai dengan bat as-bat as j angka wakt u yang dit et apkan, besert a laporan lainnya menurut ket ent uan Anggaran Dasar ini dan ket ent uan perat uran perundang-undangan, kepada Pej abat / Inst ansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

Pasal 50

Hasil penilaian at as laporan keuangan t riwulanan dan t ahunan sert a laporan lainnya dari Perusahaan yang dilakukan oleh Direkt ur Jenderal disampaikan kepada Ment eri dalam bat as wakt u selambat -lambat nya 2 (dua) bulan set elah menerima laporan dari Direkt ur Ut ama.

Pasal 51

(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dan Pasal 50 disampaikan t epat pada wakt unya.

(27)

Bagian Ket igabelas Penggunaan Laba

Pasal 52

(1) Penggunaan laba bersih yang t elah disahkan menurut Pasal 49 disisihkan unt uk:

a. Dana Pembangunan Semest a sebesar 55 % (Lima puluh lima persen);

b. Cadangan Umum sebesar 20 % (dua puluh persen) hingga cadangan umum t ersebut mencapai j umlah dua kali modal perusahaan;

c. Cadangan t uj uan sebesar 5 % (lima persen);

d. Sisanya sebesar 20 % (dua puluh persen) dipergunakan unt uk dana sosial, pendidikan, j asa produksi, dan sumbangan dana pensiun yang perincian perbandingan pembagiannya dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.

(2) Apabila j umlah cadangan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b t elah t ercapai, j umlah dari bagian laba bersih yang diperunt ukkan unt uk pemupukan cadangan umum t ersebut selanj ut nya dapat dipergunakan unt uk pemupukan dana bagi pembelanj aan perluasan kapaasit as Perusahaan.

(3) Sebelum cadangan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b mencapai 2 (dua) kali modal Perusahaan, dengan perset uj uan Ment eri, Direksi dapat menggunakan dana cadangan umum t ersebut unt uk kepent ingan pembelanj aan perluasan kapasit as Perusahaan.

(28)

Bagian Keempat belas Pembubaran Perusahaan

Pasal 53

(1) Pembubaran Perusahaan dan penunj ukan likuidat urnya dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

(2) Semua kekayaan Perusahaan, set elah diadakan likuidasi menj adi milik Negara.

(3) Pert anggungj awaban likuidasi oleh likuidat ur dilakukan kepada Ment eri yang memberi pembebasan t anggung j awab t ent ang pekerj aan yang t elah diselesaikan olehnya.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 54

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka ket ent uan-ket ent uan pelaksanaan yang t elah dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1969, masih t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i dengan ket ent uan baru yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

(29)

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1969 dan Keput usan Presiden Nomor 56 Tahun 1985 dinyat akan t idak berlaku lagi.

Pasal 56

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 10 April 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 10 April 1990

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA t t d

Referensi

Dokumen terkait

All 20K journals have a Source-normalized impact per paper (SNIP) measuring contextual citation impact by weighting citations per subject field.

Tabel 4.11 Distribusi kategori tindakan responden dalam meminimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Pada saat peneliti melakukan observasi pertama di rumah subjek, terlihat penampilanya anggun dan keibuan busana muslim yang panjang berwarna putih dengan motif bunga-bunga

Dengan banyaknya energi termal yang terbuang percuma, pemanfaatan modul termoelektik menjadi pilihan dari peneliti untuk mengkonversi energi termal menjadi energi listrik,

Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Panitia Nasional Pertemuan Tingkat Menteri Komisi Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan,

Judul Penelitian : Pengujian Perilaku Predator dan Anti-Predator pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burchell, 1822) Transgenik F3.. Nama :

Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi air dan analisis komponen minyak atsiri secara Gas

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a diatas, perlu ditetapkan pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Izin Usaha Kendaraan Umum,