• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V

DI SD YPK ELIM BERAP KABUPATEN JAYAPURA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH: MONALISA KASSE

NIM: A.015711041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

(2)

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ PARENTING TOWARDS THE ACHIEVEMENT OF ELEMENTARY STUDENT GRADE 4th AND 5th

IN SD YPK ELIM BERAP JAYAPURA REGENCY

By:

Monalisa Kasse 1, Kismiyati 2, Vertianingsih Patungo 3 ABSTRACT

The success in the learning process can be seen from the students learning achievement. The learning achievement can be affected by several factors in the family, the parents' parenting. The aim of research to determine the correlation between parents' parenting on learning achievement of elementary student grade 4th and 5th in SD YPK Berap Jayapura regency. This research is descriptive analytic research with cross-sectional design with 31 respondents and to obtain data using questionnaire and analyzed by chi square test. The results showed that parents' parenting towards the achievement of elementary student grade 4th and 5th in SD YPK Berap Jayapura regency, as many as 3 respondents (9, 7%) were in permissive parenting, 14 respondents (45, 2%) were in authoritarian parenting and there were 14 respondents (45,2%) in democratic parenting. Student achievement grade 4th and 5th in SD YPK Berap Jayapura District in quite good categories as many as 7 respondents (22.6%), in good categories as many as 10 respondents (32.3%) and the very good category as many as 14 respondents (45.2%). The results showed no correlation between parents’ parenting towards the achievement of elementary student grade 4th and 5th in SD YPK Berap Jayapura regency (p = 0,621).

Keywords : Parenting, Parents, Achievement, Elementary Student Reference : 33 (2011 – 2015)

1) Student College Strata Nursing Health Jayapura University 2) Lecturer of Nursing Health Jayapura University

(3)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V

DI SD YPK ELIM BERAP KABUPATEN JAYAPURA

Oleh :

Monalisa Kasse 1, Kismiyati 2, Vertianingsih Patungo 3 ABSTRAK

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam keluarga, yaitu pola asuh orang tua. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak usia sekolah dasar kelas IV dan V di SD YPK Elim Berap Kabupaten Jayapura. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional studi, Lokasi penelitian dilakukan di SD YPK Elim Berap Kabupaten Jayapura pada bulan Juli 2016. Populasi dan sampel adalah seluruh siswa kelas IV dan V sebanyak 31 siswa dengan cara total sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh orang tua pada anak usia sekolah kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura sebanyak 3 orang (9,7%) dengan pola asuh permisif, 14 orang (45,2%) pola asuh otoriter dan 14 orang (45,2%) pola asuh demokratis. Prestasi belajar siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura kategori cukup sebanyak 7 orang (22,6%), kategori baik sebanyak 10 orang (32,3%) dan kategori sangat baik sebanyak 14 orang (45,2%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura (p=0,621).

Kata kunci : Pola Asuh, Orang Tua, Prestasi Belajar, Siswa Pustaka : 30 (2011 – 2014)

1) Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKES Jayapura 2) Dosen STIKES Jayapura

(4)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting untuk dimajukan di negara Indonesia, karena pendidikan menjadi salah satu ujung tombak penentu kemajuan suatu negara. Untuk mendukung kemajuan tersebut perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Proses pendidikan berarti didalamnya menyangkut kegiatan pembelajaran dengan segala aspek dan faktor yang mempengaruhi, guru sebagai pengajar dituntut persyaratan kualifikasi tertentu terkait dengan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat-sifat

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Siswa yang memperoleh hasil belajar yang tinggi, akan mampu menjadi anak yang berprestasi. Menurut Bloom (dalam Premana, 2011) mengungkapkan “prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor”. Dengan demikian dapat diasumsikan prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan yang pengasuhannya dapat mempengaruhi prestasi belajar anak (Putri, 2012).

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama anak-anak mereka. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto (dalam Maria, 2010) yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang terutama dan utama”. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini (Rahmawati, 2014) keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.

(5)

anak, baik di rumah maupun di sekolah. Orang tua yang membiasakan anak untuk selalu belajar di rumah akan berpengaruh terhadap hasil belajar anak yang bersangkutan di sekolah. Bimbingan atau pola asuh orang tua berperan untuk mengembangkan potensi diri anak melalui pola-pola kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kebiasaan anak belajar di rumah sangatlah dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang diberlakukan dalam membimbing anak tersebut (Rahmawati, 2014).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 siswa kelas IV dan V SD YPK Elim Berap, 3 anak menyatakan bahwa orangtuanya sangat tegas dalam belajar, yakni orang tua selalu menyuruh setiap malam untuk belajar, 5 anak mengatakan orang tuanya jarang menyuruh anak belajar, sedangkan 2 anak mengatakan orang tuanya menyuruh belajar sambil ditemani orang tua untuk belajar. Data prestasi belajar dari hasil ulangan IPA dari 10 anak tersebut, 2 anak memiliki prestasi belajar yang baik, 3 anak memiliki prestasi belajar yang cukup dan 5 anak memiliki prestasi yang kurang.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar kelas IV dan V di SD YPK Elim Berap Kabupaten Jayapura”.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan

crossectional studi, Lokasi penelitian dilakukan di SD YPK Elim Berap Kabupaten Jayapura pada bulan Juli 2016. Populasi dan sampel adalah seluruh siswa kelas IV dan V sebanyak 31 siswa dengan cara total sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan uji chi square.

C. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Ayah

Tabel 5.1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Ayah meliputi umur, suku, pendidikan dan pekerjaan pada siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura

No Karakteristik n %

1 Umur

Sumber: Data Primer, 2016

(6)

tua siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura didapatkan bahwa dari 31 orang terbanyak pada umur antara 41-50 tahun sebanyak 15 orang (48,3%), secara keseluruhan dari suku Papua (100%), pendidikan SMP sebanyak 13 orang (41,9%) dan bekerja sebagai petani sebanyak 27 orang (87%).

2. Karakteristik Ibu

Tabel 5.2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Ibu meliputi umur, suku, pendidikan dan pekerjaan pada siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura

No Karakteristik n %

1 Umur

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi ibu orang tua siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura didapatkan bahwa dari 31 orang terbanyak pada umur antara 31-40 tahun sebanyak 21 orang (67,7%), secara keseluruhan dari

suku Papua (100%), pendidikan SMP sebanyak 18 orang (58%) dan bekerja sebagai petani sebanyak 29 orang (93,5%).

3. Karakteristik siswa Tabel 5.2.

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin pada siswa kelas IV dan

V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura

No Karakteristik n Persentase(%)

1 Umur

b. Perempuan 1318 41,958

Jumlah 31 100

3 Anak ke berapa a. 1

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi karakteristik siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura didapatkan dari 31 orang, terbanyak berumur 10 tahun sebanyak 13 orang (41,9%), jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (58%) dan anak kedua sebanyak 11 orang (35,5%).

(7)

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh orang tua pada siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura

No Orang TuaPola Asuh n Persentase(%) 1

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 5.3 permisif, 14 orang (45,2%) pola asuh otoriter dan 14 orang (45,2%) pola asuh demokratis. 5. Prestasi Belajar

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi prestasi belajar anak pada siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura

No PrestasiBelajar n Persentase(%) 1

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 5.4 distribusi frekuensi prestasi belajar siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura kategori cukup sebanyak 7 orang (22,6%), kategori baik sebanyak 10 orang (32,3%) dan kategori sangat baik sebanyak 14 orang (45,2%).

6. Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar

Tabel 5.5. Hubungan pola asuh orang tua terhadap Prestasi Belajar Anak Kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten

Cukup Baik SangatBaik

n % n % n %

Sumber: Data Primer, 2016

Hasil penelitian anak (33,3%). Pola asuh otoriter dengan prestasi belajar anak kategori cukup sebanyak 3 anak (21,4%), kategori baik sebanyak 5 orang (35,7%) dan kategori sangat baik sebanyak 6 orang (42,9%). Pola asuh demokratis dengan prestasi belajar anak kategori cukup sebanyak 3 anak (21,4%), kategori baik sebanyak 4 orang (28,6%) dan kategori sangat baik sebanyak 7 orang (50%). Hasil uji korelasi

spearman rank diperoleh nilai p = 0,621 yang diartikan bahwa tidak ada hubungan pola asuh terhadap prestasi belajar siswa Kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura.

D. Pembahasan

(8)

Hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura diperoleh sebagian besar pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh otoriter dan demokratis masing – masing (45,2%) dan terendah dengan pola asuh permisif (9,7%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012), bahwa sebagian besar pola asuh yang diterapkan orang tua adalah pola asuh otoriter dan demokratis.

Menurut Widowati (2013), pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.

Orang tua responden yang diteliti secara keseluruhan adalah suku Papua terbanyak berumur antara 31 – 40 tahun dan 41 – 50 tahun. berdasarkan umur orang tua persentasenya tidak jauh berbeda dengan penerapan pola asuh otoriter dan demokratis. Sedangkan berdasarkan pendidikan orang tua penerapan pola asuh otoriter terbanyak pada orang tua dengan tidak sekolah, pendidikan SD dan SMP,

sedangkan pola asuh demokratis lebih banyak ditemukan pada orang tua dengan pendidkan SMA dan perguruan tinggi. Namun pola asuh orang tua yang permisif pendidikan orang tua, yakni orang tua yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak, dapat mengajarkan sopan santun kepada orang lain, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, dalam pengasuhan anak umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam, dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak.

(9)

kebebasan pada anaknya. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai petani tidak setiap hari bekerja dan memiliki lebih banyak waktu di rumah dibandingkan ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Selain itu pola penerapan asuh orang tua yang otoriter pada ibu yang bekerja sebagai petani, kemungkinan terkait dengan pekerjaan ibu dan gaji secara tetap dan tertuar setiap bulan. Sedangkan pola asuh demokratis pada ibu yang bekerja sebagai petani dan PNS terkait dengan pendidikan yang dimiliki.

Pola asuh orang tua yang permisif karena membiarkan saja seperti kamar yang berantakan dan tidak menyuruh anaknya untuk membersihkan, membiarkan anak mandi sendiri, tidak menyiapkan anak sarapan Tidak pernah ada sarapan pagi. Sedangkan pola asuh orang tua yang otoriter sering memarahi anaknya jika terlambat bangun pagi, menyuruh mandi, memarahi jika melakukan kesalahan. Sedangkan orang tua dengan pola asuh demokratis selalu memberikan anak nasehat serta kebutuhan anak seperti sarapan pagi serta mengerti dengan kondisi anak yang sedang ujian.

Menurut Septiari (2012), bahwa orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang

tua. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri karena terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan pengawasan

2. Prestasi Belajar

Hasil penelitian diperoleh bahwa prestasi belajar siswa kelas IV dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura kategori cukup sebanyak 7 orang (22,6%), kategori baik sebanyak 10 orang (32,3%) dan kategori sangat baik sebanyak 14 orang (45,2%). Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar anak sebagian besar sangat baik.

(10)

menunjukan bahwa pendidikan orang tua juga berpengaruh dalam mengasuh atau membimbing anaknya untuk mencapai prestasi belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budiarnawan (2014), bahwa anak yang prestasi belajarnya baik ditemukan sebagian besar pada orang tua yang memiliki pendidikan tinggi. Disebabkan cara orang tua dalam membantu anaknya belajar.

Hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa ditemukan anak siswa Kelas IV dan V SD YPK Berap yang memiliki prestasi belajar sangat baik pada orang tua yang berpendidikan rendah. Hal ini dapat disebabkan karena karena

inteligensi anak itu sendiri.

Menurut Hidayah

(2012), faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah intelegensi anak yang

diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat inteligensi

sebenarnya bukan

persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya, sikap, minat dan bakat anak dalam belajar.

3. Hubungan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak usia sekolah dasar

Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada hubungan pola asuh terhadap prestasi belajar siswa Kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura,

dimana koefiseien korelasi dengan arah positif dan tidak memiliki hubungan atau hubungan yang lemah (p = 0,621).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari (2015) pada Siswa Kelas V SD Sleman bahwa tidak terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan bahwa pola asuh orang tua merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Pola asuh orang tua merupakan bagian dari lingkungan sosial keluarga yang pengaruhnya tidak begitu besar. Dapat dimungkinkan bahwa indikasi mengapa pola asuh orang tua tidak memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor.

Hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang berprestasi cukup diperoleh pada orang tua dengan pola asuh permisif (33,3%) dan presentase yang sama pada orang tua dengan pola asuh otoriter dan demokratis (21,4%). Sedangkan anak dengan prestasi belajar pada pola asuh orang dengan prestasi belajar anak sangat baik dengan pola asuh otoriter dan demokratis presentasenya tidak jauh berbeda walaupun sedikit presentasenya pada pola asuh orang tua dengan pola asuh permisif.

(11)

anak yangh telru over protektif

atau otoriter menyebabkan anak tidak mandiri dan selalu tergantung pada orang tua dan merasa ketakutan bila mau beraktivitas atau kegiatan yang dapat mengembangkan anak tersebut. Sedangkan anak dengan pola asuh demokratis akan timbul kesan manja dan tidak mandiri, karena terbiasa dengan perhatian dari orang tuanya. Sehingga prestasi belajar anak tergantung dari kepribadian anak itu sendiri.

Hal ini disebabkan karena pola asuh yang diterapkan orang tua juga tergantung pada ketersediaan fasilitas yang memadai. Selain itu faktor internal dari anak seperti intelegensi, minat dan bakat anak sendiri yang merupan beberapa faktor yang menentukan prestasi belajar anak.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pola asuh orang tua pada anak

usia sekolah kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura sebanyak 3 orang (9,7%) dengan pola asuh permisif, 14 orang (45,2%) pola asuh otoriter dan 14 orang (45,2%) pola asuh demokratis. 2. Prestasi belajar siswa kelas IV

dan V SD YPK Berap Kabupaten Jayapura kategori cukup sebanyak 7 orang (22,6%), kategori baik sebanyak 10 orang (32,3%) dan kategori sangat baik sebanyak 14 orang (45,2%). 3. Tidak ada hubungan pola asuh

terhadap prestasi belajar siswa Kelas IV dan V di SD YPK Berap Kabupaten Jayapura,

dimana koefiseien korelasi dengan arah positif dan tidak memiliki hubungan atau hubungan yang lemah.

F. Saran

1. Institusi Pendidikan

Meningkatkan motivasi, minat anak dalam belajar, sehingga tertanam motivasi yang tinggi dalam memperoleh hasil prestasi belajar yang baik.

2. Masyarakat dan Keluarga

a. Masyarakat khususnya keluarga dapat menggunakan pola asuh yang tepat untuk mendidik anak, yang disesuaikan dengan masalah yang ada pada anak usia sekolah dengan penyuluhan yang diberikan kepada keluarga dengan peer konselor dan peer educator

b. Keluarga mampu meningkat rasa asah asih asuh kepada anak agar anak bisa dekat dengan orangtua, mandiri dalam melakukan segala kegiatan (aktivitas)

c. Orangtua dapat membentuk kemandirian pada anak dalam belajar, diharapkan agar lebih meningkatkan sikap positif dalam mendidik dan menerapkan pola asuh yang tepat kepada anak - anaknya dan juga memberikan semangat dan dorongan kepada putra-putrinya agar menggali potensi dan kemampuan diri dengan memberikan banyak kegiatan yang positif agar belajar mandiri yang pada akhirnya dapat hidup bermasyarakat dengan baik.

(12)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut, dengan memperhatikan variabel-variabel lain yang mempengaruhi pembentukan prestasi belajar anak seperti motivasi, sikap dan minat anak dalam belajar. Penelitian juga dapat dilakukan dengan metode kualitatif (wawancara), observasi langsung untuk melihat kemampuan anak dalam belajar. Selain itu untuk mendapatkan hasil yang lebih

akurat, sebaiknya juga

dilaksanakan penelitian

selanjutnya tentang hubungan antara tingkat prestasi belajar anak dengan proses tumbuh kembang pada anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarnawan K. A, 2014. Hubungan Antara Konsep Diri Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Desa Selat Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014. www.fip.upg.co.id. diakses 20 Maret 2015. Pkl. 20.45 WIT.

Bahri S D. (2014) Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cahyaningsih D. S (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: TIM.

Cahyatni, M K (2011). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Asertif pada Siswa Kelas X

dan XI SMKN 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2010/2011. e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014

Dion Y dan Betan Y, 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika. Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan

Keluarga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Herlina, 2013. Hubungan Pola Asuh Keluarga Dengan Kemandirian Perawatan Diri Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. www.fik_ui.co.id. diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.15 WIT.

Hidayah S. T (2012) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Mi Negeri Sindutan Temon Kulon Progo. http:/www.uin.co.id. diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.15 WIT.

Hurlock, Elisabeth. 2004. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Janiwarty B dan Pieter H. B, 2012. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Jakarta : Rapha Publishing.

Khairani, 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Aswaja.

(13)

Iklim Sekolah terhadap Hasil Belajar pada Peserta Didik di

SMKN 3 Denpasar.

http://www.undiksha.co.id. diakses 2 Mei 2016 Pkl. 20.45 WIT.

Marmi R (2012) PengantarPsikologi Kebidanan. Buku Ajar Psikologi Kebidanan Jakarta : Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo S, 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Nurani R D. 2014. Hubungan Pola Asuh

Orangtua Dengan Tingkat Kemandirian Pada Anak Retardasi Mental Sedang di SLB Negeri 01 Bantul. www.umud.co.id. diakses 21 Maret 2015. Pkl. 20.45 WIT.

Pieter H. J dan Lubiz N L, 2010. Psikologi Kebidanan. Jakarta: Kencana. Prasetyawati, 2012. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik. Jakarta: Nuha Medika. Premana Yudi (2011). Hubungan Antara

Pola Asuh Keluarga, Disiplin Belajar, dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011.

http://www.undiksha.co.id. diakses 2 Mei 2016 Pkl. 20.45 WIT.

Putri D. R (2012) Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. http://www.umudsurakarta.co.id. diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.45 WIT. Rahmawati F (2014) Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sd Kelas Iv Semester Genap

Di Kecamatan Melaya-Jembrana. http://www.ganesha.co.id. diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.45 WIT.

Saputra Lindon (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Bina Rupa Aksara Publisher : Tangerang. Sari E. Y (2015) Pengaruh Pola Asuh

Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ips Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Seyegan Sleman Tahun

Ajaran 2014/2015.

http://www.universitaspgri.co.id. diakses 20 Mei 2016. Pkl. 20.45 WIT.

Saryono dan Anggraeni M.D, 2010. Metodologi Peneltiian Kualitatif dan Kuantitaif. Yogyakarta : Nuha Medika.

Septiari Betyu Bea, (2012). Mencetak Balita Cerdasa dan Polas Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sugiharto (2013) Pengaruh Sifat Pola Asuh Orang Tua Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Dalam Bidang Studi Akuntansi. http://www.unnes.co.id. diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.45 WIT.

Susanto A. H (2013) Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sangkapura Gresik. http://www.unnes.co.id. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 362 – 367 diakses 2 Mei 2016. Pkl. 20.45 WIT.

Swarjana A, 2013. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi

Pendidikan dengan Pendekatan

Baru. Bandung: Remaja

(14)

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Responden
Tabel 5.2. Distribusi Responden

Referensi

Dokumen terkait

Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil

Pada bab ini berisi mengenai kajian pustaka dan teori yang relevan dengan tema dalam skripsi ini, yang meliputi latar belakang teoritis yang membahas tentang teori-teori

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),

Unuk terciptanya integrasi nasional, perlu adanya suatu jiwa, suatu ass spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan

pada penelitian ini berdasarkan tabel 9 terdapat data yang tidak sesuai dengan teori dimana pada perilaku pencegahan kategori kurang ada 1 responden (1.3%)

Filsafat dimulai dengan ragu-ragu akan sesuatu dan rasa ingin tahu akan sesuatu ( kebenaran/kepastian). Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu

Proses belum selesai pada sebatas ijin, namun terdapat kegitan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12 (1) RUU tentang PPKIPT dan EBT , bahwa “Setelah mendapat izin

Penderajatan utk NSCLC ditentukan menurut International Staging System For Lung Cancer berdasarkan sistem TNM. Pengertian T tumor yg dikatagorikan atas