• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Dalam Keputusan Pembelian Smartphone Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Dalam Keputusan Pembelian Smartphone Chapter III IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Populasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan cara langsung menyebar kuesioner yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan kepada responden penelitian. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Matematika Universitas Sumatera Utara mulai dari stambuk 2014 sampai 2016 yaitu sebanyak 268 orang.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Stambuk Jumlah Mahasiswa Persentase

1 2014 83 Mahasiswa 30,97%

2 2015 83 Mahasiswa 30,97%

3 2016 102 Mahasiswa 38,06%

Jumlah 268 Mahasiswa 100% Sumber: Direktori Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

3.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Slovin. Jumlah populasi yang diambil yaitu sebanyak 268 orang.

=

+�

Maka:

= + ,

= ,

(2)

Sehingga jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 73 orang.

Dalam penelitian ini terdapat 3 stambuk mahasiswa Matematika Universitas Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampelnya adalah dengan Proportionale Stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya. Rumusnya sebagai berikut:

=

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Tiap Strata

No Stambuk Jumlah Jumlah Sampel

(Orang)

1 2014 83 � =

2 2015 83 � =

3 2016 102 � =

Jumlah 268 73

3.3 Uji Validitas

Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana diketahui hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 = Variabel valid H1 = Variabel tidak valid

Validitas dapat diukur dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

(3)

b. Apabila rhitung ≤ rtabel (pada taraf signifikan 5% atau 10%), maka H0 ditolak artinya butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Untuk penilaian ini diperoleh rtabel dengan jumlah sampel 73 dan taraf signifikan sebesar 10% atau 0,1 yaitu:

n-2 = 73-2 = 71 rtabel = 0,194

Hasil uji validitas kuesioner dari 9 variabel yang diukur kemudian dihitung dengan menggunkan software SPSS yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Uji Validitas

No r-tabel r-hitung Keterangan

1 0,194 0,656 Valid

2 0,194 0,585 Valid

3 0,194 0,593 Valid

4 0,194 0,538 Valid

5 0,194 0,549 Valid

6 0,194 0,384 Valid

7 0,194 0,636 Valid

8 0,194 0,476 Valid

9 0,194 0,524 Valid

Mempunyai korelasi person rhitung ≥ 0,194 maka butir pertanyaan tersebut adalah valid. Jika suatu butir pertanyaan tidak valid maka butir pertanyaan tersebut harus dibuang kemudian dilakukan uji sesuai prosedur sebelumnya dengan mengurangi butir pertanyaan yang tidak valid

(4)
(5)
(6)

No

Responden X1 Y X1Y X1

2 Y2

58 5 42 210 25 1764

59 5 34 170 25 1156

60 5 38 190 25 1444

61 5 34 170 25 1156

62 4 34 136 16 1156

63 5 37 185 25 1369

64 5 34 170 25 1156

65 4 35 140 16 1225

66 4 28 112 16 784

67 5 37 185 25 1369

68 4 34 136 16 1156

69 4 36 144 16 1296

70 5 35 175 25 1225

71 4 32 128 16 1024

72 4 34 136 16 1156

73 4 34 136 16 1156

Jumlah 326 2557 11592 1500 91139

= ∑ − ∑ . ∑

√{ ∑ − ∑ }{ ∑ − ∑ }

= . − .

√{ . − }{ . − . }

= . − .

√ . − . . . − . .

= .

(7)

= .

√ . .

= ,

Diperoleh nilai validitas dengan perhitungan manual adalah 0,656 sama dengan output SPSS yakni 0,656. Selanjutnya untuk perhitungan lainnya akan dilakukan dengan software SPSS.

3.4 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila setelah dilakukan uji reliabel diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Hipotesis untuk signifikansi adalah: H0 = Hasil pengukuran tidak reliabilitas H1 = Hasil pengukuran reliabilitas

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

a. Apabila Cronbach Alpha > 0,60, maka H0 ditolak artinya hasil pengukuran reliabilitas.

b. Apabila Cronbach Alpha ≤ 0,60, maka H0 diterima artinya hasil pengukuran tidak reliabilitas.

Jika dihitung variansi itemnya akan diperoleh hasil sebagai berikut:

 Mencari nilai variansi dari masing masing variabel dengan rumus sebagai berikut:

=∑ − ∑

(8)

=

. −

= ,

=

− 9

= ,

=

. −

= ,

=

. −

= ,

=

= ,

=

= ,

=

. − 9

= ,

=

. −

= ,

∑ = 0,605 + 1,306 + 1,146 + 0,659 + 0.486 + 1,177 + 1,192 + 1,164 + 0,539 ∑ = ,

 Mencari nilai variansi total

=∑ − ∑ = . − . = . − . , = . ,

= ,

 Mencari nilai Alpha � = [ ] [ −∑�

� ]

� = [ ] [ − ,, ] � = [ ] − ,

(9)

� = ,

Berikut adalah hasil perolehan data dari uji reliabilitas dengan SPSS Tabel 3.5 Hasil Cronbach Alpha Reliability Test

Reliability Statistics

Berdasarkan hasil output di atas, di dapat nilai Cronbach Coeficien Alpha sebesar 0,693 untuk uji reliabilitas atas daftar pilihan responden. Nilai tersebut menyatakan bahwa 9 variabel yang valid tersebut memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai yang diperoleh sudah lebih dari minimum untuk sebuah penelitian yaitu 0,6.

3.5 Penskalaan Data Ordinal Menjadi Data Interval

Berikut ini adalah hasil perhitungan Method Successive Interval untuk Variabel 1. Tabel 3.6 Penskalaan Variabel 1

No.

Frekuensi Proporsi Proporsi

Kumulatif Z

Langkah-langkah Methode Successive Interval untuk variable 1: 1. Menghitung frekuensi skor jawaban dalam skala ordinal.

(10)

3. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku.

4. Menghitung nilai densitas dari nilai Z yang diperoleh dengan cara memasukkan nilai Z tersebut kedalam fungsi densitas normal baku sebagai berikut:

f(z) =

5. Menghitung Scale Value (SV) dengan rumus:

SV = − Scale Value Terkecil = -2,333

Nilai X diperoleh dari:

(11)

= + , = ,

7. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus: Y = SV + |SVmin|

= − , + , =

= − , + , = ,

= − , + , = ,

= , + , = ,

Dengan perhitungan manual yang dilakukan terbukti sama dengan perhitungan yang dilakukan pada Microsoft excel. Selanjutnya dengan melakukan cara yang sama, maka semua variabel akan ditransformasikan ke dalam data interval. Hasil penskalaan dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Hasil Penskalaan Data Interval Tiap Variabel

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

3.6 Proses Analisis Faktor I

Pada proses awal analisis faktor, dilakukan beberapa tahap sampai dengan diperoleh faktor-faktor baru sebagai dominan yang ingin diperoleh. Proses pertama tabulasi pada data serta melakukan pengolahan dengan software yang telah direferensikan yaitu dengan program SPSS dengan versi SPSS 22.

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi mahasiswa dalam membeli smartphone. Dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut berjumlah 9 variabel yang telah valid.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai KMO and Barlett’s Test

(12)

memang harus diatas 0,5 dan signifikan atau probabilitas dibawah 0,5 maka variabel layak dan dapat dianalisa lebih lanjut (Santoso, 2002).

Tabel 3.8 KMO and Bartlett’s Test KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .632

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 101.928

Df 36

Sig. .000

Perhitungan selanjutnya adalah dengan melihat nilai MSA. Hasil nilai MSA dapat dilihat pada tabel dibawah. Hasil pada tabel menunjukkan bahwa 9 variabel mempunyai nilai lebih dari 0,5 berdasarkan 9 variabel yang dinilai dari jawaban kuesioner 73 responden, diperoleh bahwa nilai MSA yang diperoleh di atas 0,5. Ini menandakan bahwa semua variabel memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel lainnya, sehingga selanjutnya dapat dilakukan analisis pada seluruh variabel yang diteliti.

Tabel 3.9 Measure Of Sampling Adequacy

No Variabel Nilai MSA

3.7Proses Analisis faktor II (Ekstraksi)

(13)

jumlah varians data dipertimbangkan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap elemennya sebesar satu dan full variance dipergunakan untuk dasar pembentukan faktor, yaitu variabel-variabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak berkorelasi lagi satu sama lain, seperti variabel-variabel asli yang memang saling berkorelasi. Communalities adalah jumlah varians yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan seluruh variabel lainnya dengan analisis.

3.7.1 Communalties

Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians dari suatu variabel awal yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Semakin besar communalities sebuah variabel, maka semakin erat hubungannya dengan faktor.

Tabel 3.10 Communalities

No Variabel Initial Extraction

1 Variabel 1 1,000 0,454

2 Variabel 2 1,000 0,677

3 Variabel 3 1,000 0,601

4 Variabel 4 1,000 0,737

5 Variabel 5 1,000 0,615

6 Variabel 6 1,000 0,495

7 Variabel 7 1,000 0,516

8 Variabel 8 1,000 0,464

9 Variabel 9 1,000 0,562

3.7.2 Total Variance Explained

Total Variance Explaned menerangkan nilai persen dari variansi yang mampu diterangkan oleh banyaknya faktor yang terbentuk. Nilai ini berdasarkan nilai eigenvalue.

(14)

variabel diringkas menjadi 1 faktor, maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu faktor tersebut adalah (lihat kolom Component 1 pada Tabel berikut ini):

Tabel 3.11 Total Variance Explaained

Faktor atau Komponen

Initial Eigenvalues

Total % of Variance Cumulative %

1 2,453 27,254 27,254

2 1,614 17,931 45,186

3 1,055 11,723 56,909

4 ,910 10,114 67,023

5 ,882 9,801 76,823

6 ,676 7,514 84,337

7 ,578 6,424 90,762

8 ,459 5,097 95,858

9 ,373 4,142 100,000

,

x % = , %

Jika 9 variabel diekstrak menjadi 3 faktor, maka: 1. Varian faktor pertama adalah 27,25%

2. Varian faktor kedua adalah 17,93% 3. Varian faktor ketiga adalah 11,72%

(15)

1. Jumlah angka eigenvalue untuk ke 9 variabel adalah sama dengan total varian ke-9 variabel yaitu 2,453 + 1,614 + 1,055 + 0,910 + 0,882 + 0,676 + 0,578 + 0,459 + 0,373 = 9

2. Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitung faktor yang terbentuk.

Dari tabel 3.12 diatas menyatakan bahwa hanya 3 faktor yang terbentuk, terlihat dari eigenvalue dengan nilai diatas 1, namun pada faktor yang keempat angka eigenvalue sudah dibawah 1, yakni 0,910 sehingga proses Faktoring seharusnya berhenti pada tiga faktor saja, maka dalam penelitian ini hanya tiga faktor yang terbentuk.

3.7.3 Scree Plot

Jika Tabel 3.12 menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka scree plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu X (component number) faktor ke-4 sudah dibawah 1 dari sumbu Y (angka eigenvalue). Hal ini menunjukkan bahwa 3 faktor adalah paling tepat untuk meringkas ke 9 variabel tersebut.

Gambar 3.1 Scree Plot

(16)

vertikal dan banyaknya faktor sebagai sumbu horizontal. Bentuk kurva atau plotnya dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor.

Jika tabel total variansi menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perthitungan angka, maka scree plot memperlihatkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu ke faktor dua (baris dari sumbu Component 1 ke-2), arah garis cukup menurun tajam. Begitu juga dari Component 2 ke Component 3 garis juga sama menurun nya. Pada faktor ke-4 sudah dibawah angka 1 dari sumbu eigen value. Hal ini menunjukkan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam membeli smartphone, yang dapat diekstraksi berdasarkan scree plot.

3.8 Proses Analisis Faktor III (Rotasi)

Hasil ekstraksi faktor awal memberikan informasi bahwa terdapat 3 faktor dari 9 variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 56,90%. Korelasi antara variabel-variabel dan faktor (Faktor Loading) hasil ekstarksi tersebut dapat dilihat pada tabel (component matrix SPSS) berikut.

(17)

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini, faktor loading perlu dirotasi agar masing-masing variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Berikut ini adalah Faktor Loading setelah dirotasi (Rotated Faktor Loading).

Tabel 3.13 Rotated Factor Loading

Variabel Penelitian

Component

1 2 3

X1 0,557 0,143 0,352

X2 0,766 -0,138 0,267

X3 0,769 0,074 -0,061

X4 -0,024 0,827 0,231

X5 0,057 0,219 0,751

X6 0,124 -0,201 0,663

X7 0,666 0,268 -0,007

X8 0,202 0,643 -0,100

X9 0,072 0,744 -0,048

Faktor Loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel X4 dengan faktor 2 sebesar 0,827 (korelai kuat), sedangkan korelasi variabel X4 dengan faktor 1 dan 3, masing-masing -0,024 dan 0,231 (korelasi lemah).

(18)

3.9 Proses Analisis Faktor IV (Interpretasi Faktor) Faktor Pertama

Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 4 variabel. Variabel-variabel tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X1, X2, X3 dan X7. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.14 Bobot Variabel Pendukung Faktor Pertama

Variabel Pendukung Nama Variabel Bobot Variabel X1 RAM (Random Access Memory) 0,577

X2 Desain smartphone 0,766

X3 Ukuran layar smartphone 0,769

X7 Merek smartphone 0,666

Dari tabel diatas, variabel X3 mempunyai bobot terbesar, yaitu 0,769. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pertama cukup layak diberi nama faktor Desain dan Spesifikasi. Faktor pertama ini adalah faktor yang paling kuat yang mempengaruhi mahasiswa dalam membeli smartphone dengan variansi sebesar 27,254%.

Faktor Kedua

Faktor kedua hasil rotasi faktor didukung oleh 3 variabel. Variabel-variabel tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X4, X8 dan X9. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor kedua tersebut sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.15 Bobot Variabel Pendukung Faktor Kedua Variabel

Pendukung Nama Variabel

Bobot Variabel

X4 Kamera 0,827

X8 Jaringan Pendukung 4G 0,643

X9 Harga smartphone 0,744

(19)

yang mempengaruhi mahasiswa dalam membeli smartphone dengan variansi sebesar 17,931%.

Faktor Ketiga

Faktor ketiga hasil rotasi faktor didukung oleh 2 variabel. Variabel-variabel tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X5, dan X6. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor ketiga tersebut sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.16 Bobot Variabel Pendukung Faktor Ketiga Variabel

Pendukung Nama Variabel

Bobot Variabel

X5 Ketahanan baterai 0,751

X6 Kapasitas memori internal dan eksternal 0,663

Dari tabel di atas, variabel X5 mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar 0,751. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor ketiga diberi nama Kapasitas Smartphone. Faktor ini adalah faktor terkuat ketiga yang mempengaruhi mahasiswa dalam membeli smartphone dengan variansi sebesar 11,723%

(20)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat 3 faktor hasil ekstraksi yang mempengaruhi mahasiswa dalam

keputusan pembelian smartphone. Hal ini digambarkan dari variansi kumulatif sebesar 56,91%. Variabel-variabel yang terlihat/terobservasi adalah sebagai berikut:

� = , + , + , + ,

� = , + , + ,

� = , + ,

2. Dari tiga faktor yang terbentuk, Faktor Desain dan Spesifikasi menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi mahasiswa dalam keputusan pembelian smartphone, dengan persentasi sebesar 27,25%. Sedangkan Faktor Kapasitas Smartphone menjadi faktor terkecil yang mempengaruhi mahasiswa dalam keputusan pembelian smartphone dengan persentasi sebesar 11,72%.

4.2 Saran

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Tiap Strata
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.5 Hasil Cronbach Alpha Reliability Test
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Metode closed-loop mampu mendeteksi dan mengkoreksi terjadinya error yang terjadi pada sistem baik ketika diberi gangguan maupun tidak. Namun, hal tersebut juga harus

Tidak hanya berkutat pada usaha mengembangkan ilmu pengetahuan, implikasi dari polaritas sistem pendidikan Islam adalah munculnya sikap menghargai perbedaan tata

Domestic Trade Flows for Indonesia Container Traffic.. Energizing

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan