• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3

1. PRELAB

1.1 Contoh Bahan Kimia pada Simbol Berbahaya Masing-masing 2 Beserta Gambar Simbol

Simbol Keterangan Contoh Zat

(Widhy, 2009)

Simbol gambar ini berarti Corrosive (Korosif) Belerang Dioksida (SO2) Asam Klorida (HCl)

(Tiarani, 2016).

(Widhy, 2009)

Simbol gambar ini berarti Flammable (Mudah Terbakar)

Benzene (C6H6) Aseton (C6H3O) (Kristianingrum, 2012).

(Widhy, 2009)

Simbol gambar ini berarti Harmful Irritation (Mudah Menyebabkan Iritasi)

Ammonia (NH3) Natrium Hidroksida

(NaOH)

(Kristianingrum, 2012).

(Widhy, 2009)

Simbol gambar ini berarti Toxic (Beracun) Asam Sulfat (H2SO4) Merkuri Klorida (HgCl2)

(Tiarani, 2016).

(Widhy, 2009)

Simbol gambar ini berarti Explosive (Mudah Meledak)

Ammonium Nitrat (NH4) (NO3)

(2)

1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) Bahan Kimia yang Disebutkan di Atas i). MSDS Sulfur Dioksida

- Sifat: Corrosive Keadaan Fisik: Gas Bau: Berbau

Warna: Tidak Berwarna (Dikshith, 2013). - Pengenalan Bahaya

Pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. (Dikshith, 2013).

- Pertolongan Pertama:

· Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih. · Berikan pengobatan atau pernapasan buatan.

· Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat. (Dikshith, 2013). ii). MSDS Asam Klorida

- Sifat: Corrosive

Keadaan Fisik: Cairan. Bau : Pedas.

Warna: Tidak Berwarna, Menyala Kuning. (Kristianingrum, 2012). - Pengenalan Bahaya

Sangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali, air. Sangat korosif di hadapan aluminium, tembaga, stainless steel (304), dari stainless steel (316). Non-korosif terhadap kaca. (Kristianingrum, 2012).

- Pertolongan Pertama:  Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.  Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan.

 Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera pertolongan medis.

 Terhirup:

(3)

 *Peringatan:

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.

 Tertelan:

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh tim medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Carilah bantuan medis jika gejala muncul. (Kristianingrum, 2012). iii). MSDS Benzena

- Sifat: Flammable Keadaan fisik: Cairan Bau: Berbau Manis

Warna: Tidak Berwarna (Harjanto, 2011). - Pengenalan Bahaya

Paparan benzena bisa mengakibatkan efek kesehatan yang sangat serius. Paparan tingkat tinggi menyebabkan gangguan pernapasan, pusing, mengantuk, sakit kepala, dan mual. Jika tertelan, benzena membuat detak jantung menjadi lebih cepat, muntah, dan iritasi lambung. Benzena yang tertelan dalam jumlah besar bahkan bisa mengakibatkan kematian. (Harjanto, 2011).

- Pertolongan Pertama:  Kontak mata :

Siram mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Kemudian bisa langsung perhatian medis.

 Terkena Kulit :

Cuci kulit dengan sabun dan air selama minimal 15 menit  Tertelan:

Hubungi pusat lokal pengendalian racun atau dokter segera. Jangan membuat orang sadar muntah.

 Inhalasi :

Jika terjadi efek samping, lap ke daerah yang terkontaminasi. Berikan pernafasan buatan jika tidak bernapas. Jika sulit bernapas, oksigen harus diberikan oleh teknisi ahli.

 Kebakaran besar:

Gunakan busa biasa atau dengan semprotan air halus. (Harjanto, 2011).

iv). MSDS Aseton

- Sifat: Highly Flammable Keadaan Fisik: Cairan Bau: Berbau

(4)

- Pengenalan Bahaya:

Meski sudah lumrah dijadikan sebagai bahan untuk keperluan rumah tangga, kecantikan, dan industri, aseton juga bisa menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh manusia. Keracunan aseton biasa disebut dengan ketoasidosis yang terjadi apabila jumlah aseton dalam tubuh melebihi ambang batas normal. (Dikshith, 2013).

- Pertolongan Pertama:  Umum:

Jika ragu dalam hal apapun, atau bila gejala terus berlangsung, carilah bantuan medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang di bawah sadar. Jika pingsan, atur ke posisi pemulihan dan cari saran medis.

 Penghirupan:

Pindahkan orang yang terkena ke tempat berudara segar. Jaga agar orang tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jika tidak bernapas, jika napas tidak teratur atau jika terjadi serangan pernapasan, sediakan pernapasan buatan atau oksigen oleh petugas terlatih.

 Kontak kulit:

Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan sabun dan air sampai bersih atau gunakan pembersih kulit yang diakui. Jangan menggunakan pelarut atau pengencer.

 Kontak mata:

Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada. Segera basuh mata dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Segera dapatkan pertolongan medis.

 Tertelan:

Jika tertelan, segera dapatkan pertolongan dari tim medis. Jaga agar orang tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jangan memaksa orang tersebut untuk muntah. (Dikshith, 2013).

v). MSDS Ammonia

- Sifat: Harmful Irritation Keadaan Fisik: Gas

Bau: Berbau Khas Ammonia

Warna: Tidak Berwarna (Harjanto, 2011). - Pengenalan Bahaya:

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. (Harjanto, 2011).

- Pertolongan Pertama:  Terhirup:

Bawa ke tempat aman dan udara yang segar, beri pernapasan buatan jika perlu, segera bawa ke dokter.

(5)

Cuci dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit dan segera bawa ke dokter. (Harjanto, 2011).

vi). MSDS Natrium Hidroksida - Sifat:Harmful Irritation

Keadaan Fisik: Solid Bau: Berbau

Warna: Putih (Harjanto, 2011). - Pengenalan Bahaya:

Senyawa ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan, namun memiliki sifat yang mudah beriritasi. (Harjanto, 2011).

- Pertolongan Pertama:  Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

 Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit dan keluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.  Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.

 Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

 Serius Terhirup:

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

*Peringatan:

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.

 Tertelan:

Jangan berusaha muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Segera cari bantuan medis jika gejala muncul. (Harjanto, 2011).

vii). MSDS Asam Sulfat - Sifat: Toxic

Keadaan Fisik: Cairan Bau: Berbau

(6)

Meskipun memiliki banyak manfaat, terutama dalam industri kimia, asam sulfat atau H2SO4 ini merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang berbahaya dan termasuk ke dalam golongan senyawa kimia yang keras dan juga korosif. Melakukan kontak langsung dengan senyawa kimia asam sulfat ini dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan pada tubuh kita. (Dikshith, 2013).

- Pertolongan Pertama:  Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan air sekurang-kurangnya 15 menit.

 Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

 Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.

 Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

 Serius Terhirup:

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

 Tertelan:

Jangan muntah kecuali bila diarahkan oleh tim medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. (Dikshith, 2013).

viii). MSDS Merkuri Klorida - Sifat: Toxic

Keadaan Fisik: Crystal Bau: Berbau

Warna: Putih (Harjanto, 2011). - Pertolongan Pertama:

 Jika terhirup :

Periksakan ke dokter, lampilkan lembar data keselamatan kepada dokter. Jika terhirup, bawa korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Periksakan ke dokter.

 Kontak kulit :

(7)

 Kontak mata :

 Bilas dengan banyak air selama minimal 15 menit dan konsultasikan dengan dokter. (Harjanto, 2011).

ix). MSDS Ammonium Nitrat - Sifat: Explosive

Keadaan Fisik: Solid Bau: Tidak Berbau

Warna: Putih (Dikshith, 2013). - Pengenalan Bahaya:

Amonium nitrat terurai menjadi gas dinitrogen oksida dan uap air bila dipanaskan (bukan reaksi eksplosif); namun, dapat diinduksi untuk meluruh secara eksplosif oleh ledakan. Stok bahan yang besar bisa menjadi risiko kebakaran utama karena oksidasi pendukungnya, dan mungkin juga meledak. (Dikshith, 2013).

- Pertolongan Pertama:  Kontak Mata:

Dalam kasus kontak mata, segera basuh matadengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapat menggunakan air dingin. Dapatkan perawatan medis.

 Kontak Kulit:

Apabila kontak terhadap kulit, segera siram kulit dengan banyak air. Tutup kulit yang teriritasi dengan sebuah emolien.

 Kontak kulit serius:

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Dapatkan perawatan medis

 Terhirup :

Jika terhirup, segera ke ruangan terbuka untuk mendapatkan udara segar. Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis. (Dikshith, 2013).

x). MSDS TNT

- Sifat: Explosive Keadaan Fisik: Solid Bau: Tidak Berbau

Warna: Kuning (Harjanto, 2011). - Pengenalan bahaya:

TNT memang dibuat sebagai bahan peledak dan banyak digunakan di industri militer, karena penggunaannya juga cukup aman untuk kegiatan militer. (Harjanto, 2011).

- Pencegahan:

 Jauhkan dari sumber panas atau api. (Harjanto, 2011).

(8)

Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.

(9)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lemari Asam, Fungsi dan Gambar

Lemari asam adalah alat laboratorium yang berfungsi sebagai tempat reaksi kimia yang menggunakan bahan bahan yang mudah menguap, gas yang berbahaya. (Tirani, 2016).

(Kurniawati, 2017).

2.2 Pengertian Spektrofotometer, Fungsi dan Gambar

Spektrofotometer merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan sumber cahaya (gelombang elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra-violet) atau pun cahaya nampak (visible). Alat ini dapat membaca dan mengukur kepekatan warna dari sampel tertentu dengan panjang gelombang tertentu pula. (Moran, 2010).

(Kurniawati, 2017).

2.3 Pengertian Timbangan Analitik, Fungsi dan Gambar

Timbangan Analitik merupakan sebuah alat yang seringkali digunakan didalam laboratorium yang memiliki bahan yang nantinya akan digunakan. Timbangan Analitik memiliki fungsi membantu untuk mengukur berat bahan yang nantinya akan digunakan sebelum melakukan sebuah percoban yang tentu saja membutuhkan sebuah penimbangan. (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).

(10)

pH Meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).

2.5 Pengertian Spatula, Fungsi dan Gambar

Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai (Moran, 2010).

(Kurniawati, 2017).

2.6 Pengertian Pipet Ukur, Fungsi dan Gambar

Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah dengan berbagai ukuran volume. (Widhy, 2009).

(Tiarani, 2016).

2.7 Pengertian Pipet Volume, Fungsi dan Gambar

Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet lainnya dengan bentuk menggelembung ditengahnya. Bentuk yang menggelembung berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017). 2.8 Pengertian Pipet Tetes, Fungsi dan Gambar

Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).

2.9 Pengertian Labu Ukur, Fungsi dan Gambar

(11)

(Kancono, 2010).

2.10 Pengertian Tabung Reaksi, Fungsi dan Gambar

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. (Widhy, 2009)

(Tiarani, 2016).

2.11 Pengertian Erlenmeyer, Fungsi dan Gambar

Erlenmeyer biasa digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. (Widhy, 2009)

(Tiarani, 2016).

2.12 Pengertian Buret, Fungsi dan Gambar

Buret adalah alat laboratorium yang digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. (Widhy, 2009)

(Tiarani, 2016).

2.13 Pengertian Bulb, Fungsi dan Gambar

Bulb adalah alat bantu yang berfungsi untuk meneyedot larutan. Bulb diapasang pada pangkal pipet ukur maupun pipet volume (Widhy, 2009)

(12)

2.14 Pengertian Corong, Fungsi dan Gambar

Corong gelas adalah alat yang berfungsi sebagai sebagai alat bantu untuk memindahkan / memasukkan larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil. (Widhy, 2009).

(Tiarani, 2016).

2.15 Pengertian Gelas Beker, Fungsi dan Gambar

Gelas Beaker adalah sebuah wadah / tempat penampung untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Fungsi gelas beker adalah untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).

2.16 Pengertian Kertas Saring, Fungsi dan Gambar

Kertas saring adalah alat untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan, atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna untuk mengeringkan padatan. (Widhy, 2009).

(Widhy, 2009).

2.17 Pengertian Gelas Arloji, Fungsi dan Gambar

Gelas arloji adalah alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, juga sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).

2.18 Pengertian Gelas Ukur, Fungsi dan Gambar

Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017). 3. PEMBAHASAN

(13)

Untuk penggunaan lemari asam ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu:

 Jangan menyimpan bahan kimia berdekatan di dalam lemari asam, jarak minimalnya adalah 6 inci

 Jangan biarkan jendela lemari asam terbuka, kecuali pada saat digunakan

 Jangan gunakan karsinogen dalam lemari asam dengan kecepatan muka kurang dari 150 fpm

 Jangan meletakkan kepala Anda di dalam lemari asam

 Jangan gunakan lemari asam sebagai lemari penyimpanan ekstra

 Jangan bekerja di lemari asam yang penuh sesak, berantakan, atau terkontaminasi oleh tumpahan kimia. (Moran, 2010).

3.2 Spektrofotometer

Ada beberapa langkah dalam menggunakan spektrofotometer, yaitu:  Sambungkan kabel ke arus listrik.

 Tekan tombol on/off di bagian belakang alat spektrofotometer.  Diamkan alat selama ±30 menit untuk melakukan pemanasan.

 Isi kuvet pertama dengan blanko, yaitu aquadest dan kuvet kedua diisi dengan larutan KMnO4. Tinggi larutan ±3/4 dari tinggi kuvet.

 Atur satuan yang akan digunakan dengan menekan tombol Readout. Misalnya menggunakan satuan Absorbance, maka tekan tombol Readout hingga lambang A menyala.

 Atur panjang gelombang yang akan digunakan dengan menekan tombol untuk menaikkan angka panjang gelombang yang tertera pada monitor atau untuk menurunkan angka panjang gelombang. Untuk larutan KMnO4 digunakan panjang gelombang 525-530nm.

 Lap bagian luar kuvet dengan tissue kemudian masukkan kuvet yang berisi aquadest ke dalam spektrofotometer dengan arah bagian kuvet yang halus menghadap ke arah sumber sinar yang datang kemudian tutup bagian penutup.  Tekan tombol Zero untuk hingga muncul angka 0,000.

 Ganti blanko dengan sampel KMnO4 dengan posisi yang sama seperti tadi kemudian tutup bagian penutup.

 Baca hasil penyerapan pada monitor. Misalnya pada monitor hasil yang tertera adalah 0,128A.

 Setelah pembacaan selesai, keluarkan kuvet dan cuci hingga bersih.

 Untuk mematikan mesin spektrofotometer, tekan tombol on/off lalu cabut kabel dari sumber listrik. (Moran, 2010).

3.3 Timbangan Analitik

Secara teknis, cara menggunakan timbangan analitik adalah:

 Duduklah di bangku yang tersedia di lab. Ini akan membuat kita memegang kendali saat menggunakan timbangan analitik.

 Pastikan pintu timbangan analitik tertutup.

(14)

 Buka pintu timbangan analitik. Letakkan objek yang akan ditimbang diatas pan timbangan secara hati-hati. Tutup pintu timbangan dan tunggu hingga layar menunjukkan angka yang stabil. Catat berat objek yang ditimbang.

 Jika kita ingin melakukan ‘Tare’ untuk alas yang kita gunakan untuk menimbang, letakkan alas atau wadah diatas pan timbangan, tutup pintu timbangan dan tunggu hingga angka di layar menjadi stabil. Tekan tombol ‘Tare’. Biarkan angka di layar stabil 0.0000g. Buka pintu timbangan dan letakkan bahan kimia sedikit demi sedikit hingga mendekati massa bahan kimia yang diinginkan. Tutup pintu timbangan, biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, catat massa/berat yang muncul di layar timbangan.

 Keluarkan objek dari timbangan dan biarkan angka di layar menjadi stabil.  Bersihkan dengan hati-hati menggunakan kuas yang telah disediakan.

 Tutup pintu timbangan dan biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, lalu nol-kan kembali timbangannya (Beran, 2011).

3.4 pH Meter

Cara menggunakan pH Meter yaitu:

 Bersihkan botol dengan solusi penyimpanan, bilas elektroda, hingga kering  Ukur pH 4 buffer, yang merah muda.

 Sesuaikan meter untuk membaca 4 dengan Cal 1 tombol di sebelah kiri.  Bersihkan pH 4 penyangga, bilas elektroda, hingga kering

 Ukur pH 10 buffer, yang berwarna biru.

 Sesuaikan meter untuk membaca 10 dengan Cal 2 tombol di sebelah kanan.  Bersihkan pH 10 penyangga, bilas elektroda, menghapuskan kering.

 Ukur pH 4 penyangga lagi. pH harus membaca 4. Jika tidak, menyesuaikan Cal 1 tombol.

 Kembali ke pH 10 penyangga. pH harus membaca 10. Jika tidak, menyesuaikan Cal 2 tombol.

 Ulangi standarisasi menggunakan Cal 1 tombol dengan pH 4 penyangga dan Cal 2 tahu dengan 10 pH buffer sampai pembacaan konsisten diperoleh. (Harjanto, 2011).

3.5 Spatula

Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Ada tiga jenis spatula untuk keperluan laboratorium:

 Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.

 Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan kimia padat.

(15)

3.6 Pipet Ukur

Pipet ini mempunyai ukuran graduasi volume yang lebih presisi. Di pasaran pipet jenis ini ada dalam berbagai ukuran yaitu pipet ukur 1, 2, 5, 10, dan 25 ml. (Gelosa, 2011). 3.7 Pipet Volume

Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet lainnya dengan bentuk menggelembung ditengahnya. Bentuk yang menggelembung berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung pada bagian tengah pipet. (Gelosa, 2011).

3.8 Pipet Tetes

Pipet tetes memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan pipet lainnya. Yang membedakan adalah fungsi pipet tetes ini untuk mengambil larutan yang amat kecil jumlahnya. (Gelosa, 2011).

3.9 Gelas Ukur

Gelas ukur sering digunakan untuk mengukur volume cairan. Gelas ukur secara umum lebih akurat dibandingkan labu laboratorium dan gelas kimia, tetapi gelas ukur tidak dapat digunakan dalam analisis volume. Alat-alat gelas volumetrik, seperti labu ukur atau pipet ukur, dapat digunakan, karena lebih akurat. (Harjanto, 2011).

3.10 Labu Ukur

Beberapa langkah menggunakan labu ukur, yaitu:

 Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu ukur, kemudian ditambahkan dengan air suling.

 Kemudian campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat.

 Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air.  Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam. (Harjanto, 2011). 3.11. Tabung Reaksi

Tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Tabung reaksi terbuat dari kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil. (Beran, 2011).

3.12. Erlenmeyer

Erlenmeyer digunakan dalam proses titrasi kimia untuk memisahkan larutan yang akan di titrasi dan juga digunakan sebagai wadah untuk memanaskan larutan. (Beran, 2011). 3.13 Buret

Cara menggunakan buret, yaitu:

 Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.

(16)

 Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah permukaannya dengan vaselin.

 Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.

 Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah kran terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).

 Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka lain dan catatlah angka mula - mula ini.

 Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi.

 Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan berputar agar larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian seterusnya sampai titik akhir dicapai ( ditandai dengan adanya perubahan warna ). (Harjanto, 2011). 3.14 Bulb

Cara Menggunakan Rubber Bulb

 Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit - Setalah pipet dihubungkan dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan kanan memegang ruber bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan.  Arahkan pipet ke larutan /cairan yang akan diambil / disedot dengan

menggunakan tangan kiri. Tekan katup Aspirate(A) kemudian kempeskan Rubber bulb agar angin yang terperangkap didalam ruber bulb keluar.

 Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan menekan katup Suction (S), jangan sampai melebihi skala pipet dan jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena hal ini dapat menyebabkan rubber bulb cepat rusak.

 Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan sesuai yang dibutuhkan kemudian keluarkan larutan cairan ke tempat lain dengan cara mengangkat dengan kedua tangan seperti langkah no 1. Arahkan pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume yang dikehendaki dengan cara menekan katup Exhaust (E) secara perlahan-lahan dan dalam posisi pipet tegak lurus, tunggu bebearapa sampai larutan sudah keluar dengan sempurna. (Harjanto, 2011).

3.15 Corong Gelas

Cara menggunakan corong gelas sangatlah mudah, yaitu dengan mengambil corong sesuai ukuruan wadah yang digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian tuangkan larutan dengan hati-hati kemudian angkat corong perlahan. Ketidak hati-hatian dalam menggunakan corong akan mengakibatkan corong pecah atau retak yang dapat menyebabkan larutan melimpah sehingga corong harus diganti. (Gelosa, 2011).

3.16 Gelas Beker

(17)

yang reaktivitasnya rendah. Gelas Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat.. (Kancono, 2010).

3.17 Kertas Saring

Cara menggunakan kertas saring cukup mudah, yaitu:  Lipat kertas saring membentuk kerucut.

 Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat bagian luar dan bagian dalam kerucut,

 Kemudian kaitkan.

 Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan kertas saring.  Letakan kertas saring pada corong. (Beran, 2011).

3.18 Gelas Arloji

(18)

4. KESIMPULAN

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Kertas indikator asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan, apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa, dengan cara memberikan perubahan warna

Statif terbuat dari logam berupa besi yang biasanya digunakan sebagaitempat atau batang klem.Statis ini berfungsi sebagai tiang penyangga untuk

Pada pratikum kali kali ini dapat disimpulkan bahwa titrasi adalah memperoleh larutan baru dengan cara mereaksikan sejumlah volume tertentu larutan standar yang diketahui

Penambahan garam dalam campuran es dan air pada calorimeter berfungsi agar trjadi penurunan titik beku pada campuran larutan garam tadi.Titik beku suatu larutan adalah adalah sushu

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan

Jika intensitas warna larutan tidak sesuai, keluarkan larutan dari tabung standar setetes demi setetes dengan pipet tetes sampai kedua tabung menunjukkan

Berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tin gkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu....

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan