• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paparan Materi Sosialisasi - Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paparan Materi Sosialisasi - Hukum"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI PENDIRIAN, PERUBAHAN

BENTUK, DAN PEMBUKAAN

PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI

SWASTA

BIDANG HUKUM

TIM LEMKERMA

KEMRISTEK DIKTI

2015

10/12/2015

(2)

2

YAYASAN SEBELUM DAN SETELAH BERLAKU UNDANG UNDANG YAYASAN

SEBELUM BERLAKU UU 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, YAYASAN

TELAH MENDAPAT PENGAKUAN SEBAGAI BADAN HUKUM KARENA HUKUM KEBIASAAN, YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN. ADAPUN PENGAKUAN

TERHADAP YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM(SUBJEK HUKUM) KARENA ADANYA 3 UNSUR ESSENSIALIA TELAH DIPENUHI OLEH YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM, YAITU ADANYA: KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN, UPAYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN IDIIL DAN ADANYA PENGURUS

SEJAK BERLAKU UU 16/2001 YANG KEMUDIAN DIIKUTI PERUBAHAN

DENGAN UU 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU 16

(3)

Pengertian Yayasan :

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas

kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam mencapai tujuan tertentu dibidang social, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. (Pasal.1 ayat 1 UU No.16/2001)

Yayasan sebagai badan hukum terkait dengan pertanggungjawaban yang terbatas

Pada prinsipnya suatu badan diadakan dengan tujuan menghimpun anggota. Pada yayasan tidak dikenal

anggota, hal ini juga dalam Wet op stichting di Belanda di sana dikenal ada yang disebut Donateurs yang secara

berkala memberikan sumbangan kepada yayasan

tanpa memiliki hak-hak termasuk mengontrol yayasan

Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang

kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.

10/12/2015

(4)

TIGA TIPE YAYASAN

Tipe Pertama:

Mengumpulkan dana dari para Dermawan atau donatur untuk disalurkan pada badan-badan yang melakukan kegiatan social (non operasional)

Tipe Kedua :

Yayasan yang langsung menyelenggarakan lembaga-lembaga social

yang bersangkutan, pendidikan (dari SD s.d PT), rumah sakit, dll. Yayasan ini mencari kelebihan hasil usaha untuk melanjutkan kegiatan sosialnya

(operasional)

Tipe Ketiga

Yayasan yang mendirikan Perseroan Terbatas (PT), dengan memiliki PT maka akan diperoleh deviden yang digunakan untuk menyumbang kegiatan social yang dilakukan oleh pihak lain atau yayasan itu sendiri (Pasal 7 ayat 1 UU No.16/2001). yayasan tdk perlu mendirikan perusahaan baru tapi bisa melakukan penyertaan, joint venture. Penyertaan tidak lebih dari 25% dari seluruh kekayaan yayasan

Sebenarnya Terdapat tipe lainnya sebagai Tipe Keempat sebagai Yayasan Terselubung yang didirikan untuk berbagai usaha bisnis yang seharusnya tidak bernaung dibawah yayasan tapi dalam bentuk PT. bentuk ini harus dicermati karena bertentangan dengan prinsip didirikannya yayasan

(5)

Pihak Yang Terkait Dengan Keabsahan Yayasan

1. Notaris

2. Kemenkum dan HAM

3. Kejaksaan

4. Pengadilan Negeri

10/12/2015

(6)

Kedudukan Yayasan

Yayasan mempunyai tempat kedudukan dalam

wilayah Negara Republik Indonesia sebagai domisili

dari yayasan.

Sumber dari Kekayaan yayasan dapat diperoleh :

Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat

Wakaf

Hibah

Hibah wasiat

Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan

Anggaran Dasar dan atau peraturan

perundangan yang berlaku

(7)

SYARAT PENDIRIAN

Sebelum adanya UU, pendirian yayasan berdasarkan Hukum kebiasaan dan yurisprudensi. Saat ini pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang

No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang

No. 28 Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:

1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.

Yang dimaksud “Satu orang” adalah orang perorangan, atau badan hukum.

Pendiri yayasan adalah WNI, WNA atau Badan hukum asing. Namun

demikian, untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama

dengan orang asing akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).

2. Pendiri harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan. Hal ini sama seperti PT, dimana pendiri “menyetorkan” sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemudian uang tersebut selanjutnya menjadi Modal

awal/kekayaan Yayasan.

3. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.

4. Yayasan harus memiliki organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus dan Pengawas

10/12/2015

(8)

5. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau

bersama orang asing, mengenai syarat dan tata

cara pendiriannya diatur dengan peraturan

pemerintah

6. Yayasan memperoleh status badan hukum

setelah akta pendirian yayasan memperoleh

pengesahan dari menteri

7. Yayasan tidak boleh memakai nama yang :

telah dipakai secara sah oleh yayasan lain

bertentangan dengan ketertiban umum

dan/atau kesusilaan

8. Nama yayasan harus didahului kata

yayasan

9. Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu

tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam

(9)

PROSES PENDIRIAN

1. Menyerahkan Dokumen-dokumen yang diperlukan 2. Penandatanganan Akta Pendirian Yayasan

3. Surat Keterangan Domisili Usaha 4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

5. Pengesahan Yayasan menjadi Badan Hukum di Kemenkum dan HAM

6. Pengumuman dalam BNRI.

Mengapa perlu pengesahan terhadap yayasan? Dalam lembaga pengesahan menganut system preventif. Tindakan yang dilakukan saat belum mendapat pengesahan (Pasal 13 A UU 28/2004)

Perlu diumumkan dalam TBNRI. Tindakan pengumuman untuk antisipasi tindakan pengurus yang Ultra Vires (Melampaui kewenangan dalam AD). Dengan tindakan tersebut Yayasan tidak bertanggung jawab tetapi menjadi tanggung jawab pribadi

10/12/2015

(10)

Formalitas yang harus dipenuhi suatu yayasan

Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP) dari Kelurahan/kecamatan setempat

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Yayasan

Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial) atau

Ijin/terdaftar di Departemen Agama untuk Yayasan yang bersifat keagamaan (jika diperlukan).

Pendirian yayasan pada saat ini harus di ikuti tujuan yang benar-benar bersifat sosial. Sejak berlakunya

Undang-Undang No. 16/2001(UU No.28/2004), maka yayasan tidak bisa digunakan sebagai sarana kegiatan yang bersifat komersial dan harus murni bersifat sosial.

(11)

ORGAN YAYASAN

Pembina ( Pasal 28-30 )

=> adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh UU atau AD.

Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang

berdasarkan rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi tinggi

untuk mencapai maksud dan t ujuan yayasan

Pengurus ( Pasal 31-39 )

=> adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari : ketua, sekretaris, dan bendahara. Ada 2 kewenangan yang harus mendapat perhatian

yaitu: kewenangan mengurus (daden van beheren), dan kewenangan

memutus/memiliki (daden van beschikking atau daden van eigendom,

Pasal 16 ayat 5 huruf I sd f UU Yayasan)

Pengawas ( Pasal 40-47 )

=> adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan pengurus.

Pengawas yayasan diangkat oleh pembina dan merupakan orang yang mampu melakukan tindakan hukum.

10/12/2015

(12)

Perubahan Pasal 5 dari UU No.16/2001 dalam UU

No. 28/2004

Badan Pengurus dapat menerima gaji dg

kekecualian yang ditentukan dalam AD, akan

tetapi segala biaya yang dikeluarkan oleh Badan

Pengurus untuk keperluan/ kepentingan Yayasan

ditanggung dan dibayar oleh Yayasan.

Beberapa perubahan lainnya: Pasal 3 (untuk

penjelasannya), dan lain-lain (lihat UU 28/2004)

(13)

10/12/2015

13

MENURUT UU YAYASAN : YAYASAN MEMPEROLEH STATUS BADAN

HUKUM SETELAH AKTA PENDIRIAN YAYASAN SESUAI DENGAN PASAL 9(2) MEMPEROLEH PENGESAHAN DARI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM (PASAL 11AYAT 1 UU 16/2001)

(14)

14

YAYASAN YANG TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM ADALAH :

DIDAFTARKAN DI PN DAN DIUMUMKAN DALAM TBNRI; ATAU

DIDAFTARKAN DI PN DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN DARI INSTANSI TERKAIT

MENURUT UU 16/2001 SEJAK 6 AGUSTUS 2002 HARUS DIBEDAKAN ADANYA:

YAYASAN SESUAI KETENTUAN PASAL 71(1) BUTIR a ATAU b JO. PASAL 71(1) BUTIR a ATAU b UU 28/2004;

YAYASAN YG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN DI ATAS.

YAYASAN UNTUK TETAP MEMILIKI STATUS SEBAGAI BADAN HUKUM HARUS MEMENUHI SYARAT :

DALAM WAKTU 3 TAHUN SEJAK BERLAKU UU YAYASAN (6-8-2002) WAJIB MENYESUAIKAN AD LAMA DENGAN UU YAYASAN

(15)

10/12/2015

15

SANKSI BERUPA DAPAT DIBUBARKAN BAGI YAYASAN

YANG TIDAK MELAKUKAN PENYESUAIAN DALAM WAKTU 3 TAHUN (SEBELUMNYA MENURUT UU 16/2001 DITETAPKAN 5 TAHUN) BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS PERMOHONAN KEJAKSAAN ATAU PIHAK YANG BERKEPENTINGAN.

SELANJUTNYA KETENTUAN MASALAH SANKSI NYA BERUBAH YANG SEMULA MENURUT PASAL 71(3) UU

16/2001 TSB. DENGAN UU 28/2004 DINYATAKAN “YAYASAN TDK DAPAT MENGGUNAKAN” KATA “YAYASAN” DI DEPAN NAMANYA BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS

PERMOHONAN KEJAKSAAN ATAU PIHAK YG KEPENTINGAN

(16)

16

YAYASAN YANG PADA 6 AGUSTUS 2002 TIDAK MEMENUHI PASAL 71(1) BUTIR a DAN b JO PASAL 71 (1) UU 28/2004, DEMI HUKUM BUBAR SEBAGAI BADAN

(17)

KEKAYAAN BAGI YAYASAN ADALAH UNSUR YANG MUTLAK /HARUS ADA, KRN PENGAKUAN THP YAYASAN SEBAGI BADAN HUKUM

TERKAIT ADANYA KEKAYAAN TSB.

DENGAN KEKAYAAN YAYASAN, DAN BERLAKUNYA UU 16/2001,

DALAM UU TSB DINYATAKAN ADANYA KEKAYAAN AWAL.( UNTUK SUATU PT BERLAKU KETENTUAN SYARAT TERSELENGGARANYA SUATU PRODI. JADI TERGANTUNG PRODI DARI SUATU PT)

DENGAN UU 16/2001, BAGI YAYASAN YANG BELUM MEPEROLEH

STATUS BDN HK, HARTA KEKAYAANYA AKAN KEMBALI KPD PENDIRI SEBAGAI KONSEKWENSI BAHWA YAYASAN MENURUT UU INI

MERUPAKAN PERBUATAN SEPIHAK

10/12/2015

(18)

TUJUAN TERTENTU DARI YAYASAN DIBIDANG SOSIAL,

KEAGAMAAN DAN KEMANUSIAAN. MENURUT PASAL 17 UU 16/2001 MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN TIDAK DPT

DIUBAH.

SUATU YAYASAN DI SAMPING ADA SK PENGESAHAN

YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM JUGA DIKENAL

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YANG MELIPUTI NAMA DAN KEGIATAN YAYASAN HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM, SEDANGKAN PERUBAHAN LAINNYA CUKUP DENGAN PEMBERITAHUAN KPD KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

PERUBAHAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN YANG LAMA, TERKAIT DENGAN PENYESUAIAN TERHADAP PENGELOMPOKKAN TERHADAP KETIGA KELOMPOK YG DITETAPKAN UU DAPAT DILAKUKAN.

ORGAN YAYASAN DALAM UU DITETAPKAN TERDIRI DARI: PEMBINA, PENGURUS DAN PENGAWAS DENGAN HAK DAN KEWAJIBAN MASING MASING DITETAPKAN DALAM AD.

PASAL 18 UU 16/2001, WEWENANG MENGUBAH AD ADA PADA

(19)

BAGI YAYASAN LAMA DENGAN BERLAKUNYA UU YAYASAN PERUBAHAN AD DALAM RANGKA PENYESUAIAN DIBAGI

MENJADI :YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SESUDAH UU 16/2001

BAGI YAYASAN YANG BERMAKSUD MENGUBAH AD SEBELUM UU YAYASAN, MAKA PELAKSANA PERUBAHAN SESUAI AD YAYASAN TERSEBUT, SEMENTARA BAGI YAYASAN YANG MELAKUKAN

SETELAH 6 AGUSTUS 2002, MAKA RAPAT TETAP DILAKUKAN OLEH ORGAN YG BERHAK MELAKUKAN PERUBAHAN AD SESUAI DG AD YAYASAN LAMA(PASAL 72A UU 28/2004) DG TATA CARA MNRT PASAL 18 UU 16/2001

10/12/2015

(20)

DIREKTUR JENDERAL AHU SUDAH MENGELUARKAN PENGUMUMAN NO. AHU-10.0T.03.01 TAHUN 2008. TERUTAMA DITUJUKAN KEPADA NOTARIS,

PENGUMUMAN INI MENGATUR PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN, PERSETUJUAN, PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN. DISEBUTKAN ANTARA LAIN BAHWA TERHITUNG SEJAK 6 OKTOBER 2008, DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM HANYA MENERIMA

PEMBERITAHUAN YAYASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 71 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2004 YANG SUDAH MENYESUAIKAN ANGGARAN DASAR YAYASAN SEBELUM 6 OKTOBER 2008.

PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DITUJUKAN KEPADA MENTERI C/Q DIRJEN AHU OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU

KUASANYA LEWAT NOTARIS. AGAR MENTERI DAPAT MENYETUJUI

PERMOHONAN DAN MENERBITKAN SURAT PEMBERITAHUAN YAYASAN,

PENGURUS ATAU KUASANYA HARUS MELAMPIRKAN ANTARA LAIN NERACA KEUANGAN DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP). SYARAT LAIN

ADALAH MELAMPIRKAN SALINAN AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN, SALINAN TAMBAHAN BERITA NEGARA RI YANG TELAH MEMUAT AKTA PENDIRIAN YAYASAN, DAN BUKTI PEMBAYARAN RP100 RIBU SEBAGAI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP).

(21)

PASAL 16 PP NO. 63/2008 MENYEBUTKAN PERMOHONAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR YAYASAN MENGENAI NAMA DAN KEGIATAN YAYASAN DIAJUKAN KEPADA MENTERI OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU KUASANYA MELALUI NOTARIS YANG MEMBUAT AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN. PERMOHONAN ITU WAJIB DISERTAI SALINAN AKTA

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, SALINAN NPWP, DAN BUKTI

PENYETORAN BIAYA PERSETUJUAN PERUBAHAN DAN PENGUMUMANNYA.

SEMENTARA, NERACA KEUANGAN YAYASAN YANG DILAMPIRKAN DALAM PERMOHONAN KEPADA MENTERI ADALAH YANG SUDAH DISETUJUI DAN DITANDATANGANI SEMUA PENGURUS ORGAN YAYASAN. NERACA

KEUANGAN DAN NPWP HRS DISERTAKAN MANAKALA PENGURUS HENDAK MENGUBAH ANGGARAN DASAR YAYASAN SESUAI AMANAT

UNDANG-UNDANG. PASAL 71 UU YAYASAN 2004 MENYEBUTKAN YAYASAN WAJIB MENYESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA APABILA MEMENUHI SYARAT. PERTAMA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI DAN DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK

INDONESIA. ATAU, KEDUA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI

PENGADILAN NEGERI DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN DARI INSTANSI TERKAIT, TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM DENGAN

KETENTUAN DALAM JANGKA WAKTU PALING LAMBAT TIGA TAHUN SEJAK UU YAYASAN BERLAKU.

10/12/2015

(22)

DALAM HAL TERJADI PERUBAHAN AD

3 istilah yang digunakan untuk keberadaan yayasan: “Pengesahan” untuk pertama kali didirikan;

“Persetujuan” untuk perubahan AD yg pernah disahkan menyangkut nama dan kegiatan

yayasan; “Pemberitahuan” untuk perubahan lain yang tidak menyangkut nama dan kegiatan.

AD yayasan dapat diubah kecuali mengenai “maksud” dan “tujuan”. 2 hal ini merupakan unsur esensial (Pasal 17 UU 16/2001)

Untuk sahnya perubahan AD harus dipenuhi :

1) Diputus rapat Pembina;

2) Dengan kuorum rapat Pembina sekurang-kurangnya 2/3, apabila tdk tercapai kuorum, maka dapat diselenggarakan rapat kedua dengan persyaratan kuorum tercapai 1/2 ;

3) Disetujui yang hadir 2/3. untuk rapat kedua cukup disetujui suara terbanyak dinyatakan sah

4) Dengan akta notaris

ALASAN PEMBUBARAN YAYASAN ( PASAL 62):

a) Jangka waktu berakhir

b) Tujuan Yayasan telah tercapai / tidak tercapai

c) Putusan pengadilan:

1. Melanggar ketertiban umum

2. Tidak mampu membayar utang

(23)

PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN LAHAN

KAMPUS PTS

Luas lahan tergantung bentuk perguruan tinggi-kepmendiknas 234 tahun 2000

Bentuk Perguruan Tinggi Luas lahan yang harus dipenuhi

Universitas : 10.000 m2

Institut : 8000 m2

Sekolah Tinggi : 5000 m2

Politeknik : 5000 m2

Akademi : 5000 m2

Akademi Komunitas : Tergantung kebutuhan

10/12/2015

(24)

STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH

Sertifikat Hak atas tanah untuk pendirian PTS baru atau Perubahan Bentuk:

1.Harus atas nama badan hukum yang akan mendirikan atau mengubah bentuk perguruan tinggi, atau

2.jika sertifikat bukan atas nama badan hukum yang akan mendirikan atau mengubah bentuk perguruan tinggi, harus ada perjanjian sewa menyewa tanah (dan

bangunan) yang dibuat secara notarial untuk jangka waktu 20 tahun dengan hak opsi;

(25)

STATUS HAK ATAS TANAH

1.Hak Milik

2.HGB : lihat jangka waktu berakhirnya

3.H Pakai : lihat jangka waktu berakhirnya.

Tanah wakaf- lihat peruntukannya.

Lahan harus dalam satu lokasi, setidaknya dalam satu

wilayah kabupaten vs Prodi diluar domisili- Permendiknas No 20-2011

10/12/2015

(26)

MASALAH YANG SERING DIJUMPAI

Hak atas tanah atas nama Pembina atau Pengurus,

kemudian dibuat perjanjian sewa lahan antara Pembina dan Pengurus ( misalnya suami sebagai Pembina dan Istri sebagai Pengurus).

Tanah berasal dari wakaf tetapi digunakan tidak sesuai peruntukannya. Misalnya dalam akta ikrar wakaf disebut peruntukannya untuk pesantren tetapi digunakan untuk perguruan tinggi.

Pengurus melakukan tindakan melakukan perbuatan

pengurusan (daden van beheren) berbeda dengan tindakan kepemilikan. Adakalanya hal ini tidak dipahami.

Melakukan sewa menyewa atau membeli tanah yang akan dijadikan lahan Perguruan tinggi tidak sesuai aturan.

Sertifikat masih atas nama pribadi bukan atas nama badan hukum

(27)

SELESAI

TERIMAKASIH

10/12/2015

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai model, dalam kondisi apapun, guru harus menjadi teladan. bagi siapapun khususnya teladan bagi para peserta didik,

Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan kemudian banyak berdiri di berbagai wilayah di Jawa serta beberapa yang ada di Sumatera, Kalimantan,

Kami membandingkan nilai rata-rata rasio hutang terhadap ekuitas untuk perusahaan yang terdaftar dan tidak terdaftar, untuk sektor yang berbeda untuk

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, sabun cuci tangan cair dapat dibuat dengan lebih mudah karena bahan baku yang mudah diperoleh serta harganya yang terjangkau.. Bahan

Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah cara belajar matematika lebih banyak (53%) dari pada jumlah siswa putra yang

Namun setelah diadakan penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan prinsip- prinsip syar’ih dalam transaksi mappasanrra tanah sawah pada masyarakat di

Meskipun Pemilu 2004 diwarnal oleh berbagai kerumltan, tetapi secara umum sistem Pemilu 2004 lebih balk dibandingkan Pemilu sebelumnya. Pemlllh dapat menentukan sendiri pilihannya,

Beberapa program secara garis besar diarahkan untuk peningkatan kapasitas kelompok pembatik agar turut serta dalam pembelajaran, diantaranya penyusunan dokumen