BAB III PENYAJIAN DATA
5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Langkat dimulai sejak Januari 2014.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan masih rendah dibandingkan dengan perkotaan
yang masyarakatnya memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam membayar
PBB.
Berikut penulis akan menyajikan Data Potensi atau Kemampuan Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dalam memungut Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaaan pada Tahun 2014 – 2016 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Potensi Penerimaan PBB-P2 tahun 2014
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2014 jumlah SPPT terutang sebanyak 320.000 lembar dengan
SPPT Tahun 2014
Jumlah SPPT Penerimaan
Jumlah SPPT Terutang SPPT Dibayar SPPT Menunggak
320.000 242.009 77.991
sebanyak 242.009 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 10.184.929.561,00
dan SPPT yang menunggak sebanyak 77.991 lembar dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.282.235.481,00, maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2014 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 75,62%.
Tabel 3.2
Potensi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2015
SPPT Tahun 2015
Jumlah SPPT Penerimaan
Jumlah SPPT Terutang SPPT Dibayar SPPT Menunggak
314.180 241.332 72.848
Rp. 14.563.554.493,00 Rp. 11.186.775.690,59 Rp. 3.376.778.802,41
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2015 jumlah SPPT terutang sebanyak 314.180 lembar dengan
penerimaan sebesar Rp. 14.563.554.493,00, SPPT yang telah dibayar
sebanyak 241.332 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 11.186.775.690,59
dan SPPT yang menunggak sebanyak 72.848 lembar dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.376,778.802,41 maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2015 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 76,81%
Tabel 3.3
Potensi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2016
SPPT Tahun 2016
Jumlah SPPT Penerimaan
Jumlah SPPT Terutang SPPT Dibayar SPPT Menunggak
314.180 255.475 58.705
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2016 jumlah SPPT terutang sebanyak 314.180 lembar dengan
penerimaan sebesar Rp.17.618.849.059,00, SPPT yang telah dibayar
sebanyak 255.475 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 14.326.731.071,00
dan SPPT yang menunggak sebanyak 58.705 lembar dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.292.118.042,00 maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2016 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 81,31%
6. Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Setiap kecamatan di Kabupaten Langkat membantu BAPENDA
Kabupaten Langkat untuk Meningkatkan PAD Kabupaten Langkat khususnya
dalam Pemungutan PBB-P2 yang dilaksanakan oleh UPT PBB Kabupaten
Langkat. Berikut ini adalah Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di tiap kecamatan di wilayah
Kabupaten Langkat selama tiga tahun terakhir sejak diberlakukannya
Pengelolaan PBB-P2 oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Tingkat pencapaian realisasi penerimaan PBB-P2 tahun 2014-2016
sebesar 101,85%, 101,70%, 106,46%. Tingkat pencapaian realisasi PBB-P2 di
tahun 2016 merupakan tingkat pencapaian tertinggi dari tahun 2014-2016 dan
juga merupakan realisasi PBB-P2 terbesar selama tiga tahun periode
2014-2016. Sedangkan tingkat pencapaian realisasi pada tahun 2015 merupakan
Tabel 3.4
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2014 No Kecamatan Target Realisasi %
WIL. I 2.831.000.000 2.668.379.917 94.26
9 Pematang jaya
376.000.000
WIL. III 2.851.000.000 2.530.385.704 88.75
24 Dispenda 529.000.000 2.118.337.388 400.44 Jumlah 10.000.000.000 10.184.929.561 101.85 Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2017
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan
dan Perkotaan pada tahun 2014 terdapat 10 kecamatan yang berhasil
merealisasikan target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu,
Salapian, Serapit, Kuala, Selesai, Padang Tualang, Sawit Seberang, P.susu,
Tabel 3.5
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2015
No Kecamatan Target Realisasi % WIL. I 2.905.000.000,00 2.942.006.815,54 101.27 9 WIL. II 3.774.000.000,00 3.199.341.522,00 84.77 17 Pematang jaya
380.000.000,00 24 Dispenda 1.400.000.000,00 2.223.903.138,00 158.85 Jumlah 11.000.000.000,00 11.186.775.690,54 101.70 Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2017
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
Perkotaan pada tahun 2015 terdapat 18 kecamatan yang berhasil merealisasikan
target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu, Salapian, Serapit,
Kuala, Sei Bingai, Selesai, Binjai, Wampu, Hinai, Padang Tualang, Batang
Tabel 3.6
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2016 No Kecamatan Target Realisasi %
WIL. I 3.572.000.000 3.681.217.923 103.06
9 Pematang jaya
430.000.000
WIL. III 3.380.000.000 4.474.292.242 132.38
24 Dispenda 2.117.374.000 2.495.514.140 117.86 Jumlah 13.457.000.000 14.236.731.017 106.46 Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahu
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan
dan Perkotaan pada tahun 2016 terdapat 19 kecamatan yang berhasil
merealisasikan target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu,
Salapian, Serapit, Kuala, Selesai, Binjai, Wampu, Secanggang, Hinai, Padang
Tualang, Batang Serangan, Sawit Seberang, Babalan, Sei Lepan, Brandan
Dari daftar realisasi yang ingin dicapai BAPENDA Kabupaten Langkat,
untuk meningkatkan PAD Kabupaten Langkat dalam hal ini pemungutan
PBB-P2 sangat diperlukan , jika dilihat dari Potensi penerimaannya
nampaknya masih belum memenuhi dalam hal kepatuhan pembayaran pajak
Bumi dan Bangunan.penulis beranggapan bahwa realisasi yang didapatkan
dibapenda masih bisa ditingkatkan kedepannya.
7. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PBB-P2 Berdasarkan Jumlah SPPT Dengan Target Yang Telah Ditetapkan Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Di Kabupaten Langkat pada tahun 2014 sampai dengan 2016 hanya sekitar
75% - 81% wajib Pajak yang patuh dalam membayar PBB-P2, tetapi
menariknya dari Persentase tersebut Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat mampu mencapai target realisasi 100%. Yang pada saat itu terhitung
3 (tiga) tahun berjalannya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
mengelola PBB-P2 pasca pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak Daerah.
Pada tahun 2014 menetapkan target sebesar Rp. 10.000.000.000
Sedangkan dari hasil realisasi hanya 242.009 SPPT yang berhasil dikeluarkan
dengan pendapatan sebesar Rp.10.184.929.561 Ini berarti realisasi
pendapatan dari PBB mencapai target sebesar 101,85%.
Pada tahun 2015 target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat sebesar Rp.11.000.000.000 sedangkan dari hasil realisasi
hanya 241.332 SPPT yang berhasil dikeluarkan dengan pendapatan sebesar
Rp.11.186.775.690 berarti realisasi pendapatan dari PBB mencapai target
Dan pada tahun 2016 target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat sebesar Rp.13.457.000.000 sedangkan dari hasil
realisasi hanya 255.475 SPPT yang berhasil dikeluarkan dengan pendapatan
sebesar Rp.14.326.731.017 berarti realisasi pendapatan dari PBB mencapai
target sebesar 106,46%.
8. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang pengelolaan Pajak Bumi
dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan
mendapatkan jawabansebagai berikut:
a. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Bagaimana kondisi penerimaan pembayaran PBB-P2 di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ini selama tiga tahun terakhir,
mengalami peningkatan atau malah menagalami penurunan sejak tahun
diberlakukan nya pengalihan?
“Berdasarkan penerimaan pembayaran PBB-P2 yang diperoleh Di Badan
Pendapatan Daerah Kabupten Langkat mengalami peningkatan setiap tahunnya
ditinjau dari target dan realisasi Penerimaannya yang pada tahun 2014
sebesar101.85%, pada tahun 2015 sebesar 101.70%, dan tahun 2016
sebesar 106.46%”.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam membayar PBB-P2 di Badan Daerah Kabupaten Langkat ?
“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
anggapan masyarakat bahwa timbal balik (kontra prestasi) pajak tidak bisa
dinikmati secara langsung, Minimnya sosialisasi kepada masyarakat
dikarenakan kurangnya SDM yang membidangi pengelolaan PBB-P2 di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, Kondisi ekonomi masyarakat yang
kecil, Tingkat kebenaran data di SPPT dengan fakta objek pajak yang
sebenarnya”.
c. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar PBB-P2 ?
“Memberikan sosialisasi kepada wajib pajak sehingga wajib pajak mengetahui
serta dapat menambah pengetahuan tentang manfaat serta peran pentingnya
membayar Pajak Bumi dan Bangunan, Melakukan peningkatan pelayanan,
Mempermudah pelayanan, Mengadakan pekan panutan, Melakukan upaya
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengelolaan dan Pemungutan PBB-P2 Kabupaten Langkat
Pajak Bumi dan Bangunan pada awalnya merupakan pajak pusat yang
alokasi penerimannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi tertentu,
namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang – Undang
Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pajak ini
khususnya sektor perdesaan dan perkotaan menjadi sepenuhnya pajak daerah.
Pengalihan pengelolaan PBB-P2 kepada pemerintah daerah paling lambat
diserahkan pada awal tahun 2014, sehingga bagi pemerintah daerah yang
sudah siap mengelola PBB-P2 sebelum tahun 2014 bisa melaksanakannya
paling cepat sejak tahun 2011.Dengan adanya Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan dari pusat ke daerah, Pemerintah
Daerah kini mempunyai tambahan sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Di Kabupaten Langkat Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
Perkotaan mulai berlaku menjadi Pajak Daerah dimulai sejak Januari 2014.
Dikarenakan adanya masa transisi yang diberikan pemerintah pusat dimulai
sejak diberlakukannya pengalihan selama 5 tahun, pemerintah memberikan
waktu untuk Badan Pendapatan Daerah melakukan Persiapan seperti persiapan
SDM, server dan sarana prasarana. Oleh karena itu Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat baru bisa memenuhi persiapan tersebut pada akhir 2013
Berikut dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu persentase tingkat kepatuhan
berdasarkan pencapaian realisasi dari target yang ditetapkan oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat :
Tabel 4.1
Persentase tingkat kepatuhan berdasarkan Pencapaian Realisasi Target No Tahun Target Realisasi Persentase
1 2 3
2014 2015 2016
10.000.000.000 11.000.000.000 13.457.000.000
10.184.929.561 11.186.775.690 14.326.731.017
101.85% 101.70% 106.46%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa persentase pencapaian target
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat pada tahun 2014 sampai tahun 2016 sudah melebihi
target yakni pada tahun 2014 mencapai 101,85% lalu pada tahun 2015
mencapai 101,70% kemudian kembali mengalami peningkatan pada tahun
2016 mencapai 106,46% hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di
kabupaten langkat tinggi, namun jika persentase tingkat kepatuhan wajib
pajak diukur berdasarkan jumlah SPPT yang dibayar dari keseluruhan jumlah
SPPT terutang tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan tidak mencapai 100%. Ada pun tingkat kepatuhan berdasarkan
Tabel 4.2
Persentase Tingkat Kepatuhan WP berdasarkan jumlah SPPT Tahun SPPT
Terutang
SPPT Menunggak
SPPT yang Dibayar
Persentase Tingkat Kepatuhan 2014
2015 2016
320.000 314.180 314.180
77.991 72.848 58.705
242.009 241.332 255.475
75.62% 76.81% 81.31%
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase tingkat kepatuhan
wajib pajak pada tahun 2014 hanya mencapai 75,62% kemudian mengalami
peningkatan yang tidak terlalu signifikan pada tahun 2015 hanya mencapai
76,81% yang kemudian meningkat lagi pada tahun 2016 mencapai 81,31%.
Hal itu dikarenakan tingkat kepatuhan wajib pajak berdasarkan target yang
ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah dihitung berdasarkan jumlah
nominal pembayaran PBB-P2 yang telah direncanakan oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, sedangkan tingkat kepatuhan wajib
pajak berdasarkan jumlah SPPT yang dibayar dari keseluruhan jumlah SPPT
terutang dihitung berdasarkan jumlah transaksi pembayaran PBB-P2 sehingga
terdapat kemungkinan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dapat
menerima jumlah realisasi Pembayaran PBB-P2 yang lebih besar apabila
jumlah SPPT yang dibayar wajib pajak mengalami peningkatan yang secara
langsung akan mempengaruhi jumlah realisasi pembayaran PBB-P2.
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2
Berdasarkan Data yang di diperoleh penulis selama melakukan penelitian,
tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
diberlakukannya Pengalihan PBB-P2 di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada Grafik :
Grafik 4.1
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Data Diolah
Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak
PBB-P2 sebesar 75,62%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,19%
dari tahun sebelumnya sehingga tingkat kepatuhan meningkat menjadi 76,81%,
dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 4,5% dari tahun
sebelumnya sehingga tingkat kepatuhan meningkat menjadi 81,31%. Dapat
diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2 mengalami
peningkatan, maka meningkat pula penerimaannya. Peningkatan penerimaan
PBB-P2 Di Kabupaten Langkat erat kaitannya dengan kontribusi yang
diberikan PBB-P2 terhadap PAD Kabupaten Langkat. Dapat diketahui bahwa
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
2014 2015 2016
TINGKAT KEPATUHAN (%)
kontribusi yang diberikan PBB-P2 terhadap PAD Kabupaten Langkat selama
tahun 2014-2016 mengalami peningkatan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kepala Bidang pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat dapat diketahui Beberapa Faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, diantaranya :
Kurangnya kesadaran masyarakat, walaupun sebagian besar masyarakat di
Kabupaten Langkat sudah menyadari pentingnya membayar PBB, tetapi tidak
sedikit pula masyarakat yang masih belum menyadari akan kewajibannya
sebagai Wajib Pajak PBB yang memanfaatkan Tanah dan Bangunan.
Masyarakat menganggap pembangunan daerah bukanlah tanggung jawab
mereka. Padahal seharusnya mereka sadar bahwa fasilitas sarana dan
prasarana yang mereka manfaatkan sebenarnya adalah hasil dari penerimaan
PBB.
Jauhnya jarak tempuh menuju tempat pembayaran, Wilayah yang cukup
luas dan banyaknya jumlah wajib pajak yang terdapat di wilayah Kabupaten
Langkat jika dibandingkan dengan jumlah petugas sangat jauh berbeda
sehingga kurangnya sosialisasi, yang menyebabkan masyarakat belum
terinformasi akan pentingnya membayar PBB-P2 yang nantinya bermanfaat
untuk pembangunan daerah.
Terdapat perbedaan antara kebenaran data di SPT dengan objek pajak
membayar pajak dikarenakan tidak adanya pelaporan setelah melakukan
pengalihan atas kepemilikan, kesalahan dalam penulisan data objek maupun
data wajib pajak.
Kondisi Perekonomian masyarakat yang kecil,Kabupaten Langkat yang
terdiri dari desa-desa yang sebagian besar penduduknya berpenghasilan kecil,
oleh karena itu mereka tidak mampu dan merasa terbebani jika harus
membayar PBB yang terutang karena beralasan lebih mengutamakan
kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih penting seperti kebutuhan pangan dan
biaya pendidikan daripada membayar pajak.
Minim sosialisasi oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ini
menyangkut masalah sumber daya yang kurang, yaitu dari tim lapangan yang
ada masih kurang, dan tim penilai yang ada tidak terlalu maksimal, mungkin
itu malasalah yang di hadapi bapenda khususnya UPT PBB-P2, serta masalah
eksternal dari bapenda yaitu wajib pajak itu sendiri, mengapa wajib pajak,
karena bapenda telah menghitung dan mengimput data sesuai yang diberikan
oleh wajib pajak itu sendiri.dan ternyata masih ada wajib wajib pajak yang
kurang disiplin.
D. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kepala Bidang pengelolaan
Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, Ada pun upaya-upaya yang dilakukan
oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dengan Melakukan
Langkat dengan membangun sarana prasarana, hal ini diharapkan mampu
menambah kenyamanan dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah.
Memberikan sosialisasi kepada wajib pajak sehingga wajib pajak
mengetahui serta dapat menambah pengetahuan tentang manfaat serta peran
pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan, sosialisasi dilakukan
melalui Media cetak seperti ; spanduk, famplet, koran, brosur, Perangkat
kecamatan dan perangkat desa/kelurahan yang nantinya diharapkan akan
mensosialisasikan kemasyarakatnya, serta melakukan Sosialisasi langsung
kepada wajib pajak potensial seperti Perusahaan-perusahaan.
Mempermudah pelayanan dengan mobil keliling, Bupati Langkat juga
meluncurkan Mobil Kas Pelayanan Pembayaran PBB-P2 yang diberikan oleh
Pimpinan PT. Bank Sumut, “yang tujuannya untuk melayani para wajib pajak
yang ada di desa-desa dengan motonya "Menjelajah Desa Menjemput Pajak "
Mengadakan pekan panutan, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat rutin mengadakan suatu kegiatan yaitu “Pekan Panutan” berupa
apresiasi terhadap Wajib Pajak yang patuh dan tepat waktu dalam membayar
pajaknya dengan pemberian hadiah (doorprize) dengan diadakannya
pengapresiaan oleh pemerintah kepada masyarakat diharapkan mampu
meningkatkan antusiasme dan kepedulian masyarakat dalam membayar pajak
Melakukan upaya pendekatan terhadap Wajib Pajak PBB agar tidak
menghindari untuk membayar PBB dan tidak menganggap pajak sebagai
beban, tetapi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Wajib Pajak PBB
Langkat. Penyampaiannya bisa melalui acara yang formal ataupun informal.
Acara formal biasanya menggunakan format acara yang disusun sedemikian
rupa secara resmi. Contohnya: Sosialisasi bendaharawan, seminar dan
sebagainya. Acara informal biasanya menggunakan format acara yang lebih
santai dan tidak resmi. Contohnya: Ngobrol santai dengan wartawan, dengan
tokoh masyarakat, dan sebagainya. Dengan tingginya intensitas informasi
yang diterima oleh masyarakat, maka dapat secara perlahan merubah mindset
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di Bab sebelumnya, maka sebagai akhir dari
penulisan ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Bumi dan Bangunan pada awalnya merupakan pajak pusat yang
alokasi penerimannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi
tertentu, namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang –
Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
pajak ini khususnya sektor perdesaan dan perkotaan menjadi sepenuhnya
pajak daerah. Pengalihan pengelolaan PBB-P2 kepada pemerintah daerah
paling lambat diserahkan pada awal tahun 2014, sehingga bagi pemerintah
daerah yang sudah siap mengelola PBB-P2 sebelum tahun 2014 bisa
melaksanakannya paling cepat sejak tahun 2011.Dengan adanya
Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
dari pusat ke daerah, Pemerintah Daerah kini mempunyai tambahan
sumber pendapatan asli daerah (PAD). Di Kabupaten Langkat Pajak Bumi
dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan mulai berlaku menjadi
Pajak Daerah dimulai sejak Januari 2014.
2. Berdasarkan target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Darerah dalam
tiga tahun terakhir sejak diberlakuannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perdesaan dan Perkotaaan menjadi Pajak Daerah dan dikelola oleh Badan
target dan meningkat setiap tahunnya yaitu Rp.10.184.929.561 dari target
Rp.10.000.000.000 pada tahun 2014, Rp.11.186.775.690 dari target
Rp.11.000.000.000 dan pada tahun 2015, dan Rp.14.326.731.017 dari
target Rp.13.457.000.000 pada tahun 2016.
3. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Langkat selama
kurun waktu tiga tahun terakhir sejak diberlakukannya Pengalihan PBB-P2
di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat mengalami peningkatan
setiap tahunnya, Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak PBB-P2 sebesar 75,62%, pada tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 1,19% dari tahun sebelumnya sehingga tingkat
kepatuhan meningkat menjadi 76,81%, dan pada tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 4,5% dari tahun sebelumnya sehingga tingkat
kepatuhan meningkat menjadi 81,31%.
4. Adanya kesalahan teknis berupa alamat yang tertera di SPPT tidak sama
dengan yang kenyataannya, banyaknya SPPT sehingga menyulitkan
petugas dalam memilah-milah SPPT sesaui dengan RW ataupun RT, dan
banyaknya tanah dan bangunan kosong yang sudah berpindah tangan atau
sudah dijual kepda pihak lain dan pemiliknya sebelumnya tidak
melaporkannya kepda pihak kelurahan sehingga sangat menyulitkan
B. Saran
Selain menarik kesimpulan diatas, penulis juga mengajukan saran-saran, yang
mana nantinya diharapkan dapat diterapkan dan berguna dalam meningkatkan
pelayanan di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, antara lain
sebagai berikut :
1. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat harus sering mengadakan
sosialiasi guna mengajak Wajib Pajak untuk lebih sadar dan ikut
berpartisipasi dalam membayar pajak terutama PBB-P2 salah satunya
dengan cara Melakukan sosialisasi melalui media cetak dan elektronik
2. Melakukan pendataan ulang bagi objek pajak yang dirasa sudah tidak
sesuai untuk pembaruan penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) . dan
Mengadakan pemutakhiran data pola SISMIOP (Sistem Manajemen
Informasi Objek Pajak). Dengan pemutakhiran data diharapkan objek PBB
dapat tergali dengan lebih optimal sehingga dapat ditingkatkan agar
pembangunan berjalan dengan baik karena sumber pendapat daerah
semakin meningkat.
3. Menambah jumlah SDM dalam bidang pajak daerah khususnya yang
menangani PBB-P2 agar dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
4. Lebih meningkatkan koordinasi dengan aparatur pemerintah seperti Camat
dan Kades/Lurah guna meningkatkan potensi PBB agar segera
disampaikan kepada Wajib Pajak. Sebab aspek penting untuk
penagihan tunggakan tapi meningkatkan sistem pelayanan publik dalam
pelayanan dasar.
5. Melakukan strategi jemput bola dengan sarana mobling (mobil keliling)
yang diharapkan lebih berperan aktif ke wilayah-wilayah yang tidak
tersedia tempat pembayaran dan survey lapangan.
6. Wajib Pajak sebagai warga negara yang baik, seharusnya memberikan
partisipasinya untuk ikut membangun negara dengan membayar pajak
tepat waktu, untuk kepentingan dan kesejahteraan negara dan masyarakat
serta memberikanmasukan baik kritikan maupun solusi kepada pemerintah