• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN - BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN - BAB IV"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pada saat penelitian dilakukan penulis ragu apakah penelitian ini akan berhasil apa tidak, karena akan membuka cerita masa lalu bagi subjek. Hal inilah yang menjadi pertimbangan penulis bagaimana menggunakan kalimat pertanyaan yang tidak membuat subjek merasa tidak nyaman untuk menjawabnya.

Atas pertimbangan tersebut penulis harus melakukan wawancara dan observasi memerlukan waktu yang lama dan penulis juga harus mencari waktu dan kondisi yang tepat untuk mewawancara subjek.

1. Subjek

a. Identitas Subjek

Nama : Y

Usia : 46 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : Bogor, 16 juni 1959 Pendidikan : SLTP

Anak Ke : 3

Suku Bangsa : Sunda b. Gambaran umum subjek 1) Pelaksanaan Observasi

Wawancara I

Tanggal : 12 Agustus 2005 Waktu : 08.00 - selesai

(2)

Tanggal : 16 Agustus 2005 Waktu : 10.00 - selesai

Tempat : Rumah Subjek (Cikampek) Wawancara III

Tanggal : 21 Agustus 2005 Waktu : 08.00 - selesai

Tempat : Rumah Subjek (Cikampek)

2) Hasil Obsevervasi a) Setting

Pada saat peneliti melakukan observasi pertama kali di tempat tinggal subjek, yaitu di Cikampek. Pada saat observasi dilakukan berdua yaitu antara obsever dan subjek. Obsevasi dilakukan di kamar subjek yang berukuan 5 x 5 meter, dan tedapat tempat tidur diatas tempat tidur terdapat mukena dan Al Qur’an yang telah dapakai subjek untuk melaksanakan solat dhuha, meja rias, lemari pakaian. Suasana kamar terlihat nyaman dan tenang. Di ruang tengah terdapat foto subjek semasa muda yang terpajang mengenakan kebaya, dan di ruang tamu terdapat juga foto bersama anaknya serta banyak ditempel juga beberapa lukisan kaligerafi di dinding. Dapur subjek terlihat peralatan dapur yang lengkap dikarenakan subjek mempunyai usaha catering yang ditekuninya hampir 20 tahun.

b) Subjek

(3)

kehidupan dan keluarganya subjek menceritakan dengan antusias dan terkadang subjek berubah sedih ini ditandai dengan subjek mengerutkan keningnya sesekali subjek meneteskan air mata , tetapi tidak berlangsung lama kemudian suasana kembali seperti semula yang penuh semangat dan harapan. Diantara ruang kamar subjek terdapat hasil kerajian tangan yaitu setrimin hasil karya subjek yang di pajang di diding kamarnya karena subjek senang dengan kerajinan setrimin dan kaligerafi, dilakukan dikala santai dan tidak ada orderan catering, ruangan terlihat rapi dan bersih subjek mengaku bahwa subjek tidak betah kotor dan debu terlihat kaca jendela yang mengkilap dan bersih. Subjek juga menceritakan jika lagi ada orderan catering subjek sangat sibuk karena harus harus turun langsung ke dapur maklumlah subjek tidak bayak mempunyai karyawan hanya ada 4 orang ibu rumah tangga yang berasal dari keluarga yang sangat sederhana, hubungan subjek dengan karyawannya sangat dekat seperti saudara, hal inidapat terlihat dari adanya jadwal pengajian rutin yang diselenggarakan antara subjek dan karyawan di rumah subjek setiap seminggu dua kali.

c. Wawancara

1) Pelaksaan wawancara Wawancara I

Tanggal : 12 Agustus 2005 Waktu : 08.00 - selesai

Tempat : Rumah Subjek (Cikampek) Wawancara II

Tanggal : 16 Agustus 2005 Waktu : 10.00 - selesai

Tempat : Rumah Subjek (Cikampek) Wawancara III

Tanggal : 21 Agustus 2005 Waktu : 08.00 - selesai

(4)

2) Hasil Wawancara a) Latar Belakang Subjek

Subjek adalah seorang wanita yang berumur 46 tahun. Ayah ibu berasal suku Sunda. Subjek adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Subjek berasal dari keluarga yang sederhana.

“ Usia sekarang adalah 46 tahun. Saya adalah anak ketiga dari empat berasudara. Saya berasal dari suku sunda dan saya berasal dari keluarga yang sederhana. “

Subjek mengaku hubungan dengan keluarganya sangat baik dan penuh kasih sayang. Kedua orang tuanya sangat menyayangi subjek. Meskipun subjek lebih banyak menghabiskan waktunya dengan ibunya dikarenakan ayah subjek bekerja sebagai supir yang selalu keluar kota tapi komunikasi diantara anak-anakanya sangat baik.

“ Saya dari kecil dekat dengan ibu saya karena ayah saya jarang di rumah karena harus bekerja sebagai supir diluar kota tapi meskipun ayah saya jarang ketemu dia amat sangat menyayangi saya”

Subjek mulai mengenal masa pacaran waktu duduk dibangku sekolah SLTP, pada waktu itu umur subjek baru 15 tahun subjek berkenalan dengan seorang laki-laki tampan dan menjadi pacarnya.

“Saya mulai pacaran ketika SLTP, sejak saat itu mengenal laki-laki dan menemukan sang pacar yang ganteng”

b) Latar belakang hubungan pacaran subjek.

Subjek bertemu dengan pacarnya dikenalkan oleh salah satu temanya mainya di sebuah acara lomba 17 agustusan . Pacar subjek adalah seorang mahasiswa perguruan tinggi di kota bandung. Semenjak perkenalan itu subjek dan kekasihnya hubungan lebih akrab.

(5)

kebanggaan sekali pada waktu itu mempunyai pacar seorang mahasiswa, akhirnya saya memutuskan untuk pacaran denganya”

Subjek mengaku kedua orang tuanya mengetahui hubunganya dengan pacarnya bahkan subjek selalu membawa pacarnya kerumahnya. Subjek juga bertutur kedua orang tuanya tidak melarang hubunganya, kedua orang tuanya bangga bahwa anaknya mempuanyai pacar mahasiswa.

“ Kedua orang tua saya mengetahui hubungan kami. Mereka amat senang dan ramah kalau dia main ke rumah…euuu..mungkin karena dia seorang mahasiswa dan punya wajah yang tampan.

Subjek menjalani pacaran hampir dua tahun. seiring berjalanya waktu dan subjek lulus dari sekolahnya. Subjek tidak melanjutkan sekolahnya ke SLTA karena kekurangan biaya jadi tidak ada kegiatan yang dilakukan. Subjek lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah apalagi ibu subjek tinggal sendiri karena adik bungsu subjek meninggal dunia.Hubungan subjek dengan pacar makin akrab dan lebih sering ketemu. apalagi ayah subjek kerja di luar kota dan saudara-saudara sudah berkeluaraga terpisah jauh dengan tempat tinggal subjek, pertemuan itu dilakukan tidak selalu di rumah lebih sering diluar rumah dan diluar pengetahuan kedua orang tuanya. Bahkan subjek pernah menginap di sebuah villa bersama sang pacar dari situlah sebuah dosa yang menurut subjek tidak pernah terpupus dalam hidupnya.

“ Selepas saya lulus dari SLTP, saya tidak melanjutkan sekolah ke SLTA karena kekurangan biaya. Adik saya meninggal dunia pada usia yang masih kecil. Jadi waktu saya lebih banyak dihabiskan di rumah. Hubungan dengan pacar makin akrab, mungkin tidak ada yang mengkontrol karena ayah kerja di luar kota dan saudara-saudara sudah berkeluarga dan bertempat tinggal jauh dari rumah.. Saya lebih sering ketemu dengan dia diluar rumah, kadang-kadang kedua orang tua tidak mengetahuinya, saya juga pernah menginap di sebuah villa di daerah bogor…ehhh… dari situ aku melakukan hal yang dilarang oleh agama, dan dari situlah awal malapetaka itu terjadi.”

(6)

pasangan suami istri karena dengan rasa cinta dan sayang yang besar subjek rela menyerahkan kesucianyanya tampa memikirkan resiko yang akan terjadi.

“Saya melakukan dosa itu lebih dari 1 kali, saya sangat mencintainya jadi saya tidak mampu untuk menolaknya. Mungkin karna terbawa suasana jadi saya rela meyerahkan keperawanan saya kepadanya tampa berpikir panjang dan berfikir akan terjadi kehamilan.”

Subjek mengatakan kejadian itu terus berulang dan sampai suatu ketika subjek mengalami keadaan dimana subjek telat datang bulan. Subjek merasa takut dan bingung akhirnya subjek memutuskan untuk memeriksakan kandungannya seorang diri tampa ditemanai oleh siapapun ke dukun beranak karna tempat tinggal subjek bisa di bilang kampung jarang ada dokter pada waktu itu. Subjek dikatakan sedang mengandung 3 bulan jalan.

“ saya bingung takut karena saya telat datang bulan. Saya memberanikan diri untuk memeriksakan kandungan saya ke dukun beranak yang ada di kampung saya. Saya mempunyai firasat yang tak enak karena saya sadar telah berbuat dosa. Firasat saya benar ternyata di kandungan saya telah berisi seorang bayi… ternyata memang benar saya hamil.”

Subjek merasa kaget, binggung, takut ketika mendengar bahwa dirinya sedang hamil sedangkan subjek belum menikah. Terlebih lagi subjek sudah tidak bertemu dengan pacarnya sudah 4 bulan karena lagi sibuk menyelesaikan tugas kuliah. Biasanya subjek hampir 3 kali dalam 1 minggu bertemu denganya.

“ saya bingung, takut bigitu tahu kalau saya hamil, saya belum menikah apalagi saya sudah lama tidak ketemu denganya selama beberapa bulan, saya semakin bingung dan takut bagaimana menghadapi semua ini. “

Subjek merasa dirinya terhimpit. Subjek kalut dan bingung begitu bertemu dengan kekasihnya subjek menceritakan tentang jabang bayi yang dikandungnya tetapi pacarnya beinisiatif untuk menggurkan kandunganya karena merasa dirinya tidak siap menjadi seorang ayah dan belum menyelesaikan kuliahnya.

(7)

Subjek berkata, subjek menuruti perintah pacarnya dengan mendatangi dukun beranak untuk digugurkan akan tetapi dukun mengatakan bahwa kandunganya sudah berumur dan beresiko bila digugurkan. Dukun hanya memberikan ramuan untuk peluntur saja walaupun tidak membuahkan hasil.

“Saya sempat mendatangi dukun untuk menggugurkan kandungan saya tapi dukunnya menolak karena usia sudah berumur…dukun hanya memberikan sebuah ramuan kepada saya untuk diminum walaupun tampa hasil.”

Subjek mengatakan ini adalah resiko yang harus ditanggung akibat perbuatan yang telah dilakukan.

“ saya menyadari apa yang telah saya alami….dan saya harus menanggung segala resikonya meskipun dipikul sendiri.”

Subjek mengaku tidak mau berbuat dosa untuk yang kedua kalinya dengan menggurkan kandunganya yang tengah berumur 3 bulan, meskipun pacarnya menyuruhnya untuk digugurkan subjek tetap ingin mempertahankan kandunganya karena takut akan dosa meskipun harus menanggung malu dan aib.

“ yaa….. dia tetap menyuruh saya untuk menggurkan kandungan ini, tapi saya menolaknya karena saya tidak mau berbuat dosa untuk yang kedua kalinya, meskipun saya harus malu hamil diluar nikah.”

Subjek mengaku kandunganya semakin membesar dan tidak mampu untuk ditutupi. Akhirnya subjek berterus terang kepada kedua orang tuanya terhadap kondisi yang terjadi, betapa terpukul dan kecewa perasan orangtua dan keluarganya. mendengar penjelasan subjek. ditambah pacarnya tersebut tidak bersedia bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukan..

“Saya tak tahan harus merahasiakan kehamilan ini akhirnya saya berterus terang kepada kedua orang tua kalau saat sedang hamil. Reaksi mereka terkejut dan sangat marah apalagi kekasih saya tidak mau bertanggung jawab atas perbuatanya. saya sadar apa yang terjadi saat ini merupakan kesalahn dan resiko yang harus ditanggung dan dijalani. Saya bersyukur keluarga dapat menerima kondisi ini dan memaafkan kesalahan saya serta mendukung keputusan untuk mempertahankan kehamilan ini.”

(8)

benar-benar menjaga kondisi kesehatanya terutama janin yang ada dalam kadunganya dari pantangan-pantangan yang akan membahayakan kandunganya. Selama hamil subjek tidak melakukan pantangan-pantangan dan tidak pernah memeriksakan kandunganya ke dokter melainkan cukup dengan paraji (dukun beranak) saja. Subjek juga mengatakan tidak mengalami gangguan-gangguan yang berarti hanya saja subjek merasa cepat lelah dan letih. Dengan hamil aktivitas subjek tidak terganggu karena memang subjek sebelumya lebih banyak tinggal di rumah serta jarang bergaul dan membuat kandunganya tidak diketahui banyak orang.

“ selama hamil saya tidak melakukan pantangan-pantangan yang berarti dan tidak pernah juga memeriksakan kandungan ke dokter cukup dengan paraji dukun kampung saja. Kehamilan saya tidak mengganggu aktivitas saya karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, terkadang saya merasa cepat capek dan letih tapi saya bersyukur kehamilan saya tidak rewel.”

Selama kehamilan hingga proses melahirkan tidak pernah sekalipun pacarnya menjenguk dan memberikan biaya. Orang tuanya yang merawat dan mencukupi semua kebutuhan selama subjek hamil sampai melahirkan. Dan sampai kedua orang tua subjek meninggal dunia kekasihnya tidak pernah menampakan diri dan ada itekad untuk bertanggung jawab atas perbuatanya.

“ selama saya hamil saya tidak pernah dijenguk oleh pacar saya, saya tidak pernah mengetahui keberadaan sampai bayi saya lahir orang tua saya yang merawat dan mencukupi kebutuhan saya sampai akhir hayat mereka.

c) Single Mother

Kehidupan harus tetap berjalan setelah kedua orang tua subjek meninggal dunia tinggalah subjek dan anaknya, subjek sudah harus sudah memikirkan langkah apa yang harus diambil guna menghidupi dan membesarka anaknya.

“setelah orangtua saya meninggal yang awalnya kehidupan saya ditopang oleh mereka berdua kini saya harus menanggung dan menjalaninya sendiri. Saya harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan guna untuk mencukupi kebutuhan hidup.”

(9)

ganda subjek jalani guna memberikan yang terbaik untuk buah hati kesayangannya.

“ menjadi ibu sekaligus bapak itulah yang saya jalani dalam hari-hari bersama anak, meskipun demikian saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya.”

Walaupun subyek harus bekerja mencari nafkah seorang diri tanpa bantuan dari suaminya, subyek bertekat dan berkeinginan menjadikan anaknya bisa berguna melebihi dirinya.

“ walau saya harus banting tulang sendiri tidak memutuskan niat saya untuk menjadikan anaknya berhasil melebihi dirinya, saya ingin sekali…melihat anak saya sukses dan berhasil.”

Subjek merasa perbuatannya salah dimasa lalu tidak boleh terulang kembali dalam hidupnya, dari pengalaman pahit tersebut subyek gunakan dalam sebagai pelajaran berharga dalam menjaga dan membesarkan anaknya.

“saya selalu mengkontrol pergaulan anak saya, saya takut kejadiaan masa lalu yang saya alami dirasakan oleh anak saya…saya tidak ingin anak saya menderita seperti saya, sebisa mungkin saya selalu mengontrol pergaulan pergaulan anak saya.

Pada saat subjek menjalankan hidup dengan berperan menjadi single mother yang awalnya tidak terbayang sama sekali harus bersusah payah sendiri. Tapi justru dari situ subyek menjadi gigih bekerja melawan keadaan (rasa malu) untuk membesarkan anaknya, seiring dengan berjalannya waktu subjek bisa menceritakan keadaan yang sebenarnya pada anaknya mengenai status dirinya yang lahir tanpa ayah dan dengan begitu subjek tidak terbebani lagi.

“ membesarkan anak seorang diri sebelumnya tak pernah terfikir ternyata bukanlah hal yang mudah juga untuk saya jalani, tapi saya yakin dengan tekad dan kerja keras pasti bisa meraih kehidupan yang lebih baik.”

d) Kebermaknaan Hidup

(10)

Di dalam wawancara subjek menjelaskan bahwa subjek mempunyai kegemaran memasak, dari kegemaranya itu subjek membuka usaha catering untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, jika pesenan catering tidak ada subjek mempergunakan waktu luangnya untuk menyulam dan membersihkan rumah.

“saya suka masak…yaa saya membuka usaha catering dari usaha itu saya dapat mencukupi kebutuhan hidup saya dan menyekolahkan anak saya..alhamdulillah sampe perguruan tinggi meskipun saya harus banting tulang, kalau sedang tidak ada pesanan saya menyulam atau beres-beres rumah.. pokoknya saya orangnya gak bisa diem harus ada yang dikerjakan

(b) Nilai Penghayatan

Subjek selalu ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Subjek selalu ingin memberikan apa yang subjek mampu karena menurut subjek apa yang dimilikinya semuanya adalah hanya titipan dari Allah SWT dan dapat diambil kapan saja jika Allah SWT sudah berkehendak.

“Saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya,untuk lingkungan sekitar tempat saya tinggal…..saya akan memberikan apa yang saya mampu karena semua ini hanya titipan kok..

(c) Nilai bersikap

Subjek menjalani kehidupan ini dengan penuh optimis meskipun dalam menjalani hidup subjek tidak luput dari cobaan penderitaan namun subjek menyikapinya dengan ikhlas.

“ Menderita…saya menerima apa adanya hidup ini… tidak selamanya akan menderita…semuanya ada yang mengatur, saya yakin kebahagiaan itu pasti datang….

2) Faktor – faktor mendukung subjek dalam menemukan makna hidup

(a) Pemahaman diri

(11)

melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA. Namun subjek bersyukur mempunyai kegemaran memasak dari kelebihan ini subjek dapat membuka usaha.

“saya sangat mengenali diri saya…kelemahan saya..saya bukan orang pinter dan gak biasa jadi wanita karier...tapi saya bersyukur diberi kelebihan dalam memasak sehingga saya dapat membuka usaha dan dapat mencukupi kebutuhan hidup saya dan keluarga.

(b) Bertindak positif

Subjek dalam keseharian selalu berusaha berbuat baik terhadap sesama, berusaha bertindak positif dan selalu berusaha meningkatkan hubungan yang baik dengan lingkungannya.

“ saya bekerja dengan kemampuan yang saya miliki…meskipun saya seorang single mother saya berusaha memberikan yang terbaik untuk anak saya…dalam pergaulan di lingkungan sekitar saya mencoba untuk bersikap ramah dan mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan meskipun suara sumbang masih terdengar…tapi gak apa-apa biasa… mungkin lingkungan belum biasa memaklumi setatus saya..tapi saya harus menerimanya.

(c) Dukungan keluarga

Subjek mengaku dalam menjalani hidup sebagai seorang single mother tidak lepas dari dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua orang tua subjek yang sangat mendukung, memotivasi subjek ketika dalam keadaan terhimpit agar tetap mempertahankan kehamilanya, melindungi subjek dari gunjingan masyarakat sekitar yang mengetahui subjek hamil diluar nikah,memberikan dukungan subjek dalam membuka dan menjalankan usaha cateringnya.

“ Disaat saya terpuruk alhamdulillah keluarga saya sangat memberikan dorongan dan motivasi…meskipun mereka kecewa atas perbutan saya tapi mereka masih menyayangi, melindungi saya terutama kedua orang tua saya…pada saat membangun usaha catering mereka senantiasa setia terhadap saya.

(12)

Subjek berusaha selalu mendekatkan dirinya pada Allah SWT , subjek sangat taat mengerjakan ibadah wajib dan sunat, dan juga selalu mengikuti pegajian rutin yang diselenggarakan di lingkungannya.

“ Saya berusaha taat mengerjakan perintah Allah SWT….baik yang wajib maupun sunnat, saya merasa hidup lebih tenang….bila tidak sibuk dengan pekerjaan, saya sempatkan untuk mengikuti pengajian.

2. Significant Other

a. Identitas Significant other

Nama : Titi

Usia : 62 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SLTA

Anak ke : 2

Suku bangsa : Sunda

Hubungan dengan Subjek : kakak Subjek

b. Gambaran umum subjek 1) Pelaksanaan Observasi

Pelaksanna I

Tanggal 25 Agustus 2005 Waktu : 09.00- selesai Tempat : Cikampek Observer : Peneliti

Pelaksanna II

(13)

c. Wawancara

1) Latar belakang significant Other

Significant Other dari subjek adalah kakak subjek. Pada saat ini kakaknya berumur 62 tahun.

‘ Saya kakak subjek.”

Significant Other menyatakan subjek adalah orang yang pendiam dan cenderung tertutup dan tak pernah menceritakan bagaimana perihal hubunganya dengan kekasihnya, jarang sekali bertemu atau bertatap muka dengan pacar subjek.

“Dia tuh… orangnya tertutup sekali, tapi saya pernah dikenalkan dengan kekasihnya bahkan pernah bertemu dirumah”

Pacarnya adalah seorang mahasiswa dan berasal dari kalangan yang lebih kaya. Awalnya significant Other menduga- duga hubungan mereka biasa-biasanya saja tampa ada kecurigaan yang berlebihan karena sikap subjek yang baik dan santun walaupun pada akhirnya significant Other merasa kaget dan kecewa mendengar berita bahwa subjek hamil tampa ada pertanggungjawaban yang jelas dari pacarnya.

“……memang pacarnya tampan dan kaya, saya gak pernah berfikir yang tidak-tidak terhadap adik saya karena saya tahu betul adik saya adalah orang yang baik., begitu saya dengar adik saya hamil kontan saya kaget dan tak percaya dan yang membuat shock…pacarnya tidak mau bertanggung jawab atas perbuatanya.”

(14)

“ awalnya adik saya akan menggugurkan kandunganya atas saran pacarnya, tapi alhamdulillah niat itu dia urungkan…. Ketika adik saya menyatakan kehamilannya meskipun saya sekeluarga kecewa atas kehamilanya tapi tetap kami menyarankan untuk tidak mengugurkan kandunganya…untunglah adik saya pun menyadarinya dan mempunyai pemikiran yang sama dengan keluarga yaitu mempertahankan kehamilan. “

Significant Other dan keluarga sangat terpukul setelah mengetahui keadaan subjek yang ternyata sudah berbadan dua, keluarga tidak pernah menyangka keadaan ini akan menimpa keluarganya. Akan tetapi semua sudah terjadi dan tidak mungkin seperti semula, yang harus dilakukan bukan menyalahkan subjek atas kondisi ini tetapi yang harus dipikirkan adalah bagaimana langkah kedepan. Keluarga berpendapat keaadaan ini tidak boleh dan tidak bisa hanya ditanggung sendiri oleh subjek, keluarga pihak laki-laki harus mengetahui kondisi yang sebenarnya. Atas dasar itulah maka Significant Other dan keluarga berusaha menghubungi dan meminta pertanggungjawabannya, tetapi jawaban yang diterima sungguh diluar dugaan keluarga laki-laki tidak mau dan bersedia bertanggung jawab.

“ saya dan keluarga awal kaget mendengar pengakuan subjek, setelah saya pikirkan.. ya sudahlah semua sudah terjadi.. istilah nasi sudah jadi bubur, mau marah seperti apa pun keadaan tidak bisa dikembalikan semula, tetapi yang harus dipikirkan kedepannya bagaimana, harus ada pertanggungjawaban dari pihak laki-laki dan keluarga., tapi apa yang kami dapatkan jauh dari apa yang dibayangkan, keluarga laki-laki lepas tangan atas apa yang sudah terjadi”

Significant Other Menyatakan Semenjak mengandung dari umur 3 bulan hingga melahirkan bahkan sampai anaknya duduk di bangku kuliah pacar subjek tidak pernah muncul apalagi memberi nafkah untuk subjek dan anaknya. Subjek sampai detik ini yang kerja banting tulang membuka usaha catering untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyekolahkan anaknya seorang diri tampa bantuan seorang suami karena sampai saat ini subjek masih sendiri tampa ada seorang pendamping.

(15)

dibangku kuliah karena adik saya bercita-cita ingin melihatnya anaknya menjadi seorang sarjana.“

1. Sumber Makna Hidup

(a) Nilai kreatif

Menurut significant other, dalam mencukupi kebutuhan hidupnya subjek membuka usaha catering subjek juga menggemari kerajinan menyulam yang dikerjakan subjek bila sedang tidak ada orderan cateringnya. Hasil dari usahanya subjek dapat mencukupi kebutuhan dan menyekolahkan anaknya.

“ Adik saya itu orangnya sangat rajin dan pekerja keras dari usahanya membuka catering dia dapat mencukupi kebutuhan hidup dan membiaya sekolah anaknya…

(b) Nilai Penghayatan

Significant other menuturkan bahwa subjek selalu ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk anaknya, subjek selalu ingin membantu kepada orang yang membutuhkan bantuanya.

“ Dia sangat mencintai anaknya dan tidak perhitungan jika nolong orang yang butuh bantuanya…

(c) Nilai Bersikap

Dalaim menyikapi kehidupan menurut significant other subjek selalu sabar walaupun subjek memang sedikit melankolis,significant other juga menceritakan kesedihan subjek ketika ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.tapi subjek selalu optimis dan mem punyai sifat ikhlas.

“Sedikit cengeng…gampang sedih itu sifat adik saya, tapi sebetulnya orangnya sabar.

2. Faktor-faktor menemukan Makna Hidup (a) Pemahaman diri

(16)

“Kekutan fisik yaa…adik saya suka gak mau diem..adaa.. aja yang dia kerjakan, kekutan batin atau pikiran dia suka mencoba menu-menu baru untuk masakanya agar lebih bervariasi.

(b) Bertindak positif

Significant other menyatakan bahwa subjek sangat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar meskipun dengan statusnya sebagai single mother tapi subjek selalu bertindak positif dan aktif.

“Hubungan dengan lingkungan sekitar adik saya sangat baik…dia selalu ramah pada setiap orang... menjadi single mother tidak membuat dia berkeci hati..

(c) Dukungan Sosial dan keluarga

Significant other menyatakan bahwa keluarga selalu memberikan motivasi dan dukungan pada subjek, bahkan pada saat subjek terpuruk dan merasa putus asa keluarga hadir untuk memberikan yang terbaik.

“Saya sangat menyayangi adik saya terlebih lagi kedua orang tua saya sangat menyayanginya…saya tidak membiarkan adik saya putus asa dalam menghadapi masalah hidupnya.

(d) Ibadah

Dalam menyikapi hidup menurut significant other subjek selalu pasrah dan mendekat diri kepada Allah SWT.subjek rajin menjalankan ibadah wajib dan sunat

(17)

B. Analisis Subjek

Tabel

1 :

Gambaran

Identitas

Subjek Significant Other

Inisial Y T

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

Status Adik Kakak

Usia 46 Tahun 62 Tahun

Pendidikan

Terakhir SLTP SLTA

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Agama Islam Islam

Alamat Cikampek Cikampek

(18)

Rentang Usia Peristiwa Penghayatan karena orangtuanya melihat pacar subjek baik dan terlebih

(19)

Usia 34 menyekolahkan anak ke tingkatSLTP

Giat dan gigih ingin mewujudkan

keberhasilan anaknya untuk lebih baik

Usia 37 1. menyekolahkan anak ke tingkat SLTA

Usia 46 1. menekuni usaha catering2. menanti anaknya lulus

Berharap anaknya lulus

Tabel 3 : Hasil Analisis Hamil Pra nikah

Kehamilan Deskripsi

Riwayat subjek

Subjek adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, subjek pertama kali pacaran pada usia 15 tahun ketika duduk dibangku kelas 3 SMP dan mulai mengenal dunia pacaran dengan lawan jenisnya.

Terjadinya hamil pranikah

(20)

Kondisi Kehamilan Subjek merasa kehamilanya baik-baik saja, tidakada keluhan atau masalah dan subjek juga tidak merasa ngidam yang berlebihan.

Table 4 : Single Mother

Single mother Deskripsi

Proses Kelahiran Proses kelahiran berjalan dengan baik, kondisi ibu dan anak dalam keadaan sehat.

Peranan Subjek

Dalam Membesarkan dan mendidik anak subjek selain bertindak sebagai ibu bagi anaknya dalam memberikan kasih sayang, subjek juga bertindak sebagai ayah dalam memberikan nafkah kehidupan dan pendidikan kepada anaknya

Kegiatan Subjek Dalam mencukupi kebutuhan hidup subjekmenjalani usaha catering

Tabel 5 : Sumber-sumber Makna Hidup

No Sumber-sumberMakna hidup Deskripsi

1 Nilai kreatif

Membuka usaha catering,sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan menyekolahkan anaknya.

Menyulam

Membersihkan rumah 2 Nilai Penghayatan Menolong sesamaRasa cinta terhadap anak

Berbuat sesuatu yang bermanfaat

3 Nilai Bersikap Menerima kenyataan dengan ikhlas dalammenjalani kehidupan sigle mother Tabel 6: Faktor-faktor menemukan makna hidup

No Metode menemukanmakna hidup Deskripsi

1 Pemahaman Diri Menyadari akan potensi yang dimiliki subjekmembuka usaha catering untuk kelangsungan hidupnya.

2 Bertindak Positif Bersikap baik pada setiap orangMelakukan sesuatu yang bermanfaat

(21)

Atas dasar analisis terhadap kasus subjek ditemukan komponen-komponen yang menentukan keberhasilan mengubah penghayatan hidup tak bermakana menjadi bermakana yaitu:

1. Faktor pemicu (trigger factor) : yaitu ketika mengetahui dirinya hamil dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab atas kehamilanya. Sebuah peristiwa yang menyedihkan namun menimbulkan pemahaman diri dan pengubahan sikap menjadi lebih baik.

2. Dukungan Sosial (social support) : yaitu hadirnya orang-orang tertentu yang secara pribadi memberikan nasihat, motivasi, mengarahkan, memberikan nasihat dan meninjukan jalan keluar pada waktu subjek sedang putus asa, juga pada saat menghadapi berbagai kendala dalam melakukan kegitan terarah. 3. Pemahaman Diri (self insight) : yaitu kesadaran tentang pentingnya

memperbaiki kondisi hidup yang tidak bermanfaat sikap hidup selama ini yang terlarut dalam kekecewaan dan perasaan diri tidak berguna.

4. Makna Hidup (the meaning of life) : yakni kehamilanya sendiri jika lahir nanti memerlukan bimbingan dan pemeliharaan sepenuhnya. Ini yang terutama dijadikan tujuan hidupnya selain itu bekerja keras dan berkarya (creative values) dalam bidang tata boga yaitu cattring yang ditekuninya. 5. Pengubahan Sikap (changing attitude) : yaitu secara sadar mengubah

cara hidup dari keadaan sedih menjadi lebih rasional dan realistis mengdapi hidup.

6. Keikatan Diri (self commitment) : yaitu memantapkan niat dan mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya menbesarkan anak dan memberikan pendidikan yang lebih baik.

(22)

8. Tantangan –tantangan (challnges) yaitu hambatan bergerak bebas sebagai seorang single mother kesulitan keungan dan gunjingan orang-orang karna status wanita hamil diluar nikah yang selalu dialami.

9. Keimanan (faith) yaitu keyakinan sepenuhnya atas lindungan dan pertolongan Allah SWT dalam melaksanakan niat baik dalam mencari nafkah yang halal untuk memelihara dan membesarkan anak.

Proses pengalaman subjek dalam mengubah kondisi hidupnya dari tak bermakna menjadi bermakana. Itu dilalui tahap-tahap sbb:

Pengalaman tragis

(23)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap subjek dan signifikan other yang dilakukan oleh penulis dapat dijelaskan secara rinci bahwa, subjek adalah seorang single mother yang berumur 46 tahun dan mempunyai satu orang putri, subjek berasal dari suku sunda serta hidup dalam keadaan yang sederhana.

Pemahaman diri

Penemuan makna hidup & tujuan hidup

Pengubahan sikap

Keikatan diri

Kegiatan terarah dan

Tantangan

(24)

Subjek mengenal masa pacaran sejak duduk dibangku SLTP, pada waktu itu umur subjek baru 15 tahun subjek berkenalan dengan seorang mahasiswa dari bandung. Semenjak pertemuan itu subjek memutuskan untuk menjalin kasih dengan laki-laki tersebut, hubungan mereka pun diketahui oleh kedua orang tua subjek dan subjek pun selalu mengajak kekasihnya ke rumah. menurut mengakuan significant other laki-laki yang menjadi pacar subjek berasal dari kalangan orang yang berada.

Dengan seiringnya waktu hubungan subjek dan kekasihnya makin hari hubungan itu makin akrab setelah lulus dari SLTP subjek tidak melanjutkan ketingkat SMU dikarenakan tidak mempunyai biaya untuk membayar uang sekolah mengingat pekerjaan ayah subjek adalah seorang supir bis dan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. karena pekerjaan ayahnya seorang supir bis jadi jarang ada di rumah dengan keadaan demikian subjek sering melakukan pertemuan dengan kekasihnya diluar rumah tampa sepengetahuan kedua orang tuanya, hubungan mereka pun semakin dekat dan serius mereka berani melakukan kissing, necking, petting, sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Duval dan Miller (1985) bahwa bentuk-betuk keintiman heteroseksual yang dilakukan oleh sepasang manusia mengikuti suatu proses. Bahkan subjek rela menyerahkan segala-galanya sebagai bukti cinta pada kekasihnya. Ketika melakukan hubungan badan pertama kali subjek merasa sedih dan kecewa serta timbul perasaan malu. Hubungan badan itu dilakukan lebih dari satu kali semua itu dilakukan atas cinta.

Ketika subjek merasa telat datang bulan subjek merasa bingung dan cemas akhirnya subjek memutuskan untuk memeriksa kandunganya ke dukun beranak , setelah mengetahui dirinya sedang hamil subjek kaget dan merasa berdosa. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kartono (1996) bahwa kehamilan pranikah pada umumnya tidak direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan.

(25)

sebaliknya pacarnya menganjurkan subjek untuk menggugurkan kandungannya. Subjek menuruti perintah kekasihnya tersebut akan tetapi ketika mendatangi tempat dukun beranak menolak untuk melakukan aborsi karena kandungannya sudah besar dan sangat beresiko bila dilakukan aborsi, dukun tersebut hanya memberikan ramuan – ramuan untuk peluntur kandungan meskipun ramuan tersebut tidak membuahkan hasil, subjek pun bingung dengan keadaan tersebut.

Akhirnya subjek menceritakan kehamilannya kepada kedua orangtuanya dan saudara – saudaranya karena subjek sudah tidak mampu lagi menutupi perutnya yang semakin hari semakin besar, kedua orangtua dan saudara – saudaranya sangat kaget dan marah mengetahui keadaan subjek yang sudah berbadan dua. Menurut Significant other : kedua orangtua subjek sempat shock terlebih – lebih pihak keluarga pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab atas keadaan ini setelah orangtua subjek berusaha menghubungi keluarga pacarnya tetapi tidak ada tanggapan dan jawaban. Meskipun demikian kedua orangtua dan saudara – saudara subjek menyarankan untuk mempertahankan kehamilannya. Subjek pun menyadari kesalahan akan perbuatan yang dilakukannya, subjek memutuskan untuk mempertahankan dan merawat kehamilannya karena tidak ingin berbuat dosa untuk kedua kalinya.

Selama kehamilannya subjek tidak melakukan pantangan – pantangan yang berlebihan, malah subjek tidak pernah memeriksakan kandungannya ke dokter melainkan hanya pergi ke seorang paraji ( dukun beranak ) dan selama kehamilannya subjek tidak mengalami ngidam yang berlebihan, hanya saja subjek merasa lebih cepat letih dan lesu. Aktivitas subjek sehari – harinya pun tidak ada yang berubah, subjek adalah orang yang jarang bergaul dan lebih banyak di rumah.

(26)

Miller, 1985 ) single mother adalah wanita yang secara sendiriaan membesarkan anak-anaknya tampa kehadiran, dukungan atau tanggung jawab pasanganya.

Subjek membesarkan anaknya seorang diri tanpa didampingi oleh kekasihnya yang seharusnya mendampinginya sebagai seorang suami. Subjek beserta kedua orangtuanya membesarkan anak tersebut, kedua orangtuanya sangat menyayangi cucunya tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama, sebelum cucunya beranjak dewasa kedua orangtua subjek dipanggil oleh Allah SWT, keadaan ini sangat memukul subjek karena selama ini dalam membesarkan dan merawat anaknya orangtua subjek sangat berperan penting.

Hidup harus tetap bertahan, untuk mempertahankan hidupnya subjek membuka usaha Catering yang diawali dengan membuka di rumah, karena subjek dari kecil senang memasak jadi subjek sangat ahli dalam hal masak – memasak dengan usahanya ini subjek dapat mencukupi hidupnya tanpa meminta belas kasihan dari oranglain, menjadi single mother tidaklah gampang subjek harus banting tulang, bekerja kadang tidak mengenal malam jika pesanan catering sedang laris semua itu subjek lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan menyekolahkan anaknya, walaupun tanpa kehadiran figur seorang suami. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh : Papalia Dkk, ( 2002 ) bahwa menjadi Single mother bukan suatu pilihan hidup yang tidak mudah dijalani, membesarkan anak, mengurusi keperluan rumah tangga dan bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup tentunya membutuhkan banyak waktu, tenaga dan pikiran.

Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang ( Bastaman, 1996). Hal ini telihat dari motivasi subjek yang ingin membesarkan anaknya hingga berhasil meskipun harus banting tulang seorang diri.

(27)

Motivasi hidup manusia adalah mencari makna, subjek dalam memaknai hidup yaitu dengan berusaha mengenali diri dan memenuhi agar menjadi individu yang bermakana yaitu dengan membuka usaha catering yang ditekuninya. Mengenai makna hidup itu sendiri sifatnya menarik dan menawari karena sifatnya yang menarik itu, maka individu termotivasi untuk memenuhinya agar menjadi individu yang bermakna dengan berbagai kegiatan yang penuh makna.

Menurut. Frankl ( 1970 ) sumber – sumber makna hidup dapat ditemukan melalui tiga nilai dimana nilai kreatif subjek diraih melalui kegiatan dalam hal ini mencoba menu – menu baru untuk masakannya atau membuat kerajinan tangan setrimin untuk mengisi kekosongan waktunya. Sementara itu nilai penghayatan menerima apa yang ada dengan penuh pemaknaan dan penghayatan yang mendalam dan cara subjek memperolehnya yaitu dengan berbuat sesuatu yang berguna bagi dirinya, anaknya dan orang lain. Begitu pula dengan nilai bersikap meskipun subjek menjadi single mother dan harus mencukupi kehidupan dan anaknya subjek tetap bisa mencapai makna hidupnya karena subjek selalu berpikir keras dan berdoa tidak putus asa agar dapat bertahan hidup.

Makna dalam hidup yang dapat membawa manusia kepada makna hidupnya (Frankl, 1968) yaitu makna kerja berhubungan dengan pekerjaan seseorang sebagai kontribusinya terhadap masyarakat dan bukan semata-mata jenis pekerjaan yang sesungguhnya dinilai.

Makna penderitaan memberikan sesuatu makna bila individu menghadapi dengan sikap tepat situasi tragis yang tidak dapat dihindari dan makna cinta yang didasari oleh dapat menyekolahkan anaknya meskipun harus banting tulang, tahap demi tahap subjek menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

(28)

tindakan sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat. Subjek juga masih berhubungan baik dan dipercaya oleh lingkungan sekitarnya. Pada pendalaman dan pemahaman tri-nilai, subjek berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang dianggap sebagai sumber makna hidup dengan penuh tanggung jawab. Dalam beribadah subjek sangat mendekatkan diri pada Allah SWT , subjek selalu melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Gambar

1 :Tabel Gambaran
Tabel 3 : Hasil  Analisis Hamil Pra nikah
Tabel 5 : Sumber-sumber Makna Hidup

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian adalah terpaan iklan hijau di televisi dan pengetahuan tentang manfaat air putih berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat konsumsi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

If Saul and Petr noticed any changes to their village, they said nothing, and continued walking.!. forwards, heads bowed as if in prayer

Karya ilmiah ini membahas tentang analisis pemecahan kesulitan siswa dalam materi menentukan daerah penyelesaian suatu grafik pertidaksamaan linier dengan

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh

Penggantian meja dan kursi yang rusak di kelas b.. Internet Hot Spot

Formicidae yang ditemukan dalam jumlah individu paling banyak merupakan famili yang meliputi semua jenis semut yang sangat penting dalam sebuah ekosistem.. Jumlah individu