• Tidak ada hasil yang ditemukan

A NALISIS KIMIA KUANTITATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A NALISIS KIMIA KUANTITATIF"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

S.Farm.,M.Sc.,Apt--Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Ganjar, I. G., dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Vogel, A. I., 1978, Qualitative Inorganic Analysis, Fourth ed., Mc. Graw Hill, Londen.

Watson, D. G., 1999, Pharmaceutical Analysis : A Textbook for Pharmacy student and Pharmaceutical Chemist, Churchill Livingston, UK.

(3)

A

NALISIS KIMIA KUANTITATIF

 bertujuan untuk mengetahui jumlah atom, ion,

gugus/senyawa tertentu dalam suatu bahan atau campuran bahan.

Persyaratan suatu metode dikatakan baik, sebagai berikut :

Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk

menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.

Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang

sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.

Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang

sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)

Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya

senyawa lain.

Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak

(4)

Analisis volumetri

dilakukan untuk mengetahui kadar zat dengan

cara mereaksikan dengan larutan baku

(standar) yang konsentrasinya telah diketahui

secara teliti & reaksinya berlangsung secara

kuantitatif (stokiometri).

‘’ TITRASI’’

(5)

Berdasarkan reaksinya kimia, volumetri dibagi menjadi empat yaitu :

 Reaksi asam-basa

 Reaksi redoks

 Reaksi pengendapan

(6)

Berdasarkan titran yang dipakai

 Acidimetri

 Alkalimetri

 Permanganometri

 Argentometri

 Iodimetri

 Nitrimetri

 Bromometri

(7)

LOGO

“Titrasi adalah suatu metode

penentuan

kadar

(konsentrasi) suatu

larutan

dengan larutan lain yang telah

(8)

LOGO

Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “larutan standart atau titer”

(9)

PERALATAN

 Buret

Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50

dibawah, sebelum dipakai ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades.

 Erlenmeyer

Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.

 Pipet

Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1 mL

 Statif

(10)

PERALATAN

 Labu Ukur

Digunakan pada untuk membuat larutan standar.

“ingat waktu menambahkan pelarut”

 Pipet Ukur

Ingat untuk mengambil larutan analit

dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20 mL

 Karet Penghisap

(11)
(12)

LARUTAN STANDAR

adalah larutan yang disiapkan dengan cara

menimbang secara akurat suatu zat yang

memiliki kemurnian tinggi dan

(13)

Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer

Harus 100% murni

Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan,

standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.

Mudah diperoleh

Biasanya zat standart primer memiliki Masa

molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative atau eror pada waktu proses

penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah

besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.

(14)

larutan standart sekunder

Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu

dan kemudian kita menitrasinya dengan

larutan standart primer

Contoh : NaOH

NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer

(15)

Syarat-syarat titrasi:

Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan

produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti

Reaksi harus berjalan dengan cepat

Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau

mengindikasikan bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara

stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa

(16)

Syarat-syarat titrasi:

Tidak ada hal lain yang mengganggu

reaksi antara analit dengan titrant

Reaksi antara analit dengan titrant

harus memiliki kesetimbangan jauh

kearah kanan (artinya

(17)

titik equivalent

Titik dimana titrasi mencapai

setara secara stoikiometri

titik akhir titrasi

titik dimana proses titrasi diakhiri disebut

sebagai, ditandai dengan indicator sehingga mudah dilihat secara manual.

Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi hasil

(18)

Titik equivalen

Adalah keadaan dimana konsentrasi

titran tepat sama secara stoikiometri dengan analit

Menemukan titik equivalen adalah tujuan akhir titrasi.

Contoh : jika kita mempunyai senyawa basa yang mengandung 0,250 mol OH- , kemudian dititrasi

dengan H+, titik equivalen tercapai ketika 0,250

mol H+ ditambahkan.

(19)

Titik akhir titrasi

Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati.

Biasanya terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi

bereaksi (berlebih).

Pada sebagian besar kasus,

(20)

Indikator

Adalah senyawa yang sensitif

(berubah warna) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih

(21)

Jenis Titrasi

Asam Basa

Pembentukan kompleks

Pengendapan (Precipitasi)

(22)

Titrasi Balik

Titrasi balik digunakan ketika reaksi anatara analit dan titran berjalan

lambat, atau apabila tidak ada indikator yang cocok.

Caranya :

 Tambahkan titran secara berlebih sehingga semua analit habis bereaksi dan ada sedikit titran berlebih.

 Titrasi kembali kelebihan titran dengan titran kedua untuk memperoleh titik

(23)

Back Titration: Example

Carbonate

H+

Equivalence Point

OH

(24)

LOGO

(25)

Titrasi asam basa adalah reaksi

penetralan

Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri

(26)

Indikator

adalah asam lemah atau basa lemah

(senyawa organik) yang dalam larutannya warna

molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya

Indikator asam-basa terletak pada

(27)

Company Logo

(28)

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Asam kuat - Basa kuat

Asam kuat - Basa lemah

Asam lemah - Basa kuat

Asam kuat - Garam dari asam lemah

(29)

Remember…. ?

Apa itu asam kuat dan asam lemah?

Bagaimana cara menghitung

equivalensi?

Bagaimana cara menghitung

molaritas dan normalitas?

(30)

Company Logo

Asam kuat - Basa kuat

- Asam kuat : HCl

- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :

HCl + NaOH NaCl + H2O Reaksi ionnya :

(31)
(32)

SAMPLE PROBLEM

In an acid-base titration, 17.45 mL of

0.180 M nitric acid, HNO3, were completely

neutralized by 14.76 mL of aluminium

hydroxide, Al(OH)3. Calculate the

(33)

SAMPLE ANSWER

The balanced equation for the reaction is:

3HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l)

The number of moles of nitric acid used is:

y mol = 0.180 mol/L x 0.01745 L = 3.14 x 10-3 mol

HNO3

From the stoichiometry of the reaction, the number of moles of aluminium hydroxide reacted is:

3.14 x 10-3 mol HNO3 x 1 mol Al(OH)3 = 1.05 x 10-3

mol

3 mol HNO3

Therefore, the concentration of the aluminium hydroxide is:

(34)

LATIHAN

Untuk mentitrasi Asam sulfat sebanyak 25,00 mL diperlukan titran NaOH

0,10 M sebanyak 26,50mL.

(35)

Reaksi Perhitungan Asidimetri

Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2

Perhitungan :

2 x mg Na2CO3

Normalitas HCl = ———————————

(36)

Penetapan kadar Boraks

Timbang saksama 3 g, larutkan dalam 50 ml air,

tambahkan larutan merah metil, titrasi dengan HCl 0,5 N. (Jika perlu dipanaskan di atas tangas uap guna

menambah kelarutan)

Satu ml HCl 0,5 N setara dengan 95,34 mg Na2B4O7.10H2O (Anonim, 1995)

Reaksi (Beckett, 1968):

(37)

Reaksi Alkalimetri & Normalitas

Pembakuan

Reaksi:

KHC8H4O4 + NaOH KNaC8H4O4 + H2O Perhitungan:

mg KHC8H4O4

Normalitas NaOH = ————————————

(38)

Penetapan kadar asam salisilat

Timbang saksama 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0,1 N, tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan NaOH 0,1 N.

(39)

Penetapan Kadar Asetosal/

Aspirin

sampel aspirin yang ditimbang teliti lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol netral terhadap

fenolptalein, dalam erlenmayer 250 ml, sampai

sempurna, kemudian tambah dengan 40,0 ml NaOH 0,1N, dilakukan pendidihan selama 30 menit dalam alat refluks atau yang serupa.(lihat gambar) Setelah dingin dititrasi dengan HCl 0,1N menggunakan

indikator pp, sampai warna pink stabil dalam 30 detik.

Kadar asetosal dihitung dengan rumus:

{(ml NaOH x N NaOH ml HCl x N HCl)}x 18,02 x 0,5

(40)

Penetapan kadar senyawa tunggal

Sampel 2.25 g soda perdagangan dalam 50 ml air diencerkan ad 100.0 ml.

Ambil 10.0 ml kemudian ditambahkan aquades ad 50 ml. Titrasi dengan

baku HCl dengan penambahan

indikator metil merah 0.1 N sampai larutan berwarna merah

Berapa % kadar sampel bila TAT

(41)

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :

Asam kuat : HCl

Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4OH NH4Cl + H2O

Reaksi ionnya :

H+ + NH

(42)
(43)

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

contoh :

- Asam lemah : CH3COOH

- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :

CH3COOH + NaOH NaCH3COO + H2O

Reaksi ionnya :

(44)
(45)

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl

- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl

Reaksi ionnya :

H+ + BO2- HBO

(46)

Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh :

- Basa kuat : NaOH

- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :

NaOH + CH3COONH4 CH3COONa + NH4OH

Reaksi ionnya :

OH- + NH

(47)

Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera

2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran

3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien

4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat

5. Atur titran yang keluar dari buret (titran

(48)

LOGO

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Hosen (2013) dan juga Jackson dan Fethi (2000), memberikan hasil negatif signifikan, hal tersebut menunjukkan

Gambar di atas hanya sebagai contoh untuk memberi gambaran bahawa turun naik harga di forex market adalah ibarat perpindahan kambing-kambing yang dibuat oleh si pengembala, dari

Hal ini menandakan bahwa daya dukung (potensi lahan) di Kabupaten Majene masih tergolong bagus sehingga masih perlu dilakukan suatu upaya pengembangan guna

2.2.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Pertumbuhan Laba Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:256), CAR adalah rasio kecukupan modal dengan menunjukkan kemampuan

Informasi yang diberikan dirancang hanya sebagai panduan untuk penanganan, penggunaan, pemrosesan, penyimpanan, pengangkutan, pembuangan, dan pelepasan secara aman dan tidak

digunakan sebagai sarana untuk mendaftar menjadi calon mahasiswa Universitas Budi Luhur. Untuk mengatasi itu, diperlukan keamanan data yang baik. Melihat kemungkinan semakin

Setelah jeruk, komoditi yang memberikan kontribusi terbesar ke empat adalah kacang tanah, kacang tanah pada tahun 2009 berkontribusi terhadap PDRB dari sub sektor tanaman

Data yang digunakan berupa data primer, dimana data primer merupakan data yang berupa hasil wawancara dengan responden yaitu lansia yang berusia ≥ 60 tahun di