• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH STD 3 dan 5 -KOPERTIS WIL 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH STD 3 dan 5 -KOPERTIS WIL 4"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDAMPINGAN PENGISIAN BORANG AIPT

DI PERGURAN TINGGI SWASTA- KOPERTIS WILAYAH 4

MATERI

STANDAR 3: MAHASISWA DAN LULUSAN

STANDAR 5: KURIKULUM DAN PROSES PEMBELAJARAN

FASILITATOR:

PROF. DR. ANNA PERMANASARI, MSi.

Senin, 14 Agustus 2017

(2)

PENDAHULUAN

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, PP RI Nomor 19 tahun 2005 dan peraturan serta PP No 15 tahun 2015 menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah terkait pendidikan tinggi mengarah pada mutu dan akuntabilitas publik institusi perguruan tinggi dan program studi. Oleh karena itu, maka akreditasi program studi menjadi penting untuk menjadi prioritas dalam program kerja Kemenristekdikti. Langkah kemenristek dikti melalui Kopertis Wilayah 4 untuk memberikan fasilitasi terkait persiapan akreditasi bagi prodi yang masih memerlukan

merupakan langkah yang tepat.

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) yang merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah/Kemenristek dikti dalam penjaminan mutu PT, menetapkan kriteria penilaian yang sifatnya terbuka, sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.

Perguruan tinggi bertanggung jawab penuh terhadap implementasi fungsi Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, system tata kelola PT sangat menentukan kemajuan suatu PT. Diantara regulasi yang ditetapkan PT, regulasi terkait penjaminan mutu internal dan eksternal merupakan salahsatu yang akan menjadi kunci keberhasilan PT. keberadaan satuan penjaminan mutu, mulai dari tingakat universitas sampai tingkat prodi harus menjadi hal yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Penjaminan mutu internal diperlukan untuk memastikan bahwa semua unit/prodi di PT memperhatikan mutu, menegakkan otonomi, mengembangkan diri sebagai penyelenggara kegiatan akademik/profesional sesuai dengan bidang studi yang dikelolanya, dan turut serta dalam meningkatkan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan, serta melakukan tindak perbaikan mutu secara berkelanjutan. Selain untuk memastikan berjalannya implementasi mutu, penjaminan mutu eksternal (BAN PT dan lainnya) diperlukan untuk memposisikan mutu suatu PT dibandingkan dengan standar yang ditetapkan secara nasional. Lebih lanjut, penjaminan mutu PT diperlukan untuk membandingkan posisi keunggulan kompetitifnya dibandingkan dengan PT lain.

(3)

evaluasinya). Makalah ini akan mencoba menguraikan lebih rinci mengenai teknikpengisian borang utamanya pada standar 3 dan 5, serta mengangkat sejumlah best practices terkait kedua standar tersebut.

MATERI DAN PEMBAHASAN

A. STANDAR 3: Mahasiswa Dan Lulusan

Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan yang terkait erat dengan mutu calon mahasiswa. Perguruan tinggi harus memiliki sistem seleksi yang andal, akuntabel, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Di dalam standar ini PT harus harus menguraikan fokus dan komitmen yang tinggi terhadap mutu penyelenggaraan proses akademik (pendidikan, penelitian, dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat) dalam rangka memberikan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang mampu bersaing. Standar ini juga mencakup bagaimana PT memastikan bahwa program studi memperlakukan dan memberikan layanan prima kepada mahasiswa dan lulusannya. Termasuk di dalamnya segala urusan yang berkenaan dengan upaya program studi untuk memperoleh mahasiswa yang bermutu tinggi melalui sistem dan program rekrutmen, seleksi, pemberian layanan akademik/fisik/sosial-pribadi, monitoring dan evaluasi keberhasilan mahasiswa (outcome) dalam menempuh pendidikan di program studi sarjana, penelaahan kebutuhan dan kepuasan mahasiswa serta pemangku kepentingan, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi, dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemangku kepentingan.

Mahasiswa adalah kelompok pemangku kepentingan internal yang harus mendapatkan manfaat, dan sekaligus sebagai pelaku proses pembentukan nilai tambah dalam penyelenggaraan kegiatan/program akademik yang bermutu tinggi di program studi sarjana. Mahasiswa merupakan pebelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial, pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai profesionalisme, kemampuan adaptif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia profesi dan atau dunia kerja.

(4)

salah satu keluaran langsung dari proses pendidikan yang dilakukan oleh program studi sarjana, lulusan yang bermutu memiliki ciri penguasaan kompetensi akademik termasuk hard skills dan soft skills sebagaimana dinyatakan dalam sasaran mutu serta dibuktikan dengan kinerja lulusan di masyarakat sesuai dengan profesi dan bidang ilmu.

PT harus memastikan bahwa semua program studi memiliki sistem pengelolaan lulusan yang baik sehingga mampu menjadikannya sebagai human capital bagi program studi yang bersangkutan.

Perhatikan Buku IIIA tentang petunjuk pengisian borang AIPT. Beberapa best practices (non-contoh) yang seringkali terjadi dalam pengisian borang adalah sebagai berikut:

1. Tidak lengkap menguraikan tentang sistem rekrutmen mahasiswa, yang meliputi kebijakan, prosedur, instrument, serta system pengambilan keputusan tentang mahasiswa yang diterima.

2. Tidak mencantumkan acuan/dokumen terkait

3. Tidak mencantumkan kebijakan tentang penerimaan mahasiswa disability (fisik dan ekonomi)

4. Tidak memastikan keberadaan kebijakan penerimaan mahasiswa dengan prinsip ekuitas (SARA, gender, status social dan politik)

5. Tidak memastikan konsistensi keterlaksanaannya. 6. Tidak ada mahasiwa dari luar provinsi.

7. Instrumen seleksi ada namun tidak ada penjelasan tentang keterpercayaannya.

8. Pengukuran kepuasan mahasiswa hanya secara kualitiatif, tidak ada data, tidak menyatakan keberadaan instrumen, tidak memastikan tingkat kepercayaan instrumen 9. Hasil pengukuran kepuasan tidak mudah diakses oleh pimpinan PT.

10. Pengisian tabel 3.2.1. keliru 11. Tracer Study

a. Tidak menguraikan secara lengkap metode, proses dan mekanisme kegiatan studi pelacakan tersebut.

b. Tidak menjelaskan bentuk tindak lanjut dari hasil kegiatan ini. c. Tidak menuliskan keberkalaan.

d. Saat AL : data setiap prodi bolong-bolong.

12. Uraian no 3.4 tidak memisahkan uraian aktivitas dan hasil kegiatan dari himpunan alumni untuk kemajuan program studi dalam kegiatan akademik dari non akademik

(5)
(6)

B. STANDAR 5: Kurikulum, Pembelajaran, Dan Suasana Akademik

Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu sistem pembelajaran di PT umumnya, dan di program studi khususnya. Kurikulum adalah rancangan seluruh kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan program studi sarjana dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan program studi sarjana. Kurikulum disusun berdasarkan kajian mendalam tentang hakekat keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan tercapainya kompetensi lulusan yang dicakup oleh suatu program studi sarjana dengan memperhatikan standar mutu, dan visi, misi program studi sarjana. Sesuai dengan kebutuhan masing-masing program studi sarjana, program studi sarjana menetapkan kurikulum dan pedoman yang mencakup struktur, tataurutan, kedalaman, keluasan, dan penyertaan komponen tertentu.

Pembelajaran (tatap muka atau jarak jauh) adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan belajar, seperti perkuliahan, praktikum atau praktek, magang, pelatihan, diskusi, lokakarya, seminar, dan tugas-tugas pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan berbagai pendekatan, strategi, dan teknik, yang menantang agar dapat mengkondisikan mahasiswa berfikir kritis, bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang digunakan berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan kondisi pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan kelompok.

Evaluasi hasil belajar adalah upaya untuk mengetahui sampai di mana mahasiswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, dan menggunakan hasilnya dalam membantu mahasiswa memperoleh hasil yang optimal. Evaluasi mencakup semua ranah belajar dan dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel dengan menggunakan instrumen yang sahih dan andal, serta menggunakan penilaian acuan patokan (criterion-referenced evaluation). Evaluasi hasil belajar difungsikan dan didayagunakan untuk mengukur pencapaian akademik mahasiswa, kebutuhan akan remedial serta metaevaluasi yang memberikan masukan untuk perbaikan sistem pembelajaran.

(7)

penerapan etika akademik secara konsisten.

Beberapa kesalahan yang dapat digunakan sebagai best practices (non-contoh) yang umum dilakukan oleh pengisi borang pada standar ini adalah sebagai berikut.

1. PT tidak memiliki dokumen kebijakan tentang pengembangan kurikulum yang lengkap (kebijakan, peraturan, pedoman/buku panduan

2. PT tidak memastikan bahwa setiap prodi memiliki dokumen tersebut. 3. Tidak ada unit khusus di PT yang mengelola kurikulum dan pembelajaran

4. Data terkait analisis, evaluasi, dan tindaklanjut pemutakhiran kurikulum tidak ada 5. Tidak ada unit khusus kajian tentang kurikulum/pembelajaran di tingkat PT

6. Pedoman penyelenggaraan akademik tidak encerminkan integrase penelitian, PkM dan pembelajaran.

7. Dokumen dan implementasi tentang kebijakan pengembangan suasana akademik tidak ada merata di setiap fakultas.

8. Keberkalaan implementasi kebijakan suasana akademik tidak dinyatakan dalam borang 9. Uraian pedoman/dokumen acuan untuk pengembangan perilaku kecendikiawanan

mahasiswa, selalu diasumsikan sebagai pedoman upaya membangun suasana akademik.

Sebenarnya, kesalahan-kesalahan di atas tidak perlu terjadi seandainya pengisi borang memcermati benar petunjuk pengisiannya. Demikian pula pengiisi borang dapat pula menggunakan cara penilaian yang dapat di unduh dari situ BAN-PT dan dipelajari.

PENUTUP

(8)

oleh kelompok/Tim, pastikan komitmen pimpinan PT dan yayasan. Seharusnya, pimpinan PT menjadi orang yang paling menguasai isi borang, sehingga asesor akan memberikan penilaian/apresiasi lebih besar.

DAFTAR RUJUKAN

ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). 2001. Accreditation Policy and Procedure Manual – Effective for Evaluation During the 2002 – 2003 Accreditation Cycle.

Baltimore, MD: Accreditation Board for Engineering and Technology, Inc.

Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities. 2001. Handbook of Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.

Baldridge National Quality Program. 2008. Education Criteria for Performance Excellence. Gaithhersburg, MD: Baldridge National Quality Program.

BAN-PT. 2000. Guidelines for External Accreditation of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT. 2000. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.

Referensi

Dokumen terkait

Pada luka bakar derajat 2 dibagi menjadi 2 macam diantaranya: dangkal ( superficial partial thickness ), yaitu kerusakan jaringan pada epidermis dan lapisan atas

Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji F sebesar 0,009 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel bebas yang

Bahasa Arab sebagaimana bahasa-bahasa yang lain memiliki empat keterampilan berbahasa ( ﺔﻐﻠﻟا ةرﺎﮭﻣ ) atau dikenal pula dengan ﺔﻐﻠﻟا نﻮﻨﻓ

RSIA HARAPAN BUNDA SIDOARJO merupakan Rumah Sakit Khusus yang memiliki berbagai pelayanan medis dan alat penunjang medis yang memadai yang akan menunjang

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Mukomuko Tahun 2020, dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi pencapaian

Penelitian berangkat dari adanya potensi dan masalah, potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam penelitian ini Indonesia

KOTA BDG (IR.. BANJ/CANGKUANG)- CIREUNGIT 1.100

budaya lisan tersebut dilupakan begitu saja karena ditelan modernisasi. Pemikiran orang yang semakin rasional membuat masyarakat mulai tidak mempercayai dan mulai melupakan