• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan Strategi Index Card Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII pada Materi Persamaan Garis Lurus di MTsN Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan Strategi Index Card Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII pada Materi Persamaan Garis Lurus di MTsN Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dan erat

kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang

menyatakan pentingnya ilmu dan pendidikan bagi manusia. Salah satunya

adalah yang dinyatakan dalam Al-Qur’an ayat 39 surah Fathir:











...



Artinya:

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi..."1

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa sebagai makhluk yang

diberi kelebihan-kelebihan, manusia dijadikan penguasa di bumi dengan

tugas, kewajiban, dan segala tanggung jawabnya serta harus melakukan

pengelolaan yang baik. Untuk itu ia harus mengetahui dan memahami

benar-benar sifat dan kelakuan alam di sekitarnya yang harus dikelola itu, baik yang

tak bernyawa maupun yang hidup beserta masyarakatnya.2Untuk dapat

melaksanakan amanahyang telah dititipkan kepadanya, maka manusia

dituntut untuk memiliki pengetahuan baik tentang dirinya, lingkungan, dan

alam sekitar.

1

Departemen Agama RI, Qur’an Hafalan dan Terjemahan,(Jakarta: CV. almahira, 2015),

hal. 439 2

Ahmad Baiquni, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta: PT Dana Bhakti

(2)

Pendidikan lahir karena kebutuhan manusia untuk hidup dan

berkembang. Karenanya pendidikan juga berkembang seiring dengan

kemajuan peradaban kehidupan manusia. Tujuan utama pendidikan adalah

membantu manusia untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu

masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang

unik dan membantunya dalam merealisasikan atau mewujudkan

potensi-potensi yang ada pada diri mereka.3Jadi melalui pendidikan manusia dapat

memperoleh berbagai macam pengetahuan dan ilmu yang sangat dibutuhkan

dalam kehidupan. Salah satu ilmu pengetahuan yang banyak diperlukan dan

diaplikasikan dalam kehidupan manusia adalah ilmu matematika.

Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang memiliki peranan

penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak berbagai masalah

dalam masyarakat yang dapat dipecahkan dengan bantuan ilmu matematika.

Berbagai bentuk simbol, rumus, dalil, ketetapan, dan konsep digunakan untuk

membantu pengukuran, perhitungan, peramalan, dan sebagainya.4Matematika

juga merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin, dan

mengembangkan daya pikir manusia.5 Jadi, kegunaan matematika tidak hanya

untuk berhitung tetapi juga untuk penataan cara berpikir. Oleh karena

pentingnya matematika untuk dipelajari, maka pembelajaran matematika

telah diberikansejak bangku SD sampai perguruan tinggi.

3

Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta,

2013), hal. 219 4

Moch. Masykur dan Abdul Halim, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih

Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 41 5

(3)

Diantara tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar

siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, memecahkan

masalah dan menafsirkan solusi yang diperoleh, serta memiliki sikap

menghargai dan mampu mengaplikasikan matematika dalam kehidupan

bermasyarakat. 6 Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terlebih dahulu harus

melalui langkah-langkah belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan

berpikir siswa. Pemaparan pembelajaran ditekankan pada konsep-konsep

matematika, yaitu: penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan

pembinaan ketrampilan.7 Dengan demikian, siswa akan memiliki dasar

pemahaman yang kokoh sehingga memperoleh pengetahuan yang ia butuhkan

dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Ilmu matematika memang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.

Matematika memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa yang terdiri atas

simbol-simbol dan lambang. Untuk dapat belajar matematika dengan baik, kita harus

menguasai bahasa pengantar dalam matematika, harus memahami

makna-makna dibalik lambang-lambang dan simbol tersebut.8Karena matematika

merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol. Maka, setiap

konsep-konsep dalam matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum

memanipulasi simbol-simbol tersebut.

Selain itu salah satu karakteristik pembelajaran matematika adalah

antara satu materi dengan materi lainnya sering kali saling terkait. Untuk

6

Ibid., hal. 53 7

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), hal. 2 8

(4)

dapat menguasai suatu materi, siswa terlebih dahulu harus menguasai materi

sebelumnya yang menjadi materi prasyaratnya. Misalnya ketika siswa akan

mempelajari tentang volume suatu bangun ruang, maka siswa harus

menguasai materi tentang luas dan keliling bidang datar.9Disini, peran guru

sangat diperlukan untukmendorong dan membantu siswa memahami setiap

materi yang ada dalam matematika. Dengan demikian diharapkan siswa tidak

merasa kesulitan dan terbebani dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Selain memfokuskan pada pengembangan kemampuan akademis

siswa, saat ini juga penting bagi guru untuk membekali siswa dengan

ketrampilan kerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan ini sangat penting bagi

siswa karena tidak dapat diungkiri dalam dunia kerja sebagian besar

dilakukan secara kelompok.10Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan secara seimbang pengetahuan dan kecakapan

sosialnya. Serta dengan adanya hubungan yang baik antar anggota kelompok,

akan meningkatkan angka keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sebuah kelas belajar umumnya terdiri dari siswa-siswa dengan latar

belakang, kemampuan dan ketrampilan yang berbeda-beda. Masalahnya

ketika guru menyampaikan sebuah materi, besar kemungkinan ada sebagian

siswa yang tidak memiliki kemampuan prasyarat untuk mempelajari materi

tersebut. Sedangkan beberapa siswa lainnya justru dapat memahaminya

dengan cepat. Dalam pembelajaran matematika hal tersebut sering kali

menjadi sumber masalah yang menghambat proses belajar siswa. Siswa yang

9

Raodatul Jannah, Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya,(Jogjakarta:

DIVA Press, 2011), hal. 26 10

(5)

belum memahami materi sebelumnya pasti akan kesulitan ketika harus

mempelajari materi selanjutnya, akibatnya motivasi dan hasil belajar

matematika siswa menjadi rendah. Sedangkan guru seringkali tidak bisa

memastikan setiap siswa telah memahami materi yang diajarkan karena

keterbatasan tenaga dan waktu.

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran matematika dan mengatasi

berbagai masalah seperti yang telah dipaparkan di atas, guru perlu bijaksana

dalam memilih model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi

yang sedang dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang dapat

mengakomodasi tujuan pembelajaran matematika adalah model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaraan kooperatif hadir untuk memberikan

kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan

kecakapan sosialnya yang dapat diterapkannya di luar sekolah, di dalam

masyarakat yang demokratis.11 Pembelajaran kooperatif digunakan untuk

meningkatkan prestasi siswa, menciptakan hubungan yang lebih positif

diantara siswa, dan biasanya meningkatkan kenyamanan psikologi siswa.12

Jadi pembelajaran kooperatif tidak hanya memberikan kesempatan pada

setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan akademisnya tetapi juga dapat

mendorong siswa menjalin hubungan sosial yang baik melalui kerja sama

(6)

Terdapat berbagai jenis model pembelajaran kooperatif yang telah

digunakan secara luas saat ini. Akan tetapi model-model yang sesuai

digunakan untuk semua pelajaran dan semua tingkat kelas, cenderung kurang

optimal untuk pelajaran dan tingkat kelas tertentu. Salah satu model

pembelajaran kooperatif yang secara spesifik dirancang untuk mata pelajaran

matematika adalah Team Assisted Individualization(TAI-Percepatan

Pengajaran Tim). TAI-Matematika, sebagai model pembelajaran kooperatif

komprehensif yang pertama kali dikembangkan dan diteliti oleh Robert E.

Slavin dan Nancy A. Madden ini merupakan suatu program yang

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual untuk

memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang berbeda.13TAI

menggabungkan kekuatan motivasi dan bantuan teman sekelompok dengan

program pengajaran individual pada pembelajaraan kooperatif. Sehingga

memungkinkan siswa untuk memulai materi-materi berdasarkan kemampuan

mereka sendiri.

Dalam matematika, kebanyakan konsep dibangun dari konsep

sebelumnya. Apabila konsep sebelumnya tidak dikuasai, maka siswa akan

sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mempelajari konsep berikutnya.

Dalam TAI siswa belajar pada tingkat kemampuan mereka sendiri-sendiri.

Jadi apabila mereka tidak memenuhi syarat kemampuan tertentu mereka

dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke tahap berikutnya,

sehingga diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

13

(7)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mei Kurniawati

tentang penerapanpembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas V MI Yappi Mulusan

Paliyan Gunung Kidul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

matematika siswa kelas V MI Yappi Mulusan Paliyan Gunung Kidul.

Permasalahan dalam pembelajaran matematika tidak hanya terkait

dengan kemampuan siswa dalam memahami materi, tetapi juga terkait

suasana pembelajaran matematika yang sering dianggap monoton dan

menjenuhkan. Fakta menunjukkan, tidak sedikit siswa di sekolah yang masih

menganggap matematika adalah pelajaran yang bikin stres, pikiran bingung

dan cenderung hanya mengotak-atik rumus. Akibatnya matematika dipandang

sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan dapat diabaikan.14Hal tersebut

juga diperparah dengan suasana belajar yang masih didominasi oleh guru dan

kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif belajar.

Seorang guru perlu berpikir kreatif untuk menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa malas dan menganggap

pembelajaran matematika itu menjenuhkan. Guru dapat memanfaatkan

strategi pembelajaran aktif untuk membangun gairah dan motivasi belajar

siswa. Strategi pembelajaran aktif membuat proses belajar siswa menjadi

lebih bermakna dan menyenangkan, mampu mendorong siswa untuk ikut

aktif dalam pembelajaran, tidak sekedar melihat, mendengarkan atau

14

(8)

membuat catatan. Teknik-teknik dalam pembelajaran aktif jika

diimplementasikan, khususnya dapat memberikan umpan balik kepada guru

tentang pemahaman para siswa terhadap materi ajar yang diterangkan oleh

guru. Teknik tersebut juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kolaboratif

ataupun pembelajaran kooperatif. 15

Terdapat berbagai teknik dari pembelajaran aktif, salah satu

contohnya adalah Index Card Match (mencari pasangan). Strategi Index

Card Match ini adalah pilihan tepat bagi guru, ketika ia ingin mengetahui

tingkat pemahaman siswa terkait materi yang telah diberikan. Strategi ini juga

akan memunculkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak

merasa bosan dan tertekan atas proses belajar yang sedang dilaksanakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zayyinna Munfa’ati

tentang pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe index Card

Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV MIN Tunggangri

Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2012/ 2013. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan strategi

pembelajaran aktif tipe Index Card Match terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas IV MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung.

Sebagaimana hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di

sekolah MTsN Tulungagung, sebagian siswa mengungkapkan bahwa mereka

masih menemui banyak kesulitan ketika belajar matematika. Berdasarkan

data nilai harian matematika siswa kelas VIII diperoleh informasi bahwa 37%

15

(9)

siswa nilai matematikanya masih di bawah KKM. Secara umum kesulitan

siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah karena

siswa kurang nyaman dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru,

yaitu dengan metode konvensional berupa ceramah. Siswa tidak berani

bertanya atau tidak bisa bertanya karena siswa tidak mampu memahami

materi yang diajarkan guru. Siswa pun kurang menguasai materi-materi dasar

yang banyak diperlukan sebagai prasyarat materi selanjutnya, seperti materi

tentang operasi aljabar. akibatnya, tidak ada motivasi dalam diri siswa untuk

belajar materi selanjutnya.

Salah satu materi yang diajarkan di tingkat SMP/ sederajat adalah

materi tentang persamaan garis lurus. Materi ini memiliki karakteristik,

diantaranya yaitu aplikasi dari konsep persamaan garis lurus banyakdijumpai

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk perhitungan

jarak-waktu-kecepatan. Tetapi berdasarkan observasi di lapangan ternyatamasih banyak

siswa yang kesulitan dalam mempelajari materi persamaan garis lurus. Salah

satu alasannya adalah karena siswa kurang memiliki pengetahuan tentang

operasi aljabar, koordinat cartesius, dan jarak. Padahal materi-materi tersebut

adalah materi prasyarat untuk mempelajari tentang persamaan garis lurus.

Penggabungan model pembelajaran kooperatif TAI dengan strategi

Index Card Match dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pada pembelajaran materi persamaan garis lurus. Model

pembelajaran kooperatif TAI akan memberikan kesempatan kepada siswa

(10)

siswa dan membentuk pengetahuan yang diperlukan untuk memahami materi

persamaan garis lurus. Selain itu siswa juga bisa saling membantu untuk

belajar dan saling mendorong untuk memahami materi dengan lebih cepat

karena mereka bekerja dalam sebuah team. Sedangkan strategi Index Card

Match dapat digunakan untuk me-review materi yang telah diajarkan dan

membantu mengetahui tingkat kemampuan siswa. Selain itu dengan strategi

Index Card Match diharapkan suasana belajar siswa menjadi lebih

menyenangkan, karena strategi ini memiliki unsur permainan disamping

untuk kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pembelajaran materi persamaan garis lurus pada siswa

kelas VIIIdi MTsN Tulungagung dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dan strategi Index Card

Match. Berdasarkan pemikiran diatas, maka peneliti mengambil judul

penelitian: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) dengan Strategi Index Card Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII pada Materi Persamaan Garis Lurus di MTsNTulungagung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

“Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif Team

(11)

hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada materi persamaan garis lurus di

MTsN Tulungagung?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui ada tidaknyapengaruh yang signifikan model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan

strategiIndex Card Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII

pada materi persamaan garis lurus di MTsN Tulungagung.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti mengajukan

hipotesis yaitu:

Ada pengaruhyang signifikan model pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization (TAI) dengan strategiIndex Card Match terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada materi persamaan garis lurus di

(12)

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai harapan besar terhadap hasil

penelitian sehingga hasil penelitian memiliki kegunaan bagi diri sendiri dan

orang lain, yaitu:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pendidikan terutama di bidang matematika dan secara khusus dapat

memberikan kontribusi pada pengembangan model pembelajaran

kooperatif dalam matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Secara praktis

a. Bagi siswa

Sebagai pemicu dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat

digunakan sebagai sarana pengembangan serta penunjang kecerdasan

lainnya.

b. Bagi guru

Memberikan masukan kepada guru dalammengaplikasikan

metodepembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran sebagai

upaya memajukan kualitas pembelajaran, khususnya dengan

menggunakan modelTeam Assisted Individualization (TAI) dengan

strategi Index Card Match.

c. Bagi sekolah

Sebagai masukan dan evaluasi mengenai alternatif strategi

(13)

dalam upaya memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan

pembelajaran kooperatif TAI dengan strategi Index Card Matchserta

sebagai pengalaman dalam penelitian.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif

Team Assisted Individualization(TAI)dengan strategi Index Card Match

terhadap hasil belajar pada materi persamaan garis lurus siswa kelas VIII di

MTsN Tulungagungini yang menjadi variabel bebasnya yaitu model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization(TAI) dan strategi

Index Card Match, sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar

matematika siswa kelas VIII pada materi persamaan garis lurus di MTsN

Tulungagung.

Untuk pembatasan penelitiannya sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di MTsNTulungagung, sedangkan populasinya

adalah seluruh siswa kelas VIII di MTsN Tulungagung tahun ajaran 2015/

2016. Selanjutnya diambil dua kelas sebagai sampel yang dapat mewakili

populasi.

2. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan

(14)

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap istilah – istilah dalam

penelitian ini, maka diperlukan pendefinisian istilah sebagai berikut :

1. Secara konseptual

a. Pengaruh

Pengaruh berarti daya yang akan timbul dari sesuatu (orang, benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

b. Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

melibatkan sejumlah kelompok kecil yang bekerja sama dan belajar

bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

c. Team Assisted Individualization(TAI)

Merupakan suatu program yang menggabungkan pembelajaran

kooperatif dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan

dari berbagai kelas yang berbeda. TAI menggunakan bauran

kemampuan anggota-anggotanya yang berbeda dan memberi sertifikat

untuk tim dengan kinerja terbaik.

d. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan perencanaan atau penjabaran lebih

lanjut dari pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

(15)

Salah satu aplikasi dari strategi pembelajaran aktif yang cocok

digunakan untuk mereview materi pembelajaran. Strategi ini

membutuhkan alat bantu berupa kartu-kartu yang berisi dengan materi,

konsep, atau topik yang cocok untuk sesi review. Selanjutnya siswa

diajak untuk bermain dan menjawab berbagai kartu yang berisi materi

pelajaran tersebut dengan cara mencari pasangan kartu soal dan

jawaban yang sesuai.

f. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat proses pendidikan

sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar merupakan pencapaian

tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud hasil belajar matematika siswa

adalah tes hasil belajar pada ranah kognitif.

2. Secara Operasional

Secara operasional yang dimaksud dengan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) dengan Strategi Index Card Match terhadap Hasil

Belajar Matematika pada Materi Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII

di MTsN Tulungagung” adalah penelitian ilmiah yang menekankan pada

penerapan model pembelajaran kooperatif TAI dengan strategi Index Card

Match untuk dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika pada

(16)

Peneliti menggabungkan model pembelajaran kooperatif TAI dengan

strategi Index Card Match. Pada awal pembelajaran, peneliti menerapkan

tahapan pembelajaran TAI yaitu perpaduan pembelajaran kooperatif

dengan pengajaran individual. Siswa diarahkan untuk membentuk

pengetahuan dengan cara menyelesaikan tugas-tugas secara individu dan

bekerja dalam sebuah team.Selanjutnya menggunakan strategi Index Card

Match untuk me-review materi yang telah dipelajari. Pada tahap terakhir

peneliti memberikan post-test untuk melihat perbedaan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini materi yang digunakan

adalah materi tentang persamaan garis lurus dengan sub bab menentukan

persamaan garis lurus.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi menyajikan tentang pokok-pokok dari

skripsi ini. Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

Bagian awal, terdiri dari: (a) halaman sampul depan, (b) halaman

judul, (c) halaman persetujuan, (d) halaman pengesahan, (e)pernyataan

keaslian tulisan, (f) halaman motto, (g) halaman persembahan, (h) kata

pengantar, (i) daftar isi, (j) daftar tabel, (k) daftar bagan, (l) daftar grafik, (m)

daftar lampiran, dan (n) abstrak.

Bagian inti terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang, (b) rumusan

(17)

(f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) penegasan istilah, dan (h)

sistematika pembahasan.

Bab II Landasan Teori, terdiri dari: (a) matematika, (b) metode

pembelajaran kooperatif, (c) Team Assisted Individualization (TAI), (d)

strategi pembelajaran aktif, (e) Index Card Match, (f) hasil belajar, (g) materi

persamaan garis lurus, (h) implementasi metode pembelajaran kooperatif TAI

dengan strategi Index Card Match pada materi persamaan garis lurus, (i)

kajian penelitian terdahulu, dan (j) kerangka berpikir.

Bab III Metode Penelitian,terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis

penelitian, (b) variabelpenelitian, (c) populasi, sampel, dan teknik sampling,

(d) kisi-kisi instrumen, (e) instrumen penelitian, (f) data dan sumber data, (g)

teknik pengumpulan data, (h)uji coba instrumen, (i) teknik analisis data, dan

(j) prosedur penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) deskripsi data dan (b) analisis

data dan pengujian hipotesis.

Bab V Pembahasan, terdiri dari: (a) rekapitulasi hasil penelitian dan

(b) pengaruh model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

(TAI) dengan strategi Index Card Match terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas viii pada materi persamaan garis lurus di MTsN Tulungagung.

Bab VI Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran.

Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran,

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas hikmat serta pimpinan-Nya yang tak henti-henti Ia berikan dan juga berkat melimpah yang selalu Ia curahkan,

(Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti

Peran Facebook dalam Komunikasi Interpersonal Studi Deskriptif Kualitatif tentang Peran Facebook sebagai Media dalam Komunikasi Interpersonal antara Guru dan Murid di

Satu bentuk transformasi yang umum digunakan untuk merubah sinyal dari domain frekuensi ke domain waktu adalah Inverse Transformasi Fourier, rumus transformasi tersebut

Syairani Kom plek Perkant oran Pem da Pelaihari

Berdasarkan hasil koreksi aritmatik dan evaluasi penawaran terhadap 4 (empat) peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Kabupaten Aceh Barat Daya, sesuai

Saya akhirnya lebih memilih untuk menceritakan pekerjaan saya ya paling dengan team-teman yang dekat atau dengan orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang

Buana, Wuwuh.2015.Komunikasi Interpersonal dalam Dimensi Self Disclosure (STUDI DESKREPTIF KUALITATIF REMAJA DI SMK NEGERI 2 KASIHAN, YOGYAKARTA).. Universitas Islam