S.Farm.,M.Sc.,Apt--Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ganjar, I. G., dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Vogel, A. I., 1978, Qualitative Inorganic Analysis, Fourth ed., Mc. Graw Hill, Londen.
Watson, D. G., 1999, Pharmaceutical Analysis : A Textbook for Pharmacy student and Pharmaceutical Chemist, Churchill Livingston, UK.
A
NALISIS KIMIA KUANTITATIF bertujuan untuk mengetahui jumlah atom, ion,
gugus/senyawa tertentu dalam suatu bahan atau campuran bahan.
Persyaratan suatu metode dikatakan baik, sebagai berikut :
Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang
sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.
Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang
sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya
senyawa lain.
Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak
Analisis volumetri
dilakukan untuk mengetahui kadar zat dengan
cara mereaksikan dengan larutan baku
(standar) yang konsentrasinya telah diketahui
secara teliti & reaksinya berlangsung secara
kuantitatif (stokiometri).
‘’ TITRASI’’
Berdasarkan reaksinya kimia, volumetri dibagi menjadi empat yaitu :
Reaksi asam-basa
Reaksi redoks
Reaksi pengendapan
Berdasarkan titran yang dipakai
Acidimetri
Alkalimetri
Permanganometri
Argentometri
Iodimetri
Nitrimetri
Bromometri
LOGO
“Titrasi adalah suatu metode
penentuan
kadar
(konsentrasi) suatu
larutan
dengan larutan lain yang telah
LOGO
Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “larutan standart atau titer”
PERALATAN
Buret
Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50
dibawah, sebelum dipakai ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades.
Erlenmeyer
Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.
Pipet
Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1 mL
Statif
PERALATAN
Labu Ukur
Digunakan pada untuk membuat larutan standar.
“ingat waktu menambahkan pelarut”
Pipet Ukur
Ingat untuk mengambil larutan analit
dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20 mL
Karet Penghisap
LARUTAN STANDAR
adalah larutan yang disiapkan dengan cara
menimbang secara akurat suatu zat yang
memiliki kemurnian tinggi dan
Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer
Harus 100% murni
Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan,
standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
Mudah diperoleh
Biasanya zat standart primer memiliki Masa
molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative atau eror pada waktu proses
penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah
besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.
larutan standart sekunder
Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu
dan kemudian kita menitrasinya dengan
larutan standart primer
Contoh : NaOH
NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer
Syarat-syarat titrasi:
Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan
produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti
Reaksi harus berjalan dengan cepat
Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau
mengindikasikan bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara
stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa
Syarat-syarat titrasi:
Tidak ada hal lain yang mengganggu
reaksi antara analit dengan titrant
Reaksi antara analit dengan titrant
harus memiliki kesetimbangan jauh
kearah kanan (artinya
titik equivalent
Titik dimana titrasi mencapai
setara secara stoikiometri
titik akhir titrasi
titik dimana proses titrasi diakhiri disebut
sebagai, ditandai dengan indicator sehingga mudah dilihat secara manual.
Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi hasil
Titik equivalen
Adalah keadaan dimana konsentrasi
titran tepat sama secara stoikiometri dengan analit
Menemukan titik equivalen adalah tujuan akhir titrasi.
Contoh : jika kita mempunyai senyawa basa yang mengandung 0,250 mol OH- , kemudian dititrasi
dengan H+, titik equivalen tercapai ketika 0,250
mol H+ ditambahkan.
Titik akhir titrasi
Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati.
Biasanya terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi
bereaksi (berlebih).
Pada sebagian besar kasus,
Indikator
Adalah senyawa yang sensitif
(berubah warna) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih
Jenis Titrasi
Asam Basa
Pembentukan kompleks
Pengendapan (Precipitasi)
Titrasi Balik
Titrasi balik digunakan ketika reaksi anatara analit dan titran berjalan
lambat, atau apabila tidak ada indikator yang cocok.
Caranya :
Tambahkan titran secara berlebih sehingga semua analit habis bereaksi dan ada sedikit titran berlebih.
Titrasi kembali kelebihan titran dengan titran kedua untuk memperoleh titik
Back Titration: Example
Carbonate
H+
Equivalence Point
OH
LOGO
Titrasi asam basa adalah reaksi
penetralan
Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri
Indikator
adalah asam lemah atau basa lemah
(senyawa organik) yang dalam larutannya warna
molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Indikator asam-basa terletak pada
Company Logo
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Asam kuat - Basa kuat
Asam kuat - Basa lemah
Asam lemah - Basa kuat
Asam kuat - Garam dari asam lemah
Remember…. ?
Apa itu asam kuat dan asam lemah?
Bagaimana cara menghitung
equivalensi?
Bagaimana cara menghitung
molaritas dan normalitas?
Company Logo
Asam kuat - Basa kuat
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O Reaksi ionnya :
SAMPLE PROBLEM
In an acid-base titration, 17.45 mL of
0.180 M nitric acid, HNO3, were completely
neutralized by 14.76 mL of aluminium
hydroxide, Al(OH)3. Calculate the
SAMPLE ANSWER
The balanced equation for the reaction is:
3HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l)
The number of moles of nitric acid used is:
y mol = 0.180 mol/L x 0.01745 L = 3.14 x 10-3 mol
HNO3
From the stoichiometry of the reaction, the number of moles of aluminium hydroxide reacted is:
3.14 x 10-3 mol HNO3 x 1 mol Al(OH)3 = 1.05 x 10-3
mol
3 mol HNO3
Therefore, the concentration of the aluminium hydroxide is:
LATIHAN
Untuk mentitrasi Asam sulfat sebanyak 25,00 mL diperlukan titran NaOH
0,10 M sebanyak 26,50mL.
Reaksi Perhitungan Asidimetri
Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2
Perhitungan :
2 x mg Na2CO3
Normalitas HCl = ———————————
Penetapan kadar Boraks
Timbang saksama 3 g, larutkan dalam 50 ml air,
tambahkan larutan merah metil, titrasi dengan HCl 0,5 N. (Jika perlu dipanaskan di atas tangas uap guna
menambah kelarutan)
Satu ml HCl 0,5 N setara dengan 95,34 mg Na2B4O7.10H2O (Anonim, 1995)
Reaksi (Beckett, 1968):
Reaksi Alkalimetri & Normalitas
Pembakuan
Reaksi:
KHC8H4O4 + NaOH KNaC8H4O4 + H2O Perhitungan:
mg KHC8H4O4
Normalitas NaOH = ————————————
Penetapan kadar asam salisilat
Timbang saksama 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0,1 N, tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan NaOH 0,1 N.
Penetapan Kadar Asetosal/
Aspirin
sampel aspirin yang ditimbang teliti lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol netral terhadap
fenolptalein, dalam erlenmayer 250 ml, sampai
sempurna, kemudian tambah dengan 40,0 ml NaOH 0,1N, dilakukan pendidihan selama 30 menit dalam alat refluks atau yang serupa.(lihat gambar) Setelah dingin dititrasi dengan HCl 0,1N menggunakan
indikator pp, sampai warna pink stabil dalam 30 detik.
Kadar asetosal dihitung dengan rumus:
{(ml NaOH x N NaOH – ml HCl x N HCl)}x 18,02 x 0,5
Penetapan kadar senyawa tunggal
Sampel 2.25 g soda perdagangan dalam 50 ml air diencerkan ad 100.0 ml.
Ambil 10.0 ml kemudian ditambahkan aquades ad 50 ml. Titrasi dengan
baku HCl dengan penambahan
indikator metil merah 0.1 N sampai larutan berwarna merah
Berapa % kadar sampel bila TAT
Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
contoh :
Asam kuat : HCl
Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran
LOGO