• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

28 APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

JENIS-JENIS PENYAKIT HEPATITIS PADA MANUSIA Totok Mulyono

Program Studi Teknik Komputer, Politeknik SAKTI Surabaya Jl. Jemursari Selatan IV / 3, Surabaya

totokmulyono@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan dunia medis terkini banyak menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan sutau penyakit. Penelitian ini bertujuan menyusun sebuah sistem pakar yang digunakan untuk diagnosis penyakit Hepatitis, dimana pengguna bisa mendiagnosis sendiri berdasar gejala yang diderita.

Sebagai evaluasi digunakan metode production rule dan metode inferensi yang dipakai untuk mendapatkan konklusi menggunakan penalaran maju, dan platform yang digunakan adalah sistem berbasis web.

Hasil akhir menunjukkan bahwa penelitian ini belum memasukkan certainty factor untuk menentukan keakuratan hasil diagnosis. Daftar gejala yang ditampilkan juga perlu divalidasi sehingga bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dipahami oleh orang diluar bidang medis. Kata kunci: Sistem pakar, Hepatitis, penalaran maju, diagnosis

ABSTRACT

The development of many recent medical world uses a computer to help diagnose and sutau prevention and treatment of disease. This study aims to develop an expert system used for the diagnosis of hepatitis disease, where the user can diagnose based on symptoms alone suffered. As the evaluation method used and the production rule inference method used to obtain the conclusion using advanced reasoning, and the platform used is a web-based system.

The final result shows that this research has not entered a certainty factor to determine the accuracy of diagnosis. List of symptoms that appear also need to be validated so that the language used can be easily understood by people outside the medical field.

(2)

29 PENDAHULUAN

Suatu gejala penyakit dapat merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat

membahayakan pasien, tetapi pada kenyataannya gejala penyakit tersebut terkadang dianggap ringan oleh pasien. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi saat ini bahaya yang ditimbulkan oleh suatu penyakit dapat diketahui dengan lebih cepat.

Berdasarkan hal tersebut, maka dengan menggunakan kemajuan di bidang teknologi dan informasi, pengembangan sebuah “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Hepatitis” menjadi sangat penting guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat menyangkut dunia kesehatan, memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran, serta memberikan motivasi akan pentingnya peningkatan kesehatan bagi masyarakat. Agar masalah yang sedang ditinjau lebih terarah dan mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu

membuat aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit hepatitis, maka kami membatasi masalah hanya kepada :

1. Sistem pakar ini hanya menangani satu jenis penyakit, yaitu penyakit hepatitis. 2. Mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan

gejala-gejala yang diderita.

3. Sistem pakar ini hanya untuk mendeteksi penyakit secara dini.

4. Penyakit yang dapat didiagnosa adalah penyakit hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E dan hepatitis

karena obat.

5. Proses penalaran yang digunakan yaitu dengan metode Forward Chaining.

6. Penelusuran data yang diambil adalah penelusuran data dengan Best first search. 7. Bahasa pemrograman yang digunakan

adalah PHP dan database MySQL.

PEMBAHASAN 1. Analisis Masalah

Secara umum banyak kesulitan masyarakat dalam hal berkomunikasi dengan ahli medis atau dokter. Kebanyakan disebabkan karena malu untuk mengutarakan keluhannya yang bersifat pribadi atau lainnya. Ahli medis atau dokter sebagai ujung tombak pelayanan terhadap pasien mempunyai andil yang sangat besar dalam mengatasi masalah. Seorang ahli medis atau dokter tidak hanya

harus menguasai keterampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan melakukan konseling yang baik. Kualitas komunikasi atau konseling yang rendah, sekalipun secara teknis terampil, mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien tidak akan optimal bahkan mungkin rendah.

(3)

30 dan konsultasi tentang penyakit hepatitis,

sebagai sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit hepatitis dan masalah yang akan dianalisa adalah tentang berbagai penyakit hepatitis beserta gejala, penyebab dan pengobatannya. Beberapa langkah yang harus diperhatikan adalah :

2. Sumber Informasi

Data-data mengenai penyakit hepatitis, yaitu gejala-gejala, penyebab penyakit, pencegah, pengobatan dan pengertian penyakit didapat dari buku-buku mengenai penyakit hepatitis, internet, dan dari seorang dokter spesialis penyakit dalam yang memberikan bimbingan dan pengarahan, serta informasi-informasi yang dibutuhkan selengkapnya dalam pembuatan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit hepatitis ini.

3. Identifikasi Penyakit

Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pakar adalah mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji, dalam hal ini adalah dengan mengidentifikasi permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu, adapun masalah-masalah yang diambil dalam pembuatan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Hepatitis adalah sebagai berikut :

a. Hepatitis A Penjelasan:

Penyebarannya cepat, mungkin dikarenakan terjadinya degradasi lingkungan, yang kemudian diikuti dengan kondisi lingkungan

pemukiman yang kotor ysng memudahkan air dan makanan terkontaminasi berbagai agen penyakit termasuk agen hepatitis A.

Gejala:

Warna kulit menguning, bola mata bagian putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, warna kuku menguning, demam, nyeri lambung, warna kotoran seperti mangga tua, mencret, frekuensi buang air besar meningkat, kelelahan dan lemas

Penyebaran:

HAV disebarkan lewat kotoran atau tinja penderita. Penyebarannya disebut faecal-oral (tinja ke mulut) karena bisaanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas terkena tinja (dikamar mandi umum bisaanya) dan kemudian menggunakannya untuk makan. Karena itu, dalam lingkungan yang buruk

sanitasi, tidak mempunyai toilet sendiri dan harus MCK (mandi, cuci, kakus) di WC umum, kemungkinan terkena virus hepatitis A menjadi lebih besar.

b. Hepatitis B Penjelasan:

Diantara penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, hepatitis B menempati tempat pertama dari segi jumlah dan penyebaran. Hepatitis B memiliki nama lain, yaitu hyepatitis type B, serum hepatitis dan penyakit kuning serum homologous.

(4)

31 mengandung genoma DNA melingkar, Virus

ini merusak fungsi liver dan sambil merusak dan terus berkembang biak dalam sel-sel liver/hati (hepatocytes).

Akibat serangan ini, sistem kekebalan tubuh kemudian member reaksi dan melawan. Kalau berhasil, maka virus akan dapat terbasmi habis. Tetapi jika gagal, virus tetap akan tinggal dan menyebabkan hepatitis B kronis (si pasien sendiri menjadi carrier atau pembawa virus seumur hidupnya).

Dalam seluruh proses ini, liver mengalami peradangan dan itulah yang disebut hepatitis (peradangan liver). Virus hepatitis B memiliki dampak yang amat serius dimana sekitar 80% Hepato Cellular Carcinoma (kanker hati) di seluruh dunia disebabkan oleh virus ini.

Gejala:

Warna kulit menguning, bola mata bagian putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, warna kuku menguning, muntah-muntah, demam, warna kotoran seperti mangga tua, mencret, frekuensi buang air besar meningkat dan sakit kepala.

Penyebaran:

Ditularkan lewat darah.jadi, hepatitis B menyebar ketika terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi, cairan tubuh (sperma), atau hubungan seksual. Untungnya virus hepatitis B ini tidak bisa menembus pori-pori kulit karena ukurannya yang relative besar. Namun jika ada luka sedikit saja, virus ini

dengan cepat segera masuk. Selain itu, karena ukurannya yang besar itu, virus hepatitis B tidak bisa ditularkan dari ibu kepada janinnya, kecuali jika ada kebocoran di plasenta, misalnya akibat pengambilan cairan amniotic di plasenta. Namun demikian penyebaran dari ibu ke bayi mudah terjadi, terutama saat bayi lahir (ketika darah keduanya bercampur). Kalau bayi-bayi itu tidak divaksinasi saat lahir, mereka akan menjadi carrier seumur hidup, bahkan nantinya bisa menderita gagal liver dan kanker liver.

Setiap orang yang terbukti terkena Hbs (hepatitis B surface Antigen) positif, berpotensi menjadi penular virus hepatitis B. c.Hepatitis C

Penjelasan:

(5)

32 hepatitis C tidak ada vaksinnya, karena itu

pencegahan hanya bisa dilakukan dengan mengetahui bagaimana penyebarannya dan mencegah segala perilaku yang dapat memicu penularan.

Gejala:

Warna kulit menguning, bola mata bagian putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, warna kuku menguning, muntah-muntah, nyeri lambung,

d. Hepatitis D Penjelasan:

Penemu virus ini ialah Rezzatto di Italia. Penyakit hepatitis D (HDV) dan virus ini merupakan virus RNA tunggal yang membutuhkan bantuan hepatitis B untuk bereplikasi (tumbuh dan memperbanyak diri). Orang0orang yang terkena koinfeksi

hepatitis B dan hepatitis D memiliki kondisi akut yang lebih buruk dibandingkan dengan yang hanya terinfeksi hepatitis B saja. Resiko terkena kerusakan liver juga lebih besar. Karena ketika hepatitis D muncul putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, warna kuku menguning, muntah-muntah, demam, nyeri lambung, warna kotoran seperti mangga tua,

mencret, frekuensi buang air besar meningkat, kelelahan, gejala mirip flu. e. Hepatitis E

Penjelasan:

Disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Sama seperti hepatitis A, hepatitis E merupakan penyakit yang berlangsung cepat, akut, menyebabkan gangguan liver. Virusnya ditemukan pada tahun 1967, ada berkembang biaknya di dalam liver. Gejala:

Warna kulit menguning, bola mata bagian

putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, demam, nyeri perut sebelah kanan atas.

f. Hepatitis Karena Obat Penjelasan:

Obat ternyata tidak selalu membawa kebaikan, karena sebagian besar obat-obatan itu mengandung efek samping, yang jika tidak diperhatiakan, bisa menimbulkan berbagai masalah.

(6)

33 yang disebut hepatitis. Peradangan ini selain

disebabkan virus juga dapat disebabkan oleh obat.

Gejala:

Warna kulit menguning, bola mata bagian putih menguning, kehilangan nafsu makan, mual-mual, warna kuku menguning, muntah-muntah, sakit kepala, air kencing berwarna gelap, warna kotoran seperti tanah liat, pembengkakan pada liver.

4. Perancangan Sistem

Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Hepatitis ini bertujuan untuk menerapkan solusi pemecahan masalah yang telah diajukan pada analisis sistem.

a. Data Penyakit Hepatitis dan Gejala Keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa lewat buku dikonversi kedalam sebuah tabel jenis penyakit hepatitis dan gejala guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis penyakit hepatitis dan gejala ini digunakan sebagai pola pencocokkan informasi yang dimasukkan oleh pemakai dan basis pengetahuan.

Pada tabel jenis penyakit hepatitis dan gejala terdapat 6 penyakit yang ditunjukkan oleh P001, P002, P003, P004, P005 dan P006

dan 19 gejala penyakit yang ditunjukkan oleh G001, G002, G003, G004,….,G019. Sembilan belas gejala disusun menjadi tiga Sembilan belas pertanyaan dan enam penyakit disusun menjadi enam kesimpulan yang menjadi goal. Berikut ini adalah Tabel 3.1 yaitu tabel jenis penyakit hepatitis dan gejala.

Tabel 1 Jenis Penyakit Hepatitis dan gejala

(7)

34

G019 *

Keterangan dari jenis penyakit :

P001 : Hepatitis A P002 : Hepatitis B P003 : Hepatitis C P004 : Hepatitis D P005 : Hepatitis E

P006 : Hepatitis Karena Obat

Keterangan dari gejala:

G001 : Warna kulit menguning

G002 : Bola mata bagian putih menguning G003 : Kehilangan nafsu makan

G004 : Mual-mual

G005 : Warna kuku menguning G006 : Muntah-muntah

G007 : Demam

G008 : Nyeri lambung

G009 : Warna kotoran seperti mangga tua G010 : Mencret

G011 : Frekuensi buang air besar meningkat G012 : Kelelahan

G013 : Sakit kepala G014 : Lemas

G015 : Gejala mirip flu

G016 : Nyeri perut sebelah kanan atas G017 : Air kencing berwarna gelap G018 : Warna kotoran seperti tanah liat G019 : Pembengkakan pada liver

5. Perancangan Aliran Informasi

Perancangan aliran informasi ini meliputi perancangan Diagram Kontek dan Data Flow Diagram (DFD).

a. Diagram Konteks

Merupakan gambaran sistem secara garis besar dan hanya memperlihatkan kelompok data input dan output. Diagram konteks adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan sistem dengan sejumlah komponen menjadi bagian penting dalam mendukung keberadaan sistem tersebut, yang akan memberikan masukan atau diberikan keluaran dari sistem sehingga data yang masuk dapat menjadi informasi bagi komponen-komponen tadi. Konteks diagram merupakan level teratas dari diagram arus data. Adapun Diagram Konteks pada sistem pakar

untuk mendiagnosa penyakit hepatitis ini dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1

Diagram Konteks Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Hepatitis

b. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) digunakan

(8)

35 komponen–komponennya serta interface

(penghubung) antara komponen tersebut. Dalam memperlihatkan aliran data dan pengembangan suatu sistem yang ditinjau dari segi data yang ditampilkan dengan simbol dan aturan tertentu.

DFD pada Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Hepatitis dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2 DFD Level 0 dari Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Hepatitis

Gambar 3 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Penyakit

6. Pengetesan Sistem

1. Pengetesan Black Box

“Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak, dengan demikian pengujian memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program” (Roger S. Pressman, Phd. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak., Penerbit Andi, hal 533. Yogyakarta).

Pada pengujian ini hanya diambil sebuah contoh fungsi untuk mewakili dari fungsi-fungsi yang ada, yaitu fungsi pendaftaran pasien.

2. Fungsi Pendaftaran pasien

Untuk mengetahui diagnosa gejala penyakit maka terlebih dahulu pengguna masuk ke halaman pendaftaran.

Gambar 4 cara pendaftaran pasien

Setelah meng-klik menu daftar, maka

(9)

36 Gambar 5

contoh daftar pertanyaan pasien Setelah semua pertanyaan dijawab,

maka akan ditampilkan hasil diagnosa tentang penyakit hepatitis

Gambar 6

contoh hasil analisa penyakit hepatitis

PENUTUP

Dari uraian hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1 Memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis penyakit yang dideritanya

(diagnosa awal) berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.

2 Memberikan informasi tentang terapi dan solusi yang bisa menyembuhkan

3 Aplikasi Sistem pakar ini hanya untuk mendeteksi penyakit secara dini, berdasarkan gejala-gejala yang diderita.. 4 Penyakit yang dapat didiagnosa adalah

penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis E dan

Hepatitis Karena Obat

DAFTAR PUSTAKA

1 Kusrini, S.Kom. (2006), Sistem Pakar “Teori dan Aplikasinya”, Penerbit Andi. Yogyakarta.

2 Daldiyono, dr, Dr, Prof. (2006), Bagaimana Dokter Berpikir Dan Bekerja, menuju seni ilmu kedokteran, PT. Gramedia pustaka utama. Jakarta

3 Kusumadewi, Sri. (2003), Artificial Intelligence “Teknik dan Aplikasinya”. Graha ilmu, Yogyakarta

4 Heryandi, Andri, ST. (2004), Web Dinamis Berbasis Database. Universitas Komputer Indonesia.Bandung

Gambar

Tabel 1 Jenis Penyakit Hepatitis dan gejala
Gambar 2 DFD Level 0 dari Sistem Pakar
Gambar 5  4 Penyakit yang dapat didiagnosa adalah

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat melakukan pemetaan multi risiko bencana banjir dan tanah longsor dengan baik, maka keberadaan perangkat lunak ( software ) berbasis sistem informasi

Penelitian yang dilakukan di Gampong Dee Kecamatan Trienggadeng diperoleh jumlah frekuensi perilaku semut Rangrang beraktivitas, baik perilaku dalam mengusir hama

Kewirausahaan sebagai mata kuliah, telah dimasukkan dalam kurikulum di semua Perguruan Tinggi di Kota Semarang, dengan kisaran bobot 2 sampai 3 SKS. Namun demikian,

Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar bola kasti menggunakan permainan kasbolun pada siswa kelas V SD Negeri

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan: (1) Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal- soal Fisika kelas X SMA

Scoring digunakan untuk kuantifikasi data kualitatif, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) di PT. Inti Indosawit

Different from other building fire research, a comprehensive model, building fire scene model, which contains fire event, building space environment, indoor crowd

For Fairley Goethe needed, as it were, to renounce in order to be able to affirm; for Boyle, Goethean re- nunciation is the only form of right indwelling in modern secular culture;