I. ACARA : III. Titrasi II. TANGGAL : 1 Oktober 2014
III. TUJUAN : Untuk mengetahui cara titrasi dengan benar.
IV. DASAR TEORI
Titrasi adalah metode kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai dengan penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku / larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.
Berdasarkan pengertian titrasi, titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan asam. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat gram ekivalendari.
Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:
melakukan teknik titrasi. Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya.pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter.
V. ALAT DAN BAHAN A. Alat
1. Buret ( Statif dan penjepitnya ) 50 ml : 1 Buah 2. Erlenmeyer 100 ml : 1 Buah
3. Corong : 1 Buah
4. Pipet Tetes : 1 Buah 5. Pipet Gondok : 1 Buah B. Bahan
VI. CARA KERJA
1. Asisten menyiapkan buret dan statif ukuran 50 ml yang sudah bersih beserta kelengkapannya.
2. Asisten mengisi buret buret dengan NaOH 0,1 M hingga mencapai angka 50 ml.
3. Asisten memanggil perwakilan setiap kelompok untuk mengambil larutan HCl 0,1 M sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
4. Perwakilan setiap kelompok dipanggil satu per satu untuk meneteskan indikator fenolplaten ( pp ).
5. Asisten membuka kran buret secara pelan-pelan, untuk meneteskan titran kedalam erlenmeyer.
6. Praktikan menggoyang-goyangkan erlenmeyer secara perlahan. 7. Titrasi dihentikan pada saat terjadi perubahan warna menjadi ungu
dan tidak mau hilang saat penggoyangan.
VII. HASIL PENGAMATAN A. Tabel Hasil Pentitrasian
No Ulangan Kelompok
V0 Vt Vt – V0 Warna Awal
Warna Akhir 1 VII 2,7 34,1 31,4 Bening Ungu 2 VIII 34,1 45,2 11,1 Bening Ungu 3 IX 20, 8 34,2 13,4 Bening Ungu
B. Perhitungan 1. Kelompok VII
Diketahui : Vo = 2,7 Vt = 34,1 Ditanya : V ?
Jawab : V = Vt – Vo = 34,1 – 2,7
= 31,4 2. Kelompok VIII
Diketahui : Vo = 34,1 Vt = 45,2 Ditanya : V
Jawab : V = Vt – Vo = 45,2 – 34,1
= 11,1 3. Kelompok IX
Diketahui : Vo = 20,8 Vt = 34,2 Ditanya : V
Jawab : V = Vt – Vo = 34,2 – 20,8
= 13,4
C. Gambar Larutan HCl sebelum ditetesi indikator fenolplaten dan sesudah ditetesi.
2. HCl setelah ditetesi titran / NaOH
VIII. PEMBAHASAN
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Titrasi adalah metode kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai dengan penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku/ larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.
Berdasarkan pengertian titrasi, titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan asam. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa.
Alat yang digunakan untuk titrasi adalah gelas beker, erlenmeyer, corong, buret, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang dipakai yaitu NaOH, HCl, aquades dan Indikator fenolplaten. Pada praktikum kali ini, langkah pertama yang kami lakukan adalah para asisten memberikan larutan HCl sebanyak 10ml. HCl atau asam klorida adalah suatu larutan yang mempunyai berat molekul 36,4 dan jika cairan atau uapnya mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh atau dermatitis.
Erlenmeyer digoyang-goyang secara perlahan. Titrasi dihentikan pada saat terjadi perubahan warna menjadi ungu dan tidak mau hilang saat penggoyangan. Catat volume terpakai larutan NaOH standar dengan melihat batas cairan dalam buret.
Warna sebenarnya untuk hasil titraasi adalah merah muda, namun pada praktikum ini hasil yang kami dapatkan adalah berwarna ungu. Banyaknya jumlah NaOH yang dipakai akan mempengaruhi warna akhir yang dihasilkan.
IX. KESIMPULAN
1. Sebelum pentitraan dilakukan, larutan masih berwarna bening. 2. Dari hasil titrasi yang dilakukan dipraktikum berwarna ungu. 3. Pentitrasian yang dilakukan kelompok VIII Vt – Vo hasilnya 45,2 –
34,1 hasilnya berwarna ungu.
4. Pentitrasian dilakukan dengan larutan HCl dan alat yang digunakan adalah buret.
5. Kendala yang sering kita dapat yaitu berlebihan menggunakan larutan NaOH dan hasilnya tidak berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Midle camp, Catherin. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. PT Gramedia: Jakarta.
Respati, dkk. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Aksara Baru: Yogyakarta
Yogyakarta, 8 Oktober 2014 Mengetahui
Co.ass Praktikan