SOSIALISASI PENDIRIAN, PERUBAHAN
BENTUK, DAN PEMBUKAAN
PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI
SWASTA
BIDANG HUKUM
TIM LEMKERMA
KEMRISTEK DIKTI
2015
10/12/2015
2
YAYASAN SEBELUM DAN SETELAH BERLAKU UNDANG UNDANG YAYASAN SEBELUM BERLAKU UU 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, YAYASAN
TELAH MENDAPAT PENGAKUAN SEBAGAI BADAN HUKUM KARENA HUKUM KEBIASAAN, YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN. ADAPUN PENGAKUAN
TERHADAP YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM(SUBJEK HUKUM) KARENA ADANYA 3 UNSUR ESSENSIALIA TELAH DIPENUHI OLEH YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM, YAITU ADANYA: KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN, UPAYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN IDIIL DAN ADANYA PENGURUS
SEJAK BERLAKU UU 16/2001 YANG KEMUDIAN DIIKUTI PERUBAHAN
DENGAN UU 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU 16
Pengertian Yayasan :
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam mencapai tujuan tertentu dibidang social, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. (Pasal.1 ayat 1 UU No.16/2001)
Yayasan sebagai badan hukum terkait dengan pertanggungjawaban yang terbatas
Pada prinsipnya suatu badan diadakan dengan tujuan menghimpun anggota. Pada yayasan tidak dikenal
anggota, hal ini juga dalam Wet op stichting di Belanda di sana dikenal ada yang disebut Donateurs yang secara
berkala memberikan sumbangan kepada yayasan
tanpa memiliki hak-hak termasuk mengontrol yayasan
Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang
kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.
10/12/2015
TIGA TIPE YAYASAN
Tipe Pertama:
Mengumpulkan dana dari para Dermawan atau donatur untuk disalurkan pada badan-badan yang melakukan kegiatan social (non operasional)
Tipe Kedua :
Yayasan yang langsung menyelenggarakan lembaga-lembaga social
yang bersangkutan, pendidikan (dari SD s.d PT), rumah sakit, dll. Yayasan ini mencari kelebihan hasil usaha untuk melanjutkan kegiatan sosialnya
(operasional)
Tipe Ketiga
Yayasan yang mendirikan Perseroan Terbatas (PT), dengan memiliki PT maka akan diperoleh deviden yang digunakan untuk menyumbang kegiatan social yang dilakukan oleh pihak lain atau yayasan itu sendiri (Pasal 7 ayat 1 UU No.16/2001). yayasan tdk perlu mendirikan perusahaan baru tapi bisa melakukan penyertaan, joint venture. Penyertaan tidak lebih dari 25% dari seluruh kekayaan yayasan
Sebenarnya Terdapat tipe lainnya sebagai Tipe Keempat sebagai Yayasan Terselubung yang didirikan untuk berbagai usaha bisnis yang seharusnya tidak bernaung dibawah yayasan tapi dalam bentuk PT. bentuk ini harus dicermati karena bertentangan dengan prinsip didirikannya yayasan
Pihak Yang Terkait Dengan Keabsahan Yayasan
1. Notaris
2. Kemenkum dan HAM
3. Kejaksaan
4. Pengadilan Negeri
10/12/2015
Kedudukan Yayasan
Yayasan mempunyai tempat kedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia sebagai domisili
dari yayasan.
Sumber dari Kekayaan yayasan dapat diperoleh :
Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat
Wakaf
Hibah
Hibah wasiat
Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan atau peraturan
perundangan yang berlaku
SYARAT PENDIRIAN
Sebelum adanya UU, pendirian yayasan berdasarkan Hukum kebiasaan dan yurisprudensi. Saat ini pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang
No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang
No. 28 Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
Yang dimaksud “Satu orang” adalah orang perorangan, atau badan hukum.
Pendiri yayasan adalah WNI, WNA atau Badan hukum asing. Namun
demikian, untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama
dengan orang asing akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).
2. Pendiri harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan. Hal ini sama seperti PT, dimana pendiri “menyetorkan” sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemudian uang tersebut selanjutnya menjadi Modal
awal/kekayaan Yayasan.
3. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.
4. Yayasan harus memiliki organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus dan Pengawas
10/12/2015
5. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau
bersama orang asing, mengenai syarat dan tata
cara pendiriannya diatur dengan peraturan
pemerintah
6. Yayasan memperoleh status badan hukum
setelah akta pendirian yayasan memperoleh
pengesahan dari menteri
7. Yayasan tidak boleh memakai nama yang :
telah dipakai secara sah oleh yayasan lain
bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan
8. Nama yayasan harus didahului kata
“
yayasan
”
9. Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu
tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam
PROSES PENDIRIAN
1. Menyerahkan Dokumen-dokumen yang diperlukan 2. Penandatanganan Akta Pendirian Yayasan
3. Surat Keterangan Domisili Usaha 4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
5. Pengesahan Yayasan menjadi Badan Hukum di Kemenkum dan HAM
6. Pengumuman dalam BNRI.
Mengapa perlu pengesahan terhadap yayasan? Dalam lembaga pengesahan menganut system preventif. Tindakan yang dilakukan saat belum mendapat pengesahan (Pasal 13 A UU 28/2004)
Perlu diumumkan dalam TBNRI. Tindakan pengumuman untuk antisipasi tindakan pengurus yang Ultra Vires (Melampaui kewenangan dalam AD). Dengan tindakan tersebut Yayasan tidak bertanggung jawab tetapi menjadi tanggung jawab pribadi
10/12/2015
Formalitas yang harus dipenuhi suatu yayasan
Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP) dari Kelurahan/kecamatan setempat
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Yayasan
Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial) atau
Ijin/terdaftar di Departemen Agama untuk Yayasan yang bersifat keagamaan (jika diperlukan).
Pendirian yayasan pada saat ini harus di ikuti tujuan yang benar-benar bersifat sosial. Sejak berlakunya
Undang-Undang No. 16/2001(UU No.28/2004), maka yayasan tidak bisa digunakan sebagai sarana kegiatan yang bersifat komersial dan harus murni bersifat sosial.
ORGAN YAYASAN
Pembina ( Pasal 28-30 )
=> adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh UU atau AD.
Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang
berdasarkan rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi tinggi
untuk mencapai maksud dan t ujuan yayasan
Pengurus ( Pasal 31-39 )
=> adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari : ketua, sekretaris, dan bendahara. Ada 2 kewenangan yang harus mendapat perhatian
yaitu: kewenangan mengurus (daden van beheren), dan kewenangan
memutus/memiliki (daden van beschikking atau daden van eigendom,
Pasal 16 ayat 5 huruf I sd f UU Yayasan)
Pengawas ( Pasal 40-47 )
=> adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan pengurus.
Pengawas yayasan diangkat oleh pembina dan merupakan orang yang mampu melakukan tindakan hukum.
10/12/2015
Perubahan Pasal 5 dari UU No.16/2001 dalam UU
No. 28/2004
Badan Pengurus dapat menerima gaji dg
kekecualian yang ditentukan dalam AD, akan
tetapi segala biaya yang dikeluarkan oleh Badan
Pengurus untuk keperluan/ kepentingan Yayasan
ditanggung dan dibayar oleh Yayasan.
Beberapa perubahan lainnya: Pasal 3 (untuk
penjelasannya), dan lain-lain (lihat UU 28/2004)
10/12/2015
13
MENURUT UU YAYASAN : YAYASAN MEMPEROLEH STATUS BADANHUKUM SETELAH AKTA PENDIRIAN YAYASAN SESUAI DENGAN PASAL 9(2) MEMPEROLEH PENGESAHAN DARI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM (PASAL 11AYAT 1 UU 16/2001)
14
YAYASAN YANG TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM ADALAH :
DIDAFTARKAN DI PN DAN DIUMUMKAN DALAM TBNRI; ATAU
DIDAFTARKAN DI PN DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN DARI INSTANSI TERKAIT
MENURUT UU 16/2001 SEJAK 6 AGUSTUS 2002 HARUS DIBEDAKAN ADANYA:
YAYASAN SESUAI KETENTUAN PASAL 71(1) BUTIR a ATAU b JO. PASAL 71(1) BUTIR a ATAU b UU 28/2004;
YAYASAN YG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN DI ATAS.
YAYASAN UNTUK TETAP MEMILIKI STATUS SEBAGAI BADAN HUKUM HARUS MEMENUHI SYARAT :
DALAM WAKTU 3 TAHUN SEJAK BERLAKU UU YAYASAN (6-8-2002) WAJIB MENYESUAIKAN AD LAMA DENGAN UU YAYASAN
10/12/2015
15
SANKSI BERUPA DAPAT DIBUBARKAN BAGI YAYASANYANG TIDAK MELAKUKAN PENYESUAIAN DALAM WAKTU 3 TAHUN (SEBELUMNYA MENURUT UU 16/2001 DITETAPKAN 5 TAHUN) BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS PERMOHONAN KEJAKSAAN ATAU PIHAK YANG BERKEPENTINGAN.
SELANJUTNYA KETENTUAN MASALAH SANKSI NYA BERUBAH YANG SEMULA MENURUT PASAL 71(3) UU
16/2001 TSB. DENGAN UU 28/2004 DINYATAKAN “YAYASAN TDK DAPAT MENGGUNAKAN” KATA “YAYASAN” DI DEPAN NAMANYA BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS
PERMOHONAN KEJAKSAAN ATAU PIHAK YG KEPENTINGAN
16
YAYASAN YANG PADA 6 AGUSTUS 2002 TIDAK MEMENUHI PASAL 71(1) BUTIR a DAN b JO PASAL 71 (1) UU 28/2004, DEMI HUKUM BUBAR SEBAGAI BADAN
KEKAYAAN BAGI YAYASAN ADALAH UNSUR YANG MUTLAK /HARUS ADA, KRN PENGAKUAN THP YAYASAN SEBAGI BADAN HUKUM
TERKAIT ADANYA KEKAYAAN TSB.
DENGAN KEKAYAAN YAYASAN, DAN BERLAKUNYA UU 16/2001,
DALAM UU TSB DINYATAKAN ADANYA KEKAYAAN AWAL.( UNTUK SUATU PT BERLAKU KETENTUAN SYARAT TERSELENGGARANYA SUATU PRODI. JADI TERGANTUNG PRODI DARI SUATU PT)
DENGAN UU 16/2001, BAGI YAYASAN YANG BELUM MEPEROLEH
STATUS BDN HK, HARTA KEKAYAANYA AKAN KEMBALI KPD PENDIRI SEBAGAI KONSEKWENSI BAHWA YAYASAN MENURUT UU INI
MERUPAKAN PERBUATAN SEPIHAK
10/12/2015
TUJUAN TERTENTU DARI YAYASAN DIBIDANG SOSIAL,
KEAGAMAAN DAN KEMANUSIAAN. MENURUT PASAL 17 UU 16/2001 MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN TIDAK DPT
DIUBAH.
SUATU YAYASAN DI SAMPING ADA SK PENGESAHAN
YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM JUGA DIKENAL
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YANG MELIPUTI NAMA DAN KEGIATAN YAYASAN HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM, SEDANGKAN PERUBAHAN LAINNYA CUKUP DENGAN PEMBERITAHUAN KPD KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
PERUBAHAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN YANG LAMA, TERKAIT DENGAN PENYESUAIAN TERHADAP PENGELOMPOKKAN TERHADAP KETIGA KELOMPOK YG DITETAPKAN UU DAPAT DILAKUKAN.
ORGAN YAYASAN DALAM UU DITETAPKAN TERDIRI DARI: PEMBINA, PENGURUS DAN PENGAWAS DENGAN HAK DAN KEWAJIBAN MASING MASING DITETAPKAN DALAM AD.
PASAL 18 UU 16/2001, WEWENANG MENGUBAH AD ADA PADA
BAGI YAYASAN LAMA DENGAN BERLAKUNYA UU YAYASAN PERUBAHAN AD DALAM RANGKA PENYESUAIAN DIBAGI
MENJADI :YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SESUDAH UU 16/2001
BAGI YAYASAN YANG BERMAKSUD MENGUBAH AD SEBELUM UU YAYASAN, MAKA PELAKSANA PERUBAHAN SESUAI AD YAYASAN TERSEBUT, SEMENTARA BAGI YAYASAN YANG MELAKUKAN
SETELAH 6 AGUSTUS 2002, MAKA RAPAT TETAP DILAKUKAN OLEH ORGAN YG BERHAK MELAKUKAN PERUBAHAN AD SESUAI DG AD YAYASAN LAMA(PASAL 72A UU 28/2004) DG TATA CARA MNRT PASAL 18 UU 16/2001
10/12/2015
DIREKTUR JENDERAL AHU SUDAH MENGELUARKAN PENGUMUMAN NO. AHU-10.0T.03.01 TAHUN 2008. TERUTAMA DITUJUKAN KEPADA NOTARIS,
PENGUMUMAN INI MENGATUR PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN, PERSETUJUAN, PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN. DISEBUTKAN ANTARA LAIN BAHWA TERHITUNG SEJAK 6 OKTOBER 2008, DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM HANYA MENERIMA
PEMBERITAHUAN YAYASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 71 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2004 YANG SUDAH MENYESUAIKAN ANGGARAN DASAR YAYASAN SEBELUM 6 OKTOBER 2008.
PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DITUJUKAN KEPADA MENTERI C/Q DIRJEN AHU OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU
KUASANYA LEWAT NOTARIS. AGAR MENTERI DAPAT MENYETUJUI
PERMOHONAN DAN MENERBITKAN SURAT PEMBERITAHUAN YAYASAN,
PENGURUS ATAU KUASANYA HARUS MELAMPIRKAN ANTARA LAIN NERACA KEUANGAN DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP). SYARAT LAIN
ADALAH MELAMPIRKAN SALINAN AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN, SALINAN TAMBAHAN BERITA NEGARA RI YANG TELAH MEMUAT AKTA PENDIRIAN YAYASAN, DAN BUKTI PEMBAYARAN RP100 RIBU SEBAGAI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP).
PASAL 16 PP NO. 63/2008 MENYEBUTKAN PERMOHONAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR YAYASAN MENGENAI NAMA DAN KEGIATAN YAYASAN DIAJUKAN KEPADA MENTERI OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU KUASANYA MELALUI NOTARIS YANG MEMBUAT AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN. PERMOHONAN ITU WAJIB DISERTAI SALINAN AKTA
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, SALINAN NPWP, DAN BUKTI
PENYETORAN BIAYA PERSETUJUAN PERUBAHAN DAN PENGUMUMANNYA.
SEMENTARA, NERACA KEUANGAN YAYASAN YANG DILAMPIRKAN DALAM PERMOHONAN KEPADA MENTERI ADALAH YANG SUDAH DISETUJUI DAN DITANDATANGANI SEMUA PENGURUS ORGAN YAYASAN. NERACA
KEUANGAN DAN NPWP HRS DISERTAKAN MANAKALA PENGURUS HENDAK MENGUBAH ANGGARAN DASAR YAYASAN SESUAI AMANAT
UNDANG-UNDANG. PASAL 71 UU YAYASAN 2004 MENYEBUTKAN YAYASAN WAJIB MENYESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA APABILA MEMENUHI SYARAT. PERTAMA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI DAN DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA. ATAU, KEDUA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI
PENGADILAN NEGERI DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN DARI INSTANSI TERKAIT, TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM DENGAN
KETENTUAN DALAM JANGKA WAKTU PALING LAMBAT TIGA TAHUN SEJAK UU YAYASAN BERLAKU.
10/12/2015
DALAM HAL TERJADI PERUBAHAN AD
3 istilah yang digunakan untuk keberadaan yayasan: “Pengesahan” untuk pertama kali didirikan;
“Persetujuan” untuk perubahan AD yg pernah disahkan menyangkut nama dan kegiatan
yayasan; “Pemberitahuan” untuk perubahan lain yang tidak menyangkut nama dan kegiatan.
AD yayasan dapat diubah kecuali mengenai “maksud” dan “tujuan”. 2 hal ini merupakan unsur esensial (Pasal 17 UU 16/2001)
Untuk sahnya perubahan AD harus dipenuhi :
1) Diputus rapat Pembina;
2) Dengan kuorum rapat Pembina sekurang-kurangnya 2/3, apabila tdk tercapai kuorum, maka dapat diselenggarakan rapat kedua dengan persyaratan kuorum tercapai 1/2 ;
3) Disetujui yang hadir 2/3. untuk rapat kedua cukup disetujui suara terbanyak dinyatakan sah
4) Dengan akta notaris
ALASAN PEMBUBARAN YAYASAN ( PASAL 62):
a) Jangka waktu berakhir
b) Tujuan Yayasan telah tercapai / tidak tercapai
c) Putusan pengadilan:
1. Melanggar ketertiban umum
2. Tidak mampu membayar utang
PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN LAHAN
KAMPUS PTS
Luas lahan – tergantung bentuk perguruan tinggi-kepmendiknas 234 tahun 2000
Bentuk Perguruan Tinggi Luas lahan yang harus dipenuhi
Universitas : 10.000 m2
Institut : 8000 m2
Sekolah Tinggi : 5000 m2
Politeknik : 5000 m2
Akademi : 5000 m2
Akademi Komunitas : Tergantung kebutuhan
10/12/2015
STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH
Sertifikat Hak atas tanah untuk pendirian PTS baru atau Perubahan Bentuk:
1.Harus atas nama badan hukum yang akan mendirikan atau mengubah bentuk perguruan tinggi, atau
2.jika sertifikat bukan atas nama badan hukum yang akan mendirikan atau mengubah bentuk perguruan tinggi, harus ada perjanjian sewa menyewa tanah (dan
bangunan) yang dibuat secara notarial untuk jangka waktu 20 tahun dengan hak opsi;
STATUS HAK ATAS TANAH
1.Hak Milik
2.HGB : lihat jangka waktu berakhirnya
3.H Pakai : lihat jangka waktu berakhirnya.
Tanah wakaf- lihat peruntukannya.
Lahan harus dalam satu lokasi, setidaknya dalam satu
wilayah kabupaten vs Prodi diluar domisili- Permendiknas No 20-2011
10/12/2015
MASALAH YANG SERING DIJUMPAI
Hak atas tanah atas nama Pembina atau Pengurus,
kemudian dibuat perjanjian sewa lahan antara Pembina dan Pengurus ( misalnya suami sebagai Pembina dan Istri sebagai Pengurus).
Tanah berasal dari wakaf tetapi digunakan tidak sesuai peruntukannya. Misalnya dalam akta ikrar wakaf disebut peruntukannya untuk pesantren tetapi digunakan untuk perguruan tinggi.
Pengurus melakukan tindakan melakukan perbuatan
pengurusan (daden van beheren) berbeda dengan tindakan kepemilikan. Adakalanya hal ini tidak dipahami.
Melakukan sewa menyewa atau membeli tanah yang akan dijadikan lahan Perguruan tinggi tidak sesuai aturan.
Sertifikat masih atas nama pribadi bukan atas nama badan hukum
SELESAI
TERIMAKASIH
10/12/2015